BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Usahatani Kelapa Usahatani kelapa merupakan suatu organisasi dimana terdapat sekelompok petani yang
berhubungan dengan kegiatan pertanian atau pembelajaran bagaimana mengunakan sumberdaya secara efisien dan efektifpada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil yang maksimal. Usahatani kelapa merupakan suatu kegiatan yang mengolah hasil pertanian dari pembibitan, penanaman, peliharaan dan sampai pada panen.Tanaman kelapa bagi Indonesia merupakan tanaman yang sangat penting, karena tanaman ini sangat bermanfaat dalam kehidupan seharihari, menjadi salah satu komuditas usahatani rakyat, dan merupakan komoditi export (Palungkung, 2006 : 23). Tanaman kelapa merupakan jenis tanaman palem yang paling dikenal, banyak tersebar di daerah tropis.Kelapa dapat tumbuh di pinggir laut hingga dataran tinggi.Kelapa dapat dibedakan menjadi 3 varietas, yaitu dalam, genjah dan hibrida.Tanaman kelapa tumbuh di daerah tropis, dapat dijumpai baik di dataran rendah maupun dataran tinggi.Pohon ini dapat tumbuh dan berbuah dengan baik di daerah dataran tinggi. Pohon ini dapat tumbuh dan berubah dengan baik di daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-450 mdari permukaan laut. Pada ketinggian 4501000 m dari permukaan laut (Warsino, 2003 : 23). Pada mulanya hanya ada dua varietas kelapa yang dikenal, yaitu varietas dalam dan varietas genjah. Kelapa varietas dalam diantaranya adalah kelapa dalam afrika barat, kelapa dalam bali, kelapa dalam palu dan kelapa dalam tengah. Sedangkan varietas genjah di antaranya adalah kelapa genjah nias kuning, kelpa genjah Malaya kuning dan kelapa genjah Malaya merah. Menurut Setyamidjaja (2003 : 10), dengan perkembangan ilmu pemuliaan tanaman, maka muncul lagi varietas baru yaitu kelapa hibrida yang merupakan hasil persilangan antara varietas genjah (ibu) dan varietas dalam (bapak). 1. Varietas dalam Varietas ini terdapat di berbagai Negara produsen kelapa. Varietas ini terbentang tinggi dan besar, tingginya mencapai 30 meter atau lebih. Kelapa dalam mulai berbuah agak lambat, yaitu antara 6-8 tahun setelah tanam. Umurnya dapat mencapai 100 tahun lebih.
2. Varietas genjah Tanaman kelapa tanaman genjah berbatang ramping, tinggi batang mencapai 5 meter atau lebih, masa berbuah 3- 4 tahun setelah tanam, dan dapat mencapai umur 50 tahun. 3. Varietas Hibrida Kelapa hibrida diperoleh dari hasil persilangan antara kelapa varietas genjah dan varietas dalam. Salah satu persilangan itu merupakan kombinasi sifat-sifat yang baik dari kedua jenis kelapa asalnya.
B. Pendapatan Usahatani Menurut Gujarati dalam Yunus (2012 : 20) pendapatan usahatani adalah total penerimaan atau total revenue dikurangi total biaya produksi, sehingga merupakan pendapatan bersih. Hernanto ( 1995 :135), menjelaskan bahwa pendapatan adalah hasil pengurangan antar hasil penjualan dengan semua biaya yang dikeluarkan mulai dari produksi sampai pada produk tersebut berada di tangan konsumen. Pendapatan usahatani yaitu selisih antara penerimaan usahatani dengan total biaya produksi yang dikeluarkan selama proses produksi usahatani tersebut, penerimaan yang tinggi belum tentu pendapatan yang akan diterima tinggi juga, dan sebaliknya biaya produksi yang tinggi tidak berarti pendapatan yang diperoleh rendah. Hal ini disebabkan pendapatan ditentukan oleh penerimaan dan biaya produksi secara bersama-sama. Dalam analisis usahatani ada dua pendapatan yaitu : 1. Pendapatan Kotor Usahatani (Gross Farm Income) Pendapatan usahatani kotor adalah nilai total dari hasil yang diperoleh dikalikan dengan harga persatuan berat yang berlaku. Penerimaan yang diperoleh berhubungan dengan hasil yang terjual. Semakin banyak hasil yang terjual maka semakin banyak pula penerimaan yang diperoleh (Mubyarto, 1991:53). 2. Pendapatan Bersih (Net Farm Income) Pendapat bersih Menurut Soekartawi (1995: 122), keuntungan bersih usatani merupakan selisih antara penerimaan total dengan pengeluaran total.Penggunaan berbagi faktor produksi dan besar biaya jumlah produksi dalam usahatani dapat di nilai dari pandapatan usahatani. Total penerimaan dikurangi dengan total biaya dalam suatu proses produksi.Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan (penerimaan) ushatani, yaitu a)Luas usaha yang meliputi areal tanaman, luas pertanaman, dan luas pertanaman rata-rata. b)Tingkat produksi yang meliputi,
produktifitas per hektar, indeks pertanaman. c)Pemilihan dan kombinasi cabang usaha. d)Efisiensi tenaga kerja. Penerimaan adalah hasil penjualan dari sejumlah barang tertentu yang diterima atas penyerahan sejumlah barang kepada pihak lain. Jumlah penerimaan didefinisikan sebagai penerimaan dari penjualan barang tertentu yang diperoleh dari jumlah barang yang terjual dikalikan dengan harga penjualan setiap satuan. Penerimaan usahatani adalah jumlah yang diterima petani dari suatu proses produksi, dimana penerimaan tersebut didapatkan dengan mengalikan produksi dengan harga yang berlaku saat itu. Sedangkan pendapatan usahatani ialah merupakan ukuran penghasilan yang diterima oleh usahataninya. Pendapatan dan biaya usahatani ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari umur petani, pendidikan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan, jumlah tenaga kerja, luas lahan dan modal. Faktor eksternal berupa harga dan ketersedian sarana produksi. Ketersedian sarana produksi dan harga tidak dapat dikuasai oleh petani sebagai individu meskipun dana tersedia. Bila salah satu sarana produksi tidak tersedia maka petani akan mengurangi penggunaan faktor produksi tersebut, demikian juga dengan harga sarana produksi misalnya harga pupuk sangat tinggi bahkan tidak terjangkau akan mempengaruhi biaya dan pendapatan (Hernanto dalam Yunus, 2012:12). Ada dua jenis penerimaan yaitu : a. Pendapatan bersih Pendapatan bersih adalah penerimaan dikurang dengan biaya produksi secara grafik yang menggambarkan biaya total dan hasil penjualan. b. Pendapatan kotor Pendapatan kotor adalah ukuran hasil perolehan total sumber daya yang digunakan dalam usahatani. Pengeluaran total usahatani didefinisikan sebagai nilai dari semua masukan tenaga kerja keluarga petani. Selisih pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani di sebut pendapatan bersih. Menurut Mubyarto (1994:45), didalam memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi focus utama dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu orang (cost) dan penerimaan (revenue).Ongkos sebagaimana telah dijelaskan
diatas, maka yang dimaksud dengan penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil peroduksinya. Hasil total penerimaan dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan batang yang dijual dengan harga barang yang bersangkutan. Menurut Djojodipuro (1991), biaya didefinisikan sebagai dalam pengeluaran dalam bentuk proses produksi yang tidak dapat dihindarkan, hal ini berarti proses produksi bisa dijalankan secara efisien dengan menghindari pemborosan.Soekartawi ( 2002 ), mengemukakan bahwa biaya adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam suatu usaha yang meliputu biaya tetap ( fixed cost ) dan biaya variabel ( variable cost ). Biaya usahatani adalah biaya yang dikeluarkan oleh seorang petani dalam proses produksi. Dalam hal ini biaya diklasifikasikan ke dalam biaya tunai (biaya riil yang dikeluarkan) dan biaya tidak tunai (diperhitungkan). Menurut Rahim dan Hastuti (2007:38), Biaya usahatani dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap diartikan sebagi biaya relative tetap jumlahnya selaian itu pula biaya tetap dapat dikatakan biaya yang tidak dipengaruhi oleh besar komoditas petani. Biaya variabel merupakan biaya besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi komoditas pertanian yang diperoleh. Misalnya biaya untuk saprodi atau sarana produksi komoditas pertanian, jadi dengan kata lain biaya variable dapat pula di artikan sebagai biaya yang sifatnya berubah – ubah sesuai dengan besarnya komoditas pertanian. Menurut Mulyadi dalam Yunus( 2012:26), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi, sedang terjadi atau kemungkinan yang akan terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya terbagi atas 2 yaitu: a)
Biaya Tetap ( fixed cost) adalah biaya yang besarnya dipengaruhi atau tidak berhubungan langsung dengan besar produk yang di hasilkan. contoh : pajak lahan, sewa lahan dan lain – lain
b)
Biaya Variabel ( variable cost ), biaya yang berjumlah totalnya berubah - ubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contohnya : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
C. Pendapatan Rumah Tangga Rumah tangga adalah sekelompok orang yang menempati suatu rumahyang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Rumah tangga petani di pedesaan umumnya masih sangat sederhana untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari maka sang ayah harus bekerja. Pendapatan yang diperoleh dari bekerja dapat terbagi menjadi pendapatan dari sektor petanian dan pendapatan non pertanian. Pendapatan rumah tangga adalah pendapatan / penghasilan yang diterima oleh rumah tangga bersangkutan baik yang berasal dari pendapatan kepala rumah tangga maupun pendapatan anggota-anggota rumah tangga. Pendapatan rumah tangga dapat berasal dari balas jasa faktor produksi tenaga kerja / pekerja (upah dan gaji, keuntungan / untung, bonus, dan lain lain), balas jasa kapital (bunga, bagi hasil, dan lain lain), dan pendapatan yang berasal dari pemberian pihak lain (transfer). Sumber pendapatan rumah tangga petani dapat digolongkan menjadi pendapatan dari sektor pertanian dan dari sektor non-pertanian. Sumber pendapatan dari sektor pertanian terdiri dari pendapatan dari usahatani (padi sawah, padi ladang, palawija, sayuran buah-buahan dan lain-lain); pendapatan dari pertanian lain (dari ternak besar, kecil, unggas, kolam dan tanaman tahunan) buruh tani. Sedang pendapatan dari non pertanian dibagi menjadi pendapatan dari perdagangan, industri rumah tangga, buruh non pertanian, pegawai, jasa dan lain-lain(Arsyad dalam Latif, 1997: 6). Pendapatan rumah tangga tani merupakan jumlah total pendapatan seluruh anggota rumah tangga tani persatuan waktu. Berdasarkan sumbernya, pendapatan rumah tangga tani dikelompokkan menjadi pendapatan yang bersumber dari usahatani dan pendapatan yang bersumber dari pendapatan luar usahatani ( Zenith, 2010:217).
D. Kontribusi Pendapatan Rumah Tangga Kontribusi adalah suatu tindakan untuk ikut serta atif mengoptimalkan kemampuan sesuai bidang dan kapasitas masing-masing yang dimaksudkan untuk memberikan manfaat sekitar. Kontribusi membuat setiap orang melakukannya termotivasi memberikan values dan kepuasan berupa keberhasilan pencapaian target, selain itu jika setiap orang berkontribusi maka akan tercipta bangsa yang seimbang dan unggul dalam berbagai hal (Jayadinata dalam Latif 2011 : 5). Kontribusi pendapatan yang diperoleh dari usahatani terhadap pendapatan rumah tangga petani untuk melihat keuntungan pendapatan rumah tangga petani dari usahataninya. Petani akan menguntungkan sepenuhnya pendapatan rumah tangganya apa bila pendapatan yang diperoleh dari usahatani tersebut tinggi (Baruwadi, 2006).
Jika dilihat secara optimal, menunjukan bahwa pendapatan rumah tangga petani kelapa pada penguasaan lahan yang semakin luas terjadi kontribusi pendapatan rumah tangga disektor pertanian semakin tinggi, sebaliknya pada kelompok penguasaan lahan yang semakin sempit, peran penting pendapatan diluar pertanian semakin tinggi. Umumnya sebagian besar pendapatan petanian berasal dari pertanian, peternakan, pekebunan, perikanan. Kondisi pendapatan pertanian berasal dari kelompok penguasaan lahan yang semakain sempit sebagai akibat pencapaian penguasaan lahan (Anonimous, 2009). E. Penelitian Terdahulu Agustian (2008) melakukan penelitian dengan judul Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi Sawah di Kabupaten Karanganyar. MetodePenelitian ini bersifat deskriptif yakni data yang diperoleh kemudian dikumpulkan, dievaluasi dan dianalisa yaitu dengan pengujian hipotesa memakai korelasi dari data yang diperoleh secara primer (ke lapangan) dimana yang akan diuji antara pendapatan luar usahatani dan pendapatan usahatani padi sawah.Distribusi pendapatan rumah tangga padi sawah di Kabupaten Karanganyar mengalami tingkat ketidakmerataan tinggi, hal ini disebabkan tedapat responden pada kelas. Pendapatan rendah hanya memiliki luas lahan yang sedikit yaitu 0,25-50 ha, total pendapatan responden juga diperoleh dari usaha sampingan sebagai buruh harian yang upahnya masih rendah atau kerjaannya bersifat temporer. Zenith (2010) melakukan penelitian mengenai Kontribusi Komoditi Kopra Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Tani di Kabupaten Halmahera Utara. Menggunakan metode analisis deskriptif yakni memusatkan pada suatu kelompok manusia suatu kondisi, suatu sistem pemikiran maupun pada peristiwa sekarang, sedangkan analisis data menggunakan metode pendekatan pendapatan (income approach). Pk =
TR- TC. Kabupaten Halmahera Utara
memiliki potensi perkebunan kelapa rakyat. Luas pekebunan mencapai 61.13.65 ha dengan produksi lebih kurang 83,379,60 ton petahun dan jumlah petani kelapa 36,112 kepala keluarga. Potensi yang ada mampu mengembangkan ekonomi masyarakat baik dalam bentuk peningkatan pendapatan maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja demi terwujudnya kehidupan yang layak bagi keluarga petani kelapa. Namun potensi yang ada belum dapat dimanfaatkan secara maksimal sehingga belum mampu memberikan kesejahtraan bagikehidupan petani kelapa. Total pendapatan dari sub sektor dalam usahatani yang ada memberikan nilai rata-rata pendapatan usahatani sebesar Rp12.018.258. Jika nilai dikonvensionalkan menjadi pendapatan perbulan,
maka pendapatan usahatani rata-rata yang diperoleh rumah tangga tani adalah sebesar Rp 1.001.521 per bulan. Penelitian yang dilakukan oleh Firani (2011) melakukan penelitian mengenai Analisis Pendapatan Rumah Tangga Petani Hutan Rakyat di Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Dalam penelitian tersebut menggunakan metode analisis deskriptif, metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi dan wawabcara dengan para responden dan teknik stratified random sampling terhadap rumah tangga yang memiliki usaha hutan rakyat berdasarkan luaskepemilikan lahannya, sedangkan data sekunder diperoleh melalui instansi terkait, dengan jumlah sampel sebanyak 24 orang. Dalam penelitian menyebutkan bahwapendapatan dari
hutan rakyat
tidak lebih dari
10%
dari
pendapatan total,
namunberdasarkan penjelasan di atas didapat hasil bahwa kontribusi hutan rakyat bagipendapatan total rumah tangga lebih dari 30%. Ini berarti telah terjadi peningkatankontribusi hutan rakyat dari tahun ke tahun.Pada tahun 2003 telah terdapat ± 1,56 juta ha dengan potensi kayu ± 39,50 m3 (Badan Pusat Statistik dan Departemen Kehutanan, 2003). Pada tahun 2008 berkembang menjadi ± 2,58 juta ha dengan potensi kayu ± 74,76 juta m3 (BPKH Wilayah XI dan MFP II, 2009). Bahkan pada tahun 2010 telah mencapai ± 2,80 juta ha dengan potensi standing stock sebesar ± 97,97 juta m3 (P2H, 2010). Dengan demikian luas HR telah melebihi luas hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani di Pulau Jawa yaitu ± 2,43 juta ha yang terdiri dari hutan produksi seluas ± 1,77 juta ha dan hutan lindung seluas 0,66 juta ha. Penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian ini dikemukakan oleh Baruwadi (2006), yang meneliti Distribusi Sumber Pendapatan Rumah Tangga Petani Kelapa di Provinsi Gorontalo ada empat wilayah Kecamatan yang menjadi lokasi penelitian yaitu Kecamatan Tibawa, Pulubala, Suwawa, dan Kabila. Secara keseluruhan Distribusi sumber pendapatan rumah tangga petani kelapa Propinsi Gorontalo diperoleh GC=0,278 atau berada dalam ketimpang rendah atau turun 0,052 dari GC pendapatan personal seluruh petani. Penelitian lain yang berhubungan dengan studi ini dilakukan oleh Latif (2012), yang meneliti tentang Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi Sawah di Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Penetuan sampel petani padi sawah menggunakan teknik area sampling jumlah sampel ditentukan dengan rumus solvin adalah 79 orang. Análisis data yang digunakan adalah análisis Uji Z dan análisis Koefisien Gini. Hasil
penelitian menunjukan bahwa : 1). Kontribusi pendapatan rumah tangga padi sawah terhadap pendapatan pendapatan rumah tangga petani di Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo yang berasal lebih besar dibandingkan dari sumber pendapatan di luar padi sawah karena petani padi sawah yang ada di Kecamatan Telaga sebagian besar petani padi sawah lebih fokus mengusahakan usahatani padi sawah dibandingkan dengan luar usahatani padi sawah. 2). Distribusi pendapatan padi sawah mengalami ketidak merataan sedang. Gini ratiopetani padi sawah desa Luhu yaitu 0,25 sedangkan di Desa Dulohupa yaitu 0,31. Sedangkan Gini Ratio pendapatan padi sawah termasuk pendapatan non padi di Desa Luhu adalah 0,29 sedangkan Gini Ratio di Desa Dulohupa adalah 0,32.
F. Kerangka Pikir Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka maka disusun kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut :
Usahatani Kelapa
Pendapatan Usahatani
Pendapatan Luar Usahatani Kelapa
Pendapatan Luar Sektor Pertanian
Bentor
Usahatani Jagung
Tukang
Buruh Tani
PNS Kontribusi Pendapatan Rumah Tangga
Wiraswasta
Gambar 1. Kerangka Pikir PenelitianAnalisis Pendapatan Rumah Tangga Petani Kelapa Di Desa Timbuolo Kecamatan Botupingge Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan gambar di atas yakni analisis pendapatan rumah tangga petani kelapa di desa Timbuolo Kecamatan Botupingge Kabupaten Bone Bolango yang di mulai dari usahatani kelapa, usahatani kelapa merupakan suatu organisasi dimana terdapat sekelompok petani yang berhubungan dengan kegiatan pertanian atau pembelajaran bagaimana mengunakan sumberdaya secara efisien dan efektifpada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil yang maksimal. Dengan adanya kegiatan usahatani kelapa maka akan menghasilkan pendapatan usahatani. Dimana yang di maksud dengan pendapatan usahatani yaitu selisih antara penerimaan usahatani dengan total biaya produksi yang dikeluarkan selama proses produksi usahatani tersebut, penerimaan yang tinggi belum tentu pendapatan yang akan diterima tinggi juga, dan sebaliknya biaya produksi yang tinggi tidak berarti pendapatan yang diperoleh rendah. Hal ini disebabkan pendapatan ditentukan oleh penerimaan dan biaya produksi secara bersama-sama. Pendapatan Rumah Tangga adalah pendapatan / penghasilan yang diterima oleh rumah tangga bersangkutan baik yang berasal dari pendapatan kepala rumah tangga maupun pendapatan anggota-anggota rumah tangga.Kontribusi adalah suatu tindakan untuk ikut serta aktif mengoptimalkan kemampuan sesuai bidang dan kapasitas masing-masing yang dimaksudkan untuk memberikan manfaat sekitar, dalam menganalisis kontribusi pendapatan rumah tangga petani maka digunakan analisis uji Z.
G. Hipotesis Kontribusi Pendapatan Rumah Tangga Petani yang berasal dari usahatani kelapa lebih tinggi dari sumber pendapatan lain diluar usahatani kelapa.