BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam rangka memenuhi
kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan. Kebutuhan dana tersebut berupa modal kerja ataupun untuk pembelian aktiva tetap. Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, perusahaan harus mampu mencari sumber dana dengan komposisi yang menghasilkan beban biaya paling murah. Kedua hal tersebut harus bisa diupayakan oleh manajer keuangan agar perusahaan dapat berjalan dengan baik. 2.1.1
Pengertian Manajemen Keuangan Pada dasarnya manajemen keuangan hanya memiliki dua langkah utama
yang pasti harus dilaksanakan oleh tiap-tiap manajer keuangan perusahaan. Pertama bagaimana cara memperoleh dana, dan darimana dana tersebut diperoleh. Yang kedua adalah bagaimana cara pengalokasian dana yang diperoleh tersebut, pos-pos apa saja yang akan dijadikan tempat dana tersebut digunakan. Sebelum memahami apa yang dimaksud manajemen keuangan, sebaiknya kita memahami terlebih dahulu pengertian dari manajemen keuangan itu sendiri. Menurut Susan Irawati (2006:1) pengertian manajemen keuangan adalah: “Seluruh aktivitas atau kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan upaya untuk
mendapatkan dana perusahana dengan
meminimalkan biaya serta upaya penggunaan dan pengalokasian dana tersebut secara efisien guna memaksimalkan nilai perusahaan”. Menurut Gitman (2006:4) pengertian manajemen keuangan adalah sebagai berikut:
11
“Management finance is concerned with the duties of finanacial manager in the bussines firms. Financial managers actively manage the financial affairs of any type of bussines-financial and non financial, private and public, large and small, profit seeking and non for profit. They perform such varied financial tasks as planning, extendingcredit to customer, evaluating proposed large expenditures and raising money to fund the firm’s operation”. Menurut pengertian diatas manajemen keuangan adalah menyangkut tugas manajer keuangan di dalam perusahaan. Manajer keuangan secara aktif mengatur urusan berbagai macam tipe dari bisnis keuangan dan bukan keuangan, pribadi dan masyarakat, besar dan kecil, mencari keuntungan ataupun tidak mencari keuntungan. Mereka melakukan berbagai macam perencanaan keuangan, perpanjangan kredit kepada pelanggan, penilaian usulan penggunaan beban yang besar dan meningkatkan dana untuk membiayai perusahaan. Sedangkan menurut Irma Nilasari dan Sri Wiludjeng (2006:145) dalam bukunya Pengantar Bisnis mengartikan manajemen keuangan sebagai berikut: “Manajemen keuangan adalah satu fungsi operasional perusahaan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan yang dasarnya dapat dilakukan baik oleh individu, perusahaan maupun pemerintah.” Dari beberapa teori mengenai manajemen keuangan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud manajemen keuangan adalah sebuah ilmu maupun seni dalam segi keuangan yang prosesnya dimulai dari memperoleh dana, mengolah dana yang dimiliki, serta menggunakan dana dalam proses aktivitas suatu perusahaan demi mencapai tujuan perusahaan secara optimal. 2.1.2
Tujuan Manajemen Keuangan Untuk bisa mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar,
manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang benar adalah keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara
12
normatif, tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan karena dapat meningkatkan kemakmuran para pemilik perusahaan (pemegang saham). Sedangkan menurut Susan Irawati (2006:4) tujuan manajemen keuangan adalah untuk memaksimalkan profit atau keuantungan dan meminimalkan biaya (expenses/ cost) guna mendapatkan suatu pengambilan keputusan yang maksimum dalam menjalankan perusahaan kearah perkembangan dan perusahaan yang berjalan atau survive dan expantion. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen keuangan yang dilakukan oleh manajer keuangan adalah merencanakan untuk memperoleh dan menggunakan dana guna memaksimalkan nilai per lembar saham. 2.1.3
Fungsi Manajemen Keuangan Manajmemen keuangan (keuangan perusahaan) memiliki kesempatan
kerja yang terluas karena setiap perusahaan pasti membutuhkan seorang manajer keuangan yang menangani fungsi-fungsi keuangan. Fungsi manajemen keuangan adalah salah satu fungsi utama yang sangat penting di dalam perusahaan, disamping fungsi-fungsi lainnya yaitu fungsi pemasaran, sumber daya manusia dan operasional. Dimana keempat fungsi tersebut memiliki peran masing-masing yang berbeda namun dalam pelaksanaannya saling berhubungan satu sama lain. 2.1.4
Manajer Keuangan Manajemen keuangan pada umumnya menyangkut kegiatan yang dimulai
dari perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuntungan. Mereka yang akan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen keuangan sering disebut manajer keuangan. Definisi manajer keuangan itu sendiri adalah :
13
“Financial manager is actively manages the financial affairs of any type of bussines, whether financial or non-financial, private or public, large or small, profit seeking or not for profit”. 2.1.5
Peran Manajer Keuangan Manajer keuangan sangat berperan dalam melancarkan aliran kas atau
dana dari luar ke dalam perusahaan, ataupun sebaliknya dari dalam perusahaan ke luar perusahaan, yaitu pembayaran deviden kepada pemilik perusahaan dan pembayaran kembali utang kepada para kreditur. Manajer keuangan dapat mempunyai peranan yang demikian besarnya dalam memperlancar aliran kas atau dana tersebut disebabkan karena manajer keuangan bertindak sebagai perantara (mediasi) yang berada pada posisi diantara sumber atau pemberi dana (pasar modal, bank, dan pemberi kredit lainnya) di satu pihak dan operasi perusahaan di lain pihak. Peranan manajer keuangan dalam melancarkan aliran kas atau dana tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Peran Manajer Keuangan
2 MANAJER 1
AKTIVA PERUSAHAAN
1
KEUANGAN
4b 4a
3
14
PASAR KEUANGAN
Keterangan gambar : 1. Manajer keuangan perlu memperoleh dana dari pasar keuangan/ pasar modal (sebagai sumber dana) 2. Dana yang diperoleh kemudian diinvestasikan pada berbagai aktiva/ asset perusahaan untuk mendanai kegiatan perusahaan 3. Mengharapkan laba/ keuantungan dari aktiva yang ada 4.a. Laba yang diperoleh perlu dikembalikan lagi ke pasar keuangan 4.b. Laba yang diperoleh selain dikembalikan ke pasar keuangan, akan digunakan kembali atau diinvestasikan kembali pada aktiva perusahaan.
2.2
Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana
dalam proses tersebut semua transaksi yang terjadi akan dicatat, diklarifikasikan, diikhtisarkan untuk kemudian disusun menjadi suatu laporan keuangan. Dimana laporan keuangan tersebut akan terlihat data kuantitatif dari harga, hutang, modal, pendapatan, dan biaya-biaya dari perusahaan yang bersangkutan. 2.2.1
Pengertian Laporan Keuangan Menurut Sundjaja dan Barlin (2007:87) menyatakan bahwa: “Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan/ aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data / aktivitas tersebut.” Sedangkan Sutrisno (2007:9) mengatakan bahwa : “Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yaitu (1) neraca dan (2) laporan laba-rugi. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-
15
pihak
berkepentingan
sebagai
bahan
pertimbangan
didalam
mengambil keputusan”. Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari aktivitas suatu perusahaan yang dibuat oleh manajemen dan diproses melalui siklus akuntansi yang akan digunakan oleh pemilik perusahaan, calon investor, kreditur, pemerintah dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk melihat kinerja keuangan suatu perusahaan. 2.2.2
Jenis-jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan disajikan manajemen untuk semua pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan. Informasi yang ada dalam laporan keuangan ini dapat langsung digunakan oleh pemakai, namun ada juga yang harus dianalisis lebih lanjut misalnya dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Setiap pemakai mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda terhadap informasi keuangan. Berdasarkan keadaan tersebut, pemakai akan mencari informasi mana yang paling dibutuhkan untuk dianalisis lebih lanjut, sehingga laporan keuangan perlu diklasifikasikan dalam berbagai jenis laporan keuangan. Jenis-jenis laporan keuangan menurut Gitman (2006:46) adalah : “The four key financial statements required by the SEC for reporting to shareholders are (1) the income statement, (2) the balance sheet, (3) the statement of stockholders’ equity, and (4) the statement of cash flows”. Dari kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ada tiga jenis laporan keuangan yang utama, yaitu income statement (laporan rugi laba), balance sheet (neraca), dan statement of cash flow (laporan arus kas). Sedangkan laporan lainnya yang juga tercantum dalam kutipan diatas merupakan bagian integral dari laporan keuangan yang merupakan daftar pendukung (supporting statement) dari laporan keuangan utama dan bukan laporan keuangan yang berdiri sendiri.
16
Jenis-jenis laporan keuangan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Laporan Laba Rugi (Income Statement), mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun. Dimana tertulis secara lengkap semua pendapatan dan beban yang harus dibayar. Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2007:456) Laporan laba rugi adalah : “ Financial statement that shows the revenues, expenses and net income of a firm over of period of time”. Menurut Gitman (2006:47) laporan laba rugi adalah : “ The income statement provides a financial summary of the firm’s operating results during a specified period”. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan laporan laba rugi merupakan laporan berupa ringkasan keuangan dari hasil operasi perusahaan yang terdiri dari penghasilan, beban, dan laba rugi yang diperoleh perusahaan pada suatu periode tertentu.
2. Neraca (Balance Sheet) Menurut Gitman (2006:49) neraca adalah : “ The balance sheet presents a summary statement of the firm’s financial position at given point in time. The statement balances the firm’s assets, againts its financing, which can be either debt or equity”. Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2007:456) neraca adalah : “ Fianancial statement that shows the value of the firm’s asset and liabilities at a particular time”. Dengan demikian neraca merupakan gambaran keuangan perusahaan yang terdiri dari kekayaan atau harta perusahaan yang terdiri dari harta lancar (current asset), harta tetap (fixed asset), dan other asset , utang perusahaan yang terdiri dari hutang lancar (current liabilities), dan utang jangka panjang ( long-term debt) dan modal perusahaan.
17
3. Laporan Aliran Kas (Statement of cash flows) Menurut Gitman (2006:51) laporan aliran kas yaitu: “Provides a summary of the firms operating, investement, and financing cash flows and reconciles them with changes in lits cash and marketable securities during the period.” Artinya : Ringkasan aliran kas yang menunjukan operasi perusahaan, investasi, dan aliran kas pembiayaan serta menunjukan perubahan kas dan surat berharga selama periode tertentu. 2.2.3
Tujuan Laporan Keuangan Menurut Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan
paragraf 12-14, IAI (2007:4), menyatakan bahwa : “Tujuan
laporan
keuangan
adalah
menyediakan
informasi
yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.” Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atau sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau dipertanggungjawabkan, manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup keputusan untuk
18
menahan dan menjual investasi mereka dalam perusahaan, atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. 2.2.4
Pihak-pihak Yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan Laporan keuangan tidak dapat menyediakan seluruh informasi yang
mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. Maka ada pihakpihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan, yaitu : a. Investor Penanam modal beresiko dan penasehat-penasehat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dan investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.
Pemegang
saham
juga
tertarik
pada
informasi
yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. b. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja. c. Pemberi Pinjaman Pemberi pinjaman tertarik pada informasi keuangan yang memungkinkan mereka dalam memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah terutang akan
19
dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. e. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama apabila mereka terlihat dalam perjanjian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan. f. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaanya, berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. g. Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dan berbagai cara. Misalnya
perusahaan
dapat
memberikan
kontribusi
berarti
pada
perekonomian nasional, termasuk sejumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada peranan modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangakaian aktivitasnya.
2.3
Analisis Laporan Keuangan Sebelum manajer keuangan mengambil keputusan maka terlebih dahulu ia
perlu memahami mengenai kondisi suatu perusahaan. Untuk memahami kondisi keuangan perusahaan, diperlukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan.
20
2.3.1
Pengertian Analisis Laporan Keuangan Agar laporan keuangan dapat menjadi sumber informasi yang berarti,
maka perlu dilakukan interpretasi dan analisis yang memadai sehingga dapat membantu bagi keputusan yang akan diambil. Menurut Syamsuddin (2007:37) analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut : “Analisis laporan keuangan adalah perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinannya di masa depan.”
Sedangkan menurut Leopold A Berstein yang diambil dari buku Usman Sastradiparaja (2006:3) menjelaskan bahwa analisis laporan keuangan artinya: “financial statement analysis is judgmental process that aim evaluate the current and past financial and result of operation of an enterprise with primary objective of determining the best possible estimate and prediction about future condition and performance.” Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu upaya untuk menggali lebih banyak informasi yang terkandung dalam laporan keuangan serta hubungan-hubungan yang signifikan diantara mereka dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan sehingga lebih bermanfaat bagi para pengambil keputusan.
2.3.2
Tujuan Analisis Laporan Keuangan
. Tujuan analisis laporan keuangan adalah menggunakan data historis akuntansi untuk membantu memprediksi bagaimana kinerja perusahaan dimasa mendatang. Hal ini merupakan hal terpenting dari suatu analisis laporan keuangan. Investor pada prinsipnya sangat memperhatikan tingkat profitabilitas perusahaan yang akan menjamin tingkat keuntungan yang akan diperoleh.
21
Sedangkan dari sudut manajemen, analisis laporan keuangan berguna sebagai cara untuk mengantisipasi keadaan dimasa mendatang. Harahap (2006:197) menyebutkan bahwa tujuan analisis laporan keuangan adalah screening, forcasting, diagnosis, dan evaluation. Penjelasan dari masing-masing tujuan tersebut adalah sebagai berikut: a. Screening, analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger; b. Forcasting, analisis dilakukan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang; c. Diagnosis, analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah- masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain; d. Evaluation, analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi, dan lain-lain. Tujuan-tujuan tersebut di atas dapat dicapai dengan menggunakan berbagai teknis analisis laporan keuangan.
Sedangkan menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julisnty (2005:57) “Tujuan dari analisis laporan keuangan adalah mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan pada dugaan murni, terkaan, dan intuisi. Mengurangi dan mempersempit lingkup ketidakpastian yang tidak bisa dielakan pada setiap proses pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi
kebutuhan
akan
penggunaan
pertimbangan-
pertimbangan melainkan hanya memberikan dasar yang layak dan sistematis
dalam
menggunakan
pertimbangan-pertimbangan
tersebut.” Dengan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan, maka akan diperoleh semua jawaban yang berhubungan dengan masalah posisi keuangan perusahaan dari hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Dari
22
semua tujuan tersebut, tujuan yang terpenting dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan pada dugaan murni, terkaan serta mengurangi dan mempersempit lingkup ketidakpastian pada setiap proses pengambilan keputusan.
2.3.3
Teknik Analisis Laporan Keuangan Beberapa teknik analisis laporan keuangan menurut Sofyan Syafri
Harahap (2006:152) antara lain: 1. Metode Komparatif Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan keuangan dan membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan lainnya. Perbandingan ini dapat dilakukan melalui perbandingan berikut ini : a. Perbandingan dalam beberapa tahun (horizontal) b. Perbandingan satu tahun buku (vertical) c. Perbandingan dengan perusahaan terbaik d. Perbandingan dengan angka-angka standar industri yang berlaku (Industrial Norm) e. Perbandingan dengan budget (anggaran perusahaan). 2. Trend Analysis Analisi ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahun dan dari sini digambarkan trendnya. 3. Common Size Financial Statement Metode ini merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk persentasi. Persentasi itu bias dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilai penting. 4. Metode Indeks Time Series Dalam metode ini dihitung indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angka-angka laporan keuangan. 5. Rasio Laporan Keuangan
23
Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan. Rasio laporan keuangan ini hanya menyederhanakan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita bisa dapat menilai hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memberikan penilaian. Teknik analisis apapun yang digunakan, kesemuanya itu adalah merupakan permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis laporan keuangan, dan setiap teknik analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar data dapat lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
2.4
Analisis Rasio Keuangan Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu
perusahaan, seorang analis memerlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah rasio. Rasio keuangan dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan atau membantu dalam mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Rasio keuangan dapat juga sebagai pembanding posisi perusahaan dengan pesaing untuk kebijakan keuangan perusahaan kedepan. 2.4.1
Pengertian Analisis Rasio Keuangan Menurut Sugiono dan Untung (2008:56) analisis rasio keuangan adalah
sebagai berikut : “Analisis rasio keuangan adalah suatu angka yang menunjukan hubungan antara unsur-unsur dalam laporan keuangan. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana”
24
Sedangkan menurut Kasmir (2008:104) yang dikutip dari James C. Van Horne pengertian rasio keuangan adalah : “Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.” Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan adalah kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membandingkan satu angka dengan angka yang lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan inilah akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. 2.4.2 Keunggulan dan Kelemahan Analisis Rasio Keuangan Dibandingkan dengan teknik analisis laporan keuangan lainnya, analisis rasio memiliki keunggulan Harahap (2006: 298) sebagai berikut: a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan; b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit; c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain; d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi; e. Menstandarisir ukuran perusahaan; f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series; g. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Kasmir (2008:117) yang dikutip dari J. Fred Weston menyebutkan bahwa kelemahan analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut :
25
1. Data keuangann disusun dari data akuntansi. Kemudian data tersebut ditafsirkan dengan
berbagai macam cara, misalnya masing-masing
perusahaan menggunakan : a. Metode penyusutan yang berbeda untuk menentukan nilai penyusutan terhadap aktivanya sehingga menghasilkan nilai penyusutan setiap periode juga berbeda b. Penilaian persediaan yang berbeda 2. Prosedur pelaporan yang berbeda, mengakibatkan laba yang dilaporkan berbeda pula, tergantung prosedur pelaporan keuangan tersebut 3. Adanya manipulasi data, artinya dalam menyusun data pihak penyusun tidak jujur dalam memasukan angka-angka ke laporan keuangan yang menunjukan hasil yang sesungguhnya 4. Perlakuan pengeluaran untuk biaya-biaya antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya berbeda. Misalnya biaya riset dan pengembangan, biaya perencanaan pensiun, merger, jaminan kualitas pada barang jadi dan cadangan kredit macet 5. Penggunaan tahun fiskal yang berbeda, juga dapat menghasilkan perbedaan 6. Pengaruh
musiman
mengakibatkan
rasio
komparatif
akan
ikut
berpengaruh 7. Kesamaan rasio keuangan yang telah dibuat dengan standar industri belum menjamin perusahaan berjalan normal dan telah dikelola dengan baik.
2.4.3
Jenis-jenis Rasio Keuangan Rasio-rasio keuangan dihitung dengan menggabungkan nagka-angka
dineraca
dengan angka-angka dalam laporan laba rugi. Menurut Gitman
(2006:58) ada lima jenis-jenis rasio keuangan yang sering digunakan, antara lain : 1) Rasio Likuiditas (likuidity ratio): “ A firms ability to satisfy its short term obligations as they come due”
26
2) Rasio Aktivitas (activity ratio): “Measure the speed with the various accounts are converted into cash inflows or outflows” 3) Ratio Utang (debt ratio): “The magnificitaion of risk and return introduced throught the used of fixed cost financing such as debt and preferred stock” 4) Ratio Keuantungan (profitability ratio): “An income statement in which each item is expressed as a percentage of sales” 5) Rasio Pasar (market ratio): “Related a firms market value as measured by its current share price to certain accounting values” Sedangkan menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2007:79) pengelompokan rasio keuangan menurut tujuan pengukuran, yaitu : 1) Rasio
Likuiditas,
yaitu
rasio
yang
menggambarkan
kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. 2) Rasio leverage, yaitu rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang. 3) Rasio
Aktivitas,
yaitu
rasio
yang mengukur tingkat
efektivitas
pemanfaatan sumber daya perusahaan. 4) Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukan tingkat tingkat efektivitas manajemen seperti ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. 5) Rasio Pertumbuhan, yaitu rasio yang mneggambarkan kemampuan perusahaan
dalam
mempertahankan
posisi
ekonomi
di
tengah
pertumbuhan ekonomi dan sektor usaha. 6) Rasio Penilaian, yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usaha diatas biaya investasi.
27
2.5
Rasio Likuiditas Struktur kekayaan suatu perusahaan sangat erat hubungannya dengan
struktur modal. Jika kita menghubungkan antara aktiva dan pasiva, maka banyak diperoleh gambaran tentang keadaan finansial suatu perusahaan dan dapat diketahui keadaan atau tingkat likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jenis alat-alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai kekuatan membayar, semuanya tergantung pada manajemennya masing-masing. Penentuan tingkat likuiditas suatu perusahaan merupakan salah satu hal yang vital, karena tingkat likuiditas perusahaan ini dapat mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi. Agar lebih jelas dan memahami lebih lanjut tentang arti likuiditas, maka berikut ini ada beberapa pendapat para ahli yang mengemukakan tentang arti likuiditas. Menurut
Kasmir (2008:130) yang dikutip dari James O. Gill
menyebutkan bahwa : “Rasio likuiditas mengukur jumlah kas atau jumlah investasi yang dapat dikonversikan atau diubah menjadi kas untuk membayar pengeluaran, tagihan, dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo”. Sedangkan menurut menurut Brigham dan houston (2007:103) pengertian rasio likuiditas adalah :
28
“Liquidity ratios are the ratio that show the relationship of a firm’s cash and other current assets to the current liabilities.” Salah satu cara di dalam melakukan pengukuran terhadap tingkat likuiditas perusahaan adalah dengan menggunakan rasio-rasio likuiditas. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mamduh Hanafi (2005:37), salah satu rasio yang dapat dijadikan sebagai indikator tingkat likuiditas adalah dengan menggunakan rasio lancar/ current ratio dan rasio quick/ acid- test ratio. Rasio lancar (Current Ratio) merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini menunjukan seberapa jauh tuntuan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang. Mengingat bahwa current ratio adalah angka perbandingan antara aktiva lanvar dengan hutang lancar, maka setiap transaksi yang mengakibatkan perubahan jumlah aktiva lancar atau utang lancar baik masing-masing atau keduanya akan dapat mengakibatkan perubahan
cuurent ratio, yang akan
mengakibatkan perubahan tingkat likuiditas. Dengan demikian rumus untuk menghitung current ratio adalah sebagai berikut :
Current Ratio =
100%
Quick Ratio yaitu rasio yang memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan untuk membiayai hutang dengan tidak memperhitungkan persediaan. Dari ketiga komponen aktiva lancar (kas, piutang dagang dan persediaan), persediaan biasanya dianggap sebagai asset yang paling tidak
29
likuid. Untuk menjual persediaan (mengubah persediaan menjadi kas), waktu yang diperlukan lebih lama (dibandingkan piutang dagang). Disamping itu tingkat ketidakpastiaannya termasuk kemungkinan nilai persediaan turun karena produk rusak atau kualitas yang menurun juga lebih tinggi. Dengan alasan semacam itu, persediaan dikeluarkan dari perhitungan rasio lancar. Rumus untuk rasio lancar ini adalah sebagai berikut :
Quick Ratio =
2.6
100%
Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas atau rasio utang menunjukan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi. Pengukuran tingkat utang biasanya menggunakan debt ratio, debt to equity ratio. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar pula jumlah utang yang digunakan dalam operasi perusahaan. Pengukuran kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban yang tetap timbul dari penggunaan modal pinjaman atau kewajiban finansial tetapi untuk laiinya seperti pembayaran lease atau sewa seperti dividen saham preferen dapat digunakan perhitungan time interest earned, total debt coverage. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik keadaan suatu perusahaan. Pada penelitian ini untuk pengukuran utang digunakan rasio utang (debt to equity ratio), karena merupakan rasio solvabilitas dimana rasio ini ditunjukan untuk mengadakan pengukuran sampai seberapa besar modal pinjaman (utang) perusahaan yang dibandingkan dengan total equity dalam membiayai aktivitas perusahaan, dan hasil pengukuran ini dinyatakan dalam persentase.
30
Pengertian
solvabilitas
dimaksudkan
sebagai
kemampuan
suatu
perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang). Menurut Abdullah (2004:51) perhitungan untuk rasio solvabilitas atau rasio utang ini dapat dilakukan seperti sebagai berikut : 1. Rasio Utang Pengertian Dept Ratio menurut Gitman (2006:64) adalah : “Meusures the propertion of total asset finaced by the firm’s creditors,the higher this ratio, the greater the ammount of other people money being used generate profits”.
Rasio ini mengukur kemampuan perusahan dalam menjamin hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini berarti pula semakin besar pada jumlah pinjaman (utang) yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan aktiva tetap yang dimiliki.
Debt Ratio =
100%
2. Debt to Equity Ratio Rasio ini menunjukan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan guna mengetahui financial leverage perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukan semakin besar hutang perusahaan dibandingkan dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Penggunaan utang akan menaikan tingkat pengembalian yang diharapkan bagi pemegang saham.
31
Sutrisno (2006:261) menjelaskan DER sebagai berikut : “DER adalah hubungan setara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibandingkan dengan hutangnya”. Untuk menghitung DER digunakan rumus :
Debt to Equity Ratio =
100%
3. Time Interest Earned Ratio (TIE) Time interest ratio adalah rasio antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga atau mengukur seberapa jauh laba dapat berkurang tanpa perusahaan mengalami kesulitan keuangan karena tidak mampu membayar bunga.
Time Interest Earned Ratio =
1 time
4. Total Debt Coverage Ratio Rasio ini dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam hal membayar beban bunga dan angsuran pinjaman pokok dengan laba operasi yang dihasilkan.
32
Rumus dari rasio ini adalah sebagai berikut :
Debt Service Coverage Ratio =
2.7
Kinerja
2.7.1
Pengertian Kinerja
!"#$ 6 789: %&'()(*' + ,&-*.)/& 01212 03&4/5/&
;6<=>?
Kinerja suatu perusahaan dapat diketahui dengan melakukan analisis atau interpretasi terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Dengan analisis tersebut dapat diketahui prestasi dan kelemahan yang dimiliki perusahaan sehingga
pihak-pihak
yang
berkepentingan
dengan
perusahaan
dapat
menggunakan sebagai pertimbangan dan pengembalian keputusan interpretasi atau analisis laporan keuangan suatu perusahaan sangat penting bagi pihak-pihak yang
berkepentingan
dengan
perusahaan
yang
bersangkutan
meskipun
kepentingan mereka berbeda-beda. Menurut Payaman J. Simanjuntak (2005:1), kinerja berarti : “Tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu atau tingkat pencapaian hasil dalam rangka
mewujudkan tujuan
perusahaan”. Menurut Jumingan (2006:239) kinerja keuangan adalah : “Gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun aspek penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas.”
33
Dari definisi diatas tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja adalah kemampuan atau prestasi yang dicapai dalam melaksanakan suatu tindakan tertentu selama kurun waktu tertentu. 2.7.2 Hubungan Kinerja dengan Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan bagi manajemen, investor, bank, pemerintah dan masyarakat umum. Salah satu tugas penting yang dilakukan manajemen atau investor setelah akhir tahun adalah menganalisis rasio keuangan perusahaan dengan tujuan menggali informasi yang lebih luas dan mendalam dari rasio keuangan. Sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dan juga mengetahui kinerja keuangan perusahaan apakah berjalan dengan baik dan tepat sasaran atau tidak. Karena apabila kinerja keuangan berjalan dengan baik dan tepat sasaran, maka rasio keuangan akan seperti yang diharapkan. Tingkat kinerja perusahaan dapat diketahui melalui analisis atau interprestasi terhadap laporan keuangan. Dari hasil analisis dapat diketahui prestasi
dan
kelemahan
yang
dimiliki
perusahaan
sehingga
dapat
menggunakannya sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi dimasa yang akan datang. Sebagaimana diuraikan diatas bahwa analisis terhadap laporan keuangan, dimana analisis yang membandingkan elemen-elemen yang terdapat dalam neraca dan laporan laba rugi pada periode tertentu, maka dapat diperoleh gambaran mengenai kinerja perusahaan. Melakukan analisis dan interprestasi terhadap laporan keuangan sangat bernanfaat dan menjadi keharusan pula bagi setiap perusahaan dalam rangka untuk mengetahui keadaan dan perkembangan dari perusahaan yang bersangkutan bagi pimpinan dan manajer perusahaan, sehingga dapat diketahui kelemahankelemahan dan kekuatan-kekuatan perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya dari periode ke periode. 34
Sehubungan dalam hal itu, maka pimpinan perusahaan dapat mengadakan evaluasi, penyusunan rencana dan kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dan juga untuk dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan atas hasil-hasil yang telah dicapai pada periode yang sebelumnya. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa : •
Kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan dengan cara melakukan analisis atau interpretasi terhadap laporan keuangan
•
Kinerja perusahaan merupakan informasi yang dibutuhkan oleh pihakpihak yang berkepentingan dengan perusahaan untuk membantu mereka dalam proses pengambilan keputusan
•
Dari hasil analisis terhadap kinerja perusahaan maka dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan untuk mengatasi kondisi keuangan di masa yang akan datang
2.7.3
Rasio-rasio Keuangan sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Analisis keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh
laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi lainya seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainya dalam hal untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Untuk mengukur kinerja perusahaan, investor biasanya melihat kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dari berbagai macam rasio dan diperlukan perbandingan dengan perusahaan lain yang seringkali sulit untuk di dapat. Selama ini pengukuran kinerja manajerial jarang menggunakan pendekatan perhitungan nilai tambah terhadap biaya modal yang ditanamkan. Analisis
kinerja
keuangan
perusahaan
dapat
dilakukan
dengan
memanfaatkan laporan keuangan. Informasi laporan keuangan digunakan dan memiliki fungsi sebagai dasar pengambilan keputusan, baik oleh investor maupun calon investor. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis
35
fundamental perusahaan), karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya, juga merupakan elemen dalam menciptakan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Teknik fundamental terdiri dari beberapa alat ukur kinerja perusahaan internal seperti menggunakan rasio dan pengukuran keuangan lainnya dan analisi fundamental untuk pasar uang yang meliputi kondisi perekonomian secara umum. Dalam penelitian ini dibatasi hanya pada variabel analisis fundamental yang bersifat internal untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan, seperti rasio profitabilitas dan pengukuran lainnya. Alat ukur utama untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dalam kegiatan investasi yang umum digunakan oleh para investor adalah rasio profitabilitas. Daya tarik utama bagi pemilik perusahaan pemegang saham terletak pada rasio profitabilitas, yang menunjukkan hasil pengelolaaan manajemen perusahaan atas dana yang diinvestasikan. Rasio profitabilitas atau rasio keuntungan berkaitan erat dengan kemampuan perusahaan dan efektivitas operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Berdasarkan sudut penilaian, rasio profitabilitas dibagi menjadi dua, yaitu dari segi penjualan dan investasi. Sesuai dengan latar penelitian ini yang mendasar pada hubungan dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan, maka rasio profitabilitas yang dihitung sebagai variabel penelitian adalah rasio yang berkaitan dengan rasio profitabilitas investasi yakni Earning Per Share (EPS). Menurut Sutrisno (2007:255), bahwa : “EPS
merupakan
ukuran
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan keuntungan per lembar saham yang dimiliki oleh pemiliknya.”
Sedangkan menurut Sedangkan menurut Gitman (2005:15), bahwa : “Earning Per Share is the amount earned during the accounting period on each outstanding share of common, calculated by diving the period’s total earning available form the firm common stockholder’s by the number of share of common stock outstanding.”
36
Artinya: “Earning Per Share adalah rasio keuangan yang memperlihatkan jumlah pendapatan atas saham biasa yang beredar, dimana membandingkan pendapatan yang tersedia bagi para pemegang saham biasa dengan jumlah saham yang beredar. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa EPS merupakan rasio profitabilitas sebagai informasi yang digunakan untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk tiap lembar saham yang dimiliki sehingga informasi yang dibuat bagi para investor. Dengan demikian menurut Arifin (2007:87), rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Earning Per Share (EPS) =
@ @ A B C DE @ @ E F
100%
Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu variabel keuangan yang menggambarkan
kinerja
perusahaan.
Jika
variabel
keuntungan
tersebut
menunjukan kinerja yang baik atas suatu perusahaan maka investor cenderung tertarik untuk berinvestasi pada saham tersebut.
37