BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1
Proses Perancangan dan Pengembangan Produk Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam meningkatkan proses bisnis,
perusahaan menemui berbagai macam tantangan. Semakin lama, tuntutan pasar terhadap suatu produk semakin bervariasi, dan semakin tinggi. Belum lagi dipengaruhi juga adanya penemuan teknologi-teknologi baru yang cepat bervariasi dan bergerak.hal itu membuat peta persaingan bisnis menjai semakin ketat, sehingga menuntut perusahaan berpikir untuk memperbaharui produknya. Maka untuk tetap berada dalam pemenuhan kebutuhan yang berkelanjutan, produk harus mengalami pengembangan dan inovasi. 2.1.2 Fase-fase perancangan produk dengan Nigel Cross Menurut Nigel Cross, dalam melakukan perancangan produk diperlukan proses-proses yang terbagi atas tujuh langkah proses dan masing-masing mempunyai metode tersendiri. Ketujuh langkah tersebut akan dijelaskan pada tabel 2.1 berikut ini :
4 http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Tabel 2.1 Tahap-tahap dalam proses perancangan dengan Nigel Cross No
Tahap dalam proses perancangan
Metode yang relevan
Tujuan
1
Klarifikasi Tujuan (Clarying Object )
Objectif Trees
Untuk mengklarifikasi tujuantujuan dari sub perancangan serta hubunganya satu sama lain
2
Penetapan Fungsi (Esthabilising Function )
Function Analysis (Analisis Fungsional)
Untuk menentukan fungsi-fungsi yang diperlukan dan batas-batas sistem rancangan produk baru
3
Menyusun Kebutuhan (Setting Requirement )
Performances Spesification
4
Penentuan Karakteristik (Determining Haracteristic )
Quality Function Deployment
5
Penentuan Alternatif (Generating Alternatives )
Morphological Chart
6
Evaluasi Alternatif (Evaluating Alternative )
Weighted Objectives (Beban Objektif)
7
Komunikasi (Improving Details )
Value Engineering (Rekayasa Nilai)
Untuk membuat spesifikasi kinerja yang akurat dari suatu rancangan yang diperlukan Untuk menetapkan target yang akan dicapai oleh karakteristik teknik produksi sehingga dapat mewujudkan kebutuhan konsumen Untuk menetapkan serangkaian alternatif solusi perancangan yang lengkap untuk suatu produk dan memperluas pencairan solusi baru yang potensial Untuk membandingkan nilai utilitas dari proposal alternatif rancangan berdasarkan performansi dan pembobotan yang berbeda Untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai dari suatu produk kepada pembeli dan disisi lain mengurangi biaya bagi produsen
(Sumber : Rosnani Ginting, 2010, hal 32 dalam “Perancangan Produk”) Dari tabel 2.1. diatas berikut adalah uraiannya dan penjelasanya : 1. Klarifikasi Tujuan Langkah pertama yang penting dalam merancang adalah berupaya untuk memperjelas tujuan perancangan. Pada kenyataannya, sangat membantu dalam hasil di tiap langkah hingga hasil yang diharapkan. Akhir dari klarifikasi tujuan ini adalah sekumpulan tujuan perancangan objek yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
harus dibuat walaupun tujuan-tujuan yang dibuat itu mungkin saja berubah dalam proses perancangan berikutnya. Metode pohon tujuan memberikan bentuk dan penjelasan dari pernyataan tujuan. Metode ini menunjukkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai dengan berbagai pertimbangan. Prosedur pembuatan pohon tujuan ini adalah: 1.
Membuat daftar tujuan tujuan perancangan.
2.
Susun daftar dalam urutan tujuan dari higher-level kepada lower-level.
3.
Gambarkan sebuah diagram pohon tujuan, untuk menunjukkan Hubungan-Hubungan yang hierarki.
2. Penetapan Fungsi Dari metode pohon tujuan, kita melihat maksud permasalahan dapat mempunyai banyak tingkatan-tingkatan perbedaan yang umum maupun secara rinci. Dengan nyata, tingkat setiap permasalahan memberi arti sangat penting bagi atau oleh perancang. Langkah selanjutnya adalah menetapkan fungsi. Tujuannya adalah untuk menetapkan fungsi-fungsi yang diperlukan dan batas-batas sistem rancangan produk yang baru. Pada langkah ini digunakan metode analisis fungsional. Metode analisis fungsional menawarkan seperti mempertimbangkan fungsi esensial alat, hasil atau produk atau sistem yang dirancang harus memuaskan, tidak masalah komponen fisik apa yang seharusnya digunakan. Tingkat permasalahan diputuskan dengan mendirikan pembatas di sector peletakan pengganti yang saling berkaitan dari fungsi. 3. Menyusun Kebutuhan Setelah fungsi ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah menyusun kebutuhan. Langkah ketiga ini bertujuan untuk membuat spesifikasi pembuatan yang akurat yang perlu bagi desain/ rancangan. Metode yang digunakan pada langkah ini adalah Performance Specification Model, yang prosedur pelaksanaannya adalah :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
1. Mempertimbangakan tingkatan-tingkatan solusi yang berbeda yang dapat diaplikasikan. 2. Menentukan tingkatan untuk beroperasi. 3. Identifikasi atribut-atribut performansi yang diinginkan. 4. Menentukan kebutuhan performansi untuk setiap atribut. 4.
Menetapkan Karakteristik dengan QFD Selanjutnya adalah langkah yang disebut penentuan karakteristik, yang bertujuan untuk menetukan target apa yang akan dicapai oleh karakteristik teknik suatu produk sehingga dapat memuaskan kebutuhankebutuhan konsumen. Metode yang digunakan pada langkah ini adalah QFD (Quality Function Deployment). Output dari QFD ini adalah akan dihasilkannya sebuah matrik yang disebut dengan House of Quality. QFD mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: 1. Memperbaiki kualitas. 2. Memperbaiki performansi perusahaan. 3. Biaya lebih rendah dalam desain dan manufaktur. 4. Menaikkan reliabilitas produk. 5. Menurunkan waktu perencanaan. 6. Menaikkan produktivitas teknikal dan staf lain. 7. Menurunkan jaminan klaim. 8. Menaikkan oportunitas marketing. 9. Menaikkan pembuatan keputusan. Prosedur pembuatan House of Quality adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen dalam batas atribut produk. 2. Menentukan kepentingan relatif atribut. 3. Evaluasi atribut dari produk pesaing. 4. Menggambarkan matriksatribut produk dan karakteristik teknik. 5. Mengidentifikasi Hubungan antara karakteristik teknik dan atribut produk.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
6. Mengidentifikasi interaksi antara karakteristik teknik. 7. Membuat House of Quality. 5. Pembangkitan Alternatif Tujuan dari langkah ini adalah dihasilkannya solusi-solusi rancangan alternatif. Metode yang digunakan adalah metode Morphological Chart. Metode ini mendorong perancang-perancang untuk mengidentifikasi atau mencari kombinasi elemen-elemen yang baru. Tujuan dari metode ini adalah untuk memperluas pencarian bagi solusi-solusi baru yang mungkin. Prosedur pelaksanaan metode Morphological Chart adalah: 1. Buat daftar hal-hal penting atau fungsi-fungsi yang penting untuk produksi. Daftar jangan terlalu panjang, dan harus secara luas mencakup fungsi-fungsinya. 2. Untuk tiap hal atau fungsi, buat daftar cara-cara yang dapat dicapai oleh tiap fungsi. Daftar ini dapat mencakup ide-ide baru yang dikenal baik sebagai komponen-komponen atau sub-sub solusi yang sudah ada. 3. Gambarkan sebuah peta yang berisi semua sub-sub solusi yang mungkin. 4. Identifikasi kombinasi sub-sub solusi yang dapat dijalanakan.
6. Evaluasi Alternatif Alternatif-alternatif yang sudah dihasilkan kemudian akan dievaluasi untuk dipilih yang mana yang terbaik. Pada langkah ini, digunakan metode Weighted Objective yang bertujuan untuk membandingkan nilai-nilai bantu dari setiap proposal berdasarkan kemungkinan bobot tujuan yang berbedabeda. Prosedur pelaksanaan metode ini adalah: 1. Daftarkan tujuan perancangan. 2. Golongkan urutan daftar tujuan. 3. Berikan Hubungan kepentingan pada tujuan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
4. Menetapkan parameter pelaksanaan atau nilai kegunaan untuk masing-masing tujuan. 5. Hitung dan bandingkan Hubungan nilai kegunaan perancangan alternatif. 7. Rincian Perbaikan Banyak pekerjaan perancangan dalam praktek tidak dikaitkan dengan kreasi atas konsep perancangan baru yang radikal, tetapi pembuatan modifikasi untuk mewujudkan rancangan produk. Modifikasi ini berusaha mengembangkan suatu produk, meningkatkan penampilannya, mengurangi berat, menurunkan biaya, dan mempertinggi daya tariknya. Semua bentuk modifikasi biasanya dapat dibagi ke dalam dua tipe, yaitu modifikasi yang bertujuan meningkatkan nilai produk untuk pembeli dan mengurangi biaya bagi produsen. Langkah pengembangan rancangan ini menggunakan metode teknik nilai. Metode teknik nilai ini bertujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai produk bagi pembeli dan mengurangi biaya bagi produsen. Prosedur pelaksanaan metode ini adalah: 1. Membuat daftar komponen suatu produk dan mengidentifikasi fungsi dari tiap komponen. 2. Menentukan nilai dari fungsi yang diidentifikasi. Nilai inilah yang diperhatikan oleh Pelanggan. 3. Menentukan biaya komponen, setelah diselesaikan dan dipasang. 4. Mencari cara mengurangi biaya tanpa menurunkan nilai, atau menambah nilai tanpa memperbesar biaya. 5. Mengevaluasi alternatif dan menyeleksi pengembangan. 8. Komunikasi (Improving Details) Banyak pekerjaan perancangan dalam praktek tidak dikaitkan dengan kreasi atas konsep perancangan baru yang radikal, tetapi pembuatan modifikasi untuk mewujudkan rancangan produk. Modifikasi ini berusaha
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
mengembangkan suatu produk, meningkatkan penampilannya, mengurangi berat, menurunkan biaya, dan mempertinggi daya tariknya. Semua bentuk modifikasi biasanya dapat dibagi ke dalam dua tipe, yaitu modifikasi yang bertujuan meningkatkan nilai produk untuk pembeli dan mengurangi biaya bagi produsen. Oleh karena
itu, merancang sesungguhnya
berkaitan dengan
penambahan nilai. Sewaktu bahan mentah menjadi suatu produk, nilainya ditambah sampai melewati biaya pokok bahanbahan dan prosesnya. Berapa banyak nilai yang ditambahkan tergantung kepada seberapa berharganya suatu produk bagi pembeli dan persepsi itu sebenarnya ditentukan oleh atribut produk yang disediakan oleh perancang. 2.1.3
Metode Perancangan Produk Model perancangan produk adalah tiap-tiap prosedur, teknik, dan alat bantu
tertentu yang mempresentasikan sejumlah aktivitas tertentu yang digunakan oleh perancang dalam proses total perancangan. 2.1.3.1 Metode Kreatif Bertujuan untuk membantu menstimulasi pemikiran kreatif dengan cara meningkatkan produksi gagasan, menyisihkan hambatan mental terhadap kreativitas dan dengan memperluas are pencarian solusi. Metode ini terdiri dari : a) Brainstorming Bertujuan
untuk
menstimulasi
sekelompok orang untuk
menghasilkan sejumlah besar gagasan dengan cepat. Aturan dalam Brainstorming : 1. Kelompok harus bersifat non-hirarkial 2. Pemimpin kelompok berperan sebagai fasilitator 3. Kelompok diharapkan menghasilkan sebanyak-banyaknya jumlah gagasan 4. Tidak dibenarkan memberikan kritik terhadap setiap gagasan 5. Gagasan yang terlihat “aneh” tetap diterima 6. Usahakan semua gagasan dinyatakan secara singkat dan jelas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
7. Suasana selama Brainstorming berlangsung harus relax dan bebas 8. Kegiatan sebaiknya berlangsung dalam waktu tidak lebih dari 20-30 menit Aktivitas dalam Brainstorming : 1. Membentuk kelompok dan menetapkan pimpinan 2.
Menginformasikan aturan-aturan dalam Brainstorming
3. Pimpinan kelompok melontarkkan pernyataan permasalahan awal 4.
Masing-masing anggota diberi waktu tenang beberapa menit untuk menggali gagasan
5.
Setiap anggota diminta menulis gagasannya pada kartu sendiri
6. Antar anggota kelompok saling bertukar kartu satu sama lain 7. Berikan waktu istirahat sejenak untuk berefleksi dan mencari gagasan-gagasan baru 8. Kumpulkan kartu dan setelah itu dilakukan evaluasi dalam periode tertentu. 2.1.4
Sistem pengembangan produk Sistem pengembangan produk bukan hanya demi keberhasilan produk tetapi
juga untuk kepentingan masa depan perusahaan. Oleh karena itu melakukan pengembangan produk perlu untuk memperhatikan beberapa topik sebagai berikut: 2.1.5
Pengorganisasian Pengembangan Produk Banyak perusahaan yang membuat departemen tersendiri untuk bagian
penelitian
dan
pengembangan
produk,
kemudian
departemen
rekayasa
manuifaktur untuk merancang produk, dilanjutkan departemen produksi yang memproduksi secara masal produk tersebut. Cara seperti itu mempunyai kelebihan yaitu adanya tugas dan tanggung jawab yang tetap tetapi mempunyai kelemahan yaitu kekurangan pemikiran ke masa depan. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menugaskan seorang manajer proyek untuk “memenangkan”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
produk melalui system pengembangan produk dan organisasi terkait. Ada juga pendekatan yang terbaru yaitu dengan menggunakan tim yang dikenal sebagai: a. Tim
Pengembangan
Produk
yang bertanggung tawab
untuk
menterjemahkan permintaan pasar menjadi sebuah produk yang dapat mencapai keberhasilan produk dalam arti dapat dipasarkan, dapat diproduksi dan mampu memberikan pelayanan. b. Tim desain yang bertanggung jawab dalam membuat desain produk sesuai
keinginan
konsumen
dan
sesuai
dengan
kemampuan
perusahaan untuk memproduksinya. c. Tim Rekayasa Nilai yang biasanya terbentuk dari gabungan semua unsure yang terpengaruh yang dikenal dengan lintas fungsional sehingga pengembangan produk yang lebih cepat dilakukan melalui kinerja simultan dari aspek yang beragam. 2.1.5.1 Manufacturability dan Value Engineering Adalah
aktifitas
yang
menolong
memperbaiki
desain,
produksi,
pemeliharaan dan penggunaan sebuah produk. Hal ini dilakukan dengan tujuan antara lain: 1. Mengurangi kompleksitas produk. 2. Standardisasi tambahan dari komponen. 3. Perbaikan aspek fungsional produk. 4. Memperbaiki desain pekerjaan dan keamanan pekerjaan. 5. Memperbaiki kemudahan pemeliharaan produk. 6. Desain yang tangguh 2.1.5.2 Isu-Isu Yang Berkaitan Dengan Desain Produk Untuk mengembangkan system dan struktur organisasi yang efektif, maka ada beberapa isu penting yang harus dipahami yaitu antara lain 1.
Desain Yang Tangguh (Robust Design) Adalah sebuah desain yang dapat diproduksi sesuai dengan permintaan walaupun pad kondisi yang tidak memadai pada proses produksi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
2. Desain Modular (Modular Design) Adalah bagian atau komponen sebuah produk dibagi menjadi komponen yang dengan mudah dapat ditukar atau digantikan. 3.
Computer Aided Design (CAD) Adalah penggunaan sebuah computer secara interaktif untuk mengembangkan dan mendokumentasikan sebuah produk.
4. Computer Aided Manufacturing (CAM) Adalah penggunaan teknologi informasi untuk mengendalikan mesin. 5.
Realty Virtual Technology (RVT) Adalah bentuk komunikasi secara tampilan dimana gambar menggantikan kenyataan dan biasanya pengguna dapt menanggapi secara interaktif.
6.
Analisis Nilai (Value Analysis) Merupakan kajian dari produk sukses yang dilakukan selama proses produksi.
7. Desain Yang Ramah Lingkungan (Environtmentally Friendly Design) Merupakan perancanagan produk yang telah memasukkan unsur kepekaan terhadap permasalan lingkungan yang sangat luas pada proses produksi. Cara yang bisa dilakukan antara lain dengan: 1. Membuat produk yang dapat didaur ulang 2. Menggunakan bahan baku yang dapt di daur ulang. 3. Menggunakan komponen yang tidak membahayakan. 4. Menggunakan komponen yang lebih ringan. 5. Menggunakan energi yang lebih sedikit. 6. Menggunakan bahan baku yang lebih sedikit.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
2.1.6 Software yang digunakan Dalam perancangan sebuah produk yang menghasilkan gambar kerja 2D maupun 3D memerlukan sebuah software pendukung untuk memudahkan dalam mengkomunikasikan desain. Berikut adalah software pendukung yang di gunakan: 1. Autocad
Gambar 2.1 Dekstop AutoCAD 2010 AutoCAD merupakan sebuah program CAD yang sangat terkenal karena menawarkan berbagai kemudahan dan keunggulan yang bisa mempermudah kerja designer dan drafter dalam memvisualisasikan ide dan gagasannya. Sejak diciptakan pada tahun 1982 oleh Autodesk Corporation hingga keluarnya release yang terbaru, AutoCAD mengalami perkembangan yang sangat berarti serta mempunyai peran yang sangat besar bagi perkembangan industri manufacturing saat ini. AutoCAD adalah sebuah program aplikasi (software) yang digunakan untuk menggambar dan mendisain gambar, seperti gambar arsitektur, mesin, sipil, elektro dan lain-lain, di mana program AutoCAD mempunyai kemudahan dan keunggulan untuk membuat gambar dengan cepat dan akurat serta bisa digunakan untuk memodifikasi gambar dengan cepat pula. Fasilitas yang dimiliki AutoCAD untuk menggambar 2 dimensi dan 3 dimensi sangat lengkap.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
2. Autodesk Inventor
Gambar 2.2 Dekstop Autodesk Inventor 2010 Autodesk Inventor adalah parametric modeller yang berarti bahwa geometri dari modelnya di kontrol oleh parameter-parameter atau constrain yang diterapkan. Berkebalikan dari sistem non-parametric dimana dimensinya hanya merupakan representasi dari ukuran geometris dari model namun tidak bisa mengontrol bentuk dan ukuran model tersebut. Aspek penting adalah kemampuannya untuk membuat parts atau elemen yang adaptif. Adaptifitas memungkinkan untuk membuat hubungan antar elemen yang dinamis dalam suatu assembly atau sistem perakitan. Ketika satu elemen berubah, kemampuan adaptif tersebut membuat elemen-elemen lain yang berhubungan untuk meyesuaikan ukuran-ukuran yang diperlukan akibat perubahan tersebut, tanpa perlu membuat persamaan parametris saling silang antar elemen yang rumit. Alur kerja perancangan secara umum pada Inventor meliputi tahap-tahap sebagai berikut dan pada setiap tahap biasanya terjadi beberapa variasi. 1. Part Centric Design Concept Part-part dibuat pada bagian part modeling setelah itu part-part digabungkan pada assembly file. File presentasi dari assembly explosion kemudian dibuat, setelah itu 2D drawing file dibuat. 2. Assembly Centric Design Concept File Assembly baru dibuat kemudian part-part dibuat pada dimasukkan pada assembly file, assembly constrains diberikan pada part-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
part file tersebut. File presentasi dari assembly explosion dibuat, setelah itu 2D drawing file dibuat. Tipe – tipe files pada Autodesk Inventor : 1. File Part File Part (*.ipt) merupakan dasar dari seluruh desain pada Inventor. File part digunakan untuk mendesain part atau elemenelemen penyusun assembly. 2. File Assembly File
Assembly
(*.iam)
merupakan
suatu
file
yang
didalamnya terdiri dari bermacam-macam part yang di-assembly pada satu file. Assembly constraint yang terdapat didalam file assembly digunakan untuk mengendalikan dan menggabungkan seluruh part satu sama lain. 3. File Presentation File presentation (*.ipn) digunakan untuk membuat animasi dari
file
assembly.
Animasi
ini
digunakan
untuk
mensimulasikan bagaimana sebuah part dirakit satu sama lain sehingga membuat sebuah bentuk rakitan. 4. File Drawing File
drawing
(*.idw)
digunakan
untuk
membuat
dokumentasi 2D dari suatu desain. Pada file drawing ini dapat ditambahkan
dimensi,
keterangan,
dan
pandangan
yang
dibutuhkan untuk manufacturing. File drawing berhubungan dengan file part dan file assembly, sehingga setiap perubahan pada file part dan file assembly akan direfleksikan secara otomatis pada file tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan tabel penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis. Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu No 1
Penulis
Penerbit
Judul
Uraian
Asep Saepul
Jurnal Ilmiah
PENINGKATAN
Penelitian ini bertujuan
Teknik
MUTU PRODUK untuk
Rahmat
Industri
MOCHI
mengetahui
tingkat
kepuasan
(2015), Vol. 3
LAMPION
konsumen di
No. 1, 1 – 9
KASWARI
bandingkan
SUKABUMI
produk
dengan pesaing,
DENGAN
menentukan
METODE QFD
karakteristik
teknik
dari proses produksi yang berhubungan langsung dengan
atribut
sesuai keinginan
yang dengan dan
kepentingan konsumen, menentukan
atribut-
atribut Mochi Lampion Kaswari
Sukabumi
yang harus dilakukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
peningkatan mutu dengan
Quality
Function Deployment, menentukan alternatif perancangan peningkatan mutu dan mengetahui
biaya
produksi
Mochi
sebelum dan sesudah perbaikan. ini
Penelitian
menggunakan
Metode Quality
Function
Deployment
melalui
fase-fase Nigel Cross dari analisis AHP. 2
Siti
Jurnal Ilmiah
Nandiroh,
Teknik
Ratnanto
Industri, Vol.
Fitriadi,
6, No. 1
Hikmawat
Agustus 2007, hal. 48 – 57
PENGEMBANG AN KOLABORASI
Keberhasilan baru
produk
di
pasar
tergantung
pada
DESAIN CASING seberapa baik mereka PRODUK
memenuhi
kebutuhan
FLASH DISK
pelanggan
dan
BERBASIS WEB YANG
persyaratan. Quality
MENDUKUNG
Deployment
KARAKTERISTI
memberikan
Function
K KOLABORASI. metodologi terstruktur untuk menerjemahkan yang 'Suara Nasabah ke persyaratan desain, membimbing
http://digilib.mercubuana.ac.id/
produk
19
proses
pembangunan
dan
meningkatkan
tingkat
keberhasilan
untuk produk baru. 3
Desrina Yusi
Jurnal
Irawati,
Optimasi
Moses
Sistem
Laksono
Industri, Vol.
Singgih,
INTEGRASI
Hasil integrasi QFD
QUALITY
dan conjoint analysis
FUNCTION
serta
estimasi
DEPLOYMENT
perceived value dapat
13 No. 2,
(QFD) DAN
mengetahui preferensi
Bambang
Oktober
CONJOINT
konsumen meja kantor,
Syarudin
2014:618-
ANALYSIS
mengidentifikasi
640
UNTUK
segmen
konsumen
MENGETAHUI
meja
kantor,
PREFERENSI
menentukan
respon
KONSUMEN
teknis,
dan
mengestimasi
harga
penambahan
atribut
meja kantor sebagai upaya
pengembangan
meja kantor. 4
Friska
Jurusan
PENGEMBANG
Dalam proses alokasi
Yulismatun,
Teknik
AN MODEL
dana
Moses
Industri
INTEGRASI
produk, menggunakan
L.Singgih
Institut
KANO-QFD
beberapa tahapan yang
Teknologi
UNTUK
pengembangan
antara
lain
Sepuluh
OPTIMASI
mempertimbangkan
Nopember
KEPUASAN
tingkat
(ITS)
KONSUMEN
dari
kepentingan masing-masing
Surabaya
kategori
Kampus ITS
dengan urutan must-be,
Sukolilo
onedimensional
Surabaya
attractive
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kano
yaitu dan
sedangkan
20
60111
dua kategori lainnya yaitu indifference dan reverse
sudah
dilakukan
eliminasi
pada awal proses QFD. Khusus untuk technical response
yang
termasuk pada kategori mustbe
selalu
akan
diwujudkan
dalam
produk
karena
kategori
ini
berhubungan
dengan
fungsi dasar produk. Selanjutnya
akan
dilakukan perhitungan rasio seberapa besar pengaruh
technical
response
terhadap
kepuasan
dan
meng-cover response
technical yang lain
dibandingkan biaya
dapat
yang
dikeluarkan. terdapat
dengan harus Ketika technical
response dengan nilai rasio yang sama maka yang
akan
menjadi
pertimbangan selanjutnya adalah nilai tingkat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengaruh
21
technical
response
terhadap sales point. 5
Popy Yuliarty,
Jurnal Ilmiah PASTI
Teguh
Volume VI
Permana,
Edisi 1 –
Ade Pratama
PENGEMBANG
Papan tulis merupakan
AN DESAIN
salah satu benda yang
PRODUK PAPAN keberadaannya sangat TULIS
penting dalam proses
ISSN 2085‐
DENGAN
belajar
5869
METODE
misalnya dalam sebuah
QUALITY
ruang
FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)
mengajar, kelas
sebagai
salah satu alat yang penting
peranannya
untuk
media
menuliskan
materi
pembelajaran. Namun desain papan tulis yang ada
sekarang
dirasakan
ini belum
memberikan kenyamanan
kepada
penggunanya.
Oleh
karena itu, muncul ide untuk
melakukan
perancangan
desain
papan
tulis
berpenghapus
yang
saling
terintegrasi
untuk
meningkatkan
kenyamanan pengguna. Penelitian
ini
dilakukan
dengan
metoda
Quality
Function Deployment,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
berdasarkan
hasil
pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan
terdapat
13
atribut
yang dijadikan dasar untuk
membentuk
rancangan
desain
papan tulis. 6
Eshan S.
IOSR
A Case Study on
Penerapan
Jaiswal
Journal of
Quality Function
adalah
(Mechanical
Mechanical
Deployment
Department,
and Civil
(QFD)
QFD alat
untuk
pengendalian
kualitas
awal dalam melakukan
Engineering
proses produksi. Jika
University,
(IOSR-
dalam
India)
JMCE)
perancangan
ISSN: 2278-
sudah
1684 Volume
produksi
3, Issue 6
mudah
(Nov-Dec.
Control
2012), PP
mudah dalam bekerja.
Mewar
tahap
awal produk
bagus, akan dan
tahap lebih Quality
akan
lebih
27-35 7
Hamidullah,
Journal of
R. Akbar, S.
Quality and
FOR
Noor, W.
Technology
IMPROVEMENT
Shah &
Management
Inayatullah
Volume VI,
QFD AS A TOOL
OF CAR DASHBOARD
Keberhasilan baru
di
tergantung
produk pasar pada
seberapa baik mereka memenuhi
kebutuhan
Issue 1, June,
pelanggan
dan
2010, pg. 1 -
persyaratan.
22
Quality Deployment memberikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Function
23
metodologi terstruktur untuk menerjemahkan yang 'Suara Nasabah ke persyaratan desain, membimbing
produk
proses
pembangunan
dan
meningkatkan
tingkat
keberhasilan
untuk produk baru. 8
P.S.
International
APPLICATION
Penerapan
QFD
di
Rajeswaran
Journal of
OF QUALITY
perusahaan
dapat
and R.
Operations
FUNCTION
mengurangi
ongkos
Gandhinatha
System and
DEPLOYMENT
produksi dan ongkos
IN
dalam penelitian. QFD
n
Human Resource Management
PRODUCT
sangat
cocok
DEVELOPMENT diterapkan
dalam
Vol. 1, Nos.
meriset
desain
baru
1-2, January-
sebelum
December
untuk
2011,, pp.
kegagalan produk.
produksi mengurangi
15–22 9
Hendrik N. J.
International
Schifferstein* Journal of and Elly P. H. Design Vol.2 ZwartkruisPelgrim
No.3 2008
Consumer-
Penerapan
Product
produk
Attachment:
diukur
desain baru
dari
bisa
masalah
Measurement and sebelumnya
seperti
Design
melakukan studi ulang
Implications
kasus yang ada. Desain produk baru juga tidak boleh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
menghilangkan
fungsi
dari
lama,
produk
produk baru
24
harus
pengembangan
fungsi dan kualitas dari produk lama. 10
Chatree Homkhiew, Thanate
International
Application of a
House
Journal
quality function
adalah
Songklanaka
Ratanawilai*, rin J. Sci. and
Technol.
Klangduen
34 (6), 663-
Pochana
668, Nov. -
of
Quality
metode
dari
deployment
QFD
technique to
memaparkan keinginan
design and develop
yang
konsumen
dengan
membandingakan
furniture products produk-produk
Dec. 2012
yang
sudah ada dipasaran. Dalam penilitian ini juga
ditampilkan
Cause effect diagram untuk terjadinya
mengurangi kegagalan
dalam proses produksi. (Sumber : Pegolahan data) 2.3 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan alur pikir penulis yang dijadikan sebagai skema pemikiran atau dasar-dasar pemikiran untuk memperkuat indikator yang melatar belakangi penelitian ini. Dalam kerangka pemikiran ini peneliti akan mencoba menjelaskan masalah pokok penelitian. Penjelasan yang disusun akan menggabungkan antara teori dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Front dan Back Grille KAD 927 PL
Brainstroming (Pembuatan Sketsa Desain)
Penyebaran Kuisioner
Perancangan Produk NG
Validasi Produk Terpiih
Usulan Produksi
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian (Sumber : Analisa Penelitian)
http://digilib.mercubuana.ac.id/