6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Organisasi
2.1.1
Konsep Dasar Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai petunjuk dan penafsiran
pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit–unit komunikasi dalam hubunganhubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.1 Menurut Goldhaber, komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lainnya untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubahubah. Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci yaitu proses, pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian.2 a. Proses Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan di antara anggotanya. 1
Pace dan Faules. Komunikasi Organisasi Startegi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Editor : Mulyana, Deddy. Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001 : 31 2
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta, Bumi Aksara, 2002 : 67
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada henti – hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses. b. Pesan Pesan adalah susunan symbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. c. Jaringan Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap – tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang –orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua orang, beberapa orang, atau keseluruhan organisasi. Hakikat dan luas dari jaringan ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain, hubungan peranan, arah dan arus pesan, hakikat seri dari arus pesan, dan isi dari pesan. d. Keadaan saling tergantung Konsep kunci komunikasi organisasi keempat adalah keadaan yang saling tergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi saling melengkapi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Implikasinya, bila pimpinan membuat suatu keputusan harus memperhitungkan implikasi keputusan itu terhadap organisasinya secara menyeluruh. e. Hubungan Konsep kunci yang kelima dari komunikasi organisasi adalah hubungan. Karena organisasi merupakan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan social maka untuk berfungsinya bagian –bagian itu terletak pada tangan manusia. Dengan kata lain jaringan melalui mana jalannya pesan dalam suatu organisasi dihubungkan oleh manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dengan organisasi yang memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat dalam suatu hubungan perlu dipelajari. Sikap, keterampilan, moral dari seorang pengawas misalnya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh hubungan yang bersifat organisasi. Hubungan manusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu hubungan diantara dua orang atau dyadic samapi kepada hubungan yang kompleks. Yaitu hubungan dalam kelompok-kelompok kecil, maupun besar, dalam organisasi. Cara-cara
untuk
menyempurnakan
hubungan
intrapersonal.
Hubungan
intrapersonal cendrung menjadi sempurna bila kedua belah pihak mengenal standar berikut : 1. Mengembangkan
suatu
pertemuan
personal
yang
satu
sama
lain
mengkomunikasikan perasaan secara langsung. 2. Mengkomunikasikan suatu pemhaman empati secara tepat dengan pribadi orang lain melalui keterbukaan diri.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
3. Mengkomunikasikan suatu kehangatan, pemahaman yang positif mengenai orang lain dengan gaya mendengarkan dan merespons. 4. Mengkomunikasikan keaslian dan penerimaan satu sama lain dengan ekspresi penerimaan secara verbal dan non verbal. 5. Berkomunikasi secara ramah tamah, wajar, menghargai secara positif satu sama lain melalui respons yang bersifat menilai. 6. Mengkomunikasikan satu keterbukaan dan iklim yang mendukung melalui konfrontasi yang bersifat membangun. 7. Berkomunikasi untuk menciptakan kesamaan arti dengan negosiasi arti dan memberikan respon yang relevan.3 f. Lingkungan Lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Yang termasuk lingkungan internal adalah komponen organisasi lainnya seperti tujuan, produk dan sebagainnya. Sedangkan lingkungan eksternal dari organisasi adalah langganan, saingan dan teknologi. g. Ketidakpastian Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. ________________________ 3
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta, Bumi Aksara, 2002 : 176 - 177
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Untuk mengurangi faktor ketidakpastian ini, organisasi menciptakan dan menukar pesan yang diantara anggota., melakukan suatu penelitian, pengembangan organisasi, dan menghadapi tugas-tugas yang komplek dengan integritas yang tinggi. Tujuan komunikasi keorganisasian adalah untuk memberikan informasi baik kepada pihak pihak luar maupun pihak dalam, memanfaatkan umpan balik dalam rangka proses pengendalian manajemen, madapatkan pengaruh, alat untuk memecahkan persoalan untuk pengambilan keputusan, mempermudah perubahan– perubahan yang akan dilakukan, mempermudah pembentukan kelompak–kelompok kerja serta dapat dijadikan untuk menjaga pintu keluar masuk dengan pihak-pihak luar organisasi. 2.1.2
Dimensi Komunikasi Organisasi Komunikasi dalam manajemen perusahaan meliputi dua bagian, yang pertama
adalah komunikasi internal dan yang kedua adalah komunikasi eksternal. 1. Komunikasi Internal Komunikasi internal adalah komunikasi antara manager dengan komunikan yang berada di dalam organisasi, yakni para pegawai, secara timbal balik. Komunikasi internal ini terbagi menjadi tiga kegiatan, yaitu: a. Komunikasi Vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward communication) adalah dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Dalam proses komunikasi vertical tersebut pimpinan memberikan instruksi, petunjuk,
pengarahan
informasi,
penjelasan,
dan
lain–lain
kepada
bawahannya. Dan bawahan memberikan laporan, gagasan, saran, dan sebagainya kepada pimpinan. b. Komunikasi Horizontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya anggota staf dengan anggota staf lainnya atau pegawai rendahan dengan yang berpangkat rendah pula. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal, maka komunikasi horizontal seringkali berlangsung dalam suasana tidak formal. Fungsi komunikasi horizontal ini adalah untuk memperbaiki koordinasi tugas, upaya pemecahan masalah dan saling berbagi informasi. c. Komunikasi Diagonal adalah komunikasi dalam organisasi antara seseorang dengan orang lain yang satu sama lain berbeda dalam kedudukan dan bagian. Sebagai contoh, komunikasi yang berlangsung antara kepala bagian personalia dengan seorang supir yang secara struktural termasuk bagian pemasaran. Mereka
yang terlibat
dalam
komunikasi
diagonal
umumnya
tidak
menampakkan kekakuan seperti halnya pada komunikasi vertikal, dan juga tidak menunjukan keakraban sebagaimana
halnya
pada
komunikasi
horizontal.4
________________________ 4
Effendy, Onong. Human Relations dan Public Relations dalam Management. Bandung, Alumni, 1986 : 17-21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
3
Komunikasi Eksternal Komunikasi eksternal yaitu komunikasi antara pimpinan organisasi dengan
khlayak diluar organisasi. Komunikasi eksternal terdiri dari dua jalur secara timbal balik, yaitu komunikasi dari organisasi kepada khalayak dari khalayak kepada organisasi. a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat informatif, yaitu dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa ada keterlibatan, setidak–tidaknya ada hubungan batin. Kegiatan ini sangat penting dalam usaha memecahkan suatu masalah jika terjadi tanpa terduga. b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.5
2.2
Peranan Komunikasi dalam Organisasi Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam manajemen
organisasi yang pada hakikatnya adalah untuk mencapai suatu tujuan dengan melalui kerja sama, maka seorang manajer harus dapat berkomunikasi secara efektif dengan karyawan –karyawannya.
________________________ 5
Effendy, Onong. Human Relations dan Public Relations dalam Management. Bandung, Alumni, 1986 : 22-23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Untuk memperoleh informasi, di dalam berkomunikasi seorang pemimpin perlu sedikit banyak mempelajari sifat tabiat dan tingkah laku karyawannya, dan perlu mengetahui bagaimana tingkah laku mereka dalam hidup berkelompok dan bermasyarakat. Maka dengan cara ini seorang pemimpin organisasi akan dapat mengkoopersikan hasrat mereka untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan. Dengan berjalannya komunikasi dalam suatu organisasi antara pemimpin dan karyawan diharapkan dapat menggairahkan dan menimbulkasn semangat kerja sama yang produktif di dalam usahanya mencapai tujuan. Komunikasi dalam perusahaan harus dilakukan dengan baik, yang dimaksudkan adalah adanya jalinan pengertian antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, sehingga apa yang di komunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan, dan akhirnya dilaksanakan. Apabila perusahaan tidak dapat melaksanakan komunikasi yang baik, maka semua rencana-rencana, instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, saran-saran, motivasi-motivasi, dan sebagainya, hanya akan tinggal diatas kertas. Dengan kata lain, maka tanpa adanya komunikasi yang baik pekerjaan akan terjadi simpang siur dan kacau balau sehingga tujuan perusahaan kemungkinan tidak tercapai. Adapun komunikasi yang baik meliputi : Komunikasi harus mudah dimengerti Komunikasi harus lengkap
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Komunikasi harus tepat waktu dan sasaran Komunikasi perlu landasan kepercayaan Komunikasi perlu memperhatikan situasi dan kondisi Komunikasi perlu menghindarkan kata-kata yang kurang enak Persesuaian dalam komunikasi Pemilihan media komunikasi Komunikasi terhadap pihak luar tidak boleh diabaikan.6 Adapun keuntungan-keuntungan dengan dilaksanakan komunikasi baik oleh perusahaan, sebagai berikut : Kelancaran tugas-tugas lebih terjamin Biaya-biaya dapat ditekan Dapat meningkatkan partisipasi Pengawasan dapat dilaksanakan dengan baik.7 Dalam organisasi, baik yang berorientasi komersial maupun sosial, tindak komunikasi dalam organisasi tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu fungsi informatif, regulatif, persuasif, dan integratif. Fungsi Informatif Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. ________________________ 6 7
Anorogo, Panji. Psikologi dalam Perusahaan. Jakarta, Rineka Cipta, 1993 : 100-101 Anorogo, Panji. Psikologi dalam Perusahaan. Jakarta, Rineka Cipta, 1993 : 102
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Maksudnya, seluruh anggota organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.Informasi yang di dapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksankan pekerjaannya secara lebih pasti. Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi.
Orang-orang dalam
tataran
manajemen membutuhkan
informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi didalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan social dan kesehatan, ijin cuti dan sebagainya. Fungsi Regulatif Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-perturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap regulatif ini. Pertama, atasan yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan
untuk
mengendalikan
informasi
yang
disampaikan.
Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapisan atas supaya perintah-perintahnya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
dilakasanakan sebagaimana mestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada : Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi Kepercayaan bawahan terhadap atasana sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan. Kedua, berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada pekerjaan. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksankan. Fungsi Persuasif Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan jewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya dari pada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibandingkan jika pemimpin sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Fungsi Integratif Setiap
organisasi
berusaha
untuk
menyediakan
saluran
yang
memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tesebut (Newsletter, bulletin) dan laporan kemajuan organisasi, juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olah raga ataupun kegiatan darma wisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.8
2.3
Public Relations (PR) Public Relations (PR) merupakan fenomena abad ke-20 yang akar-akarnya
berpangkal jauh dibalik sajarah, dalam peradaban turun-menurun manusia diimbau untuk menerima kekuasaan pemerintah dan agama melalui teknik-teknik yang masih digunakan hingga kini, seperti komunikasi antarpribadi, pidato, seni, sastra, publisitas, dan lain-lain. tidak satupun dari usaha ini disebut PR, akan tetapi tujuan mereka dan dampaknya sama dengan kegiatan serupa pada dewasa ini, yaitu kegiatan PR. ________________________ 8
Djuarsa, S. Teori Komunikasi. Jakarta, Universitas Terbuka, 1994 : 132
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Dalam sejarahnya, istilah PR sebagai sebuah teknik menguat dengan adanya aktivitas yang dilakukan oleh Ivy Ledbetter Lee yang pada tahun 1906 berhasil mengulangi kelumpuhan industry batubara di Amerika Serikat dengan sukses. Atas upayanya ini, ia diangkat menjadi The Father of PR.9 Walaupun masih banyak perusahaan yang belum menyadari pentingnya mempunyai staf PR namun banyak dari pekerjaan mereka yang sebenarnya merupakan pekerjaan seorang PR, dimulai dari komunikasi internal antara top level management, middle level management, dan low level management. Kemudian komunikasi antara perusahaan dan masyarakat disekitar perusahaan kepada masyarakat. Seorang PR pada hakekatnya harus dapat menambah nilai positif pada perusahaan khususnya jaman sekarang dimana komunikasi dapat dilakukan berbagai macam media sehingga bila suatu informasi negatif disamapaikan melalui media maka akan cepat sekali tersebar, saat inilah diperlukan peran PR. Kejalian seorang PR dalam memanfaatkan momentum adalah salah satu kunci suksesnya, seperti menggunakan kesempatan emas dibalik sebuah kejadian dimana PR bisa memanfaatkan fakta ketika suatu pemberitaan menjatuhkan nama perusahaan, sehingga pada saat itulah PR berperan untuk mengembalikan nama baik perusahaan. Ada berbagai definisi PR karena bidang ini mempunyai begitu banyak faset sehingga fungsinya yang luas tidak mudah dirangkum dalam beberapa kata saja, beberapa definisi yang lebih ringkas adalah : ________________________ 9
Nurjaman, Kadar dan Umam, khaerul. Komunikasi & Public Relations. Bandung, CV Pustaka setia. 2012 : 101
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
1. Penampilan bagus, dihargai masyarakat 2. PR
adalah
singkatan
Performance-penampilan
dan
Recognition-
pengakuan 3. Bekerja dengan baik, sehingga mendapat pujian 4. Tindakan yang diambil menunjang hubungan yang menguntungkan dengan masyarakat umum 5. Usaha-usaha organisasi untuk mendapatkan kerja sama dari sekelompok orang.10 Tujuan utama PR adalah mempengaruhi perilaku seorang secara individu ataupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, serta persepsi, sikap dan opininya terhadap suatu kesuksesan sebuah perusahaan.11 PR merupakan suatu bagian dari satu napas yang sama dalam organisasi tersebut, dan harus memberi identitas organisasinya dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga public menuruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi tersebut. Menyimak posisi PR dalam struktur organisasi diantara perusahaanperusahaan atau bahkan lembaga pemerintah diindonesia memiliki banyak wajah. Dalam beberapa kasus kita melihat PR pada posisi organisasi yang sangat strategis. ________________________ 10
11
Rex Harlow. Editor : Nurjaman dan Umam. Op.Cit.,103
Toni Greener. Public Relations dan Pembentukan Citranya 3rd ed. Editor : Nurjaman dan Umam. Op.Cit.,103, Jakarta, Bumi Aksara. 2002 : 46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Tapi, jangan terlalu terkejut kalau ternyata diperusahaan lain yang terjadi malah sebaliknya. Banyak juga department-departemen PR yang ditempatkan dalam tugas-tugas ritual PR yang cendrung konvensionak dan menunggu perintah dari atasan. Perbedaan jabatan PR ini bukan karena jenis industry perusahaan tersebut, tapi semata lebih karena persepsi manajemen, terutama top management, terhadap peran PR. Satu keunggulan PR diindonesia adalah banyaknya praktisi ataupun konsultan PR yang berasal dari latar belakang ilmu nonkomunikasi. Namun demikian, apapun difinisi PR pada sebuah perusahaan, mempunyai peran yang sama pentingnya. Karena pada dasarnya PR mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang sama, namum mempunyai segmentasi, target audiens, serta media yang berbeda. PR sudah menjadi salah satu indikator sukses serta communication tools yang penting bagi Pribadi maupun perusahaan. Dalam era reformasi secepat arus internet ini., PR sudah menjadi elemen korporasi yang esensial dan penting dalam mengelola reputasi perusahaan. Karyawan-karyawan adalah duta PR bagi perusahaan yang dengan suka rela dan termotivasi untuk membicarakan perusahaan, organisasi, dan merek koprorasi dengan sangat positif dan rasa bangga. PR harus bisa menilai permasalahan yang dihadapinya, terlalu banyak permasalahan terkadang membuat seorang PR bingung untuk memprioritaskan permasalahan. Adanya prioritas berarti mendahulukan permasalahan yang paling rumit, dan perlu untuk memiliki target waktu penyelesaian dari setiap permasalan agar bisa menyelesaikan permasalahan yang lain. karena seorang PR harus pandai mencari jalan keluar dan bila pelru bertanya kepada seorang ahli atau mencari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
refrensi sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Seperti tertulis pada sebuah kutipan “public relations (PR) is the practice of managing the flow of information between an organization and its public.”12 PR harus cermat dan penuh perhitungan dalam membaca situasi, khususnya dalam mengatasi masalah pada kegiatan yang menjadi kendala atau sorotan public. Karena PR juga mempunyai peran dalam memajukan perusahaan sehingga diperlukan sikap aktif dalam mencari tahu apa keinginan karyawan dan publik, bila perlu dilakukan pendektan-pendekatan yang dari hasilnya dapat diketahui tindakan apa yang perlu dilakukan. Bahkan mungkin dapat dibuat sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan. Selain itu keinginan khalayak juga dapat memberikan gambaran seberpa kuat perusahaan pesaing dalam menjalankan bisnisnya.
2.4
Konsep Iklim Komunikasi Organisasi Redding menyatakan bahwa “ iklim komunikasi organisasi jauh lebih penting
dari pada keterampilan teknik- teknik komunikasi semata –mata dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif. Iklim komunikasi sebuah organisasi mempengaruhi cara hidup kita, kepada siapa kita bicara, siapa yang kita sukai, bagaimana perasaan kita, bagaimana kegiatan kerja kita, bagaimana perkembangan kita, apa yang ingin kita capai, dan bagaimana cara kita menyesuaikan diri dengan organisasi.”13 ________________________ 12
Laksama, Agung. Internal public relations. Jakarta, Republika, 2010 : 4
13
Pace dan Faules. Komunikasi Organisasi Startegi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Editor : Mulyana, Deddy. Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001 : 148
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi–persepsi atas unsur–unsur organisai dan pengaruh unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi dengan anggota organisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman
bagi
keputusan-keputusan
dan
tindakan-tindakan
individu,
dan
mempengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi. Iklim komunikasi memainkan peranan sentral dalam mendorong anggota organisasi untuk mencurahkan usaha kepada pekerjaan mereka dalam organisasi. Iklim komunikasi dalam organisasi mempunyai konsekuensi penting bagi pergantian dan masa kerja pegawai dalam organisasi. Iklim komunikasi yang positif cenderung meningkat dan mendukung komitmen pada organisasi.14 2.4.1
Dimensi Iklim Komunikasi Organisasi Menurut Pace dan Peterson, ada enam faktor yang mempengaruhi iklim
komunikasi organisasi, antara lain: 1. Kepercayaan – personil disemua tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang didalamnya terdapat kepercayaan, keyakinan, dan kredibilitas didukung oleh pernyataan dan tindakan.
14
Pace dan Faules. Komunikasi Organisasi Startegi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Editor : Mulyana, Deddy. Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001 : 155
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Kepercayaan yang kuat serta penerimaanatas tujuan serta nilai-nilai organisasi, dan keinginan yang besar untuk mempertahnkan keanggotaan dalam organisasi merupakan faktor komitmen organisasi.15 2. Pembuatan keputusan bersama – para pegawai swasta disemua tingkat dalam organisasi harus diajak berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi, yang relevan dengan kedudukan mereka. Para pegawai disemua tingkat harus diberi kesempatan berkomuniksai dan berkonsultasi dengan manajemen diatas mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penetuan tujuan.16 Dalam organisasi sangat diperlukan keterlibatan anggota dalam unitnya masing-masing untuk menjaga kelancaraan tugas organisasi. Sebab bila suatu unit kerja organisasi macet akan mempengaruhi kepada keseluruhan tugas-tugas organisasi. Untuk mengajak dan mendorong anggota unit organisasi mau bekerja adalah dengan menggunakan komunikasi dan itu merupakan tugas dari pimpinan unit masing-masing.17 Meskipun dalam setiap organisasi pimpinanlah yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan terakhir, tidak berarti bahwa dalam mengambil keputusan pimpinan bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain. 15
Pace dan Faules. Komunikasi Organisasi Startegi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Editor : Mulyana, Deddy. Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001 : 156 16 Pace dan Faules. Komunikasi Organisasi Startegi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Editor : Mulyana, Deddy. Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001 : 159 17
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta, Bumi Aksara, 2002 : 78
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Malahan sebaliknya yang harus berlaku, yakni bahwa proses pengambilan keputusan seorang pimpinan harus mengikutsertakan sebanyak mungkin bawahannya. Peranan para bawahan itu adalah sebagai sumber informasi dan data karena suatu keputusan dapat dikaitkan baik apabila keputusan itu didasarkan kepada fakta-fakta dan data yang sangat erat hubungannya dengan suatu masalah yang dihadapi.18 3. Kejujuran – suasana umum yang diliputikejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para pegawai mampu mengatakan “apa yang ada dalam pikiran mereka?” tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat, bawahan, atau atasan.19 Suasana bebas dalam berkomunikasi yang bisa menimbulkan kesatuan diantara para karyawan, sebab masing-masing keryawan merasa dirinya sama-sama diakui keberadaannya dalam lingkungan kerja. Suasana bebas tidak formal itu akan menimbulkan keberanian para karyawan untuk berpartisipasi
sepenuhnya
menciptakan
gagasan
bagi
keperluan
perusahaan. Partisipasi hendaknya berorientasi kepada masalah yang sedang dibahas. Pembicaraan yang bebas seringkali membuat suasana lebih santai, tetapi
18
Siagian, Sondang. Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan. Jakarta, Gunung Agung, 1980 : 113
19
Pace dan Faules. Komunikasi Organisasi Startegi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Editor : Mulyana, Deddy. Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001 : 159-160
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
yang harus dijaga ialah jangan sampai kontinuitas berpikir kepada masalahnya menjadi hilang. Setiap karyawan perlu adanya keluluasaan untuk membicarakan pikiran masing-masing.20 4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah – keperluan informasi berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu, yang mempengaruhi kemapuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagia-bagian lainnya, dan yang berhubungan luas dengan perusahaan, organisasi para pemimpin dan rencana-rencana.21 Kurangnya sifat terbuka diantara pimpinan dan karyawan akan menyebabkan pembelokan atau tidak mau menyampaikan pesan dan gangguan dalam pesan. Umumnya pimpinan tidak begitu memperhatikan arus komunikasi ke bawah. Pimpinan mau memberikan informasi ke bawah bila mereka merasa bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas. Tetapi apabila suatu pesam tidak relevan dengan tugas, pesan tersebut tetap dipegangnya.22 5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas – personil disetiap tingkat dalam organisasi harus mendengarkan saran-saran atau laporan-laporan masalah yang dikemukakan personil di setiap tingkat bawahan dalam organisasi, secara berkesinambungan dan dengan pikiran terbuka. 20
Effendy, Onong. Human Relations dan Public Relations dalam Management. Bandung, Alumni, 1986 : 91-92
21
Pace dan Faules. Komunikasi Organisasi Startegi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Editor : Mulyana, Deddy. Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001 : 160 22
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta, Bumi Aksara, 2002 : 110
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Informasi dari bawahan harus dipandang cukup penting untuk dilaksanakan kecuali petunjuk yang berlawanan.23 Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalah-maslah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugas-tugas dan organisasi.24 6. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi – personil disemua tingkat dalam organisasi harus menunjukan suatu komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi, produktivitas tinggi, kualitas tinggi, biaya rendah, demikian pula menunjukan perhatian besar pada anggota organisasi lainnya.
2.5
Konsep Produktivitas Kerja Definisi
produktivitas
adalah
suatu
pendektan
interdisipliner
untuk
menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktivitas untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien dan tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi.25
23
Pace dan Faules. Komunikasi Organisasi Startegi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Editor : Mulyana, Deddy. Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001 : 160 24
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta, Bumi Aksara, 2002 : 117
25
Sinungan, Muchdarsyah. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta, Bumi Aksara, 2005:17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Secara filosofi produktivitas adalah pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan mutu kehidupan besok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas, tetapi terus mengembangkan diri dan meningaktkan kemampuan kerja. Secara definisi kerja, produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang dipergunakan persatuan waktu. Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang penting di semua tingkatan ekonomi. Pada suatu perusahaan, pengukuran produktivitas biasanya digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan mendorong efisiensi penduduk.26 Untuk mengukur produktivitas karyawan dapat melalui beberapa aspek, seperti : kualifikasi pekerjaan, motivasi, orientasi pekerjaan positif, kedewasaan, dan kemampuan bergaul dengan efektif.27
26
Sinungan, Muchdarsyah. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta, Bumi Aksara, 2005:22
27
Timpe, A Dale. Seri Ilmu dan Seni Manajemen Bisnis Produktivitas. Jakarta, Gramedia, 1992:111-112
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Berikut penjabaran dari aspek-aspek tersebut : 1. Lebih dari memenuhi kualifikasi pekerjaan, kualifikasi pekerjaan dianggap mendasar bagi pekerjaan, juga dianggap bahwa produktivitas tinggi tidak mungkin tercapai tanpa adanya kualifikasi yang benar. Seseorang dikatakan memiliki kualifikasi yang lebih apabila cerdas dan dapat belajar dengan cepat, kompeten secara professional atau teknis, kreatif dan inovatif, memahami pekerjaan, memiliki catatan prestasi yang berhasil dan lain sebagainya. 2. Mempunyai motivasi tinggi, motivasi merupakan faktor kritis dalam produktivitas. Dalam arti, karyawan yang bermotivasi tinggi berada pada jalan menuju produktivitas tinggi. Seseorang dikatakan mempunyai motivasi yang tinggi apabila tekun dalam melaksanakan suatu tugas, berorientasi pada sasaran atau pencapaian, selalu tepat waktu dan ingin menepati waktu, merasa puas jika sudah melakukan pekerjaan dengan baik, dan lain sebagainya. 3. Mempunyai orientasi pekerjaan positif, sikap karyawan terhadap tugas pekerjaan sangat mempengaruhi kinerjanya. Sikap positif dikatakan sebagai factor utama dalam produktivitas karyawan. Seseorang dikatakan mempunyai orientasi pekerjaan positif apabila cermat, dapat dipercaya, kosisten, luwes dan dapat menyesuaiakan diri dengan perubahan,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
mempunyai kebiasaan kerja yang baik, menetapkan standar yang tinggi dan lain sebagainya. 4. Dewasa, kedewasan adalah suatu atribut pribadi yang dinilai sangat penting untuk dimiliki oleh setiap karyawan. Karyawan yang memiliki kedewasaan
memperlihatkan
kinerja
yang
konsisten
dan
hanya
memerlukan pengawasan minimal. Sesorang dikatakan dewasa apabila mandiri, percaya diri, mantap secara emosional, jujur, tulus, dapat bekerja efektif di bawah tekanan, mempunyai ambisi yang sehat atau ingin tumbuh secara profesional, dan lain sebagainya. 5. Dapat bergaul dengan efektif, kemampuan untuk memantapkan hubungan antarpribadi yang positif adalah aset yang sangat meningkatkan produktivotas. Seseorang yang dapat bergaul dengan efektif apabila memiliki pribadi yang menyenangkan, mampu berkomunikasi dengen efektif, dan dapat bekerja sama dalam tim. 2.5.1 Faktor Peningkatan Produktivitas Kerja Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Wana Nusa menyatakan bahwa “pendidikan, keterampilan, disiplin, motivasi, sikap dan etika kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan industrial, teknologi, sarana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
produksi, manajemen dan kesempatan berprestasi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas kerja karyawan.”28 Payaman J. Simanjuntak juga mendefinisikan faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan perusahaan yang digolongkan pada tiga kelompok, yaitu:29 1. Kualitas dan kemampuan fisik karyawan, dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi, etos kerja, mental dan kemampuan fisik karyawan yang bersangkutan. Peningkatan produktivitas membutuhkan waktu yang lama dan memerlukan teknik-teknik tertentu, antara lain dengan menciptakan iklim dan lingkungan kerja yang menyenangkan dan hubungan industrial yang serasi. 2. Sarana pendukung, untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan perusahaan dapat dikelompokkan pada dua golongan , yaitu: a.
Menyangkut lingkungan kerja (teknologi dan cara produksi, sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan kerja, serta suasana dalam lingkungan kerja itu sendiri.
b.
Menyangkut kesejahteraan karyawan yang terjamin dalam sistem pengupahan dan jaminan sosial, serta jaminan kelangsungan kerja
28-29
Sumarsono, Sonny. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan. Yogyakarta, Graha
Ilmu, 2003
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
3. Supra sarana, menyangkut tiga hal: a. Kebijaksanaan
pemerintah
dibidang
ekspor
impor,
pembatasan-
pembatasan dan pengawasan, juga mempengaruhi ruang lingkup pimpinan perusahaan dan jalannya aktivitas di perusahaan. b. Hubungan
antara
pengusaha
dan
karyawan juga
mempengaruhi
kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Bagaimana pandangan pengusaha
terhadap
karyawan,
sejauh
mana
hak-hak
karyawan
mendapat perhatian, sejauh mana karyawan diikut sertakan dalam pembuatan kebijakan. c. Kemampuan maksimal
manajemen
dan
menggunakan
menciptakan
sistem
kerja
sumber-sumber yang
optimal,
secara akan
menentukan tinggi rendahnya produktivitas kerja karyawan jika digambarkan peningkatan produktivitas karyawan perusahaan. 2.5.2 Manfaat Pengukuran Produktivitas Kerja Pada suatu perusahaan pengukuran produktivitas sangat penting agar selalu dilakukan. Apa saja manfaat yang akan diperoleh perusahaan apabila melakukan pengukuran produktivitas, berikut jawabannya: 1. Pengukuran produktivitas dapat digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa
dan
mendorong
efisiensi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
produk.
Pertama,
dengan
32
pemberitahuan awal, instalasi dan pelaksanaan suatu sistem pengukuran, akan meninggikan kesadaran pegawai dan minatnya pada tingkat dan rangkaian produktivitas. Kedua, diskusi tentang gambaran-gambaran yang berasal dari metode-metode yang relatif kasar ataupun dari data yang kurang memenuhi syarat sekalipun, dapat menjadi dasar bagi penganalisaan proses yang konstruktif atas produktif. 2. Untuk mengetahui apakah perusahaan tetap berjalan kearah target sasaran atau tujuan yang sudah ditentukan sejak awal. 3. Sebagai pertukaran informasi antara manajemen dan tenaga kerja, tentang permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan perusahaan. 4. Dapat
dijadikan
petunjuk
atau
pedoman
bagi
manajemen
untuk
mengendalikan permasalahan perusahaan.
2.6
Hipotesis Teori Penelitian Berdasarkan landasan teori yang ada, peneliti juga mengambil bahan kajian
jurnal dan penelitian terdahulu mengenai iklim komunikasi organisasi dan produktivitas kerja, yaitu : 1. Jurnal “ The relationship between organizational climate and employee satification in a south African information and technology”( The relationship
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
between organisational climate and employee satisfaction in a South African information and technology organization” Journal of industrial Physology, May 2010. Dari jurnal “The relationship between organizational climate and employee satification in a south African information and technology”. Peneliti memahami bahwa telah dilakukan banyak studi dan penelitian mengenai komunikasi didalam organisasi. Dalam jurnal ini disebutkan bahwa iklim komunikasi organisasi dideskripsikan sebagai pembagian persepsi, perasaan, dan perilaku pada anggota organisasi terhadap elemen fundamental organisasi, yang merefleksikan norma, nilai, dan perilaku yang terbentuk pada budaya organisasi, serta pengaruh individu yang bisa menjadi positif atau negative. Studi ini dilakukan untuk mengetahui kepuasan kerja individu tentang pekerjaan mereka, dengan menggunakan aspek efektifitas pada kepuasan kerja menggunakan pendektan global. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode field-survey berupa instrument kuesioner, data yang digunakan menjadi data primer dan data analisis sebagai data sekunder dan untuk mencari hasil korelasi. Perusahaan ini berada di 3 lokasi yang berbeda, kuesioner yang disebarkan ke tiga lokasi tersebut dengan jumlah keseluruhan populasi 1,453 karyawan, mendapatkan respon dari 696 responden. Kuesioner terdiri dari 70 item pertanyaan yang berasal dari 12 dimensi iklim komunikasi organisasi, dengan menggunkan skala likert. Analisis yang digunakan untuk uji hasil data adalah confirmatory dan exporatory factor analysis, untuk menginvestigasi struktur dari type iklim yang diamati. Hasil dari data yang diterima menunjukkan bahwa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
mereka menemukan hubungan yang kuat bahwa kepuasan individu terhadap pekerjaan mereka mempengaruhi iklim komunikasi organisasi dengan hasil yang positif, melalui gaya kepemimpinan yang tegas, karyawan dapat mengembangkan kemampuannya, dan mempunyai rasa memiliki terhadap perusahaan, dam kepuasan kerja.30 2. Penelitian terdahulu “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Autokratis Terhadap Iklim Komunikasi di Petrojava” oleh Ita Puspitasari (2013) a. Persamaan Pada penelitian terdahulu dan penelitian ini sama-sama meneliiti variabel iklim komunikasi namun penelitian terdahulu digunakan sebagai variabel terpengaruh sedangkan penelitian ini sebagai variabel bebas. a. Perbedaan Penelitian terdahulu meneliti variabel gaya kepemimpinan autokratis sebagai variabel bebas, sedangkan penelitian ini menggunakan variabel iklim komunikasi organisasi dan variabel terpengaruh yaitu produktivitas kerja. Obyek penelitian terdahulu dilakukan di PT. Petrojava, sedangkan penelitian ini di Detikcom Direktorat Sales & Marketing. Penelitian terdahulu menggunakan alat analisis determinasi sedangkan penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linear sederhana. 30
http://www.sajip.co.za/index.php/sajip/article/view/800/889, The relationship between organizational climate and employee satification in a south African information and technology. 2010
http://digilib.mercubuana.ac.id/