BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan harus disusun dan dibuat sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku agar laporan mudah dibaca dan dimengerti. Laporan keuangan penting bagi manajer untuk berkomunikasi dengan pihak investor luar yaitu investor publik di luar lingkup manajemen serta tidak terlibat dalam pengelolaan perusahaan. Selain itu banyak pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan seperti pemerintah, kreditor, investor, dan supplier. Djarwanto (2004:5) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang disusun guna memberikan informasi kepada berbagai pihak terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan laba ditahan atau laporan modal sendiri, laporan sumber dan penggunaan modal kerja, dan laporan arus kas.
Tujuan umum laporan keuangan dapat dinyatakan sebagai berikut: a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
Universitas Sumatera Utara
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menafsir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi. e. Untuk mengungkapkan sejauh mana informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan. Selain sebagai alat pertanggungjawaban, laporan keuangan diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Pengambilan keputusan ekonomi adalah keputusan yang dilakukan secara sadar untu menetapkan sesuatu atas dasar data dalam bisnis. Laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi pihak yang berkepentingan, pihak-pihak yang membutuhkan informasi keuangan adalah sebagai berikut: a. Investor atau pemilik Pemilik membutuhkan informasi laporan kauangan untuk menilai apakah perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar deviden. Selain itu untuk menilai apakah investasinya akan tetap dipertahankan atau dijual. Bagi calon pemilik, laporan keuangan dapat memberikan informasi mengenai kemungkinan penempatan investasi dalam perusahaan. b. Pemberi Pinjaman
Universitas Sumatera Utara
Kreditur membutuhkan informasi keuangan guna memutuskan memberi pinjaman serta kemampuan membayar angsuran pokok dan bunga pada saat jatuh tempo. c. Pelanggan Dalam beberapa situasi, pelanggan sering membuat kontrak jangka panjang dengan perusahaan, sehingga perlu informasi mengenai kesehatan keuangan perusahaan. d. Karyawan Karyawan dan serikat buruh memerlukan informasi keuangan guna menilai kemampuan perusahaan untuk mendatangkan laba dan stabilitas usahanya. Karyawan membutuhkan informasi untuk menilai kelangsungan hidup perusahaan sebgai tempat menggantungkan hidup. e. Pemerintah Informasi keuangan bagi pemerintah digunakan unutk menentukan kebijakan dalam bidang ekonomi, misalnya alokasi sumber daya, UMR, pajak, pungutan serta bantuan. f. Masyarakat Laporan keuangan dapat digunakan untuk pengajaran, analisis informasi dan kemakmuran.
2.2. Teori Kepatuhan Kepatuhan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan publik di Indonesia diatur dalam Undang-undang No. 8
Universitas Sumatera Utara
Tahun 1995 tentang Pasar Modal; dalam Peraturan Bapepam Nomor X.E.1 Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-06/BL/2006 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Berkala oleh Perusahaan Efek; dan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 Salinan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik. Peraturan-peraturan tersebut mengisyaratkan terdapat kepatuhan setiap individu maupun organisasi (perusahaan publik) yang terlibat di pasar modal Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan secara tepat waktu kepada Bapepam. Ketepatan waktu ini berhubungan dengan audit delay. Jika audit delay yang dibutuhkan lama, penyampaian laporan keuangan akan tidak tepat waktu. Kepatuhan terhadap masa perikatan audit (audit tenure) telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 yang menjelaskan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk enam tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk tiga tahun buku berturutturut. Teori kepatuhan dapat membuat seseorang lebih patuh pada peraturan yang berlaku, sama seperti perusahaan yang berusaha tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena selain sebagai kewajiban, juga bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan. Sama halnya dengan
Universitas Sumatera Utara
auditor yang berusaha untuk memberikan kinerja terbaiknya berupa kualitas audit. Auditor juga harus patuh dalam memenuhi tugas sesuai dengan jangka waktu audit tenure-nya. Menurut Hendrich (2012), terdapat dua perspektif dasar mengenai kepatuhan hukum yaitu instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan – tanggapan terhadap perubahan insentif, dan penalti yang berhubungan dengan prilaku. Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka. Teori kepatuhan telah diteliti dalam ilmu – ilmu sosial khususnya di bidang psikologi dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya proses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu. Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma – norma internal mereka.
2.3. Auditing Standar auditing digunakan sebagai pedoman audit atas laporan keuangan historis. Menurut mulyadi (2009:9) menyatakan bahwa secara umum auditing adalah proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakakai yang berkepentingan.
Universitas Sumatera Utara
Standar auditing terdiri dari 10 standar dari rinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing -masing standar yang tercantum dalam standar auditing. PSA berisi ketentuan-ketentuandan pedoman-pedoman utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap Pernyataan Standar Auditing yang dikeluarkan oleh Komite bersifat wajib (mandatory) bagi anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan publik. Termasuk didalam Penyataan Standar Auditing adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh Komite terhadap ketentuan yang diterbitkan oleh Komite dalam PSA. Dengan demikian IPSA memberikan jawaban atas pertanyaan atau keraguan dalam penfsiran ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSA sehingga merupakan perluasan lebih lanjut berbagai ketentuan dalam PSA. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai ankuntan publik, sehingga pelaksaannya bersifat wajib (mandatory). Standar auditing digunakan sebagai pedoman bagi auditor dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Standar auditing yang telah di tetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu: a. Standar Umum 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki kahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
Universitas Sumatera Utara
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3. Dalam pelaksaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. b. Standar Pekerja Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang di audit. c. Standar Pelaporan 1. Laporan auditor harus menyatakan laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia 2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
Universitas Sumatera Utara
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. Standar tersebut saling berhubungan dan saling bergantung satu dengan yang lainnya. Keaadaan yang berhubungan erat denganpenentuan dipenuhi atau tidaknya suatu standar, dapat berlaku juga standar yang lain. Materialitas dan resiko audit melandasi penerapan semua standar auditing terutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.
2.4. Audit Delay GAAS (Generally Accepted Auditing Standars) khususnya pada bagian standar umum ketiga menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian. Seiring dengan hal tersebut, standar pekerjaan lapangan juga harus dilaksankan dengan perencanaan yang matang dan mengumpulkan alat-alat bukti yang memadai. Adakalanya, dalam melaksanakan standar-standar tersebut ditemukan adanya penyimpangan. Penyimpangan inilah yang kadang menyebabkan lamanya suatu proses pengauditan dilakukan karena adanya unsur verifikasi yang digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
mengusut indikasi penyimpangan yang terjadi. Proses ini memungkinkan publikasi laporan keuangan yang diharapkan secepat mungkin menjadi terlambat.Fenomena
lamanya
proses
dalam
terminology
penelitian
pengauditan dikenal denganaudit delay. “Audit delayatau audit report lag adalah lamanya / rentangwaktu penyelesaian audit yang diukur daritanggal penutupan tahun buku sampai dengantanggal diterbitkannya laporan keuangan auditan” (Parwati dan Suhardjo,
2009).Audit
delayinilah
yang
dapat
mempengaruhi
ketepataninformasi yang dipublikasikan, sehingga akanberpengaruh terhadap tingkat
ketidakpastiankeputusan
yang
berdasarkan
informasi
yangdipublikasikan.Keterlambatan waktu laporan keuanganauditan yang disampaikan oleh auditor kepada perusahaan dapat mempengaruhi kualitas informasi dari laporan tersebut karena panjangnya waktu tunda audit menunjukkan bahwa informasi yang diberikan tidak out of date dan informasi yang lama menunjukkan bahwa kualitas dari laporan keuangan auditan tersebut buruk. Menurut PSAK tahun 2007 pada kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan paragraf 43, yaitu jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.Kerelevansian suatu laporan keuangan auditan dapat diperoleh apabila laporan keuangan auditan tersebut dapat diselesaikan secara tepat waktu pada saat dibutuhkan
Universitas Sumatera Utara
2.5. Rasio Profitabilitas Profitabilitas merupakan good news bagi perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi membutuhkan waktu dalam pengauditan laporan keuangan lebih cepat dikarenakan harus menyampaikan kabar baik tersebut kepada publik atau pemegang saham. Pengukuran rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan beberapa komonen yang ada di dalam laporan laba rugi dan atau neraca. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode. Tujuannya adalah untuk memonitor dan mengevaluasi tingkat perkembangna rasio profitabilitas perusahaan dari waktu ke waktu. Dengan melakukan analisis rasio keuangan secara berkala memungkinkan bagi manajemen untuk secara efektif menetapkan langkahlangkah perbaikan dan efisiensi. “Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan” (Kasmir 2008:196). Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu: 1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu 2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang 3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu
Universitas Sumatera Utara
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri 5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri 6. Untuk mengukur produktvitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri Sementara itu manfaat yang diperoleh adalah untuk 1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu periode 2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya degan tahun sekarang 3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu 4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri 5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri Jika perusahaan mengalami profitabilitas yang lebih tinggi maka audit delayakan
semakin
pendek
dibandingkan
perusahaan
yang
tingkat
profitabilitasnya lebih rendah.Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas suatu perusahaan dalam penelitian ini adalah return onasset (ROA). “Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih” (Hery
2016:193).
Dengan
kata
lain
rasio
ini
digunakan
untuk
Universitas Sumatera Utara
mengukurseberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset ROA = Laba bersih Total Aset Jika hasil Return On Asset (ROA) semakin besar maka jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah yang tertanam dalam total aset juga akan semakin besar. Sebaliknya, jika hasil Return On Asset (ROA) semakin kecil maka jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah yang tertanam dalam total aset juga akan semakin kecil.
2.6. Rasio Leverage Menurut Kasmir (2008:165) “Rasio Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang”. Misalnya, rasio total hutang dengan total aktiva (total debt to total assets ratio), kelipatan keuntungan terhadap beban bunga (time interest earned), kemampuan keuntungan dalam menutup beban tetap (fixed charge converage). Tujuan daripenggunaanhutang(Leverage)adalah untukmeningkatkanreturnbagi pemegang saham. Dengan memperbesar unsur
Leverage,
maka
unsur
makintinggi,tapijugamemperbesarkemungkinan
ketidakpastianreturn pertambahan
jumlah
return yang diperoleh. Tujuan dan manfaat rasio leverage adalah sebagai berikut: a. untuk menilai dan mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya
Universitas Sumatera Utara
b. untuk menilai dan mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap c. untuk menilai dan mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dan modal d. untuk menilai dan mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang e. untuk menilai dan mengetahui seberapa besarhutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva f. untuk menilai dan mengetahui atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang g. untuk menilai dan mengetahui seberapa besar dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya modal sendiri. Pada praktiknya dikenal 3(tiga) macam bentukLeverage dalam perusahaan,yaituoperatingLeverage,
financial
Leverage,
dan
totalLeverage. a.Operating Leverage Operating
Leveragejugadapatdiartikansebagaipenggunaandana
denganbiayatetapdenganharapanpendapatan yangdihasilkandaripenggunaan dana tersebut. Dengan menggunakan operating
Leverage perusahaan mengharapkan bahwaperubahan
penjualan akanmengakibatkan perubahan laba sebelumbunga dan pajakyang lebihbesar.
Universitas Sumatera Utara
b.Financial Leverage FinancialLeverageadalahtingkat sampaisejauhmanasekuritasdenganlaba ataupengembaliantetap(saham
preferendanutang)digunakandalam
strukturmodalperusahaan. Penggunaan
financialLeverageyang
semakinbesarmembawa
dampak
positifbilapendapatan
yangditerimadaripenggunaandanatersebutlebihbesar daripadabebankeuanganyang negatifnya
penggunaan
menyebabkanhutang yaitu
dikeluarkan.Sedangkandampak
financialLeverageyangsemakinbesarakan
semakinbesaryangditanggung
bebantetapataubeban
bunganya.
Apabila
perusahaan, perusahaan
tidakmemenuhikewajibannya yang berupa beban bunganya, maka perusahaan akan mengalami kesulitan untuk menjalankan kegiatan usahanya. c. Total Leverage/ Combined Leverage TotalLeveragemerupakan dengan
kombinasidariOperating
Leverage
FinancialLevearge.Leveragekombinasiterjadi
apabilaperusahaanmemilikibaik
operating
LeveragemaupunfinancialLeveragedalamusahanya
untuk
meningkatkan keuntungan bagi pemegang sahambiasa. Apabila perusahaan memiliki rasio leverage yang tinggi maka resiko kerugian perusahaan tersbut akan bertambah. Oleh sebab itu, untuk
Universitas Sumatera Utara
memperoleh keyakinan akan laporan keuangan perusahaan maka auditor akan meningkatkan kehati-hatiannya sehingga rentang audit delay akan lebih panjang. Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat leverage suatu perusahaan dalam penelitian ini adalahDebt to Equity Ratio (DER). Menurut Kasmir (2008:157) “Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas”. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan uang. Debt to Equity Ratio (DER) = Total Hutang Total Ekuitas
2.7. Ukuran Perusahaan (Total Asset) Ukuran perusahaan menunjukan besar kecilnya sebuah perusahaan. Suatu perusahaan dapat dikatakan besar atau kecil dilihat dari beberapa sudut pandang seperti total nilai aset,total penjualan, jumlah tenaga kerja dan sebagainya.
Keputusan
ketua
Bapepam
Nomor:
Kep.
11/PM/1997
menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan asset (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total asset tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total assetnya diatas seratus milyar. Kartika (2009) berpendapat bahwa perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay karena perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan pemerintah dan lain-lain. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Keterbatasan karyawan dan keahlian yang dimiliki oleh perusahaan kecil dapat menimbulkan keraguan terhadap laporan keuangan yang dihasilkan. Auditor harus lebih teliti dalam melakukan pengauditan. Hal ini merupakan faktor yang dapat memperpanjang audit delay. Besar kecilnya perusahaan biasanya mempengaruhi penilaian seorang investor untuk investasi di suatu perusahaan. Dalam penelitian ini pengukuran terhadap ukuran perusahaan diproksikan dengan nilai logaritma dari total aset (natural logarihm of assets). Semakin besar perusahaan semakin besar pula dana yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Ukuran perusahaan (Firm Size ) = Logaritma (Natural Total Asset)
2.8. Komite Audit Komite audit adalah sekumpulan orang yang dipilih dari anggotadewan komisaris yang bertanggung jawab untuk mengawasi prosespelaporan keuangan dan pengungkapan (disclosure). Keanggotaan komite audit berdasarkan SE Direksi BEJ No. Kep-339/BEJ/07-2001 tanggal 21 Juli 2001 mengatur bahwa:
Universitas Sumatera Utara
a. Komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya 3 orang b. Seorang komisaris independen menjadi ketua c. Anggota lainnya merupakan pihak eksternal yang independen d. Sekurang-kurangnya satu orang memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan/atau keuangan akuntansi dan/atau keuangan Komite
audit
bertugas
memberikan
pendapat
professional
yang
independen kepada dewan komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan komisaris, yang meliputi: a. Menelaah informasi keuangan yang akan dikeluarkan oleh perusahaan seperti laporan keuangan serta proyeksi dan informasi keuangan lainnya. b. Menelaah independensi dan objektivitas akuntan publik. c. Menelaah kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik untuk memastikan semua risiko yang penting telah dipertimbangkan. d. Menelaah efektivitas pengendalian internal perusahaan. e. Menelaah tingkat kepatuhan perusahaan tercatat terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan peraturan perundangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. f. Melakukan pemeriksaan terhadap dugaan adanya kesalahan dalam keputusan rapat direksi atau penyimpangan dalam pelaksanaan keputusan rapat direksi. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan oleh komite audit atau pihak independen yang ditunjuk oleh komite audit atas biaya perusahaan tercatat yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
Komite audit wajib melaporkan hasil penelaahannya kepada seluruh anggota dewan komisaris selambat-lambatnya 2 hari kerja setelah laporan itu selesai dibuat. Komite audit wajib menyampaikan laporan aktivitasnya kepada dewan komisaris secara berkala, sekurang-kurangnya 1 kali dalam 3 bulan. Masa tugas anggota komite audit tidak boleh lebih lama dari masa jabatan dewan komisaris sebagaimana diatur dalam anggaran dasar dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu periode berikutnya. Sesuai dengan peraturan BAPEPAM-LK dalam surat edaran No. SE-03/PM/2000 dinyatakan bahwa emiten publik harus mempunyai komite audit yangberanggotakan paling sedikit tiga orang dengan dipimpin oleh komisaris independendan sisanya merupakan anggota eksternal. Semakin banyakanggota dalam komite audit suatu perusahaan maka semakin singkat audit delay.
2.9. Extraordinary Item (item-item luar biasa) Menurut Rachmad Saleh (dalam Almilia dan Setiady,2006) perusahaan yang melaporkan item – item luar biasa cenderung terlambat menyajikan laporan keuangannya.Item – item luar biasa adalah kejadian material yang jarang terjadi dan tidak berasal dari kegiatan operasi normal perusahaan. Terdapat beberapa pengecualian mengenai item – item luar biasa, dimana item – item ini tidak dianggap sebagai item luar biasa yaitu: a. Penurunan atau penghapusan piutang, persediaan dan peralatan yang dilease pada pihak lain, biaya penelitian dan pengembangan yang ditangguhkan serta aktiva tak berwujud yang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
b. Keuntungan atau kerugian dari transaksi valuta asing, termasuk devaluasi dan revaluasi. c. Keuntungan atau kerugian pelepasan segmen bisnis. d. Keuntungan atau kerugian dari penjualan bangunan, pabrik dan peralatanoperasi. e. Pengaruh dari pemogokan. f. Penyesuaian akrual atas kontrak jangka panjang. Menurut Almilia dan Setiady (2006) beberapa jenis keuntungan item-item luar biasa adalah : a. Kemungkinan penerimaan atas hadiah, sumbangan, bonus, dan lain – lain. b. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak. c. Penundanaan
kasus
pengadilan
yang
kemungkinan
hasilnya
menguntungkan. d. Kerugian pajak yang dapat dikompensasikan untuk tahun di masa depan. Sedangkan kerugian kontinjensi, biasanya berkaitan dengan : a. Perkara pengadilan, klaim dan pengenaan. b. Biaya jaminan dan garansi. c. Premi dan kupon. d. Kewajiban lingkungan. e. Resiko asuransi sendiri. Item – item luar biasa akan menambah informasi yang harus disajikan oleh perusahaan pada pihak yang berkepentingan, yang akan menambah waktu yang diperlukan untuk mengolah informasi tersebut. Sehingga pelaporan item
Universitas Sumatera Utara
– item luar biasa dapat dikatakan memiliki hubungan positif terhadap keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan.
2.10. Reputasi KAP Kantor
Akuntan
Publik
(KAP)
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi audit delay. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha di bidang pemberian jasa dalam praktek akuntan publik. Seorang auditor bukanlah pihak yang mengungkapkan informasi keuangan secara signifikan mengenai perusahaan. Namun, auditor berperan dalam mengungkapakan informasi tentang pengaruh material dari metode akuntansi dan menyatakan opini atas laporan keuangan yang telah diaudit. Setiap laporan keuangan tahunan perusahaan akan diaudit oleh seorang auditor yang berkerja di Kantor Akuntan Publik (KAP). Kualitas auditor dapat diketahui dari besarnya perusahaan audit yang melaksanakan pengauditan laporan keuangan tahunan, berstandar pada apakah Kantor Akuntan Publik (KAP) bekerja sama dengan big four atau tidak. Penelitian yang dilakukan sebelumnya banyak yang menyatakan ada kecenderungan bahwa KAP Big Four lebih cepat menyelesaikan tugas audit yang mereka terima. Kantor Akuntan Publik yang bereputasi baik, diperkirakan dapat melakukan audit lebih efisien dan memliki fleksibilitas yang lebih besar
Universitas Sumatera Utara
untuk menyelesaikan audit sesuai jadwal. Sehingga informasi dapat lebih cepat diterima pengguna laporan keuangan di dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Arens dan Loebbeck mengkategorikan ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) menjadi empat kategori:
a. Kantor Akuntan Publik Internasional “The Big Four” Ada empat kantor akuntan publik terbesar di amerika serikat, yang disebut sebagai kantor akuntan publik international dan mempunyai julakan “the Big Four”. Masing- masing memiliki kantor di setiap kota besar di amerika serikat dan di banyak kota besar di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Berikut nama Kantor Akuntan Publik di Indonesia yang bermitra dengan big four, yaitu: 1. KAP Price WaterHouse Cooper (PWC), berkerjasama dengan KAP Drs. Hadi Sutarto & Rekan, Haryanto Sahari & Rekan. 2. KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), bekerjasama dengan KAP Sidharta-Sidharta& Widjaja 3. KAP Ernest & Young (E&Y), yang bekerjasama dengan KAP Prasetio, Sarwoko & Sarjadja. 4. KAP Deloitte Touche Thomatsu (Deloitte), bekerjasama dengan KAP Hans Tuanakotta& Mustofa, Osman Ramli Satrio & Rekan.
Universitas Sumatera Utara
b. Kantor Akuntan Publik Nasional KAP ini memberikan pelayanan yang sama dengan “The Big Six” dan melancarkan persaingan langsung dengan mereka dalamhalmenarik klien. Selain itu mereka memiliki hubungan dengan KAP di luar negeri sehingga memiliki juga potensi International. Pada masa belakangan ini makin banyak kantor akuntan publik jenis ini yang juga di wakili di Indonesia.
c. Kantor Akuntan Publik Lokal dan Regional Sebagian kantor akuntan publik di Indonesia merupakan kantor akuntan publik lokal dan regional, dan terutama sekali terpusat di pulau jawa. Beberapa diantaranya cuma melayani klien di dalam jangkauan areanya dan membuka cabang di daerah lain. Kantor akuntan publik ini pun, bersaing dengan kantor akuntan publik lain dalam menarik klien termasuk dengan kantor akuntan publik international dan national.
d. KantorAkuntan Publik Lokal Kecil Menurut Arens dan loebbecke yang diterjemahkan oleh Amir abadi yusuf, sebagian besar kantor akuntan publik di Indonesia mempunyai kurang dari 25 tenaga kerja professional dalam satu kantor akuntan publik. Mereka memberikan jasa audit dan pelayanan yang berhubungan dengan itu terutama bagi badan organisasi kecil dan organisasi nirlaba,
Universitas Sumatera Utara
meskipun ada juga diantaranya melayani perusahaan yang telah go publik.
2.11. Tinjauan Penelitian Terdahulu Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan audit delay yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu Peneliti
Silvia Angruningru m dan Made Gede Wirakusuma
Tahun
2013
Judul Penelitian Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Kompleksitas Operasi, Reputasi KAP, Komite Audit Terhadap Audit Delay
Variabel Penelitian - Independen: Profitabilitas Leverage Kompleksitas Operasi Reputasi KAP Komite Audit
Teknik Analisis
Hasil Penelitian
Regresi Linear Berganda
1. Leverage dan Kompleksitas Operasi berpengaruh positif terhadap audit delay 2. Profitabilitas, Reputasi KAP dan Komite Audit berpengaruh negatif terhadap audit delay
Regresi Linear Berganda
1. Jenis auditor (big4),
Regresi Linear Berganda
1. Ukuran Perusahaan dan
- Dependen: Audit Delay Alim Al Ayub Ahmed dan Md. Shakawat Hossain
2010
Audit Report Lag: A Study of the Bangladeshi Listed Companies
-Independen: Jenis Auditor Perubahan Auditor Jenis Laporan Audit Perusahaan Keuangan Risiko Bisnis Item / Pos tambahan Ukuran Perusahaan.
perusahaan keuangan, profitabilitas, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag. 2. Leverage berpengaruh terhadap audit report lag.
-Dependen: Audit Report Lag Raja Adzrin Raja Ahmad dan Khairul Anuar kamarudin
2003
Audit Delay and the Timeliness Of Corporate Reporting: Malaysian Evidance
-Independen: Ukuran Perusahaan Jenis Industri Laba/rugi Perusahaan Pos luar biasa opini audit kualitas auditor Proporsi hutang - Dependen: Audit delay
pos luar biasa tidak berpengaruh terhadap audit report lag. 2. Jenis Industri, Laba/rugi Perusahaan, opini audit,kualitas auditor, Proporsi hutang berpengaruh terhadap audit delay.
Universitas Sumatera Utara
Novice Lianto dan Budi Hartono Kesuma
Dwi Hayu Estrini dan Herry Laksito
Ni Wayan Rustiarini dan Ni Wayan Mita Sugiarti
2010
2013
2013
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Audit report lag
Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011) Pengaruh karakteristik auditor,spesialisasi auditor opini audit, audit tenure, dan pergantian auditor pada audit delay.
-Independen: Profitabilitas Solvabilitas ukuran perusahaan umur perusahaan jenis industri
Regresi Linear Berganda
- Dependen: Audit Report Lag - Independen Profitabilitas ukuran perusahaan gender auditor reputasi KAP.
1. Profitabilitas, solvabilitas, dan umur perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag. 2. Ukuran perusahaan, dan jenis industri tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
Regresi Linear Berganda
- Dependen: Audit delay - Independen: karakteristik auditor spesialisasi auditor opini audit audit tenure pergantian auditor
1. Profitabilitas, Gender auditor, dan reputasi KAP berpengaruh terhadap audit delay. 2. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Regresi Linear Berganda
1. Karakteristik auditor dan pergantian auditor berpengaruh terhadap audit report lag. 2. Opini audit, spesialisasi auditor, dan audit tenure tidak berpengaruh terhadap audit delay
- Dependen: Audit delay Lina Anggraeny Parwati dan Yohanes Suhardjo
2009
Faktor-faktor yang Yang Mempengaruhi Audit Report Lag
Andi Kartika
2011
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI
Independen: Jenis industri, Rugi/laba, Opini auditor, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, Solvabilitas. Dependen Audit Repot Lag - Independen ukuran perusahaan operasi kerugian dan keuntungan solvabilitas profitabilitas opini audit reputasi auditor
Regresi linier berganda
Jenis Industri, Profitabilitas dan Ukuran KAP berpengaruh terhadap audit report lag sedangkan laba/rugi, opini auditor, ukuran perusahaan, dan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
Regresi Linier 1. Ukuran perusahaan , Berganda operasi kerugian dan keuntungan, solvabilitas, opini audit, reputasi auditor berpengaruh positif terhadap audit delay 2. Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay
- Dependen Audit Delay
Universitas Sumatera Utara
Nova Vitria Adriani
2014
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Dengan Reputasi KAPSebagai Variabel Pemoderasi Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur YangTerdaftar di BEI
- Independen Ukuran perusahaan Pergantian auditor Jenis opini auditor Profitabilitas Debt proportion Laba rugi perusahaan Debt to equity ratio Audit tenure Umur perusahaan Kompleksitas operasi Perusahaan Likuiditas Extraordinary item
Regresi Liner 1. Ukuran perusahaan, opini Berganda auditor, laba rugi perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, extraordinary item berpengaruh positif terhadap audit report lag 2. Pergantian auditor, profitabilitas, debt proportion, debt to equity ratio, audit tenure, umur perusahaan, likuiditas berpengaruh negatif terhadap audit report lag
- Dependen Audit report lag - moderasi Reputasi KAP
Sumber: Olahan Peneliti 2.12. Kerangka Konseptual
Profitabilitas
(X1)
Leverage (X2) Audit Delay (Y) Ukuran H3 Perusahaan (X3) Komite Audit (X4)
Extraordinary Item (X5)
Reputasi KAP (Z)
Gambar 2.1. Kerangka Koseptual
Universitas Sumatera Utara
Kerangka konseptual merupakan suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konseptual ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan dari suatu topik yang akan dibahas. Pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen dapat diuraikan sebagai berikut: a. Hubungan profitabilitas terhadap audit delay. Profitabilitas adalah tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu selama satu tahun yang terdapat dalam laporan keuangan. Profitabilitas merupakan good news bagi perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi membutuhkan waktu dalampengauditan laporan keuangan lebih cepat dikarenakan harus menyampaikan kabar baik tersebut kepada publik atau pemegang saham. Jika perusahaan mengalami profitabilitas yang lebih tinggi maka audit delay akan semakin pendek dibandingkan perusahaan yang tingkat profitabilitasnya lebih rendah.
b. Hubunganleverage terhadap audit delay Dalam penelitian ini debt to equity ratio (DER) adalah salah satu bagian dari rasio solvabilitas, yaitu rasio yang menggambarkan perbandingan antara kewajiban dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Tingginya debt to equity ratio mencerminkan tingginya resiko keuangan perusahaan. Risiko perusahaan yang tinggi
Universitas Sumatera Utara
mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan adalah berita buruk bagi citra perusahaan dimata publik. Hal ini menyebabkan manajemen akan menunda pelaporan keuangannya.
c. Hubungan ukuran perusahaan terhadap audit delay Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki perusahaan. Hal yang mendasari hubungan antara ukuran perusahaan dengan audit delay adalah perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat
dibandingkan
perusahaan
kecilkarena
perusahaan
tersebut
dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaanperusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal. Disamping itu perusahaan besar pada umumnya memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan kecil sehingga memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu.
d. Hubungan komite audit terhadap audit delay Sesuai dengan peraturan BAPEPAM-LK dalam surat edaran No. SE03/PM/2000 dinyatakan bahwa emiten publik harus mempunyai komite audit yangberanggotakan paling sedikit tiga orang dengan dipimpin oleh
Universitas Sumatera Utara
komisaris independendan sisanya merupakan anggota eksternal. Semakin banyakanggota dalam komite audit suatu perusahaan maka semakin singkat audit delay.
e. Hubunganextraordinary item terhadap audit delay Item – item luar biasa adalah kejadian material yang jarang terjadi dan tidak berasal dari kegiatan operasi normal perusahaan. Perusahaan yang melaporkan item – item luar biasa cenderung terlambat menyajikan laporan keuangannya. Item – item luar biasa akan menambah informasi yang harus disajikan oleh perusahaan pada pihak yang berkepentingan, yang akan menambah waktu yang diperlukan untuk mengolah informasi tersebut sehingga menyebabkan audit report lag semakin panjang.
f. Hubungan Reputasi KAP dengan Profitabilitas terhadap Audit Delay. Pengukuran rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan beberapa komponen yang ada di dalam laporan laba rugi dan atau neraca. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode. Tujuannya adalah untuk memonitor dan mengevaluasi tingkat perkembangna rasio profitabilitas perusahaan dari waktu ke waktu. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi membutuhkan waktu dalam pengauditan laporan keuangan lebih cepat dikarenakan harus menyampaikan kabar baik tersebut kepada publik atau pemegang saham. Jika perusahaan mampu mengasilkan laba yang tinggi, maka perusahaan dapat
Universitas Sumatera Utara
menggunakan jasa KAP big 4 untuk mengaudit laporan keuangan perusahaannya. Hal ini menandakan bahwa reputasi KAP dapat memoderasiprofitabilitasterhadap audit delay.
g. Hubungan Reputasi KAP denganLeverage terhadap Audit Delay. Tujuan
daripenggunaanhutang(Leverage)adalah
untukmeningkatkanreturnbagi pemegang saham. Dengan memperbesar unsur
Leverage,
maka
unsur
makintinggi,tapijugamemperbesarkemungkinan return yang
ketidakpastianreturn pertambahan
jumlah
diperoleh. Hal ini berpengaruh pada jasa KAP yang
digunakan perusahaan. Semakin tinggi return yang dapat dihasilkan perusahaan, maka semakin baik pula jasa KAP yang digunakan.Hal ini menandakan bahwa reputasi KAP dapat memoderasi leverage terhadap audit delay.
h. Hubungan Reputasi KAP dengan Ukuran Peruasahan (Size) terhadap Audit Delay. KAP big fouradalah empat kantor akuntan berskala internasional yang terbesar saat ini, yang menangani sebagian besar audit bagi perusahaan, baik terbuka (publik) maupun tertutup.KAP big four adalah KAP yang memiliki reputasi baik karna memiliki staf-staf yang kompeten dari pada KAP non big four sehingga dapat memperpendek audit delay. Dengan adanya KAP big four memotifasi perusahaan-perusahaan besar untuk di
Universitas Sumatera Utara
audit oleh KAP big four karena menurut Ahmad dan Kamarudin (2003) perusahaan yang memiliki aset lebih besar ingin melaporkan lebih cepat laporan keuangannya dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aset lebih kecil karena perusahaan besar pada umumnya dimonitor secara ketatoleh investor dan pihak-pihak yang berkepentingan dan perusahaan berskala besar juga memiliki sumber daya untuk membayar audit fees yang relatif tinggi sehingga perusahaan besar dapat menggunakan jasa KAP big four untuk mengaudit laporan keuangan.Hal ini menandakan bahwa reputasi KAP dapat memoderasi ukuran perusahaan terhadap audit delay.
i. Hubungan Reputasi KAP dengan Komite Audit terhadap Audit Delay. Komite audit adalah sekumpulan orang yang dipilih dari anggotadewan komisaris yang bertanggung jawab untuk mengawasi prosespelaporan keuangan dan pengungkapan (disclosure).Keanggotaan komite audit sekurang-kurangnya terdiri dari 3 orang, di mana seorang diantaranya merupakan Komisaris Independen perusahaan tercatat yang sekaligus merangkap sebagai ketua komite audit, sedangkan dua anggota lainnya merupakan pihak eksternal yang independen, dan salah satu diantaranya harus memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan/atau keuangan. Jika pihak eksternal komite audit merupakan anggota dari KAP big four, maka laporan keuangan auditannya akan cepat selesai. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menandakan bahwa reputasi KAP dapat memoderasi komite audit terhadap audit delay.
j. Hubungan Reputasi KAP dengan Extraordinary Item terhadap Audit Delay. Item – item luar biasa adalah kejadian material yang jarang terjadi dan tidak berasal dari kegiatan operasi normal perusahaan.Menurut Rachmad Saleh (dalam Almilia dan Setiady,2006) perusahaan yang melaporkan item – item luar biasa cenderung terlambat menyajikan laporan keuangannya.Item – item luar biasa akan menambah informasi yang harus disajikan oleh perusahaan pada pihak yang berkepentingan, yang akan menambah waktu yang diperlukan untuk mengolah informasi tersebut. Sehingga pelaporan item – item luar biasa dapat dikatakan memiliki
hubungan
positif
terhadap
keterlambatan
penyelesaian
penyajian laporan keuangan. Jika perusahaan memilih menggunakan jasa KAP big four dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan, maka audit delay semakin kecil. Hal ini menandakan bahwa reputasi KAP dapat memoderasi Extraordinary item terhadap audit delay.
2.13.
Hipotesis Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dan mengacu pada beberapa teori-teori penelitian terdahulu yang telah dihimpun, serta
Universitas Sumatera Utara
kerangka konsep yang telah diuraikan sebelumnya, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, komite audit dan extraordinary item secara parsial dan simultan terhadap audit delay. b. Reputasi KAP sebagai variabel pemoderasi dapat memperkuat atau memperlemah
hubungan
antara
profitabilitas,
leverage,
ukuran
perusahaan, komite audit dan extraordinary item secara parsial dan simultan terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara