21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sepakbola dan Pencapaian Pretasi Atlet Sepakbola Sepakbola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak bola, yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang tersebut, agar tidak kemasukan bola. Di dalam memainkan bola, setiap pemain diperbolehkan menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan dan lengan. Hanya penjaga gawang yang diperbolehkan memainkan bola dengan kaki dan tangan (Wigianto, 2009). Program latihan yang baik akan merefleksikan kemampuan pemain dalam bertanding. Seorang pemain sepakbola harus mampu menunjukkan kekuatan, kecepatan dan daya tahan selama 90 menit permainan (Huldani, 2008). Sepakbola merupakan permainan yang sederhana. Kendati demikian sepakbola mebutuhkan teknik, fisik, taktik, dan strategi untuk memenangkan suatu pertandingan yang mana semua komponen tersebut tidak dapat dipisahkan (Zainurid, 2001). Sepakbola dinamis mempunyai ciri-ciri bergerak tanpa bola, memberi dan menempel lawan.Untuk mencapai permaianan yang demikian diperlukan teknik dan taktik yang dimiliki setiap pemain. Namun betapapun baiknya kemampuan teknik dan kemampuan taktik yang dimiliki jika tidak didukung ketahanan jasmaninya, permainan tersebut tidak akan bertahan lama. Sebab pada tingkat ketahanan jasmani
Universitas Sumatera Utara
22
yang rendah akan lekas mengurangi kecepatan dan keterampilan bermain bola (Wibowo, 2007). Berdasarkan kenyataan di atas dimungkinkan besar atlet sepakbola sejak awal berlatih tidak mendapat latihan ketahanan jasmani yang memadai. Di samping itu kemungkinan juga disebabkan adanya kesalahan pelatih dalam membentuk daya tahanya, yang sebenarnya daya tahan tersebut dapat berguna sekali untuk pembinaan berikutnya. Kemungkinan juga disebabkan oleh pelatih atau pemain yang kurang menguasai tentang cara melatih daya tahan aerobik yang benar. Sehingga tujuan latihan untuk meningkatkan daya tahannya tidak tercapai. Pada sepakbola semua gerakan sebagian besar anaerobik baik pemain depan, tengah ataupun belakang (Wibowo, 2007). Dikarenakan latihan daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan, dan kelentukan merupakan suatu komponen latihan fisik yang tidak dapat dipisahkan di dalam sepakbola, maka pelatih diharapkan dalam memberikan latihan fisik, harus memperhatikan beban latihan untuk kelima komponen tersebut dengan berpedoman pada teori-teori tentang beban latihan fisik yang ada di buku-buku kepelatihan. Selain itu pelatih dalam memberikan latihan fisik diharapkan memberikan variasi-variasi latihan, agar pemain tidak merasa bosan sehingga seberat apapun beban latihan yang diberikan tidak membebani pemain dalam melakukan latihan fisik. Begitu juga bagi pemain diharapkan hadir dalam setiap latihan fisik, karena kondisi fisik sangat berpengaruh untuk mencapai prestasi yang maksimal (Zainurid, 2001). Untuk mencapai prestasi yang optimal diperlukan daya tahan jantung-paru yang baik pada atlet sepakbola. Daya tahan jantung paru pemain sepakbola dapat
Universitas Sumatera Utara
23
ditingkatkan dengan latihan yang memerlukan energi yang banyak. Olahraga sepakbola merupakan gerakan tubuh yang memerlukan banyak energi yang diperoleh dari zat gizi makro (karbohidrat, lemak dan protein). Metabolisme yang optimal dari makronutrien tergantung dari mikronutrien (Margaretha, 2004) 2.2. Kebutuhan Gizi Atlet Setiap orang memerlukan jumlah makanan (zat gizi) berbeda-beda, tergantung usia. Berat badan, jenis kelamin, aktivitas, kondisi lingkungan (misalnya suhu), keadaan tertentu (misalnya keadaan sakit, ibu hamil atau menyusui). Seorang olahragawan pada umumnya, memerlukan makanan lebih banyak dari orang pada umumnya, seorang anak dalam masa pertumbuhan memerlukan protein lebih banyak dibanding orang dewasa. Proporsi makanan sehat berimbang terdiri dari atas 60-65% kabohidrat, 20% lemak dan 15-20% protein dari total kebutuhan atau keluaran energi per hari, misalnya seseorang dalam sehari memerlukan 3000 kalori, maka kebutuhan karbohidrat 1800-1950 kalori, lemak 600 kalori dan protein 450-600 kalori (Irianto. 2007). Sesuai prinsip dasar "Gizi Seimbang" yang mengandung cukup karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, air dan serat, maka kebutuhan gizi atlet sepakbola adalah sebagai berikut : 2.2.1. Energi Secara umum seorang pemain sepakbola memerlukan energi sekitar 4.500 Kkal atau 1,5 kali kebutuhan energi orang dewasa normal dengan postur tubuh relatif
Universitas Sumatera Utara
24
sama, karena pemain sepakbola dikategorikan dengan seseorang yang melakukan aktivitas fisik yang berat. Kebutuhan energi dihitung dengan memperhatikan beberapa komponen penggunaan energi yaitu : Basal Metabolic Rate (BMR), Specific Dynamic Action (SDA), Aktivitas Fisik dan Faktor Pertumbuhan a. Basal Metabolic Rate (BMR) BMR merupakan jumlah energi yang dikeluarkan untuk aktivitas vital tubuh seperti denyut jantung, bernafas, transmisi elektrik pada otot dan lain-lain. Tabel 2.1. Basal Metbolisme Rate (BMR) Untuk Laki-Laki Berdasarkan Berat Badan Jenis Berat Badan Energi (Kal) Kelamin (Kg) 10-18 th 18-30 th 30-60 th Laki-laki 55 1625 1514 1499 60 1713 1589 1556 65 1801 1664 1613 70 1889 1739 1670 75 1977 1814 1727 80 2065 1889 1785 85 2154 1964 1842 90 2242 2039 1899 (Sumber : Burke, 1992) b. Specific Dynamic Action (SDA) SDA merupakan jumlah energi yang dibutuhkan untuk mengolah makanan dalam tubuh, antara lain untuk proses pencernaan dan penyerapan zat-zat gizi oleh usus. Besarnya SDA kurang lebih 10 % dari Basal Metabolic Rate (BMR). c. Aktivitas Fisik Pengeluaran energi untuk aktivitas fisik harian ditentukan oleh jenis, intensitas dan lamanya aktivitas fisik dan olahraga.
Universitas Sumatera Utara
25
Tabel 2.2. Kebutuhan Energi Aktivitas Olahraga Berdasarkan Berat Badan (Kal/menit) Aktivitas Berat Badan (Kg) 50 60 70 80 (1) (2) (3) (4) (5) Sepakbola 7 8 9 10 Lari : • 5,5 menit/km 10 12 14 15 - 5 menit/km 10 12 15 17 - 4,5 menit/km 11 13 15 18 - 4 menit/km 13 15 18 21 Jalan Kaki : - 10 menit/km 5 6 7 8 - 8 menit/km 6 7 8 10 - 5 menit/km 10 12 15 17 (Sumber : Burke, 1992)
90 (6) 12 17 19 20 23 9 11 19
d. Perhitugan Energi Atlet Kebutuhan energi menurut Depkes RI (2000) dapat dihitung berdasarkan komponen-komponen penggunaan energi. Berdasarkan komponen-komponen tersebut, terdapat 6 langkah dalam menghitung kebutuhan energi untuk setiap atlet. Langkah 1 Tentukan status gizi atlet dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT) dan presentase lemak tubuh. Indeks massa tubuh merupakan pembagian berat badan dalam kg oleh tinggi badan dalam satuan meter dikwadratkan. Sedangkan presentase lemak tubuh yaitu perbandingan antara lemak tubuh dengan masa tubuh tanpa lemak. Langkah 2 Tentukan basal metabolic rate (BMR) yang sesuai dengan jenis kelamin, umur dan berat badan. Caranya menentukan BMR dengan melihat tabel 2.1 Tambahkan BMR dengan Specifict Dynamic Action (SDA) yang besarnya 10% BMR, BMR + SDA (10%BMR) Universitas Sumatera Utara
26
Langkah 3 Aktifitas fisik setiap hari ditentukan tingkatnya. Kemudian, hitung besarnya energi untuk aktifitas fisik tersebut (tanpa kegiatan olahraga). Pilihlah tingkat aktifitas fisik yang sesuai, baik untuk perhitungan aktifitas total maupun perhitungan aktifitas fisik yang terpisah dan jumlahkan. Gunakan tabel di bawah ini untuk menentukan tingkat aktifitas total. Tabel 2.3 Faktor Aktifitas Fisik (Perkalian Dengan BMR) Tingkat aktifitas Laki-laki Istirahat di tempat tidur 1,2 Kerja sangat ringan 1,4 Kerja ringan 1,5 Kerja ringan – sedang 1,7 Kerja sedang 1,8 Kerja berat 2,1 Kerja berat sekali 2,3
Perempuan 1,2 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 2,0
Langkah 4 Kalikan faktor aktifitas fisik dengan BMR yang telah ditambah SDA Langkah 5 Tentukan penggunaan energi sesuai dengan latihan atau pertandingan olahraga dengan menggunakan tabel 2.2 Kalikan jumlah jam yang digunakan untuk latihan per minggu dengan besar energi yang dikeluarkan untuk aktifitas olahraga. Total energi yang didapatkan dari perhitungan energi dalam seminggu, kemudian dibagi dengan 7 untuk mendapatkan penggunaan energi yang dikeluarkan per hari. Tambahkan besarnya penggunaan energi ini dengan besarnya energi yang didapatkan dari perhitungan langkah 4.
Universitas Sumatera Utara
27
Langkah 6 Apabila atlet tersebut masih dalam usia pertumbuhan, maka tambahkan kebutuhan energi sesuai dengan tabel 2.4 Tabel 2.4 Kebutuhan Energi Untuk Pertumbuhan (kalori/hari) Jenis kelamin anak Umur (Tahun) Tambahan energi Anak laki-laki dan perempuan
10 – 14 15 16 – 18
2 kalori/kg berat badan 1 kalori/kg berat badan 0,5 kalori/kg berat badan
Contoh Perhitungan Kebutuhan Energi Seorang Atlet Mary seorang mahasiswi berumur 20 tahun mempunyai tinggi badan 160 cm dan berat badan 60 kg. Dia seorang atlet bolabasket dalam tim nasional. Dia berlatih berupa lari 3 hari seminggu dengan kecepatan 5 menit per km selama satu jam. Selain itu, Mary berlatih bolabasket 2 kali seminggu selama 20 menit. Aktifitas sehari-hari berupa aktifitas ringan sedang, misalnya pergi ke kampus, belajar.
Cara menghitung kebutuhan energi Langkah 1 Tentukan status gizi atlet dengan menggunakan indeks massa tubuh dan presentase lemak. IMT = 60 : (1,6)2 = 23,4 Artinya atlet ini IMT dalam keadaan normal Langkah 2 Tentukan BMR untuk wanita dengan berat badan 60 kg yaitu 1491 kalori (tabel 2.1) Tentukan SDA yaitu 10% x 1491 = 149 Jumlah BMR dengan SDA yaitu 1491 + 149 = 1640 kalori
Universitas Sumatera Utara
28
Langkah 3 dan langkah 4 Tentukan faktor aktifitas fisik kerja ringan sedang yaitu 1,6 (tabel 2.3) 1,6 x 1640 = 2624 Langkah 5 Latihan lari setiap minggu yaitu : 3 x 60 x 10 = 1800 kal/mg Latihan bolabasket setiap minggu yaitu : 2 x 30 x 7 = 420 kal/mg Gunakan tabel 2.2 pada perhitungan aktifitas olahraga. Kebutuhan energi untuk aktifitas olahraga (lari dan latihan bolabasket) adalah 1800 + 420 = 2220 kalori/minggu. Kebutuhan energi untuk aktifitas olahraga per hari adalah : 2220 : 7 = 317 kalori Jadi total kebutuhan energi perhari adalah 2624 + 317 = 2941 kalori Mary membutuhkan energi setiap hari yang berasal dari makanan yang dia konsumsi adalah 2941 kalori. 2.2.2. Karbohidrat Karbohidrat adalah zat gizi berupa senyawa organik yang terdiri dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen yang digunakan sebagai bahan pembentuk energi. Energi yang terbentuk digunakan tubuh untuk melakukan gerakan tubuh, baik gerakan sadar maupun tidak, seperti gerakan otot jantung, paru, usus, dan organ tubuh lainnya. Umumnya menu makanan Indonesia mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi sebagai makanan pokok yaitu sekitar 70-80 persen (Sandjaja.dkk, 2009). Karbohidrat dapat berbentuk sederhana dan kompleks. Karbohidrat sederhana hanya terdiri dari satu molekul (monosakarida), misalnya beberapa gula seperti
Universitas Sumatera Utara
29
glukosa, fruktosa, galaktosa. Di dalam tubuh, gula jenis tersebut tidak mengalami pemecahan lagi dan langsung dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Sebaliknya karbohidrat kompleks (polisakarida) merupakan rangkaian beberapa gula sederhana, dan di dalam tubuh masih harus dipecah menjadi karbohidrat sederhana. Selain sebagai sumber energi utama, konsumsi karbohidrat yang cukup akan mencegah terjadinya pemecahan protein yang berlebihan, membantu metabolisme lemak dan protein, serta mencegah kehilangan mineral (Sandjaja,dkk. 2009). Karbohidrat kompleks atau makanan dari padi-padian merupakan sumber energi yang zat gizinya paling banyak. Jenis karbohidrat ini menyediakan energi yang lebih aman dibandingkan gula sebab diserap perlahan dalam sistem pencernaan, mengeluarkan energi besar ke pembuluh darah dan hanya sedikit gula darah meningkat. Ini lebih bermanfaat bagi kesehatan dan dapat meningkatkan stamina tubuh. Pelepasan energi yang lebih, perlahan mampu menghasilkan energi yang lebih besar (Khomsan, 2008). Selain karbohidrat sedehana dan karbohidrat kompleks, karbohidrat juga terdiri dari karbohidrat lain dan karbohidrat total. Karbohidrat merupakan sumber utama energi untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi atlet sepakbola. Jenis makanan sumber karbohidrat antara lain: biji-bijian (beras, ketan, jagung), umbi-umbian (ubi, singkong) dan tepung-tepungan (roti, mie, pasta, makaroni, bihun) (Depkes RI, 2002). Sekarang ahli psikologi menyatakan bahwa cara paling efektif untuk mempersiapkan daya tahan pada saat pertandingan adalah makan dengan diet 60 sampai 70 persen karbohidrat, ketika istirahat otot-otot mempunyai kesempatan
Universitas Sumatera Utara
30
menyimpan karbohidrat. Untuk para atlet yang makan tinggi karbohidrat setiap hari, akan mengalami perubahan besar dalam kecukupan energinya (Clark, 1996). 2.2.3. Protein Protein adalah komponen dasar dan utama makanan yang diperlukan oleh semua mahluk hidup sebagai bahan dari daging, jaringan kulit, otot, otak, sel darah merah, rambut dan organ tubuh lainnya yang dibangun dari protein (Sandjaja.dkk, 2009). Protein merupakan zat gizi penghasil energi yang tidak berperan sebagai sumber energi tetapi berfungsi untuk mengganti jaringan dan sel tubuh guna mencapai tinggi badan yang optimal. Atlet sepakbola sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi sumber protein yang berasal dari hewani dan nabati. Protein asal hewani seperti daging (dianjurkan daging yang tidak berlemak). Ayam, ikan, telur dan susu. Sumber protein nabati yang dianjurkan adalah tahu, tempe, dan kacangkacangan (kacang tanah, kedelai dan kacang hijau) (Depkes RI, 2002). Secara umum kebutuhan protein adalah 0,8 sampai 1,0 gram/Kg/BB/hari, tetapi bagi mereka yang bekerja berat kebutuhan protein bertambah. Penelitian membuktikan bahwa kegiatan olahraga yang teratur meningkatkan kebutuhan protein. Atlet dari olahraga yang memerlukan kekuatan dan kecepatan perlu mengonsumsi 1,2-1,7 gram protein/Kg BB/hari (kurang lebih 100-212% dari yang dianjurkan) dan atlet endurance memerlukan protein 1,2-1,4 gram/Kg BB/hari (100-175% dari anjuran). Jumlah protein tersebut dapat diperoleh dari diet yang mengandung 12-15% protein (Irianto, 2007).
Universitas Sumatera Utara
31
Tabel 2.5. Proporsi Kebutuhan Protein Berdasarkan Keluaran Energi Sehari Jumlah energi/hari (kalori) % Protein dari jumlah total energi/hari 2.500 15% 3.000 - 4.000 13-14% 4.500 – 5.000 10-12% (Sumber: Suryodibroto, 1989;28) 2.2.4. Lemak Kita memerlukan lemak dalam makanan kita. Lemak adalah satu-satunya sumber asam lemak penting yang dapat membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K. Terdapat tiga jenis lemak dalam makanan, yakni jenuh, tak jenuh tunggal, dan tak jenuh ganda. Lemak jenuh merupakan jenis lemak yang paling berbahaya. Lemak jenis ini dapat meningkatkan risiko stroke, penyakit jantung, dan peningkatan berat badan. Lemak jenuh terdapat pada daging hewan ternak dan produk susu, terutama mentega dan keju keras (Khomsan, 2008) Walaupun lemak merupakan sumber energi yang paling tinggi, tapi para atlet tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi lemak berlebihan. Karena energi lemak tidak dapat langsung dimanfaatkan untuk latihan maupun bertanding. Lemak terdapat dalam makanan asal hewan sebagai lemak hewani dan asal tumbuhan sebagai lemak nabati.
Lemak
hewani
contohnya
adalah:
keju,
mentega,
lemak
daging
(sapi/kambing). Contohnya lemak nabati adalah minyak sawit, minyak kelapa, margarin, minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak jagung (Depkes RI, 2002). Untuk memelihara keseimbangan fungsinya, tubuh memerlukan lemak 0,5 s.d 1 gr/Kg BB/hari. Latihan olahraga meningkatkan kapasitas otot dalam menggunakan lemak sebagai sumber energi. Peningkatan metabolisme lemak pada waktu melakukan kegiatan olahraga yang lama mempunyai efek ”melindungi” pemakaian glikogen (glycogen sparing effect) dan memperbaiki kapasitas ketahanan fisik
Universitas Sumatera Utara
32
(endurance capacity). Walaupun demikian, konsumsi energi dari lemak dianjurkan tidak lebih dari 30% total energi per hari. Bagi mereka yang memerlukan lebih banyak karbohidrat perlu menurunkan lemak untuk mengimbanginya (Irianto, 2007). 2.2.5. Vitamin Vitamin adalah senyawa organik dengan jumlah sedikit dalam tubuh, tetapi penting untuk mengontrol proses metabolisme. Sebagian besar vitamin tidak dapat disintesis oleh tubuh (Sandjaja.dkk, 2009). Vitamin B1 dan vitamin B lainnya yang tergolong ke dalam vitamin B kompleks berperan penting dalam proses pembentukan energi. Vitamin-vitamin lainnya dibutuhkan dalam jumlah besar seperti vitamin A, C dan E untuk kebutuhan metabolisme lainnya. Vitamin D dibutuhkan untuk pembentukan tulang bagi atlet sepak bola yang masih remaja. Sumber vitamin A adalah sayur dan buah-buahan berwarna hijau tua/merah seperti wortel, tomat, daun singkong, daun katuk, pepaya, mangga, sumber vitamin C adalah jambu biji, pepaya, jeruk, belimbing dan sumber vitamin E adalah daging, ikan, sayuran hijau, minyak jagung, minyak kedelai. Atlet sepakbola terutama remaja dianjurkan untuk berjemur setiap pagi untuk memperkuat pembentukan tulang. Vitamin banyak terdapat dalam makanan sumber asal hewani seperti daging, telur, ikan dan ayam. Selain itu, vitamin juga bisa didapatkan dari sumber asal nabati, seperti sayuran dan buah-buahan segar (Depkes RI, 2002).
Universitas Sumatera Utara
33
2.2.6. Mineral Mineral merupakan faktor penting yang diperlukan oleh tubuh untuk komponen enzim yang banyak berperan dalam reaksi metabolisme tubuh dan otak. Magnesium dan mangan dibutuhkan untuk memberikan energi pada otak. Natrium, kalium, dan kalsium sangat penting untuk komunikasi sel saraf serta memudahkan dalam pengiriman pesan dari otak ke seluruh tubuh, demikian pula sebaliknya (Khomsan, 2008). Atlet sepakbola memerlukan oksigen yang lebih banyak untuk pembakaran karbohidrat yang menghasilkan energi terutama pada saat bermain. Untuk mengangkut oksigen (O2) ke otot diperlukan Hemoglobin (Hb) atau sel darah merah yang cukup. Untuk membentuk zat besi (Fe) yang bersumber dari daging (dianjurkan daging yang tidak berlemak), sayuran hijau dan kacang-kacangan. Oleh karena itu, atlet sepakbola tidak boleh menderita anemia, agar dapat berpretasi. Atlet sepak bola yang masih remaja memerlukan kalsium yang relatif lebih tinggi untuk pertumbuhan tulangnya. Sumber kalsium ini relatif lebih tinggi untuk pertumbuhan tulangnya. Sumber kalsium bisa didapatkan dari susu (rendah lemak). Karena itu atlet sepakbola yang masih remaja sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi susu setiap hari agar mencapai tinggi badan optimal. Ikan juga merupakan sumber kalsium terutama ikan yang dikonsumsi dengan tulangnya (contoh: ikan teri). Selain itu tulang ikan juga mengadung fluor untuk melindungi gigi agar tidak berlubang. Zat-zat mineral lainnya seperti seng (Zn) dan selenium (Se) berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menghambat terbentuknya radikal bebas yang berlebihan sehingga dapat mencegah kerusakan sel tubuh. Mineral bisa didapatkan dari makanan
Universitas Sumatera Utara
34
sumber hewani maupun sumber nabati. Sumber Zn dan Se antara lain adalah: sea food, daging dan lain-lain (Depkes RI, 2002). 2.2.7. Air dan Elektrolit Air merupakan koponen utama dalam darah, dimana komposisinya dalam darah mencapai 83 persen. Air bertugas sebagai sistem transpor yang mengedarkan zat gizi ke otak dan bagian tubuh lainnya serta membuang sampah tubuh. Pasokan air bersih sangat penting bagi keseimbangan tubuh kita (Khomsan, 2008). Untuk mempertahankan status hidrasi, setiap orang dalam sehari rata-rata memerlukan 2500 ml air. Jumlah tersebut setara dengan cairan yang dikeluarkan tubuh baik berupa keringat, uap air maupun cairan yang keluar bersama tinja. Dalam keadaan sehari-hari tubuh akan selalu berusaha mempertahankan keseimbangan cairan
normal
(euhydration),
sehingga
bila
keadaan
cairan
berlebihan
(hyperhidration) maka akan terjadi proses pengurangan cairan (dehydration). Sebaliknya, bila tubuh kekurangan cairan (hypohidration), akan terjadi proses pemulihan cairan (rehydration) untuk kembali pada kondisi euhydration (Irianto, 2007). Saat berlatih maupun bertanding, atlet sepakbola akan mengeluarkan keringat dalam jumlah yang sangat banyak. Keringat akan lebih banyak lagi dikeluarkan apabila berolahraga di tempat panas. Air keringat yang keluar dari tubuh dapat mencapai satu liter per jam. Apabila tubuh kehilangan air melebihi 2% dari total berat badan, maka akan mengalami dehidrasi (kekurangan cairan) dan dapat terganggu kesehatannya. Untuk mencegah dehidrasi, ada baiknya atlet sepakbola minum sebelum merasa haus. Minum air yang teratur dengan tambahan sedikit elektrolit dan
Universitas Sumatera Utara
35
teratur dengan tambahan sedikit elektrolit dan karbohidrat sangat baik untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Air minum yang diminum dianjurkan berupa jus dari buah-buahan karena selain mengandung air juga mengandung elaktrolit yang dibutuhkan untuk mengganti cairan maupun elektrolit yang hilang selama latihan atau pertandingan. Suplemen zat gizi yang berupa obat, makanan atau minuman yang banyak beredar di pasaran dengan berbagai merk hanya diperuntukan untuk atlet pada kondisi tertentu. Hati-hati dalam mengkonsumsi suplemen secara berlebihan, lebih baik konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu (Depkes RI, 2002). 2.2.8. Serat Hal ini juga tidak boleh diabaikan oleh atlet sepakbola adalah konsumsi serat (fiber) dari makanan. Konsumsi serat yang cukup dapat membantu buang air besar menjadi teratur dan lancar. Serat juga sangat penting dalam pencegahan berbagai penyakit misalnya penyakit kanker usus, dan juga penyakit jantung. Serat dan buahbuahan seperti: bayam, kangkung, daun singkong, daun labu, apel, bengkuang (Depkes RI, 2002). 2.3 Suplemen Suplemen adalah suatu zat/ unsur atau lebih yang dikemas untuk menambah zat/ unsur yang sudah ada (Sandjaja.dkk, 2009). Kesadaran akan hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan sehat pada masyarakat Indonesia tampaknya mulai meningkat. Demikian pula kesadaran untuk mengkonsumi vitamin dan mineral sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, konsumen sering tergiur untuk membeli produk yang lengkap kandungan gizinya diperkaya berbagai macam vitamin dan
Universitas Sumatera Utara
36
mineral dan salah satunya adalah klaim label diperkaya vitamin A, C. dan E (Khomsan, 2008). Suplemen, sesuai dengan namanya hanya bersifat menambahkan atau melengkapi. Jelas suplemen dirancang bukan untuk menggantikan makanan. Bagaimanapun sebutir pil tidak akan dapat memberikan semua nutrien yang kita perlukan untuk hidup sehat. Sebagai contoh, dalam buahan dan sayuran terdapat antioksidan yang berkhasiat melindungi tubuh terhadap penyakit, namun antioksidan tersebut termasuk ke dalam jenis yang belum berhasil diidentifikasi. Karena itu antioksidan ini tidak terdapat dalam pil. Padahal berbagai studi menunjukkan bahwa makanan makanan yang kaya antioksidan terbukti sangat baik untuk mencegah penyakit tertentu (Yuliarti, 2008). Namun, walaupun membutuhkan, kita harus selalu waspada agar tidak over dosis. Semua vitamin dan mineral adalah penting bagi proses metabolisme, proses perbaikan sel, dan mengurangi penuaan dini, tapi suplemen berbeda dengan obat yang dapat memberikan kesembuhan dalam sekejap. Hasil perbaikan dari mengkonsumsi suplemen kemungkinan terlihat setelah berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan (Yuliarti, 2008). 2.3.1. Pertimbangan Penggunaan Suplemen Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% penduduk di kota besar mengkonsumsi suplemen. Dan tampaknya, konsumsi suplemen dalam berbagai bentuknya telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat pekerja di kotakota besar seperti Jakarta, Bogor, Padang, Makasar dan Banjarmasin.
Universitas Sumatera Utara
37
Terkadang suplemen memang dibutuhkan dalam memenuhi gizi atlet. Hanya saja, hal ini membutuhkan beberapa pertimbangan mandasar yang perlu diperhatikan. Berikut adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk memutuskan apakah suplemen perlu diberikan kepada seorang atlet: 1. Suplemen dapat diberikan jika atlet menderita kekurangan zat-zat gizi tertentu yang mungkin terjadi pada saat; a. Mengikuti program penurunan berat badan b. Menstruasi (atlet perempuan) c. Variasi makanan kurang baik, misalnya pada vegetarian 2. Penggunaan suplemen harus dalam pengawasan dokter atau ahli gizi olahraga. 3. Dalam menggunakan suplemen vitamin perlu diingat tingkat toksisitas vitamin dan mineral. 4. Dalam keadaan penyediaan menu makanan sehari-hari, cukup kandungan zat gizi (vitamin dan mineral) sehingga suplemen tidak diperlukan (Irianto, 2007). 2.3.2. Extra Joss Extra joss merupakan salah satu dari merk suplemen makanan yang telah mendapat izin edaran dari Balai POM dengan nomor seri POM SD 051 219 991. Minuman ini dapat digunakan untuk penderita diabetes dan orang yang membutuhkan makanan berkalori rendah. Produk ini tidak dianjurkan pada anak-anak, wanita hamil dan menyusui serta penderita hipertensi. Produk ini mengandung fenilalanin, tidak boleh digunakan pada penderita phenylketonuria dan wanita hamil dengan kadar fenilalanin tinggi.
Universitas Sumatera Utara
38
Tabel 2.6. Komposisi extra joss active B7 dalam setiap sachet (4 gram) No Kandungan Mg 1 Taurine 1000 mg 2 Ginseng 20 mg 3 Vitamin B1 1,2 mg Vitamin B2 3 mg Vitamin B3 16 mg Vitamin B5 5 mg Vitamin B6 1,5 mg Vitamin B8 (Inositol) 25 mg Vitamin B12 50 mg 4 Royal jely 2 mg 5 1,3,7 Trimethylxantine 50 mg 6 Pemanis buatan seperti Aspartame, Acesulfame-K. 7 Penguat rasa Sod Bicarbonat, Citric Acid. 8 Pewarna buatan Sunset Yellow (Cl 15985)
A. Taurine Salah satu derivat asam amino sitein. (Sandjaja.dkk, 2009). Taurine adalah asam amino detoksifikasi yang memberikan efek seperti glisin dalam menetralkan semua jenis toksin (xenobiotik) berbahaya. Manfaat lain taurine adalah sebagai pengendali neurotransmiter yang dapat mencegah kejang. Suplementasi taurine bersamaan dengan multivitamin dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan memulihkan stamina setelah sembuh dari sakit. Dalam produk minuman pembangkit tenaga (energy drink), taurine digunakan sebagai unsur utama (Yuliarti, 2008). Termasuk asam amino nonesensial yang terdapat dalam sel darah putih, cairan otot rangka, otot jantung dan syaraf. Dalam makanan sehari-hari, taurine dapat ditemukan pada daging dan ikan. Taurine bermanfaat membantu penyerapan lemak, penyerapan vitamin A, D, E dan K, memelihara membran sel, menurunkan kecemasan, mengatasi hiperaktif, meningkatkan fungsi otak, bersama zink
Universitas Sumatera Utara
39
memelihara kesehatan mata. Sampai saat ini, belum ada laporan mengenai dampak negatif pemakaian taurine (Irianto, 2007). B. Ginseng Ginseng merupakan bahan berupa akar-akaran dari korea yang mengandung dametrene triol glikosida, mempunyai efek merangsang sekresi adrenalin dalam tubuh sehingga membuat orang lebih aktif. Ginseng biasanya dikonsumsi dalam bentuk cairan, kapsul, obat-obatan maupun jamu. Sampai saai ini belum ada larangan penggunaan ginseng bagi olahragawan (Irianto, 2007). C. Vitamin B1 (Thiamine) Merupakan salah satu bagian dari vitamin B kom-pleks yang mempunyai peran utama dalam okidasi lemak, karbohidrat, dan asam amino, terutama karbohidrat. Setiap sel dalam tubuh membutuhkan vitamin B1 untuk membentuk adenosine triphosphate (ATP). Vitamin B1 juga penting untuk sel-sel saraf agar dapat berfungi dengan baik (Sandjaja.dkk, 2009). Sumber vitamin B1 adalah padipadian utuh (seperti beras pecah kulit), daging, hati, limpa, jantung, ragi. D. Vitamin B2 (Riboflavin) Merupakan komponen penting dari dua enzim utama dalam produksi energi pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, menjaga fungsi reproduksi, kesehatan mata, kesehatan kulit, kuku, rambut, mulut, bibir dan tenggorokan (Yuliarti, 2008). Kekurangan vitamin B2 menyebabkan angular stomatis, cheilosis (sariawan), glositis (radang lidah). Sumber utama vitamin B2 adalah susu, ragi, telur, keju, hati, kacang-kacangan.
Universitas Sumatera Utara
40
E. Vitamin B3 (Niasin) Merupakan vitamin penurun lemak yang mencegah penyakit jantung dengan menurunkan kadar kolesterol, memperbaiki aliran darah, mencegah penyakit jantung (Yuliarti, 2008). Disebut juga asam nikotinat merupakan salah satu bagian dari vitamin B kompleks yang berperan untuk melakukan respirasi sel dan membantu melepaskan energi dalam karbohidrat, lemak dan protein. Hal ini terjadi karena perannya dalam pembentukan koenzim NAD (nikotinamid adenin dinukleotida fosfat) sebagai bawaan hidrogen dalam reaksi oksidasi dan reduksi dalam sel. Selain itu juga vitamin B3 berperan dalam sirkulasi darah, kesehatan kulit, membantu fungsi sistem saraf, sekresi getah empedu dan asam lambung, meningkatkan kemampuan memori, sintesis hormon seks, pengobatan shcizophrenia dan penyakit-penyakit mental lainnya (Sandjaja.dkk, 2009). F. Vitamin B5 (Asam Pantotenat) Berfungsi sebagai koenzim A yang berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, protein (Yuliarti, 2008). Vitamin B5 berperan dalam sintesis neurotranmitter, yaitu asetilkolin, memicu kelenjar adrenalin, sintesis kolesterol, vitamin D, dan hormon steroid. Jarang ditemukan penyakit defisiensi vitamin B5, tetapi penelitian eksperimen yang dibuat kekurangan vitamin B5 dalam makanannya menunjukkan tanda cepat lelah, sakit kepala, kelemahan otot, dan gangguan pencernaan. Sumber utama vitamin B5 dalam makanan adalah hati, limpa, sayuran segar (Sandjaja.dkk, 2009).
Universitas Sumatera Utara
41
G. Vitamin B6 (Piridoksin) Salah satu vitamin larut air dan merupakan salah satu bagian dari vitamin B kompleks, mempunyai 3 bentuk yaitu piridoksin, piridoksal dan piridoksamin. Vitamin B6 mempunyai fungsi penting sebagai koenzim pada reaksi yang melibatkan asam amino, pada sintesis antibodi dalam sitem kekebalan tubuh, sintesis sistein dan metionoin, sintesis porfirin (bagian heme yang mengandung zat besi), sintesis niasin dari triptofan membantu mempertahankan fungsi saraf dan juga berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin B6 juga dibutuhkan dalam reaksi kimia yang diperlukan untuk mencerna protein. Semakin tinggi asupan protein semakin tinggi kebutuhan vitamin B6. Kekurangan vitamin B6 ini dapat menyebabkan gangguan metabolisme asam amino, sariawan mulut dan lidah, iritasi dan depresi (Sandjaja.dkk, 2009). H. Vitamin B8 (Inositol) Merupakan isomer alkohol, terdapat pada tanaman dan jaringan binatang (Irianto, 2007). Inositol berperan penting dalam kesehatan membran sel terutama selsel khusus di otak, sumsum tulang, mata dan usus. Konsentrasi yang adil inositol ditemukan dalam lensa mata manusia serta hati. Fungsi membran sel adalah untuk mengatur isi sel, yang membuat berfungsi efektif. Inositol mempengaruhi transmisi saraf dan membantu dalam pengangkutan lemak dalam tubuh. Karena dapat disentesis oleh tubuh, inositol tidak dianggap sebagai vitamin (Sandjaja.dkk, 2009). I. Vitamin B12 (Ciano Kobalamin) Salah satu vitamin larut air yang berfungsi dalam menjaga aktifitas sistem saraf pusat, sintesis DNA dan asam lemak, pembelahan sel, metabolisme sel dalam
Universitas Sumatera Utara
42
pelepasan energi, dan pembentukan darah. Selain itu, berperan dalam metabolisme asam folat dan vitamin B6 untuk mengontrol kadar homosisteine. Bahan makanan sumber vitamin B12 adalah makanan hewani seperti produk susu, daging, ikan, unggas, dan telur (Sandjaja.dkk, 2009). J. Royal Jely Cairan kental yang dihasilkan lebah muda sebagai bahan makanan larva lebah dan makanan khusus ratu lebah ini telah terbukti mampu membunuh bakteri dalam tes laboratorium. Zat ini juga mengandung protein dan vitamin C dan diklaim mampu meningkatkan kekebalan tubuh meski belum ada bukti yang solid. K. 1,3,7 Trimethylxantine Adalah inhibitor kompetitif AMP siklik. Ia memblok enzim tertentu yang mencegah dari peningkatan dalam sel. Hal inilah, memberikan jalan bagi c-AMP dan memungkinkan untuk melakukan tugasnya. Nafsu makan menjadi meningkat dan penambahan energi (Anonim, 2008). L. Aspartame Adalah pemanis buatan. Meskipun telah kira-kira sama jumlah kalori per gram sebagai gula meja (sukrosa), adalah sekitar 200 kali lebih manis. Penggunaannya dalam minuman berkarbonasi akhirnya disetujui pada tahun 1983, setelah selama satu dekade pertempuran melawan keberatan Dr. John Olney (a neuroscience peneliti), James Turner (konsumen pengacara) dan penyelidikan terhadap praktek-praktek penelitian GD Searle. Dua dari komponen-komponen aspartam (fenilalanin dan asam aspartat) yang kiral, yang berarti bahwa mereka memiliki dua isomer yang non-superimposable bayangan cermin. Ini berarti bahwa
Universitas Sumatera Utara
43
molekul aspartam akhir akan memiliki dua pusat stereogenik. Jika salah enantiomer digunakan, molekul aspartam tidak akan memiliki bentuk yang benar agar sesuai dengan situs pengikatan 'manis' reseptor pada lidah (Harrison, 2001). Aspartame tersusun oleh asam amino sehingga di dalam tubuh akan mengalami metabolisme seperti halnya asam amino pada umumnya. Bagi penderita penyakit keturunan yang berhubungan dengan kelemahan mental (phenil keton urea / PKU) dilarang untuk mengkonsumsi aspartam karena adanya fenilalanin yang tidak dapat dimetabolisme oleh penyakit tersebut. Kelebihan fenilalanin di dalam tubuh penderita PKU diduga dapat menyebabkan kerusakan otak dan pada akhirnya akan mengakibatkan cacat (Cahyadi, 2006). Konsumsi harian yang aman untuk orang dewasa adalah 40 mg/kg berat badan. Peraturan Menkes No. 722 tahun 1988 tidak menyebutkan jumlah aspartam yang boleh ditambahkan ke dalam bahan pangan. Hal ini berarti aspartam masih dianggap aman untuk dikonsumsi (Cahyadi, 2006). Mengacu pada asam amino pembentuk aspartam maka aspartam bukanlah termasuk suatu bahan pemanis nonkalori karena seperti protein, aspartam dimetabolisme menjadi asam amino-asam amino penyusunnya dan memiliki nilai energi 4 kkal/g. Tetapi karena dalam penggunaannya 100 g sukrosa dapat diganti dengan 1 g aspartam maka dapat dikatakan bahwa aspartam bukan merupakan bahan pemanis nonkalori (Cahyadi, 2006). M. Acesulfame-K Ditemukan pada tahun 1967 oleh Hoechst AG, Acesulfame kalium (juga dikenal sebagai Acesulfame K) adalah intensitas tinggi, pemanis non-kalori. Ini
Universitas Sumatera Utara
44
adalah kira-kira 200 kali lebih manis daripada sukrosa. Acesulfame K telah bersih, cepat dimengerti, rasa manis yang tidak berlama-lama atau meninggalkan aftertaste. Acesulfame K tidak dimetabolisme oleh tubuh dan diekskresikan tidak berubah. Acesulfame K saat ini digunakan di ribuan makanan, minuman, kesehatan gigi dan produk farmasi di sekitar 90 negara. Di antaranya adalah meja pemanis, makanan penutup, puding, dipanggang, minuman ringan, permen dan makanan kaleng. Minuman yang mengandung acesulfame-K dapat dipasteurisasi dibawah kondisi normal tanpa kehilangan rasa manis. Pencampuran dengan pemanis lain, khususnya aspartam dan siklamat dapat meningkatkan intensitas kemanisannya. Tetapi bila dicampurkan dengan akarin malah sebaliknya. Acefulfame-K tidak meninggalkan rasa manis di mulut terlalu lama dan tidak meninggalkan ’lingering aftertaste’. Aturan pemakaian 15 mg/kg berat badan (WHO). Biasa digunakan pada produk permen rendah gula, minuman ringan, yogurt, sirup, dan lain-lain (Riandini, 2008). Meskipun pemanis buatan ini banyak digunakan dan telah mengantungi izin dari FDA (Food and Drug Asociation), tetapi kecaman terhadap acesulfame-K sama kerasnya seperti pada sakarin. Karena acesulfame-K ini memiliki bahan yang serupa dengan sakarin (Khomsan, 2008). N. Sodium Bicarbonat Dikenal juga sebagai soda kue atau NaHCO3. Ion bikarbonat dari soda kue ini bereaksi dengan asam, yang menghasilkan asam karbonat, H2CO3. Dalam larutan, asam karbonat akan terdekomposisi menghasilkan air dan gas karbon dioksida (CO2), gas yang sama seperti dalam minuman bersoda coca cola dan fanta. Buih yang muncul ketika tablet dimasukkan dalam air merupakan gelembung gas CO2 yang
Universitas Sumatera Utara
45
keluar dari larutan. Sodium bikarbonat dalam air akan larut sempurna menghasilkan ion sodium dan ion bikarbonat. Dalam air ion bikarbonat berkeseimbangan dengan asam karbonat dengan harga Ka yang relatif kecil (4,7 x 10-11). Ini menunjukkan bahwa pembentukan asam karbonat tidak terlalu banyak dalam medium air netral (Hidayat, 2009). Berbeda kalau dalam suasana asam, seperti dalam larutan tablet yang juga mengandung asam itu, pembentukan asam karbonat menjadi dominan, Ka= 4,4 x 107, serta langsung terurai menjadi gas CO2 dan air. Gas CO2 inilah yang tampak sebagai buih ketika tablet dimasukkan ke dalam air minum (Hidayat, 2009). O. Citric Acid (Asam Sitrat) Dengan rumus molekul C6H8O7 sering disebut juga sebagai asam jeruk. Buah jeruk yang biasa digunakan untuk memberi rasa asam dan segar pada makanan dan minuman ini contohnya jeruk nipis, jeruk lemon dan jeruk purut (Riandini. 2008). Asam sitrat merupakan asam organik yang merupakan hasil dari metabolisme antara, terdapat pada tanaman dan daging. Asam sitrat diproduksi secara komersial dari fermentasi gula oleh Aspergillus niger yang didapat dari buah itrus, digunakan sebagai pengasam dan Bahan Tambahan Pangan (BTP) perisa/ penyedap (Sandjaja. dkk, 2009). Penambahan asam sitrat pada makanan atau minuman menjadikannya beraroma dan memiliki rasa sari jeruk. Asam sitrat dikategorikan aman digunakan pada makanan oleh semua badan pengawasan makanan nasional dan internasional. Karena senyawa ini secara alami terdapat pada semua jenis mahluk hidup, dan kelebihan asam sitrat pun dengan mudah dimetabolisme dan dihilangkan dari tubuh melalui urin (Riandini, 2008).
Universitas Sumatera Utara
46
P. Sunset Yellow (Cl 15985) Dikenal dengan Orange Yellow S, atau FD&C yellow 6, merupakan turunan dari coal tar. Kode pewarna E 110 ( Riandini, 2008). 2.4 Stamina Altet Sepakbola Stamina atau daya tahan,
berarti kemampuan tubuh untuk melanjutkan
aktivitas kebugaran untuk waktu yang lama (Anomin, 2009). Pengaturan sumber karbohidrat yang merupakan salah satu zat gizi utama bagi tubuh, secara alamiah akan mempertahankan stamina atlet selama pertandingan (Hidayat, 2007). Stamina (kesegaran jasmani) atau disebut juga dengan daya tahan tubuh dapat dibagikan menjadi 3 kategori, yaitu kesegaran jasmani statis (static), dinamis (dynamice), dan keterampilan motorik (motor skills). Kesegaran jasmani statis artinya ketidakadaan atau keadaan terbebas dari kecacatan atau penyakit. Kesegaran jasmani dinamis atau fungional artinya kemampuan untuk melakukan pekerjaan fisik yang berat. Sementara itu kesegaran jasmani keterampilan motorik adalah kemampuan untuk melakukan gerakan koordinasi yang kompleks. Kesegaran jasmani dipengaruhi beberapa variabel, antara lain : 1. Usia 2. Jenis kelamin 3. Tingkat konsumsi makanan 4. Keteraturan latihan Semakin tinggi derajat kesegaran jasmani seseorang, semakin besar kemampuan fisiknya dan produktivitas kerjanya. Salah satu cara untuk mencapai derajat kesegaran jasmani yang prima adalah dengan cara melakukan latihan –latihan
Universitas Sumatera Utara
47
fisik. Latihan-latihan fisik dapat dipilih dan disenangi, digemari dan syukur bila dapat menimbulkan kepuasan diri (Fakultas Ilmu Keolahragaan, 2007). 2.4.1 Indikator Pengukuran Stamina Atlet Menurunnya stamina atlet ditandai dengan mulai timbulnya gejala-gejala kelelahan, seperti otot yang seolah-olah menjadi tidak bertenaga, jantung berdegup kencang, serta napas yang naik turun secara tidak teratur. Secara umum, timbulnya gejala-gejala kelelahan tersebut disebabkan oleh pengeluaran cairan (keringat) dan penurunan cadangan glikogen pada tubuh. Gejala-gejala kelelahan akan lebih sering terjadi terutama jika aktivitas berolahraga tersebut dilakukan pada selang waktu yang panjang, atau jenis olahraganya mengharuskan tubuh melakukan aktivitas lebih besar. Cara yang dapat digunakan untuk mengukur stamina atlet adalah menggunakan tes kesegaran jasmani yaitu tes yang dilakukan untuk melihat kondisi jasmani dengan melihat kemampuan dan kesanggupan untuk bekerja secara optimal dan efisien. Tes kesegaran jasmani (TKJI) ini dapat diterapkan pada anak yang berumur >16 tahun. Ada beberapa tes yang dilakukan antara lain lari 50 m, gantung angkat tubuh, baring duduk, loncat tegak, dan lari 1000 m. Adapun penilaian yang dilakukan yaitu mengukuran waktu lari 50 m dalam hitungan detik, gantung angkat tubuh dalam hitungan banyak, baring duduk dalam hitungan hitungan, loncat tegak dalam hitungan banyak dan lari 1000 m dalam hitungan menit. Dapat dinilai dengan tabel sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
48
Tabel 2.7. Tabel nilai TKJI untuk Putera Nilai Lari 50 m Gantung Baring (detik) Angkat Tubuh Duduk 5 <7,2 > 19 > 41 4 7,3 – 8,3 14 – 18 30 – 40 3 8,4 – 9,6 9 – 13 21 – 29 2 9,7 – 11 5–8 10 – 20 1 > 11,1 0–4 0–9 Sumber : Fakultas Ilmu Keolahragaan, 2007.
Loncat Lari Tegak 1000 m (menit) > 73 < 3, 14 60 – 72 3,15 – 4,25 50 – 59 4,26 – 5,12 39 – 49 5, 13 – 6,33 < 38 > 6,34
Dari tabel di atas dapat dikategorikan nilai untuk melihat stamina dari para atlet antara lain : Tabel 2.8. Ketegori Nilai Untuk Stamina Atlet Sepakbola Nilai Jumlah Nilai Kategori 5 22 – 25 Baik Sekali 4 18 – 21 Baik 3 14 – 17 Sedang 2 10 – 13 Kurang 1 5–9 Kurang Sekali Sumber : Fakultas Ilmu Keolahragaan, 2007. 2.5. Kerangka Konsep Tingkat konsumsi energi
Suplemen
Stamina
Keteraturan latihan Keterangan : Tinggi rendahnya stamina dipengaruhi oleh tingkat konsumsi energi dan keteraturan latihan dari atlet itu sendiri. Di samping kedua hal tersebut terkadang seorang atlet juga mengkonsumsi suplemen, hal inilah yang ingin dilihat oleh peneliti apakah suplemen bisa
Universitas Sumatera Utara
49
memberikan pengaruh terhadap stamina atlet di samping tingkat konsumsi makanan dan keteraturan latihan. 2.6. Hipotesis Penelitian Ho : Tidak ada pengaruh pemberian extra joss terhadap stamina atlet sepakbola Ha : Ada pengaruh pemberian extra joss terhadap stamina atlet sepakbola
Universitas Sumatera Utara