BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rekayasa Nilai Secara umum pengertian Rekayasa Nilai adalah suatu metode yang menggunakan pendekatan yang bersifat kreatif dan sistematis yang berdasarkan pada tahapan rekayasa nilai. Proses yang ditempuh adalah dengan menekan biaya sekecil mungkin dengan tetap memelihara kualitas. Sedangkan pengertian Rekayasa Nilai (Value Engineering) menurut para ahli adalah sebagai berikut: a. Rekayasa Nilai adalah Usaha yang terorganisasi secara sistematis dan mengaplikasikan suatu teknik yang telah diakui, yaitu teknik mengidentifikasi fungsi produk atau jasa yang bertujuan memenuhi fungsi yang diperlukan dengan harga yang terendah (paling ekonomis). (Iman Soeharto, 1995) b. Rekayasa Nilai adalah Sebuah teknik dalam manajemen menggunakan pendekatan sistematis untuk mencari keseimbangan fungsi terbaik antara biaya, keandalan dan kinerja sebuah proyek. (Dell’Isola, 1975) c. Rekayasa Nilai adalah sebuah pendekatan yang bersifat kreatif dan sistematis dengan tujuan untuk mengurangi/menghilangkan biaya-biaya yang tidak diperlukan. (Zimmerman , 1982) Selain pengertian-pengertian mengenai rekayasa nilai diatas, menurut Zimmerman (1982) rekayasa nilai juga berarti : 1. Berorientasi Pada Sistem (An Oriented System) Yaitu suatu teknik yang menggunakan tahapan dalam rencana tugas (job plan) untuk mengidentifikasi dan menghilangkan biaya-biaya yang tidak diperlukan. 2. Berorientasi Pada Siklus Hidup (Life Cycle Oriented)
5
Yaitu suatu teknik yang berorientasi pada biaya total yang diperlukan selama proses produksi serta optimasi pengoperasian segala fasilitas pendukungnya. 3. Pendekatan Tim Yang Multidisiplin (Multidisciplin Team Approach) Suatu teknik penghematan biaya produksi yang melibatkan seluruh team yang berkepentingan dalam proyek : pemilik, perencana, dan para ahli yang berpengalaman dibidangnya. Rekayasa nilai adalah sebuah kerja team yang saling terkait, bukan usaha perorangan. 4. Berorientasi Pada Fungsi (An Oriented Function) Yaitu suatu teknik yang berorientasi pada fungsi-fungsi yang diperlukan pada setiap item maupun sistem yang ditinjau untuk menghasilkan nilai-nilai produk yang dikehendaki. Dan juga yang perlu diketahui adalah rekayasa nilai tidak mempunyai artian seperti dibawah ini : 1. A Desain Review Rekayasa nilai tidak dimaksudkan untuk meninjau ulang desain, tetapi justru menggunakan desain awal sebagai acuan dan rekayasa nilai tidak bertujuan untuk mencari-cari
kesalahan
dalam
perencanaan
yang
telah
dilakukan
sebelumnya/mengurangi perhitungan yang dilakukan oleh pihak perencana. 2. Pemangkasan Biaya (A Cost Cutting Prosses) Proses pengurangan biaya dengan mengurangi biaya satuan (unit price) maupun mengorbankan mutu, keandalan dan penampilan dari hasil produk. 3. Kontrol Kualitas (Quality Control) Dikeranakan rekayasa nilai lebih dari sekedar meninjau ulang status keandalan sebuah produk desain .
6
4. Kebutuhan Seluruh Desain (A Requirement Done All Desain) Bukan merupakan keharusan tiap perencana/pelaksana untuk melakukan hal ini karena memiliki keterbatasan kemampuan dan waktu dalam pekerjaannya, sehingga tidak dimungkinkan melakukan perbandingan alternatif diluar yang dikuasai. Pada Rekayasa Nilai perlu diperhatikan tentang perbedaan antara arti nilai, biaya, dan fungsi. 1. Nilai Arti nilai (value) sulit dibedakan dengan biaya (cost) atau harga (price). Nilai mengandung arti subyektif. Pada Rekayasa Nilai hanya dikaitkan dengan ekonomi. Pengertian nilai dibedakan dengan biaya karena hal-hal sebagai berikut: a. Ukuran nilai ditentukan oleh fungsi atau kegunaan sedangkan harga atau biaya ditentukan oleh substansi barangnya atau harga komponenkomponen yang membentuk barang tersebut. b. Ukuran nilai condong kearah subyektif sedangkan biaya tergantung kepada angka pengeluaran yang telah dilakukan untuk mewujudkan barang tersebut. 2. Biaya Biaya adalah jumlah segala usaha dan pengeluaran yang dilakukan dalam mengembangkan, memproduksi, dan aplikasi produk. Perhatian Rekayasa Nilai terhadap manufaktur peralatan ditujukan pada komponen biaya terbesar yaitu material, tenaga kerja, dan overhead.
7
3. Fungsi Pada rekayasa nilai yang menjadi obyek utama dalam hubungan dengan biaya adalah fungsi. Dimana fungsi dibedakan menjadi 2 sebagai berikut: a. Fungi dasar yaitu alasan pokok sistem itu terwujud b. Fungsi kedua adalah kegunaan yang tidak langsung untuk memenuhi fungsi dasar tetapi diperlukan untuk menunjangnya. 2.2. Manfaat Rekayasa Nilai Rekayasa Nilai menjadi satu alternatif penghematan biaya yang bermanfaat ketika dalam suatu proyek konstruksi terjadi beberapa faktor : 1) Suku bunga perbankan yang fluktuatif 2) Laju inflasi yang tinggi 3) Keterbatasan dana pelaksanaan pekerjaan 4) Peningkatan biaya konstruksi 5) Usaha mengoptimalkan dana untuk mencapai fungsi utama 6) Akibat perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
2.3. Kedudukan Konsultan Rekayasa Nilai dalam Organisasi Proyek 2.3.1. Konsultan Rekayasa Nilai sebagai Tim Owner Konsultan rekayasa nilai bertugas memberikan komentar maupun saransaran kepada pemilik proyek mulai dari tahap konsep perencanaan hingga akhir pelaksanaan proyek, khususnya pada kontrol dan pengawasan biaya termasuk VECP ( Value Engineering Change Proposal ) bersama pihak kontraktor ( Gambar 2.1 ).
8
Pemilik proyek
Konsultan perencana dan supervisi
kontraktor
Konsultan rekayasa nilai
Konsultan manajemen konstruksi
Gambar 2.1 konsutan rekayasa nilai sebagai tim owner Keuntungan : a) Komunikasi yang baik antara pemilik dan tim rekayasa nilai. b) Dapat diketahui keseluruhan konsep kebutuhan yang diinginkan owner. c) Dapat diprogramkan peningkatan kemampuan dan ketrampilan para personil proyek. d) Tim rekayasa nilai leluasa bertugas memonitor seluruh pekerjaan kontraktor maupun perencana sehubungan dengan misi optimasi biaya yang dijalankannya. Kerugian : o Owner harus mengalokasikan dana khusus dan langsung untuk membayar jasa konsultan rekayasa nilai. 2.3.2. Konsultan Rekayasa Nilai sebagai Anggota dari Kontraktor Konsultan rekayasa nilai bertugas membuat VECP dengan pembebanan biaya pada anggaran pelaksanaan yang dibuat kontraktor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada ( gambar 2.2 ).
9
Pemilik proyek
Konsultan perencana dan supervisi
Konsultan manajemen konstruksi
kontraktor Konsultan rekayasa nilai Gambar 2.2 konsultan rekayasa nilai sebagai anggota dari kontraktor. Keuntungan : a) Organisasi proyek lebih sederhana. b) Mempermudah sistem administrasi pembiayaan proyek ( tanpa perlu merubah alokasi anggaran yang telah disetujui ). Kerugian : a)
Jasa konsultan rekayasa nilai hanya pada Change Proposal tanpa dikaitkan dengan aspek manajemen pengendalian proyek.
b)
Analisa rekayasa nilai tidak lagi berorientasi pada total life cycle cost, tetapi pada anggaraan pelaksanaan saja.
c)
Konsultan rekayasa nilai lebih membawa misi kontraktor kearah kerjasama.
d)
Tidak dapat dilakukan kontrol langsung terhadap konsultan rekayasa nilai.
e)
Owner harus mengalokasikan dana khusus dan langsung untuk membayar jasa konsultan rekayasa nilai.
10
2.3.3. Konsultan Rekayasa Nilai sebagai Tim Konsultan MK Konsultan rekayasa nilai bertugas membuat analisa kegiatan proyek dan bersama-sama dengan konsultan Manajemen Konstruksi memberi saran kepada pemilik tentang aspek biaya proyek ( gambar 2.3 ).
Pemilik proyek
`
Konsultan perencana dan supervisi
Konsultan manajemen konstruksi
kontraktor
Konsultan rekayasa nilai
Gambar 2.3 konsultan rekayasa nilai sebagai tim konsultan MK Keuntungan : a) Tim rekayasa nilai leluasa bertugas memonitor pelaksanaan pekerjaan proyek. b) Dapat meningkatkan kemampuan staf proyek. c) Organisasi proyek sederhana. d) Terjadi komunikasi yang baik antara pemilik, konsultan rekayasa nilai dan konsultan manajemen konstruksi tentang manajemen dan kontrol biaya dan administrasi proyek. e) Administrasi pembiayaan proyek lebih sederhana ( tanpa perubahan alokasi anggaran yang ada ).
11
Kerugian : a) Tidak dapat dilakukan kontrol langsung terhadap konsultan rekayasa
nilai
oleh
pemilik,
harus
melalui
konsultan
manajemen konstruksi dahulu. 2.4 Konsep Dasar Rekayasa Nilai Dalam rekayasa nilai terdapat unsur-unsur penunjang utama yang digunakan untuk mendukung suatu proses untuk menganalisa suatu permasalahan. Menurut Zimmerman (1982), ada unsur utama dikenal sebagai Key of Value Engineering. Unsur utama tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Analisa Fungsi (Function Analysis) Analisa fungsi adalah landasan utama dalam rekayasa nilai yang digunakan untuk membantu mengidentifikasi item permasalahan yang ditinjau. Analisa ini selalu mendasarkan setiap obyek pada fungsi atau kegunaan obyek tersebut terhadap keseluruhan item. 2. Model Biaya (Cost Model) Model pembiayaan ini digunakan sebagai alat untuk mengatur dan membagikan perhitungan biaya ke dalam bidang fungsinya melalui perbandingan Basic Cost dan Actual Cost sehingga dapat dengan mudah didefinisikan dan diukur. 3.
Biaya Siklus Hidup (The Life Cycle Casting) Digunakan sebagai cara untuk memberikan perkiraan anggaran dari setiap pemecahan yang diberikan.
4. Teknik Sistem Analisa Fungsi (Function Analysis Technique / FAST) Adalah cara yang sistematis untuk mendapatkan sebuah metode yang diatur dari proses pekerjaan kompleks. Dengan demikian setiap permasalahan yang timbul
12
dapat dengan mudah dicarikan penyebabnya untuk selanjutnya dapat dicarikan jalan penyelesaianya. 5.
Rencana Kerja Rekayasa Nilai (VE Job Plan) Pengaturan dan pendekatan yang sistematis adalah kunci utama studi Rekayasa Nilai yang berhasil. Oleh karena itu, studi ini harus dikerjakan dengan rencana kerja yang matang dan efektif.
6.
Berfikir Kreatif (Creatif Thinking) Dalam melakukan analisa dibutuhkan suatu bentuk pemecahan permasalahan yang bersumber dari pola fikir yang kreatif, karena dengan hanya begitu permasalahan-permasalahan
yang
muncul
dan
sulit
dapat
dicarikan
pemecahannya. 7.
Kebiasaan dan Sikap (Human Dynamics) Kebiasaan dan sikap seseorang sering kali berpengaruh dalam hal pengambilan keputusan terutama saat menghadapi permasalahan.
8.
Biaya dan Nilai (cost and Worth) Untuk mempermudah analisa yang dilakukan dalam rekayasa nilai, perlu dibedakan dengan jelas antara dua variable. Hal ini bertujuan untuk mempermudah analisa yang akan dilakukan.
9. Managemen Hubungan Antar Pelaku Dalam Rekayasa Nilai (Managing The Owner/Designer/Value Consultant Relation Ship) Perlunya memelihara hubungan yang baik antara tim Rekayasa Nilai dengan seluruh unsur yang terlibat baik owner, perencana, ataupun konsultan yang melakukan rekayasa nilai. Hal ini perlu dipahami bahwa Rekayasa Nilai
13
memerlukan bentuk kerjasama dan komunikasi yang baik antara pihak manapun dalam tim sendiri.
2.5 Rencana Kerja Rekayasa Nilai Salah satu kunci sukses dalam melakukan rekayasa nilai adalah dengan menggunakan pendekatan yang sistematis dan terorganisasi dalam rencana kerja rekayasa nilai (Value Engineering Job Plan ). Alasan digunakan rencana kerja rekayasa nilai ( Zimmerman,1982 ) Antara lain : a. Digunakan pendekatan yang sistematis Studi nilai dalam proyek konstruksi dapat berlangsung lama jika tidak terorganisasi dan terjadwal sesuai prosedur. Batasan waktu studi diterapkan agar pekerjaan dapat segera diselesaikan secepatnya dengan memberikan waktu perencana menyelesaikan desainnya. Diterapkan rencana kerja nilai ini maka keterbatasan waktu tersebut bukanlah kendala cukup untuk untuk melakukan studi pada proyek dalam waktu singkat. b. Meminimalkan area berbiaya tertinggi Rencana kerja rekayasa nilai mengidentifikasi pemusatan biaya dan hal – hal yang berhubungan dengan kebutuhan biaya untuk mencapai tujuan. c. Menampilkan gambaran singkat mengenai tujuan Rencana kerja rekayasa nilai mengarahkan tim studi proyek untuk menyebutkan kebutuhan proyek dan memberikan fungsi dasarnya. Kegunaan dari analisa fungsi adalah untuk menggambarkan komponen proyek yang menampilkan kebutuhan fungsi dan hal – hal pendukungnya.
14
d. Memaksa kita untuk berfikir jauh dari kebiasaan memecahkan masalah Kita terbiasa untuk menggunakan ide pertama yang muncul dikepala kita. Rencana kerja rekayasa nilai mengarahkan dan memotivasi untuk melakukan perbandingan dan menganalisa lebih detail bagaimana total system bekerja sesuai dengan masing – masing fungsinya. e. Pendekatan yang objektif Rencana kerja rekayasa nilai menampilkan pemikiran yang objektif tentang proyek menggunakan life cycle cost. Hal ini dapat membuat penghematan yang cukup besar pada proyek. Dengan alasan – alasan yang telah dikemukakan diatas, maka rencana kerja rekayasa nilai perlu diterapkan secara sistematis sesuai dengan urutan tahapan – tahapannya. Ada berbagai macam versi tahapan – tahapan yang dilakukan dalam rencana kerja rekayasa nilai. Menurut Alphonse J. Dell’Isolla ( 1972 ) Tahapan – tahapan rencana kerja rekayasa nilai berisikan empat tahap yaitu : 1) Tahap Informasi Melakukan identifikasi secara lengkap atas sistem struktur bangunan dan sistem pelaksanaan konstruksi, identifikasi fungsi dan estimasi biaya yang mendasar pada fungsi pokok. 2) Tahap Kreatif Menggali gagasan-gagasan alternatif sistem struktur maupun pelaksanaan sebanyak-banyaknya dalam memenuhi fungsi pokok.
15
3) Tahap Analisa Melakukan analisa terhadap gagasan alternatif yang meliputi ; analisa keuntungan-kerugian, analisa biaya daur hidup proyek, dan analisa pembobotan kriteria dalam analisa pemilihan alternatif untuk mendapatkan alternatif yang paling potensial. 4) Tahap Rekomendasi Mempersiapkan rekomendasi tertulis dari alternatif akhir yang dipilih dengan pertimbangan kemungkinan pelaksanaan secara teknis dan ekonomis. 2.5.1. Tahap Informasi Tahap informasi bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan item pekerjaan yang akan di studi. Prinsip dasar yang akan dilakukan pada tahap informasi adalah cost model dan analisa fungsi. Dan tujuan dari tahap informasi adalah untuk memperoleh item kerja yang akan dilakukan rekayasa nilai dengan cara mendefinisikan fungsi item dalam proyek. Pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab antara lain : a) Apa jenis aktifitas pekerjaan ? b) Untuk apa pekerjaan tersebut ? c) Berapa worth pekerjaan tersebut ? d) Berapa cost pekerjaan tersebut ? e) Berapa rasio cost / worth nya ? f) Apa saja syarat – syarat yang harus dipenuhi ?
16
g) Apa saja yang mengidentifikasikan biaya tinggi atau biaya – biaya yang tidak diperlukan ? Tahap informasi pada rencana kerja rekayasa nilai melibatkan penjabaran proyek, mendapatkan informasi mengenai latar belakang yang akhirnya mengarahkan pada desain proyek, batasan – batasan pada proyek dan sensitivitas terhadap biaya yang diperlukan selama produksi dan optimasi pengoperasian segala fasilitas pendukungnya. Setelah menentukan tujuan yang akan dicapai, maka yang perlu dipikirkan adalah bagaimana atau apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam rencana kerja rekayasa nilai yang merupakan suatu pendekatan yang sistematis, maka dalam mencapai tujuan tersebut juga harus sistematis dengan menggunakan cara – cara yang konstruktif. Berikut dipaparkan teknik atau metode yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 1. Metode untuk mendapatkan informasi umum tentang proyek tersebut. a) Mengumpulkan informasi – informasi dan data – data proyek meliputi rencana anggaran biaya dan syarat serta desain perencanaan. b) Mempelajari,mengklasifikasikan dan mengolah data – data tersebut menjadi sebuah informasi yang tersusun rapi. 2. Metode dalam pentabulasian data yang berkaitan dengan item pekerjaan. a) Mempelajari gambar desain perencanaan untuk mendapatkan komponen – komponen dari item pekerjaan.
17
b) Mempelajari data rencana anggaran biaya untuk mendapatkan biaya masing – masing komponen dan biaya item pekerjaan. c) Menyusun dan membentuk tabel. 3. Metode dalam menentukan item kerja studi. a) Menentukan item pekerjaan berbiaya tinggi dengan membuat cost model proyek contoh. b) Memilih item kerja yang akan menjadi item kerja studi berdasarkan cost model, Breakdown cost model serta grafik hukum distribusi pareto proyek contoh. c) Menggambarkan item kerja terpilih atau studi dalam bentuk cost model, Breakdown cost model serta grafik hukum distribusi pareto. 4. Metode untuk mendapatkan item kerja yang akan dilakukan penggalian alternative – alternative pada tahap kreatifitas dan penganalisaan pada tahap analisa. Untuk menerapkan teknik – teknik tersebut diatas diperlukan tabel – tabel yang terdiri dari tabel breakdown analisis dari cost model, tabel perhitungan hukum distribusi pareto, dan tabel analisa fungsi. Tabel – tabel tersebut adalah : 1. Tabel Breakdown Cost Model Pada tabel ini diisikan harga/cost dari elemen-elemen berbiaya tertinggi sampai terendah. Contoh tabel Breakdown Cost Model dapat dilihat pada Tabel 2.1 dibawah ini :
18
Tabel 2.1 Tabel Breakdown Cost Model NO
ITEM PEKERJAAN
BIAYA Rp
%
KUMULATIF Rp %
ITEM %
Total
Keterangan : 1) Kolom nomor diisi dengan angka urut nomor item pekerjaan. 2) Kolom item pekerjaan diisi dengan nama item pekerjaan dari yang berbiaya tinggi. 3) Kolom prosentase cost kumulatif diisi angka prosentasi cost kumulatif item pekerjaan terhadap jumlah total biaya. 4) Kolom item cost diisi sesuai data analisa pekerjaan. 5) Baris total diisi dengan jumlah item cost. 2. Mengidentifikiasi biaya tinggi dengan Hukum Distribusi Pareto Menurut hukum distribusi pareto 80 % dari biaya total secara normal terjadi pada 20 % item pekerjaan. Gambar grafik hukum distribusi pareto dapat dilihat pada gambar 2.4 dibawah ini :
19
Gambar 2.4 Grafik Hukum Distribusi Pareto (Dell’Ishola, 1975)
3. Mengklasifikasikan fungsi-fungsi item pekerjaan dengan metode FAST yang menggunakan alur logika How dan Why.
F.A.S.T Diagram WHY
HOW Fungsi komponen pareto
Fungsi Basic
Fungsi sekunder I
Fungsi sekunder II
Solusi teknis
Gambar 2.5. Diagram Alur Logika How and Why dalam FAST
20
F A S T ( Function Analysis System Technique ) adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa fungsi dari suatu obyek. Dimana fungsi dari suatu obyek merupakan hasil akhir yang diinginkan pelanggan atau pengguna dan inilah yang dibayarkan oleh pelanggan tersebut. Cara kerja FAST menciptakan model grafis dimana para ahli dari berbagai disiplin ilmu bekerjasama dalam suatu proyek. Apabila digunakan sebagai metodologi, maka FAST akan menterjemahkan sasaran dan tujuan inisiatif manajemen kedalam suatu tindakan. 4. Analisa fungsi Langkah selanjutnya yaitu item berbiaya tinggi teridentifikasi adalah melakukan analisa fungsi. Menurut L.D. Miles (1972) mendefinisikan fungsi sebagai dasar dari maksud sebuah pekerjaan atau pengeluaran, yang dapat berupa perangkat keras atau suatu grup keras atau grup tenaga. Kerja atau prosedur untuk melakukan atau menyelesaikan suatu fungsi. Fungsi menurut James J.O’Brien ( 1972 ) dibedakan atas : a) Fungsi dasar yaitu fungsi, tujuan atau prosedur yang merupakan tujuan utama dan harus dipenuhi. b) Fungsi sekunder yaitu fungsi pendukung yang mungkin dibutuhkan tetapi tidak melakukan kerja sebenarnya. Analisa fungsi bertujuan untuk mengklasifikasikan fungsi – fungsi dasar ( Basic Function ) maupun fungsi – fungsi sekundernya ( Secondary Function ). Selain itu juga untuk mendapatkan perbandingan antara biaya dengan nilai
21
manfaat yang dibutuhkan untuk menghasilkan fungsi tersebut. Fungsi primer merupakan fungsi yang harus ada agar sesuatu dapat bekerja. Sedangkan fungsi sekunder merupakan merupakan fungsi yang mendukung fungsi primer jika suatu desain memungkinkan untuk diubah, kebutuhan akan fungsi sekunder dapat dimodifikasi atau bahkan dihilangkan. Dalam melakukan evaluasi fungsi dari aktivitas pekerjaan yang ada harus diberikan definisi kata kerja ( Verb ) dan kata benda ( Noun ). Kelebihan dari mendefinisikan aktivitas pekerjaan tersebut kedalam dua kata menurut James O.Brien ( 1976 ) antara lain : a) Membatasi timbulnya perluasan arti Jika tidak bisa mendefinisikan suatu fungsi dalam dua kata maka kita tidak cukup mempunyai informasi tentang masalah tersebut atau mendefinisikan masalah menjadi terlalu luas. b) Menghindari penggabungan fungsi – fungsi dan pendefinisian lebih dari satu fungsi sederhan. Karena dengan hanya menggunakan dua kata dipaksa untuk memecah – mecah masalah kedalam elemen – elemen yang paling sederhana. c) Membantu untuk mencapai tingkat pengertian yang paling mendalam dari hal – hal kesalahan dalam komunikasi yang salah pengertian dikurangi hingga tingkat minimum. Langkah final pada tahap informasi adalah menentukan rasio cost/worth. Rasio cost/worth mendefinisikan efisiensi dari suatu desain atau pekerjaan dari sini juga dapat diketahui biaya – biaya tinggi ataupun 22
biaya – biaya tidak diperlukan. Untuk mempermudah dalam tahap ini dibuat dalam bentuk tabel. Disimpulkan bila C/W > 2 maka wajib desain harus ditinjau ulang, C/W =1 maka komponen tepat berfungsi, C/W > 1 ada biaya – biaya yang tidak diperlukan. ( Bambang permadi, 1992 ) Tabel analisa fungsi ini digunakan untuk menerangkan fungsi utama dari suatu item pekerjaan, menggambarkan pengklarifikasian fungsi utama ( Basic Function ) maupun fungsi penunjangnya ( Secondary Function ), serta mendapatkan perbandingan antara biaya ( cost ) dengan nilai manfaat ( Worth ) yang dibutuhkan untuk menghasilkan fungsi tersebut. Tabel 2.2. Form Tabel Analisa fungsi (Zimmerman,1982) Tahap Informasi Analisa Fungsi Item : Fungsi : No
Uraian
Fungsi KK
KB
Jenis
Biaya
Nilai
Rasio Biaya/Nilai
Keterangan : 1) Baris item diisi dengan nama item pekerjaan yang dianalisa. 2) Baris fungsi diisi dengan nama fungsi pekerjaan yang dianalisa. 3) Kolom nomor diisi dengan angka urut nomor item pekerjaan. 4) Kolom komponen diisi dengan sub-sistem dari pekerjaan yang dianalisa.
23
5) Fungsi didefinisikan dalam dua kata, kata kerja aktif dan kata benda yang terukur. Setiap fungsi diklasifikasikan sebagai fungsi dasar, ditulis pada kolom jenis dengan huruf B dan fungsi penunjang, ditulis pada kolom jenis dengan huruf S. 6) Mengisi jumlah biaya fungsi utama (worth), dan jumlah biaya keseluruhan (cost). 7) Membandingkan jumlah biaya keseluruhan (cost) dengan jumlah biaya fungsi utama (worth). 8) Memilih item dengan nilai cost/worth > 1
2.5.2
Tahap Kreatif Tujuan dari tahap kreatif adalah untuk mendapatkan ide alternatif desain yang dapat memenuhi fungsi dasar item kerja yang dipilih,dimana pada tahap ini dilakukan eksplorasi ide sebanyak – banyaknya tanpa melalui pertimbangan keputusan ataupun analisa terlebih dahulu. Dalam rencana kerja ini, pertanyaan prinsip yang harus dijawab adalah cara –cara alternatif apa saja yang bisa digunakan untuk menampilkan suatu fungsi item kerja. Tahap ini dibuat untuk memperkenalkan gagasan – gagasan baru untuk menampilkan fungsi dasar suatu item kerja. Menurut Dell’Isola ( 1975 ) page 33 – 34. ada 2 pendekatan yang utama mengenai kreativitas, diklasifikasikan berdasarkan teknik – teknik assiciation, yaitu :
24
1. Brainstorming Kebanyakan pendekatan mengenai kreativitas dalam rekayasa nilai adalah dengan teknik brainstorming. Sebuah sesi brainstorming adalah sebuah forum pemecahan masalah dimana pemikiran tiap peserta distimulasi oleh peserta yang lain dalam satu kelompok. Tipikal suatu sesi brainstorming adalah terdiri dari 4 sampai 6 orang dari disiplin ilmu yang berbeda
duduk
mengelilingi
sebuah
meja
dan
secara
spontan
menghasilkan gagasan – gagasan yang berhubungan dengan penampilan fungsi yang diinginkan dari sebuah item. Selama sesi, kelompok tersebut didorong untuk menghasilkan gagasan sebanyak – banyaknya, tidak ada kritik, pengopinian ataupun negative thinking. 2. The Gordon technique Ini juga teknik yang berbentuk forum dimana didalamnya gagasan – gagasan disampaikan secara bebas. Namun berbeda dengan teknik brainstorming. Bagaimanapun, dalam pendekatan Gordon hanya pimpinan forum yang mengetahui permasalahan yang sebenarnya. Pimpinan forum menanyakan pertanyaan – pertanyaan yang mengarahkan forum untuk menghasilkan gagasan – gagasan. Alat bantu yang digunakan dalam tahap kreatif ini adalah literatur – literatur tentang sistem bangunan dan arsitekturnya, berkonsultasi dengan berbagai pihak yang mempunyai kemampuan dibidang tersebut serta penggunaan alat bantu tabel. Contoh bentuk tabel formulir dari pengumpulan alternatif – alternatif
beserta
penilaian keuntungan dan kerugiannya.
25
Sama halnya dengan tahapan sebelumnya, pada tahap ini juga diperlukan teknik dan metode tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Teknik yang digunakan antara lain : 1. Berdasarkan
analisa
fungsi
yang
dilakukan
pada
tahap
sebelumnya,dimungkinkan melakukan penghematan biaya dengan jalan sebisa mungkin menghilangkan item – item yang mempunyai fungsi sekunder. Namun untuk menghilangkan item item – item yang mempunyai fungsi sekunder harus dilakukan dengan hati – hati karena tidak semua item – item dengan fungsi sekunder bisa dihilangkan karena ada batasan – batasan misalnya syarat – syarat teknis dan pertimbangan arsitektural dalam term of reference perencanaan. 2. Mengganti komponen – komponen item kerja fungsi primer dengan alternatif – alternatif lain yang mungkin dalam langkah ini juga ada batasan – batasan sehingga tidak semua alternatif dapat digunakan. Selain syarat – syarat teknis dan pertimbangan arsitektural pokok dalam term of reference perencanaan, juga harus diperhatikan perubahan analisa struktur atas penerapan alternatif tersebut. Pemakaian material tertentu untuk mengikuti material yang direncanakan dengan sendirinya akan merubah asumsi pembebanan. 3. Mengganti desain lama dengan desain baru beserta komponen – komponen item kerja baru. Penggantian ini dibatasi juga syarat – syarat teknis, pertimbangan arsitektural, dan batasan – batasan dalam analisa struktur. Untuk memudahkan pengerjaan pada tahap kreatif ini dibuat tabel.
26
Tabel 2.3. Form Tabel Tahap kreatif (Zimmerman,1982) TAHAP KREATIF PENGUMPULAN ALTERNATIF
Item
:
Fungsi NO
: ALTERNATIF
Keterangan : 1) Baris item diisi dengan item pekerjaan. 2) Fungsi item pekerjaan diisikan pada baris fungsi. 3) Kolom nomor diisi dengan desain asli pada baris pertama kemudian angka urutan nomor alternatif. 4) Kolom alternatif diisi dengan nama alternatif. 5) Kolom rangking diisi dengan angka penunjuk. Semakin besar jumlah angka semakin tinggi nilai rangking.
2.5.3
Tahap Analisa Tahap analisa bertujuan untuk melakukan evaluasi, pembenahan dan analisa biaya terdapat ide yang dihasilkan dan untuk mendata alternatif yang layak serta potensi untuk menghasilkan penghematan. Menurut J.O Brien ( 1976 )
27
Pada tahap ini gagasan-gagasan yang muncul pada tahap kreativitas disaring, diberi penilaian seobyektif mungkin. Teknik dan metode yang digunakan dalam penilaian dan pemilihan alternatif-alternatif yang muncul pada tahap sebelumnya adalah sebagai berikut : Metode analisa yang dilakukan pada tahap ini adalah : 1) Analisa keuntungan dan kerugian 2)
Analisa biaya daur hidup proyek ( Life Cycle Cost )
3)
Analytical hierarchy process ( AHP )
2.5.3.1 Analisa Keuntungan dan Kerugian Gagasan-gagasan yang muncul dari tahap sebelumnya disaring dengan melihat keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan dari setiap gagasan tersebut. Menurut Zimmerman dan hart (1982) ada beberapa kriteria yang mungkin bisa digunakan untuk melakukan penyaringan, antara lain : a. Lebih menguntungkan dari segi biaya. b. Apakah gagasan-gagasan yang ada memenuhi persyaratan fungsi yang diminta. c. Apakah gagasan-gagasan baru tersebut dapat diandalkan. d. Apakah desain asli terlalu berlebihan. e. Apakah dampaknya pada desain dan jadwal konstruksi proyek. f. Apakah terjadi re-desain yang berlebihan . g. Apakah ada improvisasi dari desain asli. h. Apakah desain yang diajukan pernah digunakan sebelumnya.
28
i. Apakah ada keterangan mengenai penampilan fisik di masa lalu pada desain baru yang diusulkan. j. Apakah secara material, gagasan tersebut mempengaruhi estetika dari bangunan atau proyek tersebut. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut gagasan-gagasan alternatif tersebut dirangking mengikuti aturan-aturan ebagai berikut : a. Rangking tertinggi diberikan kepada alternatif yang mempunyai keuntungan pada biaya terendah, mempunyai keuntungan lebih banyak dan kerugian sedikit. b. Rangking-rangking berikutnya diberikan kepada alternatif-alternatif dengan keuntungan pada segi biaya yang lebih mahal dari rangking sebelumnya, mempunyai keuntungan lebih sedikit dari rangking sebelumnya dan mempunyai kerugian lebih banyak dari rangking sebelumnya. c. Rangking terendah diberikan kepada alternatif-alternatif yang mempunyai biaya termahal, mempunyai keuntungan sedikit dan kerugian terbanyak. Dalam melakukan analisa keuntungan dan kerugian ini digunakan tabel yang menunjukkan beberapa keuntungan dan kerugian dari beberapa alternatif yang didapat. Adapun tabel analisa keuntungan dan kerugian dapat dilihat pada Tabel 2.4 dibawah ini :
29
Tabel 2.4 Form Tabel Analisa Keuntungan dan Kerugian TAHAP ANALISA Analisa Keuntungan dan Kerugian Item
: Pekerjaan Plafond
Fungsi : Menutup langit – langit No
Alternatif
Keuntungan
Nilai
Kerugian
Nilai
Total
Rangking
2.5.3.2 Analisa Biaya Siklus Hidup Proyek Biaya siklus hidup untuk semua bagian dari fasilitas, desain rencana, investasi ekonomi dan lain sebagainya sangat diperlukan untuk memastikan biaya sebenarnya. Analisa biaya siklus hidup proyek tidak terbatas penggunaannya hanya selama tahap perencanaan, tapi dapat juga digunakan setiap saat selama suatu fasilitas masih berfungsi. Menurut Zimmerman (1982) ada beberapa tipe dari biaya siklus hidup yaitu : a.
Biaya investasi
b.
Biaya pemilikan/pembebasan tanah
c.
Biaya rekayasa (perencanaan, desain dan pengawasan)
d.
Biaya Re-desain
e.
Biaya konstruksi
f.
Biaya administrasi
g. h.
Biaya penggantian Nilai sisa
30
i.
Biaya pengoperasian 1. Gaji staff 2. Bahan bakar 3. Listrik 4. Bahan kimia 5. Jadwal pengoperasian 6. Perbaikan dan servis 7. Pemulihan sumber daya 8. Transportasi
j.
Biaya perawatan 1. Suku cadang 2. Buruh 3. Pemeliharaan preventif 4. Kebersihan 5. Keawetan produk
k.
Nilai waktu ulang (time cost of money)
Untuk memudahkan pekerjaan dibutuhkan tabel analisa biaya daur hidup, tabel analisa biaya daur hidup menggambarkan biaya sekarang dan biaya yang akan datang masing-masing alternatif serta besarnya penghematan biaya. Adapun tabel analisa biaya daur hidup dapat dilihat pada Tabel 2.5 dibawah ini :
31
Tabel 2.5 Form Analisa biaya siklus hidup proyek TAHAP ANALISA Analisa biaya siklus hidup proyek Proyek
:
Lokasi
:
Item pekerjaan :
Initial Cost Replacement Cost Salvage Cost Operational Cost Maintenance Cost Total Cost
Present Value
Original
Alternatif A
Alternatif B
2.5.3.3 Analytical Hierarchy Process Salah satu metode pemilihan alternatif adalah metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Metode AHP adalah model pengambilan keputusan yang memiliki sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya adalah manusia. Dengan hierarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi sebuah bentuk hierarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis (Saaty, 2003). Kelebihan metode AHP dibandingkan dengan metode lain menurut Saaty (2003) adalah : 1. Kesatuan ( Unity ) AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami. 2. Kompleksitas ( Complexity )
32
AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui suatu pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif. 3. Saling Ketergantungan ( Inter Independence ) AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier. 4. Struktur Hierarki ( Hierarchy Structuring ) AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen system ke level-level yang berbeda dan masing-masing level berisi elemen yang serupa. 5. Pengukuran ( Measurement ) AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas. 6. Konsistensi ( Consistency ) AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas. 7. Synthesis AHP
mengarah
pada
perkiraan
keseluruhan
mengenai
seberapa
diinginkannya masing-masing alternatif. 8. Trade Off AHP mempertimbangkan prioritas relative faktor-faktor pada system sehingga orang mampu memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan mereka. 9. Penilaian dan Konsensus ( Judgement and Consensus ) AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsesnsus tapi menggabungkan hasil penilaian yang berbeda.
33
10. Penanggulangan Proses ( Repetition Process ) AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan
penilaian
serta
pengertian
mereka
melalui
proses
pengulangan. Menurut Saaty (2003) ada tiga prinsip Analytical Hierarchy Process, yaitu : 1. Menggambarkan dan menguraikan secara hierarkis, yang kita sebut menyusun secara hierarkis yaitu memecah persoalan menjadi unsur-unsur yang terpisah-pisah. 2. Pembedaan prioritas dan sintesis yang kita sebut sebagai penetapan prioritas yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya. 3. Konsistensi logis yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria logis. Proses penyusunan hirarki bisa dimulai dari suatu tujuan yang bersifat umum yang ingin dicapai kemudian dijabarkan dalam penerapan sub tujuan yang lebih rinci dan menunjang tujuan pertama. Penjabaran tujuan hingga sub tujuan ini dapat terus dilakukan sesuai yang diinginkan, hingga pada hierarki terendah dilakukan proses evaluasi atas alternatif-alternatif yang ada dan menjadi ukuran pencapaian tujuan utama. Tahapan-tahapan pelaksanaan pemilihan alternatif dengan menggunakan metode AHP adalah sebagai berikut : a. Menentukan Hierarki Keputusan Dalam kasus proyek ini hierarchy keputusannya sama, yaitu level 1 (Tujuan), level 2 (Kriteria), level 3 (Alternatif) dan untuk setiap item kerja memiliki
34
kriteria dan alternatif yang berbeda. Berikut ini gambar 2.6 adalah contoh menentukan hierarchy keputusan : OBYEK TUJUAN
KRITERIA (A)
KRITERIA (B)
KRITERIA (C)
KRITERIA (D)
KRITERIA (E)
ALTERNATIF A
ALTERNATIF B
ALTERNATIF C
ALTERNATIF D
ALTERNATIF E
Gambar 2.6 Hierarchy Keputusan b. Membuat isian matrik perbandingan berpasangan pada level 2 (kriteria) dan level 3 (alternatif) menurut masing-masing kriteria. Berikut Tabel 2.6 dan Tabel 2.7 adalah form tabel matrik perbandingan kriteria dan matrik perbandingan alternatif menurut masing-masing kriteria :
KRITERIA
Tabel 2. 6. Form Tabel Perbandingan kriteria TUJUAN A B C D E JUMLAH
A 1 (B,A) (C,A) (D,A) (E,A) Total A
B
KRITERIA C
D
E
1 1 1 1
35
Tabel 2.7. Form Tabel Perbandingan Alternatif
ALTERNATIF
ASLI ASLI
1
1
( 1,0 )
2
( 2,0 )
3
( 3,0 )
JUMLAH
Total 0
ALTERNATIF 1
2
3
1 1 1
Untuk mengisi tabel 2.6 Form tabel perbandingan kriteria dan tabel 2.7 Form tabel perbandingan alternatif diatas adalah dengan memberi penilaian dengan skala 1 – 9, sedangkan antar kriteria yang seimbang diberi nilai 1. Penilaian dari skala 1 – 9 didasarkan pada faktor terpenting dari kriteria untuk matrik perbandingan kriteria dan faktor terpenting dari alternatif berdasarkan pada masing – masing kriteria untuk matrik perbandingan alternatif. Keterangan : 1) Nilainya adalah 1 – 9 ; angka ganjil ( 1,3,5,7,9 ) merupakan yang pasti, sedangkan angka genap ( 2,4,6,8 ) merupakan yang ragu-ragu. Bila yang satu dinilai 9, maka lawannya dinilai 1/9. 2) Baris 1 dengan kolom 1 terjadi perbandingan yang nilainya sama, karena mempunyai kriteria yang sama. Maka nilainya sama dengan 1. 3) Baris 1, Kolom 5 adalah nilai perbandingan antara kriteria 1 dengan 5, yang bila 1 lebih kuat dari 5 maka nilainya 9 ( ambil angka yang pasti ). 4) Baris 5, Kolom 1 adalah nilai resiprokal dari perbandingan antara kriteria 1 dan 5, karena nilai 1 lebih kuat dari 5, maka nilai
36
5) Baris Total adalah total nilai dari masing-masing kriteria pada kolom tersebut.
c.
Menentukan bobot kriteria dan bobot alternatif menurut masing – masing kriteria melalui normalisasi dengan isian matrik perbandingan alternatif menurut masing – masing kriteria Tabel 2.8 Form Tabel Normalisasi Kriteria
KRITERIA
TUJUAN
KRITERIA A
B
C
D
JUMLAH
Bobot
A
(1/Total A)
∑ Baris A
∑ Baris A / ∑ TOTAL
B
(A,B/Total A)
∑ Baris B
∑ Baris B / ∑ TOTAL
C
(A,C/Total A)
∑ Baris C
∑ Baris C / ∑ TOTAL
D
(A,D/Total A)
∑ Baris D
∑ Baris D / ∑ TOTAL
∑ Kriteria
∑ Total Bobot Kriteria
Untuk mengisi Tabel 2.8 Form tabel normalisasi kriteria adalah sesuai dengan hasil dari perbandingan kriteria dan tabel normalisasi alternatif sesuai dengan hasil dari perbandingan alternatif berdasarkan masing – masing kriteria, cara kerjanya adalah sebagai berikut : Untuk normalisasi kriteria : 1. Mengisi kolom A dengan operasi pembagian antara masing – masing nilai kriteria dengan total kriteria yang nilai nominalnya telah dihitung pada tabel 2.6 2. Menjumlahkan hasil operasi pembagian pada baris sesuai masing – masing kriteria
37
3. Melakukan operasi pembagian antara jumlah lajur baris sesuai masing – masing kriteria dengan jumlah kriteria dan hasilnya adalah bobot dari masing – masing kriteria. d.
Menentukan sintesa berdasarkan isian bobot kriteria dan bobot alternatif menurut masing-masing kriteria untuk memperoleh prioritas alternatif desain terbaik. Berikut ini Tabel 2.9 yang merupakan contoh tabel sintesa. Tabel 2.9. Form Matrik Sintesa . Kriteria Bobot
Original
1
Alternatif Bobot 2 3
4
5
A B C D Jumlah Rangking
Keterangan : 1) Baris A, kolom 1 adalah nilai bobot dari masing-masing kriteria yang sudah dinormalisasi dibagi hasil perkalian bobot kriteria dengan kriteria yang sudah dinormalisasi. Begitu pula seterusnya seluruh baris-kolom yang lain. 2) Baris jumlah adalah jumlah nilai dari masing-masing kolom alternatif. 3) Diantara baris jumlah tersebut dipilih nilai yang paling besar sebagai alternatif terbaik menurut metode AHP. 2.5.4
Tahap Rekomendasi Setelah melakukan analisa terhadap alternatif-altenatif pada tahap analisa
langkah terakhir pada rencana kerja rekayaya nilai adalah tahap rekomendasi. Pada tahap ini dipilih 1 alternatif desain terbaik dengan memberikan dasar-dasar pertimbangannya.
38
Menurut Dell’Isola (1975) dalam tahap ini ada tiga hal yang harus dlakukan, yaitu : 1. Tim harus meninjau semua solusi alternatif yang diajukan dengan sangat hatihati dan mendetail untuk meyakinkan bahwa nilai yang tinggi dan penghematan yang signifikanlah yang benar-benar ditawarkan. 2. Proposal yang dibuat untuk pihak managemen harus benar-benar bagus dan akurat. Tim harus mempertimbangkan tidak hanya kepada siapa hasil tersebut diajukan namun juga bagaimana mengajukan solusi-solusi tersebut dengan efektif. 3. Tim harus mempresentasikan sebuah rancangan untuk mengimplementasikan proposal tersebut. Kegiatan ini sangat kritis, jika proposal tidak dapa meyakinkan pihak mamagemen untuk membuat suatu perubahan, maka semua pekerjaan yang dilakukan sia-sia. Untuk memudahkan penyampaian hasil studi rekayasa nilai, dipakai tabel yang mencantumkan dengan jelas perbandingan antara desain lama dengan desain susulan, tabel tersebut mencakup keunggulan-keunggulan desain susulan dan
besarnya
penghematan.
Besarnya
penghematan
didapat
dengan
mengurangkan analisa biaya desain lama dengan desain susulan. Tabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.10 dibawah ini : Tabel 2.10 Form Tabel Rekomendasi TAHAP REKOMENDASI Item Kerja : Fungsi : 1. Rencana Awal
:
39
2. Usulan
:
3. Dasar Pertimbangan 4. Penghematan Biaya
: :
STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
Project Director / PIMPRO Prof. Dr. H. Achmad Jainuri, MA. Financial Director Drs . Abdullah Smith, Ak Project Manager Ir . Tamhid Mashudi Ahli Struktur
Site Manager
Drafter
Ir. Muhammad Ali, MT
Ir. Sulchan Arifin, M. Eng.
Herman H.ST
Site Engineer
Site Engineer
Site Engineer
Site Engineer
Adi Lumanto ST
Agung RS, ST
Budwi Harsono, ST.
Hary S,ST
Koordinator Pengawas sipil
Koordinator Pengawas ME
Ir. Kusnadi
Ir. Nugroho
Pengawas Struktur
Pengawas Arsitektur
Pengawas Electrical
Pengawas Mechanical
Dendra Eka P. ST
L.Darmawan ST.
R.Pahlevi. ST
Sukamto, ST
Pelaksana
Mandor 1
Mandor 2
Lukman, ST
Udin
Syahrir
40
BAB III METODOLOGI
3.1 Obyek Penelitian Obyek yang diambil pada penelitian Tugas Akhir ini adalah Proyek Pembangunan Gedung Fasilitas Bersama Sekolah Tinggi Kesehatan dan Akademi Kebidanan Siti Khodijah Sidoarjo. Dalam penelitian penerapan rekayasa nilai ini digunakan metode atau teknik Rencana Kerja Rekayasa Nilai (Job Plan) berdasarkan teori Dell’Isola.
3.2 Data Penelitian Pada penelitian Tugas Akhir ini diperlukan data-data yang lengkap guna menunjang analisa dan proses penelitian yang dilakukan. Data yang diperoleh dan dipelajari kemudian diolah sesuai dengan tujuan penelitian yaitu penerapan rekayasa nilai. 3.2.1 Jenis Data 1.
Data Sekunder
Data yang didapat diluar data primer sebagai data pelengkap. Data tersebut adalah: - Data RAB Proyek - Daftar harga material - Daftar harga upah - Gambar desain
41
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data 1. Studi Pustaka Mencari data dan informasi yang relevan tentang landasan teori yang bersumber pada referensi, jurnal dengan topik penelitian. 2. Pengamatan Mendapatkan data secara langsung dengan mengamati hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Pengamatan juga dapat dilakukan dengan melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang bersangkutan. Untuk data spesifikasi bahan bangunan ditanyakan pada pihak perencana dan arsitektur. Selain itu juga harus konsultasi pada pihak yang mengerti biaya pada suatu proyek tersebut. 3.3.
Tahapan Penelitian Dalam penyusunan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-langkah yang sesuai
pada urutan dalam Rencana Kerja Rekayasa Nilai, sebagai berikut: 1. Menentukan latar belakang 2. Menentukan permasalahan dan tujuan 3. Melakukan studi pustaka/ literatur 4. Pengumpulan data proyek: Rencana Anggaran Biaya (RAB), Gambar Desain Rencana. Data ini didapat dari proyek. 5. Menerapkan langkah awal pada rencana kerja rekayasa nilai, yaitu tahap informasi dengan melakukan pemilihan item berbiaya tinggi dengan cara penyusunan bagan biaya, breakdown analysis dan dianalisis Hukum Pareto untuk memperoleh garis batas item berbiaya tinggi. kemudian pemilihan item kerja yang dilakukan rekayasa nilai melalui identifikasi item terpilih 42
yang memiliki biaya tidak diperlukan dengan analisa fungsi, disimpulkan berdasarkan rasio c/w Bila :c/w > 2 , maka wajib desain harus ditinjau ulang c/w = 1 , seluruh komponen tepat berfungsi c/w >1 , ada biaya-biaya yang tidak perlu yang dikeluarkan 6. Dilakukan langkah-langkah pada tahap kreatif Pada tahap ini melakukan pendekatan secara kreatif dengan menggunakan ide-ide penggunaan material yang dipakai yang kemudian di analisis. Output dari tahap ini akan diperoleh alternatif material apa saja yang mungkin dipakai untuk pembangunan gedung tersebut. 7. Selanjutnya sesuai pada urutan rencana kerja rekayasa nilai yaitu dilakukan langkah Tahap Analisa dengan cara melakukan seleksi sebagai berikut: 1. Analisa Keuntungan dan Kerugian Pada analisa keuntungan dan kerugian alternatif-alternatif dinilai keuntungan dan kerugiannya berdasarkan parameter-parameter yang telah ditentukan, kemudian diberi bobot nilai sesuai kriteria yang telah ditentukan. Parameter-parameter tersebut antara lain : Dalam segi biaya Estetika Waktu pelaksanaan Teknik pelaksanaan Tingkat perawatan Tingkat Keawetan 2. Analisa Biaya Siklus Hidup Proyek 43
Analisa Biaya Siklus Hidup Proyek bertujuan untuk melakukan penilaian pada alternatif yang telah didapatkan dari analisa keuntungan dan kerugian, berdasarkan kriteria biaya. Analisa biaya daur hidup menggambarkan biaya sekarang dan biaya yang akan datang masing-masing alternatif serta besarnya penghematan biaya. 3. Analytic Hierarchy Process (AHP) Analisa matriks dilakukan dengan cara menyebar kuesioner untuk mendapatkan pendapat responden (pihak konsultan perencana dan pihak kontraktor). Analisa matriks ini menggunakan metode matriks berpasangan antara kriteria-kriteria untuk memperoleh tinggi potensi penghematan yang paling baik dengan intensitas ukuran dari masing-masing kriteria, dan kriteria-kriteria tersebut akan menjadi parameter untuk menetapkan alternatif-alternatif pada pembangunan gedung AKBID . Output dari tahap ini adalah dapat ditentukan alternatif pilihan yang memiliki skor tertinggi untuk kemudian di tentukan pada desain rekomendasi. 8. Setelah dilakukan Tahap Analisa, selanjutnya adalah Tahap Rekomendasi. Pada tahap ini dilakukan pelaporan dan perekomendasian dari alternatif yang dipilih. Hal-hal yang dilaporkan adalah sebagai berikut: - Model desain dan spesifikasi - Pilihan alternatif - Penghematan yang terjadi - Konsep pemilihan alternatif
44
3.4 Flow Chart Metodologi Penyelesaian Tugas Akhir
Latar Belakang -
Perumusan Masalah
-
Batasan Masalah -
Pengumpulan Data 1. RAB 2. Gambar Desain 3. Literatur
-
1. 2. 3. 4. 5.
Tahap Informasi Informasi umum Bagan Biaya Diagram Pareto FAST Analisa fungsi C/W
-
Tahap Kreatif -- Mengumpulkan gagasan – gagasan alternatif -
A
45
A Tahap Analisa - Analisa Keuntungan dan Kerugian - Analisa Life Cycle Cost - Analisa AHP
Tahap Rekomendasi
KESIMPULAN DAN SARAN
46
BAB IV PENERAPAN REKAYASA NILAI 4.1
Tahap Informasi Tujuan dari Tahap informasi dalam rekayasa nilai adalah untuk mendapatkan
data informasi mengenai desain perencanaan proyek mulai dari data berisi pengumpulan data-data proyek dengan tujuan untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari data proyek, pemilihan item pekerjaan dan analisa fungsi terhadap item pekerjaan terpilih.
4.1.1 Data umum proyek Data proyek diperlukan untuk mendapatkan informasi mengenai suatu system atau proyek. Data–data proyek berisi informasi umum proyek, fungsi gedung proyek, dan batasan desain perencanaan yang akan dijelaskan sebagai berikut : a) Nama Proyek
: Pembangunan Gedung Fasilitas Bersama Sekolah Tinggi
Kesehatan
Dan
Akademi
Kebidanan
Muhammadiyah Sidoarjo – Jawa Timur. b) Lokasi Proyek
: Jl. Raya Rame Desa Lebo Kecamatan Wonoayu Sidoarjo – Jawa Timur.
c) Fungsi gedung proyek
: Untuk urusan administrasi universitas dan sarana proses belajar mengajar.
d) Pemilik Proyek
: Pengurus Wilayah Muhammadyah Jawa Timur
e) Konsultan Perencana
: CV. Mitra Academia Engineering
47
F) Data bangunan 1. Jenis bangunan : Gedung Perkuliahan 2. Jumlah lantai
: 3 lantai
3. Pondasi
: Tiang pancang
4. Struktur
: Konstruksi Beton bertulang
4.1.2 Batasan desain perencanaan gedung proyek Berikut beberapa batasan desain perencanaan untuk material yang digunakan dalam Pembangunan Gedung Fasilitas Bersama Sekolah Tinggi Kesehatan Dan Akademi Kebidanan Muhammadiyah Sidoarjo – Jawa Timur. Tabel. 4.1 Batasan desain perencanaan No
1
Pekerjaan
Pekerjaan beton : - Semen
Spesifikasi Bahan
1. 2. 3. 4. 5.
Peraturan semen Portland Indonesia ( NI.8-1972 ) Peraturan Beton Indonesia ( NI 2 – 1972 ) Perencanaan struktur gedung SNI 03 – 2847 – 2002 Mempunyai sertifikat uji Mendapat persetujuan perencana / owner
- Mutu Beton
1. SNI 03 – 2847 – 2002 2. Beton struktural K – 350 untuk Kolom 3. Beton struktural K – 225 ( untuk Balok, pelat lantai, Poer, Tangga, sloof )
2
Pekerjaan dinding
1. Bata menggunakan produk local berkualitas baik ukuran standar 2. Bahan pasir untuk pekerjaan plesteran menggunakan pasir pasang berbutir kasar dan bersih dari debu 3. Untuk pemasangan dinding, komposisi adukan adalah 1 pc : 4 ps untuk dinding
3
Pekerjaan Keramik 1. Bahan keramik untuk lantai berukuran 40 x 40 cm, dengan kualitas KW-1 merk setara roman 2. Bahan keramik untuk dinding KM, berukuran 20 x 25 cm, dengan kualitas KW – 1 merk setara roman 3. Bahan keramik untuk lantai KM, berukuran 20 x 20 cm, dengan kualitas KW – 1 merk setara roman
Sumber : Data Proyek
48
4.1.3 Pemilihan item kerja Pada proses pemilihan item kerja ini dilakukan identifikasi item kerja berbiaya tertinggi terlebih dahulu untuk mengetahui item kerja yang memiliki biaya (cost) yang tinggi untuk memberikan penghematan yang tinggi. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan identifikasi item pekerjaan yang memiliki biaya yang tidak diperlukan.
4.1.3.1 Identifikasi item pekerjaan berbiaya tinggi Tahap pertama yang dilakukan adalah dengan membuat bagan biaya total keseluruhan proyek Breakdown cost model proyek beserta item pekerjaan. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.1.
49
Cost Project Rp. 4.554.093.041,35
Pek. Pendahuluan Rp. 28.093.661,89
Struktur Bawah Rp. 670.901.425
Struktur Rp. 3.173.819.078,12
Arsitektur & ME Rp. 1.352.180.301,35
Struktur Atas Rp. 2.502.917.653,35
Plafond Rp. 269.686.269,29
Pondasi Rp. 376.353.739,10
Balok Rp. 1.079.218.456,57
Sloof Rp. 151.668.597,91
Pelat Rp. 973.897.789,92
Kusen Dan Pintu Rp. 158.075.835,63
Poer Rp. 94.886.341,43
Kolom Rp. 402.051.759,51
Electrical Rp. 61.895.122,78
Pek. Tanah Rp. 47.992.746,33
Tangga Rp. 47.749.647,35
Sanitasi Rp. 59.797.423,60
Pasangan Rp. 802.725.650,05
Gambar 4.1 Bagan Cost Model Proyek
Berdasarkan gambar di atas disusun breakdown cost model dengan mengurutkan item pekerjaan mulai dari yang memiliki biaya paling tinggi hingga terendah kemudian diprosentase secara kumulatif. Dari breakdown cost model tersebut dilakukan analisa untuk dapat menentukan batasan item pekerjaan berbiaya tinggi. Dengan menggunakan dasar hukum distribusi pareto, untuk lebih jelasnya breakdown cost model beserta grafik hukum distribusi pareto akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar grafik berikut:
50
Tabel 4.2 Breakdown Analysis Item Pekerjaan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Item Pekerjaan Balok Plat Pasangan Kolom Pondasi Plafond Kusen Sloof Poer Listrik Sanitasi Pek. Tanah Tangga Pendahuluan Pembersihan lapangan
Biaya Rp 1.079.218.456,57 973.897.789,92 802.725.650,05 402.051.759,51 376.353.739,10 269.686.269,29 158.075.835,63 151.668.597,91 94.886.341,43 61.895.122,78 59.797.423,60 47.992.746,33 47.749.647,35 28.093.661,89 750.000,00
% 23,69 21,38 17,62 8,83 8,26 5,92 3,47 3,33 2,08 1,36 1,31 1,05 1,05 0,62 0,02
4.554.843.041,35
100
Kumulatif Rp % 1.079.218.456,57 23,69 2.053.116.246,49 45,08 2.855.841.896,54 62,70 3.257.893.656,05 71,53 3.634.247.395,15 79,79 3.903.933.664,43 85,71 4.062.009.500,07 89,18 4.213.678.097,98 92,51 4.308.564.439,41 94,59 4.370.459.562,19 95,95 4.430.256.985,79 97,26 4.478.249.732,11 98,32 4.525.999.379,47 99,37 4.554.093.041,35 99,98 4.554.843.041,35 100,00
Item Pek. % 6,67 13,33 20,00 26,67 33,33 40,00 46,67 53,33 60,00 66,67 73,33 80,00 86,67 93,33 100,00
Sumber : Rencana Anggaran Biaya Proyek Note : Garis putus – putus adalah garis batas item pekerjaan yang berbiaya tinggi
Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat beberapa item kerja memiliki biaya yang tinggi seperti item pekerjaan balok, pelat, pasangan, kolom, pondasi, dan plafond. Untuk memberi batasan item mana saja yang digolongkan berbiaya tinggi digunakan dasar hukum distribusi pareto yang menyebutkan bahwa 80% biaya dari keseluruhan proyek cenderung dimiliki 20% dari total item kerja, sehingga breakdown cost model tersebut ditampilkan dalam bentuk grafik gambar 4.2.
51
Gambar 4.2 Grafik Hukum Distribusi Pareto
Dari gambar 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa terdapat 5 item pekerjaan yang termasuk kedalam item kerja dengan biaya tinggi yaitu : Balok, Pelat, Kolom, Pondasi, dan Pasangan. Untuk tahap selanjutnya, dilakukan analisa fungsi dengan menggunakan FAST.
52
4.1.3.2 F. A. S. T. F A S T ( Function Analysis System Technique ) adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa fungsi dari suatu obyek. Dimana fungsi dari suatu obyek merupakan hasil akhir yang diinginkan pelanggan atau pengguna dan inilah yang dibayarkan oleh pelanggan tersebut. Cara kerja FAST menciptakan model grafis dimana para ahli dari berbagai disiplin ilmu bekerjasama dalam suatu proyek untuk menentukan suatu komponen yang termasuk kedalam fungsi basic atau fungsi sekunder. Apabila digunakan sebagai metodologi, maka FAST akan menterjemahkan sasaran dan tujuan inisiatif manajemen kedalam suatu tindakan. How Menyalurkan beban
Why Beton Besi beton Kawat bendrat
Bekisting
Gambar 4.3 Diagram FAST Pekerjaan Balok
Tabel 4.3 Analisa Fungsi Untuk Pekerjaan Balok Tahap Informasi Analisa Fungsi Item : Balok Fungsi : Menyalurkan beban No
Uraian
1 2 3 4 5
Beton K-225 Besi Beton Kawat Bendrat Bekisting Pembongkaran Cetakan Penyiraman Beton
Fungsi KK Menyalurkan Menyalurkan Menyatukan Membentuk Merawat
KB Beban Beban Beton Beton Beton
Jenis B B B S S
Cost
Worth
204.123.493,23 204.123.493,23 745.590.041,53 745.590.041,53 14.666.064,73 14.666.064,73 85.006.380,52 29.832.476,56
Total 1.079.218.456,57 964.379.599,49 Cost / Worth Ratio 1,12 Sumber : Diolah Penulis Dari Data Rencana Anggaran Biaya
53
How Beton
Why Besi beton Kawat beton
Bekisting
Gambar 4.4 Diagram FAST Pekerjaan Pelat
Tabel 4.4 Analisa Fungsi Untuk Pekerjaan Plat
Tahap Informasi Analisa Fungsi Item : Pelat Lantai Fungsi : Menyalurkan beban NO
Uraian
1 2 3 4 5 6
Beton K-225 Besi Beton Kawat Bendrat Bekisting Waterproofing Pembongkaran Cetakan Penyiraman Beton
Fungsi KK Menyalurkan Menyalurkan Menyatukan Membentuk Menahan Merawat
KB Beban Beban Beton Beton Air Beton
Jenis B B B S S S
Total Cost / Worth Ratio
Cost
Worth
227.046.382,57 227.046.382,57 597.925.243,31 597.925.243,31 10.621.348,69 10.621.348,69 80.153.116,32 24.842.617,50 33.309.081,54 973.897.789,92 835.592.974,57 1,17
Sumber : Diolah Penulis Dari Data Rencana Anggaran Biaya
How Semen Pc
Why Plesteran + acian
Bata merah
Gambar 4.5 Diagram FAST Pekerjaan Pasangan
54
Tabel 4.5 Analisa Fungsi Untuk Pekerjaan Pasangan Tahap Informasi Analisa Fungsi Item : Pasangan Fungsi : Menyalurkan beban NO
URAIAN
1 2 3 4 5 6
Pasangan bata Benangan Plesteran Psgn keramik lantai Psg keramik dinding Psg keramik KM
7
Cat dinding
Fungsi KK Memisahkan Membentuk Melapisi Memperindah Memperindah
KB Ruang Sudut Dinding Ruang Ruang
Jenis
Cost
Worth
B S S S S
287.984.129,92 16.456.401,87 134.677.941,14 287.183.551,49 10.611.066,38
287.984.129,92
Memperindah
Ruang
S
5.132.115,25
Memperindah
Ruang
S
60.680.444,00
Total Cost / Worth Ratio
802.725.650,05 287.984.129,92 2,79
Sumber : Diolah Penulis Dari Data Rencana Anggaran Biaya
How
Why Besi beton Kawat beton
Beton
Bekisting
Gambar 4.6 Diagram FAST Pekerjaan Kolom
Tabel 4.6 Analisa Fungsi Untuk Pekerjaan Kolom Tahap Informasi Analisa Fungsi Item : Kolom Fungsi : Menyalurkan beban No 1 2 3 4 5
Uraian Beton K-225 Besi Beton Kawat Bendrat Bekisting Pembongkaran Cetakan Penyiraman
Fungsi KK Menyalurkan Menyalurkan Menyatukan Membentuk Membentuk
KB Beban Beban Beton Beton Beton
Jenis B B B S S
Total Cost / Worth Ratio
Cost
Worth
84.341.551,20 84.341.551,20 242.759.468,25 242.759.468,25 4.773.082,86 4.773.082,86 59.701.684,20 10.475.973,00 402.051.759,51 331.874.102,31 1,21
Sumber : Diolah Penulis Dari Data Rencana Anggaran Biaya
55
How Pondasi
Why Jasa pemancangan
Tiang pancang
Gambar 4.7 Diagram FAST Pekerjaan Pondasi
Tabel 4.7 Analisa Fungsi Untuk Pekerjaan Pondasi Tahap Informasi Analisa Fungsi Item : Pondasi Fungsi : Menyalurkan beban No 1 2 3 4
Fungsi KK Menyalurkan Menyalurkan Menahan Menyatukan
Uraian Tiang pancang Jasa pemancangan Lantai kerja Pemotongan kepala tiang
KB Beban Beban Beban Beton
Jenis B S S S
Total Cost / Worth Ratio
Cost
Worth
359.942.400 10.000.000 4.608.839 1.802.500
359.942.400
376.353.739 1,05
359.942.400
Sumber : Diolah Penulis Dari Data Rencana Anggaran Biaya
How Gypsum
Why Rangka hollow
List gypsum
Cat Plafond
Gambar 4.8 Diagram FAST Pekerjaan Plafond
56
Tabel 4.8 Analisa Fungsi Untuk Pekerjaan Plafond Tahap Informasi Analisa Fungsi Item : Plafond Fungsi : Menutup langit – langit No
Uraian
1
Gypsum
2 3 4
Rangka hollow List gypsum Pengecatan plafon
Fungsi KK Menutup Memperkuat Membentuk Memperindah
KB Langit – langit Plafond Gypsum Langit – langit
Jenis
Cost
Worth
B
67.886.926,28
S S S
140.578.247,62 27.234.000,00 33.987.095,39
Total 269.686.269,29 Cost / Worth Ratio 3,97
67.886.926,28
67.886.926,28
Sumber : Diolah Penulis Dari Data Rencana Anggaran Biaya
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Analisa Fungsi ( C / W ) NO 1 2 3 4 5 6
Item Pekerjaan Balok Pelat Pasangan Kolom Pondasi Plafond
Cost 1.079.218.456,57 973.897.789,92 802.725.650,05 402.051.759,51 376.353.739.00 269.686.269,29
Worth 964.379.599,49 835.592.974,57 287.984.129,92 331.874.102,31 359.942.400,00 67.886.926,28
Sumber : diolah penulis dari data Rencana Anggaran Biaya
Berdasarkan hasil analisa fungsi didapatkan perbandingan cost/worth masing–masing item pekerjaan seperti pada tabel 4.9 di atas. Syarat suatu item dapat dilakukan rekayasa nilai adalah cost/worth > 2, oleh karena itu, dari ke enam item pekerjaan tersebut ada 2 item pekerjaan yang memenuhi syarat yaitu item pekerjaan pasangan dan plafond. Berdasarkan hasil breakdown tahap pertama,untuk item pekerjaan pasangan perlu dilakukan breakdown tahap ke – 2, Untuk mengetahui item pekerjaan mana yang ada di dalam pekerjaan pasangan tersebut yang memenuhi syarat value engineering. Adapun breakdown untuk pekerjaan pasangan dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut :
57
C/W 1,12 1,17 2,79 1,21 1,05 3,97
Tabel 4.10 Breakdown Analysis Item Pekerjaan Pasangan Tahap ke - 2 No 1 2 3 4 5
6 7
Item Pekerjaan Pasangan bata Pasangan keramik lantai Plesteran Cat dinding Benangan Pasang keramik dinding KM Pasang keramik KM Total
Biaya Rp % 287.984.129,92 35,88 287.183.551,49 35,78
Kumulatif Rp 287.984.130 575.167.681
% 35,88 71,65
Item Pekerjaan % 14,29 28,57
134.677.941,14 16,78 60.680.444,00 7,56 16.456.401,87 2,05 10.611.066 1,32
709.845.623 770.526.067 786.982.468 797.593.535
88,43 95,99 98,04 99,36
42,86 57,14 71,43 85,71
802.725.650
100
100
5.132.115,25
0,64
802.725.650,05
100
Sumber : Rencana Anggaran Biaya Proyek Note : Garis putus – putus adalah garis batas item pekerjaan yang berbiaya tinggi
Pada tabel 4.10 di atas dapat dilihat beberapa item kerja memiliki biaya yang tinggi seperti item pekerjaan pasangan bata, keramik lantai dan plesteran. Adapun bentuk grafik breakdown cost modelnya seperti yang ditampilkan dalam gambar 4.9.
Gambar 4.9 Grafik Hukum Distribusi Pareto Tahap ke-2
58
Dari gambar 4.9 tersebut dapat dilihat bahwa terdapat 3 item pekerjaan yang termasuk kedalam item kerja dengan biaya tinggi yaitu : Pasangan bata, Keramik lantai, dan Plesteran Untuk tahap selanjutnya, dilakukan analisa fungsi dengan menggunakan FAST.
How
Why
Memisahkan ruangan
Bata merah
Semen
Membentuk dinding
Gambar 4.10 Diagram FAST Pekerjaan Dinding
Tabel 4.11 Analisa Fungsi Untuk Pekerjaan Dinding Tahap Informasi Analisa Fungsi Item : Dinding Fungsi : Memisahkan ruang No 1 2 3 4
Fungsi
Uraian Bata merah Semen Pasir pasang Upah
KK
KB
Membentuk Merekatkan Merekatkan Mengerjakan
Dinding Pasangan Pasangan Pasangan
Jenis
S B B B Total Cost / Worth Ratio
Cost
Worth
155.901.716,93 34.221.626,11 34.221.626,11 24.605.409,39 24.605.409,39 73.255.377,49 73.255.377,49 287.984.129,92 132.082.412,99 2,18
Sumber : Diolah Penulis Dari Data Rencana Anggaran Biaya
How Memasang lantai keramik
Why Semen
keramik
Semen berwarna yiyitan
Gambar 4.11 Diagram FAST Pekerjaan lantai keramik
59
Tabel 4.12 Analisa Fungsi Untuk Pekerjaan Pasangan Lantai keramik Tahap Informasi Analisa Fungsi Item : Pasangan lantai keramik Fungsi : Memperindah No
Uraian
1 2 3 4 5
Semen Semen berwarna Pasir pasang Keramik 40/40 Upah
Fungsi KK KB Merekatkan Keramik Mengisi Keramik Menguatkan Lantai Memperindah Pasangan Mengerjakan Pasangan
Jenis
B B B S B Total Cost / Worth Ratio
Cost
Worth
3.048.286,23 5.321.361,74 6.025.949,46 178.659.793,37 94.128.160,69 287.183.551,49 2,65
3.048.286,23 5.321.361,74 6.025.949,46 94.128.160,69 108.523.758,13
Sumber : Diolah Penulis Dari Data Rencana Anggaran Biaya
How Memperindah dinding
Why Semen
Pasir pasan
Upah
Gambar 4.12 Diagram FAST Pekerjaan Plesteran
Tabel 4.13 Analisa Fungsi Untuk Pekerjaan Plesteran Tahap Informasi Analisa Fungsi Item : Plesteran Fungsi : Memperindah dinding No 1 2 3
Uraian Semen Pasir pasang Upah
Fungsi KK Merekatkan Menguatkan Mengerjakan
KB Plesteran Plesteran Plesteran
Jenis
S S B Total Cost / Worth Ratio
Cost 32.055.056,95 18.816.538,05 83.806.346,14 134.677.941,14 1,61
Worth 83.806.346,14 83.806.346,14
Sumber : Diolah Penulis Dari Data Rencana Anggaran Biaya
Tabel 4.14 Rekapitulasi hasil analisa fungsi tahap ke - 2 ( C/W ) No Item pekerjaan Cost Worth 1 Dinding 287.984.130 132.082.413 2 Lantai keramik 287.183.551 108.523.758 3 Plesteran 134.677.941 83.806.346
C/W 2,18 2,65 1,61
60
Berdasarkan hasil analisa fungsi didapatkan perbandingan cost/worth masing–masing item pekerjaan seperti pada tabel 4.14 di atas. Syarat suatu item dapat dilakukan rekayasa nilai adalah cost/worth > 2, oleh karena itu, dari ke tiga item pekerjaan tersebut ada 2 item pekerjaan yang memenuhi syarat yaitu item pekerjaan pasangan bata dan pasangan keramik lantai.
4.2
Tahap Kreatif Pada tahap kreatif yang dilakukan adalah menggali sebanyak mungkin
alternatif desain dari item pekerjaan terpilih pada tahap informasi, yaitu pekerjaan plafond, pasangan bata dan pasangan keramik lantai, alternatif desain tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : 4.2.1 Item Pekerjaan Plafond Pada analisa fungsi pada tahap informasi diketahui bahwa cost / worth untuk item pekerjaan plafond adalah 3,97, sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan rekayasa nilai pada item pekerjaan plafond. Plafond yang dianalisa adalah desain plafond utama secara keseluruhan tanpa menghilangkan estetika bangunan. Beberapa alternatif yang memungkinkan untuk item pekerjaan plafond dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut : Tabel 4.15 Alternatif Item Pekerjaan Plafond Tahap Kreatif Pengumpulan Alternative – Alternative Baru Item : Pekerjaan Plafond Fungsi : Menutup langit – langit Desain asli : Gypsum tebal 9 mm, Rangka hollow, List gypsum, Cat plafond A1 Gypsum tebal 9 mm, Rangka kayu 4/6, Anti rayap, List gypsum, Cat plafond A2 Kalsiboard 9 mm, Rangka Metal furing, List gypsum, Cat plafond A3 Kalsiboard 9 mm, Rangka Hollow, List gypsum, Cat plafond A4 Kalsiboard 9 mm, Rangka kayu 4/6, Anti rayap, List gypsum, Cat plafond A5 GRC board 6 mm, Rangka Hollow, List gypsum, Cat plafond
61
A6 A7 A8 A9 A10
GRC board 6 mm, Rangka kayu 4/6, Anti rayap, List gypsum, Cat plafond Kalsiboard 9 mm, Rangka kayu 4/6, Anti rayap, List kayu, Cat plafond GRC board 6 mm, Rangka kayu 4/6, Anti rayap, List kayu, Cat plafond GRC board 6 mm, Rangka Metal Furing, Anti rayap, List gypsum, Cat plafond Triplek 4 mm, Rangka kayu 4/6, Anti rayap, List gypsum, Cat plafon
Tabel 4.16 Analisa Item Pekerjaan Plafond No Uraian Desain awal 1 gypsum 9 mm 2 rangka hollow 3 list gypsum 4 cat plafon
3232,018 3232,018 2269,5 3232,018
m2 m2 m' m2
21.004,50 43.495,50 12.000,00 10.515,75
67.886.926,28 140.578.247,62 27.234.000,00 33.987.095,39 269.686.269,29
Alternatif 1 1 gypsum 9 mm 2 rangka kayu 4/6 3 Anti rayap 3 list gypsum 4 cat plafon
3232,018 3232,018 3232,018 2269,5 3232,018
m2 m2 m2 m' m2
21.004,50 31.500,00 6.500,00 12.000,00 10.515,75
67.886.926,28 101.808.573,30 21.008.118,30 27.234.000,00 33.987.095,39 251.924.713,27
Alternatif 2 1 Kalsiboard 9 mm 2 rangka metal furing 3 list gypsum 4 cat plafon
3232,018 3232,018 2269,5 3232,018
m2 m2 m' m2
53.924,28 29.500,00 12.000,00 10.515,75
174.284.254,38 95.344.536,90 27.234.000,00 33.987.095,39 330.849.886,67
Alternatif 3 1 Kalsiboard 9 mm 2 rangka hollow 3 list gypsum 4 cat plafon
3232,018 3232,018 2269,5 3232,018
m2 m2 m' m2
53.924,28 43.495,50 12.000,00 10.515,75
174.284.254,38 140.578.247,62 27.234.000,00 33.987.095,39 376.083.597,39
Alternatif 4 1 Kalsiboard 9 mm 2 rangka kayu 4/6 3 Anti rayap 4 list gypsum 5 cat plafon
3232,018 3232,018 3232,018 2269,5 3232,018
m2 m2 m2 m' m2
53.924,28 31.500,00 6.500,00 12.000,00 10.515,75
174.284.254,38 101.808.573,30 21.008.118,30 27.234.000,00 33.987.095,39 358.322.041,37
Alternatif 5 1 GRC board 6 mm 2 rangka hollow 3 list gypsum 4 cat plafon
3232,018 3232,018 2269,5 3232,018
m2 m2 m' m2
45.000,00 43.495,50 12.000,00 10.515,75
145.440.819,00 140.578.247,62 27.234.000,00 33.987.095,39 347.240.162,00
Alternatif 6 1 GRC board 6 mm
3232,018
m2
45.000,00
145.440.819,00
3232,018
m2
31.500,00
101.808.573,30
2
Rangka kayu 4/6
Volume
Harga satuan
Jumlah
62
3
Anti rayap
4
list gypsum
5
cat plafon
3232,018 2269,5 3232,018
m2
6.500,00
21.008.118,30
m'
12.000,00
27.234.000,00
m2
10.515,75
33.987.095,39 329.478.605,99
Alternatif 7 1
kalsiboard 9 mm
3232,018
m2
53.924,28
174.284.254,38
2
rangka kayu 4/6
3232,018
m2
31.500,00
101.808.573,30
3
List kayu
2269,5
m’
4.550,00
10.326.225,00
4
Anti rayap
3232,018
m2
6.500,00
21.008.118,30
5
cat plafon
3232,018
m2
10.515,75
33.987.095,39 341.414.266,37
Alternatif 8 1
GRC board 6 mm
3232,018
m2
45.000,00
145.440.819,00
2
rangka kayu 4/6
3232,018
m2
31.500,00
101.808.573,30
3
Anti rayap
3232,018
m2
6.500,00
21.008.118,30
4
list kayu
m'
4.550,00
10.326.225,00
5
cat plafon
m2
10.515,75
33.987.095,39
2269,5 3232,018
312.570.830,99 Alternatif 9 1
GRC board 6 mm
3232,018
m2
45.000,00
145.440.819,00
2
rangka metal furing
3232,018
m2
29.500,00
95.344.536,90
3
list gypsum
m'
12.000,00
27.234.000,00
4
cat plafon
m2
10.515,75
33.987.095,39
2269,5 3232,018
302.006.451,29 Alternatif 10 1
Triplek 4 mm
3232,018
m2
19.000,00
61.408.345,80
2
rangka kayu 4/6
3232,018
m2
31.500,00
101.808.573,30
3
Anti rayap
3232,018
m2
6.500,00
21.008.118,30
4
list gypsum
m'
12.000,00
27.234.000,00
5
cat plafon
m2
10.515,75
33.987.095,39
2269,5 3232,018
245.446.132,79 Sumber : Harga bahan material dipasar, daftar harga satuan belanja daerah 2009
4.2.2 Item pekerjaan Pasangan dinding Pada analisa fungsi pada tahap informasi diketahui bahwa cost / worth untuk item pekerjaan Pasangan bata adalah 2,18, Sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan rekayasa nilai pada item pekerjaan dinding . Pasangan dinding yang dianalisa
adalah
desain
pasangan
bata
utama
secara
keseluruhan
tanpa
63
menghilangkan estetika bangunan. Beberapa alternatif yang memungkinkan untuk item pekerjaan Pasangan dinding dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut : Tabel 4.17 Alternatif Item Pekerjaan Dinding Tahap Kreatif Pengumpulan alternative – alternative baru Item : Pekerjaan Dinding Fungsi : Membatasi ruang Desain asli : Bata merah , semen, pasir pasang, upah A1 Batako , semen, pasir pasang, upah A2 Bata ringan ( hebel ) , semen, pasir pasang, upah
Tabel 4.18 Analisa Item Pekerjaan dinding lantai 1 No Uraian Desain awal 1 Bata merah 1/2 bata 2 Semen 3 Pasir pasang 4 Upah
Volume
Harga satuan
Jumlah
3.155,91 3.155,91 3.155,91 3.155,91
m2 m2 m2 m2
49.400,00 10.843,68 7.796,63 21.263,50
155.901.717 34.221.626 24.605.409 67.105.590 281.834.342,67
Alternatif 1 1 Batako 1/2 batako 2 Semen 3 pasir pasang 4 Upah
3.155,91 3.155,91 3.155,91 3.155,91
m2 m2 m2 m2
55.000,00 12.992,00 7.704,90 18.805,00
173.574.786,06 41.001.520,37 24.315.933,98 59.346.797,30 298.239.037,72
Alternatif 2 1 Bata ringan ( hebel ) 2 Semen 3 pasir pasang 4 Upah
3.155,91 3.155,91 3.155,91 3.155,91
m2 m2 m2 m2
55.250,00 6.449,60 3.026,93 15.275,00
174.363.762 20.354.326,18 9.552.688,35 48.206.451,95 252.477.228,84
Tabel 4.19 Analisa Item Pekerjaan dinding lantai 2 No Uraian Desain awal 1 Bata merah 1/2 bata 2 Semen 3 Pasir pasang 4 Upah Alternatif 1 1 Batako 1/2 batako 2 Semen
Volume
Harga satuan
Jumlah
3.155,91 3.155,91 3.155,91 3.155,91
m2 m2 m2 m2
49.400,00 10.843,68 7.796,63 23.177,22
155.901.717 34.221.626 24.605.409 73.145.093 287.873.845,79
3.155,91 3.155,91
m2 m2
55.000,00 12.992,00
173.574.786,06 41.001.520,37
64
3 4
pasir pasang Upah
Alternatif 2 1 Bata ringan ( hebel ) 2 Semen 3 pasir pasang 4 Upah
3.155,91 3.155,91
m2 m2
7.704,90 20.497,45
24.315.933,98 64.688.009,06 303.580.249,47
3.155,91 3.155,91 3.155,91 3.155,91
m2 m2 m2 m2
55.250,00 6.449,60 3.026,93 16.649,75
174.363.762 20.354.326 9.552.688 52.545.033 256.815.809,51
Sumber : Harga bahan material dipasar, daftar harga satuan belanja daerah 2009
Tabel 4.20 Analisa Item Pekerjaan dinding lantai 3 No Uraian Desain awal 1 Bata merah 1/2 bata 2 Semen 3 Pasir pasang 4 Upah
Volume
Harga satuan
Jumlah
3.155,91 3.155,91 3.155,91 3.155,91
m2 m2 m2 m2
49.400,00 10.843,68 7.796,63 27.349,11
155.901.717 34.221.626 24.605.409 86.311.210 301.039.962,60
Alternatif 1 1 Batako 1/2 batako 2 Semen 3 pasir pasang 4 Upah
3.155,91 3.155,91 3.155,91 3.155,91
m2 m2 m2 m2
55.000,00 12.992,00 7.704,90 24.186,99
173.574.786,06 41.001.520,37 24.315.933,98 76.331.850,69 315.224.091,10
Alternatif 2 1 Bata ringan ( hebel ) 2 Semen 3 pasir pasang 4 Upah
3.155,91 3.155,91 3.155,91 3.155,91
m2 m2 m2 m2
55.250,00 6.449,60 3.026,93 19.646,71
174.363.762 20.354.326 9.552.688 62.003.138 266.273.915,38
Sumber : Harga bahan material dipasar, daftar harga satuan belanja daerah 2009
4.2.3 Item pekerjaan Pasangan keramik lantai Pada analisa fungsi pada tahap informasi diketahui bahwa cost / worth untuk item pekerjaan keramik lantai adalah 2,65, Sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan rekayasa nilai pada item pekerjaan Pasangan keramik lantai. Pasangan keramik lantai yang dianalisa adalah desain pasangan keramik lantai secara keseluruhan tanpa menghilangkan estetika bangunan. Beberapa alternatif yang 65
memungkinkan untuk item pekerjaan Pasangan keramik lantai dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut : Tabel 4.21 Alternatif Item Pekerjaan Pasangan keramik Tahap Kreatif Pengumpulan alternative – alternative baru Item : Pekerjaan Pasangan keramik Fungsi : Memperindah lantai Desain asli : Semen,semen berwarna yiyitan,pasir pasang, keramik 40/40 ( putih ) KIA, upah A1 semen, semen berwarna yiyitan, pasir pasang, keramik 30/30( motif )KIA, upah A2 Semen, semen berwarna yiyitan,pasir pasang, keramik 30/30 ( polos ) Roman,upah A3 Semen, semen berwarna yiyitan, pasir pasang, keramik 30/30 ( polos ) Mulia,upah A4 semen, semen berwarna yiyitan, pasir pasang, keramik 30/30 (polos)KIA, upah
Tabel 4.22 Alternatif Item Pekerjaan Pasangan keramik lantai 1 No
Uraian
Volume
Harga satuan
Jumlah
Desain awal 1
Semen
3284,79
m2
928,00
3.048.286,23
2
semen berwarna yiyitan
3284,79
m2
1.620,00
5.321.361,74
3
pasir pasang
3284,79
m2
1.834,50
6.025.949,46
4
keramik 40 / 40 ( putih ) KIA
3284,79
m2
54.390,00
178.659.793,37
5
Upah
3284,79
m2
26.250,00
86.225.769,00 279.281.159,80
Alternatif 1 1
Semen
3284,79
m2
928,00
3.048.286,23
2
semen berwarna yiyitan
3284,79
m2
1.620,00
5.321.361,74
3
pasir pasang
3284,79
m2
5.870,40
19.283.038,26
4
keramik 30 / 30 ( motif )KIA
3284,79
m2
52.710,00
173.141.344,15
5
Upah
3284,79
m2
26.250,00
86.225.769,00 287.019.799,39
Alternatif 2 1
Semen
3284,79
m2
928,00
3.048.286,23
2
semen berwarna yiyitan
3284,79
m2
1.620,00
5.321.361,74
3
pasir pasang
3284,79
m2
5.870,40
19.283.038,26
4
keramik 30 / 30 ( polos )roman
3284,79
m2
45.097,50
148.135.871,14
5
Upah
3284,79
m2
26.250,00
86.225.769,00 262.014.326,38
Alternatif 3 1
Semen
3284,79
m2
928,00
3.048.286,23
2
semen berwarna yiyitan
3284,79
m2
1.620,00
5.321.361,74
66
3
pasir pasang
3284,79
m2
5.870,40
19.283.038,26
4
keramik 30 / 30 ( polos ) mulia
3284,79
m2
41.000,00
134.676.439,20
5
Upah
3284,79
m2
26.250,00
86.225.769,00 248.554.894,44
Alternatif 4 1
Semen
3284,79
m2
928,00
3.048.286,23
2
semen berwarna yiyitan
3284,79
m2
1.620,00
5.321.361,74
3
pasir pasang
3284,79
m2
5.870,40
19.283.038,26
4
keramik 30 / 30 ( polos ) KIA
3284,79
m2
35.000,00
114.967.692,00
5
Upah
3284,79
m2
26.250,00
86.225.769,00 228.846.147,24
Sumber : Harga bahan material dipasar, daftar harga satuan belanja daerah 2009
Tabel 4.23 Alternatif Item Pekerjaan Pasangan keramik lantai 2 No
Uraian
Volume
Harga satuan
Jumlah
Desain awal 1
Semen
3284,79
m2
928,00
3.048.286,23
2
semen berwarna yiyitan
3284,79
m2
1.620,00
5.321.361,74
3
pasir pasang
3284,79
m2
5.870,40
19.283.038,26
4
keramik 40 / 40 ( putih ) KIA
3284,79
m2
54.390,00
178.659.793,37
5
Upah
3284,79
m2
28.612,50
93.986.088,21 300.298.567,82
Alternatif 1 1
Semen
3284,79
m2
928,00
3.048.286,23
2
semen berwarna yiyitan
3284,79
m2
1.620,00
5.321.361,74
3
pasir pasang
3284,79
m2
5.870,40
19.283.038,26
4
keramik 30 / 30 ( motif )KIA
3284,79
m2
52.710,00
173.141.344,15
5
Upah
3284,79
m2
28.612,50
93.986.088,21 294.780.118,60
Alternatif 2 1
Semen
3284,79
m2
928,00
3.048.286,23
2
semen berwarna yiyitan
3284,79
m2
1.620,00
5.321.361,74
3
pasir pasang
3284,79
m2
5.870,40
19.283.038,26
4
keramik 30 / 30 ( polos )roman
3284,79
m2
45.097,50
148.135.871,14
5
Upah
3284,79
m2
28.612,50
93.986.088,21 269.774.645,59
Alternatif 3 1
Semen
3284,79
m2
928,00
3.048.286,23
2
semen berwarna yiyitan
3284,79
m2
1.620,00
5.321.361,74
67
3
pasir pasang
3284,79
m2
5.870,40
19.283.038,26
4
keramik 30 / 30 ( polos ) mulia
3284,79
m2
41.000,00
134.676.439,20
5
Upah
3284,79
m2
28.612,50
93.986.088,21 256.315.213,65
Alternatif 4 1
Semen
3284,79
m2
928,00
3.048.286,23
2
semen berwarna yiyitan
3284,79
m2
1.620,00
5.321.361,74
3
pasir pasang
3284,79
m2
5.870,40
19.283.038,26
4
keramik 30 / 30 ( polos ) KIA
3284,79
m2
35.000,00
114.967.692,00
5
Upah
3284,79
m2
28.612,50
93.986.088,21 236.606.466,45
Sumber : Harga bahan material dipasar, daftar harga satuan belanja daerah 2009
Tabel 4.24 Alternatif Item Pekerjaan Pasangan keramik lantai 3 No
Uraian
Volume
Harga satuan
Jumlah
Desain awal 1
Semen
3284,79
m2
928,00
3.048.286,23
2
semen berwarna yiyitan
3284,79
m2
1.620,00
5.321.361,74
3
pasir pasang
3284,79
m2
5.870,40
19.283.038,26
4
keramik 40 / 40 ( putih ) KIA
3284,79
m2
54.390,00
178.659.793,37
5
Upah
3284,79
m2
33.762,75
110.903.584,09 317.216.063,69
Alternatif 1 1
Semen
3284,79
m2
928,00
3.048.286,23
2
semen berwarna yiyitan
3284,79
m2
1.620,00
5.321.361,74
3
pasir pasang
3284,79
m2
5.870,40
19.283.038,26
4
keramik 30 / 30 ( motif )KIA
3284,79
m2
52.710,00
173.141.344,15
5
Upah
3284,79
m2
33.762,75
110.903.584,09 311.697.614,48
Alternatif 2 1
Semen
3284,79
m2
928,00
3.048.286,23
2
semen berwarna yiyitan
3284,79
m2
1.620,00
5.321.361,74
3
pasir pasang
3284,79
m2
5.870,40
19.283.038,26
4
keramik 30 / 30 ( polos )roman
3284,79
m2
45.097,50
48.135.871,14
5
Upah
3284,79
m2
33.762,75
110.903.584,09 286.692.141,47
Alternatif 3 1
Semen
3284,79
m2
928,00
3.048.286,23
2
semen berwarna yiyitan
3284,79
m2
1.620,00
5.321.361,74
68
3
pasir pasang
3284,79
m2
5.870,40
19.283.038,26
4
keramik 30 / 30 ( polos ) mulia
3284,79
m2
41.000,00
134.676.439,20
5
Upah
3284,79
m2
33.762,75
110.903.584,09 273.232.709,53
Alternatif 4 1
Semen
3284,79
m2
928,00
3.048.286,23
2
semen berwarna yiyitan
3284,79
m2
1.620,00
5.321.361,74
3
pasir pasang
3284,79
m2
5.870,40
19.283.038,26
4
keramik 30 / 30 ( polos ) KIA
3284,79
m2
35.000,00
114.967.692,00
5
Upah
3284,79
m2
33.762,75
110.903.584,09 253.523.962,33
Sumber : Harga bahan material dipasar, daftar harga satuan belanja daerah 2009
4.3
Tahap Analisa Setelah dilakukan penggalian beberapa alternatif desain, selanjutnya pada
tahap analisa dilakukan pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif tersebut. Pada tahap ini akan dilakukan analisa keuntungan dan kerugian, analisa biaya daur hidup proyek dan analisa pemilihan alternative dengan menggunakan metode AHP. 4.3.1 Analisa keuntungan dan kerugian Analisa keuntungan dan kerugian ini dilakukan untuk memilih 3 alternatif terbaik dari seluruh alternatif yang dihasilkan pada tahap kreatif berdasarkan nilai keuntungan dan kerugiannya. Penilaian dari setiap item kerja ini bersifat kualitatif, yaitu dilakukan dengan memberikan rangking untuk setiap item kerja sesuai dengan urutan keuntungan dan kerugiannya. Sehingga alternatif dengan rangking tertinggi memiliki keuntungan lebih banyak dengan kerugian sedikit, sedangkan alternatif dengan rangking terendah memiliki keuntungan sedikit dengan kerugian lebih banyak.
69
Untuk pemberian rangking pada pada analisa ini dilakukan dengan memperhatikan faktor biaya, kesesuaian dengan syarat fungsional yang dibutuhkan keandalan alternatif, teknis dan pelaksanaan, serta pengaruh terhadap desain lain. Adapun aturan untuk pemberian rangking adalah sebagai berikut : a.
Rangking tertinggi diberikan pada alternatif dengan keuntungan biaya terendah, keuntungan lebih banyak, kerugian paling sedikit.
b.
Rangking – rangking berikutnya diberikan pada alternatif dengan keuntungan dari segi biaya lebih mahal dari sebelumnya, keuntungan lebih sedikit dari rangking sebelumnya dan memiliki kerugian lebih banyak dari rangking sebelumnya.
c.
Rangking terendah diberikan pada alternatif dengan biaya termahal, keuntungan lebih sedikit dan memiliki kerugian paling banyak. Untuk mempermudah dalam menganalisa diperlukan parameter – parameter yang diterapkan sebagai berikut :
70
Tabel 4.25 Standar penelitian keuntungan dan kerugian Parameter Kriteria Nilai Biaya
Sangat murah Murah Mahal Sangat mahal
8 6 4 2
Estetika
Sangat indah Indah Jelek Sangat jelek
8 6 4 2
Pelaksanaan
Sangat mudah Mudah Sulit Sangat sulit
8 6 4 2
Keawetan
Sangat awet Cukup awet Tidak awet Sangat tidak awet
8 6 4 2
Perawatan
Sangat mudah Mudah Sulit Sangat sulit
8 6 4 2
Waktu pelaksanaan
Sangat cepat Cepat Lama Sangat lama Sumber : Imam soeharto.1995
8 6 4 2
71
Tabel 4.26 Analisa Keuntungan dan Kerugian Alternatif Pekerjaan Plafond TAHAP ANALISA Analisa Keuntungan dan Kerugian Item : Pekerjaan Plafond Fungsi : Menutup langit – langit No 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Alternatif ASLI
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
Keuntungan Murah
Nilai 6
Sangat Indah
8
Mudah
6
Cepat
4
Sangat Murah
Kerugian Tidak awet
Nilai 4
Total 30
Rangking 5
28
6
28
7
Sangat sulit
2
8
tidak awet
4
Indah
6
sangat sulit
2
Mudah
6
sangat lama
2
Sangat Indah
8
Mahal
4
mudah
6
Sulit
4
sangat tidak awet
2
Lama
4
Sangat Mahal
2
34
4
Sangat Mahal Sulit
2 4
24
11
Tidak Awet
4
Sulit
4
Lama
4 34
3
28
8
26
10
28
9
Sangat Indah
8
Mudah
6
Cukup Awet
6
mudah
6
cepat
6
Indah
6
Sangat Indah
8
Sangat Mahal
2
Sangat Awet
8
Sulit
4
mudah
6
Cepat
6
Indah Cukup Awet
6 6
Mahal Sulit
4 4
Sulit
4
Lama
4
Indah
Indah Cukup Awet
6
Mahal
4
6 6
Sulit Lama Sulit Tidak Awet Mahal Sulit
4 4 4 4 4 4
Sulit
4
Lama
4
72
10
11
A9
A10
Murah
6
Sangat Sulit
2
Sangat Indah Sangat Awet mudah Sangat Murah Indah
8 8 6 8
Lama
4
Sulit
4
Mudah
6
Cukup Awet
6
cepat
6
34
2
36
1
6
Penilaian pada analisa keuntungan dan kerugian dari beberapa alternatif plafon didasarkan pada ukuran, kualitas, serta urutan rangking dengan pertimbangan besar kecilnya keuntungan dan kerugiannya. Sehingga dari analisa keuntungan dan kerugian tersebut. Dan berdasarkan ketentuan pemberian rangking dipilih 3 alternatif dengan rangking tertinggi sampai terendah secara urut yaitu : Desain awal : Gypsum tebal 9 mm, Rangka hollow, List gypsum, Cat plafon Alternatif 10 : Triplek 4 mm, Rangka kayu 4/6, Anti rayap, List gypsum, Cat plafon. Alternatif 9 : GRC Board 6 mm, Rangka metal furing, List gypsum, Cat plafon Alternatif 5 : GRC Board 6 mm, Rangka hollow, List gypsum, Cat plafon Ketiga alternative tersebut nantinya akan dilakukan analisa lebih lanjut pada langkah selanjutnya. Tabel 4.27 Analisa Keuntungan dan Kerugian Alternatif Pekerjaan dinding lantai 1 TAHAP ANALISA Analisa Keuntungan dan Kerugian Item : Pekerjaan dinding lantai 1 Fungsi : Memperindah ruang No Alternatif Keuntungan Nilai Kerugian Nilai mudah 6 Mahal 4 1 ASLI 6 Lama 4 cukup awet mudah 6 Mahal 4 2 A1 cepat 6 6 cukup awet murah 6 sangat mudah 8 3 A2 sangat cepat 8 6 cukup awet
Total 20
Rangking
22
2
28
3
1
73
Tabel 4.28 Analisa Keuntungan dan Kerugian Alternatif Pekerjaan dinding lantai 2 TAHAP ANALISA Analisa Keuntungan dan Kerugian Item : Pekerjaan dinding lantai 2 Fungsi : Membatasi ruang No Alternatif Keuntungan Nilai Kerugian Nilai mudah 6 Mahal 4 1 ASLI cukup awet 6 Lama 4 mudah 6 Mahal 4 2 A1 cepat 6 cukup awet 6 murah 6 sangat mudah 8 3 A2 sangat cepat 8 cukup awet 6
Total 20
Rangking
22
2
28
3
1
Tabel 4.29 Analisa Keuntungan dan Kerugian Alternatif Pekerjaan dinding lantai 3 TAHAP ANALISA Analisa Keuntungan dan Kerugian Item
: Pekerjaan dinding lantai 3
Fungsi : Membatasi ruang No 1
2
3
Alternatif ASLI
A1
A2
Keuntungan
Nilai
Kerugian
Nilai
mudah
6
Mahal
4
cukup awet
6
Lama
4
mudah
6
sangat mahal
2
cepat
6
cukup awet
6
sangat mudah
8
sangat cepat cukup awet
8 6
Mahal
Total
Rangking
20
3
20
2
26
1
4
Tabel 4.30 Analisa Keuntungan dan Kerugian Alternatif Pekerjaan dinding lantai 1,2,3 TAHAP ANALISA Analisa Keuntungan dan Kerugian Item
: Pekerjaan dinding lantai 1,2,3
Fungsi : Membatasi ruang No
Alternatif
1
ASLI
2
A2 lantai 2
3
A1 lantai 1
Nilai
Nilai
mudah cukup awet murah sangat mudah sangat cepat cukup awet
6 6 6 8 8 6
Mahal Lama
mudah
6
Mahal
4 4
Total 20
28
4
Rangking 3
1
2
74
cepat
6
cukup awet
6
22
Penilaian pada analisa keuntungan dan kerugian dari beberapa alternatif pekerjaan dinding didasarkan pada ukuran, kualitas, serta urutan rangking dengan pertimbangan besar kecilnya keuntungan dan kerugiannya. Sehingga dari analisa keuntungan dan kerugian tersebut. Dan berdasarkan ketentuan pemberian rangking dipilih 3 alternatif dengan rangking tertinggi sampai terendah secara urut yaitu : Desain awal : Bata merah, Semen, Pasir pasanga, Upah A2 lantai 2 : Bata ringan ( Hebel ), Semen, Pasir pasang, Upah A1 lantai 1 : Batako, Semen, Pasir pasang, Upah Ketiga alternatif tersebut nantinya akan dilakukan analisa lebih lanjut pada langkah selanjutnya. Tabel 4.31 Analisa Keuntungan dan Kerugian Alternatif Pekerjaan Keramik lantai 1 TAHAP ANALISA Analisa Keuntungan dan Kerugian Item : Pekerjaan Pasangan keramik lantai 1 Fungsi : Menutup lantai No Alternatif Keuntungan Nilai Kerugian Nilai indah 6 Mahal 4 mudah 6 1 ASLI tidak awet 4 mudah 6 indah 6 sangat mahal 2 mudah 6 Lama 4 2 A1 cukup awet 6 mudah 6 indah 6 Mahal 4 mudah 6 Lama 4 3 A2 cukup awet 6 mudah 6 murah 6 Sulit 4 indah 6 Lama 4 4 A3 mudah 6 tidak awet 4
Total
Rangking
26
5
30
4
32
2
30
3
75
5
A4
sangat murah indah mudah cukup awet
8 6 6 6
Sulit Lama
4 4
34
1
Tabel 4.32 Analisa Keuntungan dan Kerugian Alternatif Pekerjaan Keramik lantai 2 TAHAP ANALISA Analisa Keuntungan dan Kerugian Item
: Pekerjaan Pasangan keramik lantai 2
Fungsi : Menutup lantai No
1
2
3
4
5
Alternatif
ASLI
A1
A2
A3
A4
Keuntungan
Nilai
Kerugian sangat mahal
Nilai
indah
6
mudah
6
tidak awet
4
mudah
6
indah
6
sangat mahal
2
mudah
6
Lama
4
cukup awet
6
mudah
6
indah mudah
6 6
Mahal Lama
4 4
cukup awet
6
mudah
6
murah
6
Sulit
4
indah
6
Lama
4
mudah
6
tidak awet
4
sangat murah
8
Sulit
4
indah
6
Lama
4
mudah
6
cukup awet
6
Total
Rangking
26
5
30
4
32
2
30
3
34
1
4
Tabel 4.33 Analisa Keuntungan dan Kerugian Alternatif Pekerjaan Keramik lantai 3 TAHAP ANALISA Analisa Keuntungan dan Kerugian Item : Pekerjaan Pasangan keramik lantai 3 Fungsi : Menutup lantai No Alternatif Keuntungan Nilai Kerugian Nilai 1 ASLI indah 6 sangat mahal 2 mudah
6
tidak awet
4
Total 24
Rangking 5
76
2
3
4
5
A1
A2
A3
A4
mudah
6
indah mudah cukup awet mudah indah
6 6 6 6 6
sangat mahal Lama
2 4
Mahal
4
mudah
6
Lama
4
cukup awet
6
mudah
6
murah
6
Sulit
4
indah mudah tidak awet sangat murah indah mudah cukup awet
6 6 4 8 6 6 6
Lama
4
Sulit Lama
4 4
30
4
32
2
30
3
34
1
Tabel 4.34 Analisa Keuntungan dan Kerugian Alternatif Pek. Keramik lantai 1,2,3 TAHAP ANALISA Analisa Keuntungan dan Kerugian Item : Pekerjaan Pasangan keramik lantai 1,2,3 Fungsi : Menutup lantai No Alternatif Keuntungan Nilai Kerugian Nilai indah 6 Mahal 4 mudah 6 1 ASLI tidak awet 4 Mudah 6 Indah 6 sangat mahal 2 Mudah 6 Lama 4 2 A1 lantai 3 cukup awet 6 Mudah 6 Indah 6 Mahal 4 Mudah 6 Lama 4 3 A2 lantai 2 cukup awet 6 Mudah 6 Murah 6 Sulit 4 Indah 6 Lama 4 4 A3 lantai 3 Mudah 6 tidak awet 4 sangat murah 8 Sulit 4 Indah 6 Lama 4 5 A4 lantai 1 Mudah 6 cukup awet 6
Total
Rangking
26
5
30
4
32
2
30
3
34
1
77
Penilaian pada analisa keuntungan dan kerugian dari beberapa alternatif pasangan keramik lantai didasarkan pada ukuran, kualitas, serta urutan rangking dengan pertimbangan besar kecilnya keuntungan dan kerugiannya. Sehingga dari analisa keuntungan dan kerugian tersebut. Dan berdasarkan ketentuan pemberian rangking dipilih 3 alternatif dengan rangking tertinggi sampai terendah secara urut yaitu : Desain awal
: Semen, Semen berwarna yiyitan, Pasir pasang, Keramik 40 x 40 Putih ( KIA ) , Upah
Alt.4 lantai 1 : Semen, Semen berwarna yiyitan, Pasir pasang, Keramik 30 x 30 Polos ( KIA ) , Upah Alt.2 lantai 2 : Semen, Semen berwarna yiyitan, Pasir pasang, Keramik 30 x 30 Polos ( Roman ) , Upah Alt.3 lantai 3 : Semen, Semen berwarna yiyitan, Pasir pasang, Keramik 30 x 30 Polos ( Mulia ) , Upah Ketiga alternatif tersebut nantinya akan dilakukan analisa lebih lanjut pada langkah selanjutnya.
4.3.2 Perhitungan Life Cycle Cost (LCC) Perhitungan life cycle cost diperlukan untuk melakukan penyaringan hanya pada 3 alternatif design terpilih yang sudah terseleksi dari analisa keuntungan dan kerugian beserta design aslinya. Life cycle cost merupakan sistem penyaringan alternatif yang didasarkan pada biaya yang dikeluarkan untuk desain – desain tersebut. Perhitungan biaya pada LCC bukan hanya
78
perhitungan biaya awal atau biaya konstruksinya saja. Perhitungan LCC meliputi perhitungan biaya : 1. Initial cost ( biaya konstruksi ) 2. Replacement cost ( biaya penggantia rutin atau berkala, bila ada) 3. Salvage cost (nilai sisa dari desain diakhir masa investasi, bila ada) 4. Operational and maintenance cost ( biaya operasional dan perawatan rutin atau berkala,bila ada) Seluruh perhitungan diatas menggunakan metode perhitungan Net Present Value ( NPV ). Seluruh biaya yang ada dijadikan sebagai biaya awal investasi.
4.3.2.1 Biaya Siklus Hidup Item Pekerjaan plafond Analisa biaya siklus hidup proyek pada pekerjaan plafond bertujuan melakukan penilaian alternatif berdasarkan kriteria biaya. Beberapa dasar yang digunakan untuk analisa ini adalah : 1. Nilai ekonomis bangunan 20 tahun 2. Bunga 12 % per tahun 3. Inflasi diabaikan Berikut ini pekerjaan plafond yang dianalisa biaya siklus hidup yaitu : Desain awal : Gypsum tebal 9 mm, Rangka hollow, List gypsum, Cat plafon Alternatif 10 : Triplek 4 mm, Rangka kayu 4/6, Anti rayap, List gypsum, Cat plafon. Alternatif 9 : GRC Board 6 mm, Rangka metal furing, List gypsum, Cat plafon Alternatif 5 : GRC Board 6 mm, Rangka hollow, List gypsum, Cat plafon
79
Perhitungan Present Value of Maintenance Cost pekerjaan Plafon diasumsikan : Desain awal -
Plafon 5 tahun n = 5 tahun Bunga = 12 % per tahun P = Rp. 16.114.294 F = P ( 1 + i )n F5
Tahun Maintenance
= Rp. 16.114.294 ( 1 + 0,12 )5 = Rp. 28.398.892
F10
= Rp. 16.114.294 ( 1 + 0,12 )10 = Rp. 50.048.551
F15
= Rp. 16.114.294 ( 1 + 0,12 )15 = Rp. 88.202.648
F20
= Rp. 16.114.294 ( 1 + 0,12 )20 = Rp. 155.443.203
5
28.398.892
10
50.048.551
15
88.202.648
20
155.443.203
269.686.269 28.398.892
50.048.551
88.202.648
155.443.203
5
10
15
20
0
Gambar 4.13 Costflow Maintenance plafon untuk desain awal
)+(
Po = M + (
Po = 269.686.269 + (
)+(
)+(
)+(
)+(
)
)+(
)
80
= 269.686.269 + 64.457.176 = Rp. 334.143.445
Perhitungan Present Value of Maintenance Cost pekerjaan Plafon diasumsikan : Alternatif 10 -
Plafon 5 tahun n = 5 tahun Bunga = 12 % per tahun P = Rp. 15.839.169 F = P ( 1 + i )n F5
= Rp. 15.839.169 ( 1 + 0,12 )5 = Rp. 27.914.028
10
Tahun Maintenance 5
27.914.028
10
49.194.055
15
86.696.734
20
152.789.268
10
F
= Rp. 15.839.169 ( 1 + 0,12 ) = Rp. 49.194.055
F15
= Rp. 15.839.169 ( 1 + 0,12 )15 = Rp. 86.696.734
F20
= Rp. 15.839.169 ( 1 + 0,12 )20 = Rp. 152.789.268
265.081.823 27.914.028
49.194.055
86.696.734
152.789.268
5
10
15
20
0
Gambar 4.14 Costflow Maintenance plafon untuk Alternatif 10
Po = M + (
)+(
)+(
)+(
)
81
)+(
Po = 265.081.823 + (
)+(
)+(
) = 265.081.823 + 63.356.676 = Rp.328.438.500
Perhitungan Present Value of Maintenance Cost pekerjaan Plafon diasumsikan : Alternatif 9 -
Plafon 5 tahun n = 5 tahun Bunga = 12 % per tahun P = Rp. 19.489.129 F = P ( 1 + i )n F5
= Rp. 19.489.129 ( 1 + 0,12 )5 = Rp. 34.346.504
F10
= Rp. 19.489.129 ( 1 + 0,12 )10 = Rp. 60.530.275
15
15
F
20
F
Tahun Maintenance
= Rp. 19.489.129 ( 1 + 0,12 ) = Rp. 106.675.027
5
34.346.504
10
60.530.275
15
106.675.027
20
187.997.847
20
= Rp. 19.489.129 ( 1 + 0,12 ) = Rp. 187.997.847
326.166.967
0
34.346.504
60.530.275
106.675.027
187.997.847
5
10
15
20
Gambar 4.15 Costflow Maintenance plafon untuk alternatif 9
82
)+(
Po = M + (
)+(
)+(
Po = 326.166.967 + (
)+(
)
)+(
)+(
) = 326.166.967 + 77.956.515 = Rp.404.123.482
Perhitungan Present Value of Maintenance Cost pekerjaan Plafon diasumsikan : Alternatif 5 -
Plafon 5 tahun n = 5 tahun Bunga = 12 % per tahun P = Rp. 22.408.158 F = P ( 1 + i )n F5
= Rp. 22.408.158 ( 1 + 0,12 )5 = Rp. 39.490.830
F10
= Rp. 22.408.158 ( 1 + 0,12 )10 = Rp. 69.596.336
F15 F20
= Rp. 22.408.158 ( 1 + 0,12 )15 = Rp. 122.652.525
Tahun Maintenance 5
39.490.830
10
69.596.336
15
122.652.525
20
216.155.657
= Rp. 22.408.158 ( 1 + 0,12 )20 = Rp. 216.155.657
375.019.375 39.490.830
69.596.336
122.652.525
216.155.657 83
0
10
5
20
15
Gambar 4.16 Costflow Maintenance plafon untuk Alternatif 5
)+(
Po = M + (
Po = 375.019.375 + (
)+(
)+(
)+(
)+(
)
)+(
) = 375.019.375 + 89.632.631 = Rp.464.652.006
84
Tabel 4.35 Analisa biaya daur hidup item pekerjaan plafond
Biaya redesain 8 % biaya konstruksi Total initial cost ( 1 + 2 )
4
Penggantian desain selama 30 th
-
-
-
-
5
Present value of Replacement Cost
-
-
-
-
6
Tidak ada nilai sisa dari desain
-
-
-
-
7
Biaya operasional pada seluruh alt. desain
-
-
-
-
Cost
Cost
2 3
Cost
alternatif 5 ( Rp )
Biaya konstruksi
Cost
Maintenance
alternatif 9 ( Rp )
1
Annual maintenance cost / perawatan per tahun (0,8 % x IC )
8
9 TOTAL
Present Worth of annual Maintenance cost faktor P/A ( n = 20, I = 12 %) = 7,469 Maintenance Cost Cat Plafon n = 5 th n = 10 th n = 15 th n = 20 th
269.686.269 -
alternatif 10 ( Rp )
Cost
operational salvage Replacement
Initial
TAHAP ANALISA Analisa biaya daur hidup proyek Proyek : Pembangunan gedung AKBID Muhammadiyah Lokasi : Jl raya rame wonoayu Item pekerjaan : Plafon Desain awal NO Present value ( Rp )
269.686.269
245.446.133
302.006.451
347.240.162
19.635.691 265.081.823
24.160.516 326.166.967
27.779.213 375.019.375
2.157.490
2.120.655
2.609.336
3.000.155
16.114.294
15.839.169
19.489.129
22.408.158
28.398.892 50.048.551 88.202.648 155.443.203
27.914.028 49.194.055 86.696.734 152.789.268
34.346.504 60.530.275 106.675.027 187.997.847
39.490.830 69.596.336 122.652.525 216.155.657
Present Value of Maintenance Cost
64.457.176
63.356.676
77.956.515
89.632.631
10 Total Cost Present Value ( 3 + 5 + 9 )
334.143.445
328.438.500
404.123.482
464.652.006
86
4.3.2.2 Biaya Siklus Hidup Item Pekerjaan dinding Analisa biaya siklus hidup proyek pada pekerjaan dinding bertujuan melakukan penilaian alternatif berdasarkan kriteria biaya. Beberapa dasar yang digunakan untuk analisa ini adalah : 4. Nilai ekonomis bangunan 20 tahun 5. Bunga 12 % per tahun 6. Inflasi diabaikan Berikut ini Pekerjaan dinding yang dianalisa biaya siklus hidup yaitu : Desain awal : Bata merah, Semen, Pasir pasang, Upah A2 lantai 2 : Bata ringan ( Hebel ), Semen, Pasir pasang, Upah A1 lantai 1 : Batako, Semen, Pasir pasang, Upah
85
Perhitungan Present Value of Maintenance Cost pekerjaan Dinding diasumsikan : Desain awal : -
Dinding 5 tahun n = 5 tahun Bunga = 12 % per tahun P = Rp. 17.987.740 F = P ( 1 + i )n 5
Tahun Maintenance 5
F
= Rp. 17.987.740 ( 1 + 0,12 ) = Rp. 31.700.544
F10
= Rp. 17.987.740 ( 1 + 0,12 )10 = Rp. 55.867.190
F15
= Rp. 17.987.740 ( 1 + 0,12 )15 = Rp. 98.457.077
F20
= Rp. 17.987.740 ( 1 + 0,12 )20 = Rp. 173.515.011
5
31.700.544
10
55.867.190
15
98.457.077
20
173.515.011
301.039.963 31.700.544
55.867.190
98.457.077
173.515.011
5
10
15
20
0
Gambar 4.17 Costflow Maintenance Dinding untuk desain awal
)+(
Po = M + (
Po = 301.039.963 + (
)+(
)+(
)+(
)
)+(
)+(
) 86
= 301.039.963 + 71.950.959 = Rp.372.990.922 Perhitungan Present Value of Maintenance Cost pekerjaan Dinding diasumsikan : Alternatif 1 lantai 1 -
Dinding 5 tahun n = 5 tahun Bunga = 12 % per tahun P = Rp. 19.246.009 F = P ( 1 + i )n F5
= Rp. 19.246.009 ( 1 + 0,12 )5 = Rp. 33.918.044
F10
= Rp. 19.246.009 ( 1 + 0,12 )10 = Rp. 59.775.184
F15
Tahun Maintenance
= Rp. 19.246.009 ( 1 + 0,12 )15 = Rp. 105.344.298
F20
5
33.918.044
10
59.775.184
15
105.344.298
20
185.657.647
= Rp. 19.246.009 ( 1 + 0,12 )20 = Rp. 185.652.647
322.098.161 33.918.044
59.775.184
105.344.298
185.652.647
5
10
15
20
0
Gambar 4.18 Costflow Maintenance Dinding untuk Alternatif 1 lantai 1
Po = M + (
)+(
)+(
)+(
)
87
)+(
Po = 322.098.161 + (
)+(
)+(
) = 322.098.161 + 76.984.037 = Rp.399.082.198 Perhitungan Present Value of Maintenance Cost pekerjaan Dinding diasumsikan : Alternatif 2 lantai 2 -
Dinding 5 tahun n = 5 tahun Bunga = 12 % per tahun P = Rp. 16.572.879 F = P ( 1 + i )n F5 10
= Rp. 16.572.879 ( 1 + 0,12 )5 = Rp. 29.207.075
F
= Rp. 16.572.879 ( 1 + 0,12 ) = Rp. 51.472.846
F15
= Rp. 16.572.879 ( 1 + 0,12 )15 = Rp. 90.712.743
F20
Tahun Maintenance
10
= Rp. 16.572.879 ( 1 + 0,12 )20 = Rp. 159.866.847
5
29.207.075
10
51.472.846
15
90.712.743
20
159.866.847
301.039.963
0
29.207.075
51.472.846
90.712.743
159.866.847
5
10
15
20
Gambar 4.19 Costflow Maintenance Dinding untuk Alternatif 2 lantai 2
88
Po = M +
)+(
(
Po = 301.039.963 + (
)+(
)+(
)+(
)+(
)
)+(
) = 301.039.963 + 66.291.516 = Rp.343.652.590
89
4.3.2.3 Biaya Siklus Hidup Item Pekerjaan lantai keramik Analisa biaya siklus hidup proyek pada pekerjaan Pasangan keramik lantai bertujuan melakukan penilaian alternatif berdasarkan kriteria biaya. Beberapa dasar yang digunakan untuk analisa ini adalah : 7. Nilai ekonomis bangunan 20 tahun 8. Bunga 12 % per tahun 9. Inflasi diabaikan Berikut ini Pekerjaan Pasangan keramik lantai yang dianalisa biaya siklus hidup yaitu : Desain awal
: Semen, Semen berwarna yiyitan, Pasir pasang, Keramik 40 x 40 Putih ( KIA ) , Upah
Alt.4 lantai 1 : Semen, Semen berwarna yiyitan, Pasir pasang, Keramik 30 x 30 Polos ( KIA ) , Upah Alt.2 lantai 2 : Semen, Semen berwarna yiyitan, Pasir pasang, Keramik 30 x 30 Polos ( Roman ) , Upah Alt.3 lantai 3 : Semen, Semen berwarna yiyitan, Pasir pasang, Keramik 30 x 30 Polos ( Mulia ) , Upah
Perhitungan Present Value of Maintenance Cost pekerjaan Lantai keramik diasumsikan : 90
Desain awal -
Lantai Keramik 5 tahun n = 5 tahun Bunga = 12 % per tahun P = Rp. 16.687.608 F = P ( 1 + i )n F5
= Rp. 16.687.608 ( 1 + 0,12 )5 = Rp. 29.409.267
F10
= Rp. 16.687.608 ( 1 + 0,12 )10 = Rp. 51.829.177
F15
Tahun Maintenance
= Rp. 16.687.608 ( 1 + 0,12 )15 = Rp. 91.340.719
F20
5
29.409.267
10
51.829.177
15
91.340.719
20
160.973.556
= Rp. 16.687.608 ( 1 + 0,12 )20 = Rp. 160.973.556
279.281.160 29.409.267
51.829.177
91.340.719
160.973.556
5
10
15
20
0
Gambar 4.20 Costflow Maintenance Lantai keramik untuk desain awal
)+(
Po = M + (
Po = 279.281.160 + (
)+(
)+(
)+(
)+(
)
)+(
) = 279.281.160 + 66.750.431 = Rp.346.031.591
91
Perhitungan Present Value of Maintenance Cost pekerjaan lantai keramik diasumsikan : Alternatif 4 lantai 1 -
Lantai Keramik 5 tahun n = 5 tahun Bunga = 12 % per tahun P = Rp. 14.767.936 F = P ( 1 + i )n F5
= Rp. 14.767.936 ( 1 + 0,12 )5 = Rp. 26.026.150
F10
= Rp. 14.767.936 ( 1 + 0,12 )10 = Rp. 45.866.968
F15
= Rp. 14.767.936 ( 1 + 0,12 )15 = Rp. 80.833.270
20
20
F
Tahun Maintenance 5
26.026.150
10
45.866.968
15
80.833.270
20
142.455.841
= Rp. 14.767.936 ( 1 + 0,12 ) = Rp. 142.455.841
247.153.839 26.026.150
45.866.968
80.833.270
142.455.841
5
10
15
20
0
Gambar 4.21 Costflow Maintenance Lantai keramik untuk alternatif 4 lantai 1
)+(
Po = M + (
Po = 247.153.839 + (
)+(
)+(
)+(
)+(
)
)+(
) = 247.153.839 + 59.071.745 = Rp.306.225.584
92
Perhitungan Present Value of Maintenance Cost pekerjaan lantai keramik diasumsikan : Alternatif 2 lantai 2 -
Lantai Keramik 5 tahun n = 5 tahun Bunga = 12 % per tahun P = Rp. 17.409.141 F = P ( 1 + i )n F5
= Rp. 17.409.141 ( 1 + 0,12 )5 = Rp. 30.680.854
F10
= Rp. 17.409.141 ( 1 + 0,12 )10 = Rp. 54.070.148
F15
= Rp. 17.409.141 ( 1 + 0,12 )15 = Rp. 95.290.076
20
20
Tahun Maintenance 5
30.680.854
10
54.070.148
15
95.290.076
20
167.933.673
= Rp. 17.409.141 ( 1 + 0,12 ) = Rp. 167.933.673
F
291.356.617 30.680.854
54.070.148
95.290.076
167.933.673
5
10
15
20
0
Gambar 4.22 Costflow Maintenance Lantai keramik untuk alternatif 2 lantai 2
)+(
Po = M + (
Po = 291.356.617 + (
)+(
)+(
)+(
)+(
)
)+(
)
93
= 291.356.617 + 69.636.562 = Rp.360.993.180
Perhitungan Present Value of Maintenance Cost pekerjaan lantai keramik diasumsikan : Alternatif 3 lantai 3 -
Lantai Keramik 5 tahun n = 5 tahun Bunga = 12 % per tahun P = Rp. 17.632.297 F = P ( 1 + i )n F5
= Rp. 17.632.297 ( 1 + 0,12 )5 = Rp. 31.074.132
F10
= Rp. 17.632.297 ( 1 + 0,12 )10 = Rp. 54.763.238
F15
Tahun Maintenance
= Rp. 17.632.297 ( 1 + 0,12 )15 = Rp. 96.511.537
F20
5
31.074.132
10
54.763.328
15
96.511.537
20
170.086.304
= Rp. 17.632.297 ( 1 + 0,12 )20 = Rp. 170.086.304
295.091.326 31.074.132
54.763.238
96.511.537
170.086.304
5
10
15
20
0
Gambar 4.23 Costflow Maintenance Lantai keramik untuk alternatif 3 lantai 3
Po = M + (
)+(
)+(
)+(
)
94
Po = 295.091.326 + (
)+(
)+(
)+(
) = 295.091.326 + 70.529.188 = Rp.365.620.514
95
Tabel 4.37 Analisa biaya daur hidup item pekerjaan lantai keramik
TAHAP ANALISA
cost
Alt.2 lantai 2 ( Rp ) 269,774,646 21,581,972 291,356,617
Alt.3 lantai 3 ( Rp ) 273,232,710 21,858,617 295,091,326
-
-
-
-
5
Present value of Replacement Cost
-
-
-
-
cost
Penggantian desain selama 30 th
Alt. 4 lantai 1 ( Rp ) 228,846,147 18,307,692 247,153,839
6
Tidak ada nilai sisa dari desain
-
-
-
-
cost
cost
4
7
Biaya operasional pada seluruh alt. desain
-
-
-
-
Annual maintenance cost / perawatan per tahun (0,8 % x IC ) Present Worth of annual Maintenance cost faktor P/A
2,234,249
1,977,231
2,330,853
2,360,731
16,687,608
14,767,936
17,409,141
17,632,297
Maintenance Cost Cat Plafon n = 5 th n = 10 th n = 15 th n = 20 th Present Value of Maintenance Cost
29,409,267 51,829,177 91,340,719 160,973,556 346,031,591
26,026,150 45,866,968 80,833,270 142,455,841 306,225,584
30,680,854 54,070,148 95,290,076 167,933,673 360,993,180
31,074,132 54,763,238 96,511,537 170,086,304 365,620,514
10 Total Cost Present Value ( 3 + 5 + 9 )
625,312,751
553,379,423
652,349,797
660,711,840
( n = 20, I = 12 %) = 7,469 Cost
maintenance
operational salvage replacement Initial
Analisa biaya daur hidup proyek Proyek : Pembangunan gedung AKBID Muhammadiyah Lokasi : Jl raya rame wonoayu Item pekerjaan : Lantai keramik Desain awal NO Present value ( Rp ) 1 Biaya konstruksi 279,281,160 2 Biaya redesain 8 % biaya konstruksi 3 Total initial cost ( 1 + 2 ) 279,281,160
8
9 TOTAL
96
4.3.3 Analisa Pengambilan Keputusan Dengan Metode AHP (Analitical Hierarchy Process) Pada tahap ini dilakukan seleksi terakhir terhadap alternatif-alternatif desain. Pada tugas akhir ini penulis menggunakan metode AHP sebagai analisa pengambilan keputusan multi kriteria. Pemilihan alternatif dengan metode AHP ini dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut : 1.
Penentuan Pohon Keputusan Untuk menentukan pilihan desain alternatif maka dibentuk pohon keputusan yang terdiri dari 3 level yaitu level 1(tujuan), level 2 (kriteria), dan level 3 (alternatif).
2.
Penentuan Bobot Kriteria Dalam penentuan bobot kriteria dilakukan matrik perbandingan antar kriteria satu dengan yang lain dengan memperhatikan hubungan dengan level 1 (tujuan). Penentuan bobot kriteria ini dinilai dengan skala 1 sampai 9.
3.
Penentuan Bobot Alternatif Berdasarkan Kriteria Penentuan Bobot Alternatif berdasarkan kriteria ini dilakukan dengan matrik perbandingan antara alternatif dan alternatif yang masih tetap memperhatikan hubungan dengan level 2 (kriteria) dan penilaiannya dalam skala 1 sampai 9.
10. Sintesa Penilaian Hasil dari perkalian antara level 2 (kriteria) dengan level 3 (alternatif) kemudian dilakukan sintesa penilaian dengan cara melakukan perkalian dengan hasil bobot keseluruhan sehingga dapat dilakukan pemilihan alternatif terbaik dari hasil bobot keseluruhan yang tertinggi.
97
Berikut adalah range penilaian analisa pengambilan keputusan dengan metode AHP: Tabel 4.38 Skala Penilaian AHP
Intensitas Definisi Kepentingannya 1 Kedua elemen sama pentingnya 3
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada yang lainnya
5
Elemen yang satu lebih penting daripada elemen lain
7
Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen yang lainnya
9
Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen yang lainnya
2,4,6,8
Nilai – nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan suatu aktifitas j. Maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan aktifitas i
Kebalikan
Penjelasan Dua elemen menyumbangnya sama besar pada sifat itu Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lain Satu elemen dengan kuat disokong dan dominannya telah terlihat dalam praktek Bukti yang menyokong elemen yang sama atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan
98
4.3.3.1. Pekerjaan Plafon A. Penentuan Pohon Keputusan Hierarki keputusan : Pemilihan Alternatif Plafond
Biaya Konstruksi (A)
Estetika (B)
Desain Awal (Asli)
Teknik pelaksanaan (C)
Keawetan (D)
Perawatan (E)
Alternatif (Alt. 10)
Alternatif (Alt. 9)
Alternatif (Alt. 5)
Waktu Pelaksanaan (F)
Gambar 4.24 Hierarki keputusan pekerjaan plafon Keterangan :
Desain awal : Gypsum tebal 9 mm, Rangka hollow, List gypsum, Cat plafon Alternatif 10 : Triplek 4 mm, Rangka kayu 4/6, Anti rayap, List gypsum, Cat plafon. Alternatif 9 : GRC Board 6 mm, Rangka metal furing, List gypsum, Cat plafon Alternatif 5 : GRC Board 6 mm, Rangka hollow, List gypsum, Cat plafon
B.
Bobot kriteria
Untuk pengisian dari matrik perbandingan kriteria menurut masing-masing kriteria adalah dengan memberi penilaian dengan skala 1 sampai 9, sedangkan antar kriteria yang seimbang diberi nilai 1. Penilaian dari skala 1 sampai 9 didasarkan pada faktor terpenting dari kriteria. Selanjutnya menentukan bobot kriteria masing-masing kriteria melalui normalisasi dengan isian matrik perbandingan berpasangan. Pemberian nilai pada skala 1 sampai 9 didapat dari hasil kuisioner dari
99
pihak expert, hasilnya dapat dilihat pada form di lampiran 07. Berikut ini tabel 4.14 dan tabel 4.15 adalah tabel dari matrik perbandingan kriteria dan normalisasi kriteria. Perhitungan perbandingan antar kriteria ini dilakukan untuk mencari nilai bobot dari masing – masing kriteria terhadap keseluruhan design, perbandingan dilakukan dengan matriks. Dari hasil perbandingan antar kriteria tersebut kemudian dilanjutkan dengan matriks normalisasi. Matriks perbandingan antar kriteria dapat dilihat pada tabel 4.39, sedangkan matriks normalisasi perbandingan kriteria dapat dilihat pada tabel 4.40.
Kriteria
Tabel 4.39 Perbandingan kriteria Kriteria Tujuan A B C D A 1,00 5,72 4,36 4,08 B 0,17 1,00 1,38 1,38 C 0,23 0,72 1,00 2,14 D 0,25 0,72 0,47 1,00 E 0,18 0,47 0,32 0,21 F 0,23 0,80 0,32 0,33 Jumlah 2,06 9,44 7,85 9,14
E 5,52 2,14 3,11 4,83 1,00 2,67 19,27
Kriteria
Tabel 4.40 Normalisasi perbandingan kriteria Kriteria Tujuan A B C D E A 0,49 0,61 0,56 0,45 0,29 B 0,08 0,11 0,18 0,15 0,11 C 0,11 0,08 0,13 0,23 0,16 D 0,12 0,08 0,06 0,11 0,25 E 0,09 0,05 0,04 0,02 0,05 F 0,11 0,09 0,04 0,04 0,14
F 4,36 1,25 3,32 3,00 0,37 1,00 13,30
F 0,33 0,09 0,25 0,23 0,03 0,08
Jumlah
Bobot
2,71 0,72 0,96 0,84 0,28 0,49 6,00
0,45 0,12 0,16 0,14 0,05 0,08 1,00
100
Cara perhitungan normalisasi perbandingan kriteria 1 : 2,06 = 0,49 0,17 : 2,06 = 0,08 0,23 : 2,06 = 0,11 0,25 : 2,06 = 0,12 0,18 : 2,06 = 0,09 0,23 : 2,06 = 0,11 0,23 : 2,06 = 0,11 5,72 : 9,44 = 0,61 1 : 9,44 = 0,11 0,72 : 9,44 = 0,08 0,72 : 9,44 = 0,08 0,47 : 9,44 = 0,05 0,80 : 9,44 = 0,09 Kriteria A = 0,49 + 0,61 + 0,56 + 0,45 + 0,29 + 0,33 = 2,71 Kumulatif = 2,71 + 0,72 + 0,96 + 0,84 + 0,28 + 0,49 = 6,00 Bobot 2,71 : 6 = 0,45 0,72 : 6 = 0,12 0,96 : 6 = 0,16 0,84 : 6 = 0,14 0,28 : 6 = 0,05 0,49 : 6 = 0,08 Kumulatif = 0,45 + 0,12 + 0,16 + 0,14 + 0,05 + 0,08 = 1,00
101
Pada tabel 4.39 diatas pengisian angka-angka pada tabel tersebut didapat dari lampiran 04, dengan membandingkan antar kriteria. Untuk angka 5,72 pada baris A kolom B artinya kriteria A lebih penting dari kriteria B maka untuk sebaliknya dengan memberikan angka kebalikannya yaitu 1/2. Setelah melakukan perbandingan kriteria dilakukan normalisasi kriteria dengan mengisikan bobot pada masing-masing kriteria, misal angka 0,49 didapat dari 1/2,06 begitupun lainnya. Selanjutnya dijumlahkan tiap-tiap kriteria pada lajur baris untuk memperoleh bobot kriteria.
B. Penentuan bobot alternatif berdasarkan kriteria
ALT
Tabel 4.41 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria biaya konstruksi LCC (A) ALTERNATIF BIAYA (A) A0 A10 A9 A5 A0 1,00 4,08 0,42 2,45 A10 0,25 1,00 5,72 3,32 A9 2,37 0,17 1,00 7,36 A5 0,41 0,30 0,14 1,00 Jumlah 4,03 5,55 7,28 14,13
ALT
Tabel 4.42 Normalisasi berdasarkan kriteria biaya konstruksi LCC (A) Kriteria Tujuan Jumlah Bobot A0 A10 A9 A5 A0 0,25 0,73 0,06 0,17 1,21 0,30 A10 0,06 0,18 0,79 0,24 1,26 0,32 A9 0,59 0,03 0,14 0,52 1,28 0,32 A5 0,10 0,05 0,02 0,07 0,25 0,06 4,00 1,00
ALT
Tabel 4.43 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Estetika (B) ESTETIKA ALTERNATIF (B) A0 A10 A9 A5 A0 1,00 0,33 4,08 0,22 A10 3,00 1,00 3,68 0,25 A9 0,25 0,27 1,00 0,16 A5 4,51 4,08 6,12 1,00 Jumlah 8,76 5,68 14,87 1,63
102
ALT
Tabel 4.44 Normalisasi berdasarkan kriteria Estetika (B) Kriteria Tujuan Jumlah Bobot A0 A10 A9 A5 A0 0,11 0,06 0,27 0,14 0,58 0,15 A10 0,34 0,18 0,25 0,15 0,92 0,23 A9 0,03 0,05 0,07 0,10 0,24 0,06 A5 0,52 0,72 0,41 0,61 2,26 0,56 4,00 1,00
ALT
Tabel 4.45 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Teknik pelaksanaan (C) TEKNIK ALTERNATIF PELAKSANAAN A0 A10 A9 A5 A0 1,00 0,33 0,20 3,21 A10 3,00 1,00 0,21 0,80 A9 5,00 4,66 1,00 0,68 A5 0,31 1,25 1,48 1,00 Jumlah 9,31 7,24 2,89 5,69
ALT
Tabel 4.46 Normalisasi berdasarkan kriteria Teknik Pelaksanaan (C) Kriteria Tujuan Jumlah Bobot A0 A10 A9 A5 A0 0,11 0,05 0,07 0,56 0,79 0,20 A10 0,32 0,14 0,07 0,14 0,68 0,17 A9 0,54 0,64 0,35 0,12 1,65 0,41 A5 0,03 0,17 0,51 0,18 0,89 0,22 4,00 1,00
ALT
Tabel 4.47 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Keawetan (D) KEAWETAN ALTERNATIF (D) A0 A10 A9 A5 A0 1,00 0,30 0,25 0,19 A10 3,32 1,00 0,59 0,18 A9 4,08 1,69 1,00 0,25 A5 5,35 5,52 4,08 1,00 Jumlah 13,75 8,52 5,91 1,61
103
ALT
Tabel 4.48 Normalisasi berdasarkan Keawetan (D) Kriteria Tujuan Jumlah Bobot A0 A10 A9 A5 A0 0,07 0,04 0,04 0,12 0,27 0,07 A10 0,24 0,12 0,10 0,11 0,57 0,14 A9 0,30 0,20 0,17 0,15 0,82 0,20 A5 0,39 0,65 0,69 0,62 2,35 0,59 4,00 1,00
ALT
Tabel 4.49 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Perawatan (E) PERAWATAN ALTERNATIF (E) A0 A10 A9 A5 A0 1,00 0,27 0,59 0,75 A10 3,68 1,00 4,36 0,23 A9 1,69 0,23 1,00 0,16 A5 1,33 4,36 6,12 1,00 Jumlah 7,71 5,86 12,07 2,14
ALT
Tabel 4.50 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Perawatan (E) Kriteria Tujuan Jumlah Bobot A0 A10 A9 A5 A0 0,13 0,05 0,05 0,35 0,58 0,14 A10 0,48 0,17 0,36 0,11 1,12 0,28 A9 0,22 0,04 0,08 0,08 0,42 0,10 A5 0,17 0,74 0,51 0,47 1,89 0,47 4,00 1,00
ALT
Tabel 4.51 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Waktu Pelaksanaan (F) Waktu ALTERNATIF Pelaksanaan (F) A0 A10 A9 A5 A0 1,00 0,30 1,02 0,72 A10 3,32 1,00 1,02 0,16 A9 0,98 0,98 1,00 2,54 A5 1,38 6,12 0,39 1,00 Jumlah 6,69 8,40 3,43 4,42
104
ALT
Tabel 4.52 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Waktu Pelaksanaan (F) Kriteria Tujuan Jumlah Bobot A0 A10 A9 A5 A0 0,15 0,04 0,30 0,16 0,65 0,16 A10 0,50 0,12 0,30 0,04 0,95 0,24 A9 0,15 0,12 0,29 0,57 1,13 0,28 A5 0,21 0,73 0,12 0,23 1,28 0,32 4,00 1,00 C. Sintesa penilaian
KRITERIA
Tabel 4.53 Matriks sintesa proses AHP Plafon TUJUAN ALTERNATIF Bobot SINTESA A0 A10 A9 0,45 A 0,11 0,08 0,06 B 0,12 0,01 0,02 0,01 C 0,16 0,02 0.08 0,02 D 0,14 0,01 0,06 0,02 E 0,05 0,01 0,03 0,01 F 0,08 0,01 0,01 0,02 Jumlah 0,17 0,20 0,15 Rangking 3 1 4
A5 0,03 0,05 0,03 0,03 0,02 0,02 0,18 2
Berdasarkan hasil dari sintesa maka diperoleh prioritas alternatif sebagai berikut : Alternatif 10 : Triplek 4 mm, Rangka kayu 4/6, Anti rayap, List gypsum, Cat plafon.
105
4.3.3.2. Pekerjaan Dinding A. Penentuan Pohon Keputusan Hierarki keputusan : Pemilihan Alternatif Dinding
Biaya Konstruksi (A)
Estetika (B)
Teknik pelaksanaan (C)
Keawetan (D)
Perawatan (E)
Alternatif Desain awal
Alternatif (Alt. 2 lt 2)
Alternatif (Alt. 1 lt 1)
Waktu Pelaksanaan (F)
Gambar 4.25 Hierarki keputusan dinding Keterangan : Desain awal : Bata merah, Semen, Pasir pasang, Upah A2 lantai 2 : Bata ringan ( Hebel ), Semen, Pasir pasang, Upah A1 lantai 1 : Batako, Semen, Pasir pasang, Upah B.
Bobot kriteria Perhitungan perbandingan antar kriteria ini dilakukan untuk mencari nilai bobot dari
masing – masing kriteria terhadap keseluruhan design, perbandingan dilakukan dengan matriks. Dari hasil perbandingan antar kriteria tersebut kemudian dilanjutkan dengan matriks normalisasi. Matriks perbandingan antar kriteria dapat dilihat pada tabel 4.50, sedangkan matriks normalisasi dapat dilihat pada tabel 4.51.
106
Tabel 4.54 Perbandingan kriteria
Kriteria
Tujuan A B C D E F Jumlah
A 1,00 0,19 0,21 0,23 0,17 0,21 2,01
B 5,35 1,00 0,72 0,42 0,47 0,80 8,76
Kriteria C D 4,66 4,36 1,38 2,37 1,00 4,08 0,25 1,00 0,32 0,22 0,32 0,33 7,93 12,36
Kriteria
Tabel 4.55 Normalisasi perbandingan kriteria Kriteria Tujuan A B C D A 0,50 0,61 0,59 0,35 B 0,09 0,11 0,17 0,19 C 0,11 0,08 0,13 0,33 D 0,11 0,05 0,03 0,08 E 0,08 0,05 0,04 0,02 F 0,10 0,09 0,04 0,03
E 0,31 0,11 0,16 0,23 0,05 0,14
E 5,91 2,14 3,11 4,51 1,00 2,67 19,34
F 0,35 0,09 0,24 0,22 0,03 0,07
F 4,83 1,25 3,32 3,00 0,37 1,00 13,77
Jumlah
Bobot
2,71 0,77 1,05 0,73 0,27 0,47 6,00
0,45 0,13 0,17 0,12 0,05 0,08 1,00
ALT
Tabel 4.56 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria biaya konstruksi (A) ALTERNATIF BIAYA (A) A0 A2 lt.2 A1 lt.1 A0 1,00 4,08 0,25 A2 lt.2 0,25 1,00 4,66 A1 lt.1 4,08 0,21 1,00 Jumlah 5,32 5,29 5,91
ALT
Tabel 4.57 Normalisasi berdasarkan kriteria biaya konstruksi (A) Kriteria Tujuan Jumlah Bobot A0 A2 lt.2 A1 lt.1 A0 0,19 0,77 0,04 1,00 0,33 A2 lt.2 0,05 0,19 0,79 1,02 0,34 A1 lt.1 0,77 0,04 0,17 0,98 0,33 3,00 1,00
107
ALT
Tabel 4.58 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Estetika (B) ESTETIKA ALTERNATIF (B) A0 A2 lt.2 A1 lt.1 A0 1,00 0,33 4,08 A2 lt.2 3,00 1,00 0,22 A1 lt.1 0,25 4,51 1,00 Jumlah 4,25 5,85 5,30
ALT
Tabel 4.59 Normalisasi berdasarkan kriteria Estetika (B) Kriteria Tujuan Jumlah Bobot A0 A2 lt.2 A1 lt.1 A0 0,24 0,06 0,77 1,06 0,27 A2 lt.2 0,71 0,17 0,04 0,92 0,23 A1 lt.1 0,06 0,77 0,19 1,02 0,25 3,00 0,75
ALT
Tabel 4.60 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Teknik Pelaksanaan (C) TEKNIK ALTERNATIF PELAKSANAAN A0 A2 lt.2 A1 lt.1 A0 1,00 0,33 0,20 A2 lt.2 3,00 1,00 0,16 A1 lt.1 5,00 6,12 1,00 Jumlah 9,00 7,45 1,36
ALT
Tabel 4.61 Normalisasi berdasarkan kriteria Teknik pelaksanaan (C) Kriteria Tujuan Jumlah Bobot A0 A2 lt.2 A1 lt.1 A0 0,11 0,04 0,15 0,30 0,08 A2 lt.2 0,33 0,13 0,12 0,59 0,15 A1 lt.1 0,56 0,82 0,73 2,11 0,53 3,00 0,75
ALT
Tabel 4.62 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Keawetan (D) KEAWETAN ALTERNATIF (D) A0 A2 lt.2 A1 lt.1 A0 1,00 0,30 0,25 A2 lt.2 3,32 1,00 0,19 A1 lt.1 4,08 5,35 1,00 Jumlah 8,40 6,65 1,43
108
ALT
Tabel 4.63 Normalisasi berdasarkan kriteria Keawetan (D) Kriteria Tujuan A2 A1 Jumlah Bobot A0 lt.2 lt.1 A0 0,12 0,05 0,17 0,34 0,08 A2 lt.2 0,40 0,15 0,13 0,68 0,17 A1 lt.1 0,49 0,80 0,70 1,99 0,50 3,00 0,75
ALT
Tabel 4.64 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Perawatan (E) PERAWATAN ALTERNATIF (E) A0 A2 lt.2 A1 lt.1 A0 1,00 0,27 0,78 A2 lt.2 3,68 1,00 0,21 A1 lt.1 1,29 4,83 1,00 Jumlah 5,97 6,10 1,98
ALT
ALT
Tabel 4.65 Normalisasi berdasarkan kriteria Perawatan (E) Kriteria Tujuan Jumlah Bobot A0 A2 lt.2 A1 lt.1 A0 0,17 0,04 0,39 0,60 0,15 A2 lt.2 0,62 0,16 0,10 0,88 0,22 A1 lt.1 0,22 0,79 0,50 1,51 0,38 3,00 0,75 Tabel 4.66 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Waktu Pelaksanaan (F) Waktu ALTERNATIF Pelaksanaan (F) A0 A2 lt.2 A1 lt.1 A0 1,00 0,30 0,23 A2 lt.2 3,32 1,00 0,19 A1 lt.1 4,36 5,35 1,00 Jumlah 8,68 6,65 1,42
ALT
Tabel 4.67 Normalisasi berdasarkan kriteria Waktu Pelaksanaan (F) Kriteria Tujuan Jumlah Bobot A0 A2 lt.2 A1 lt.1 A0 0,12 0,05 0,16 0,32 0,08 A2 lt.2 0,38 0,15 0,13 0,67 0,17 A1 lt.1 0,50 0,80 0,71 2,01 0,50 3,00 0,75 C. Sintesa penilaian
109
KRITERIA
Tabel 4.68 Matriks sintesa proses AHP Dinding ALTERNATIF PENILAIAN Bobot TUJUAN SINTESA A0 A2 lt.2 A1 lt.1 0,45 A 0,08 0,09 0,03 B 0,13 0,03 0,02 0,02 C 0,17 0,02 0,06 0,08 D 0,12 0,01 0,02 0,04 E 0,05 0,01 0,04 0,02 F 0,08 0,01 0,01 0,01 Jumlah 0,17 0,24 0,21 Rangking 2 1 3
Berdasarkan hasil dari sintesa maka diperoleh prioritas alternative sebagai berikut : Alternatif 2 lantai 2 : Bata ringan ( Hebel ), Semen, Pasir pasang, Upah.
110
4.3.3.3. Item Pekerjaan Lantai A. Penentuan Pohon Keputusan Hierarki keputusan : Pemilihan Alternatif Lantai
Biaya Konstruksi (A)
Estetika (B)
Desain Awal (Asli)
Teknik pelaksanaan (C)
Keawetan (D)
Perawatan (E)
Alternatif (Alt. 4 lt 1)
Alternatif (Alt. 2 lt 2)
Alternatif (Alt. 3 lt 3)
Waktu Pelaksanaan (F)
Gambar 4.26 Hierarki keputusan lantai keramik Keterangan : Desain awal
: Semen, Semen berwarna yiyitan, Pasir pasang, Keramik 40 x 40 Putih ( KIA ) , Upah
Alt.4 lantai 1 : Semen, Semen berwarna yiyitan, Pasir pasang, Keramik 30 x 30
Polos (
KIA ) , Upah Alt.2 lantai 2 : Semen, Semen berwarna yiyitan, Pasir pasang, Keramik 30 x 30 Polos ( Roman ) , Upah Alt.3 lantai 3 : Semen, Semen berwarna yiyitan, Pasir pasang, Keramik 30 x 30 Polos ( Mulia ) , Upah
111
Tabel 4.69 Perbandingan kriteria
Kriteria
Tujuan
A A 1,00 B 0,17 C 0,19 D 0,21 E 0,19 F 0,19 Jumlah 1,96
B 5,72 1,00 0,65 0,38 0,42 0,68 8,85
Kriteria C D 5,16 4,83 1,53 2,63 1,00 4,83 0,21 1,00 0,32 0,25 0,32 0,25 8,54 13,78
Kriteria
Tabel 4.70 Normalisasi perbandingan kriteria Kriteria Tujuan A B C D A 0,51 0,65 0,60 0,35 B 0,09 0,11 0,18 0,19 C 0,10 0,07 0,12 0,35 D 0,11 0,04 0,02 0,07 E 0,10 0,05 0,04 0,02 F 0,10 0,08 0,04 0,02
E 5,16 2,37 3,11 4,08 1,00 2,67 18,39
E 0,28 0,13 0,17 0,22 0,05 0,15
F 5,16 1,48 4,36 3,94 0,37 1,00 16,31
F 0,32 0,09 0,27 0,24 0,02 0,06
Jumlah
Bobot
2,71 0,79 1,08 0,71 0,28 0,44 6,00
0,45 0,13 0,18 0,12 0,05 0,07 1,00
ALT
Tabel 4.71 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria biaya konstruksi (A) ALTERNATIF BIAYA (A) A0 A4 lt 1 A2 lt 2 A3 lt 3 A0 1,00 4,08 0,25 0,72 A4 lt 1 0,25 1,00 0,17 3,32 A2 lt 2 4,08 5,72 1,00 5,72 A3 lt 3 1,38 0,30 0,17 1,00 Jumlah 6,70 11,10 1,59 10,77
ALT
Tabel 4.72 Normalisasi berdasarkan kriteria biaya konstruksi (A) Kriteria Tujuan Jumlah A0 A4 lt 1 A2 lt 2 A3 lt 3 A0 0,15 0,37 0,15 0,07 0,74 A4 lt 1 0,04 0,09 0,11 0,31 0,54 A2 lt 2 0,61 0,52 0,63 0,53 2,28 A3 lt 3 0,21 0,03 0,11 0,09 0,44 4,00
Bobot 0,18 0,14 0,57 0,11 1,00
112
ALT
Tabel 4.73 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Estetika (B) ESTETIKA ALTERNATIF (B) A0 A4 lt 1 A2 lt 2 A3 lt 3 A0 1,00 0,30 4,08 0,42 A4 lt 1 3,32 1,00 2,54 0,23 A2 lt 2 0,25 0,39 1,00 0,17 A3 lt 3 2,37 4,36 5,72 1,00 Jumlah 6,94 6,05 13,33 1,83
ALT
Tabel 4.74 Normalisasi berdasarkan kriteria Estetika (B) Kriteria Tujuan A0 A4 lt 1 A2 lt 2 A3 lt 3 A0 0,14 0,05 0,31 0,23 A4 lt 1 0,48 0,17 0,19 0,13 A2 lt 2 0,04 0,07 0,08 0,10 A3 lt 3 0,34 0,72 0,43 0,55
Jumlah
Bobot
0,73 0,96 0,27 2,04 4,00
0,18 0,24 0,07 0,51 1,00
ALT
Tabel 4.75 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Teknik Pelaksanaan (C) TEKNIK ALTERNATIF PELAKSANAAN A0 A4 lt 1 A2 lt 2 A3 lt 3 A0 1,00 0,33 0,20 0,16 A4 lt 1 3,00 1,00 0,21 0,22 A2 lt 2 5,00 4,66 1,00 0,52 A3 lt 3 6,12 4,51 1,93 1,00 Jumlah 15,12 10,51 3,35 1,90
ALT
Tabel 4.76 Normalisasi berdasarkan kriteria Teknik Pelaksanaan (C) Kriteria Tujuan Jumlah A0 A4 lt 1 A2 lt 2 A3 lt 3 A0 0,07 0,03 0,06 0,09 0,24 A4 lt 1 0,20 0,10 0,06 0,12 0,47 A2 lt 2 0,33 0,44 0,30 0,27 1,35 A3 lt 3 0,40 0,43 0,58 0,53 1,94 4,00
Bobot 0,06 0,12 0,34 0,48 1,00
113
ALT
Tabel 4.77 Perbandingan alternatif berdasarkan keawetan (D) KEAWETAN ALTERNATIF (D) A0 A4 lt 1 A2 lt 2 A3 lt 3 A0 1,00 0,30 0,25 0,19 A4 lt 1 3,32 1,00 0,59 0,18 A2 lt 2 4,08 1,69 1,00 0,25 A3 lt 3 5,35 5,52 4,08 1,00 Jumlah 13,75 8,52 5,91 1,61
ALT
Tabel 4.78 Normalisasi berdasarkan kriteria Keawetan (D) Kriteria Tujuan A0 A4 lt 1 A2 lt 2 A3 lt 3 A0 0,07 0,04 0,04 0,12 A4 lt 1 0,24 0,12 0,10 0,11 A2 lt 2 0,30 0,20 0,17 0,15 A3 lt 3 0,39 0,65 0,69 0,62
Jumlah
Bobot
0,27 0,57 0,82 2,35 4,00
0,07 0,14 0,20 0,59 1,00
Jumlah
Bobot
0,32 0,96 0,39 2,33 4,00
0,08 0,24 0,10 0,58 1,00
ALT
Tabel 4.79 Perbandingan alternatif berdasarkan Perawatan (E) PERAWATAN ALTERNATIF (E) A0 A4 lt 1 A2 lt 2 A3 lt 3 A0 1,00 0,27 0,59 0,21 A4 lt 1 3,68 1,00 3,68 0,23 A2 lt 2 1,69 0,27 1,00 0,16 A3 lt 3 4,83 4,36 6,12 1,00 Jumlah 11,20 5,90 11,39 1,60
ALT
Tabel 4.80 Normalisasi berdasarkan kriteria Perawatan (E) Kriteria Tujuan A0 A4 lt 1 A2 lt 2 A3 lt 3 A0 0,09 0,05 0,05 0,13 A4 lt 1 0,33 0,17 0,32 0,14 A2 lt 2 0,15 0,05 0,09 0,10 A3 lt 3 0,43 0,74 0,54 0,63
114
ALT
Tabel 4.81 Perbandingan alternatif berdasarkan Waktu Pelaksanaan (F) Waktu ALTERNATIF Pelaksanaan (F) A0 A4 lt 1 A2 lt 2 A3 lt 3 A0 1,00 0,30 0,23 0,19 A4 lt 1 3,32 1,00 0,33 0,16 A2 lt 2 4,36 3,00 1,00 0,22 A3 lt 3 5,35 6,12 4,51 1,00 Jumlah 14,03 10,42 6,08 1,57
ALT
Tabel 4.82 Normalisasi berdasarkan kriteria Waktu Pelaksanaan (F) Kriteria Tujuan Jumlah Bobot A0 A4 lt 1 A2 lt 2 A3 lt 3 A0 0,07 0,03 0,04 0,12 0,26 0,06 A4 lt 1 0,24 0,10 0,05 0,10 0,49 0,12 A2 lt 2 0,31 0,29 0,16 0,14 0,90 0,23 A3 lt 3 0,38 0,59 0,74 0,64 2,35 0,59 4,00 1,00 C. Sintesa penilaian
KRITERIA
Tabel 4.83 Matriks sintesa proses AHP Lantai keramik TUJUAN ALTERNATIF Bobot SINTESA A0 A4 lt 1 A2 lt 2 0,45 A 0,07 0,04 0,20 B 0,13 0,02 0,02 0,01 C 0,18 0,01 0,02 0,05 D 0,12 0,01 0,01 0,02 E 0,05 0,00 0,01 0,00 F 0,07 0,01 0,01 0,01 Jumlah 0,12 0,11 0,30 Rangking 3 4 2
A3 lt 3 0,04 0,07 0,09 0,07 0,03 0,05 0,36 1
Berdasarkan hasil dari sintesa maka diperoleh prioritas alternatif sebagai berikut : Alt.3 lantai 3 : Semen, Semen berwarna yiyitan, Pasir pasang, Keramik 30 x 30 Polos ( Mulia ) , Upah
115
4.4
Tahap Rekomendasi Pada tahap rekomendasi ini, penulis memberikan usulan atau rekomendasi alternatif desain dari hasil analisa rekayasa nilai berdasarkan pertimbangan dan penghematan yang dihasilkan dari alternatif desain tersebut. Rekomendasi penulis dapat dilihat pada tabel 4.61 sampai tabel 4.63. 4.4.1 Item Pekerjaan Plafon Dari hasil studi analisa dengan metode AHP untuk pekerjaan plafon didapatkan bobot sebesar 0,20 dengan rangking 1, Maka didapatkan usulan untuk item pekerjaan plafon adalah alternatif 10 yang terdiri dari Triplek 4 mm, rangka kayu, anti rayap, list gypsum, dan cat plafon. Dengan besar penghematan didapat dari selisih total biaya konstruksi antara desain original dengan alternatif 10. = Rp 269.686.269 – Rp 245.446.133 = Rp 24.240.136 Tabel 4.84 Tabel Rekomendasi Pekerjaan Plafon TAHAP REKOMENDASI Item Pekerjaan : Pekerjaan Plafon Fungsi : Menutup langit - langit 1. Rencana Awal Gypsum tebal 9 mm, Rangka Hollow, List gypsum, Cat plafon. Biaya Rp 269.686.269 1. Usulan : Triplek 4 mm, Rangka kayu, anti rayap, list gypsum, cat plafon. Biaya Rp 245.446.133 2. Penghematan Biaya : Rp. 24.240.136 Sebesar 9 % dari desain awal 3. Dasar Pertimbangan : - Berdasarkan analisa biaya siklus hidup proyek dan analisa pengambilan keputusan dengan menggunakan metode AHP - Tidak bertentangan dengan batasan desain proyek.
116
4.4.2 Item Pekerjaan dinding Dari hasil studi analisa dengan metode AHP untuk pekerjaan dinding didapatkan bobot sebesar 0,24 dengan rangking 1, Maka didapatkan usulan untuk item pekerjaan dinding adalah alternatif 2 lantai 2 yang terdiri dari Bata ringan ( Hebel), semen, pasir pasang, dan upah. Dengan besar penghematan didapat dari selisih total biaya konstruksi antara desain original dengan alternatif 2 lantai 2 = Rp 301.039.963 – Rp 256.815.810 = Rp 44.224.153
Tabel 4.85 Tabel Rekomendasi Pekerjaan dinding TAHAP REKOMENDASI Item Pekerjaan : Pekerjaan Dinding Fungsi : Membatasi ruang 1. Rencana Awal Bata merah, Semen, Pasir pasang, Upah. Biaya Rp 301.039.963 1. Usulan : . Bata ringan ( Hebel ), semen, pasir pasang, Upah Biaya Rp 256.815.810 2. Penghematan Biaya : Rp. 44.224.153 Sebesar 14,6 % dari desain awal 3. Dasar Pertimbangan : - Berdasarkan analisa biaya siklus hidup proyek dan analisa pengambilan keputusan dengan menggunakan metode AHP - Tidak bertentangan dengan batasan desain proyek.
117
4.4.3 Item Pekerjaan Lantai keramik Dari hasil studi analisa dengan metode AHP untuk pekerjaan lantai keramik didapatkan bobot sebesar 0,36 dengan rangking 1, Maka didapatkan usulan untuk item pekerjaan lantai keramik adalah alternatif 3 lantai 3 yang terdiri dari Semen, Semen berwarna yiyitan, Pasir pasang, Keramik 30 x 30 polos (mulia), dan Upah. Dengan besar penghematan didapat dari selisih total biaya konstruksi antara desain original dengan alternatif 3 lantai 3 = Rp 279.281.160 – Rp 273.232.710 = Rp 6.048.450 Tabel 4.86 Tabel Rekomendasi Pekerjaan Lantai keramik TAHAP REKOMENDASI Item Pekerjaan : Pekerjaan Lantai keramik Fungsi : Memperindah lantai 1. Rencana Awal Semen, Semen berwarna yiyitan, Pasir pasang, Keramik 40 x 40 polos (mulia), dan Upah Biaya Rp 279.281.160 1. Usulan : Semen,Semen berwarna yiyitan pasir pasang,Keramik 30 x 30 polos (mulia), dan Upah Biaya Rp 273.232.710 2. Penghematan Biaya : Rp. 6.048.450 Sebesar 2,2 % dari desain awal 3. Dasar Pertimbangan : - Berdasarkan analisa biaya siklus hidup proyek dan analisa pengambilan keputusan dengan menggunakan metode AHP - Tidak bertentangan dengan batasan desain proyek.
118
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari beberapa tahap analisa rekayasa nilai yang dilakukan pada BAB IV terhadap item pekerjaan terpilih pada pembangunan Gedung Fasilitas Bersama Sekolah Tinggi Kesehatan dan Akademi Kebidanan, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu : 1. Berdasarkan hasil breakdown cost model didapatkan 3 item pekerjaan yang memiliki nilai c/w > 2 yaitu : a. Pekerjaan plafon ( c/w = 3,97 ) b. Pekerjaan pasangan dinding ( c/w = 2,18 ) c. Pekerjaan pasangan lantai keramik ( c/w = 2,65 ) Sehingga pekerjaan plafon, dinding, dan pasangan lantai keramik tersebut layak untuk di lakukan rekayasa nilai. 2. Berdasarkan analisa LCC dan AHP didapat desain alternatif antara lain: a. Pekerjaan plafon Alternatif 10 : Triplek 4 mm, Rangka kayu 4/6, Anti rayap, List gypsum, Cat plafon. b. Pekerjaan dinding Alternatif 2 lantai 2 : Bata ringan ( Hebel ), Semen, Pasir pasang, Upah c. Pekerjaan Lantai keramik Alternatif 3 lantai 3 : Semen, Semen berwarna yiyitan, Pasir pasang, Keramik 30 x 30 Polos ( Mulia ) , Upah
118
3. Dari hasil Tahap Rekomendasi didapatkan penghematan diantaranya : a Untuk pekerjaan plafon terjadi penghematan Rp. 24.240.136 ( sebesar 9% dari desain awal ) b Untuk pekerjaan dinding terjadi penghematan Rp. 44.224.153 ( sebesar 14 % dari desain awal ) c Untuk pekerjaan lantai keramik terjadi penghematan Rp. 6.048.450 ( sebesar 2 % dari desain awal ) Biaya penghematan total sebesar Rp. 74.512.739 atau 1.64 % dari total biaya proyek 5.2 Saran Penerapan rekayasa nilai pada proyek pembangunan Gedung , akan lebih baik dilakukan pada tahap perencanaan sebelum gambar desain selesai, karena dapat sekaligus di tentukan batasan-batasan desain pada item pekerjaan yang memiliki pendanaan yang optimal. Dari beberapa alternatif yang didapatkan pada analisis pekerjaan rekayasa nilai pada beberapa item pekerjaan seperti plafon ,dinding, lantai dapat direkomendasikan kepada pihak pemilik proyek untuk dilakukan perubahan material sesuai hasil analisa.
119
DAFTAR PUSTAKA
Dell’Isola, Alphonse. 1975. Value Engineering in the Construction Industry. Penerbit Van Nostrand Company New York. E. Didik. 2009. Penerapan Rekayasa Nilai pada proyek pembangunan gedung fakultas kedokteran universitas wijaya kusuma. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya I Bandi. 2007. Penerapan Rekayasa Nilai pada pembangunan gedung poliklinik RSUD Sutojayan.Institut Teknologi Sepuluh Nopember,Surabaya. Kota, Pemerintah.2009.Standar biaya dan harga satuan belanja daerah.Surabaya. Mukomuko,1978 Dasar penyusunan anggaran biaya bangunan. Penerbit Kurnia esa, Jakarta Nazeni.I. 2010. Manajemen Proyek. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta Nugraha, Paulus, Ishak Natan, R Sucipto, 1986 Manajemen Proyek Konstruksi, Cetakan Pertama, Penerbit Kartika Yudha, Surabaya. Permadi, Bambang .1992. Analytic Hierarchy Process. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Antar Universitas – Studi Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Suharto, I. 2000. Manajemen Konstruksi dari Konseptual hingga Operasional. Penerbit Erlangga. Jakarta. S.A.Soedrajat. 1994. Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan. Penerbit Nova, Bandung. U.Christiono. 2006. Rekayasa Nilai. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. Wulfram.I. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi.Penerbit Andi. Yogyakarta. Zimmerman, Larry. 1998. Value Engineering A Practical Approach. Penerbit Van Nostrand Company New York.