BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Bank 1. Pengertian Bank Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut undang-undang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan SK Menteri Keuangan RI Nomor 792 Tahun 1990, bank merupakan suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan yang melakukan penghimpunan dana dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Menurut PSAK No 31 tentang Akuntansi Perbankan, bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit),
5
6
serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa bank memiliki kegiatan utama yang berupa menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dan memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Jenis dan Usaha Bank Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, terdapat 2 jenis bank, yaitu: 1. Bank Umum Bank Umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Usaha Bank Umum meliputi: a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; b. memberikan kredit; c. menerbitkan surat pengakuan hutang; d. membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya:
7
1. surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; 2. surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; 3. kertas
perbendaharaan
negara
dan
surat
jaminan
pemerintah; 4. Sertifikat Bank Indonesia (SBI); 5. obligasi ; 6. surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun; 7.
instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;
e. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah; f. menempatkan
dana
pada,
meminjamkan
dana
kepada
meminjam bank
dana
lain,
dari,
baik
atau
dengan
menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya; g. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan antar pihak ketiga;
8
h. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga; i. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; j. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek; k. melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat; l. menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; m. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain melakukan kegiatan usaha di atas, bank umum dapat pula: a. melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; b. melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;
9
c. melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi
akibat
kegagalan
kredit
atau
kegagalan
pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; dan d. bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus pensiun
sesuai
dengan
ketentuan
dalam
peraturan
perundang-undangan dana pensiun yang berlaku. 2. Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Usaha Bank Perkreditan Rakyat meliputi: a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; b. memberikan kredit; c. menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; d. menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.
10
Jenis Bank dilihat dari segi kepemilikannya adalah sebagai berikut: a. Bank milik pemerintah Yaitu bank yang akte pendirian maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Disamping itu, terdapat pula Bank Pemerintah Daerah (BPD) terdapat di daerah tingkat 1 dan tingkat II masing-masing provinsi. Modal BPD sepenuhnya dimiliki oleh pemda masing-masing tingkatan. b. Bank milik swasta nasional Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Hal ini dapat diketahui dari akte pendiriannya didirikan oleh swasta sepenuhnya, begitu pula dengan pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. c. Bank milik koperasi Merupakan bank yang kepemilikan saham-sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. d. Bank Milik Asing Merupakan bank yang kepemilikannya 100% oleh pihak asing (luar negeri) di Indonesia. Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. e. Bank milik campuran
11
Merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh 2 belah pihak yaitu bank dalam negeri dan luar negeri. Kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan swasta nasional.
3. Fungsi Bank Budisantoso dan Triandaru (2006:9) mengemukakan fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Fungsi bank dapat dijelaskan secara lebih spesifik yaitu sebagai berikut: a. Agent of Trust Trust atau Kepercayaan dalam Bahasa Indonesia merupakan dasar utama kegiatan dunia perbankan baik dalam hal menghimpun dana (funding), dan menyalurkan dana (lending). Masyarakat tidak akan bersedia menitipkan dananya di bank apabila tidak didasari rasa percaya. Masyarakat percaya bahwa bank akan mengelola uangnya dalam
bentuk
simpanan
dengan
baik
dan
penuh
tanggungjawab. Dimana sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dana tersebut dapat ditarik kembali. Sebaliknya, bank tidak akan bersedia meminjamkan uangnya kepada debitur atau masyarakat tanpa dilandasi rasa percaya. Bank percaya bahwa uang yang disalurkan kepada debitur dalam
12
bentuk pinjaman tidak akan disalahgunakan oleh debitur yang menjadi nasabahnya. Sebaliknya, debitur akan menggunakan dan mengelola pinjamannya dengan baik dan penuh
tanggungjawab.
Debitur
juga
mempunyai
kemampuan untuk mengembalikan pinjaman pada saat jatuh tempo, dan mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya berupa bunga atas pinjaman. Kedua kondisi tersebut tidak dapat berjalan tanpa adanya unsur percaya antara pihak bank dengan masyarakat. b. Agent of Development Kegiatan bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat berpengaruh bagi kelancaran perekonomian sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa mengingat kegiatan tersebut erat kaitannya dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, kegiatan distribusi, dan kegiatan konsumsi tidak lain adalah upaya pembangunan perekonomian suatu masyarakat. c. Agent of Services Selain
menghimpun
dana
dari
masyarakat
dan
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat, bank juga menyediakan jasa-jasa perbankan lain seperti jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang barang berharga,
13
jasa pemberian jaminan bank, jasa penyelesaian tagihan, dll. Bank akan selalu berinovasi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan mutu pelayanan melalui berbagai produk yang ditawarkan.
4. Prinsip-Prinsip Perbankan Pada dasarnya ada 3 prinsip yang harus diperhatikan oleh bank. a. Prinsip likuiditas Likuiditas adalah kemampuan suatu bank untuk melunasi kewajiban-kewajibannya tepat pada waktu atau pada waktu nasabah hendak melakukan penarikan simpanan gironya, untuk itu bank harus berjaga-jaga agar likuiditasnya tetap tersedia. b. Prinsip solvabilitas Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban di bidang keuangan apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi. Dalam hal ini bank harus mempunyai kesanggupan untuk membayar semua utang dari aktiva yang dimilikinya. Utang yang dimaksud adalah utang bank kepada pihak ketiga, bukan termasuk utang kepada pemegang saham. c. Prinsip rentabilitas Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Laba akan akan
14
digunakan bank untuk melakukan kegiatan operasionalnya dan merupakan bentuk penilaian kinerja manajemen.
5. Peran Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peran yang penting dalam sistem keuangan (Santoso, 2006). a. Pengalihan aset (asset transmutation) Bank dan lembaga keuangan bukan bank akan memberikan pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh dari pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal ini, bank dan lembaga keuangan bukan bank telah berperan sebagai pengalih aset yang likuid dari unit surplus (lender) kepada unit defisit (borrowers). Dalam kasus yang lain, pengalihan aset dapat pula terjadi jika bank dan lembaga keuangan bukan bank menerbitkan sekuritas sekunder (giro, deposito berjangka, dana pensiun, dan sebagainya) yang kemudian dibeli oleh unit surplus dan selanjutnya ditukarkan dengan sekuritas primer (saham, obligasi, promes, commercial paper dan sebagainya) yang diterbitkan oleh unit defisit.
15
b. Transaksi (transaction) Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Dalam ekonomi modern, transaksi barang dan jasa tidak pernah terlepas dari transaksi keuangan. Transaksi keuangan selalu diperlukan baik secara langsung dalam jual beli barang jadi, maupun dalam transaksi jual beli barang mentah dan setengah jadi dalam proses produksi. Produk-produk yang dikeluarkan oleh bank dan lembaga keuangan bukan bank (giro, tabungan, deposito, saham, dan sebagainya) merupakan pengganti
uang
dan
dapat
digunakan
sebagi
alat
pembayaran. c. Likuiditas (liquidity) Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk berupa giro, tabungan, deposito, dan sebagainya. Produk-produk tersebut masingmasing mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda. Untuk kepentingan
likuiditas
para
pemilik
dana
dapat
menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. Dengan demikian, lembaga keuangan memberikan fasilitas pengelolaan likuiditas kepada pihak yang mengalami surplus likuiditas. Di sisi lain, lembaga
16
keuangan juga akan dapat memberikan fasilitas tambahan likuiditas kepada pihak-pihak yang mengalami kekurangan likuiditas. Dengan kata lain, lembaga keuangan secara bersamaan menyalurkan likuiditas kepada pihak yang memerlukan tambahan likuiditas, dengan cara menyalurkan dana dari pihak yang mengalami kelebihan likuiditas. d. Efisiensi (efficiency) Bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat menurunkan biaya transaksi dengan jangkauan pelayanan. Peranan bank dan lembaga keuangan bukan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah produknya.
Mereka
hanya
memperlancar
dan
mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan. Adanya
informasi
yang
tidak
simetris
(assymetric
information) antara peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif. Peranan lembaga perantara keuangan menjadi penting untuk memecahkan masalah insentif ini. Lembaga perantara keuangan mempunyai peranan untuk menjembatani dua pihak yang saling berkepentingan untuk menyamakan informasi yang tidak sempurna.
17
B. Laporan Keuangan Bank Laporan keuangan bank umum bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan. Selain itu laporan keuangan bank umum juga bertujuan untuk membantu pengambilan keputusan. Komponen laporan keuangan bank umum untuk tujuan umum terdiri atas sebagai berikut. 1. Neraca Laporan neraca adalah laporan keuangan utama yang diterbitkan pada akhir periode akuntansi, yaitu per tanggal 31 Desember. Tanggal tersebut adalah syarat minimal dan sifatnya formal berdasarkan suatu kewajiban
perusahaan
melaporkan
transaksi
keuangan
bukan
berdasarkan kebutuhan. Laporan neraca terdiri atas dua sisi yaitu aktiva di sebelah kiri dan passiva di sebelah kanan. a. Aktiva Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai bank sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan menjadi sumber perolehan manfaat ekonomi di masa depan. Pos-pos aktiva yang umum dimiliki oleh bank adalah sebagai berikut: 1) kas; 2) kas dalam valuta asing; 3) Sertifikat Bank Indonesia; 4) pendapatan bunga yang akan diterima;
18
5) penempatan pada bank lain (giro, tabungan, deposito dan sertifikat deposito); 6) restrukturisasi kredit; 7) agunan yang diambil alih; 8) aset tetap dan inventaris; 9) aset tidak berwujud; dan 10) aset lain-lain. b. Passiva Pasisva (kewajiban) adalah hutang masa kini bank yang timbul dari peristiwa
masa
lalu
dan
penyelesaiannya
diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya milik bank yang mengandung manfaat ekonomi. Pos-pos kewajiban yang umum dimiliki oleh bank adalah sebagai berikut: 1) kewajiban segera; 2) utang bunga; 3) utang pajak; 4) simpanan; 5) simpanan dari bank lain; 6) pinjaman diterima; 7) dana setoran modal kewajiban; 8) kewajiban imbalan kerja; 9) pinjaman subordinasi; 10) modal pinjaman; dan
19
11) kewajiban lain-lain c. Modal Modal atau ekuitas adalah hak residual atas aset bank setelah dikurangi
semua
kewajiban.
Unsur
ekuitas
dapat
disubklasifikasikan dalam neraca menjadi pos-pos ekuitas, misalnya modal disetor, tambahan modal disetor, saldo laba, cadangan umum dan cadangan tujuan yang disajikan dalam pospos terpisah. Klasifikasi semacam itu dapat menjadi relevan untuk pengambilan keputusan pemakai laporan keuangan apabila pos tersebut mengindikasikan pembatasan hukum atau pembatasan lainnya terhadap kemampuan perseroan untuk membagikan atau menggunakan ekuitas. 2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan seluruh penghasilan dan beban bank dalam suatu periode. Penghasilan terdiri atas pendapatan operasional dan pendapatan non operasional. Beban terdiri atas beban operasional dan beban non operasional. Pos-pos yang terdapat dalam laporan laba rugi bank adalah sebagai berikut. a. Pendapatan operasional Pendapatan operasional adalah semua pendapatan yang berasal dari kegiatan utama bank. Pendapatan operasional terdiri ataspendapatan bunga dan pendapatan operasional lainnya. b. Beban operasional
20
Beban operasional adalah semua beban yang dikeluarkan atas kegiatan yang lazim sebagai usaha bank. c. Pendapatan non operasional Pendapatan non operasional adalah semua pendapatan yang berasal dari kegiatan yang bukan merupakan kegiatan utama bank. d. Beban non operasional Beban non operasional adalah semua beban yang berasal dari kegiatan yang bukan merupakan kegiatan utama bank e. Beban pajak penghasilan Beban pajak penghasilan adalah jumlah agregat beban pajak kini yang diperhitungkan dalam penghitungan laba atau rugi pada satu periode. 3. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas bank yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aset neto atau kekayaan bank selama periode pelaporan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran deviden, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan bank selama periode pelaporan. Laporan perubahan ekuitas bank antara lain terdiri atas: a. modal saham, misalnya penambahan modal saham; b. laba/rugi yang belum direalisasi dalam Sertifikat Bank Indonesia;
21
c. surplus revaluasi aset tetap; d. dana setoran modal ekuitas;dan e. saldo laba (laba ditahan). 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas bank selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Aktivitas operasi (operating) adalah aktivitas penghasil utama pendapatan bank (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Aktivitas investasi (invensting) adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman bank. Kas adalah saldo kas dan rekening giro di Bank Umum. Setara kas adalah penempatan dana dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan dan sangat likuid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek. 5. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan Bank Umum. Catatan atas laporan keuangan memuat penjelasan mengenai gambaran umum Bank Umum, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan keuangan, dan informasi penting lainnya. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
22
ekuitas dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang ada dalam catatan atas laporan keuangan.
C. Tingkat Kesehatan Bank 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan. Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bank harus mempunyai modal yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik, dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehatihatian, menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat. Selain itu, suatu bank harus senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan yang telah
23
ditetapkan, yang pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang mengacu pada prinsip-prinsip kehati-hatian di bidang perbankan. 2. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank menetapkan matrik bobot penilaian faktor keuangan sebagai berikut: Tabel 2. 1 Matrik Bobot Penilaian Faktor Keuangan Bank
Keterangan Bobot Peringkat Faktor Permodalan 25% Peringkat Faktor Kualitas Aset 50% Peringkat Faktor Rentabilitas 10% Peringkat Faktor Likuiditas 10% Peringkat Faktor Sensitivitas atas Risiko Pasar 5% Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank tahun 2012.
Hasil analisis akan menunjukkan kondisi kesehatan bank yang digolongkan ke dalam peringkat akhir hasil penilaian bank. Peringkat dari masing-masing faktor akan menentukan predikat tingkat kesehatan bank, yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat sebagai berikut: Tabel 2. 2 Kriteria Penetapan Peringkat Tingkat Kesehatan Bank Peringkat Predikat Peringkat 1 Sangat Sehat Peringkat 2 Sehat Peringkat 3 Cukup Sehat Peringkat 4 Kurang Sehat Peringkat 5 Tidak Sehat Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank tahun 2012.
24
D. Analisis Camel 1. Faktor Permodalan (Capital) Bank Indonesia telah menetapkan Capital Adequacy Ratio (CAR), yaitu kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh setiap bank sebagi suatu proporsi tertentu dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) adalah nilai total masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing bobot risiko aktiva pasar. Aktiva yang paling tidak berisiko diberi bobot 0% dan aktiva yang paling berisiko diberi bobot 100%. Dengan demikian, ATMR menunjukkan nilai aktiva berisiko yang memerlukan antisipasi modal dalam jumlah yang cukup. (Budisantoso dan Triandaru, 2000:27) Penghitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah sebagai berikut: ššš =
ššØššš„ Ć ššš% šš¤šš¢šÆš ššš«šš¢š¦ššš§š ššš§š®š«š®š ššš¬š¢š¤šØ Tabel 2. 3 Kriteria Penilaian Peringkat Peringkat
CAR
Peringkat 1
CAR ā„ 11%
Peringkat 2
9,5% ā¤ CAR < 11%
Peringkat 3
8% ā¤ CAR < 9,5%
Peringkat 4
6,5% ā¤ CAR < 8%
Peringkat 5
CAR < 6,5%
25
Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank tahun 2012.
2. Faktor Kualitas Aset (Asset Quality) Penilaian aset harus sesuai dengan peraturan Bank Indonesia dengan membandingkan aktiva produktif yang disesuaikan (APYD) terhadap aktiva produktif (AP). Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 31/147/ KEP/ DIR tanggal 12 November 1998, aktiva produktif (AP) adalah penanaman dana baik dalam rupiah atau valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan antar bank, penyertaan, termasuk komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. Sedangkan kualitas aktiva produktif (KAP) adalah semua aktiva dalam rupiah atau valas yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya, yaitu pemberian kredit, kepemilikan surat-surat berharga, dan penempatan dana kepada bank lain baik dari dalam maupun luar negeri terkecuali penanaman dana dalam bentuk giro atau penyertaan. Perhitungan kualitas aktiva produktif (KAP) dapat dirumuskan sebagai berikut: a) Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Menurut Kasmir (2012 : 45) kualitas aset digunakan untuk menilai jenis-jenis aset yang dimiliki oleh bank. Perhitungan kualitas aset dapat dirumuskan sebagai berikut:
26
ššš =
šš¤šš¢šÆš šš«šØšš®š¤šš¢š š²šš§š šš¢š¤š„šš¬š¢šš¢š¤šš¬š¢š¤šš§ Ć ššš% šš¤šš¢šÆš šš«šØšš®š¤šš¢š Tabel 2. 4 Kriteria Penilaian Peringkat Peringkat
KAP
Peringkat 1
KAP > 0,99
Peringkat 2
0,96 < KAP ā¤ 0,99
Peringkat 3
0,93 < KAP ā¤ 0,96
Peringkat 4
0,90 < KAP ā¤ 0,93
Peringkat 5
KAP ā¤ 0,90
Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank tahun 2012. b) Penanganan Kredit Bermasalah Rasio NPL (Non Performing Loan), digunakan untuk menilai kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah akibat penyaluran kredit. Rasio dibawah 5% menunjukkan bahwa, NPL berada pada kondisi baik. Risiko kredit yang akan diterima bank dapat dilihat dari besar kecilnya NPL yaitu semakin kecil NPL maka akan semakin kecil pula risiko yang akan ditanggung bank dan sebaliknya, NPL yang tinggi akan memperbesar biaya yang akan menyebabkan kerugian bank. Biaya tersebut meliputi biaya pencadangan Aktiva Produktif maupun biaya-biaya lainnya. Perhitungan NPL (Non Performing Loan), dapat dirumuskan sebagai berikut:
27
ššš =
šš®š¦š„šš” šš«ššš¢š ššš«š¦šš¬šš„šš” Ć ššš% ššØššš„ šš«ššš¢š
3. Faktor Manajemen (Management) Menurut Kasmir (2012:45), dalam mengelola kegiatan bank seharihari juga dinilai kualitas manajemennya dengan alasan bahwa seluruh kegiatan manajemen bank mencakup manejemen umum dan manajemen risiko yang pada akhirnya akan berpengaruh pada perolehan laba yang dicapai bank. Perhitungan Net Profit Margin (NPM) dapat dirumuskan sebagai berikut: ššš =
šššš ššš«š¬š¢š” Ć ššš% ššš§ššš©šššš§ šš©šš«šš¬š¢šØš§šš„
4. Faktor Rentabilitas (Earning) Rentabilitas adalah kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan yang wajar sesuai dengan line of business. Rentabilitas suatu bank dalam analisa CAMEL ini adalah meliputi besarnya rasio laba sebelum pajak diperoleh terhadap total aset (ROA), dan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional bank (BOPO). a. Return On Asset (ROA) ššš =
šššš ššššš„š®š¦ ššš£šš¤ Ć ššš% šššš ā š«ššš ššØššš„ šš¬šš
28
Tabel 2. 5 Kriteria Penilaian Peringkat Peringkat
ROA
Peringkat 1
ROA > 1,450%
Peringkat 2
1,215% < ROA ā¤ 1,450%
Peringkat 3
0,999% < ROA ā¤ 1,215%
Peringkat 4
0,765% < ROA ā¤ 0,999%
Peringkat 5
ROA ā¤ 0,765%
Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank tahun 2012.
b. Return On Equity (ROE) ššš =
šššš ššššš„šš” ššš£šš¤ Ć ššš% šššš ā š«ššš ššØššš„ šš§šš¢ Tabel 2. 6 Kriteria Penilaian Peringkat
Peringkat
ROE
Peringkat 1
ROE > 23%
Peringkat 2
18% < ROE ā¤ 23%
Peringkat 3
13% < ROE ā¤ 18%
Peringkat 4
8% < ROE ā¤ 13%
Peringkat 5
ROE ā¤ 8%
Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank tahun 2012.
29
c. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) šššš =
ššØššš„ ššššš§ šš©šš«šš¬š¢šØš§šš„ Ć ššš% ššØššš„ ššš§ššš©šššš§ šš©šš«šš¬š¢šØš§šš„ Tabel 2. 7 Kriteria Penilaian Peringkat Peringkat
BOPO
Peringkat 1
BOPO ā¤ 83%
Peringkat 2
83% < BOPO ā¤ 85%
Peringkat 3
85% < BOPO ā¤ 87%
Peringkat 4
87% < BOPO ā¤ 89%
Peringkat 5
BOPO > 89%
Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank tahun 2012. d. Net Interest Margin (NIM) ššš =
ššš§ššš©šššš§ šš®š§š š ššš«š¬š¢š” Ć ššš% šš¤šš¢šÆš šš«šØšš®š¤šš¢š
5. Faktor Likuiditas (Liquidity) Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Suatu bank dapat dikatakan likuid apabila bank bersangkutan mampu membayar semua hutangnya terutama hutang jangka pendek. Dalam hal ini yang dimaksud dengan hutang jangka pendek yang ada di bank antara lain adalah simpanan masyarakat yaitu seperti tabungan, giro, dan deposito. Dikatakan likuid jika pada saat ditagih bank mampu membayar. Kemudian bank juga harus dapat pula memenuhi semua permohonan
30
kredit yang layak dibiayai. Bank Indonesia telah menetapkan standar untuk penilain rasio LDR Bank. Rasio LDR dibawah 110% menunjukkan bank dalam kondisi sehat, sedangkan rasio di atas 110% menunjukkan bank dalam kondisi likuiditas buruk. Perhitungan LDR (Loan to Deposit Ratio) dapat dirumuskan sebagai berikut: ššš =
šš®š¦š„šš” šš«ššš¢š š²šš§š šš¢ššš«š¢š¤šš§ Ć ššš% ššš§š šš¢š”šš¤ šššš¢š š
Keterangan: a. Kredit merupakan total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk kredit kepada bank lain). b. Dana pihak ketiga mencakup giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk antar bank). 6. Keterbatasan penelitian pada faktor sensitivitas terhadap resiko pasar (Sensitivity to Market Risk) Dalam penelitian ini penulis mengalami kesulitan dalam memperoleh variabel yang digunakan untuk menilai tingkat sensitivitas bank. Hal ini dikarenakan variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas. Komponen-komponen faktor sensitivitas terhadap risiko pasar tidak dipublikasikan dalam laporan keuangan bank karena bersifat rahasia. Sehingga penilis tidak dapat memperoleh informasi yang cukup memadai untuk faktor āSā atau Sensitivity to market risk. Sehingga tidak ada bobot (0) untuk faktor tersebut.