BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Profitabilitas
2.1.1. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan total aktiva, penjualan maupun hutang jangka panjang dalam satu periode tertentu. Sartono (2001) mendefinisikan profitabiltas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa profitabilitas adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode waktu tertentu. Dengan pengertian profitabilitas di atas maka seluruh perusahaan akan selalu berusaha keras untuk meningkatkan profitabilitasnya, dapat dikatakan bahwa perusahaan mampu mengelola sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien sehingga mampu menghasilkan laba yang tinggi. Kinerja manajerial dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila, tingkat profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi ataupun dengan kata lain maksimal, dimana profitabilitas ini umumnya selalu diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan.
8 Universitas Sumatera Utara
2.1.2
Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajamen secara keseluruhan
yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan.Rasio profitabilitas adalah rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi. Menurut Brigham dan Houston (2006:107) rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-hasil operasi. Menurut Kasmir (2008: 198) sesuai dengan tujuan yang dicapai, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. a. b. c. d. e. Untuk
Profit Margin (Profit Margin on Sales) Return on Investment (ROI) Return on Asset (ROA) Return on Equity (ROE) Laba perlembar saham jelasnya dalam mengukur rasio profitabilitas dapat dijelaskan
sebagai berikut: a. Profit Margin (Profit Margin on Sales) Profit Margin (Profit Margin on Sales) atau Ratio Profit Margin atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara penggunaan rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih, rasio ini juga dikenal dengan profit margin. Untuk margin laba kotor dapat dihitung dengan rumus :
9 Universitas Sumatera Utara
ππππππππππππ ππππππππππππ =
ππππππ ππππππππππ β πΆπΆπΆπΆπΆπΆπΆπΆ ππππ πΊπΊπΊπΊπΊπΊππ ππππππππ π₯π₯ 100 % ππππππππππ
Margin laba kotor menunjukkan laba yang relatif terhadap perusahaan dengan cara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini merupakan cara untuk penetapan harga pokok penjualan. Untuk margin laba bersih dapat dihitung dengan rumus : ππππππ ππππππππππππ ππππππππππππ = Margin
laba
πΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈ π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄ πΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌ ππππππ ππππππ (πΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈ) π₯π₯100 % ππππππππππ
bersih
merupakan
ukuran
keuntungan
dengan
membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio laba bersih (net profit margin) digunakan untuk mengukur besarnya laba bersih ataupun keuntungan bersih yang dicapai perusahaan dari sejumlah penjualan tertentu. Pengukuran ini adalah ukuran untuk mengukur persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk bunga dan pajak. b.Return on Investment(ROI) Hasil pengembalian investasi atau yang lebih dikenal dengan nama Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Return on Investment (ROI) juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Rumus untuk mencari Return on Investment (ROI) adalah π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
ππππ πΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌ (π
π
π
π
π
π
) =
πΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈ π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄ πΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌ ππππππ ππππππ π₯π₯ 100% ππππππππππ πΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌ
10 Universitas Sumatera Utara
c. Return on Assets (ROA) Hasil pengembalian Aset atau yang lebih dikenal dengan nama Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Return on Assets (ROA) juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola asetnya. Rumus untuk mencari Return on Assets (ROA) adalah : π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
ππππ π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄ (π
π
π
π
π
π
) =
πΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈ π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄ πΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌ ππππππ ππππππ π₯π₯ 100% ππππππππππ π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄
Return On Asset merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara
keseluruhan untuk memperoleh keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia.Dalam perusahaan, perhitungan ROA adalah semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on asset menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. d. Return on Equity (ROE) Hasil pengembalian ekuitas atau Return on Equity (ROE) atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri semakin tinggi rasio ini semakin baik. Hal ini berarti posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Rumus untuk mencari Return on Equity (ROE) adalah: π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
π
ππππ πΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈ (π
π
π
π
π
π
) =
πΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈ π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄ πΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌ ππππππ ππππππ ππ 100% πΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈ
Return on equity (ROE) adalah yaitu kemampuan dari modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa.
11 Universitas Sumatera Utara
Pengukuran ini adalah ukuran pengembalian yang diperoleh pemilik atas invesasi di perusahaan. e. Laba Perlembar Saham Rasio laba per lembar saham atau disebut juga dengan rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Dengan pengertian lain tingkat pengembalian yang tinggi. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : πΏπΏπΏπΏπΏπΏπΏπΏ ππππππ πΏπΏπΏπΏπΏπΏπΏπΏπΏπΏπΏπΏ ππππβππππ =
πΏπΏπΏπΏπΏπΏπΏπΏ ππππβππππ π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅ π₯π₯100% ππππβππππ π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅ ππππππππ π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅
Dalam analisis Laporan keuangan, Return os assets (ROA) adalah yang
paling sering digunakan, karena mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang. Assets atau aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan, yang di peroleh dari modal sendiri maupun modal asing yang telah diubah perusahaan menjadi aktiva-aktiva perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Peniliti membatasi hanya menggunakan satu cara dari berbagai rasio profitabilitas yang ada, yakni dengan memakai rasio Return On Assets untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Return On Assets adalah ukuran keefektifan manajemen dalam menghasilalkan laba dengan aktiva yang tersedia. Semakin besar Return on assets perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan 12 Universitas Sumatera Utara
perusahaan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan assetnya. Menurut Wild, Subramanyam, dan Hasley, (2005:65) memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan ROA sebagai berikut: 1. ROA mudah dihitung dan dipahami, 2. merupakan alat pengukur prestasi manajemen yang sensitive terhadap setiap pengaruh keadaan keuangan perusahaan, 3. manajemen menitikberatkan perhatiannya pada perolehan laba yang maksimal, 4. sebagai tolak ukur prestasi manajemen dalam memanfaatkan aset yang dimiliki peruahaan untuk memperoleh laba, 5. mendorong tercapainya tujuan perusahaan, 6. sebagai alat mengevaluasi atas penerapan kebijakan-kebijakan manajamen. Meskipun ROA memiliki kelebihan, namun ROA juga memiliki kelemahan, Kelemahan ROA adalah sebagai berikut: 1. kurang mendorong manajemen untuk menambah asset apabila nilai ROA yang diharapkan ternyata terlalu tinggi, 2. manajemen cenderung fokus pada tujuan jangka pendek bukan pada tujuan jangka pendek bukan pada tujuan jangka panjang, sehingga cenderung mengambil keputusan jangka pendek yang lebih menguntungkan tetapi berakibat negatif dalam jangka panjangnya.
13 Universitas Sumatera Utara
2.2
Modal Kerja
2.2.1
Definisi Modal Kerja Menurut Djarwanto (2001) modal kerja adalah berhubungan dengan
keseluruhan dana yang digunakan selama periode akuntasi tertentu yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan untuk periode akuntasi yang bersangkutan (current income). Menurut Munawir (2004) modal kerja adalah kelebihan nilai aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh hutanghutangnya. Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek-kas, sekuiritas, persediaan dan piutang yang digunakan untuk memenuhi kegiatan operasi perusahaan. Menurut Kasmir (2008) mengenai pengertian modal kerja dapat dikemukakan adanya beberapa konsep yaitu konsep kuantitatif, konsep kualitatif, dan konsep fungsional. a) Konsepkuantitatif Konsep kuantitatif menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aset lancar dan lebih menekankan bagaimana membiayai operasi perusahaan jangka pendek. b) Konsep kualitatif Konsep kualitatif merupakan konsep yang berfokus pada kualitas modal kerja. Aset lancar yang lebih besar dari kewajiban lancar akan menimbulkan
kepercayaan
bagi
para
kreditor
kepada
pihak
perusahaan, dan jika current ratio menunjukkan sebaliknya, maka akan mengurangi kepercayaan kreditor.
14 Universitas Sumatera Utara
c) Konsep fungsional Konsep fungsional berfokus pada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba, artinya semakin banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan perolehan laba. Perbedaan mendasar dari tiga konsep di atas adalah jumlah modal kerja. Dari beberapa pengertian modal kerja penulis menarik kesimpulan bahwa modal kerja yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan operasi sehari-hari merupakan modal kerja kuantitatif karena modal kerja ini didasarkan pada keseluruhan aktiva lancar dalam menghasilkan pendapatan dari usaha pokok perusahaan, hal ini sesuai dengan judul yang penulis ambil bahwa ada keterkaitn antara modal kerja dengan profitabilitas. 2.2.2. Jenis Modal Kerja Modal kerja dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu modal kerja permanen dan modal kerja variabel. a. Modal kerja Permanen (Permanent Working Capital), yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya. Modal permanen ini dapat dibedakan dalam : 1. Modal kerja primer, yaitu kerja modal minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin konstinuitas usahanya. 2. Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
15 Universitas Sumatera Utara
b. Modal Kerja Variabel (Variabel Working Capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara modal kerja musiman, modal kerja siklis, dan modal kerja darurat. 1. Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim. 2. Modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan
karena fluktuasi.
3. Modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak). 2.2.3
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja Untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup bagi
suatuperusahaan bukan merupakan hal yang mudah, karena modal kerja yangdibutuhkan oleh suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut (Munawir, 2004): 1. sifat atau jenis perusahaan, 2. waktu yang diperoleh untuk memproduksi barang yang akan dijual, 3. syarat pembelian dan penjualan, 4. tingkat perputaran persediaan, 5. tingkat perputaran piutang, 6. volume penjualan, 7. faktor musim dan siklus.
16 Universitas Sumatera Utara
2.2.4
Sumber Modal Kerja Menurut Djawarnto (2001) pada umumnya modal kerja suatu perusahaan
berasal dari beberapa sumber seperti hasil operasi perusahaan, investasi jangka pendek, penjualan aktiva tetap, penjualan saham, dana pinjaman dari bank dan kredit dari supplier. a) Hasil operasi perusahaan Modal kerja perusahaan yang berasal dari hasil operasi perusahaan dapat dihitung dengan menganalisa laporan penghitungan laba rugi perusahaan. Dengan adanya keuntungan atau laba dari usaha perusahaan dan apabila laba tersebut tidak diambil oleh pemilik perusahaan maka laba tersebut akan menambah modal perusahaan yang bersangkutan. b) Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek). Surat-surat berharga merupakan salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual dan akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan adanya penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga menjadi uang kas. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan surat berharga ini merupakan suatu sumber bertambahnya modal kerja, sebaliknya apabila terjadi kerugian maka modal kerja akan berkurang. c) Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak lancar Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainya yang
17 Universitas Sumatera Utara
tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja. d) Penjualan saham atau obligasi Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya atau dengan menerbitkan obligasi. e) Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya. Pinjaman jangka pendek (seperti kredit bank) bagi beberapa perusahaan merupakan sumber penting dari aktiva lancarnya, terutama sebagai tambahan modal kerja yang diperlukan untuk membelanjai kebutuhan modal kerja musiman, siklis, keadaan darurat atau kebutuhan jangka pendek lainnya. f)
Kredit dari supplier Salah satu sumber modal kerja adalah kredit yang diberikan supplier. Material, barang-barang dan jasa bisa dibeli secara kredit. Apabila perusahaan kemudian dapat mengusahakan menjual barang dan menarik pembayaran piutang sebelum waktu hutang harus dilunasi, perusahaan hanya memerlukan modal kerja yang kecil.
18 Universitas Sumatera Utara
2.3.
Produktivitas Tenaga Kerja
2.3.1
Definisi Produktivitas Tenaga Kerja Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi dalam
bentuk memberikan produktivitas tenaga kerja yang maksimal. Produktivitas karyawan bagi suatu perusahaan sangatlah penting sebagai alat pengukur keberhasilan dalam menjalankan usaha. Karena semakin tinggi produktivitas karyawan dalam perusahaan, akan meningkatkan laba dan produktivitas di perusahaan tersebut. Menurut William K Carter (2009) Produktivitas tenaga kerja diartikan sebagai suatu ukuran kinerja produksi yang menggunakan pengeluaran atas usaha manusia sebagai tolak ukurnya. Produktivitas tenaga kerja merupakan jumlah barang dan jasa yang di produksi oleh seorang pekerja. Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa produktivitas tenaga kerja adalah kemampuan menghasilkan barang dan jasa dari berbagai sumberdaya atau faktor produksi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan dalam suatu perusahaan. Produktivitas kerja merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan konsumen. Produktivitas dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan.
19 Universitas Sumatera Utara
2.3.2
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan di suatu
perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi. Menurut Barry Hender dan Jay heizer (2001), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu tenaga kerja, manajemen, dan modal. 1) Tenaga kerja Peningkatan dalam kontribusi ketenagakerjaan pada produktivitas adalah hasil dari tenaga kerja yang lebih sehat, berpendidikan lebih baik, dan lebih terjamin. Beberapa peningkatan bahkan dapat terlihat dari lebih singkatnya waktu kerja sekarang. Sekitar 20% dari peningkatan produktivitas tahunan dikaitkan dengan peningkatan mutu tenaga kerja. Tiga variabel kunci untuk produktivitas ketenaga-kerjaan yang lebih baik adalah: a. pendidikan dasar cocok bagi angkatan kerja yang efektif, b. pengetatan angkatan kerja, c. pengeluaran sosial yang membuat tenaga kerja tersedia,seperti transportasi dan sanitasi. 2) Manajemen Manajemen ialah faktor dan produksi dan sumber daya ekonomi. Manajemen bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa tenaga kerja dan modal digunakan secara efektif untuk meningkatkan produktivitas. Manajamen termasuk perbaikan melalui penerapan teknologi dan pemanfaatan pengetahuan yang memerlukan pendidikan dan penelitian.
20 Universitas Sumatera Utara
3) Modal Modal merupakan landasan gerak suatu usaha perusahaan,karena dengan modal perusahaan dapat menyediakan peralatan bagi manusia yaitu untuk membantu melakukan pekerjaan dalam meningkatkan produktivitas kerja. Fasilitas yang memadai akan membuat semangat kerja bertambah secara tidak langsung produktivitas kerja dapat meningkat. 2.3.3
Pengukuran Produktivitas Kerja Untuk mengetahui produktivitas kerja dari setiap karyawan maka perlu
dilakukan sebuah pengukuran produktivitas kerja. Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik per orang atau per jam kerja orang ialah diterima secara luas, dengan menggunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun). Menurut Henry Simamora (2004: 612) faktorfaktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas dan ketepatan waktu. 1. Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandinggan standar ada atau ditetapkan oleh perusahaan. 2. Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan secaea terknis dengan perbandingan standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
21 Universitas Sumatera Utara
3. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain, ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap aktivitas yang disediakan diawal waktu sampai menjadi output. 2.4
Hutang
2.4.1
Pengertian Hutang Hutang adalah kewajiban, maka hutang merupakan kewajiban yang
dimiliki oleh pihak perusahaan yang bersumber dari dana eksternal baik yang berasal dari sumber pinjaman perbankan, leasing, penjualan obligasi dan sejenisnya. Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Pasal 1 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang, hutang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul dikemudian hari atau kontinjen, yang timbul karena perjanjian atau Undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan debitor. Dengan kata lain hutang adalah seluruh kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang pelunasannya baru akan dilakukan di masa yang akan datang.Hutang ini timbul dari transaksi atau kejadian masa lalu. Hutang harus melibatkan transfer asset atau penyediaan jasa dikemudian hari yang bersifat probable (hampir pasti). Hutang juga merupakan kewajiban dari suatu entitas.
22 Universitas Sumatera Utara
2.4.2
Klasifikasi Hutang Klasifikasi hutang dimaksudkan dalam hal ini adalah klasifikasi
sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang
menyatakan bahwa hutang
diklasifikasikan dalam hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek. 1. Hutang jangka pendek merupakan kewajiban yang akan jatuh tempo dalam satu tahun dalam siklus operasi normal perusahaan. Selain itu, hutang lancar biasanya dibayar dengan aktiva lancar. Jika hutang yan telah diklasifikasikan sebagai tidak lancar akan jatuh tempo di tahun depan, maka kewajiban tersebut harus dilaporkan sebagai hutang lancar. Hutang lancar terbagi dalam dua jenis ini sebagaimana dikatakan oleh Subramanyam dan John J. Wild, yaitu βjenis pertama timbul dari aktivitas operasi meliputi utang pajak, pendapatan diterima di muka, uang muka, utang usaha, dan beban operasi akrual lainnya, seperti hutang gaji. Jenis kedua hutang lancar timbul dari aktivitas pendanaan, meliputi pinjaman jangka pendek, bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo dan hutang bungaβ. 2. Hutang jangka panjang merupakan kewajiban yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Selain itu, hutang jangka panjang ini akan dibayar dengan penyerahan aktiva tidak lancar yang telah diakumulasikan untuk tujuan pelunasan kewajiban. Penyebutan hutang jangka pendek ini karena dana yang dipakai dari sumber hutang ini dipergunakan untuk membiayai kebutuhan yang bersifat jangka panjang. Alokasi pembiayaan jangka
23 Universitas Sumatera Utara
panjang biasanya bersifat tangible asset (aset yang bisa disentuh), dan memiliki nilai jual tinggi jika suatu saat dijual kembali, dengan itu penggunaan dan hutang jangka panjang ini dipakai untuk kebutuhan jangka panjang seperti pembangunan pabrik, pembelian tanah, gedung, dan sebagainya. 2.5
Tinjauan Penelitian Terdahulu. Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu
yang beragam dari peneliti sebelumnya. Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. 1.
Nama Peneliti Kalia (2013)
Variabel Penelitian
Hasil Penilitian
Variabel Independen; Hutang jangka pendek dan Hutang jangka panjang, Variabel Dependen: Profitabilitas
Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang berpengaruh signifikan terhadap return on asset dan return on equity.
2.
Sinuraya (2011)
Variabel Independen : Modal Kerja dan Perputaran modal kerja, Variabel Dependen : Profitabilitas
Modal kerja dan perputaran modal kerja secara simultan berpengaruh positif terhadap profitabilitas, sedangkan secara parsial hanya variabel jumlah modal kerja yang berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
3.
Ginting (2013)
Variabel Independen : Perputaran modal kerja dan likuiditas, Variabel Dependen : Profitabilitas
Manajemen modal kerja dan likuiditas berpengaruh secara bersama-sama terhadap profitabilitas.
24 Universitas Sumatera Utara
4.
Kelana (2007)
Variabel Independen : Modal kerja, Variabel Dependen : Profitabilitas
Tidak ada hubungan antara modal kerja dengan profitabilitas.
Sumber: Diolah oleh peneliti Kalia (2013) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang terhadap profitabilitas yang diukur dengan return on assets dan return on equity. Teknik pengambilan sampel menggunakan jugment sampling dengan sampel PT Semen Gresik, Tbk, sedang teknik analisis data menggunakan regresi liner beganda, di mana variabel bebas terdiri dari hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang serta profitabilitas yang diukur dengan return on assets dan return on equity sebagai variabel terikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang berpengaruh signifikan terhadap return on assets dan return on equity. Sedangkan hutang jangka pendek berpengaruh dominan terhadap return on assets dan return on equity karena nilai koefisien determinasi parsialnya paling besar. Sinuraya (2011), Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah modal kerja dan perputaran modal kerja baik secara parsial maupun secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas perusahaan pada perusahaan manufaktur logam dan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan sampel data yang digunakan adalah sebanyak 18 perusahaan dari populasi sebanyak 19 perusahaan manufaktur logam dan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki laporan keuangan
25 Universitas Sumatera Utara
lengkap yang telah diaudit mulai dari tahun 2007-2011 yang diperoleh dari situs www.idx.co.id, dan www.icmd.com. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Proses analisis data yang digunakan adalah pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel modal kerja dan perputaran modal kerja secara simultan berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Sedangkan secara parsial hanya variabel jumlah modal kerja yang berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur logam dan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ginting (2013), Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen perputaran modal kerja dan likuiditas terhadap variabel dependen profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 20072011. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan bentuk hubungan kausal (sebab akibat), dengan jumlah sampel sebanyak 9 perusahaan industri farmasi yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia, sehingga diperoleh 45 sampel. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial manajemen modal kerja tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas, ini dapat dilihat dari nilai t hitung < t tabel
26 Universitas Sumatera Utara
(0.394 < 2,0141) dengan signifikansi 0.696 lebih besar dari 0,05, sedangkan current ratio (CR) berpengaruh dan signifikan terhadap profitabilitas yang dapat dilihat dari nilai thitung > ttabel (4,343 > 2,0141) dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil uji f menunjukkan bahwa nilai F hitung > F tabel (19.130 > 2,449) dengan signifikansi 0.000 < 0,05. Dari hasil uji F ini dapat disimpulkan bahwa manajemen modal kerja dan likuiditas berpengaruh secara bersama-sama terhadap profitabilitas. Kelana (2007), Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan. Objek penelitian ini adalah neraca dan laporan keuangan pada tiga perusahaan pada sektor industri barang konsumsi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif yang bertujuan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik dan membuat deskriptif secara sistematis mengenai fakta-fakta dan hubungan antar fenomena yang diselidiki. Variabel yang diteliti adalah modal kerja sebagai variabel bebas dan profitabilitas sebagai variabel tidak bebas/terikat. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan digunakan analisis statistik yang terdiri dari : analisis regresi, koefisien korelasi dan koefisien determinasi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik, yaitu uji parameter r. Melalui perhitungan koefisien determinasi, perputaran modal kerja (variabel X) mempunyai pengaruh sebesar 0,572 atau sebesar 57,2% terhadap Return On Assets (variabel Y), sedangkan sisanya sebesar 42,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Misalnya adanya perubahan kondisi perekonomian makro seperti
27 Universitas Sumatera Utara
merosotnya nilai tukar rupiah, situasi global mengenai fluktuasi harga komoditas barang, dan juga perkembangan politik nasional. Dari uji parameter r, memperlihatkan bahwa H0 diterima, yaitu tidak ada hubungan antara modal kerja dengan profitabilitas. 2.6
Kerangka Konseptual Kerangka
konseptual
adalah
suatu
hubungan
atau
kaitan
yang
mencerminkan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya dari penelitian yang sedang diteliti. Modal kerja merupakan elemen penting perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha. Modal kerja dalam suatu perusahaan harus dikelola dengan baik. Modal kerja tersebut harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran untuk kegiatan operasi perusahaan sehari-hari, dengan adanya modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan karena di samping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan. Modal kerja yang cukup lebih baik daripada modal kerja yang berlebihan, karena dengan modal kerja yang berlebihan menunjukkan bahwa perusahaan tidak bisa menggunakan dana yang ada dengan baik, sehingga dana tersebut menjadi tidak produktif. Hal tersebut akan berdampak terhadap tingkat pengembalian modal perusahaan atau profitabilitas. Begitu juga sebaliknya modal kerja yang kurang dari cukup akan dapat menjadi penyebab kemunduran/bahkan kegagalan suatu perusahaan dan menurunkan tingkat profitabilitas.
28 Universitas Sumatera Utara
Hal yang harus dilakukan oleh perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai adalah mengelola produktivitas tenaga kerja sebaik mungkin. Semakin tinggi sumber daya manusia diperusahaan tersebut akan semakin tinggi pula efisiensi pada karyawan untuk menghasilkan barang/jasa yang diinginkan dalam perusahaan tersebut, dengan itu profit di dalam perusahaan akan meningkat dikarenakan kepuasan seorang karyawan terpenuhi sehingga membuat para karyawan lebih semangat dan antusias untuk memproduksi barang/jasa pada perusahaan tersebut. Hasil dari pengukuran produktivitas perusahaan adalah profitabilitas, berupa keuntungan yang didapat. Peningkatan profit adalah hasil peningkatan produktivitas perusahaan yang semakin tinggi. Semakin tinggi produktivitas, semakin banyak terjadi penghematan-penghematan, sehingga profit semakin besar. Dalam hal ini maka tujuan perusahaan agar mendapatkan profit yang besar atau hal yang diinginkan tercapai akan terlaksana sesuai dengan modal kerja dan produktivitas tenaga kerja yang mendukung. Peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bagi perusahaan, yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya, yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar seluruh kewajibannya, karena semakin besar penggunaan utang maka akan semakin besar kewajibannya. Penelitian Titman dan Wessels (1988) (dalam Hilmi 2010) yang menyatakan bahwa terjadi hubungan negatif
antara
utang
dengan
profitabilitas,
dimana
perusahaan
dengan
pertumbuhan yang tinggi, cenderung mengambil utang yang lebih sedikit. Barclay, Smith dan Watts (1998) (dalam Hilmi 2010), menyatakan perusahaan
29 Universitas Sumatera Utara
yang mempunyai opsi untuk tumbuh lebih besar akan mempunyai utang yang lebih sedikit dikarenakan perusahaan lebih mengutamakan solusi atas masalahmasalah yang berkaitan dengan hutangnya. Dimana perusahaan dengan laba bertumbuh mempunyai kesempatan yang profitable dalam mendanai aktivitasnya secara internal sehingga perusahaan menghindar untuk menarik dana dari luar dan berusaha mencari solusi yang tepat atas masalah-masalah yang terkait dengan hutangnya, selain itu dengan profitabilitas yang meningkat akan meningkatkan laba ditahan sehingga akan mengurangi minat perusahaan untuk melakukan peminjaman (Hilmi, 2010).Kesimpulan yang dapat diambil adalah profitabilitas perusahaan akan mengalami perubahan ketika pinjaman atau hutang mengalami perubahan. Tetapi perubahan tersebut dapat dibagi menjadi dua sisi. Pertama, jika hutang naik maka profitabilitas juga akan naik dan sebaliknya jika hutang turun, maka profitabilitas juga turun. Hubungan antara dapat dilihat pada kerangka konseptual pada gambar berikut : Modal Kerja (X1)
Produktivitas Tenaga Kerja
Profitablitas
(X2)
(Y)
Hutang (X3) Sumber: Diolah oleh peneliti
30 Universitas Sumatera Utara
2.7
Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono, 2007:51). Dari kerangka konseptual, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut: βModal Kerja, Produktivitas Tenaga Kerja, dan Hutang Berpengaruh Baik Secara Simultan maupun Parisal terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Pertambangan Logan dan Mineral yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesiaβ.
31 Universitas Sumatera Utara