Bab II Tinjauan Pustaka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Siklus Hidrologi Siklus hidrologi atau biasa disebut juga siklus air merupakan sirkulasi air yang
tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Siklus hidrologi dimulai dengan penguapan air laut, uap yang dihasilkan dibawa oleh udara yang bergerak. Dalam kondisi yang memungkinkan, uap air tersebut terkondensasi membentuk awan dan pada akhirnya menghasilkan presipitasi. Presipitasi yang jatuh ke bumi menyebar dengan arah yang berbeda-beda dalam beberapa cara. Sebagian besar dari presipitasi tersebut untuk sementara tertahan pada tanah di dekat tempat ia jatuh dan akhirnya dikembalikan lagi ke atmosfer oleh penguapan (evaporasi) dan pemeluhan (transpirasi) oleh tanaman.
Gambar 2.1 Siklus Hidrologi (www.google.com)
Sebagian air mencari jalannya sendiri melalui permukaan dan bagian atas tanah manuju ke sungai, sementara lainnya menembus masuk lebih jauh ke dalam tanah menjadi bagian dari air tanah (groundwater). Dibawah pengaruh gaya gravitasi baik aliran air permukaan (starface streamflow) maupun air dalam tanag bergerak menuju 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
tempat yang lebih rendah akhirnya dapat mengalir ke laut. Namun dari pada itu, sebagian bedar air permukaan dan air bawah tanah dikembalikan ke atsmosfer oleh penguapan dan pemeluhan (transparasi) sebelum sampai ke laut (JR dan Paulhus, 1986). 2.2.
Air Air murni merupakan suatu senyawa kimia yang sangat sederhana yang terdiri
dari dua atom hidrogen (H) berkaitan dengan satu atom oksigen (O) secara simbolik air dinyatakan sebagai H2O. Air serta bahan-bahan dan energi yang terkandung di dalamnya merupakan lingkungan bagi jasad-jasad air. Pengaruhnya terhadap kehidupan yang terdapat didalamnya, yaitu: 1.
Dari sifat-sifat fisiknya yaitu sebagai medium tempat hidup tumbuh-tumbuhan dan hewan
2.
Dari sifat-sifat kimianya sebagai pembawa zat-zat hara yang diperlukan bagi pembentukan bahan-bahan organik oleh tumbuh-tumbuhan dengan produksi primernya. Sifat-sifat inilah yang memisahkan lingkungan air dan lingkungan udara. Berat
jenis, panas jenis, kekentalan dan tegangan permukaan adalah faktor-faktor yang paling banyak mempengaruhi kehidupan. Berat jenis air murni adalah 775 kali lebih besar dari udara (0° C,760 mnHg). Demikian pula pengaruhnya terhadap daya apung suatu benda. Air mempunyai sifat khusus di diantara zat-zat cair, karena molekul-molekulnya cenderung membentuk kelompok atau akregasi akibat sifat-sifat listriknya dan sifat-sifat tersebut tergantung pada suhu. Pada suhu rendah molekul-molekul air tersusun dalam bidang empat, yaitu satu molekul berada di tengah-tengah dan empat molekul disudut suatu bidang empat, struktur seperti ini terdapat dalam bentuk es. Dalam bentuk cair bidang empat ini rusak dan membentuk agregasi, yang dengan bertambahnya suhu 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
sedikit demi sedikit berubah kedalam keadaan peralihan sampai akhirnya pada bentuk bola yang mempunyai susunan yang rapat. Susunan bidang empat mempunyai volume yang terbesar dan berat jenis yang terbesar. Jika hanya proses ini yang terjadi maka volume akan berkurang atau berat jenis akan bertambah pada waktu pemanasan. Akan tetapi penuaian zat cair juga terjadi pada waktu yang bersamaan (Sumawidjaya, 1974). Tabel 2.1 Beberapa Sifat Air
Sifat Air
Perbandingan Dengan Zat lain Paling tinggi dari semua zat cair
Tegangan permukaan
pada umumnya. Paling tinggi dari semua zat cair
Penghantaran panas
pada umumnya, kecuali air raksa Relatif rendah untuk suatu zat
Viskositas
cair (menurun dengan meningkatnya Panas laten penguapan. Jumlah Paling
tinggi
dari semua zat
p ertambahan atau kehilangan panas per pada umumnya. satuan massa oleh perubahan zat dari Panas laten peleburan; jumlah
Paling
tinggi
dari semua zat
pertambahan atau kehilangan panas per
pada umumnya dan sebagian besar zat
satuan massa oleh perubahan zat dari
padat.
Kapasitas panas; jumlah kebutuhan panas Paling tinggi dari semua zat cair untuk menaikkan suhu 1 g zat 1oC
pada umumnya. Berat jenis ditentukan oleh : (1) suhu;
Kerapatan : massa persatuan volume (2) salinitas; (3) tekanan. Berat jenis
(gram/cm3 atau gram/ml).
maksimum air murni adalah pada 4oC. Melarutkan zat dalam jumlah lebih
Kemampuan melarutkan
besar dari pada zat cair lain pada Sumber: Kordi dan Tancung, 2007
9 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
2.2.1. Air Bersih Air bersih dapat diartikan sebagai air yang berasal dari pengolahan air baku yang terbebas dari zat-zat terlarut yang telah dicek kualitas sehingga dapat di konsumsi oleh masyarakat sebagai air minum. Tak semua air bersih yang di butuhkan masyarakat dengan kualitas seperti air konsumsi karena air bersih juga digunakan sebagai penunjang kehidupan seperti memenuhi kegiatan peternakan, perikanan, pertanian, dan kegiatan sehari-hari seperti mencuci dan memasak. Standar kualitas air bersih di Indonesia menggunakan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan pengawasan air minum, sedangkan Standar kualitas air di perairan umum diatur oleh PP No. 20 Tahun 1990, kriteria air dibagi menjadi empat golongan yaitu: Golongan I : Air yang dapat langsung di minum tanpa pengolahan terlebih dahulu Golongan II : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum melalui suatu pengolahan Golongan III : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan ataupun peternakan Golongan IV : Air yang dapat digunakan untuk pertanian dan usaha perkotaan, Perindustrian, PLTA Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas air bersih yaitu pencemaran berupa padatan maupun komponen-komponen organik/ anorganik yang dapat menimbulkan reaksi kimia atau bauyang tidak diinginkan, salah satunya yang sering dijumpai adalah limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga yang berbentuk cair maupun berbagai bahan organik/ anorganik yang terbawa oleh air parit dan selanjutnya terbawa oleh aliran sungai.
10 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
Definisi sumber air menurut UU No. 7 Tahun 2004 tentang sumberdaya air menyebutkan sumberdaya air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, diatas, ataupun dibawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, dan air laut yang berada di darat dan diuraikan dalam pasalpasal sebagai berikut: Pasal 32 (3) Penggunaan air dari sumber air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, sosial, dan pertanian rakyat dilarang menimbulkan kerusakan pada sumber air dan lingkungannya atau prasarana umum yang bersangkutan. Pasal 64 (7) Setiap orang atau bahan usaha dilarang melakukan kegiatan yang mengakibatkan rusaknya prasarana sumber daya air. Pasal 94 (2) Dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah): a. setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan penggunaan air yang mengakibatkan kerugian terhadap orang atau pihak lain dan kerusakan fungsi sumber air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3); atau b. setiap
orang
yang
dengan
sengaja
melakukan
kegiatan
yang
mengakibatkan rusaknya prasarana sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (7).
11 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
Pasal 95 (2) Dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah): a. setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan kegiatan penggunaan air yang mengakibatkan kerugian terhadap orang atau pihak lain dan kerusakan fungsi sumber air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3); atau; b. setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan kegiatan yang mengakibatkan kerusakan prasarana sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (7). 2.2.2. Tipe Kebutuhan Air Bersih Kebutuhan air diberdasarkan fasilitas sosial-ekonomi sesuai dengan peraturan PDAM dan harus memperhatikan produksi sumber-sumber yang ada, dan pelayanannya. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan air bersih yaitu iklim, karateristik daerah, ukuran kota, sistem sanitasi yang digunakan, tekanan air dalam pipa, sistem operasi dan pemeliharaan, kualitas air, tingkat ekonomi masyarakat dan harga air. Dalam analisis kebutuhan air, dalam menunjang segala kegiatan manusia secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 (Kodoatie dan Sjarief, 2005), yaitu: 1.
Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan air yang digunakan sebagai keperluan rumah tangga. Kebutuhan air
ini ditentukan oleh jumlah penduduk dan konsumsi perkapita. Kecenderungan terhadap populasi dan sejarah populasi yang dipakai sebagai dasar perhitungan kebutuhan air domestik terutama dalam penentuan kecenderungan laju pertumbuhan.
12 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
Kebutuhan air domestik dapat dibagi dalam beberapa kategori sebagai berikut : Tabel 2.2 Kategori Kebutuhan Air Domestik
No.
Macam Kategori
Daerah Cakupan
1
Kategori I
Kota Metropolitan
2
Kategori II
Kota Besar
3
Kategori III
Kota Sedang
4
Kategori IV
Kota Kecil
5
Kategori V
Desa
Sumber : Kriteria Perecanaan Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU tahun 2000 Tabel 2.3 Pemakaian Air Maksimum Per Orang Menurut Jumlah Penduduk
No.
Jumlah Penduduk (Satuan : 10.000 Orang)
Kebutuhan Air (l/orang/hari)
1
Kurang dari 1
150 - 300
2
1 -5
200 - 300
3
5 – 10
250 - 400
4
10 - 30
300 - 450
5
30 – 100
350 - 500
6
Lebih Dari 100
Lebih dari 400
Sumber : Pompa dan Kompresor, Sularso. 2004
13 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
2.
Kebutuhan Air Non-Domestik Kebutuhan air meliputi pemanfaatan komersial, kebutuhan institusi, dan
kebutuhan industri. Kebutuhan air komersil unruk suatu daerah cenderung meningkat dengan sejalannya dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan perubahan tataguna lahan. Kebutuhan institusi meliputi keburuhan untuk sekolah, gedung-gedung pemerintah, rumah sakit, dan lain-lain. Kebutuhan air non domestik untuk kategori I sampai dengan kategori V adalah sebagai berikut : Tabel 2.5 Kategori Kebutuhan
Populasi yang diperhitungkan
Jumlah Kebutuhan air maksimum (l)
Jumlah
50
Perumahan
Jumlah Penghuni
150
Kesehatan
Jumlah Unit
2000
Masjid
Jumlah Unit
3000
Gereja
Jumlah Unit
1000
Perkantor
Jumlah Pegawai
70
Hotel
Jumlah Orang di dalam gedung
150
Jenis Fasilitas
Sekolah
Sumber : Pompa dan Kompresor, Sularso. 2004
3.
Kebocoran dan Kehilangan Air Besarnya kebocoran akibat kebocoran dan kehilangan air cukup signifikan.
Kebocoran dan kehilangan air disebabkan karena adanya sambungan-sambungan ilegal dan kebocoran yang sebagian besar terjadi pada aksesoris maupun sambungan pipa.
14 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
2.2.3. Sumber Air Berikut yang termasuk kedalam sumber-sumber air yang dapat dijadikan sebagai sumber air baku untuk pengolahan air bersih: 1.
Air Laut Luas permukaan bumi dua per tiganya adalah lautan, namun dengan jumlah
tersebut tidaklah mudah air laut dapat dimanfaatkan sebagai air baku untuk diolah untuk air bersih. Air laut memiliki kadar garam NaCl yang bersifat asin sebanyak 3%. Dengan keadaan seperti itu maka air laut tidak dapat memenuhi syarat untuk diminum. 2.
Air Atmosfer, Air Meterologi Dalam keadaan murni, sangat bersih, karena dengan adanya pengotoran udara
yang disebabkan oleh kotoran-kotoran industri/debu dan lain sebagainya. Maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menempung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih banyak mengandung kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi (karatan). 3.
Air Permukaan Adalah air hujan yang mengalir dipermukaan bumi. Pada umumnya air
permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya.
15 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
Beberapa pengotoran ini, untuk masing-masing air permukaan akan berbedabeda, tergantung pada daerah pengaliran air permukaan ini. Jenis pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik, kimia dan bakteriologi. Setelah mengalami suatu pengotoran, pada suatu air permukaan itu akan mengalami suatu proses pembersihan sendiri yang dapat dijelaskan sebagai berikut: udara yang mengandung Oksigen atau gas O2 akan membantu mengalami proses pembusukan yang terjadi pada air permukaan yang telah mengalami pengotoran, karena selama dalam perjalan, O2 akan meresap ke dalam air permukaan. Panjang daerah perusakan ini tergantung pada: a. Sifat dan banyak pengotoran Aliran sungai Suhu/ Temprature b. Kadar oksigen yang terlarut Air permukaan terdiri dari 2 macam, yaitu: a.
Air Sungai Dalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu
pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derejat pengotoran yang tinggi sekali. debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi.
16 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
Gambar 2.2 Air Sungai (www.google.com)
b.
Air Rawa/ Danau Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat-zat
organis yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning coklat. Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka kadar Fe dan Mn akan tinggi dan dalam keadaan kelarutan O2 sangat kurang (anaerob), maka unsur-unsur Fe dan Mn ini akan larut. Pada permukaan air akan tumbuh algae (lumut) karena adanya sinar matahari dan O2. Untuk mengambil air, sebaiknya pada kedalaman tertentu di tengah rawa/ danau, agar tidak terdapat endapan-endapan Fe dan Mn yang terbawa saat pengambilan. Demikian juga lumut yang ada pada permukaan rawa/ danau.
17 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
Gambar 2.3 Air Rawa (www.google.com)
4.
Air Tanah Air yang berasal dari air hujan yang merupakan air yang meresap ke dalam
tanah yang terus bergerak hingga menemui lapisan kedap air sehingga air tersebut akan berkumpul sebagai air tanah. Yang termasuk dalam air tanah yaitu air tanah dangkal, air tanah dalam, dan mata air. Menurut Soemarto (1995) Yang dimaksud dengan air tanah adalah air yang menempati rongga-rongga dalam lapisan geologi. Lapisan tanah yang terletak di bawah permukaan air tanah dinamakan daerah jenuh (saturated zone), sedangkan daerah tidak jenuh terletak di atas daerah jenuh sampai ke permukaan tanah, yang rongga-rongganya berisi air dan udara. Karena air tersebut meliputi lengas tanah (soil moisture) dalam daerah perakaran (root zone), maka air mempunyai arti yang sangat penting bagi pertanian,botani dan ilmu tanah. Antara daerah jenuh dan daerah tidak jenuh tidak ada garis batas yang tegas, karena keduanya mempunyai batas yang independen, di mana air dari kedua daerah tersebut dapat bergerak ke daerah yang lain atau sebaliknya. Air tanah merupakan sumber daya penting dalam 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
penyediaan air di seluruh dunia. Penggunaannya dalam irigasi, industri dan air minum makin meluas. Sedangkan menurut Sutrisno (2004) air tanah dibedakan menjadi:
Air Tanah Dangkal Terjadi karena adanya proses peresapan air dari permukaan tanah, lumpur
akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah di sini berfungsi sebagai saringan. Di samping penyaringan, pengotoran juga masih terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat dengan muka tanah, setelah menemui lapisan rapat air, air akan terkumpul merupakan air tanah dangkal di mana air tanah ini dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal.
Air Tanah Dalam Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam,
tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman (biasanya antara 100-300 m) akan didapatkan suatu lapis air. Jika tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur ke luar dan dalam keadaan ini, sumur ini disebut dengan sumur artetis. Jika air tak dapat ke luar dengan sendirinya, maka digunakan pompa untuk membantu pengeluaran air tanah dalam ini.
19 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
Mata Air Yang dimaksud dengan mata air adalah air tanah yang ke luar dengan
sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hamper tidak terpengaruh oleh musim dan kua litas/kualitasnya sama dengan keadaan air dalam. Berdasarkan keluarnya ( mata air) terbagi atas: Rembesan, dimana air ke luar dari lereng-lereng gunung. Umbul, di mana air ke luar ke permukaan pada suatu dataran. 2.4.1 Syarat-syarat Air minum Pada umumnya syarat-syarat ditentukan pada beberapa standar (patokan) yang terdapat pada beberapa Negara berbeda-beda menurut : Kondisi Negara masing-masing Perkembangan ilmu pengetahuan Perkembangan teknologi Dengan demikian dikenal beberapa standar air minum, antara lain : 1. American drinking Water Standard. 2. British Drinking Water Standard. 3. W.H.O. Drinking Water Standard. Dari segi kualitas, air minum harus memenuhi : a.
Syarat Fisik Air tidak boleh berwarna. 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
Air tidak boleh berasa Air tidak boleh berbau. Suhu air hendaknya di bawah sela udara (sejuk ± 25o C). Air harus jernih. Syarat-syarat kekeruhan dan warna harus dipenuhi oleh setiap jenis air minum dimana dilakukan penyaringan dalam pengolahannya. Kadar yang disyaratkan dan tidak boleh dilampaui adalah sebagai berikut : Tabel 2.8 Syarat-syarat kadar kekeruhan dan warna untuk air minum
Kadar (bilangan) yang
Kadar (bilangan) yang tidak
Keasaman sebagai PK
7,0 – 8,5
Di bawah 6,5 dan di atas 9,5
Bahan-bahan padat
Tidak melebihi 50 mg/l
Tidak melebihi 1.500 mg/l
Warna (skala Pt CO)
Tidak melebihi kesatuan
Tidak melebihi 50 kesatuan
Rasa Bau
Tidak mengganggu Tidak mengganggu
-
Sumber: Sutrisno, 2004 b.
Syarat-syarat Kimia Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia
tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan. c.
Syarat-syarat Bakteriologik Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (pathogen) sama
sekali dan tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli melebihi batas-batas yang telah ditentukan yaitu 1 Coli/100 ml air. Bakteri golongan Coli ini berasal dari usus besar (faeces) dan tanah. Bakteri pathogen yang mungkin ada dalam air tanah antara lain : 21 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
Bakteri typhsum
Vibrio colerae
Bakteri dysentriae
Entamoeba hystolotica
Bakteri enteritis
2.4.
Terjadinya Air Tanah Untuk menguraikan terjadinya air tanah diperlukan peninjauan kembali
bagaimana dan dimana air tanah tersebut berada. Distribusinya di bawah permukaan tanah dalam arah vertikal dan horizontal harus dimasukkan dalam pertimbangan. Zona geologi yang sangat mempengaruhi air tanah, dan strukturnya dalam arti kemampuaannya untuk menyimpan dan menghasilkan air harus diidentifikasikan. Dengan anggapan bahwa kondisi hidrologi menyediakan air kepada zona bawah tanah, maka lapisan-lapisan bawah tanah akan melakukan distribusi dan mempengaruhi gerakan air tanah, sehingga peranan geologi terhadap air tanah tidak dapat diabaikan.
Gambar 2.4 Bagan skematis yang menggambarkan terjadinya air tanah (Soemarto, 1995).
22 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
2.4.1 Asal Air Tanah Hampir semua air tanah dapat dianggap sebagai bagian dari daur hidrologi, termasuk air permukaan dan air atmosfir. Sejumlah kecil air tanah yang berasal dari sumber lain dapat pula masuk kedalam dasar tersebut. Air connate adalah air yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan sedimen pada saat diendapkan. Air tersebut dapat berasal dari air laut atau air tawar, dan bermineral tinggi. Air yang berasal dari magma gunung berapi atau kosmik yang bercampur dengan air terestik dinamakan air juvenile. Dilihat menurut sumbernya, air juvenile dapat disebut air magma, air vulkanik atau air kosmik. 2.4.2 Sifat-sifat Batuan Yang Mempengaruhi Air Tanah Air tanah berada dalam formasi geologi yang tembus air (permeable) yang dinamakan akuifer, yaitu formasi-formasi yang mempunyai struktur yang memungkinkan adanya gerakan air melaluinya dalam kondisi medan (field- condition) biasa. Sebaliknya formasi yang sama sekali tidak tembus air (impermeable) dinamakan aquiclude. Formasi tersebut mengandung air
tetapi tidak memungkinkan adanya gerakan air yang
melaluinya, sebagai contoh air dalam tanah liat. Aquifuge adalah formasi kedap air yang tidak mengandung atau mengalirkan air, dan yang termasuk dalam kategori ini adalah granit yang keras. Bagian batuan yang tidak terisi oleh bagian padatnya akan diisi oleh air tanah. Ruang-ruang tersebut dinamakan rongga-rongga atau pori-pori. Karena rongga-rongga tersebut dapat bekerja sebagai pipa air tanah, maka rongga-rongga tersebut ditandai oleh besarnya, bentuknya, ketidakaturannya (irregularity) dan distribusinya.
Rongga-rongga
primer
terbentuk
selama
proses
geologi yang
mempengaruhi asal dari formasi geologi, yang didapatkan pada batuan sedimen dan batuan beku. Rongga-rongga sekunder terjadi setelah batuan terbentuk; sebagai contoh 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
joints, fractures, lubang-lubang yang dibuat oleh binatang dan tumbuh-tumbuhan. Mengingat besarnya rongga-rongga tersebut dapat diklasifikasikan sebagai kapiler, super kapiler dan sub kapiler. Rongga-rongga kapiler cukup kecil, sehingga menimbulkan adanya tegangan permukaan yang menahan air. Rongga-rongga super kapiler lebih besar daripada rongga-rongga kapiler, sedangkan rongga-rongga sub kapiler lebih kecil, sehingga dapat menahan air karena gaya-gaya adhesinya. Porositas batuan atau tanah merupakan ukuran rongga-rongga yang terdapat didalamnya. Ini dinyatakan dalam persentasi antara ruang-ruang kosong terhadap volume massa, maka : Dengan :
10000
2
1
n
= Porositas
W
= volume air yang diperlukan untuk mengisi semua lubanglubang pori
V
= Volume total batuan atau tanah
Tabel 2.9 Prorsitas Beberapa Bahan Sedimen
Bahan Tanah Tanah liat Lanau (silt) Pasir medium sampai kasar Pasir berbutir serba sama (uniform) Pasir halus sampai medium Kerikil Kerikil berpasir Batu pasir Shale Batu kapur
Porositas (%) 50 – 60 45 – 55 40 – 50 35 – 40 30 – 40 30 – 35 30 – 40 20 – 35 10 – 20 1 – 10 1 – 10
Sumber : Soemarto, 1995
24 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
2.5.
Gerakan Air Tanah Gerakan air tanah dalam keadaan sebenarnya tidak berubah. Gerakan tersebut
dikuasai oleh prinsip-prinsip hidrolika yang telah tersusun baik. Terhadap aliran tanah lewat akuifer, yang pada umumnya merupakan media tiris, dapat diberlakukan hukum Darcy. Permeabilitas, yang merupakan ukuran kemudahan aliran lewat media tersebut, merupakan konstanta yang penting dalam persamaan aliran. Penentuan besarnya permeabilitas secara langsung dapat dilakukan melalui
pengukuran-pengukuran
dilapangan atau di laboratorium. Informasi mengenai gerakan air tanah dapat diperoleh dengan memberikan suatu zat ke dalam aliran yang kemudian dirumut dalam ruang dan waktu. Dari hukum Darcy dan persamaan kontinuitas persamaan umum aliran air tanah dapat di cari. Hukum Darcy Lebih seabad yang lalu Henry Darcy, seorang ahli bangunan air dari Dijon (Perancis), telah melakukan penyelidikan terhadap aliran air lewat lapisan pasir horizontal yang digunakan sebagai filter air. Hukum Darcy adalah persamaan yang mendefinisikan kemampuan suatu fluida mengalir melalui media berpori seperti batu. Hal ini bergantung pada prinsip bahwa jumlah aliran antara dua titik adalah berbanding lurus dengan perbedaan tekanan antara titik-titik dan kemampuan media melalui yang mengalir untuk menghambat arus. Berikut tekanan mengacu pada kelebihan tekanan lokal atas tekanan hidrostatik cairan normal yang karena gravitasi, meningkat dengan mendalam seperti di kolom berdiri air. Ini faktor impedansi aliran ini disebut sebagai permeabilitas. Dengan kata lain, hukum Darcy adalah hubungan proporsional sederhana antara tingkat debit sesaat melalui media berpori dan penurunan tekanan lebih dari jarak tertentu. 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
Eksperimen yang telah dilakukan oleh Darcy tersebut dapat diperiksa dengan melakukan percobaan mengalirkan air dengan debit sebesar Q lewat
silinder
berpenampang melintang A yang diisi pasir dan 2mempunyai dua buah pipa piezometer berjarak L antara yang satu dengan yang lainnya (lihat Gambar 2.5). Energi total, atau potensial benda cair, di atas bidang datum dinyatakan dengan persamaan Bernoulli sebagai berikut : ₁
Dengan :
₁ 2
₁
₂
₂ 2
ρρ
= Tekanan
g
= Percepatan Gravitasi
ρρg
= Berat Jenis Benda Cair
Z
= Elevasi
hL
= Kehilangan Energi
₂
2
2
Gambar 2.5 Ekspresi Hukum Darcy ( www.google.com )
26 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
Indeks 1 dan 2 menunjukkan tempat pengamatan seperti yang terlihat pada Gambar 2.5. Karena kecepatan air di dalam tanah sangat kecil, V dapat diabaikan sehingga rumus (2-2) dapat ditulis sebagai berikut:
₁
₁
₂ 2
3
Atau Dimana :
₁
₂ 2
4
ρρ = Tekanan g
= Percepatan Gravitasi
ρρg = Berat Jenis Benda Cair Z
= Elevasi
hL = Kehilangan Energi ρρ1 = Potensial di 1 ρρ2 = Potensial di 2 Terlihat bahwa hL merupakan kehilangan potensial dalam silinder pasir, yang disebabkon oleh adanya tahanan geser. Kehilangan potensial tersebut tidak tergantung kepada kemiringan silinder pasir. Dari perhitungan-perhitungan yang dilakukan oleh Darcy terdapat roporsionalitas
antara Q dan hL dan antara Q dan 1/L. Jika
proporsionalitas itu dianggap konstan dan dinyatakan dengan k didapat persamaan : .
2
5
Dalam bentuk umum: .
ᵢᵢ
2
6 27
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
Dengan :
Q k
= Laju Aliran Air (Volume per Waktu) = Koefisien permeabilitas = Gradient Hidrolik
v
= Kecepatan Aliran
A
= Luas Penampang
Rumus (2-6) merupaka rumus Hukum Darcy, yang menyatakan bahwa kecepatan aliran v sama dengan perkalian antara konstanta k, yang telah diketahui sebagai koefisien permeabilitas dengan gradient hidrolik (Soemarto, 1995). 2.6.
Sungai Sungai adalah daerah yang dilalui badan air yang bergerak dari tempat yang tinggi
ke tempat yang lebih rendah dan melalui permukaan atau bawah tanah. Karena itu, dikenal istilah sungai dan sungai bawah tanah. Dalam penulisan ini yang dibahas hanya sungai permukaan. Sungai dapat dibedakan, yaitu hulu, hilir, dan muara. Sungai bagian hulu dapat dicirikan dengan badan sungai yang dangkal dan sempit, tebing curam dan tinggi, berair jernih dan mengalir cepat. Sungai bagian hilir umumnya lebih lebar, tebingnya curam atau landai, badan air dalam, keruh, aliran air lambat. Sedangkan muara adalah bagian sungai yang berbatasan dengan laut. Di bagian sungai ini mempunyai tebing landai dan dangkal, badan air dalam, keruh serta mengalir lambat (Kordi dan Tancung, 2010). 2.7.
Danau Danau adalah wilayah yang digenangi badan air sepanjang tahun serta
terbentuk secara alami. Pembentukan danau terjadi karena gerakan kulit bumi sehingga bentuk dan luasnya sangat bervariasa. Danau yang terbentuk sebagai akibat 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
gaya tektonik kadang-kadang badan airnya mengandung bahan-bahan dari perut bumi seperti belerang dan panas bumi. Bahan belerang bersifat racun bagi organisme, sedangkan panas bumi dalam batas tertentu menyuburkan perairan (Kordi dan Tancung, 2010). 2.8.
Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur Kecamatan Cipayung merupakan sebuah kecamatan di Kota Administrasi Jakarta
Timur. Kecamatan Cipayung terletak terletak antara 106°49’35” Bujur Timur dan 06°10’37” Lintang Selatan, memiliki luas wilayah 28,45 Km². yang terdiri dari 8 kelurahan, yaitu Kelurahan Pondok Rangon, Kelurahan Cilangkap, Kelurahan Munjul, Kelurahan Cipayung, Kelurahan Setu, Kelurahan Bambu Apus, Kelurahan Ceger, dan Kelurahan Lubang Buaya. Kecamatan Cipayung dengan total jumlah penduduk 268.391 jiwa (Badan Pusat Statistik Jakarta Timur, 2015).
Gambar 2.6 Peta Wilayah Kecamatan Cipayung Sumber : Badan Pusat Statistik Jakarta Timur, 2015 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
Kecamatan Cipayung memiliki iklim yang hampir sams dengan wilayah lain di Indonesia. Hanya dikenal dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Suhu ratarata berkisar 27,7° C dengan curah hujan maksimum 854,7 mm per tahun (Badan Pusat Statistik Jakarta Timur, 2015). 2.8.1. Fasilitas a.
Fasilitas Pendidikan Sarana pendidikan yang terdapat di wilayah Kecamatan Cipayung, Jakarta
Timur terdiri dari Taman Kanak-kanak sampai dengan Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta. Jenis dan fasilitas di Kecamatan Cipayung terperinci dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 2.10 Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Cipayung
No 1 2 3 4 5 6
Jenis sarana TK SD SLTP SMA SMK PT Jumlah
Jumlah 69 59 23 9 22 1 183
Jumlah siswa dan guru 2.124 23.940 11.789 3.008 6.491 1.970 49.322
Sumber : Kecamatan Cipayung dalam Angka (Badan Pusat Statistik, 2015)
b.
Fasilitas Peribadatan Kecamatan Cipayung memiliki mayoritas penduduk beragama Islam, selain itu
di Kecamatan Cipayung terdapat juga agama Kristen, Hindu, Budha. Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Cipayung meliputi Masjid/ Musholla, Gereja, Pura, Vihara yang terperinci dalam tabel sebagai berikut:
30 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka Tabel 2.11 Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Cipayung
No 1 2 3 4 5
Jenis Fasilitas Masjid Musholla/ Langgar Gereja Pura Vihara Total
Jumlah Tempat Ibadah 98 220 18 1 1 338
Sumber : Kecamatan Cipayung dalam Angka (Badan Pusat Statistik, 2015)
c.
Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesehatan yang melayani kebutuhan masyarakat Kecamatan Cipayung
terdiri dari Rumah Sakit, Puskesmas, Apotik, Klinik, Posyandu yang terperinci dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2.12 Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Cipayung
No 1 2 3 4 5
Jenis sarana Rumah sakit Puskesmas Apotik Klinik Posyandu Total
Jumlah 10 11 19 25 128 193
Sumber : Kecamatan Cipayung dalam Angka (Badan Pusat Statistik, 2015)
d.
Fasilitas Perkantoran Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Jakarta Timur tahun
2016, jumlah total pegawai yang bekerja pada instansi pemerintah berjumlah 163 orang. 2.9.
Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Menurut Jumlah Penduduk Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang sangat perlu di perkirakan untuk
sekarang maupun untuk kedepan. Akan tetapi, memperkirakan besarnya kebutuhan air bersih, jumlah penduduk hingga tahun 2037 harus diperkirakan terlebih dahulu. Memperkirakan jumlah penduduk yang akan datang sangat penting dalam 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
memperhitungkan jumlah air baku pada tahun 2037. Jumlah penduduk mempengaruhi tingkat kebutuhan air bersih, maka semakin meningkatnya populasi penduduk dari masa ke masa akan mengakibatkan peningkatan akan kebutuhan air bersih di masa yang akan datang. Perkiraan dan pertambahan jumlah penduduk erat sekali hubungannya dengan perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih pada suatu daerah. Perkembangan dan pertambahan jumlah penduduk akan menentukan besarnya kebutuhan air bersih dimasa yang akan datang, dimana hasilnya merupakan pendekatan dari hasil sebenarnya. Dalam memperkirakan jumlah penduduk dimasa yang akan datang, kita dapat ditentukan dengan tiga metode yaitu: 1. Metode Arithmatik 2. Metode Geometrik 3. Metode Least Square 2.9.1. Metode Arithmatik Metode perhitungan dengan cara aritmatik didasarkan pada kenaikan rata- rata jumlah penduduk dengan menggunakan data terakhir dan rata-rata sebelumnya. Dengan cara ini perkembangan dan pertambahan penduduk akan bersifat linier. Perhitungan ini menggunakan persamaan berikut:
Dengan:
2
7
2
8
Pn
= Jumlah Penduduk pada tahun n
Pt
= Jumlah Penduduk yang diketahui pada tahun ke 1 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
Po
= Jumlah Penduduk yang diketahui pada tahun terakhir
t
= Jumlah tahun yang diketahui
n
= Periode waktu dalam tahun
I
= Jumlah pertambahan penduduk konstan (nilai absolute)
2.9.2. Metode Geometrik Perhitungan perkembangan populasi berdasarkan pada angka kenaikan penduduk rata – rata pertahun. Presentase pertumbuhan penduduk rata – rata dapat dihitung dari data sensus tahun sebelumnya. Persamaan yang digunakan untuk metode Geometrik ini adalah : 1 Dengan : Pn
ⁿ 2
9
= Jumlah penduduk pada tahun ke n
Po
= Jumlah penduduk pada tahun dasar
r
= Laju pertumbukan penduduk
n
= Periode waktu dalam tahun
2.9.3. Metode Least Square Metode ini umumnya digunakan pada daerah yang tingkat pertambahan penduduk cukup tinggi. Perhitungan pertambahan jumlah penduduk dengan metode ini didasarkan pada data tahun-tahun sebelumnya dengan menganggap bahwa pertambahan jumlah penduduk suatu daerah disebabkan oleh kematiaan, kelahiran, dan migrasi. Persamaan untuk metode ini adalah: Ŷ Dengan:
Ŷ
.
2
10
= Nilai variable berdasarkan garis regresi 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
2.10.
X
= Variable independen
a
= Konstanta
b
= Koefisien arah regresi linier
Dasar Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk Untuk menentukan pemilihan rumus dalam menentukan proyeksi jumlah
penduduk yang akan di pergunakan dengan hasil perbandingan peling mendekati kebenaran harus dilakukan analisis dengan memperhitung koefisien korelasi. 2.10.1 Koefisien Korelasi Koefisien korelasi adalah angka yang menunjukkan tinggi rendahnya hubungan antara dua variable atau lebih. Koefisien korelasi yang tinggi menandakan besarnya hubungan diantara dua variable. Besarnya koefisien korelasi berkisar -1 ≤ r ≤ +1, maka koefisien korelasi sebesar 1 tanpa memperhatikan tanda positif dan negatif menunjukkan hubungan yang tinggi diantara variable yang dihunbungkan. Koefisien korelasi sebesar 1 menunjukkan terjadinya hubungan yang tinggi. Sebaliknya koefisien korelasi sebesar -1 menunjukkan hubungan rendah. 2.10.2 Teknik Korelasi Ada beberapa teknik korelasi untuk mendapatkan koefisien korelasi yang dibutuhkan: A.
Perkalian Skor Simpangan Teknik untuk menghitung koefisien korelasi menggunakan hasil antara dua
variable X dengan variable Y pada arah simpangan (xy). Perhitungan menggunakan
34 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
simpangan dari masing-masing variable dan perkalian antar simpangan. Adapun rumus untuk menghitung koefisien korelasi adalah: ∑ ∑ B.
∑ ²
2
11
Simpangan Baku dan Kovariansi Teknik untuk menghitung koefisien korelasi menggunakan simpangan baku
pada variable X (Sₓ), variable Y (Sy) dan simpanngan baku bersama (Sxy). Adapun rumus untuk menghitung koefisien korelasi adalah: 2
12
Simpangan baku dapat dihitung melalui simpangan masing-masing variable X dan variable Y serta kovarian dihitung dengan perkalian simpangan. ∑
2
∑ ²
2
∑ ²
C.
2
13
14
15
Perhitungan Dengan Skor Asli Teknik untuk menghitung koefisien korelasi dapat langsung menggunakan skor
asli dari kedua variable X dan variable Y. Perhitungan menggunakan perkalian dari masing-masingg variable X,Y ataupun XY. Perhitungan skor asli ini biiasa digunakan pada berbagai program pengolahan data seperti SPSS ataupun excel. Adapun rumus yang digunakan: 35 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
∑ ∑
∑ ∑
²
∑ ∑ ²
∑
²
2
16
Hasil perhitungan dengan berbagai rumus berbagai produk momen menunjukkan hasil yang tidak terlalu jauh perbedaannya, yaitu terletak pada tiga digit angka dibelakang koma. 2.11
Kerangka Berfikir Kebutuhan air bersih yang semakin meningkat seiring dengan pertambahnya
penduduk yang pesat di Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur yang tidak didukung dengan pengelolaan sumberdaya air yang kurang memadai. Langkah awal dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data yang diperlukan. Data curah hujan, data penduduk, data kebutuhan air penduduk, dan daerah aliran sungai pada daerah tersebut. Selanjutnya menggunakan analisa hidrologi terhadap data-data yang didapat untuk menghitung kebutuhan air bersih dengan menggunakan metode-metode yang telah ditentukan berdasarkan hasil studi pustaka berupa buku, jurnal, ataupun sumber lainnya yang menjadi dasar dari penelitian ini. Air bersih merupakan sebagai pemenuh kebutuhan bagi masyarakat baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun sebagai penunjang kebutuhan lainnya. Maka dari itu dibutuhkan daerah resapan sebagai sumber air dan disertai pengelolaan sumberdaya air untuk mendukung pemenuhan ketersediaan air di suatu lokasi tersebut. 2.12
Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini terdapat refrensi-refrensi dalam pengerjaannya, diambil dari
penelitian terdahulu yang memiliki permasalahan, tujuan serupa dengan penelitian ini. Berikut adalah daftar penelitian terdahulu yang menjadi landasan penelitian ini, yaitu:
36 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka Tabel 2.13 Research Penelitian Terdahulu
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
NO. Tahun
Kesimpulan
Kapasitas 1
2012
Kiki
Analisis
Komalia
Pemakaian Air
air
yang
dibutuhkan
masyarakat Kota Pematang Siantar sampai tahun 2022
yaitu sekitar
Bersih Ivan (PDAM) Indrawan
1,0014 m3/s, sedangkan kapasitas
Untuk Kota
produksi saat ini 0,777 m3/s, sehingga
Pemantang
kapasitas tambahan sebesar 0,224
Siantar
m3/s. Kebutuhan air baku dianalisa
2
2013
Dedi Ade
Analisis
Pahrin
Kebutuhan dan
Hasibuan
Ketersediaan
berdasarkan keperluannya, seperti kebutuhan air untuk keperluan domestik, non-domestik, perikanan, air baku di industri, ternak, dan irigasi. Dari hasil Kabupaten penelitian diperoleh bahwa tingkat Tangerang kebutuhan air dari tahun 2010 sampai 2030 secara keseluruhan mengalami peningkatan, dimana untuk tahun 2010 sebesar 71,61 m3/det, tahun 2015 sebesar 72,86 m3/det, tahun 2020 sebesar 76,24 m3/det, tahun 2025 sebesar 82,75 m3/det, dan tahun 2030 sebesar 95,35 m3/det. Sedangkan total 37 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
ketersediaan air dari tahun 2010 sampai 2030 dari sumber air sungai dan air tanah mengalami penurunan, dimana tahun 2010 sebesar 143,17 m3/det, tahun 2015 sebesar 127,28 m3/det, tahun 2020 sebesar 114,02 m3/det, tahun 2025 sebesar 100,75 m3/det, dan tahun 2030 sebesar 87,50 m3/det. Pada tahun 2030 ketersediaan air tidak dapat memenuhi kebutuhan air, dimana terjadi defisit air sebesar -7,85 m3/det. Hasil analisis dan evaluasi dari 3
2013
Henry
Studi
Jefrison
Perencanaan
Benu
Pengembangan
perencanaan pengembangan tahap I yaitu pada tahun 2021, maka diperoleh jumlah proyeksi penduduk Penyediaan Kecamatan Kupang Timur pada tahun Air Bersih Di 2021 yaitu 58.697 orang. Kebutuhan Kecamatan air bersih untuk domestik yaitu Kupang sambungan rumah (SR) dan hidran Timur, umum (HU) sebesar 107,02 ltr/dtk, Kabupaten ditambah dengan kehilangan air Kupang sebesar 15% diperoleh total kebutuhan air untuk 8 desa/kelurahan yaitu 123,07 ltr/dtk. Dari sumber air yang ada
38 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
dengan debit minimum sebesar 145 ltr/dtk, maka mampu melayani kebutuhan air bersih di wilayah pelayanan pada 8 desa/kelurahan di Kecamatan Kupang Timur. Dari hasil analisis hidrolis pada jaringan pipa rencana menggunakan software WaterNet 2.2 tidak ada node yang memiliki tekanan relatif dibawah 10 m, dengan demikian air dapat mengalir ke semua node selama 24 jam. Secara keseluruhan tekanan relatif maksimum terjadi pada node 53 sebesar 126,29 m pada Kelurahan Naibonat dan energi relatif terendah untuk semua node yaitu pada node98 sebesar 16,95 m di Kelurahan Naibonat. Kehilangan energi yang paling besar terdapat pada pipa 13 sebesar 79,86 m dan kemiringan gradien (hf/l) terbesar pada pipa nomor 5 yaitu 0,028. Kecepatan aliran maksimum terdapat pada pipa no 1, 2, 3 dan 4 yaitu sebesar 2,087 m/dtk pada
39 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
jam 08.00 wita, sedangkan kecepatan paling rendah terdapat pada pipa nomor 71 yaitu sebesar 0.000 m/dtk pada jam 01:00-02:00 wita karena pada jam ini tidak ada pemakaian sama sekali. 1. Faktor internal yang mempengaruhi 4
2014
Yetty
Analisa
Riris
Kebutuhan Air
Rotua
Bersih
Saragi
Pelanggan
ketersediaan air minum penduduk Kota
Medan
adalah
pola
pemakaian air minimum penduduk sebesar 70 Ltr/org/hari; sedangkan Rumah faktor eksternalnya dipengaruhi Tangga oleh DAS Belawan dan DAS Deli PDAM yang masih mampu menyuplai air Tirtanadi di baku untuk air minum hingga tahun Kota Medan 2020. 2. Permintaan air minum penduduk Kota
Medan dipengaruhi oleh
faktor
internal
pemakaian
air
harian perkapita, yaitu mandi, cuci KM/WC,
dan
siram
tanaman.
Faktor eksternal dipengaruhi oleh pertambahan jumlah penduduk dan rencana pengembangan SPAM oleh
40 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
PDAM
Tirtanadi,
yang
harus
mampu mengimbangi pertambahan jumlah penduduk Kota Medan. 5
2016
Raden
Analisa
Dari perhitungan didapat
Mohamad
Ketersediaan
ketersediaan air sungai Percut
Barly
dan Kebutuhan berdasarkan nilai debit andalan Q80
Sukmanda Air Pada Daerah Aliran Sungai Pencut
untuk tengah bulanan I = 17,07 m3/det dan Q80 untuk tengah bulanan II = 16,04 m3/det.
Untuk Memenuhi Kebutuhan Air
Dari perhitungan didapat kebutuhan air untuk irigasi dengan kebutuhan
Bersih Di
air sebesar 6,77 m3/detik atau 42
Kabupaten
%. Kebutuhan air untuk
Deli Serdang
pemeliharaan sungai sebesar 3,31 m3/detik atau 21%. Dan kebutuhan air penduduk (domestik dan non domestik) pada proyeksi 2 tahun mendatang adalah sebesar 2,31 m3/detik atau 14,41 % dan pada proyeksi 50 tahun mendatang adalah sebesar 5,62 m3/detik atau 35,06%. Dari hasil perhitungan perbandingan antara ketersediaan air daerah aliran 41
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bab II Tinjauan Pustaka
sungai Percut dengan total kebutuhan air keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan air pada proyeksi 2 tahun mendatang hingga 50 tahun mendatang masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air total.
42 http://digilib.mercubuana.ac.id/z