BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Uraian Teoritis
2.1.1
Perkembangan Entrepreneurship Dilihat dari perkembangannya, kewirausahaan mulai dikenal secara
popular sejak awal abad ke-18 .pada tahun 1755, seorang Irlandia bernama Richard cantillon yang berdiam di Prancis merupakan orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur (wirausaha) dalam bukunya Essai sur la Nature du Commerce en Generale (1755) . Richard Cantillon dalam bukunya menjelaskan bahwa wirausaha adalah seorang yang menanggung risiko. Pada awalnya istilah wirausaha merupakan sebutan bagi para pedagang yang membeli barang di daerah-daerah tertentu dan kemudian menjualnnya ke daerah lain dengan harga yang tidak pasti . Meskipun saat ini banyak ahli yang mengartikan wirausaha dan kewirausahaan secara berbeda-beda, tetapi pendapat schumpeter (1912), wirausaha tidak selalu berarti pedagang atau manajer, tetapi juga seorang yang unik yang memiliki keberanian dalam mengambil risiko dan memperkenalkan produk –produk inovatif serta teknologi baru kedalam perekonomian. Dengan tegas Schumpeter membedakan antara proses penemuan dengan inovasi, dimana menurutnya hanya sedikit pengusaha yang dapat melihat kedepan dan inovatif, yang dapat merasakan potensi penemuan kemudian memanfaatkannya . Setelah Inovasi tersebut berhasil diperkenalkan oleh wirausaha itu , maka pengusaha lain
Universitas Sumatera Utara
akan mengikutinya sehingga produk dan teknologi baru itu kemudian tersebar dalam kehidupan ekonomi (Echdar, 2013:5) Adam smith, yang kita kenal sebagai bapak ekonomi memiliki pandangan tersendiri. Dalam pandangannya wirausaha berarti orang yang mampu bereaksi terhadap perubahan ekonomi, lalu menjadi agen ekonomi yang mengubah permintaan menjadi produksi. Ahli ekonomi perancis Jean Baptiseberpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang memiliki seni dan keterampilan tertentu dalam menciptakan usaha ekonomi yang baru. Sedangkan Cantilon berpendapat bahwa wirausaha adalah seorang incubator gagasan-gagasan baru yang selalu berusaha menggunakan sumber daya secara optimal untuk mencapai tingkat paling tinggi (Hutagalung & Situmorang, 2008:2) Kata entrepreneur berasal dari bahasa Prancis, entre berarti“antara” dan prendre berarti “mengambil”.Kata ini pada dasarnya digunakan untuk orangorang yang berani mengambil risiko dan memulai sesuatu yang baru.Selanjutnya, pengertian entrepreneurship diperluas hingga mencakup inovasi. Melalui inovasi munculah kebaharuan yang dapat berbentuk produk baru hingga sistem distribusi baru. Produk baru misalnya, tidak mesti terkait dengan teknologi canggih karena produk yang sederhana juga dapat meyajikan kebaharuan, contohnya rasa baru pada produk makanan. (Wijatno, 2009:1) 2.1.2
Definisi Entrepreneurship Kewirausahaan adalah ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan,
dan
perilaku
seseorang
dalam
menghadapi
tantangan
hidup
(usaha).
Kewirausahaan merupakan ilmu yang memiliki obyek kemampuan menciptakan
Universitas Sumatera Utara
sesuatu yang baru dan berbeda (Zimmerer, and Scarborough , 2008). Dalam bidang tertentu seperti perdagangan dan jasa, kewirausahaan dijadikan kompetensi inti guna meningkatkan kemampuan bersaing, perubahan, inovasi, pertumbuhan dan daya tahan usaha, perusahaan.Kewirausahaan dapat digunakan untuk kiat bisnis jangka pendek dan jangka panjang sebagai kiat kehidupan secara umum (Kristianto, 2009:1). Sejauh ini telah terdapat definisi mengenai entrepreneurship yang mempertimbangkan perspektif bisnis dan personal. Jhon J.Kao (1993) mendefinisikan entrepreneurship sebagai berikut : “ entrepreneurship is the attempt to creare value through recognision of business opportunity, the management of riks-talking oppropriate to the opportunity, and through the communicative and management skills to mobilize human, financial, and material resources necessary to bring a project to fruition “. Dengan kata lain, berkewirausahaan adalah usaha untuk menciptakan nilai melalui pengenalan kesempatan bisnis , manajemen pengambilan risiko yang tepat, dan melalui keterampilan komunikasi dan manajemen untuk memobilisasi manusia, uang, dan bahan baku atau sumber daya lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supaya terlaksana dengan baik. John, et all (2006), dalam (Echdar, 2013) menyatakan kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, ciri, dan watak sesorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Inti dari kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda ( ability to create the new and different thing ) .
Universitas Sumatera Utara
Menurut bustami et all ( 2007), dalam (Echdar, 2013) mengartikan wirausaha sebagai seseorang yang mencari perubahan, tapi meresponnya dalam sebuah cara inovatif, menggunakan sebagai peluang dan membuat inovasi menjadi bagian yang dibutuhkan dalam kewirausahaaan. Kewirausahaan sebagai proses dengan gaya manajemen berorientasi aksi yang menggunakan inovasi dan perubahan sebagai fokuspemikiran dan perilaku.
Menurut INPRES RI No.4
Tahun 1995: “kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku,, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.” Carson and Cromie (2008) menyatakan kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi, dan kebenaran menghadapi risiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru, sedangkan inovasi adalah bertindak melakukan sesuatu yang baru. Secara efistimologi, kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dengan berpikir kreatif dan berprilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Raymon W.Y Kao (1995) menyebut kewirausahaan sebagai suatu proses yakni proses penciptaan sesuatu yang baru ( kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi). Tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Sedangkan wirausaha
Universitas Sumatera Utara
mengacu
pada
orang
yang
melaksanakan
proses
penciptaan
kesejahteraan/kekayaan dan nilai tambah, melalui penelusuran dan penetasan gagasan, memadukan sumber daya dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan. Dengan kata lain, seorang wirausaha adalah orang yang mampu meretas gagasan menjadi realitas. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha dan kemampuan menciptakan itu membutuhkan adanya kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya, dimana kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak.Setiap pikiran, langkah, dan tindakannya adalah bisnis, bahkan mimpi seorang wirausahawan sudah merupakan ide untuk berkreasi dalam menemukan dan menciptakan bisnis-bisnis baru, (Echdar, 2013:19). Menurut Hendro (2011:29) kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama Kewirausahaan. Menurut Peggy, Kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh banyak orang. Dapat disimpulkan bahwa Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola suatu yang ada dalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan
Universitas Sumatera Utara
ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup Anda di masa mendatang. (Hendro, 2011:30) Menurut (Zimmer, Scarborough, & Wilson, 2008:4) Seorang wirausaha (entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertimbangan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumbersumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan. Walaupun banyak orang mengagas ide bisnis hebat, banyak di antara mereka tidak pernah mengambil tindakan apapun atas ide tersebut.Ini berbeda dengan seorang wirausahawan. Secara komprehensif Meng & Liang, (1996) merangkum pandangan beberapa ahli, dan mendefinisikan wirausaha sebagai: (a) seorang innovator (b) Seorang pengambil risiko atau a risk-taker (c) Orang yang mempunyai misi dan visi (d) Hasil dari pengalaman masa kanak-kanak (e) Orang yang memiliki kebutuhan berprestasi tinggi (f) Orang yang memiliki locus of control internal. (Hutagalung & Situmorang, 2008:2) Kewirausahaan adalah kemampuan seseorang dalam berfikir kreatif, berani mengambil risiko dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, dan proses dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ada. 2.1.3
Karakteristik Kewirausahaan Wirausahawan yang unggul yang mampu menciptakan kreatifitas dan
inovasi sebagai dasar untuk hidup, tumbuh dan berkembang umumnya memiliki
Universitas Sumatera Utara
karakteristik atau ciri-ciri yang merupakan proses jangka panjang berdasarkan pengalaman dan pendidikan. Wirausaha adalah seorang yang menciptakan sesuatu yang baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastaian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumberdaya yang diperlukan untuk mewujudkannya. Untuk menjadi pemilik bisnis juga diperlukan kemauan yang kuat untuk bekerja sendiri (Dewanti, 2008:4) Ciri dan watak wirausahawan disebutkan oleh Geoffrey G.Meredith antara lain adalah: 1. Percaya diri. Wirausahawan memiliki watak berkeyakinan tinggi, tidak tergantung pada orang lain, individualistis dan optimis. 2. Berorientasi pada tugas dan hasil. Wirausahawan berwatak butuh berprestasi, berorientasi laba, tekun dan tabah, tekad bekerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif. 3. Pengambilan risiko dan suka tantangan. Wirausahawan memiliki watak mampu mengambil risiko yang wajar 4. Kepemimpinan. Wirausahawan berperilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran dan kritik. 5. Keorisinilan. Kewirausahawan berwatak inovatif dan kreatif serta fleksibel. 6. Berorientasi ke masa depan. Wirausaha berpandangan ke depan , perspektif.
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik wirausahawan juga dikemukakan zimmerer disebutkan sebagai berikut : 1. Menyukai tanggung jawab. Wirausahawan merasa bertanggung jawab secara ribadi atas hasil perusahaan tempat mereka terlibat. Mereka lebih menyukai dapat mengendalikan sumber-sumber daya mereka sendiri dan menggunakan sumber daya tersebut untuk mencapai cita-cita yang telah ditetapkan sendiri. 2. Lebih menyukai risiko menengah. Wirausahawan bukanlah seorang mengambil risiko diperhitungkan. Wirausahawan melihat sebuah bisnis dengan tingkat pemahaman risiko pribadinya. Mereka biasanya melihat peluang di daerah yang sesuai dengan pengetahuan , latar belakang dan pengalamannya yang akan meningkatkan kemungkinan keberhasilannya. 3. Keyakinan atas kemampuan mereka untuk berhasil. Wirausahawan umumnya memiliki banyak keyakinan atas kemampuan untuk berhasil. Mereka cenderung untuk optimis terhadap peluang keberhasilan dan optimis mereka biasanya berdasarkan kenyataan. 4. Hasrat untuk mendapatkan umpan balik langsung. Wirausahawan ingin mengetahui sebaik apa mereka bekerja dan terus menerus mencari pengukuhan. 5. Tingkat energi yang tinggi .wirausahawan lebih nergik dibandingkan orang kebanyakan. Energy ini merupaka faktor penentu mengingat luarbiasanya bisnis yang diperlukan untuk mendirikan suatu perusahaan. Kerja keras dalam waktu yang lama merupakan suatu yang biasa.
Universitas Sumatera Utara
6. Orientasi kedepan. Wirausahawan memiliki indera yang kuat dalam mencari
peluang.
Mereka
melihat
kedepan
dan
tidak
begitu
mempersoalkan apa yang telah dikerjakan kemarin, melainkan lebih mempersoalkan apa yang akan dikerjakan besok. 7. Keterampilan mengorganisasi. Membangun perusahaan dari nol dapat dibayangkan seperti menghubungkan potong-potongan sebuah gambar besar. Para wirausahawan mengetahui cara mengumpulkan orang-orang yang tepat untuk menyelesaikan suatu tugas. Penggabungan orang dan pekerjaan secara efektif memngkinkan para wirausahawan untuk mengubah pandangan ke depan menjadi kenyataan. 8. Menilai prestasi lebih tinggi daripada uang. Salahsatu kesalahpengertian mengenai wirausahawan adalah anggapan bahwa mereka sepenuhnya terdorong oleh keinginan menghasilkan uang. Sebaliknya prestasi tampak sebagai motivasi utama wirausahawan. Uang hanyalah cara untuk menghitung skor pencapaian sasaran atas simbol prestasi. Pada dasarnya karakteristik yang dikemukakan dalam dua pendapat tersebut menunjukkan model yang dapat dijadikan contoh perilaku wirausaha yakni: 1. Memiliki potensi berprestasi 2. Tidak suka bergantung pada pihak lain 3. Memiliki moral yang tinggi 4. Mempunyai kemauan keras untuk mencapai tujuan dan keberhasilan hidup 5. Memiliki sifat bertanggung jawab
Universitas Sumatera Utara
6. Memiliki ketahanan fisik dan mental 7. Memiliki ketekunan dan keuletan dalam bekerja dan berusaha 8. Memilii pemikiran yang kontruktif dan kreatif 9. Mampu menjadi pemimpin yang handal Menurut Echdar (2013:25), beberapa ahli mengelompokkan karakteristik wirausahawan secara berbeda, ada yang mengelompokkan berdasarkan pemilikan, perkembangan, dan kegiatan usaha. Roopke (1995) mengelompokan wirausaha berdasarkan perannya, yaitu : 1. Wirausahawan rutin, wirausahawan yang dalam kegiatan kesehariannya cenderung fokus pada pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional. Fungsinya adalah mengadakan perbaikan terhadap standar tradisonal, bukan penyusunan dan pengalokasian sumber daya. 2. Wirausaha arbitrase, wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan dan pemanfaatannya. Misal jika tidak terjadi ekuibirium dalam permintaan dan penawaran , ia akan membeli dengan harga murah dan menjualnya dengan harga yang lebih mahal dan unsur spekulasi . 3. Wirausaha inovatif , yaitu wirausaha yang menghasilkan ide dan kreasi baru
yang berbeda.
Ia
merupakan
promotor tidak
saja dalam
memperkenalkan teknik dan produk baru, tetapi juga dalam pasar dan sumber pengadaan , peningkatan teknik manajemen dan metode distribusi baru. Ia melakukan proses yang dinamis terhadap produk, hasil, sumber pengadaan, dan organisasi yang baru dan relevan.
Universitas Sumatera Utara
David E.Rye (1996), dalam (Echdar,2013) merumuskan karakteristik profil dan ciri wirausaha yang menonjol yang diringkaskan dalam Tabel 2.1
Tabel 2.1 Profil Seorang Wirausahawan Karakteristik profil Ciri wirausaha yang menonjol Berprestasi tinggi
Mereka lebih suka bekerja keras dengan para ahli untuk memperoleh prestasi
Pengambilan risiko
Mereka tidak takut mengambil risiko, tetapi akan menghindari risiko tinggi bilamana dimungkinkan
Pemecah masalah
Mereka cepat mengenali dan memecahkan maslaah yang dapat menghalangi kemampuan mencapai tujuan
Pencari status
Mereka tidak akan memperoleh kebutuhan akan status mengganggu misi bisnisnya
Tingkat energy tinggi
Mereka berdedikasi dan bersedia bekerja dengan jam kerja yang panjang untuk membangun bisnisnya
Percaya diri
Mereka mengandalkan tingkat percaya dirinya yang tinggi dalam mencapai sukses
Ikatan Emosi
Mereka tidak akan memperoleh hubungan emsoisanal dan mengganggu sukses bisnisnya
Kepuasan pribadi
Mereka menganggap struktur organisasi sebagai halangan bagi sasaran yang tinggi dicapainnya.
suatu
Sumber : Echdar (2013:26) Dari tabel 2.1, dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah seseorang yang mementingkan prestasi dan harus dapat menguasai nasib mereka sendiri. Waktu dalam sehari hanyalah 24 jam untuk setiap orang, untuk itu anda harus dapat mengaturnya sendiri sesuai dengan formatnya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4
Spirit Of Entrepreneur Menurut Hendro (2011:174) Semangat (Spirit) dan gairah merupakan hal
yang menarik untuk dijelaskan secara lebih detail. Tampaknya sama namun intinya berbeda. Mari kita uraikan apa itu semangat dan apa itu gairah. Semangat
:
energi untuk mengerjakan suatu pekerjaan karena ada
keinginan dan hasrat untuk mencapainya, yaitu adanya unsur manfaat dan tujuan. Gairah : energi yang diperlukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan karena ada unsur kecintaan, kesukaan dan hobi didalamnya. Jadi, bukan semata-mata karena ada manfaat dan tujuannya saja. Sumber energi yang dibutuhkan dalam kegiatan kewirausahaan atau kegiataan apapun adalah mempunyai semangat (ada harapan) dan gairah untuk mengerjakannya.Kedua-duanya adalah satu dan menjadi sumber energi (motivasi) dalam berwirausaha. Kunci penting dalam menciptakan semangat kewirausahaan itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1.
Figur bagi seseorang guna membangkitkan semangat; karena melihat orang itu sukses dan kaya, maka ia ingin menjadi seperti orang itu.
2.
Suka mencari tantangan baru untuk menciptakan gairah, yaitu cinta akan kewirausahaan.
3.
Keterpaksaan karena harus tetap bertahan (survive) dan hidup. Semangat bisa muncul karena keinginan untuk tetap bertahan hidup.
4.
Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang lebih baik lagi; tidak ingin miskin selamanya.
Universitas Sumatera Utara
5.
Mengalami kegagalan dalam meniti karir perkerjaan dan mengambil jalan pintas untuk semangat menjadi wirausahawan.
6.
Memang cita-cita sejak kecil untuk menjadi wirausahawan.
7.
Kenyamanan dan financial freedom-nya. Menurut Suryana (2008:3) Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan
oleh orang-orang yang memiliki kepribadian kreatif dan inovatif, yaitu orang yang memiliki jiwa, sikap, dan perilaku kewirausahaan, dengan ciri-ciri : (1) penuh percaya diri; (2) memiliki inisiatif; (3) memiliki motif berprestasi; (4) memiliki jiwa kepemimpinan; dan (5) berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan (oleh karena itu menyukai tantangan). Dengan demikian secara sederhana dapat dikatakan bahwa wirausahawan ( entrepreneur ) adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berani menanggung risiko berarti bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi ketidakpastian.Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok, dimana dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan.Risiko kerugian merupakan hal yang biasa karena mereka memegang prinsip bahwa faktor kerugian pasti ada.Bahkan semakin besar risiko kerugian yang bakal dihadapi, semakin besar pula peluang keuntungan yang dapat diraih.Tidak ada istilah rugi selama seseorang melakukan usaha dengan penuh keberanian dan penuh perhitungan, dan inilah yang disebut dengan jiwa wirausaha.
Universitas Sumatera Utara
Jiwa kewirausahaan mendorong minat seseorang untuk mendirikan dan mengelola usaha secara profesional dan minat tersebut hendaknya diikuti dengan perencanaan dan perhitungan yang matang. Misalnya dalam memilih atau menyeleksi bidang usaha yang akan dijalankan, harus sesuai dengan prospek dan kemampuan pengusaha yang bersangkutan. Pemilihan bidang usaha seharusnya disertai dengan berbagai pertimbangan, seperti minat, modal, kemampuan, dan pengalaman sebelumnya. Jika belum memiliki pengalaman, seorang dapat menimba pengalaman dari orang lain dengan cara ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) (Echdar, 2013:18). Menurut
Echdar (2013:27) Semangat
kewirausahaan
yang perlu
dimasyarakatkan dan dibudayakan oleh para pemimpin pada umumnya dan pengusaha pada khususnya, antara lain: a.
Kemauan kuat untuk berkarya (utamanya bidang ekonomi) dan semangat mandiri.
b. Mampu membuat keputusan yang tepat dan berani mengambil risiko. c.
Kreatif dan inovatif.
d.
Tekun, teliti, dan produktif.
e. Berkarya dengan semangat kebersamaan dan etika bisnis yang sehat. Berdasarkan kelima semangat kewirausahaan tersebut jelas bahwa yang dibutuhkan oleh wirausaha adalah berkarya dengan semangat mandiri, dilandasi semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang sejati. Seseorang wirausahawan dituntut untuk tidak hanya memikirkan bisnisnya sendiri ( individualis ) melainkan juga dituntut untuk dapat berkarya dengan penuh kebersamaan.
Universitas Sumatera Utara
Artinya, tidak boleh saling menjatuhkan satu sama lain, terutama yang bisnisnya sejenis harus bersaing secara sehat. Hal tersebut akan berdampak pada munculnya wirausaha-wirausaha baru yang tangguh, kreatif, inovatif, namun ttap menjaga karakter bangsa indonesia. Mereka juga tidak diharapkan melanggar etika bisnis, lebih-lebih dalam menjual produk atau jasanya tidak boleh melanggar undangundang perlindungan konsumen Indonesia. Jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship dapat mendorong suksesnya seseorang terutama pada era globalisasi dan informasi karena kriteria yang dibutuhkan oleh pasar adalah para lulusan perguruan tinggi yang memiliki jiwa kewirausahaan.Krisis ekonomi yang menyebabkan jumlah lapangan kerja tidak tumbuh bahkan berkurang karena bangkrut.Hal ini menuntut para lulusan perguruan tinggi tidak hanya mampu berperan sebagai pencari kerja tetapi juga harus mampu berperan sebagai pencipta kerja. Entrepreneur memiliki banyak kesamaan dengan sifat kerakter pemimpin dan seringkali dikotraskan dengan manajer dan administrator yang lebih methodical dan kurang mengambil risiko. Kemampuan seorang entrepreneur memiliki kepribadian untuk menanggung risiko, mengambil inisiatif, menciptakan visi,dan mengarahkan orang lain untuk mengikuti arahan tidak mudah dipelajari ataupun mendapatkannya. Nickels (2005:176) menyebutkan untuk mendapatkan kemampuankemampuan tersebut seorang entrepreneur harus memiliki Spirit Of Entrepreneur, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Self –Directed (Mengarahkan Diri) Entrepreneur hendaknya bersikap menyenangkan dan memiliki disiplin diri yang tinggi walaupun meruapakan pemilik usaha dan penanggung jawab akan keberhasilan maupun kegagalan usaha. 2. Self –Nurturing (Percaya Diri) Entrepreneur harus percaya akan ide yang didapatnya walaupun tidak ada orang
yang
memikirkannya,
dan
harus
melengkapi
antusiasme
entrepreneur. 3. Action- Oriented (Berorientasi Pada Tindakan) Gagasan bisnis yang luar biasa belumlah cukup tanpa adanya semangat untuk mewujudkan, mengaktualisasikan, dan mewujudkan impian menjadi kenyataan. 4. Highly-Energitic(Energik) Ini bisnis anda, dan anda harus emosional, mental, dan fisik mampu bekerja lama dan keras. 5. Tolerant of Uncertainty (Toleran Terhadap Ketidakpastian) Entrepreneur sukses
dengan menempuh risiko-risiko
yang telah
diperhitungkan sebelumnya.Kewirausahaan tidak ditujukan bagi orang - orang yang suka memilih keadaan atau takut untuk menerima kegagalan. Tips bagi entrepreneur yang potensial: a. Bekerja dengan orang lain, dan pelajari bagaimana mereka mendapatkan uang b. Research your market, tetapi jangan dilakukan dalam jangka waktu lama
Universitas Sumatera Utara
c.
Mulailah usaha anda ketika anda telah memiliki pelanggan. Sebagai permulaan,
jadikan usaha anda sebagai usaha sampingan dahulu.
d. Susun suatu tujuan spesifik tetapi jangan terlalu tinggi karena dalam memulai usaha, aspek yang paling tersita adalah aspek keuangan anda. e. Rencanakan beberapa tujuan anda dalam time schedule. f. Biasakan diri anda bergaul dengan orang yang lebih pintar, misalnya seorang akuntan atau direktur yang tertarik dengan usaha anda dan bisa memberi jawaban pertanyaan anda seputar usaha yang dilakukan. g. Jangan takut gagal. New entrepreneur must be ready to run out of time a few time before they succeed (Nickels, 2005:177). 2.1.5 Kinerja Usaha Kinerja merupakan serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan gambaran sejauhmana hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam akuntabilitas publik baik berupa keberhasilan maupun kekurangan yang terjadi . Ivancevich (Ranto, 2007:19) Jenis kinerja dapat diklasifikasikan sebagai kinerja manusia, kinerja mesin dan kinerja organisasi dimana hasil kegiatan dilaksanakan secara efisien dan efektif.Dalam menilai kinerja yang efektif dapat mempengaruhi dua hal yaitu produktivitas dan kualitas kerja yang dapat dinilai dengan melakukan langkah – langkah (1) mendefinisikan pekerjaan; (2) menilai kinerja dan (3) memberikan umpan balik, dan adanya akuntabilitas yang jelas. Dessler (Ranto, 2007:19) Menurut Kotter dan Hesket (Ranto, 2007:19) jenis kinerja terdiri dari dua yaitu
Universitas Sumatera Utara
(1) kinerja ekonomis, menghasilkan etos kerja yang kuat dan berkualitas, dan (2) kinerja unggul, menghasilkan produk unggulan. Kinerja usaha para pengusaha adalah serangkaian capaian hasil kerja dalam melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktivitas maupun kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.Kinerja usaha yaitu semangat kerja, kualitas kerja, produk unggulan, dan keberhasilan usaha yang mempunyai hubungan signifikan terhadap kinerja pengusaha. 1. Semangat kerja Semangat kerja adalah dorongan yang muncul dalam diri seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga kinerja yang dihasilkan adalah maksimal dan terdapat nilai –nilai keberhasilan bagi usaha. 2. Kualitas Kerja Kegiatan usaha yang dijalankan dapat berjalan secara efektif dan efisisen dan menghasilkan etos kerja yang berkualitas serta mengahasilkan produk unggulan. 3. Produk unggulan Produk unggulan merupakan hasil kegiatan usaha yang merupakan hasil dari rangsangan yang disajikan kepada konsumen melalui interaksi antara pengusaha dan konsumen.Hasil kegiatan usaha merupakan produk yang memiliki peringkat penjualan paling tinggi dibandingkan dengan produk lainnya.
Universitas Sumatera Utara
4. Keberhasilan Keberhasilan usaha adalah suatu keadaan dimana usaha telah berjalan dengan lancar dilihat melalui keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha. 2.1.6 Cara memasuki dunia usaha: Menurut Suryana (2013:126) ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai atau memasuki usaha baru atau bisnis baru, yaitu mencakup hal-hal berikut.: 1.
Merintis usaha baru (starting) Merintis usaha baru dilakukan dengan membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis, yaitu mencakup perusahaan berikut: a. Perusahan milik sendiri/perorangan (sole proprietorship), yaitu bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang, b. Persekutuan (partnership), yaitu suatu kerja sama (asosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama – sama menjalankan usaha bersama, dan c. Perusahan berbadan hukum (corporation), yaitu perusahaan yang di dirikan atas dasar badan hukum dengan modal berupa saham.
2.
Membeli usaha orang lain (buying), Dengan membeli perusahaan atau usaha yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama (goodwill) dan organisasi yang sudah ada. Membeli perusahaan orang lain pasti ada keuntungan dan kerugian, baik secara goodwill maupun finansial.
Universitas Sumatera Utara
3.
Kerja sama manajemen (franchising), Waralaba (franchising) ialah kerja sama antara terwaralaba (franchisee) dengan pewaralaba (franchisor/parent company) dalam mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha (waralaba). Kerja sama ini biasabya dngan dukungan awal, seperti pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan, pola arus kerja, pemilihan karyawan, pembukuan, pencatatan dan akuntansi, konsultasi, penetapan standar, promosi, pengendalian kualitas, riset, nasihat hukum, dan sumbersumber permodalan. Entrepreneur dalam memasuki arena bisnis atau memulai usaha baru,
entrepreneur dituntut tidak hanya memiliki kemampuan tetapi juga harus memiliki ide dan kemauan yang terwujud dalam bentuk product yang laku di pasar. Seorang pengusaha dalam merintis usaha baru, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu mencakup hal-hal berikut: 1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki 2. Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan dipilih 3. Tempat usaha yang akan dipilih 4. Organisasi usaha yang akan digunakan 5. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh 6. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
2.1.7 Usaha Kecil Istilah entrepreneur dengan pemilik usaha kecil sering digunakan secara bersamaan. Walaupun memiliki banyak kesamaan, tetapi terdapat perbedaan signifikan antara keduanya dalam hal : 1. Jumlah kekayaan yang tercipta – usaha entrepreneurship menciptakan kekayaan secara substansial, bukan sekedar arus penadapatan yang menggantikan upah tradisional 2. Kecepatan mendatangkan kekayaan – sementara bisnis kecil yang sukses dapat menciptakan keuntungan dalam jangka waktu yang panjang, entrepreneur menciptakan kekayaan dalam waktu yang lebih singkat, misalnya 5 tahun. 3. Risiko pada entrepreneurtinggi, dengan insentifkeuntungan pasti, banyak entrepreneurakan mengejar ide dan kesempatan yang akan mudah lepas. 4. Inovasi – entrepreneur melibatkan inovasi substansial melebihi usaha kecil. Inovasi menciptakan keunggulan kompetitif yang menghasilkan kemakmuran. Inovasi bisa dari produk atau jasa, atau dalam proses bisnis yang digunakan untuk menciptakan produk atau jasa. 2.1.8 Managing a Small Business Usaha kecil rentan akan kegagalan yang umumnya terjadi dalam menerapkan sistem manajemen. Apakah system manajemen yang telah diterapkan sesuai dengan skala usaha atau disebabkan oleh human error merupakan dua kemungkinan penyebab kegagalan penerapan system manajemen dalam usaha
Universitas Sumatera Utara
kecil. Dalam memulai usaha Nickels (2005:189) menyatakan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membantu kesuksesan dalam berusaha, yaitu: 1. Planningyourbusiness Merupakan langkah awal dalam memulai usaha. Business Plan berisikan tentang semua aspek dari bsinis yang akan dijalankan, antara lain adalah target pemasaran, keuntungan bisnis, sumber daya yang dimiliki, dan kualifikasi yang diinginkan pemilik usaha. 2. Financing your business Memulai suatu usaha harus memiliki beberapa sumber daya modal yang potensial, yaitu: tabungan pribadi, keluarga, former employers (induk semang), lembaga keuangan dan peemrintah. 3. Knowing your customers (marketing) Elemen yang paling penting dalam kesuksesan usaha kecil adalah mengetahui pasar.Di dalam bisnis, sebuah pasar terdiri dari orang – orang yang tidak puas dengan keinginan dan kebutuhan mereka yang kedua hal tersebut mempunyai untuk membeli. 4. Managing your employees (human resources development) Usaha – usaha yang telah tumbuh menjadi tidak mungkin bagi entrepreneur apabila mereka tidak mengupah, melatih, dan memotivasi karyawannya akan menjadi titik kritis. 5. Keeping record (accounting) Pemilik usaha sering mengatakan bahwa hal yang terpenting dalam memulai dan menjalankan usaha kecil adalah aspek keuangan. Peranan
Universitas Sumatera Utara
komputer sangat diperlukan pada pencatatan keuangan perusahaan dengan mencatat aktivitas keuangan antara lain adalah penjualan, peengeluaran, dan keuntungan. Sistem komputerisasi yang sederhana cukup membantu usaha dalam pencatatan keuangan diantaranya adalah pengendalian persediaan, jumlah pelanggan dan daftar gaji. Menurut Thomas Zimmerer (www.wirausaha.com) ada 8 faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan antara lain sebagai berikut : 1. Wirausahawan Sebagai pahlawan Faktor diatas sangat mendorong setiap orang untuk mencoba mempunyai usaha sendiri karena adanya sikap masyarakat bahwa seorang wirausaha dianggap sebagai pahlawan serta sebagai model untuk diikuti.Sehingga status inilah yang mendorong seseorang memulai usaha sendiri. 2. Pendidikan Kewirausahaan Pendidikan kewirausahaan sangat populer dibanyak akademi dan universitas di Amerika.Banyak mahasiswa semakin takut dengan berkurangnya kesempatan kerja yang tersedia sehingga mendorong untuk belajar kewirausahaan dengan tujuan setelah selesai kuliah dapat membuka usaha sendiri. 3. Faktor Ekonomi dan Kependudukan Dari segi demografi sebagian besar entrepreneur memulai bisnis antara umur 25 tahun sampai dengan 39 tahun. Hal ini didukung oleh komposisi jumlah penduduk di suatu negara, sebagian besar pada kisaran umur diatas. Lebih lagi, banyak orang menyadari bahwa dalam kewirausahaan tidak ada pembatasan baik dalam
Universitas Sumatera Utara
hal umur, jenis kelamin, ras, latar belakang ekonomi atau apapun juga dalam mencapai sukses dengan memiliki bisnis sendiri. 4. Pergeseran ke Ekonomi Jasa Amerika pada tahun 2000 sektor jasa menghasilkan 92% pekerjaan dan 85% GDP negara tersebut. Karena sektor jasa relatif rendah investasi awalnya sehingga untuk menjadi popular di kalangan para wirausaha dan mendorong wirausaha untuk mencoba memulai usaha sendiri di bidang jasa 5. Kemajuan Teknologi Dengan bantuan mesin bisnis modern seperti komputer, laptop, notebook, mesin fax, printer laser, printer color, mesin penjawab telpon, seseorang dapat bekerja dirumah seperti layaknya bisnis besar.Pada zaman dulu, tingginya biaya teknologi membuat bisnis kecil tidak mungkin bersaing dengan bisnis besar yang mampu membeli alat-alat tersebut.Sekarang komputer dan alat komunikasi tersebut harganya berada dalam jangkauan bisnis kecil. 6. Gaya Hidup Bebas Kewirausahaan sesuai dengan keinginan gaya hidup orang Amerika yang menyukai kebebasan dan kemandirian yaitu ingin bebas memilih tempat mereka tinggal dan jam kerja yang mereka sukai. Meskipun keamanan keuangan tetap merupakan sasaran penting bagi hampir semua wirausahawan, tetapi banyak prioritas lain seperti lebih banyak waktu untuk keluarga dan teman, lebih banyak waktu senggang dan lebih besar
Universitas Sumatera Utara
kemampuan mengendalikan stress hubungan dengan kerja. Dalam penelitian yang telah dilakukan bahwa 77% orang dewasa yang diteliti, menetapkan penggunaan lebih banyak waktu dengan keluarga dan teman sebagai prioritas pertama.Menghasilkan uang berada pada urutan kelima dan membelanjakan uang untuk membeli barang berada pada urutan terakhir. 7. E- Commerce dan the world wide web Perdagangan on-line tumbuh cepat sekali, sehingga menciptakan perdagangan banyak kesempatan bagi wirausahawan berbasis internet atau website.Data menunjukkan bahwa 47% bisnis kecil melakukan akses internet sedangkan 35% sudah mempunyai website sendiri.Faktor ini juga mendorong pertumbuhan wirausahawan di beberapa negara. 8. Peluang Internasional Dalam mencari pelanggan, bisnis kecil kini tidak lagi dibatasi dalam ruang lingkup Negara sendiri.Pergeseran dalam ekonomi global yang dramatis telah membuka pintu ke peluang bisnis yang luar biasa bagi para wirausahawan yang bersedia menggapai seluruh dunia.Kejadian dunia seperti runtuhnya tembok Berlin, revolusi di negara-negara baltik Uni Soviet dan hilangnya hambatan perdagangan sebagai hasil perjanjian Masyarakat Ekonomi Eropa, telah membuka sebagian besar pasar dunia bagi para wirausahawan. Peluang Internasional akan terus berlanjut dan tumbuh dengan cepat pada abad 21.
Universitas Sumatera Utara
3.2
Penelitian Terdahulu Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Variabel Teknik Penelitian Analisis
No
Peneliti / Tahun
Judul Penelitian
1
Anggrea ni /2009
Pengaruh Spirit Of Entrepreneur dan Motivation Terhadap Kinerja Usaha Para Pengusaha Butik di Sun Plaza Medan
Dependen : 1.Spirit Of Entrepreneur 2. Motivation
Pengaruh Spirit Of Entrepreneur Terhadap Kinerja Usaha Para Pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
Dependen : 1.Spirit Of Entrepreneur
2
Afrinal/ 2014
Analisis Regresi Linear Berganda
1.Terdapat pengaruh yang signifikan antara Spirit Of Entrepreneur dan Motivation Terhdap KinerjaUsaha Para Pengusaha Butik di Sun Plaza. 2.Berdasarkan uji F disimpulkan variabel spirit of entrepreneur (X1), dan motivation (X2) secara bersamasama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para pengusaha butik 3.Koefisien kolerasi yang menunjukkan keeratan hubungan antara spirit of entrepreneur dan motivation terhadap kinerja usaha para pengusaha butik di Sun Plaza adalah kurang erat.
Analisis Regresi Linier Berganda
1. Pengaruh yang signifikan antara Spirit Of Entrepreneur Terhdap KinerjaUsaha Para Pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU. 2.Berdasarkan hasil pengujian koefisiendeterminasi (R2), nilai R Square sebesar 0,633 berarti sebesar 63,3% KinerjaUsaha Para Pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU dipengaruhi oleh Spirit Of Entrepreneur
Independen: Kinerja Usaha
Independen: Kinerja Usaha
Hasil Penelitian
Universitas Sumatera Utara
No
Peneliti / Tahun
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Teknik Analisis
Hasil Penelitian
dan 36,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain. 3.Pengaruh Spirit Of Entrepreneur yang penulis teliti menunjukkan hubungan yang erat yaitu sebesar 79,6%. 3
4
Ikkramu din / 2010
Hafidiah /2010
“ Pengaruh Spirit Of Entrepreneur dan motivation terhadap kinerja usaha para pengusaha kerajinan rotan di Lhoksumawe
Dependen : 1.Spirit Of Entrepreneur 2. Motivation
Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Produk Tekstil di Kabupaten Bandung
Dependen: Jiwa Kewirausahaa n
Analisis Regresi Linear Berganda
Independen: Kinerja Usaha
Independen: Keberhasilan Usaha
Analisis Jalur (Path Analysis
Menunjukkan faktorfaktor spirit of entrepreneur (X1) dan motivation (X2) mempengaruhi kinerja usaha pengusaha industri kerajinan rotan di kota lhoksumawe. Oleh karena itu kedua variabel tersebut harus menjadi prioritas yang harus diperhitungkan dalam meningkatkan kinerja usaha para pengusaha dalam berwirausaha. 1.Jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh para pemilik usaha kecil produk tekstil di Kabupaten Bandung berada dalam kategori relative cukup tinggi. 2.Keberhasilan usaha dalam hal ini adalah tingkat kepuasan akan keberhasilan usaha yang terdiri daripada usaha kecil produk tekstil di Kabupaten Bandung cukup tinggi
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual atau kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan. Suatu kerangka pemikiran akan menghubungkan secara teoretis antar variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dan terikat. (Sekaran dalam Sumarni dan Wahyuni, 2006:27). Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas.
Kerangka konseptual
diharapkan akan memberikan gambaran dan mengarahkan asumsi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Kerangka konseptual memberikan petunjuk kepada peneliti di dalam merumuskan masalah penelitian. Setiap pengusaha bertujuan untuk berhasil dalam usahanya yang memungkinkan keberhasilan mendorong pengusaha untuk memperbarui semangat dalam berusaha dan mencapai kinerja usaha yang maksimal.Kinerja usaha adalah ukuran bagi pengusaha dalam menentukan prestasi dan dilihat dari semangat kerja, kualitas kerja, produk unggulan dan keberhasilan. Dalam mencapai kinerja usaha yang maksimal diperlukan faktor pendorong dalam diri pengusaha, yaitu suatu semangat yang dikenal dengan Spirit Of Entrepreneur. Seorang pengusaha dengan penerapan Spirit Of Entrepreneur pada dirinya akan berpengaruh terhadap kinerja usaha yang dibangun oleh seorang
Universitas Sumatera Utara
wirausahawan. Artinya pengusaha yang memiliki Spirit Of Entrepreneur yang baik, maka akan memiliki kinerja usaha yang tinggi. Pada dasarnya Spirit Of Entrepreneur dalam penelitian ini dirumuskan sebagai semangat dan watak yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin atau pemilik usaha yang berkaitan dengan pengelolaan usaha. Menurut Nickels (2005) Spirit Of Entrepreneur terdiri dari Self-Directed, Self-Nurturing, Action-Oriented, Highly-Energic, Tolerant of Uncertainty. Dan menurut Hendro (2011)Perubahan Teknologi, Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik, dan Intrepreneurship. Self-Directed,
menurut
Nickels
(2005:176),
adalah
Entrepreneur
hendaknya bersikap menyenangkan dan memiliki displin diri yang tinggi walaupun merupakan pemilik usaha dan penanggung jawab akan keberhasilan maupun kegagalan usaha. Menurut Anggereani (2009) secara parsial variabel SelfDirected memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para pelaku usaha. Self-Nurturing, menurut Nickels (2005:176), adalah Entrepreneur harus percaya akan ide yang didapatnya walaupun tidak ada orang yang memikirkannya, dan harus antusias. Menurut Anggereani (2009) secara parsial variabel SelfNurturing memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para pelaku usaha. Action-Oriented, menurut Nickels (2005:176), adalah gagasan bisnis yang luar biasa belumlah cukup tanpa adanya semangat untuk menwujudkan, mengaktualisasikan, dan mewujudkan impian menjadi kenyataan.Menurut
Universitas Sumatera Utara
Anggereani (2009) secara parsial variabel Action-Oriented memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para pelaku usaha. Highly-Energitic, menurut Nickels (2005:176), Ini bisnis anda, dan anda harus emosionel, mental, dan fisik mampu bekerja lama dan keras.Menurut Anggereani (2009) secara parsial variabel Highly-Energitic memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para pelaku usaha. Tolerant of Uncertainty, menurut Nickels (2005:176), Entrepreneur sukses
dengan
menempuh
resiko-resiko
yang
telah
diperhitungkan
sebelumnya.Kewirausahaan tidak ditujukan bagi orang-orang yang suka memilih keadaan atau takut untuk menerima kegagalan.Menurut Anggereani (2009) secara parsial variabel Tolerant of Uncertaintymemiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para pelaku usaha. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menyusun 5 (lima) variabel yang menurut peneliti paling mempengaruhi Kinerja usaha dan dapat digambarkan sebagai berikut: Spirit Of Entrepreneur (X1) a. Self-Directed (X1,1) b. Self-Nurturing (X1,2) c. Action-Oriented (X1,3)
Kinerja Usaha (Y)
d. Highly-Energitic (X1,4) e. Tolerant of Uncertainty (X1,5)
Sumber: Nickels (2005:176) , Anggereani (2009) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Universitas Sumatera Utara
2.4
Hipotesis Hipotesis menurut Erlina (2011:41), adalah proposisi yang dirumuskan
dengan maksud diuji secara empiris.Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau mempredisi fenomena-fenomena. Dengan demikian hipotesis merupakan jawaban sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah Spirit Of Entrepreneur BerpengaruhPositif dan Signifikan Terhadap Kinerja Usaha Para Pengusaha Salon Kecantikan Di Daerah Padang Bulan, Medan.
Universitas Sumatera Utara