BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui
panca indra
manusia yakni
indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1979) pengetahuan adalah hal-hal yang mengenai sesuatu: segala apa yang diketahui, kepandaian. Sedangkan menurut Mundiri (2001) dalam Rahman (2003) pengetahuan adalah hasil dari aktivitas mengetahui, yakni tersingkapnya suatu kenyataan ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya. 2. Tingkat pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yakni : a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan
adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah.
7 b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar
tentang
objek
yang
telah
diketahui,
dan
dapat
menginterpretasi materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil. d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen. Tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk meletakkan penilaian terhadap satu materi atau objek.Menurut Notoatmodjo (2007), belajar adalah mengambil tanggapan-tanggapan dan menghubungkan tanggapantanggapan dengan mengulang-ulang. Tanggapan-tanggapan tersebut diperoleh melalui pemberian stimulus atau rangsangan-rangsangan. Makin
8 banyak dan sering diberikan stimulus maka memperkaya tanggapan pada subjek belajar. Menurut Petersen (2004), cara orang belajar itu berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Faktor-faktor internal yang berpengaruh diantaranya kemampuan intelektual, kemampuan konsentrasi, daya ingat, emosi, kepercayaan, nilai, dan status sosial. sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh diantaranya gaya mengajar guru, lingkungan, hadiah (reward). Menurut Triarso (2009), ada faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar meliputi : a. faktor internal : fisiologis (kondisi fisik sehat atau sakit, pancaindra), psikologis (kecerdasan, minat, bakat). b. faktor eksternal : lingkungan sosial sekolah (guru, administrasi, teman-teman sekelas), lingkungan sosial masyarakat (tempat tinggal siswa), lingkungan sosial keluarga ( ketegangan di dalam keluarga, sifat orang tua, pengelolaan keluarga), lingkungan alamiah ( kondisi udara ), faktor instrumental ( gedung sekolah, alat belajar, peraturan sekolah, buku panduan), faktor materi (bahan yang akan diajarkan, metode dan kondisi siswa).
9 3. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Pengetahuan Faktor yang berpengaruh dalam tingakat pengetahuan seseorang menurut Nasution (1999) dalam Notoatmodjo (2003) antara lain a.
Tingkat Pendidikan Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka remaja makin mudah menerima informasi tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), sehingga remaja akan lebih cepat faham tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
b.
Informasi Remaja yang mempunyai banyak sumber informasi dapat memberikan peningkatan terhadap tingkat pengetahuan remaja tersebut. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui media massa seperti majalah, koran, berita televisi dan salah satunya juga dapat diperoleh melalui penyuluhan atau pendidikan kesehatan.
c.
Budaya Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang. Hal ini dikarenakan informasi yang baru akan disaring sesuai dengan budaya dan agama yang dianut.
d.
Pengalaman Pengalaman
merupakan
salah satu
faktor yang dapat
mempengaruhi pengetahuan yang berkaitan dengan umur dan
10
pendidikan individu. Hal ini mengandung maksud bahwa semakin bertambahnya umur dan pendidikan yang tinggi, maka pengalaman seseorang akan lebih jauh lebih luas. e.
Sosial Ekonomi Dalam mendapatkan informasi yang memerlukan biaya (misalnya sekolah), tingkat sosial ekonomi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, maka orang tersebut akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi.
f.
Pengukuran Tingkat Pengetahuan Pengukuran tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara langsung atau dengan angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari responden atau subjek penelitian. Kedalaman pengetahuan responden yang ingin diukur atau diketahui, dapat disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dari responden.
11
B.
Praktek 1.
Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), praktek adalah cara melaksanakan secara nyata apa yang disebut dalam teori.
2. Tindakan-tindakan praktek menurut Notoatmodjo (2003) : a.
Persepsi (percepsion) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan praktek tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (Guinded Response) Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar dan sesuai contoh. Dapat melakukan praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), merupakan indikator praktek tingkat dua. c.
Mekanisme (mechanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuai dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, artinya apabila seseorang telah melakukan praktek SADARI, maka sudah mencapai praktek ketiga Pengukuran praktek dapat dilakukan secara tindakan langsung yaitu dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah
12
dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden. C. Masalah Praktek Pemeriksaan Payudara Sekarang ini praktek pemeriksaan kanker payudara sangat diperlukan untuk memperbaiki dan mengurangi angka kejadian kanker payudara, tapi banyak perempuan Indonesia yang belum banyak mengetahui betapa pentingnya praktek SADARI sehingga angka kejadian dan angka kematian perempuan akibat kanker payudaramasih tetap tinggi. Payudara terdiri dari tiga unsur yaitu kelenjar pembuatan air susu, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara yang mengikat kelenjarkelenjar menjadi satu kesatuan. Saluran kelenjar akan bermuara pada putting susu yang berada di tengah daerah kulit yang berwarna gelap (areola). Masalah yang biasa terjadi pada payudara adalah kanker payudara. Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara tidak termasuk kulit payudara.
13
1. Gejala pada kanker payudara Gejala-gejala yang biasanya menyertai kanker payudara meliputi adanya benjolan di payudara; keluar cairan yang tidak normal dari putting susu, cairan dapat berupa nanah, darah, cairan encer atau keluar air susu pada ibu yang tidak hamil atau tidak sedang menyusui. 2. Faktor Resiko Penyebab yang pasti dari kanker payudara belum diketahui, tapi ada beberapa faktor resiko untuk terjadinya kanker payudara yaitu : mendapat haid pertama pada umur kurang dari 10 tahun, mengalami mati haid pada umur sebelum 50 tahun, tidak menikah, tidak pernah melahirkan anak, melahirkan anak setelah umur 35 tahun, tidak pernah menyusui, pernah mengalami operasi payudara yang disebabkan oleh kelainan jinak atau tumor ganas payudara, dan diantara anggota keluarga ada yang menderita kanker payudara. 3. Deteksi dini kanker payudara Kanker payudara pada tahap awal tidak menumbulkan gejala apapun, namun bersamaan dengan berkembangnya penyakit akan
14
timbul gejala yang menyebabkan perubahan pada payudara, untuk itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). 4. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) Pemeriksaan payudara sendiri adalah pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh kita sendiri tanpa bantuan orang lain. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada payudara. Waktu dilakukannya SADARI adalah jika kita sedang menstruasi waktu yang terbaik untuk melakukan SADARI yaitu dua atau tiga hari setelah menstruasi kita selesai ketika payudara kita sedang lentur, tetapi jika sudah menopause kita bisa melakukan SADARI pada tanggal yang mudah diingat (Baird, 2001) 5.
Langkah-langkah untuk SADARI : a. Perhatikanlah dengan cermat tubuh anda di muka cermin, dengan kedua tangan lurus ke bawah. Perhatikanlah bila ada benjolan atau perubahan dalam bentuk dan apakah kedua payudara simetris. Amatilah dengan teliti, sebab anda sendirilah yang lebih mengenal tubuh anda. b. Perhatikanlah
tubuh
anda
di
depan
cermin
dengan
kedua
lengan diangkat lurus ke atas. Perhatikanlah bila terdapat tarikan pada permukaan kulit.
15
c. Pijatlah pelan-pelan daerah sekitar puting dan amatilah apakah tidak keluar cairan yang tidak normal (tidak biasa). Dalam keadaan normal, kedua putting susu simetris, bebas digerakkan dan hanya mengeluarkan air susu. d. Berbaringlah dengan kedua lengan di bawah kepala. Letakkan bantal kecil di bawah punggung kanan. Rabalah seluruh permukaan payudara kanan anda dengan tangan kiri, dengan gerakan memutar dengan tekanan lembut tapi mantap, dimulai dari pinggir arah jarum jam. e.
Rabalah dengan tiga pucuk jari tengah yang dirapatkan, dengan gerakan memutar. Lakukanlah gerakan memutar dengan tekanan lembut tapi mantap, dimulai dari pinggir dengan arah menyerupai jarum jam.
f.
Berbaringlah dengan lengan kiri di bawah kepala, sedang tangan kanan meraba payudara kiri anda.
D. Pendidikan K esehatan 1. Pengertian Pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang menjembatani kesenjangan antara informasi dan tingkah laku kesehatan. Pendidikan kesehatan memotifasi seseorang untuk menerima informasi kesehatan dan
16
berbuat sesuai dengan informasi tersebut agar mereka menjadi lebih tahu dan lebih sehat (Boediono, 1998) Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar, dalam hal ini berarti terjadi proses perkembangan atau perubahan ke arah yang
lebih
tahu dan lebih baik pada diri individu. Pada keluarga masyarakat dari tidak tahu tentang nilai- nilai kesehatan menjadi mampu (Purwanto, 1999) Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah usaha atau kegiatan untuk membantu individu, keluarga atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan untuk mencapai kesehatan secara optimal. 2. Tujuan Pendidikan Kesehatan Menurut WHO (1954) yang dikutip oleh Notoatmojo (2003), tujuan pendidikan kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit, mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan fungsi, dan peran pasien selama sakit, serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan. Secara umum tujuan dari pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku individu atau masyarakat di bidang kesehatan. Tujuan ini dapat diperinci lebih lanjut antara lain, menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang
17
bernilai di masyarakat, menolong individu agar mampu secara mandiri atau kelompok
mengadakan
kegiatan
untuk
mencapai
tujuan
hidup
sehat,mendorong pengembangan dan menggunakan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang sudah ada (Herawani, 2001). Sedangkan menurut Machfoed (2005), pendidikan kesehatan adalah proses perubahan yang bertujuan untuk mengubah individu, keluarga dan masyarakat menuju
hal-hal
positif
secara
terencana
melalui
proses
belajar.
Perubahan tersebut mencakup antara lain pengetahuan, sikap, dan ketrampilan melalui proses pendidikan kesehatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan kesehatan antara lain: penyaji, audien (peserta), media, cara penyampaian, suasana, tempat penyampaian.
E. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkat an Pengetahuan
Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa adanya pesan tersebut masyarakat atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Adanya peningkatan pengetahuan merupakan indikator pendidikan kesehatan
18
yang dilakukan. Pada akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilakunya. Dengan kata lain, adanya pendidikan kesehatan dapat membawa perubahan baik dari segi kognitif, sikap, dan perilaku sasaran (Notoatmodjo, 2007) Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan di samping masukan atau input sendiri, juga dipengaruhi oleh materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan alat-alat bantu atau peraga yang digunakan dalam proses pendidikan. Agar dicapai suatu hasil yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerja sama secara harmonis (Notoatmodjo, 2007)
19 E. Kerangka Teori Penelitian
Faktor internal : -
kemampuan intelektual kemampuan konsentrasi daya ingat emosi kepercayaan nilai status sosial rasa percaya diri kondidi fisik dan panca indra bakat
-
minat
Faktor eksternal : -
Peningkatan pengetahuan dan praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
gaya mengajar guru hadiah (reward) peraturan orang tua lingkungan alamiah lingkungan social masyarakat lingkungan social keluarga instrumental materi pelajaran
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian Sumber : Petersen (2004) dan Triarso (2009)
20
F. Kerangka Konsep
pendidikan kesehatan
tingkat pengetahuan dan praktek SADARI
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
G. Variabel Penelitian 1. Variabel Independent (bebas) Variabel bebas penelitian ini adalah pendidikan kesehatan. 2.Variabel Dependent (terikat) Variabel terikat penelitian ini tingkat pengetahuan dan praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
H. Hipotesa Penelitian Ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).