BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Febriantara (2012) tentang “Pengaruh Online dan Offline Reservations Terhadap Tingkat Hunian Kamar Hotel All Season di Legian – Bali” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh online reservations dan offline reservations baik secara simultan maupun parsial terhadap tingkat hunian kamar Hotel All Season di Legian – Bali dan jenis reservasi yang paling dominan berpengaruh terhadap tingkat hunian kamar. Dalam hal ini, Febriantara menguraikan tentang tingkat hunian kamar Hotel All Season dari Tahun 2007 – 2011 yang dipengaruhi dari online dan offline reservations. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, analisis regresi linier berganda, analisis korelasi berganda, uji F, uji T, dan koefisien determinasi. Dari analisis tersebut dihasilkan bahwa secara simultan, terdapat pengaruh yang signifikan antara online dan offline reservations terhadap tingkat hunian kamar Hotel All Season di Legian. Secara parsial, variabel online reservations berpengaruh nyata terhadap tingkat hunian kamar, sedangkan offline reservations tidak berpengaruh terhadap tingkat hunian kamar. Hasil analisis determinasi berganda diperoleh nilai R2 sebesar 0,758 yang berarti sebesar 75,8% tingkat hunian kamar ditentukan oleh variabel online serta offline reservations dan sisanya sebesar 24,2% ditentukan oleh variabel lain, dan jenis reservasi yang paling dominan berpengaruh terhadap
10
11
tingkat hunian kamar adalah online reservations dengan nilai 39,7% lebih tinggi dari offline reservations dengan nilai 4,7%. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Septiando (2013) dengan judul “Pengaruh Reservasi Melalui Airlines dan Corporate terhadap Tingkat Hunian Kamar Pada Quest Hotel Kuta Central Park Bali”. Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Septiando adalah untuk mengetahui pengaruh reservasi melalui Airlines dan Corporate terhadap tingkat hunian kamar pada Quest Hotel Kuta Central Park Bali. Dalam hal ini, Septiando menggunakan metode analisis kuantitatif dengan alat analisis regresi linier berganda, analisis korelasi berganda, Uji F, Uji T, dan Analisis Determinasi. Hasil analisis yang didapat dengan menggunakan alat bantu SPSS yaitu variabel melalui Airlines (X1) dan Corporate (X2) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap tingkat hunian kamar (Y) pada Quest Hotel Kuta Central Park Bali, dengan diperoleh Fhitung – 4,406 ≥ Ftabel = 4,26. Secara parsial Airlines (X1) memiliki pengaruh yang tidak signifikan dengan thitung = 0,557 ≤ ttabel = 1,833. Sedangkan variabel reservasi melalui Corporate (X2) secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat hunian kamar (Y) pada Quest Hotel Kuta Central Park Bali, dengan hasil thitung = 3,128 ≥ ttabel = 1,833. Besarnya nilai determinasi (r2) = 0,495 yang berarti variasi tingkat hunian kamar (Y) pada Quest Hotel Kuta Central Park Bali dipengaruhi oleh reservasi melalui Airlines (X1) dan Corporate (X2) sebanyak 49,50%, sedangkan 50,50% disebabkan oleh variasi variabel lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini seperti Online Travel Agent, Offline Travel Agent, walk in guest, Complimentary dan Individual Reservation. Hasil determinasi secara parsial,
12
variabel Airlines (X1) adalah sebesar 3% ini berarti 97% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diperhitungkan dalam perhitungan dalam penelitian ini, sedangkan hasil determinasi secara parsial, variabel Corporate (X2) adalah sebesar 49,50% ini berarti 50,50% dipengaruhi variabel lainnya yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Lestari (2014) dengan judul “Pengaruh Reservasi Melalui Online dan Offline Travel Agent Terhadap Room Revenue di Solaris Hotel Kuta”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh reservasi online travel agent dan offline travel agent terhadap room revenue pada Solaris Hotel Kuta dan mengetahui variabel yang lebih kuat pengaruhnya terhadap room revenue Solaris Hotel Kuta. Dalam hal ini, Lestari menggunakan metode analisis regresi berganda, analisis korelasi berganda, Uji F, dan analisis koefisien determinasi. Dari analisis tersebut dihasilkan bahwa secara bersama-sama reservasi melalui online travel agent dan offline travel agent berpengaruh nyata dan signifikan terhadap room revenue pada Solaris Hotel Kuta, hasil determinasi menunjukan bahwa sebesar 90,0% room revenue dipengaruhi oleh variabel online travel agent. Sedangkan sisanya sebesar 10,0% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini dan variabel online travel agent merupakan variabel yang dominan mempengaruhi room revenue yaitu sebesar 0,881 dibandingkan dengan variabel offline travel agent sebesar 0,371. Hal ini disebabkan oleh lebih rendahnya harga yang ditawarkan oleh pihak online travel agent serta jarangnya pihak sales executive melakukan sales call kepada pihak offline travel agent.
13
Adapun persamaannya dengan penelitian pertama dan ketiga pada penelitian sebelumnya adalah meneliti tentang online dan offline reservation yang dimana termasuk dalam jenis-jenis reservasi yang digunakan oleh sumber-sumber reservasi, online dan offline travel agent yang termasuk dalam sumber-sumber reservasi, serta metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif dengan mencari hasil statistik terhadap analisis regresi dari variabel yang digunakan. Sedangkan persamaan dengan penelitian kedua pada penelitian sebelumnya adalah meneliti tentang tingkat hunian kamar dan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dengan mencari hasil statistik terhadap analisis regresi dari variabel yang digunakan. Perbedaan dengan ketiga penelitian di atas terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian, dan objek penelitian. Penelitian ini berfokus pada pengaruh sumber-sumber reservasi terhadap occupancy (tingkat hunian kamar), sedangakan penelitian sebelumnya oleh Febriantara (2012) menekankan pada pengaruh online dan offline reservations terhadap tingkat hunian kamar, lalu penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Septiando (2013) tentang pengaruh reservasi melalui airlines dan corporate terhadap tingkat hunian kamar, dan penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Lestari (2014) tentang pengaruh reservasi melalui online dan offline travel agent terhadap room revenue. Manfaat dari ketiga tinjauan penelitian tersebut adalah sebagai bahan refrensi dalam penelitian ini, seperti kesamaan antara penelitian ini dengan ketiga penelitian di atas yaitu sama-sama meneliti tentang pengaruh, menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan studi
14
kepustakaan, dan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda, korelasi linier berganda, Uji F, Uji T, dan determinasi.
2.2 Tinjauan Konsep/ Teori 2.2.1 Reservasi Reservasi (reservation) atau yang biasanya dikenal dengan istilah booking merupakan langkah awal yang dilakukan oleh wisatawan sebelum melakukan perjalanan atau kunjungan ke suatu daerah tujuan wisata. Menurut Damardjati (dalam Pratiwi, 2011:16) menyatakan bahwa pemesanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan pemesanan tempat duduk seperti restaurant, night club, theater & shows atau tempat duduk di dalam pesawat udara, kereta api, intercity bus, kamar hotel, dan lain-lain. Sedangkan, Soenarno (2006:197) menyatakan bahwa “Reservasi adalah pemesanan tempat atau kamar yang dilakukan terlebih dahulu sebelum seseorang datang ke hotel”. Reservasi dalam arti yang lebih luas adalah satu seksi hotel yang tugas dan tanggung jawabnya menangani permintaan pemesanan dari para calon tamu. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa reservasi (reservation) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan pemesanan tempat dan dilakukan terlebih dahulu sebelum seseorang atau wisatawan datang ke suatu tempat, seperti hotel.
15
a. Jenis-jenis Reservasi Dalam reservasi, terdapat dua jenis reservasi yang dapat dilakukan yaitu : 1. Online Reservation (Reservasi Online) Online Reservation (reservasi online) merupakan sistem reservasi yang dapat dilakukan oleh setiap orang dengan mengakses website hotel melalui media internet. 2. Offline Reservation (Reservasi Offline) Offline reservation (reservasi offline) merupakan sistem reservasi yang menggunakan pengiriman reservasi langsung ke hotel dengan media reservasi seperti telepon, fax, e-mail, dan walk in.
b. Sumber-sumber Reservasi Sumber reservasi adalah pihak–pihak yang menjadi sumber datangnya reservasi dan sebagian besar telah memiliki jalinan kerjasama yang dituangkan dalam bentuk kontrak kerjasama, seperti: (Bagyono, 2006) 1. Airlines (perusahaan penerbangan) Menurut Damarjati (dalam Beodiman, 2014:64), menyatakan bahwa, "Airlines adalah suatu perusahaan penerbangan milik swasta atau pemerintah yang khusus menyelenggarakan pelayanan angkutan udara untuk umum baik yang berjadwal (schedule service regular flight) maupun tidak
berjadwal
(non
scheduled
service).Yang
dimaksud
dengan
penerbangan berjadwal adalah suatu penerbangan yang menempuh rute penerbangan berdasarkan jadwal waktu, kota tujuan, maupun kota-kota persinggahan yang tetap".
16
Majid dan Warpani (dalam Boediman, 2014: 64) menyatakan bahwa, "Perusahaan penerbangan komersial atau lebih dikenal istilah airlines atau airways merupakan badan usaha yang bergerak di bidang jasa angkutan udara yang mengoperasikan pesawat terbang sebagai sarana untuk mengangkut muatan dari satu kota ke kota lain, baik di dalam negeri maupun ke Iuar negeri. Muatan yang diangkut diantara lain penumpang, bagasi, kargo dan benda-benda pos". Sedangkan, Lehmann (dalam Boediman, 2014:64) ) mengungkapkan bahwa : “Airlines is any transport enterprise offering or operating an air service
which its main activities are preparing commercial air transportation". Yang bila diartikan dalam bahasa Indonesia, “Airlines adalah suatu perusahaan angkutan yang menawarkan dan mengusahakan suatu pelayanan di udara dimana kegiatan utamanya adalah menyediakan sarana angkutan udara komersial".
2. Wholesale atau tour operator (biro perjalanan wisata) Pengertian Tour Operator ini biasanya dikenal dengan sebutan “Wholesaler” dimana dalam istilah ekonominya berarti pedagang besar. Pedagang besar (wholesaler) merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pembelian barang dalam jumlah besar untuk dijual lagi. Menurut Basu Swastha (Novianti, 2007:25), pedagang besar adalah sebuah unit usaha yang membeli dan menjual kembali barang-barang kepada pemakai industri, pemakai lembaga, dan pemakai komersial yang tidak menjual dalam volume yang sama kepada konsumen akhir.
17
Tour operator adalah suatu perusahaan yang usaha kegiatannya merencanakan dan menyelenggarakan perjalanan orang-orang untuk tujuan pariwisata (tours) atas inisiatif dan resiko sendiri dengan tujuan mengambil keuntungan dari penyelenggaraan perjalan tersebut (Yoeti, 2006:30). Armin D. Lehmann (Yoeti, 2006:30) Tour Operator sebagai berikut : “Tour Operator is a company that creates (packages) or markets inclusive Tours, selling them through Travel Agent or directly to the public that may perform tour services or sub-contract for such services” Armin D. Lehmann (Yoeti, 2006:30) juga menyebutkan bahwa :
“Wholesaler is a company that market and usually creates Inclusive Tour and Fix Inclusive Tour to sell through retail Travel Agent”.
Berdasarkan pengertian tersebut terlihat Tour Operator dan Wholesaler adalah sama, hanya istilah Wholesaler digunakan di Amerika Serikat, sedangkan pemakaian istilah Tour Operator lebih sering digunakan di Inggris.
3. Travel agent atau Travel agency Menurut Nyoman S. Pendit (Yoeti, 2006:28), Travel agency adalah perusahaan yang mempunyai tujuan untuk menyiapkan suatu perjalanan bagi seseorang yang merencanakan untuk mengadakannya. Pada masa kini, Travel Agent dapat dikelompokan menjadi 2 kategori, yaitu : a. Online Travel Agent Online travel agent adalah agen perjalanan yang berperan sebagai media promosi dan penjualan secara online melalui website. Saat ini
18
hampir semua perusahaan memiliki website untuk promosi produk ke konsumen. Jenis website bervariasi sesuai dengan tujuan dan isi atau content.
Website
dimanfaatkan
sebagai “toko” untuk
menawarkan produk pariwisata kepada calon wisatawan (Astuti, 20155:26). Biasanya, online travel agent mempunyai portal atau halaman web khusus yang isinya hanya promosi hotel maupun akomodasi lainnya. b. Offline Travel Agent Offline travel agent adalah kebalikan dari online travel agent yaitu agen perjalanan yang penjualannya dilakukan tidak melalui media online tetapi melalui media brosur maupun spanduk. Tetapi, seiring perkembangan jaman, offline travel agent juga memakai media promosi melalui website, namun perbedaan dengan online travel agent adalah terletak pada penjualan dimana offline travel agent menjual paket wisata yang include dengan penginapan, sedangkan online travel agent hanya menjual akomodasi saja.
4. Car rental Car rental berasal dari 2 suku kata yaitu car dan rental. Pada Kamus Inggris Indonesia, Car mempunyai arti mobil (Echols dan Shadily, 1984:98) dan Rental berarti persewaan (Echols dan Shadily, 1984:478). Jadi, Car Rental adalah sebuah usaha yang bergerak dalam bidang penyewaan mobil.
19
5. FIT (Free Independent Traveler) FIT (Free Independent Traveler) adalah orang yang melakukan perjalanan secara pribadi atau tidak bersama rombongan sebuah travel agent.
6. Corporate and Government Corporate (perusahaan) merupakan suatu bentuk usaha yang bertujuan untuk mencari keuntungan atau laba dan mempunyai struktur organisasi yang jelas. Menurut Kansil (Septiando, 2013:23), perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. Swastha dan Sukotjo (Septiando, 2013:23) berpendapat bahwa perusahaan merupakan suatu organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan merupakan sebuah badan usaha yang bergerak yang menjalankan setiap usaha yang bersifat tetap dan mempunyai organisasi yang jelas dalam mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Sedangakan government atau pemerintah merupakan suatu lembaga yang bersifat formal dan mempunyai tugas kenegaraan. Menurut Suradinata, pemerintah adalah adalah organisasi yg mempunyai kekuatan
20
besar dalam suatu negara, mencakup urusan masyarakat, teritorial, & urusan kekuasaan dalam rangka mencapai tujuan negara. Affan berpendapat bahwa, pemerintah adalah kegiatan yang terorganisir mengenai rakyat atau penduduk di wilayah negara itu yang berdasarkan kepada dasar negara & bersumber kepada kedaulatan untuk mencapai tujuan rakyat/ penduduk di wilayah itu sendiri.
7. Central reservation network/ office Central reservation network/ office dibagi menjadi 2 (dua), yaitu anaffiliate reservation network yang merupakan sebuah jaringan reservasi untuk hotel yang memiliki mata rantai bisnis dan non affiliate reservation network yang merupakan jaringan reservasi yang tidak terikat pada mata rantai hotel (Sugiarto, 2001:53).
c. Sarana Melakukan Reservasi Permintaan reservasi kamar hotel dapat datang dari berbagai sarana, seperti (Soenarno, 2006:200) : 1. Reservasi melalui surat Untuk reservasi melalui surat yang dikirim lewat pos, biasanya ada jeda waktu yang cukup lama antara pesan tempat dan kedatangan tamu. Komunikasi surat biasanya dilakukan untuk mendapatkan penjelasan secara tertulis dari pihak hotel tentang kamar yang dipesan.
21
2. Reservasi melalui telex Telex merupakan sarana elektronik yang cukup cepat untuk digunakan sebagai sarana reservasi. Beberapa hotel sudah tidak memakai sarana ini karena sudah menggunakan system komputer.
3. Reservasi melalui telegram Pengiriman data reservasi melalui telegram masih dilakukan di beberapa hotel di Indonesia. Keuntungan reservasi memakai telegram adalah data bias dikirimkan secara tertulis dan relatif cepat, rata-rata tidak sampai 2 hari.
4. Reservasi melalui telepon Telepon merupakan sarana yang umum digunakan untuk melakukan reservasi. Keuntungannya, berita dapat langsung diterima.
5. Reservasi dengan datang langsung Tamu yang datang langsung ke hotel dapat mengatakan keinginannya secara leluasa dan panjang lebar. Kelebihannya, dapat diperoleh kejelasan, baik secara verbal maupun tertulis.
6. Reservasi melalui situs di Internet Sudah banyak hotel yang mempunyai situs di internet sehingga tamu dapat mencari informasi tentang hotel itu dengan melihatnya di internet, lengkap dengan fasilitas dan harga yang ditawarkan.
22
7. Reservasi melalui E-mail E-mail merupakan sarana yang cukup canggih dalam melakukan reservasi. Pilihan ini hampir sama dengan reservasi melalui internet, namun sarana sedikit berbeda karena pemesan mengirim pesan langsung ke alamat e-mail hotel.
8. Reservasi melalui SMS Reservasi melalui SMS (Short Message Service) merupakan metode reservasi yang paling baru di antara semua sarana yang telah disebutkan di atas.
2.2.2 Occupancy/ Tingkat Hunian Kamar Tujuan utama dari sebuah industri atau usaha perhotelan adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin tingkat hunian kamar namun tidak terlepas dari kepuasan wisatawan yang akan menghuni kamar tersebut, karena semakin tinggi tingkat hunian kamar akan menunjukan semakin besar keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan tersebut. Untuk menjaga kesejahteraan dari industri atau usaha perhotelan maka perlu adanya manajemen yang baik dan terorganisir. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi terhadap tingkat hunian kamar pada sebuah industri atau usaha perhotelan, diantaranya adalah : a. Fasilitas adalah sarana yang disediakan oleh hotel. Pada dasarnya fasilitas menginap di suatu hotel tertentu. b. Kualitas pelayanan adalah kesesuaian, kecocokan, pemenuhan kebutuhan pelayanan semenjak awal dan setiap saat
23
c. Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncuk setelah membandingkan antara persepsi atau kesan terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan harapan-harapannya (Kotler, 2002:42). d. Promosi adalah komunikasi yang bersifat persuasif, dengan jalan mengajak, mendorong, mendesak, membujuk atau meyakinkan konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk tertentu (Yoeti, 2003:153). e. Harga adalah suatu unsur dalam bauran pemasaran (marketing mix) yang berperan penting dan menetukan keberhasilan suatu kegiatan pemasaran (Yoeti, 2003:109). Menurut Endar Sugiarto (2000:55), tingkat hunian adalah suatu keadaan sampai sejauh mana jumlah kamar yang terjual jika dibandingkan dengan seluruh jumlah kamar yang mampu untuk dijual. Tingkat hunian kamar yang tinggi sebuah hotel maka akan dapat memberikan keuntungan dan penghasilan yang tinggi bagi hotel tersebut. Hal ini dikarenakan kamar sebagai sebagai produk utama yang memberikan profit margin yang paling tinggi dibandingkan dengan produk – produk hotel lainnya seperti laundry, bar, restaurant, room service, dan lain sebagaimnya. Metode perhitungan tingkat hunian kamar pada sebuah hotel umumnya diukur secara presentase yaitu membandingkan jumlah kamar yang terisi dengan jumlah kamar yang tersedia pada periode tertentu, misalnya: harian, bulanan, bahkan tahunan. Meningkatnya tingkat hunian kamar tidak hanya tergantung pada tamu yang datang dan menginap di hotel tersebut, tetapi juga dapat dicapai melalui sistem pelayanan yang mengusahakan kepuasan tamu secara maksimal untuk memperpanjang waktu tinggalnya sehingga menghabiskan malamnya lebih lama
24
di hotel tersebut. Dari tingkat hunian kamar ini, dapat dilihat maju mundurnya usaha hotel tersebut dalam bulan – bulan apa saja hotel berada dalam keadaan low season dan high season. Di dalam penelitian ini, tingkat hunian kamar yang digunakan adalah tahunan. a. Pentingnya Tingkat Hunian Kamar Menurut Sugiarto (2002:10) tingkat hunian adalah tolak ukur keberhasilan sebuah hotel. Sementara itu, Sulastiyono (2008:269) menuliskan bahwa hotel yang berhasil akan terlihat dari tingkat hunian kamarnya. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan tingginya tingkat hunian kamar sebuah hotel, secara tidak langsung akan mempengaruhi penghasilan dan keuntungan hotel tersebut. Menurut prakteknya, hal ini di karenakan pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan kamar hampir setengah dari pendapatan hotel rata – rata. b. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Hunian Kamar Foster (Yoeti, 2003:55) menuliskan bahwa harga, kompetisi, dan permintaan sangat mempengaruhi penjualan kamar. Sedangkan menurut Suarthana (2006:5), faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan tingkat hunian kamar antara lain adalah lokasi hotel, fasilitas hotel, pelayanan kamar, harga kamar dan promosi. Berikut ini penjelasan tentang faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat hunian kamar, yaitu :
25
1. Lokasi Hotel Lokasi ini berperan sangat besar dalam keberhasilan menarik minat tamu yang datang. Lokasi hotel sangat strategis sangat memberikan keuntungan bagi pihak hotel karena pada umumnya tamu mencari tempat untuk menginap yang berlokasi di kawasan wisata, pusat perbelanjaan, pusat kota, pusat hiburan, dan memiliki aksesbilitas yang tinggi dengan tempat – tempat seperti bandara. Lokasi yang strategis dapat memberikan keuntungan berupa posisi tawar yang lebih baik dalam menetapkan harga kamarnya sehingga lokasi yang strategis membuat tamu menjadi lebih lama tinggal. Hal ini dapat memberikan kontribusi yang besar bagi tingkat hunian kamar pada hotel tertentu.
2. Pelayanan Hotel Baik hotel ataupun villa menetapkan standar pelayanan kepada tamu yang datang sehingga tamu merasa diperhatikan dan mendapat pelayanan yang istimewa. Standar pelayanan harus bersifat unik dank has sehingga dapat memberikan sentuhan yang mengesankan bagi para tamu yang menginap.
3. Harga Kamar Pada dasarnya penetapan harga kamar adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa maka dalam penetapan harga kamar harus diimbangi dengan pemberian pelayanan yang berkualitas dan fasilitas
26
yang memadai sehingga dapat memberikan kepuasaan bagi dapat memberikan kepuasan bagi tamu yang menginap.
4. Promosi Promosi pada dasarnya bertujuan untuk menginformasikan kepada banyak orang bahwa ada produk yang ditawarkan untuk dijual. Pernyataan ini dapat dimengerti bahwa promosi sangat penting artinya dalam menetukan keberhasilan menjual kamar dari sebuah hotel, villa atau pun resort melalui media – media promosi agar calon tamu dapat melihat kelebihan dan kekurangan dari produk yang ditawarkan.
2.2.3 Hotel Hotel merupakan salah satu akomodasi yang memberikan fasilitas kamar yang dapat digunakan oleh para wisatawan sebagai tempat beristirahat. Selain menyediakan fasilitas kamar, hotel juga menyediakan beberapa fasilitas pelengkap, seperti pelayanan makanan dan minuman, penitipan dan pengangkatan barang, laundry, gym, sarana bermain untuk anak-anak, dan lainnya (Suwena, Widyatmaja, 2010:90). Menurut K. Kraph Direktur Lembaga Risert Pariwisata – Universitas Bern di Swiss adalah sebuah gedung (bangunan) yang menyediakan penginapan, makanan dan pelayanan yang bersangkutan dengan menginap serta makan itu bagi mereka yang mengadakan perjalanan. Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. SK.241/H/70 Tahun 1970, Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan (akomodasi) serta menyajikan
27
hidangan serta fasilitas lainnya dalam hotel untuk umum, yang memenuhi syarat – syarat comfort dan bertujuan komersial. Sedangkan, Hotel Proprietors Act (Sulastiyono, 2006:5) menyatakan bahwa hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orangorang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus. Berdasarkan tipenya, hotel dikelompokan dalam beberapa kategori, yaitu : (Soenarno, 2006:13) a. Tipe hotel berdasarkan lokasi Berdasarkan lokasinya, ada 2 (dua) macam hotel, yaitu : 1. City Hotel City hotel adalah hotel yang terletak di tengah kota besar. Kebanyakan tamu yang berada di city hotel bertujuan untuk bisnis, pertemuan, seminar, dagang, serta untuk acara resmi perusahaan. City hotel banyak menyediakan sarana bisnis, bentuk fisiknya kebanyakan berupa building block, bertingkat tinggi dengan lahan yang relatif sempit. 2. Resort Hotel Resort hotel adalah hotel yang terletak di daerah tujuan wisata. Kebanyakan jauh dari kota dan dekat dengan tempat-tempat rekreasi atau tempat yang sering dikunjungi keluarga, pelancong, atau
28
pengunjung lain. Tamu yang datang ke resort hotel bertujuan untuk rekreasi atau berwisata.
b. Tipe hotel berdasarkan lama tinggal Berdasarkan lamanya tamu tinggal, terdapat beberapa jenis hotel, yaitu: 1. Transient Hotel Transient hotel adalah hotel dimana rata-rata lama tamu menginap sangat singkat, hanya satu hari satu malam. Kebanyakan tamu yang menginap adalah orang-orang yang sangat sibuk dan datang hanya untuk transit atau hanya untuk sekedar beristirahat. 2. Residental Hotel Residental hotel adalah hotel dimana rata-rata tamu yang menginap lebih dari satu bulan, bahkan dapat sampai tahunan. Hotel jenis ini dilengkapi dengan sarana untuk tinggal dalam waktu lama, seperti kitchenette di dalam kamar, ruang tamu, tempat cuci, setrika, dan ruang untuk mengeringkan pakaian. 3. Semi Residental Hotel Semi residental hotel berada di antara transient hotel dan residental hotel. Tamu yang menginap di hotel tipe ini tidak terlalu singkat tetapi tidak terlalu lama. Rata-rata 2 (dua) hari sampai 1 (satu) minggu. c. Tipe hotel berdasarkan kelas Berdasarkan kelas hotel, yang biasa disebut dengan bintang, dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu : 1. Hotel bintang lima
29
2. Hotel bintang empat 3. Hotel bintang tiga 4. Hotel bintang dua 5. Hotel bintang satu 6. Hotel melati tiga 7. Hotel melati dua 8. Hotel melati satu Berdasarkan tipe-tipe hotel yang telah dijelaskan di atas, Kuta Paradiso Hotel termasuk resort hotel karena terletak di daerah tujuan wisata yaitu berada di daerah Kuta yang jauh dari daerah perkotaan dan Semi Residental Hotel di mana tamu yang menginap di Kuta Paradiso Hotel tidak terlalu singkat tetapi tidak terlalu lama. Rata-rata 2 (dua) hari sampai 1 (satu) minggu. 2.2.4 Hipotesis Menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan antara sumber-sumber reservasi dengan occupancy di Kuta Paradiso Hotel 2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial antara sumber-sumber reservasi dengan occupancy di Kuta Paradiso Hotel