BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kajian Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasari dari sebuah penelitian terdahulu, baik dari jenis
penelitian maupun teori yang digunakan, dan teknik metode penelitian yang digunakan penjelesannya dibawah ini sebagai berikut :
No
Judul
Peneliti
Tujuan Penelitian
Hasil kajian Penelitian terdahulu
Kesimpulan
1
Hubungan Pemberitaan Kriminal di televisi dengan tingkat kecemasan perempuan saat berada di tempat umum
Rama Silvasurya
Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan isi media, isi pesan, dan atensi perempuan dalam mengkonsumsi berita di media massa dengan tingkat kecemasan perempuan saat berada di tempat umum
Terdapat hubungan signifikan antara intensitas penggunaan media, isi pesan dan atensi dengan kecemasan perempuan saat berada di tempat umum, hal ini disebabkan karena freakuensi penggunaan, kejelasan informasi dan kebutuhan informasi mempengaruhi tingkat kecemasan perempuan saat berada di tempat umum
Intensitas penggunaan media, isi pesan dan atensi dapat mempengaruhi tingkat kecemasan perempuan saat berada di tempat umum.
Jurusan Manajemen Komunikasi
44
45
2
3
Hubungan antara penayangan acara Infotaiment “insert” (informasi selebritis) dengan sikap pemirsa terhadap gaya hidup selebriti
Gria Astrelia Yuditha
Hubungan Tayangan “ sampurasun dengan persepsi pemirsa televisi pada budaya sunda
Aprilianty Rochmat
Jurusan Manajemen Komunikasi
Jurusan Hubungan Masyarakat
Untuk Mengetahu hubungan antara Intensitas penayangan acara Infotaiment “insert” dengan siap pemirsa terhadap gaya hidup selebritis, untuk mengetahui isi pesan penayangan acara infotaiment “insert” dengan sikap pemirsa terhadap gaya hidup selebritis, dan untuk mengetahui hubungan daya tarik penayangan acara infotaiment “insert dengan sikap pemirsa terhadap gaya hidup selebritis
Menunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara intensitas penayangan , daya tarik penayangan, denga sikap pemirsa terhadap gaya hidup selebriti
Dapat ditarik kesimpulan penelitian ini aspek intensitas, isi pesan dan daya tarik tergolong tinggi .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tayangan “sampurasun” dengan persepsi dan aksi pemirsa terhadap tayangan talk show bebahasa sunda di televisi khususnya di kota bandung
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tayangan “sampurasun” yang disiarkan PJTV bandung dalam hal panjang tayangan, dan penyajian atau konflik tayangan telah berhasil membentuk persepsi positif dan aksi yang positif pula terhadap budaya sunda
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubunan yang kuat antara tayangan “sampurasun” dengan persepsi dan aksi pemirsa
46
4
Strategi Program tayangan “jika aku menjadi Trans Tv
Tiara Marcia
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi program tayangan “jika aku menjadi di trans TV”
Program tayangan jika aku menjadi ini adalah program tayangan televisi yang menanamkan kepedulian sosial dan memiliki nilai edukatif yang mampu bersaing di waktu tayang prime time.
Kesimpulan untuk mendapatkan program tayangan yang berkualitas dan menghibur “jika aku menjadi membuat perencanaan, pengorganisasian
5
Hubungan Antara Kredibilitas Komunikator Kegiatan Pelatihan Operator Truk PT.Indocement Dengan Sikap Pengemudi Baru Terhadap Perusahaan
Ary Mazhar Ridlo
Mengetahui Keeratan hubungan antara kredibilitas Komuniator Kegiatan Pelatihan Operator Truk dengan sikap Pengemudi Baru terhadap perusahaan Tabel 2.1
Terdapat Hubungan yang signifikan dengan sikap pengemudi
Terdapat Hubungan cukup erat dengan sikap pengemudi
2.2 Perspektif Teoritis 2.2.1 Teori Kultivasi (Cultivation Theory) Teori Kultivasi adalah teori yang dikembangkan oleh George Gerbner pada tahun 1970-an dan 1980-an, memunculkan pertanyaan di tingkat makro mengenai peranan media dalam masyarakat walaupun teori ini mewakili sebuah aspek gabungan dari kombinasi antara teori kebudayaan makroskopik dengan mikroskopik. Beberapa peneliti melihat teori ini sebuah contoh yang mungkin untuk penelitian selanjutnya. Teori ini hadir ketika perspektif efek terbatas sangat kuat tetapi mulai menunjukan tanda-tanda penurunan dan teori budaya mendapatkan perhatian yang lebih serius daripada akademisi media. Kontroversi
47
ini memperlihatkan begitu banyak ragam perspektif yang berlawanan yang beberapa masih diakui secara luas (stanley, 2009:404). Perspektif transmisional melihat media sebagai pengirim pesan-pesan potongan-potongan informasi yang jelas-ke seluruh penjuru ruang. Perspektif ini dan teori dampak terbatas merupakan pasangan baik. jika apa yang dilakukan media hanyalah menyebarkan potongan informasi, orang dapat memilih untuk menggunakan atau tidak menggunakan informasi tersebut sebagaimana mereka kehendaki. dalam perspektif ritual, sebaliknya, media dikonsptualisasikan sebagai suatu cara mentransmisikan “pesan di dalam ruang” tetapi sebagai hal yang sentral bagi “pemeliharaan masyarakat pada suatu waktu” (carey, 1975:6).
2.2.2
Asumsi Analisis Kultivasi Dalam mengemukakan posisi bahwa realitas yang dimediasi menyebabkan
konsumen memperkuat realitas sosial media mereka, Analsis Kultivasi membuat beberapa asumsi karena teori ini dari dulu hingga kini merupakan teori yang didasarkan pada televisi, ketiga asumsi ini menyatakan hubungan antara media dan budaya :
Televisi, secara esensi dan fundamental, berbeda dengan bentuk-bentuk media massa lainnya
Televisi membentuk cara berpikir dan membuat kaitan dari masyarakat kita
Pengaruh dari televisi terbatas
48
Asumsi pertama lahir daru analisis Kultivasi menggaribawahi keunikan dari televisi berada di dalam lebih 98% di rumah amerika serikat. televisi tidak membutuhkan kemampuan membaca, sebagaimana dengan media cetak. oleh karena itu televisi mudah diakses dan tersedia untuk siapa saja, televisi merupakan “senjata pembentuk sikap masyarakat yang utama”(gerbner, gross,jacksonbecck,jeffries-fox & signorielli,1978:178) Asumsi yang kedua berkaitan dengan dampak televisi berkaitan dengan dampak dari televisi. gerbner dan Gross (1972) menyaktakn bahwa “subtansi dari kesadaran yang dikultivasikan oleh tv tidak merupakan siap dan opini lebih spesifik dibandingkan asumsi-asumsi yang lebih mendasar mengenai fakta-fakta” kehidupan dan standar-standar penilaian mendasari penarikan kesimpulan. (stanley, 2009:87) Asumsi ketiga dari analisis kultivasi menyaktakan bahwa dampak dari televisi terbatas hal ini mungkin terdengar aneh, apalagi melihat fakta bahwa televisi tersebar sangat luas. Tetapi kontribusi terhadap budaya yang dapat diamati, dan diukur, dan independen relatif kecil. hal ini mungkin tampak seperti pertanyaan ulang dari pemikiran dari dampak minimal televisi, dan Gerbner menggunakan analogi zaman es (ice age analogy) yang menyatakan bahwa “sebagaimana pergerseran temperatuh rata-rata sebanyak beberapa derajat dapat mengakibatkan zaman es, atau hasil akhir pemilihan umum dapat ditentukan dengan batas yang tipis, demikian pula dampak yang relatif kecil namun tersebar dan dapat membuat perbedaan besar „ukuran‟ dari „dampak‟ jauh lebih tidak penting dibandingkan dengan arah kontribusinya yang berkenlanjutan (gerbner,mirgan&signorelli,1980:14).
49
2.2.3
Proses Kultivasi Kultivasi yang telah dianalisis telah diterapkan dari berbagai macam isu
dampak, juga pada situasi-situasi
berbeda dimana para penonton televisi
menemukan diri mereka. dalam melaksanakan hal tersebut dari apa yang mereka tonton, sebagai berikut : 1. Proses Empat Tahap Tahap pertama (Analisis sistem pesan) terdiri dari penggambaran yang paling sering berulang dan konsisten. misalnya sangat mungkin untuk melakukan tayanga seperti law&Order dan CSI, tahap kedua Formulasi pertanyaan mengenai realitas sosial penonton, melibatkan penyusunan pertanyaan mengenai pemahaman orang akan kehidupan sehari-hari mereka, misalnya pertanyaan mengenai pemahaman orang akan kehidupan sehari-hari
mereka.
tahapan
ketiga,
mensurvei
khalayak
yaitu
mensyaraktkan bahwa pertanyaan-pertanyaan dari tahap kedua diberikan kepada anggota khalyak dan bahwa para peneliti menyakan para penonton ini mengenai level konsumsi televisi mereka. Terakhir, tahap keempat adalah membandingkan realitas sosial dari pennton kelas berat dan kelas ringan, bagi gerbner, terdapat sebuah “diferensial Kultivasi” dapat didefinisikan sebagai persentase perbedaan dalam respons penonton televisi kelas ringan dan kelas berat. gerbner (1998) menjelaskan bahwa jumlah mereka adalah yang paling sering menonton dan sekelompok sampel orang yang dikuru, sementara penonton kelas ringan adalah mereka yang paling sedikit menonton. (west&turner:2007:89)
50
2. Pengarusutamaan dan Resonansi Pemgarusutaman berati bahwa para penonton televisi kelas berat dari kobudaya yang berbeda cenderung memiliki keyakinan yang sama dengan anggota dari kelompok budaya yang berbeda, Resonansi terjadi ketika halhal didalam televisi, dalam kenyataannya, kongruen dengan realitas keseharian para penonton. dengan kata lain, realitas eksternal objektif dari penonton beresonansi dengan realitas televisi.
2.3 Komunikasi Massa 2.3.1 Pengertian Komunikasi Massa Para ahli komunikasi berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan komunikasi massa ( mass communication) adalah komunikasi melalui media massa, jelasnya merupakan singkatan dari kmunikasi media massa (mass media communication). hal ini berbeda dengan pendapat para ahli psikologi sosial yang menyatakan bahwa komunikasi tidak selalu menggunakan media massa, asal menunjukan perilaku massa (mass behaviour), maka hal itu dapat dikatakan sebagai komunikasi massa (effendy,200:20). Namun sehubungan penelitian ini adalah dalam aspek komunikasi, maka pengertian komunikasi massa akan dibatasi pada komunikasi yang menggunakan media massa dan lebih di khususkan lagi media televisi. Ditinjau dari sasaran komunikasi massa DeFleur mengungkapkan pendapatnya bahwa pesan yang disampaikan melalui media massa akan menimbulkan reaksi berbeda, bagi
51
penerima yang mempunyai karakter yang berbeda pula karena setiap individu mempunyai interes yang berbeda pula (wahyudi, 1986:44). Hal yang sama nampak jelas dan pendapat tan Wright, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator secara masal, berjum;ah banyak, bertempat tinggal jauh(terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu sedangakan lebih rinci. Pengertian komunikasi massa dikemukakan juga oleh gebner (1967) sebagai berikut : “massa communication is the technology and institionally based production and distribution of most broadly shared continuo flow of message in industrial societies ( ardiyanto & erdinaya, 2004:4) Definisi gerbner ini menggambarkan bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi, yang kemudian disebarkan secara luas terus menerus dalam jarak waktu tetap seperti harian, mingguan, bulanan dan sebagainya. proses memproduksi pesan juga tidak dapat dilakukan oleh perorangan, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri. Definisi paling sederhana tentang komunikasi massa adalah komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media massa (effendy : 1986:61) dan dengan demikian maka jelas bahwa komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa sifatnya satu arah (one way traffic). Begitu pesan disampaikan komunikator tidak diketahui apakah pesan tersebut diterima, dimengerti atau dilaksanakan oleh komunikan. oelh karena itu “ melalui media
52
massa, umpan balik (feedback) terjadi tidak secara langsung atau tertunda (delayed feedback), bahkan mungkin tidak terjadi feedback ( Effendy: 1992:50).
2.4 Tinjauan Televisi 2.4.1 Pengertian Televisi Televisi adalah anduan radio (broadcast) dan film (moving picture), para penonton rumah-rumah tak mungkin menangkap siaran tv, kalau tidak ada unsurunsur radio. dan tak mungkin dapat melihat gambar-gambar yang bergerak pada layar pesawat TV, jika tidak ada unsur-unsur film (Arifin:24:2011)1 Suatu program siaran TV dapat dilihat dan didengar oleh penonton; karena dipancarkan oleh pemancarnya mati tidak di udara, maka mereka tidak bisa melihat apa-apa. dalam segi ini prinsip pemancaran televisi oleh pemancar TV dan prinsip penangkapan oleh pesawat televisi sama dengan prinsip Radio. sering terjadi gambar pada televisi mendadak jelek atau berubah , akan tetapi suaranya tetap bagus. Yang dipancarkan oleh pemancar TV , selain suara juga gambar. tanpa gambar bukanlah televisi. televisi sendiri terdiri dari isitlah tele yang berati jauh dan “visi” yang berati penglihatan. Segi jauhnya diusahakan oleh prinsip radio dan segi “penglihatannya” oleh gambar. tanpa gambar tak mungkin ada apa-apa yang dapat dilihat (effendy, 1993:175)
1
Rachmat Arifin dalam buku: Mesin Pencuci Otak”menggugat Tayangan Televisi”:2011
53
2.4.2 Efek Televisi Adapun beberapa efek yang timbul karena televisi, yaitu : 1. Acara televisi dapat mengancam nilai – nilai sosial yang ada dalam masyarakat. 2. Acara Televisi dapat menguatkan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat. 3. Acara Televisi akan membentuk nilai – nilai sosial baru dalam kehidupan masyarakat. (kuswandi, 1996:99)
2.4.3
Karakteristik Televisi Televisi adalah medium komunikasi massa yang mempunyai beberapa
karakteristik dasar yang membedakan dengan komunikasi lainnya : 1. Audio Visual , televisi memiliki kelebihan yakni dapat didengar langsung (audio visual). namun demikian, tidak berati gambar lebih penting dari pada kata-kata. keduanya harus ada kesesuaian yang harmonis 2. Berpikir dalam Gambar, pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran televisi adalah pengarah acara. bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar (think Picture). ada tahap-tahap yang dilakukan dalam berpikir dalam gambar yaitu: a. visualisasi, yakni menejemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
54
b. Penggambaran, yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikan rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoprasian lebih kompleks, dibandingkan radio siaran, pengoprasian televisi siaran lebih kompleks dan siaran banyak melibatkan orang-orang yang terampil dan terlatih (Ardianto&Erdinaya, 2005:128-130).
2.4.4
Fungsi Televisi terdapat beberapa fungsi media bagi individu, kerangka tersebut dikutip
dari tipologi yang disarankan oleh McQuail (1987:72) 1. Informasi
Mencari berita tentang peristiwa dan kndisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.
Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan hal-hal yang berkaitan denan penentuan pilihan.
Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum
Belajar, pendidikan diri sendiri
Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan
2. Indentitas Pribadi
Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi
mengemukakan model perilaku
mengidentifikasi perilaku
meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri
55
3. Integrasi dan Interaksi Sosial
Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial
mengidentifikasikan diri dengan oranglain dan meningkatkan rasa memiliki
menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial
memperoleh teman selain manusia
membantu menjalankan peran sosial
memungkinkan seseorang untuk dapat menghubunkan sank-keluarga teman, dan masyarakat
4. Hiburan
Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan
Bersantai
Memperoleh kenikmatan Jiwa dan estesis
Mengisi waktu
Penyaluran Emosi
Membangkitakan gairah seks
2.4.5 Pengertian Program Menurut Effendy daam kamus Komunikasi (1089p287), definisi dari program adalah rancangan penyiaran produksi siaran radio dan televisi. Dengan berkembangnya pertelevisian membuat beranekaragamnya jenis program yang ada ditelevisi.
56
2.4.6 Pengertian Tayangan Pengertian dari tayangan secara luas adalah tayangan merupakan apa yang ditayangkan, dan tayangan televisi adalah sebuah program khusus yang ditampilkan ditelevisi (Badudu:2001:145)
2.4.7 Pengertian Berita Berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca ( Susasnto:2003:21) sendiri memberi kesmpulan bahwa, “berita suatu fakta atau ide atau opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah besar pembaca, pendengar, maupun penonton(Susanto:2003:7). Mendefinisikan berita adalah informasi hangat yang disajikan kepada umum mengenai yang terjadi dan sesuatu yang menarik perhatian sebagian besar komunitas serta merupakan informasi mengenai persitiwa atau ide yang menarik perhatian dan mempengaruhi kehidupan manusia dari berbagai definisi, dapat dikatakan bahwa unsur-unsur yang dikandung didalam suatu berita mencakup beberapa penilaian yaitu : fakta, akurat, ide, isi pesan, penting, opini, dan sejumlah
pembaca/pendengar/penonton
mendapatkan
perhatian
dengan
merupakan
demikian,
program
hal-hal
yang
perlu
acara
berita
harus
membedakan diri, karena diyakini berita dapat menjadi sesuatu identitas suatu televisi ke penonton. Seperti yang diungkapkan oleh Jensen dalam bukunya Television on The Dramatic News (2002:84) yaitu : “and yet news channels mus differentitete themselves, their brand to audience”.
57
2.4.7.1 Jenis-jenis Berita Televisi Dalam jurnalistik juga dikenal jenis berita menurut penyajiannya. Pertama, Straight News (sering juga disebut hard news), yakni laporan kejadiankejadian terbaru yang mengandung unsur penting dan menarik, tanpa mengandung pendapat-pendapat penulis berita. Straight news harus ringkas, singkat dalam pelaporannya, namun tetap tidak mengabaikan kelengkapan data dan obyektivitas. Kedua, Soft News (sering disebut juga feature), yakni beritaberita yang menyangkut kemanusiaan serta menarik banyak orang termasuk kisah-ksiah jenaka, lust (menyangkut nafsu birahi manusia), keanehan (oddity). Jenis-Jenis Berita 1. Straight news report adalah laporan langsung mengenai suatu peristiwa. 2. Depth news report 3. Comprehensive news merupakan laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. 4. Interpretative report. Penulis mencari fakta 5. Feature story 6. Depth reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual. 7. Investigative reporting 8. Editorial writting adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan sidang pendapat umum.
58
2.5
Pengertian Perilaku Manusia Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia,
sedang drongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia, sedang dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia. dalam kehidupan sehari-hari banyak perilaku manusia dalam segala aktivitas. banyak hal yang mengharuskan berprilaku. perilaku memmpunyai arti konkrit daripada jiwa dan melalui perilaku dapat terbuka dan lebih mudah dipelajari.(Purwanto:1999:10) 2.5.1 Sikap Menurut berkowitz (1972) terdapat tiga kerangka pemikiran tentang sikap. pertama adalah kerangka pemikiran yang diwakili oleh psikologi seperti louis thurstone(1982) dan charles Osgood. menurut mereka, sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau meimihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable)pada objek tersebut. secara lebih spesifik, thrustone sendir memformulasikan sikap sebagai derajat efek positif atau negatif terhadap suatu objek psikologis. (azwar, 1995;4) Kelompok pemikiran yang kedua diwakili oleh para ahli seperti chave (1982), Bogardus(1931), mead (1934), dan gordon allport (1935) konsepsi mereka mengenai sikap lebih kompleks, sikap merupakan semacam kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tententu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya
59
respons. Lapierre 1934(dalam allen, guy&edgley,1980) mendefinisikan sikap sebagai „suatu pola‟ perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Sedangkan kelompok pemikiran ke tiga adalah kelompok yang berorientasi kepada skema triadik (triadic scheme). Menurut kerangka pemikiran ini suatu sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang paling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berprilaku terhadap objek. secord & beckman (1964), misalnya mendefinisikan sikap sebagai „keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi) , pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya‟. (azwar, 1995:5)
2.5.2
Tingkat Kecemasan Kecemasan (asietas/anxiety) adalah gangguan alam perasaan (affective)
yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realtias (reality Testing ability/RTA, masih baik) kepribadian spliting of personality, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal. (Hawari:2001:3) Kecemasan merupakan hasil dari konflik psikis yang tidak disadari. Kecemasan menjadi tanda terhadap ego untuk mengambil aksi penurunan cemas. Ketika mekanisme diri berhasil, kecemasan menurun dan rasa aman datang lagi. Namun bila konflik terus berkepanjangan, maka kecemasan ada pada tingkat
60
tinggi. Mekanisme pertahanan diri dialami sebagai simptom, seperti phobia, regresi dan tingkah laku ritualistik. Konsep psikodinamik menurut Freud ini juga menerangkan bahwa kecemasan timbul pertama dalam hidup manusia saat lahir dan merasakan lapar yang pertama kali. Saat itu dalam kondisi masih lemah, sehingga belum mampu memberikan respon terhadap kedinginan dan kelaparan, maka lahirlah kecemasan pertama. Kecemasan berikutnya muncul apabila ada suatu keinginan dari Id untuk menuntut pelepasan dari ego, tetapi tidak mendapat restu dari super ego, maka terjadilah konflik dalam ego, antara keinginan Id yang ingin pelepasan dan sangsi dari super ego lahirlah kecemasan yang kedua. Konflik-konflik tersebut ditekan dalam alam bawah sadar, dengan potensi yang tetap tak terpengaruh oleh waktu, sering tidak realistik dan dibesar-besarkan. Tekanan ini akan muncul ke permukaan melalui tiga peristiwa, yaitu : sensor super ego menurun, desakan Id meningkat dan adanya stress psikososial, maka lahirlah kecemasan-kecemasan berikutnya (Prawirohusodo, 1988:264).
2.5.3 Tipe Kepribadian Pencemas Seseorang akan menderita gangguan cemas manakala yang bersangkutan tidak mampu mengatasi stresor psiosial yang dihadapinya. tetapi pada orangorang tertentu meskipun tidak ada stresor psikososial yang bersangkutan menunjukan kecemasan juga, yang ditandai dengan corak atau tipe keribadian pencemas, yaitu antara lain :
61
a. Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang. b Memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir) c. Kurang percaya diri gugup apabila tampil di muka umum. d. Tidak mudah mengalah, suka ngotot e. Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah f. Seringkali mengeluh ini dan itu (keluhan somatik), khawatir berlebihan terhadap penyakti G. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil; H. Dalam mengambil keputusan sering diliputin rasa bimbang dan ragu I. Bila mengemukakakn sesuatu atau bertanya seringkali diulang-ulang J. Jika sedang emosi seringkali bertindak histeris. (Hawari:1999:89-90)
2.5.4 Skala Pengukuran DASS (Depression Anxiety Stress Scale) Skala Pengukuran Dass (Depression Anxiety Stress Scale) yang di pelopori oleh lovibond (1995) merupakan alat uji instrumen yang telah baku dan tidak perlu di uji validitasnya lagi. DASS terdiri dari 42 item pertanyaan yang menggambarkan tingkat stress dan kecemasan. (lovibond,1995:2) DASS adalah satu set tiga laporan diri skala yang dirancang untuk mengukur keadaan emosional negatif dari depresi, kecemasan dan stres. Para DASS dibangun tidak hanya sebagai satu set timbangan untuk mengukur keadaan emosional
konvensional
didefinisikan,
tetapi
untuk
memajukan
proses
mendefinisikan, memahami, dan mengukur keadaan emosional di mana-mana dan klinis signifikan biasanya digambarkan sebagai depresi, kecemasan dan stres.
62
Masing-masing dari tiga skala DASS berisi 14 item, dibagi menjadi subskala dari 2-5 item dengan isi yang serupa. Skala Depresi menilai dysphoria, putus asa, devaluasi hidup, sikap meremehkan diri, kurangnya minat / keterlibatan, anhedonia, dan inersia. Skala Kecemasan menilai gairah otonom, efek otot rangka, kecemasan situasional, dan pengalaman subjektif dari mempengaruhi cemas. Skala Stres sensitif terhadap tingkat kronis non-spesifik gairah. Ini menilai kesulitan santai, gairah saraf, dan menjadi mudah marah / gelisah, mudah tersinggung / over-reaktif dan tidak sabar. Subyek diminta untuk menggunakan 4point keparahan / skala frekuensi untuk menilai sejauh mana mereka telah mengalami masing-masing negara selama seminggu terakhir. Skor untuk Depresi, Kegelisahan dan Stres dihitung dengan menjumlahkan skor untuk item yang relevan. Selain kuesioner 42-item dasar, versi pendek, DASS adalah 14, tersedia dengan 8 item per skala. Perhatikan juga bahwa versi sebelumnya dari skala DASS disebut sebagai Kuesioner Self-Analisis (SAQ). Sebagai skala dari DASS telah terbukti memiliki konsistensi internal yang tinggi dan untuk menghasilkan diskriminasi yang berarti dalam berbagai pengaturan, timbangan harus memenuhi kebutuhan baik peneliti dan dokter yang ingin mengukur keadaan saat ini atau perubahan keadaan dari waktu ke waktu (misalnya , dalam pengobatan) pada tiga dimensi depresi, kecemasan dan stres. DASS ini dapat diberikan baik secara berkelompok maupun perorangan untuk tujuan penelitian. Kapasitas untuk membedakan antara tiga negara terkait depresi, kecemasan dan stres akan berguna bagi peneliti berkaitan dengan etiologi,
63
sifat dan mekanisme gangguan emosional. Sebagai pengembangan penting dari DASS itu dilakukan dengan non-klinis sampel, sangat cocok untuk skrining remaja normal dan dewasa. Mengingat kemampuan bahasa yang diperlukan, tampaknya tidak ada kasus yang kuat terhadap penggunaan timbangan untuk tujuan komparatif dengan anak-anak berumur 12 tahun. Harus diingat, bagaimanapun, bahwa batas usia skala pengukuran DASS adalah 17 - 35 tahun.2
Klinis penggunaan DASS, Nilai pokok DASS dalam pengaturan klinis adalah untuk memperjelas lokus gangguan emosional, sebagai bagian dari tugas yang lebih luas dari penilaian klinis. Fungsi penting dari DASS adalah untuk menilai keparahan gejala inti dari depresi, kecemasan dan stres. Harus diakui bahwa depresi klinis, orang cemas atau stres juga dapat memanifestasikan gejala tambahan yang cenderung umum untuk dua atau ketiga dari kondisi, seperti tidur, nafsu makan, dan gangguan seksual. Gangguan ini akan ditimbulkan oleh pemeriksaan klinis, atau dengan menggunakan cek gejala umum daftar seperti yang diperlukan.
DASS tersebut dapat diberikan dan mencetak oleh non-psikolog, namun keputusan berdasarkan profil skor tertentu harus dilakukan hanya oleh dokter berpengalaman yang telah melakukan pemeriksaan klinis yang tepat. Perlu dicatat juga bahwa tidak ada item DASS mengacu pada kecenderungan
2
bunuh
diri
karena
item
Overview of the DASS and its uses: Lovibond (1995) Avaible at: http://www2.psy.unsw.edu.au/groups/dass//over.htm
yang
berkaitan
dengan
64
kecenderungan seperti itu ditemukan tidak memuat pada skala apapun. Para dokter yang berpengalaman akan mengenali kebutuhan untuk menentukan risiko bunuh diri pada orang serius terganggu.
The DASS dan diagnosis, DASS ini didasarkan pada dimensi daripada konsepsi kategoris dari gangguan psikologis. Asumsi yang perkembangan DASS didasarkan (dan yang dikonfirmasi oleh data penelitian) adalah bahwa perbedaan antara depresi, kecemasan, dan stres yang dialami oleh subyek normal dan klinis terganggu, pada dasarnya perbedaan derajat. DASS karena itu tidak memiliki implikasi langsung untuk alokasi pasien untuk kategori diagnostik diskrit dipostulasikan dalam sistem klasifikasi seperti DSM dan ICD. Namun, celana direkomendasikan untuk label keparahan konvensional (normal, sedang, berat) yang diberikan dalam Manual DASS.
Faktor yang mempengaruhi kecemasan:
Normal
1.Faktor eksternal 2.Faktor internal
Cemas Ringan KECEMASAN Cemas Sedang
a.usia
Cemas Berat
b.jenis kelamin
Cemas berat sekali
c.pekerjaan d.tipe kepribadian e.pendidikan
Gambar 2.1
f.sosial ekonomi
Modifikasi dari teori Stuart dan sundeen, (1998) dan instrument DASS (Depression g.potensi stressor
Anxiety Stress Scales). h.Maturitas
i.keadaan fisik