BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen keuangan jangka panjang, seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, dan instrumen lainnya (Darmadji dan Fakhruddin, 2011:1). Beberapa manfaat dari pasar modal antara lain : 1. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal. 2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi. 3. Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi negara. 4. Memungkinkan
penyebaran
kepemilikan
perusahaan
hingga
lapisan
masyarakat menengah. 5. Memungkinkan penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan iklim berusaha yang sehat. 6. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik. 7. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek.
Universitas Sumatera Utara
8. Menjadi alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi. 9. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses kontrol sosial. 10. Mendorong
pengelolaan
perusahaan
dengan
iklim
keterbukaan
dan
pemanfaatan manajemen profesional.
b. Aktivitas di Pasar Modal 1. Pasar Perdana Pasar perdana mengacu kepada serangkaian kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam rangka menjual sebagian sahamnya kepada public atau yang sering disebut dengan istilah go public atau bahasa resminya adalah Penawaran Umum atau Initial Public Offering (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:3). Dalam melakukan penawaran umum, emiten yang akan go public dibantu oleh lembaga seperti notaris, penjamin emisi, dan biro administrasi efek. Emiten bisa menawarkan sahamnya jika telah mendapat Pernyataan Efektif dari BAPPEPAM. Puncak dari Penawaran Umum adalah ketika saham-sahamnya dicatatkan di Bursa Efek.
Universitas Sumatera Utara
2. Pasar Sekunder Pasar Sekunder merupakan kelanjutan dari dari Pasar Perdana, di mana saham-saham telah ditawarkan kepada public dan dicatatkan di Bursa Efek, maka Pasar Sekunder mengacu kepada kegiatan jual beli saham setelah saham tersebut dicatatkan. Aktivitas jual beli saham di Bursa efek ditentukan oleh kekuatan supply dan demand atas saham tersebut (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:4).
2.1.2 Saham a. Pengertian Saham Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham (Tandelilin, 2001:18). Wujud saham yaitu selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas itu adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Saham merupakan salah satu sekuritas yang cukup populer diperjualbelikan di Pasar Modal.
b. Klasifikasi Saham Klasifikasi saham dapat dibedakan atas beberapa hal, yaitu : 1. Cara peralihan hak Saham dapat diklasifikasikan atas : a) Saham Atas Unjuk (bearer stocks), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.
Universitas Sumatera Utara
b) Saham Atas Nama (registered stocks), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu. 2. Hak Tagihan atau Klaim Saham terbagi atas : a) Saham Biasa (common stocks), yaitu merupakan sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. b) Saham Preferen (preferred stocks), saham yang mempunyai karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. 3. Kinerja Saham Saham dapat dikategorikan atas: a) Blue-Chip Stocks, yaitu saham perusahaan-perusahaan besar yang telah terbukti memiliki reputasi baik dan secara historis memiliki catatan pertumbuhan keuntungan (profit growth) dari tahun ke tahun, serta konsisten memberikan dividen kepada pemegang saham (Tambunan, 2008:21). b) Income Stocks, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
c) Growth Stock (well-konown), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. d) Speculative Stocks, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun. e) Counter Cyclical Stocks, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
2.1.3 Pemecahan Saham (Stock Split) a. Pengertian Pemecahan Saham (Stock Split) Pemecahan saham (stock split) merupakan salah satu bentuk dari corporate action. Pemecahan saham (stock split) yaitu menambah jumlah saham dengan cara melalui pengurangan nilai nominalnya (Ahmad, 2004:196). Alasan perusahaan melakukan stock split adalah supaya harga sahamnya tidak terlalu tinggi, sehingga dengan harga saham yang tidak terlalu tinggi akan meningkatkan likuiditas perdagangannya. Harga per lembar saham adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Perubahan jumlah saham yang beredar diikuti dengan perubahan harga saham sehingga tidak mempengaruhi jumlah modal. Harga awal yang diperkirakan terlalu tinggi dapat memberikan image mahal bagi investor sehingga tidak semua investor berani membeli saham tersebut. Kemampuan investor untuk membeli saham juga menjadi berkurang. Kebijakan stock split akan menurunkan harga
Universitas Sumatera Utara
saham sehingga diharapkan dapat mendorong peningkatan transaksi dan dapat meningkatkan likuiditas saham. Stock split merupakan kegiatan memecah selembar saham menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split adalah 1/n dari saham per lembar sebelumnya (Jogiyanto, 2003:415). Sebenarnya stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis. Pengumuman stock split dianggap sebagai sinyal yang positif karena manajer akan menyampaikan prospek masa depan dari perusahaan ke publik. Alasan sinyal ini didukung dengan kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock split adalah perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik. Hanya perusahaan yang mempunyai kondisi sesuai yang disinyalkan yang akan mendapatkan reaksi positif.
b. Tujuan Stock Split Tujuan dari stock split (Ahmad, 2004:196) ialah : 1. Menurunkan harga saham, sehingga menarik pembeli atau investor. 2. Diharapkan harga akan meningkat. 3. Menguntungkan bagi investor, jika deviden yang dibayar lebih besar.
2.1.4 Return Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi,
return
juga
merupakan
imbalan atas keberanian
investor
Universitas Sumatera Utara
menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya (Tandelilin, 2001:47). Return dapat berupa : a. Return Realisasi Return realisasi merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berasarkan data historis. Menghitung return realisasi dengan rumus (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:31) :
Di mana : Rt
= return pada hari ke t
Pt
= closing price pada hari ke t
Pt-1
= closing price pada hari ke t-1
b. Return Ekspektasi Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor pada masa mendatang. Dapat dihitung dengan rumus (Tandelilin, 2001:52) :
Di mana : E(R)
= return yang diharapkan dari suatu sekuritas
Rt
= return ke-i yang mungkin terkadi
pri
= probabilitas kejadian return ke-i
n
= banyaknya return yang mungkin terjadi
Universitas Sumatera Utara
Return yang diharapkan dapat juga dihitung dengan model pasar, dengan rumus (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:36) :
Di mana : E(Ri) = return saham ke i yang diharapkan pada waktu t αI
= konstanta
βi
= Beta saham ke i pada periode t
Rm
= return pasar pada periode ke t, dapat dihitung dengan rumus (Jaryono
dan Dwi, 2004:100) :
εit
= kesalahan acak sekuritas i pada periode ke t Return ekspektasi dapat dihitung dengan menggunakan (Capital Asset
Pricing Model) CAPM, dengan rumus (Bodie, 2006:385) :
Di mana: E(ri)
= ekspected return dari sekuritas i
rf
= return bebas resiko
βi
= ukuran sensitivitas return sekuritas terhadap premi resiko pasar
rm
= return pasar Return Ekspektasi juga dapat dihitung dengan model rata-rata yang
disesuaikan, dengan rumus (Jaryono dan Dwi, 2004:100) :
Universitas Sumatera Utara
Di mana: E(Rit) = return saham ke i yang diharapkan pada priode ke t Rit
= return realisasi saham ke i pada periode ke t
T
= lamanya periode estimasi
2.1.5 Abnormal Return Abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya dengan return yang diharapkan, yang dapat dirumuskan (Tandelilin, 2001:127) :
Di mana : ARit
= abnormal return saham ke i pada periode ke t
Rit
= return sesungguhnya saham i pada periode ke t
E(Rit) = return yang diharapkan saham i periode t
2.1.6 Average Abnormal Return (AAR) Average Abnormal Return merupakan rata-rata abnormal return (AR) dari semua saham yang sedang dianalisis secara harian (Samsul, 2006:276). Jadi ada AAR hari -1, AAR hari -2, dan seterusnya. AAR dapat menunjukkan reaksi paling kuat, baik positif maupun negatif, dari keseluruhan jenis saham pada hari-hari tertentu selama periode penelitian.
Universitas Sumatera Utara
2.1.7 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG (composite share price index), menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan indeks (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:202). Metode perhitungannya adalah:
Indeks =
∑ NilaiPasar × 100 ∑ NilaiDasar
Dimana: Nilai Pasar
= Jumlah saham hari ini x harga pasar hari ini (kapitalisasi pasar)
Nilai dasar
= Jumlah saham pada hari dasar x harga pasar pada hari dasar
2.1.8 Teori Random Walk Teori random walk atau disebut juga random walk hypothesis muncul tahun 1973. Saat itu, Burton G.Malkiel, dosen ekonomi Universitas Princeton, menulis buku bertajuk A Random Walk Down Wall Street. Random walk adalah teori pasar saham yang mengatakan bahwa harga saham di masa lampau serta arah harga saham atau pasar secara keseluruhan tidak bisa dipakai sebagai alat untuk meramal pergerakan harga saham di masa mendatang. Sebab, harga saham bergerak
secara
acak
(random)
dan
tak
bisa
diprediksi
(http://mysubulussalam.wordpress.com). Peluangnya untuk naik sama dengan peluangnya untuk turun. Tapi, jangka panjang, harga saham akan cenderung meningkat.
Universitas Sumatera Utara
2.1.9 Efisiensi Pasar a. Hipotesis Efisiensi Pasar Hipotesis pasar efisien menurut (Tandelilin, 2001:112), pasar yang efisien adalah pasar yang dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Informasi di sini didefenisikan sebagai serangkaian pesan yang mungkin dapat digunakan oleh penerimanya untuk melakukan suatu tindakan mengubah bagi kesejahteraannya (Ahmad, 2004:226). Fungsi informasi tersebut adalah: 1) Meningkatkan kemampuan penerimanya untuk melakukan tindakan yang bersifat kritis; 2) Memperoleh nilai tertentu dari perubahan pesan-pesannya; dan 3) Mendapatkan nilai positif dari pesan-pesan yang berkorelasi. Hipotesis Efisiensi Pasar tersebut apabila terbukti, maka pasar dalam keadaan continous stochastic equilibrium, yang berarti harga pasar saham akan selalu sama dengan nilai fundamental saham tersebut. Nilai fundamental suatu saham tidak akan berubah selama tidak ada informasi baru mengenai saham tersebut. Informasi baru atau berita pada umumnya tidak dapat diprediksi. Implikasinya adalah harga saham masa lalu tidak dapat dipakai untuk memprediksi harga saham di masa yang akan datang. Dengan kata lain menurut hipotesis pasar efisien, harga pasar suatu asset akan mengikuti langkah acak (random-walk).
Universitas Sumatera Utara
b. Bentuk Efisiensi Pasar Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara harga sekuritas dengan informasi (Jogiyanto, 2003:370). Tiga macam bentuk utama dari efiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk dari informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasikan dan informasi privat berikut ini.
1) Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form) Pasar efisien dalam bentuk lemah berarti semua informasi di masa lalu (historis) akan tercermin dalam harga yang terbentuk sekarang. Oleh karena itu, informasi tersebut (seperti harga dan volume perdagangan di masa lalu) tidak bisa lagi digunakan untuk memprediksi perubahan harga di masa yang akan datang, karena sudah tercermin pada harga saat ini. Implikasinya adalah bahwa investor tidak akan bisa memprediksi nilai pasar saham di masa yang akan datang dengan menggunakan data historis (Tandelilin, 2001:114). 2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form) Pasar efisien dalam bentuk setengah kuat merupakan bentuk pasar yang lebih komprehensif karena dalam bentuk ini harga saham selain dipengaruhi oleh data pasar (harga saham dan volume perdagangan masa lalu), juga dipengaruhi oleh semua informasi yang dipublikasikan seperti earning, dividen, pengumuman stock split, penerbitan saham baru, dan kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan (Tandelilin, 2001:115). Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor atau grup dari investor yang dapat menggunakan
Universitas Sumatera Utara
informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan keuntungan abnormal. Salah satu informasi yang dipublikasikan adalah stock split. Jika pasar bereaksi pada waktu pengumuman stock split, bukan berarti bahwa pasar bereaksi karena informasi stock split yang tidak mempunyai nilai ekonomis tersebut, tetapi karena mengetahui prospek perusahaan di masa depan yang disinyalkan melalui stock split (Hartono, 2005:66). 3) Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form) Pasar efisien dalam bentuk kuat, semua informasi baik yang terpublikasi maupun tidak dipublikasikan, sudah tercermin dalam harga sekuritas ini (Tandelilin, 2001:115) . Jika pasar efisien dalam bentuk kuat, maka tidak ada investor yang dapat memperoleh keuntungan abnormal karena mempunyai informasi privat.
c. Syarat-Syarat Pasar yang Efisien Syarat-syarat untuk pasar yang efisien (Tandelilin, 2001:143) yaitu: 1) Harga sekuritas ditentukan oleh demand dan supply dari banyak investor. Artinya bahwa seorang pelaku pasar tidak dapat mempengaruhi harga sekuritas. Investor adalah penerima harga (price taker). 2) Informasi tersedia secara luas untuk semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut murah. 3) Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya. Informasi dihasilkan
Universitas Sumatera Utara
secara random artinya bahwa investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akan mengumumkan informasi yang baru. 4) Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat, sehingga harga sekuritas berubah dengan semestinya. Mencerminkan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan baru. Kondisi ini terjadi karena pelaku pasar merupakan individu-individu yang canggih sehingga mampu memahami dan menginterpretasikan informasi dengan cepat dan baik.
d. Implikasi Efisiensi Pasar Terhadap Pengambilan Keputusan Implikasi dari hipotesis pasar efisien terhadap pengambilan keputusan oleh investor (Ahmad, 2004:230), yaitu: 1) Jika pasar efisien, memberikan kesempatan manajer untuk mengamati harga saham perusahaan mereka dan bagaimana reaksi pasar terhadap keputusan yang telah diambil. 2) Cepatnya penyesuaian harga-harga surat berharga, dapat pula memberi implikasi-implikasi: a) Semua surat berharga adalah subtitusi sempuna. b) Penanam modal dapat mengambil berbagai keputusan manajemen. c) Perubahan kecil tidak berpengaruh pada resiko suatu perusahaan atau arus kas yang diharapkan dan atas surat berharga yang beredar di pasar. d) Harga-harga surat berharga sekarang adalah alat estimasi yang terbaik atas harga-harga surat berharga yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Penelitian Terdahulu Hendrawaty (2007) melakukan penelitian dengan judul “Pengujian Efisiensi Pasar Modal Atas Peristiwa Pengumuman Stock Split Periode Tahun 2005-2006 di Bursa Efek Jakarta”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pergerakan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split di Bursa Efek Jakarta, serta untuk mengetahui tingkat abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman stock split di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga saham bergerak secara random sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman pemecahan saham (stock split) di Bursa Efek Jakarta periode 2002-2006. Pergerakan harga saham yang random membuktikan bahwa pasar modal Indonesia sudah efisien dalam bentuk lemah. Tidak terjadi tingkat pendapatan abnormal saham sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman pemecahan saham (stock split) di Bursa Efek Jakarta periode 2002-2006. Tidak adanya abnormal return yang dapat diperoleh investor pada saat pengumuman stock split membuktikan bahwa pasar modal di Indonesia sudah efisien dalam bentuk setengah kuat. Ika (2008) melakukan penelitian dengan judul “Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Stock Split: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengumuman stock split memiliki kandungan informasi atau tidak. Jika pengumuman stock split mengandung informasi, maka akan memberikan abnormal return bagi pasar. Sebaliknya, jika penguman stock split tidak memiliki kandungan informasi, maka tidak akan memberikan abnormal return bagi pasar.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian dengan menggunakan one sample t-test menunjukkan bahwa terdapat abnormal return yang signifikan pada hari t-4 dan t-3 pengumuman stock split. Artinya pengumuman stock split memiliki kandungan informasi sehingga direaksi oleh para pelaku pasar di pasar modal. Reaksi ini ditunjukkan dengan adanya abnormal return negatif yang signifikan pada t-4 dan t-3 sebelum pengumuman stock split dipublisikan di pasar modal. Khairiah (2009) melakukan penelitian dengan judul “Pengujian Efisiensi Pasar Modal Atas Peristiwa Pengumuman Stock Split Periode Tahun 2007-2008 di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pergerakan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split di Bursa Efek Indonesia, serta untuk mengetahui tingkat abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman stock split di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya adalah bahwa harga saham pada perusahaan sampel penelitian ini ada yang bergerak random dan ada yang tidak random sebelum dan sesudah peristiwa stock split periode tahun 2007-2008 di Bursa Efek Indonesia. Pergerakan harga saham yang tidak seluruhnya random memperlihatkan bahwa Bursa Efek Indonesia tidak efisien dalam bentuk lemah (weak form efficiency). Tidak terjadi tingkat pendapatan abnormal saham sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman stock split periode tahun 2007-2008 di Bursa Efek Indonesia. Tidak adanya abnormal return yang dapat diperoleh investor pada saat pengumuman stock split membuktikan bahwa Bursa Efek Indonesia sudah efisien dalam bentuk setengah kuat (semi strong form efficiency).
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual Pengumuman stock split merupakan suatu hal yang sering terjadi pada pasar modal. Stock split merupakan kegiatan memecah selembar saham menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split adalah 1/n dari saham per lembar sebelumnya (Jogiyanto, 2003:415). Stock split adalah salah satu informasi penting yang memiliki pengaruh terhadap harga saham. Informasi stock split menarik bagi investor, karena harga saham menjadi lebih murah sehingga banyak investor yang tertarik membeli saham tersebut maka kemungkinan harga saham akan naik. Stock split merupakan hal yang menarik berdasarkan hypothesis pasar yang efisien. Karena dalam pasar yang efisien, kecepatan dan ketepatan suatu informasi sangat dibutuhkan. Hypothesis efisiensi pasar adalah pasar yang dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin, 2001:112). Bentuk efisiensi pasar berdasarkan informasi yang diterima di bagi menjadi tiga bagian yaitu : efisiensi pasar bentuk lemah (weak form), efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form), efisiensi pasar bentuk kuat (strong fom). Konsekuensi dari pasar yang efisien adalah sangat sulit bagi para investor untuk memperoleh tingkat keuntungan abnormal ketika melakukan transaksi perdagangan di Bursa Efek. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan, maka model kerangka konseptual dapat digambarkan pada Gambar 2.1 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Periode sebelum Pengumuman stock split (t=-5)
Pengumuman stock split t=0
Periode sesudah pengumuman stock split (t=+5)
Harga saham bergerak random
Harga saham bergerak tidak random
Ada tingkat pendapatan abnormal
Tidak ada pendapatan abnormal
Pasar modal efisien bentuk lemah
Pasar modal tidak efisien bentuk lemah
Pasar modal tidak efisien bentuk setengah kuat
Pasar modal efisien bentuk setengah kuat
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Hendrawaty (2007), diolah oleh penulis
Universitas Sumatera Utara
2.4
Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel
atau lebih, dengan kata lain hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, berdasarkan teori yang ada (Sugiyono, 2006:51). Berdasarkan perumusan masalah yang telah tetapkan maka hipotesis penelitian ini adalah: 1. Harga saham bergerak secara tidak random sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman pemecahan saham (stock split) di Bursa Efek Indonesia. 2. Tidak terdapat perbedaan average abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman pemecahan saham (stock split) di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara