BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Reksa Dana Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Definisi tersebut menjelaskan tiga hal yaitu, Pertama, adanya dana yang dimiliki oleh masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan ketiga, dana tersebut dikelola manajer investasi. Dengan demikian, dana yang dihimpun dalam reksa dana merupakan dana bersama yang diinvestasikan oleh masyarakat pemodal. Sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya oleh masyarakat pemodal untuk mengelola dana tersebut. Reksa dana adalah sertifikat yang menyatakan bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksa dana (Manajer Investasi), untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar uang atau pasar modal. Dengan demikian, membeli reksa dana dapat disamakan dengan menabung. Perbedaannya adalah surat tanda menabung tidak dapat diperjualbelikan, sedangkan reksa dana bisa diperjualbelikan. Reksa dana jenis open end bisa dijual kembali kepada manajer investasi, sedangkan reksa dana jenis close end bisa dijual di pasar sekunder.
9
Reksa dana dapat menyediakan dua fasilitas yang sulit dipenuhi oleh pemodal, yaitu sebagai berikut (Rivai, et al., 2007:945) : 1. Reksa dana menciptakan skala ekonomis dalam berinvestasi, yaitu melalui penggabungan dana antara pemodal satu dengan pemodal yang lain untuk menciptakan investasi dalam skala yang besar. 2. Reksa dana menyediakan tenaga profesional pengelola investasi efek secara kolektif. 2.1.2 Jenis Reksa Dana Bagi investor reksa dana, memahami jenis reksa dana adalah sesuatu yang sangat penting, karena setiap jenis reksa dana memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dimana setiap investor dapat memilih dan menyesuaikan maksud tujuan investasi yang diinginkan, toleransi atas tingkat risiko yang akan dihadapi serta kondisi keuangan yang dimilikinya berdasarkan dari masing-masing karakteristik dari setiap jenis reksa dana yang beredar saat ini. Jenis-jenis reksa dana, yaitu (Simatupang, 2010:194) : 1. Reksa Dana Saham Reksa dana saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurangkurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas atau saham. Reksa dana ini mengupayakan untuk memperoleh capital gain dalam jangka panjang. Dengan komposisi saham sebagai komposisi utama dalam portofolio reksa dana saham, maka secara teoritis pergerakan harga atau nilai aktiva bersih reksa dana saham akan lebih fluktuatif atau lebih berisiko dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya, namun sejalan dengan tingkat
10
risiko yang relatif lebih tinggi tersebut, dalam jangka panjang reksa dana saham akan memberikan potensi pertumbuhan nilai aktiva bersih yang lebih besar dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya. 2. Reksa Dana Pendapatan Tetap Reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang portofolio efeknya sekurang-kurangnya 80% terdiri dari efek-efek yang bersifat utang. Reksa dana ini mengkhususkan pada efek yang memberikan pendapatan secara tetap. Umumnya reksa dana pendapatan tetap di Indonesia memanfaatkan instrumen obligasi sebagai bagian terbesar dari investasinya. Komposisi demikian pada umumnya sangat menarik bagi investor yang konservatif terhadap risiko karena secara teoritis transaksi perdagangan instrumen obligasi relatif jauh lebih stabil daripada saham. 3. Reksa Dana Pasar Uang Reksa dana pasar uang adalah reksa dana dimana portofolio asetnya terdiri dari sekurang-kurangnya 80% dalam bentuk efek bersifat utang jangka pendek dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Reksa dana ini mengutamakan investasi pada jenis-jenis efek di pasar uang dengan orientasi pendapatan jangka pendek, seperti deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan suratsurat utang jangka pendek lainnya. Dengan komposisi aset yang didominasi efek pasar uang, maka secara teoritis reksa dana pasar uang relatif akan lebih aman atau lebih kecil tingkat risikonya dari semua jenis reksa dana yang beredar saat ini, seperti misalnya reksa dana saham ataupun reksa dana pendapatan tetap dan tentu perlu disadari bahwa sejalan dengan tingkat risiko
11
dari reksa dana pasar uang yang rendah tersebut, para investor juga harus bersedia menerima keuntungan yang relatif juga lebih rendah dari seluruh jenis reksa dana lainnya. 4. Reksa Dana Campuran Reksa dana campuran adalah yang komposisi portofolionya tidak mengacu kepada komposisi sekurang-kurangnya 80% untuk saham, surat utang dan pasar uang pada masing-masing reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana pasar uang, reksa dana campuran dapat melakukan investasi baik pada efek utang maupun ekuitas atau saham dan pasar uang dengan porsi yang berbeda-beda. Tujuan produk reksa dana campuran dimaksudkan agar manajer investasi dapat lebih fleksibel melakukan diversifikasi terhadap portofolio efek reksa dana yang dikelolanya karena tidak diikat oleh ketentuan yang mengharuskan apakah portofolio reksa dana yang dikelolanya apakah harus dominan dalam bentuk saham-saham, surat utang jangka panjang atau produk pasar uang seperti halnya pada reksa dana saham, pendapatan tetap dan pasar uang. 5. Reksa Dana Terproteksi Menurut Peraturan Bapepam–LK No.IV.C.4. Reksa dana terproteksi adalah reksa dana yang memberikan jaminan kepada para investor bahwa dana yang diinvestasikannya tidak akan mengalami kerugian, karena dana yang diinvestasikan para investor pada produk reksa dana terproteksi diharapkan sekurang-kurangnya tetap sama dengan jumlah investasi awal. Hal ini dimungkinkan karena adanya ketentuan yang mempersyaratkan bahwa aset
12
dari portofolio reksa dana terproteksi wajib diinvestasikan ke dalam efek hutang atau obligasi yang layak investasi serta investor tidak dapat melakukan redemption atau mencairkan unit pernyertaan sebelum jatuh tempo. Adapun usul penerbitan reksa dana terproteksi pada saat itu ditujukan untuk mengatasi permasalahan reksa dana pendapatan tetap pada Tahun 2005 yang mengalami penurunan nilai aktiva bersih reksa dana secara drastis dikarenakan terjadinya gelombang redemption masal yang menyebabkan para investor reksa dana pendapatan tetap pada saat itu diperkirakan mengalami kerugian investasi antara 30-50% dalam waktu yang relatif sangat singkat. 6. Reksa Dana Penjaminan Reksa dana penjaminan adalah reksa dana yang memberikan jaminan atas nilai investasi awal pada saat jatuh tempo. Namun penjaminan bukan oleh manajer investasi, tetapi melalui penjaminan oleh pihak ketiga seperti bank, asuransi dan sebagainya. Investasi reksa dana penjaminan adalah pada efek utang dengan peringkat layak investasi, sekurang-kurangnya 80% dari nilai aktiva bersih. Namun, reksa dana penjaminan belum ada diterbitkan pada pasar modal di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih sulitnya perusahaan asuransi menentukan tingkat risiko yang terkait dengan premi asuransi yang akan diberikan. 7. Reksa Dana Indeks Reksa dana indeks adalah reksa dana yang portofolio efeknya terdiri atas efek yang menjadi bagian dari suatu indeks yang menjadi acuannya. Sekurang-
13
kurangnya 80% dari nilai aktiva bersih diinvestasikan pada efek yang merupakan bagian dari kumpulan efek yang ada dalam indeks tersebut. 8. Reksa Dana Syariah Reksa dana syariah muncul karena semakin tingginya keinginan masyarakat untuk berinvestasi terhadap produk-produk investasi yang berpedoman pada kaidah-kaidah Islam. Reksa dana syariah merupakan produk keuangan yang harus mengacu pada sistem keuangan Islam. Misalnya tidak diinvestasikan pada saham-saham atau obligasi dari perusahaan yang produknya bertentangan dengan Syariah Islam, seperti pabrik makanan atau minuman yang mengandung alkohol, rokok, jasa keuangan konvensional seperti produk perbankan yang menggunakan bunga sebagai imbal hasilnya. Dewan Syariah Nasional (DSN) dibawah majelis ulama telah mengeluarkan daftar nama-nama perusahaan yang tercatat di bursa dan masuk kriteria Syariah Islam serta tercatat dalam Jakarta Islamic Index (JII) maupun dalam Daftar Efek Syariah (DES). 9. Reksa Dana Exchange Trade Fund Reksa dana exchange trade fund adalah suatu bentuk reksa dana dimana aset portofolionya didasarkan pada suatu indeks tertentu. Kemudian unit penyertaannya dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek dengan menggunakan jasa broker seperti halnya saham yang dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek. Exchange trade fund dikategorikan seabgai suatu reksa dana karena seluruh aset portofolio reksa dana dikelola oleh manajer investasi dan disimpan oleh bank kustodian, aset portofolio reksa dana
14
ini mengacu pada suatu indeks tertentu seperti halnya reksa dana indeks yaitu reksa dana yang mendasarkan kinerjanya pada indeks tertentu. 10. Reksa Dana Real Estat (Dire) Reksa dana real estat adalah satu jenis reksa dana dimana manajer investasi membeli dan mengelola gedung, seperti misalnya gedung perkantoran atau apartemen. Selanjutnya para investor akan menerima secara periodik pendapatan dari uang sewa gedung tersebut, setelah dikurangi biaya pengelolaan gedung. 2.1.3 Bentuk Hukum Reksa Dana Bentuk hukum reksa dana terbagi menjadi dua, yaitu (Rivai, et al., 2007:948) : 1. Reksa Dana Berbentuk Perseroan (Corporate Type) Dalam bentuk ini, perusahaan penerbit reksa dana menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal maupun di pasar uang, bentuk ini mempunyai ciri sebagai berikut: a. Bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas (PT). b. Pengelolaan kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara direksi perusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk. c. Penyimpanan kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara manajer investasi dengan bank kustodian.
15
2. Reksa Dana Berbentuk Kontrak Kolektif (Contractual Type) Bentuk kontrak investasi kolektif adalah sebagai kontrak antara manajer investasi dengan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan, di mana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Bentuk ini bercirikan sebagai berikut: a. Bentuk hukumnya adalah kontrak investasi kolektif. b. Pengelolaan reksa dana dilakukan oleh manajer investasi berdasarkan kontrak. c. Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh bank kustodian berdasarkan kontrak. 2.1.4 Sifat Reksa Dana Reksa dana terdiri dari dua sifat, yaitu sebagai berikut (Rivai, et al., 2007:947) . 1. Reksa Dana Terbuka Reksa dana ini dapat menjual unit penyertaannya secara terus menerus sepanjang masih ada investor yang berminat membeli. Sebaliknya, investor dapat menjual kembali unit penyertaannya kepada manajer investasi kapan saja yang diinginkan. Disebut reksa dana terbuka karena: a. Memungkinkan dan membuka kesempatan bagi investor baru yang akan melakukan investasi setiap saat dengan membeli unit-unit penyertaan reksa dana.
16
b. Dalam hal-hal investor yang ingin menarik kembali investasinya, manajer investasi bersedia membeli kembali unit penyertaan tersebut. Reksa dana terbuka memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Investor dapat membeli dan menjual kembali reksa dana kepada perusahaan reksa dana tanpa dibatasi oleh jumlah efek yang diterbitkan. b. Harga saham pada saat transaksi jual atau beli didasarkan pada nilai aktiva bersih. c. Perhitungan nilai aktiva bersih yang merupakan nilai pasar wajar dari efek dalam portofolio dilakukan paling sedikit satu kali dalam sehari. Hasil perhitungan ini menunjukkan nilai satu lembar saham di dalam portofolio reksa dana. Nilai aktiva bersih portofolio reksa dana yang telah dihitung wajib diumumkan. 2. Reksa Dana Tertutup Karateristiknya antara lain adalah hanya dapat menjual saham reksa dana kepada investor sampai batas jumlah modal dasar yang telah ditetapkan dalam anggaran dana perseroan. Disebut reksa dana tertutup karena: a. Tertutup dalam hal jumlah saham yang dapat diterbitkan atau dalam hal menerima masuknya pemodal baru. b. Tidak dapat membeli kembali saham-sahamnya yang telah dijual kepada pemodal sehingga, untuk memberikan peluang dan jaminan likuiditas kepada investor, saham reksa dana tertutup dicatatkan di bursa efek. Dengan demikian, jual beli reksa dana dilakukan di bursa efek.
17
Reksa dana tertutup memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Jumlah saham yang diterbitkan tetap dan tidak mengatur penerbitan saham baru. b. Harga saham reksa dana tertutup tidak hanya ditentukan oleh nilai aktiva bersihnya saja, tetapi juga ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham tersebut di bursa. c. Perusahaan reksa dana tidak dapat membeli kembali saham yang diterbitkan olehnya. d. Transaksi saham reksa dana tertutup dilakukan di bursa dan di luar bursa. 2.1.5 Pengertian Manajer Investasi Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah. Tugas manajer investasi adalah mengelola portofolio efek atas kepentingan nasabah, mengelola reksa dana, mengadakan riset atas efek, menganalisa kelayakan investasi. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa manajer investasi adalah pihak yang terkait langsung dalam pengelolaan suatu portofolio reksa dana dan pihak yang sangat strategis untuk memberikan return bagi nasabah (Simatupang, 2010:164). 2.1.6 Pengertian Bank Kustodian Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995. Bank kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan
18
dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Pihak yang dapat bertindak sebagai bank kustodian adalah Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), perusahaan efektif dan bank umum yang telah memperoleh persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Simatupang, 2010:166). 2.1.7 Pengertian Nilai Aktiva Bersih (NAB) Nilai aktiva bersih adalah ukuran dari suatu portofolio efek suatu reksa dana. Kinerja suatu produk reksa dana dapat dilihat dari nilai aktiva bersih masing-masing reksa dana yang menjadi satuan dari nilai aset suatu reksa dana. Secara umum, nilai aktiva bersih reksa dana sangat bergantung kepada kinerja sekuritas yang menjadi portofolio reksa dana yang bersangkutan yaitu apabila harga pasar dari aset-aset yang menjadi portofolio reksa dana mengalami kenaikan, otomatis nilai aktiva bersih reksa dana yang bersangkutan juga akan mengalami kenaikan dan sebaliknya apabila aset-aset dalam portofolio reksa dana mengalami penurunan di pasar maka otomatis total nilai aktiva bersih yang bersangkutan juga akan mengalami penurunan (Simatupang. 2010:158).
19
2.1.8 Keuntungan Investasi di Reksa Dana Keuntungan dalam melakukan investasi pada reksa dana antara lain sebagai berikut (Rivai, et al., 2007:948) : 1. Manajer Profesional Pengelola reksa dana pada umumnya terdiri atas orang-orang yang berpengalaman dan ahli di bidang pasar uang dan pasar modal. Karena dikelola oleh manajer investasi yang andal, ia mencari peluang investasi yang paling baik untuk reksa dana tersebut. Pada prinsipnya, manajer investasi bekerja keras untuk meneliti ribuan peluang investasi bagi pemegang saham atau unit reksa dana, sedangkan pilihan investasi itu sendiri dipengaruhi oleh tujuan investasi dari reksa dana tersebut. 2. Likuiditas Investor yang membeli reksa dana terbuka dapat menjual kembali kepada penerbitnya setiap saat dan penerbit secara hukum wajib membelinya sesuai dengan harga pasar yang berlaku saat itu. Dengan demikian, reksa dana jauh lebih likuid dibandingkan dengan saham atau obligasi yang diperdagangkan di bursa efek, karena untuk menjual saham harus menemukan pembeli yang berminat sesuai dengan jumlah dan harga yang disepakati lebih dahulu. Dalam hal ini yang paling sesuai adalah reksa dana untuk saham-saham yang telah dicatatkan di bursa di mana transaksi terjadi setiap hari, tidak seperti deposito berjangka atau sertifikat deposito periode tertentu.
20
3. Pelayanan bagi Pemegang Saham Reksa dana biasanya menawarkan daya tarik kepada pemegang sahamnya misalnya dengan menjanjikan untuk melakukan reinvestasi terhadap dividen dan capital gain secara otomatis yang seharusnya diterima investor. 4. Biaya Rendah Hal ini disebabkan karena perusahaan reksa dana biasanya mengelola dana dalam jumlah yang besar. 5. Diversifikasi Investasi dalam reksa dana tidak menempatkan seluruh dana di dalam suatu peluang investasi, dengan tujuan untuk membagi risiko. Manajer investasi memilih berbagai macam saham sehingga kinerja satu saham tidak akan menpengaruhi keseluruhan kinerja reksa dana. Pada umumnya, reksa dana mempunyai kurang lebih 30 sampai 60 jenis saham dari berbagai perusahaan. Jika investor membeli sendiri saham secara langsung, maka investor hanya dapat membeli satu jenis saham saja, nilai dari portofolio investor tersebut tentunya akan sangat bergantung pada kinerja harga saham tersebut. Jika kinerjanya baik, akan mendapatkan keuntungan. Namun, jika harga saham tersebut jatuh, maka investor akan mendapatkan kerugian yang persentasenya sebesar investasi tersebut. Diversifikasi memberikan keseimbangan dengan memberikan batasan maksimum atas investasi pada suatu jenis saham. Selain yang diuraikan sebelumnya, beberapa keuntungan lain yang dapat diperoleh melakukan investasi di reksa dana yaitu: a. Investasi dapat dilakukan dengan dana yang relatif sedikit.
21
b. Dividen diperoleh dari penerbit reksa dana. c. Capital gain diperoleh dari penjualan portofolio reksa dana. d. Risiko akan tersebar melalui pembentukan portofolio efek. e. Akses investasi lebih banyak walaupun dengan dana yang terbatas. f. Saham reksa dana dapat dijual kembali setiap saat pada reksa dana terbuka. g. Kenaikan nilai aktiva bersih yang diperoleh dari hasil penjualan reksa dana di pasar sekunder atau nilai pembelian kembali oleh perusahaan reksa dana. h. Pembagian uang tunai dilakukan secara berkala. i. Terbebas dari pekerjaan administrasi dan analisis investasi karena sudah dikelola oleh manajer investasi. 2.1.9 Risiko Investasi di Reksa Dana Risiko utama dalam reksa dana antara lain sebagai berikut (Rivai, et al., 2007:952) : 1. Risiko Perubahan Kondisi Ekonomi dan Politik Sistem ekonomi terbuka yang dianut oleh Indonesia sangat rentan terhadap perubahan ekonomi internasional. Perubahan kondisi perekonomian dan politik di dalam maupun di luar negeri atau peraturan khususnya di bidang pasar uang dan pasar modal merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan di Indonesia, termasuk perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, yang secara tidak langsung akan memengaruhi kinerja portofolio reksa dana.
22
2. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan Nilai unit penyertaan reksa dana dapat berfluktuasi akibat kenaikan atau penurunan nilai aktiva bersih reksa dana. Penurunan dapat disebabkan, antara lain oleh: a. Perubahan harga efek ekuitas dan efek lainnya. b. Biaya-biaya yang dikenakan setiap kali pemodal melakukan pembelian dan penjualan. c. Risiko wanprestasi oleh pihak-pihak terkait. Risiko ini dapat terjadi apabila rekan usaha manajer investasi gagal memenuhi kewajibannya. Rekan usaha dapat termasuk, tetapi tidak terbatas pada emiten, pialang, bank kustodian, dan agen penjual. 3. Risiko Likuiditas Penjualan kembali (pelunasan) tergantung pada likuiditas dari portofolio atau kemampuan dari manajer investasi untuk membeli kembali (melunasi) dengan menyediakan uang tunai. 4. Risiko Kehilangan Kesempatan Transaksi Investasi pada saat Pengajuan Klaim Asuransi Dalam hal terjadinya kerusakan atau kehilangan atas surat-surat berharga dan aset reksa dana yang disimpan di bank kustodian, bank kustodian dilindungi oleh asuransi yang akan menanggung biaya penggantian surat-surat berharga tersebut. Selama tenggang waktu penggantian tersebut, manajer investasi tidak dapat melakukan transaksi investasi atas surat-surat berharga tersebut.
23
Kehilangan kesempatan melakukan transaksi investasi ini dapat berpengaruh terhadap nilai aktiva bersih per unit penyertaan. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Samajpati (2010) yang berjudul “Evaluation of Stock Selection Skills and Market Timing Abilities of Indian Fund Managers”. Hasil penelitiannya menyatakan stock selection skill dan market timing ability berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana. Low (2012) melakukan penelitian dengan judul “Market Timing and Selectivity Performance: A Cross Sectional Analysis of Malaysian Unit Trust Funds”. Hasil penelitiannya menyatakan market timing ability dan stock selection skill berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana. Winingrum (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Stock Selection Skills, Market Timing Ability, Size Reksa Dana, Umur Reksa Dana dan Expense Ratio Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2006-2010”. Hasil penelitiannya menyatakan secara simultan stock selection skills, market timing ability, size reksa dana, umur reksa dana dan expense ratio berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Pengujian parsial menyatakan stock selection skills dan market timing ability berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Size reksa dana berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Umur reksa dana berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja reksa
24
dana saham. Rasio biaya berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Putri (2014) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Stock Selection Skill, Market Timing Ability, Expense Ratio dan Tingkat Risiko terhadap Kinerja Reksa Dana Saham (Studi Pada Reksa Dana Saham Jenis KIK Periode 2009-2013)”. Hasil penelitiannya menyatakan menunjukkan bahwa market timing ability, stock selection skill, expense ratio dan tingkat risiko secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Secara terpisah stock selection skill dan market timing ability berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana saham, Expense ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana saham, sedangkan tingkat risiko berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Syahid (2015) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Stock Selection Skill, Market Timing Ability, Fund Longevity, Fund Cash Flow dan Fund Size terhadap Kinerja Reksa Dana. Hasil penelitiannya menyatakan variabel market timng ability berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Stock selection skill berpengaruh negatif dan signifikan. Fund longevity dan fund size berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Cash flow berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.
25
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No
Nama/Tahun
Judul Penelitian
1
Ahmad dan Samajpati (2011)
Evaluation of Stock Selection Skills and Market Timing Abilities of Indian Fund Managers
2
3
Low (2011)
Winingrum (2011)
Market Timing and Selectivity Performance: A Cross Sectional Analysis of Malaysian Unit Trust Funds
Analisis Stock Selection Skills, Market Timing Ability, Size Reksa Dana, Umur Reksa Dana dan Expense Ratio Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 20062010
Variabel Penelitian Variabel Dependen: Kinerja Reksa Dana Variabel Independen: Stock Selection Skills, Market Timing Ability Variabel Dependen: Kinerja Reksa Dana Variabel Independen: Stock Selection Skills, Market Timing Ability Variabel Dependen: Kinerja Reksa Dana Saham Variabel Independen: Stock Selection Skills, Market Timing Ability, Size Reksa Dana, Umur Reksa Dana, dan Expense Ratio
Teknik Analisis Hasil Penelitian Data Regresi 1. Stock Selection Skills Linear berpengaruh positif dan Berganda signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana. 2. Market Timing Ability berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana. Regresi 1. Stock Selection Skills Linear berpengaruh positif dan Berganda signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana. 2. Market Timing Ability berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana. Regresi 1. Stock Selection Skills Linear berpengaruh positif dan Berganda signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Saham. 2. Market Timing Ability berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Saham. 3. Size Reksa Dana berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Saham. 4. Umur Reksa Dana berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Saham. 5. Expense Ratio berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Saham,
26
Tabel Lanjutan 2.1 No
Nama/Tahun
Judul Penelitian
4
Putri (2014)
Analisis Pengaruh Market Timing Ability, Stock Selection Skill, Expense Ratio dan Tingkat Risiko terhadap Kinerja Reksa Dana Saham (Studi Pada Reksa Dana Saham Jenis KIK Periode 20092013)
5
Syahid (2015)
Analisis Pengaruh Stock Selection Skill, Market Timing Ability, Fund Longevity, Fund Cash Flow dan Fund Size terhadap Kinerja Reksa Dana.
Variabel Penelitian Variabel Dependen: Kinerja Reksa Dana Saham Variabel Independen: Market Timing Ability, Stock Selection Skill, Expense Ratio, dan Tingkat Risiko
Variabel Dependen: Kinerja Reksa Dana Saham Variabel Independen: Stock Selection Skill, Market Timing Ability, Fund Longevity, Fund Cash Flow dan Fund Size
Teknik Analisis Hasil Penelitian Data Regresi 1. Stock Selection Skill Linear berpengaruh positif dan Berganda signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Saham. 2. Market Timing Ability berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Saham, 3. Expense Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Saham, 4. Tingkat Risiko berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Regresi 1. Market Timing Ability Linear berpengaruh positif dan Berganda signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Saham. 2. Stock Selection Skill berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Saham. 3. Fund Logevity dan Fund Size berpengaruh negatif dan tidak siginifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Saham. 4. Fund Cash Flow berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Saham.
27
2.3 Kerangka Konseptual 2.3.1 Pengaruh Market Timing Ability terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Market timing ability adalah kemampuan manajer investasi dalam melakukan penyesuaian portofolio aset untuk mengantisipasi perubahan atau pergerakan yang akan terjadi pada harga pasar secara umum. Kemampuan ini akan memberi return yang lebih besar kepada investor (Knight dan Satchell, 2002:3). 2.3.2 Pengaruh Stock Selection Skills terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Stock selection skill adalah kemampuan manajer investasi dalam memilih saham-saham yang tepat yang akan dimasukkan atau dikeluarkan dari portofolio reksa dana sehingga memberikan tingkat pengembalian (return) yang lebih baik dari tingkat pengembalian pasar serta meningkatkan kinerja reksa dana itu sendiri. Karena pemilihan efek-efek yang baik di masa mendatang akan memberi keuntungan pada investor atas dana yang diinvestasikan pada reksa dana (Knight dan Satchell, 2002:3).
Market Timing Ability Kinerja Reksa Dana Stock Selection Skill (
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
28
2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah Market Timing Ability dan Stock Selection Skill berpengaruh positif terhadap Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia.
29