BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Hubungan Masyarkat (Public Relations) Menurut definisi kamus terbitan Institute of Public Relations (IPR), yakni
sebuah lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan bulan November 1987, “ humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memeliharaniat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”.1 Jadi, humas adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Pada pertemuan asosiasi-asosiasi humas seluruh dunia di Mexico City, Agustus 1978, ditetapkan definisi humas sebagai berikut: Humas adalah suatu seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memprediksikan setiap kemungkinan konsekuensi dari setiap kegiatannya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, dan mengimplementasikan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan atau kepentingan khalayaknya.2 Menurut Frank Jefkins, public relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai
1
M. Linggar Anggoro, Teori dan profesi Kehumasan (serta aplikasinya di Indonesia), Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hlm 2 2
Ibid., hlm.2
7
8
tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.3 Sasaran humas adalah sasaran komunikasi manajemen. Dalam usaha mencapai tujuan manajemen secara efektif, salah satunya
adalah hubungan dengan karyawan (employee
relations) sebagai publik internal. Rhenald Kasali mengatakan bahwa, public relations adalah suatu pendekatan strategis dengan menggunakan konsep-konsep komunikasi dengan cara membujuk (persuasive). Tugas public relations adalah membina hubungan yang baik dengan berbagai pihak.4 Pengertian humas sebagai fungsi yang melekat pada manajemen organisasi, tujuan utamanya adalah membentuk goodwill, toleransi, kerjasama, saling mempercayai, saling pengertian, dan saling menghargai serta untuk membentuk opini publik yang positif berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis, baik hubungan ke dalam (internal relations) maupun ke luar (external relations).5 Berdasarkan ciri khas kegiatan public relations, maka fungsi public relations menurut Cutlip, Centre dan Canfield adalah: a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. b. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dengan menyebarkan informasi dari organisasi ke publiknya dan menyalurkan opini publik pada orgaisasi. c. Melayani publik dan memberikan sumbangan saran kepada pimpinan manajemen demi kepentingan umum.
3
Frank Jefkins, Public Relations, Erlangga, Jakarta, 1992, hlm. 9 Rhenald Kasali, Manajemen PR, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1990, hlm. 284 5 Rosadi Roslan, Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1999, hlm. 31 4
9
d. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya, sebagai khalayak sasarannya.6
Ada tiga hal yang sangat mempengaruhi tingkat efektifitas humas internal, yaitu: a. b. c.
Keterbukaan pihak manajemen. Kesadaran pengakuan pihak manajemen akan nilai dan arti penting komunikasi dengan pegawai. Keberadaan seorang manajer komunikasi (kepala humas) yang tidak hanya ahli dan berpengalaman, tetapi juga didukung oleh sumber daya teknis.7 Public relations merupakan fungsi manajemen yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-
lembaga umum dan pribadi, dan dipergunakan untuk memperoleh dan membina pengertian, simpati dan dukungan.8 Fungsi manajemen yang dilaksanakan PR ini selain diterapkan ke dalam setiap strategi, juga sebagai pegangan dalam melaksanakan tugasnya melakukan kegiatan yang sesuai dengan visi misi perusahaan tempat ia berada. Dari visi misi perusahaan tersebut maka dapat ditetapkan objective yang diinginkan.9 Dari sinilah seorang PR dapat menetapkan objective internal yang mendukung objective perusahaan secara menyeluruh. Objective ini dapat direalisasikan dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi efektif yang dimiliki oleh PR.
6
Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002, hlm. 23-24 Frank Jefkins, Public Relations, op.cit., hlm. 172 8 Aly Bachtiar, Tehnik Humas, Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 1995, hlm. 4 9 Rhenald Kasali, op.cit., hlm. 57 7
10
2.2 Komunikasi Organisasi 2.2.1 Definisi Komunikasi organisasi Komunikasi merupakan faktor penting dalam pencapaian tujuan suatu organisasi atau perusahaan. Karena manusia adalah makhluk sosial, yaitu setiap manusia akan melakukan kegiatan komunikasi untuk melakukan hubungan yang baik dengan pihak lain. Istilah komunikasi diambil dari bahasa latin yaitu communis, yang berarti umum (common). Komunikasi menurut Herman Sofyandi adalah komunikasi yang telah dipakai demikian luasnya dalam kehidupan kita sehari-hari, dan juga telah menjadi objek studi para ahli dalam kurun waktu yang cukup lama.10 Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi yang buruk dipandang sebagai hal yang paling sering disebut-sebut menjadi sumber konfik antara pribadi, karena individu mengahabiskan waktu sadarnya hampir 70 persen untuk berkomunikasi (menulis, membaca, berbicara, dan mendengar). 11 Begitupun dalam organisasi komunikasi penting untuk kita jalankan, untuk menjalin suatu hubungan yang baik antara sesama. Menurut Weick Organisasi (organization)
secara
khas
dianggap
sebagai
kata
benda,
sementara
pengorganisasian (organizing) dianggap sebagai kata kerja.12 Pengertian organisasi secara umum adalah perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang untuk bekerjasama, terkendali, terpimpin dan untuk tujuan tertentu.
10
Herman Sofyandi dan Iwa Garniwa, Perilaku Organisasi, 2007, hlm. 154 Ibid hal 153 12 Pace dan Faules, op.cit., hlm. 11 11
11
Komunikasi didalam organisasi merupakan saran yang penting dalam menjalin hubungan antara pimpinan dan bawahan. Menurut Purwanto, komunikasi organisasi ialah komunikasi yang dilakukan dalam ruang lingkup organisasi yang mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, baik itu verbal atau nonverbal.13 Adapun pandangan menurut Goldhaber didefinisikan sebagai proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang saling berubah-ubah. Setiap perusahaan menggunakan struktur organisasi secara umum dan tentu saja komunikasi organisasi berjalan baik jika seseorang didalamnya dapat beradaptasi dengan baik. Komunikasi organisasi dapat diartikan sebagai komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang berada didalam organisasi saling berhubungan satu sama lain dengan maksud untuk mecapai suatu tujuan organisasi. Elemen-elemen di organisasi
menyangkut atasan atau pimpinan dan
karyawan atau bawahan. Pemimpin adalah orang yang membantu orang lain untuk memperoleh hasil-hasil yang diinginkan, dan seorang pemimpin ialah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk memimpin, memiliki kecakapan, dan kelebihan disuatu bidang. Sedangkan karyawan atau tim kerja adalah kelompok pekerja yang bertanggung jawab atas pembentukan produk atau menangani suatu proses dalam organisasi.
13
Purwanto, Komunikasi Bisnis, Jakarta, 1997, hlm. 125
12
Salah satu tantangan besar dalam komunikasi organisasi adalah bagaimana menyampaikan informasi dan bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi. Berkomunikasi dalam organisasi dikenal berbagai pola untuk memperlancar dan menyampaikan informasi yang ada. Pola komunikasi ini berbagai macam bentuknya. Semua pola komunikasi merupakan suatu aliran yang digunakan untuk menyampaikan berbagai maksud dan informasi antara berbagai tingkatan dan jenjang dalam suatu organisasi. Aliran informasi dapat membantu menentukan iklim dan moral organisasi , yang pada gilirannya akan berpengaruh pada aliran informasi. Tantangan dalam komunikasi organisasi adalah bagaimana menyampaikan informasi keselurhan bagian organisasi dan bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi. Menurut Gibson dan Donneley, ada empat arah umum komunikasi dalam organisasi yaitu Pertama Komunikasi kebawah ( Downward Communication ), ialah komunikasi kebawah mengalir dari individu di tingkat atas hirarki kepada orangorang di tingkat bawah. Bentuk komunikasi kebawah yang paling umum ialah istruksi kerja, memo resmi, pernyataan kebijaksanaan, prosedur, buku pedoman, dan publikasi perusahaan. Kedua Komunikasi ke Atas ( Upward Communication ) Komunikator berada di tingkat bawah organisasi, sedangkan penerima berada ditingkat atas. Komunikasi keatas mengalir dari tingkat bawah ketingkat atas sebuah organisasi, dan mecakup kotak saran, pertemuan kelompok, dan prosedur keluhan. Ketiga Komunikasi Horisontal ( Horizontal Communication ). Komunikasi horisontal mengalir melintasi berbagai funsgi dalam organisasi. Bentuk komunikasi ini diperlukan untuk mengkoordinasi dan mengintergrasikan berbagai fungsi organisasi. Misalnya kepala departemen akuntasi berkomunikasi dengan kepala departmen pemasaran mengenai tawaran lokakarya di fakultas ekonomi perguruan tinggi, arus komunikasi ini adalah horisontal. Keempat Komunikasi Diagonal (Diagonal Communications) Komunikasi diagonal bersilang melintasi funsgi dan tingkatan dalam organisasi, serta penting dalam situasi dimana anggota tidak dapat berkomunikasi lewat saluran ke atas, ke bawah, ataupun horisontal. Misal pengawasan keuangan sebuah perusahaan besar ingin melakukan anlisis distribusi biaya. Salah satu bagian tugas itu mungkin
13
mengharuskan para wiraniaga menyampaikan laporan khusus secara langsung kepada pengawas keuangan itu dan bukan melalui saluran tradisonal dalam departmen pemasaran. 14
2.2.2 Fungsi Komunikasi organisasi Komunikasi dalam organisasi begitu penting dan dapat diapakai untuk melaksankan fungsi-fungsi sebagai berikut Pertama Fungsi Kontrol, yaitu komunikasi dapat dipakai untuk mengontrol atau mengendalikan perilaku anggota organisasi dalam berbagai cara. Organisasi memiliki hirarki wewenang dan pedoman yang diikuti oleh pekerja. Manakala para pekerja diminta untuk melaporkan hasil kerja dan keluhannya, menjalankan tugas sesuai dengan deskrpsi, maka komunikasi sebagai pengontrol. Kedua Fungsi Motivasi, yaitu komunikasi dapat juga dipakai sebagai cara untuk menjelaskan bagaimana pekerjaan seharusnya bekerja agar dapat meningkatkan kemampuan dan kinerjanya. Dalam hal seperti ini, komunikasi berfungsi sebagai motivasi. Ketiga Fungsi Infromasi yaitu pengambilan keputusan dalam organisasi memerlukan informasi. Komunikasi berfungsi menyediakan informasi yang berguna bagi individu atau kelompok untuk membuat keputusan yang dikehendaki. 15 Menurut Conrad dalam Tubs dan Mos, ada tiga fungsi komunikasi dalam organisasi yaitu: Pertama Fungsi Perintah ialah Komunikasi memperbolehkan anggota organisasi membicarakan, menerima, menafsirkan, dan bertindak atas suatu perintah. Tujuannya adalah berhasil mempengaruhi anggota lain dalam organisasi. Hasil fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang saling bergantung dalam organisasi tersebut. Kedua Fungsi Relational ialah Komunikasi memperbolehkan anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan hubungan personal dengan anggota lain. Hubungan kerjaan mempengaruhi kinerja pekerjaan dalam berbagai cara misalnya kepuasan kerja. Ketiga Fungsi Manajemen Ambigu yaitu komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambigu) yang melekat dalam organisasi. Anggota organisasi berbicara dengan anggota laiinya untuk membangun lingkungan dan memahami situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi bersama. 16 14
R James L.Gibson, John M.Ivancevich dan James J,Donnelly, Organisasi Perilaku Struktur Proses, Jakarta, 1994, hlm. 110 15 Herman Sofyandi dan Iwa Garniwa, op.cit., hlm. 157 16
Tubbs, Stewart L, dan Styvia Moss, Human Communication( Konteks-konteks Komunikasi), 1996, hlm 125
14
Dalam organisasi fungsi tersebut sangat berpengaruh untuk atasan ataupun bawahan dalam organisasi, dengan berjalannya organisasi dengan baik maka akan terlihat betapa pentignya fungsi komunikasi organisasi itu untuk mencapai suatu tujuan organisasi. 2.3 Gaya Komunikasi Seorang pemimpin yang benar adalah membantu karyawannya untuk meningkatkan motivasi yang ada dalam diri mereka. Pemimpin adalah orang yang membantu orang lain untuk memperoleh hasil-hasil yang diinginkan. Setiap individu memiliki kebutuhan masing-masing, dan pemenuhan kebutuhan itulah yang memungkinkan menjadi pendorong mereka untuk melakukan kegiatan. Dalam hal ini perulu adanya pendorong dalam memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan aktivitasnya sesuai dengan perannya dalam perusahaan agar tercapai pemenuhan kebutuhan. Seorang pemimipin dalam perusahan itulah seseorang yang harus dan dapat menjadi pemimpin yang baik untuk karyawan. Dalam pengaplikasian organisasi akan ada hubungannya dengan gaya komunikasi yang dipakai setiap orang-orang yang terlibat. Gaya komunikasi didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu. Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver).
15
Menurut Miftah Thoha (1999) pengertian gaya komunikasi pimpinan adalah suatu cara yang dipergunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Norton (1978) dalam Pace, mengembangkan gaya komunikasi ini dengan istilah communicator style construct. Gaya komunikasi ini didefinisikan sebagai satu cara verbal dan paraverbal berinteraksi terhadap tanda bagaimana mengertikan, menterjemahkan, menyaring atau memahami. Public Relations dalam sebuah perusahaan adanya hubungan dengan pimpinan manajemen. Dapat dijelaskan secara berkesinambungan bahwa public relations pada masa sekarang ini tidak hanya mengurusi masalah intra organisasi juga bertanggung jawab langsung kepada pimpinan manajamen dalam hal peningkatan mutu komunikasi. Tentu saja gaya komunikasi pimipinan menjadi fungsi dan peranan bagi public relations. Sebagai seorang Public Relations memiliki tanggung jawab yang berat untuk dilakukan apalagi hal ini berhubungan dengan karyawan dan pemimpin. Adanya keluhan, nasihat, dan masukan dari bawahan mengenai gaya komunikasi pimpinan Public Relations harus dapat menyampaikan pesan tersebut sampai kepada pihak pimpinan perusahaan. Dan mencari jalan keluar atas masalah yang terjadi karena dilain pihak karyawan sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh perusahaan yang harus dihargai agar menghasilkan motivasi dan kinerja yang baik untuk mencapai tujuan perusahaan. Setiap sikap diri mencerminkan beberapa gaya komunikasi yang dapat dikenali. Terdapat enam gaya komunikasi yang ada dalam organisasi. Wofford,
16
Gerloff dan Cummins (1977) dalam Pace (1983) mengembangkan gaya ini dari tiga sikap dasar diri. Terdapat 6 (enam) gaya komunikasi dalam organisasi : 1.
Controlling Style (Gaya mengawasi)
Gaya komunikasi pengontrol, membatasi dan memerintahkan perilaku tindakan orang lain. Mereka mengatur orang-orang apa yang harus dikerjakan dan apa yang tidak boleh dikerjakan. Mereka dengan gaya komunikasi ini dengan menggunakan otoritas mereka untuk membujuk dan mempengaruhi untuk menjalankan perintah. Pengawasan dapat dilakukan dengan cara kasar atau menyenangkan atau simpatik. Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications. Pihak - pihak yang memakai controlling style of communication ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandanganpandangannya. Pesan-pesan yag berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha „menjual‟ gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya. The controlling style of communication ini sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif pula.
2.
Structuring Style (Gaya Struktur)
Struktur yang netral cara mengekspresi diri, penampilan objek, penekanan terhadap penyampaian pada berbagai peristiwa. Mereka mempengaruhi apa yang orang lain kerjakan diaplikasikan berdasarkan prosedur, aturan main, jadwal kerja, tujuan dan standar untuk kegiatan. Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.
17
3.
Equalitarian Style ( Gaya Persamaan)
Adanya kesamaan dan persamaan hak yang jelas setiap orang dalam membina hubungan. Egualitarian merangsang orang lain untuk menaggapi, berbicara timbal balik, dlam upaya untuk mendorong inisiatif person. Mereka menunjukkan perhatian yang tulis kepada orang lain dan lebih santai serta informatif dalam interaksi mereka. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way traffic of communication). Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi. 4.
Dynamic Style (Gaya Dinamik).
Dinamis sangat aktif dan agak sedikit agresif atau komunikasi dengan komunikasi blak-blakan. Mereka cenderung lebih berbicara singkat, langsung, jujur, dan terbuka. Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen). Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah mestimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut. 5.
Relinquishing Style(Gaya Membiarkan)
Menyampaikan ide kepada bawahan sendiri atau orang lain, gaya ini lebih suka mendukung atau menunda kepentingan yang lain, Gaya ini idealnya untuk konsultasi dan membangun kompetensi dengan yang lain. Gaya komunikasi ini
18
lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain. Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya. 6.
Withdrawal Style (Gaya Menyendiri)
Menyatakan minat untuk mengurangi interaksi dengan yang lain. Gaya ini mengkomunikasikan pesannya yang tidak akan mempengaruhi orang lain. Gaya ini berupaya menghidari perilaku dan memberikan sedikit tanggapan secara verbal. Gaya ini berkomentar tidak ingin terlibat dan kurang berminat dalam pengambilan keputusan, gaya ini menjadi emosional dan menyerang orang lain secara verbal , gaya ini tidak ingin terlibat dalam percakapan, menghambat komunikasi efektif. Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut. Dalam deskripsi yang kongkrit adalah ketika seseorang mengatakan: “Saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab, tetapi juga mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi. Berikut ini adalah tabel mengenai gaya komunikasi.17
Gaya Komunikasi The Controlling Style
Komunikat
Maksud
Tujuan
Mempersuas
Menggunaka
or Memberi perintah, butuh perhatian orang
i orang lain.
n kekuasaan dan wewenang.
lain.
17
Soleh Soemirat, Elvinard, Ardianto, Yenny R Suminar, Komunikasi Organisasional, Universitas Terbuka, 2004., hlm 518
19
The
Akrab,
Equalitarian Style
Mestimulasi
hangat.
Menekankan
orang lain.
pengertian bersama.
The
Objektif,
Structuring Style
Mensistemsa
tidak memihak.
Menegaskan
si lingkungan
ukuran, prosedur,
kerja,
aturan yang
memantapkan
dipakai.
struktur The Dynamic
Mengendalik
Style
Menumbuhk
an, agresif.
Ringkas dan
an sikap untuk
singkat.
bertindak. The
Bersedia
Mengalihkan
Mendukung
Relinquishing
menerima gagasan
tanggung jawab
pandangan orang
Style
orang lain.
kepada orang lain.
lain.
The
Independen /
Withdrawal Style
berdiri sendiri.
Menghindari komunikasi.
Mengalihkan persoalan.
Menurut Wofford, Gerloff dan Cummins mengatakan bahwa “ Equalitarian Style “ merupakan gaya komunikasi yang ideal, sementara tiga gaya komunikasi lainnya Structuring, Dynamic, dan Relinquishing dapat digunakan secara strategis untuk menghasilkan efek yang bermanfaat bagi organisasi. Dan komunikasi
terakhir
yaitu
Controlling
dan
Withdrawing
dua gaya mempunyai
kecenderungan menghalangi berlangsungnya interkasi yang bermanfaat dan produktif.
20
2.4 Motivasi Kerja 2.4.1 Pengertian Motivasi Kerja Motivasi merupakan hasil interaksi antara individu dengan situasi. Tentu saja setiap individu memiliki dorongan motivasional yang berbeda-beda.18 Motivasi menjadi penting dalam organisasi karena dengan motivasi diharapkan setiap karyawan ingin bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi dalam manajemen hanya ditunjukan secara umum untuk sumber daya manusia dan secara khusus untuk bawahan. Menurut Wayne F. Cascio, motivasi adalah suatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya, misal: rasa lapar, haus, dan dahaga.19 Motivasi dapat dikatakan sebagai kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan atau menggerakkan dan motif itulah yang kelak mengarahkan serta menyalurkan perilaku, sikap, dan tindakan seseorang yang selalu dikaitkan dengan pencapaian suatu tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi masing-masing anggota, karena itulah motivasi didefinisikan oleh tiga komponen utama adalah kebutuhan, dorongan, dan tujuan. 20 Motivasi merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan karyawan dalam melakukan pekerjaan secara baik dengan adanya motivasi yang bagus dari karyawan maka tujuan organisasi dapat tercapai. Dan motivator pun berkaitan dengan kepuasan kerja namun tidak dengan
18
Stephen, Robbins dan Timothy A.Judge, Perilaku organisasi , Salemba Empat, 2007., hlm. 222
19
Danang Sunyoto, Sumber Daya Manusia, PT Buku Seru, Jakarta, 2012, hlm. 11 Didit Darmawan, op.cit., hlm. 81
20
21
ketidakpuasan kerja.
Faktor kesehatan berkaitan dengan ketidakpuasan kerja
namun tidak dengan kepuasan kerja. Jadi untuk memelihara atau tetap memiliki pegawai, manager harus memusatkan perhatian pada faktor-faktor kesehatan, namun untuk membuat pegawai bekerja lebih keras, manager harus memusatkan perhatian pada motivator, dan seorang manager harus memusatkan perhatian pada motivator. Menurut David McClelland, motivasi kerja adalah segala sesuatu yang mendorong seorang karyawan melaksanakan tugas-tugasnya guna mencapai tujuan yang diinginkan, berfokus pada tiga kebutuhan yaitu : Kebutuhan terhadap prestasi, ialah dorongan untuk melebihi, mencapai standart-standart , berusaha keras untuk berhasil. Kebutuhan terhadap kekuasaan, yaitu kebutuhan anggota organisasi untuk mendapatkan kekuasaan dan mendapatkan penghargaan orang lain. Kebutuhan terhadap afiliasi, atau hubungan, yaitu kebutuhan anggota organisasi untuk bekerja sama dengan orang lain.
1. 2. 3.
2.4.2
Faktor-Faktor Motivasi Kerja
Menurut Dadang Sunyoto faktor-faktor motivasi ada tujuh yaitu : 1.
2.
3.
Promosi Promosi adalah kemajuan seorang karyawan pada suatu tugas yang lebih baik, baik dipandang dari sudut tanggung jawab yang lebih berat, martabat atau status yang lebih tinggi, kecakapan yang lebih baik, dan terutama tambahan pembayaran upah atau gaji.Promosi bagi karyawan adalah lebih penting daripada gaji. Umumnya setiap promosi berarti suatu pemberian upah berupa uang yang lebih banyak didapat. Prestasi Kerja Pangkal tolak pengembangan karier seseorang adalah prestasi kerjanya melakukan tugas yang dipercayakan kepadanya sekarang. Tanpa prestasi kerja yang memuaskan, sulit bagi seseorang karyawan untuk diusulkan oleh atasannya agar dipertimbangkan untuk dipromosikan ke jabatan atau pekerjaan yang lebih tinggi di masa depan. Pekerjaan itu Sendiri Telah ditekankan bahwa pada akhirnya tanggung jawab dalam mengembangkan karier terletak pada masing-masing pekerja.
22
4.
5.
6.
7.
Penghargaan Pemberian motivasi dengan melalui kebutuhan penghargaan seperti penghargaan atas prestasinya, pengakuan atas keahlian dan sebagainya. Hal yang sangat diperlukan untuk memacu gairah kerja bagi para karyawan. Penghargaan ini dapat berupa tuntutan faktor manusiawi atas kebutuhan dan keinginan untuk menyelesaikan suatu tantangan yang harus dihadapi. Tanggung Jawab Pertanggungjawaban atas tugas yang diberikan perusahaan kepada karyawan merupakan timbal balik atas kompensasi yang diterima. Pihak perusahaan memberikan apa yang diharapkan oleh karyawan, namun disisi lain para karyawan memberikan kontribusi penyelesaian pekerjaan dengan baik pula dan penuh dengan tanggung jawab sesuai dengan bidang masing-masing. Pengakuan Pengakuan atas kemampuan dan keahlian bagi karyawan dalam suatu pekerjaan merupakan suatu kewajiban oleh perusahaan. Karena pengakuan tersebut merupakan salah satu kompensasi yang harus diberikan oleh perusahaan kepada karyawan yang memang mempunyai suatu keahlian tertentu dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik pula.
Keberhasilan dalam Bekerja Keberhasilan dalam bekerja dapat memotivasi para karyawan untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang diberikan oleh perusahaan. Dengan keberhasilan itu setidaknya memberikan rasa bangga dalam perasaan karyawan bahwa mereka mampu mempertanggungjawabkan apa yang menjadi tugasnya.21 Tujuan pemberian motivasi yang diberikan perusahaan untuk karyawan
tentu saja mempunyai tujuan antara lain : a. Mendorong gairah dan semangat kerja Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan b. c. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan d. Mempertahankan loyalitas kestabilan karyawan e. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan f. Menciptakan suasan dan hubungan kerja yang baik g. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan Meningkatkan kesejahteraan karyawan h. i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas dan pekerjaanya.22
21 22
Danang Sunyoto, op.cit., hlm. 13 Ibid hal. 17
23
Tugas yang dilaksanakan oleh manager personalia setelah melakukan perekrutan, seleksi, melatih serta mengembangkan melalui pelatihan dan pendidikan selanjutnya adalah memotivasi agar produktivitasnya meningkat. Harapan para manager sebagai motivator adalah hasil kerja yang lebih memenuhi prinsip efisiensi dari prestasi kerja yang dilakukan.
2.5 Hipotesis Teoritis Dengan kepemimpinan yang efektif dapat menggerakan seluruh anggota organisasi untuk menjalankan tanggungjawabnya masing-masing. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan sangat dipengaruhi oleh proses kepemimpinan yang efektif. Dengan pemimpin yang efektif akan menimbulkan motivasi yang bagus dari karyawan. Kepemimpinan merapakan faktor yang sangat penting dan bagaimana cara seseorang memimpin hingga dapat membawa kelompok kerja kearah keberhasilan yang maskimal. Gaya kepemimpinan adalah bagimana cara mengendalikan bawahan untuk melaksanakan sesuatu. Dari penelitian yang terdahulu adanya gambaran atau hipotesa bahwa gaya komunikasi pimipinan memang ada dampak kearah motivasi kerja karyawan melalui analisa data yang didapat dapat di jelaskan signifikan nilai itu bahwa adanya pengaruh gaya komunikasi pimpinan terhadap motivasi kerja karyawan. Sehingga penulis ingin menerapakan gaya pimpinan dalam perusahaan PT Mitra
24
Manunggal Makmur sejauh mana pengaruh gaya komunikasi pimipinan dengan motivas kerja karyawan.