BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Komunikasi Manusia termasuk makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri atau makhluk yang selalu hidup bermasyarakat. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berhubungan antara yang satu dengan yang lain untuk melakukan banyak hal. Misalnya, malakukan hubungan kerja sama, belajar, berjualan, menengok, melayat, olahraga, dan sebagainya. Setiap melaksanakan aktivitas ini manusia tentu berkomunikasi. jadi, setiap manusia senantiasa melakukan komunikasi dalam setiap aktivitas sehari-hari. Apakah yang dimaksud dengan komunikasi? Istilah komunikasi ini berasal dari bahasa latin, communicatio yaitu sama makna. Maksudnya komunikasi terjadi jika antara orang-orang yang terlibat ada kesamaan makna mengenai sesuatuyangdisampaikan. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapatan atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melaluimedia.2 Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antara individuindividu melalui suatu sistem biasa, baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.3 Setiap orang dalam menjalankan kegiatan sehariharinya tentu menggunakan komunikasi. Misalnya, seseorang yang membeli 2
Onong Uchjana,Dinamika komunikasi,hal 5 Willian C. Himstreet dan Wayne M. Batty. Bussiness Communication Principles and Methods. Hal. 10. 3
8
barang akan melakukan proses komunikasi. Pembeli menyampaikan pesan atau keinginan kepada penjual. Penjual memahami maksud atau keinginan pembeli, sehingga terjadi transaksi jual beli. Dalam hal seperti ini telah terjadi proses komunikasi. Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan nonverbal. Ilmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang suatu hal, baik yang menyangkut alam, atau sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses berfikir. Pengertian komunikasi, pada dasarnya mempunyai karakteristik yang sama dengan pengertian ilmu secara umum sebagai mana telah dijelaskan sebelumnya. Hanya saja objek perhatiannya difokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi antar manusia. Salah satu definisi yang cukup jelas mengenai ilmu komunikasi diberikan oleh Berger dan Chaffe dalam buku mereka Handbook of Communication Science terbitan tahun 1987. menurut mereka, ilmu komunikasi adalah ”suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari sistemsistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang”.4 2.2 Komunikasi Massa Kita mengetahui bahwa abad ini disebut abad komunikasi massa, dimana komunikasi telah mencapai satu tingkat. Saat orang mampu berbicara dengan jutaan manusia secara serentak dan serempak. Teknologi komunikasi mutakhir telah menciptakan apa yang disebut ”publik dunia” atau ”weltoffentlichkeit” (dofivat,1967). Sebagai contoh pendaratan manusia dibulan, kunjungan SBY ke Amerika Serikat, bersamaan dengan perkembangan teknologi komunikasi ini, meningkat pula kecemasan tentang efek media massa tentang khalayaknya.
4
S. Djuarsa Sendjaja. Teori Komunikasi. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2004. Hal 1.9 – 1.10
Pernyataan ini hampir sama dengan Marshall McLuhan bahwa kita sebenarnya hidup dalam suatu ”desa global”. Pernyataan McLuhan ini mengacu pada perkembangan media komunikasi modern yang telah memungkinkan jutaan orang diseluruh dunia untuk dapat berhubungan dengan hampir setiap sudut dunia. Menurut Dofivat kemungkinan dikontrolnya media massa oleh segelintir orang untuk kepentingannya sendiri, sehingga jutaan manusia kehilangan keterbatasannya. Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut digunakan, dikonsumsi, dan dicari oleh audience. Media merupakan organisasi yang menebarkan informasi yang berupa pesan yang mempenagruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Media juga merupakan suatu sisitem tersendiri yang merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang lebih luas. Disini komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat ditenerima secara serentak dan sesaat. Perkataan ”dapat” dalam definisi ini menekankan pengertian bahwa jumlah sebenarnya penerima komunikasi massa pada saat tertentu tidaklah esensial. Yang penting, seperti diakatakan Alexis S. Tan
dalam bukunya ”the communicator is a social organization capable of
reproducing the message and sending it simultaneously to large number of people who are spatially separated”.
2.2.1 Definisi Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan suatu proses penyampaian pesan kepada khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melewati media cetak atau elektronik. Seperti yang diungkapkan Bittner, dengan rumusan sebagai berikut : Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is massages communicated through a mass medium to a large number of people).5 Menurut Werner I. Severin dan James W Tankard Jr, mendefinisikan komunikasi massa sebagai
proses
komunikasi
yang kompleks,
karena didalamnya
mengandung keterampilan, seni dan ilmu dengan rumusan sebagai berikut : Komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni, dan sebagian ilmu. Ia adalah keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoprasikan tape recorder atau mencatat ketika berwawancara.Ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah, menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu, dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dapat dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik.6 Pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah besar. Disamping itu, ada pula makna lain yang dianggap makna asli, yakni suatu makna yang mengacu pada kolektivitas tanpa bentuk, yang komponen-komponennya sulit dibedakan satu sama lain.7
5
Jalaludin Rackhmat. Psikologi komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,2000.hal 188 Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran dan Praktek, Bandung : Penerbit Alumni, 1985.Hal 2526 7 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Jakarta : Penerbit Erlangga, 1987. Hal 31. 6
2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut :8 1. Komunikasi Terlembagakan Ciri komunikasi massa pertama adalah komunikatornya seperti yang dikemukakan oleh Bittner bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik. Komunikasi massa melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Apabila media komunikasi yang digunakan adalah televisi tentu akan banyak lagi melibatkan orang seperti juru kamera, pengarah acara, juru lampu (lightingman), dan lainlain. 2. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu, oleh karenanya pesan komunikasi bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Pesan media massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan. 3. Komunikannya Anonim dan Heterogen Komunikan pada komunikasi bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi
8
antarpersona,
komunikator
akan
mengenal
komunikannya,
Elvinaro Ardianto dan Lukiati K. Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Hal 9-14
mengetahui identitasnya, seperti nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mengenal sikap dan perilakunya. Dalam komunikasi massa komunikator tidak mengenal komunikan (anonim) karena komunikasinya tidak menggunakan media dan tidak tatap muka. Selain anonim komunikan komunikasi massa juga bersifat heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda dan dikelompokkan berdasarkan faktor : usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi. 4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. 5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpersona, pesan yang disampaikan atau topik yang dibicarakan tidak perlu menggunakan sistematika tertentu, misalnya dibagi menjadi pendahuluan, pembahasan dan kesimpulan. 6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Ciri komunikasi massa selain merupakan kelebihan juga menjadi kelemahan, karena melalui media massa maka komunikator dan komunikan tidak dapat kontak langsung.
2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa pada hakekatnya menyiarkan informasi (to inform), mendidik (to educate), dan menghibur (to entertain) kepada khalayak, tetapi bagi mereka media massa seperti film, radio, dan televisi tetap untuk menghibur. Para ahli komunikasi berpendapat komunikasi massa (mass comunication) adalah komunikasi melalui media massa modern, salah satu ahli komunikasi yang berpendapat demikian adalah Everett M. Rogers bahwa selain media massa modern, ada media massa tradisional yang meliputi segala macam kegiatan rakyat, dengan demikian komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa sifatnya ”satu arah” (one way traffic). Sedangkan situasi komunikasi yang baik yang bersifat ”dua arah” (two way traffic), karena pesan yang disebarkan akan jelas diterima tau tidaknya. Media massa secara garis besar dapat dibagi kedalam dua kelompok : media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak meliputi surat kabar, majalah, dan tabloid, sedangkan media massa elektronik mencakup media ”audio” suara seperti radio dan media ”audio visual” (suara dan gambar) yaitu televisi dan film. Televisi merupakan perkembangan medium selanjutnya setelah media massa lainnya yang beroprasi lebih dahulu. Peletak dasar utama teknologi pertelevisian adalah Paul Nipkow dari Jerman yang dilakukannya pada tahun 1884 kemudian dia menemukan alat yang disebut ”Jantra Nipkow” yang artinya melahirkan electrische teleskop. Nipkow juga punya sebutan sebagai ”Bapak Televisi” pertama di dunia.
Beberapa sajian utama dari media massa televisi yang sangat dibutuhkan khalayak adalah berita berat (hard news), berita ringan (soft news) dan laporan penyelidikan (investigative reporting) karena sajian tersebut merupakan daya tarik agar khalayak merasa puas dengan laporan yang disampaikan menurut Prof. Dr. R. Mar’at (dosen Fakultas Psikologi UNPAD) acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para khalayak yang menontonnya. Para wartawan atau reporter tentu saja harus menyadari hal ini terlebih lagi laporan yang disampaikan mengandung nilai berita (news value) maka minat khalayak pada media massa ini semakin tidak dapat dipisahkan.9 2.2.4 Media Massa 1. Jenis Media Massa Media yang dimaksud dalam proseskomunikasi massa yaitu media massa yang memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat khalayak secara serempak dan serentak. Para sarjana sepakat bahwa jenis-jenis media yang digolongkan dalam media massa adalah pers, radio, televisi dan film.10 2. Karakteristik Media Massa Bila dilihat dari sisi bentuk media yang digunakannya, media jurnalistik atau media massa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :11 a) Publisitas, yakni bahwa media massa diperuntukkan bagi masyarakat umum. Tidak ada batasan siapa yang boleh atau harus membaca/ menonton/ mendengarkan. Media massa tersebar secara bebas untuk memenuhi kebutuhan khalayak.
9
Onong Uchjana Effendy.Dinamika Komunikasi.Bandung : PT.Remaja Rosdakarya,1992.hal 122 Elvinaro Op Cit. Hal 9-14 11 Asep Saeful Muhtadi. Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik. Bandung : Logos Wacana Ilmu 1999. Hal 80 10
b) Universalitas, yakni bahwa media massa harus memuat/ menyiarkan aneka berita mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di seluruh pelosok dunia dan tentang segala aspek dan kehidupan umat manusia. 2.3 Televisi sebagai Media Komunikasi Massa Televisi merupakan media massa yang mempunyai keunggulan tersendiri yaitu dapat memadukan audio dari segi penyiarannya (broadcast) dan video dari segi gambar bergeraknya (moving images). Televisi menjadi semakin maju dan berkembang, sejalan dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat, dimana media itu beroprasi. Keampuhannya selain menimbulkan dampak positif, juga dampak negatif, apabila masyarakat tidak tanggap dan waspada terhadap daya pengaruhnya. Suatu program televisi dapat dilihat dan didengar oleh khalayak, karena ditransmisikan oleh pemancar. Dengan keunggulan tersebut maka dalam mengolah beritapun tidak akan mengalami kesulitan. Melalui proses yang panjang maka siaran berita di televisi bisa dikonsumsi oleh khalayak, karena dalam proses pengolahannya televisi ini banyak melibatkan dan membutuhkan orang serta seperangkat teknologi yang canggih. Televisi adalah media paling cepat dalam menyebarluaskan berita, ini dapat dilihat dari durasinya dalam hitungan menit bahkan detik sampai penayangan siaran berita.12
2.3.1 Pengertian Televisi Televisi dalam bahasa inggris disebut television. Istilah ini berasal dari bahasa yunani, tele yang artinya far off, jauh, sedangkan kata vision dari bahasa latin visio yang berarti to see, melihat secara harfiah artinya melihat dari jauh.
12
Onong Uchjana Effendy. Op Cit. Hal 122
Bisa dikatakan melihat dari jauh karena adanya teknologi yang digunakan dalam proses penayangan materi siaran dari stasiun penyiaran juga adanya sinyal elektromagnetik yang dipancarkan lewat udara dan dibongkar lewat pemancar dengan bantuan sistem transmisi melalui kawat. Berdasarkan kemajuan teknologi yang terus bergulir, televisi menjadi salah satu media massa yang paling cepat dalam mendapatkan berita. Televisi merupakan penyempurnaan media massa radio yang hanya memiliki keunggulan di audio atau suara, tetapi jauh lebih melampaui radio yang lebih dahulu mengudara karena televisi sudah menyajikan dominan gambar dan suara sebagai faktor kelebihannya. Berdasarkan karakteristika segi visualnya televisi menyajikan gambar – gambar yang hidup dan tampak pada layar pesawat televisi dan dapat menyentuh gejolak emosional penonton saat sedang menontonnya.13
2.3.2 Fungsi Televisi Ardianto dan Erdinaya dalam bukunya, komunikasi massa suatu pengantar, merumuskan sebagai berikut : 14 Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lalinnya ( surat kabar dan radio siaran ), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya informasi.
13 14
Onong Uchjana Effendy. Televisi Siaran Teori dan Praktek. Mandar Maju. 1993. Hal 194 Elvinaro Op Cit. Hal 128
2.3.3 Karakteristik Televisi Televisi sebagai media massa yang paling praktis dan efisien dalam menyajikan pemberitaan memiliki karakteristika, yaitu : 1. Segi visual 2. Segi auditif 3. Segi ekonomis 4. Segi estetis 5. Segi Sosiologis 15 Ditijau dari stimulasi indra, televisi dapat menstimulus dua alat indra, yaitu indra pendengaran dan indra penglihatan. Selain bersifat audio visual, televisi juga memiliki karakteristik lain : 1. Menggunakan gelombang elektromagnetik 2. Didengar dan dilihat sekilas 3. Menggunakan pemancar atau transmisi 4. Menguasai ruang dan tidak menguasai waktu 16
15
Onong Uchjana Effendy. Dimensi – dimensi Komunikasi. Bandung : Penerbit Alumni. 1981. Hal : 197-200 16 J.B Wahyudi. Media Komunikasi Massa. Bandung : Penerbit Alumni. 1986. Hal : 103
2.3.4 Program Televisi Seperti yang kita ketahui bahwa program televisi dibagi menjadi dua bagian yaitu Informasi dan hiburan, untuk informasi itu sendiri adalah program berita, berita dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu hard news dan soft news sedangkan hiburan terbagi menjadi program drama, game show, music, reality show dan lain sebagainya. Program Televisi adalah suatu acara yang memberikan informasi, dan hiburan terhadap khalayak. Program siaran Televisi di Indonesia pada umumnya diproduksi oleh suatu stasiun Televisi yang bersangkutan, program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat khalayak atau audien tertarik, jadi orang yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah departemen programming.17 Televisi memiliki berbagai jenis program acara yang dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu : 1. program Informasi (berita) Merupakan segala jenis siaran yang tujuannya untuk
memberikan
tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Dan yang termasuk kedalam jenis – jenis program berita adalah : a) Berita keras (hard news) Merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan. Biasanya disebut juga dengan stright news, yang biasanya disiarkan beberapa kali dalam satu hari, misalnya pada pagi, siang, petang, atau tengah malam.
17
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, hal 7
b) Berita lunak (soft news) Yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip dan opini. Salah satu contoh yang merupakan berita lunak adalah talk show atau laporan – laporan khusus seperti perkembangan tren atau gaya hidup. 2. Program hiburan (infotainment) Adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan. a) Musik Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu dalam bentuk video klip atau konser. Saat ini perogram acara musik sangat diminati kalangan masyarakat. b) Drama Kata “drama” berasal dari bahasa Yunani “dran” yang berarti betindak atau berbuat (action). Program drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita tentang kehidupan atau karakter seseorang yang diperankan oleh tokoh (artis) yang melibatkan konflik atau emosi. c) Permainan Biasa disebut juga game show yang merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu kelompok yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu, menjawab pertanyaan, dan atau memenangkan suatu bentuk
permainan. Terdiri dari uiz, reality show (hidden camera, competition show, relationship show, fly on the wall dan mistik). d) Pertunjukan Siaran yang menampilkan satu atau banyak pemain yang berada di atas
panggung
yang
menunjukkan
kemampuannya
kepada
sejumlah orang atau kepada audien Televisi.18 Selain pembagian jenis program berdasarkan jenisnya, terdapat pula pembagian program beradasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau fiktif. Program faktual antara lain meliputi : program berita, dokumenter atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi. Pada stasiun televisi, terdapat beberapa jenis program yang ditayangkan, yaitu salah satunya adalah program informasi, seperti yang sudah dijelaskan Program informasi pada stasiun televisi merupakan program berita (news). Robert Tyell mendefinisikan berita sebagai berikut : Berita ialah informasi yang baru, menarik perhatian, mempengaruhi (effect) orang banyak dan mempunyai kekuatan untuk membangkitkan selera mengikutinya. 19 Ada beberapa unsur penting dalam sebuah program Televisi yaitu : 1) Read Adalah unsur yang mengandung unsur yang bisa dibaca. Dalam hal ini unsur read dibagi lagi menjadi : 18
Proceeding, Seminar Mencari Format dan Pola Produksi Sinetron Indonesia, LP3Y dan RCTI, Yogyakarta, 23 – 24 September 1994, hal. 100 19 Soewardi Idris. Jurnalistik Televisi. Jakarta : PT. Remadja Rosdakarya. 1987. Hal 141
a. Still text , yang diaplikasikan untuk menampilkan informasi seperti nama pembawa acara, nama profesi bintang tamu, alamat redaksi, no telpon interaktif. b. Running text, yang diaplikasikan untuk menampilkan credit tittle, (nama kru/team yang terlibat dalam program televisi) 2) Watch Adalah unsur yang mengandung unsur yang bisa dilihat, unsur watch sendiri dibagi menjadi : a. Setting, yaitu latar belakang yang sesuai dengan alur cerita yang disampaikan akan menghasilkan isi yang menghibur dan masuk akal. b. Videographics, yaitu animasi tentang program yang terdapat diawal dan jeda sebelum commercialbreak. c. Content, yaitu isi program yang terdiri dari tema, pembawa acara, bintang tamu, dll. 3) Hear Adalah unsur yang mengandung unsur yang dapat didengar, unsur ini dibagi lagi menjadi : a. Voice, yaitu suara yang berasal dari suara manusia b. Sound, yaitu suara yang berasal dari benda mati seperti misal,alat musik, soundeffect, dll.
2.3.5 Berita Apa itu berita? Tidak ada rumusan tunggal mengenai pengertian berita. Menurut Djahar Mujakir Berita lebih mudah dikenal daripada mencari definisinya. Kalau anjing menggigit orang itu bukan berita. Tapi kalau orang menggigit anjing, itu baru berita. Penjelasan sederhananya : Berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang dapat menarik perhatian khalayak. Ada empat unsur berita yang harus dipenuhi oleh sebuah berita yang sekaligus menjadi ”karakteristik utama” sebuah berita yang layak dipublikasikan di media massa, yaitu : 1. informasi hangat yang disajikan kepada umum mengenai apa yang sedang terjadi 2. sesuatu yang menarik perhatian sebagian besar komunitas 3. informasi mengenai peristiwa atau ide yang menarik perhatian dan mempengaruhi kehidupan manusia 4. sesuatu yang luar biasa Berita menurut departemen pendidikan RI membakukan istilah ”berita” dengan pengertian sebagai laporan mengenai kejadian atau peristiwa hangat. ”Berita” juga disamakan maknanya dengan ”kabar” dan ”informasi (resmi)”, yang berarti penerangan, keterangan, pemberitahuan.20 Definisi berita menurut versi Barat menurut The New Grilier Webster international Dictionary yang menyebutkan bahwa berita adalah (1) current information about something that has taken place, or about something not known before;(2) news is information as presented by a news media such as papers,
20
Kustadi Suhandang. Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik. Bandung: penerbit Nuansa.2004. Hal 103
radio, or television;(3) News is anything or anyone regarded by a news media as a subject worthly of treatment.21 Berita (News) adalah laporan atau pemberitahuan tentang segala peristiwa aktual yang menarik perhatian orang banyak. Peristiwa yang melibatkan fakta dan data yang ada di alam semesta ini, yang terjadinyapun aktual dalam arti ”baru saja” atau hangat dibicarakan orang banyak.22 Ada definisi yang menurut Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat mudah dipahami, yaitu bahwa berita adalah informasi aktual tentang fakta-fakta dan opini yang menarik perhatian orang.23 Sangat boleh jadi istilah ”news”, istilah Inggris untuk maksud ”berita”, berasal dari ”new” (baru) dengan konotasi kepada hal – hal yang baru. Dalam hal ini segala yang baru merupakan bahan informasi bagi semua orang yang memerlukannya. Dengan kata lain, semua hal yang baru merupakan bahan informasi yang dapat disampaikan kepada orang lain dalam bentuk berita (news). Oleh karena itu Hornby (1961:278) menjelaskan ”news” sebagai laporan tentang apa yang terjadi paling mutakhir (= sangat – sangat baru), Macdougall (1977:11) menyatakan bahwa berita yang selalu dicari oleh para reporter adalah laporan tentang fakta yang terlibat dalam suatu peristiwa, namun bukan hakiki dari peristiwa itu sendiri. Namun demikian Dr. Willard G. Bleyer mendefinisikan berita sebagai segala sesuatu yang hangat dan menarik perhatian sejumlah pembaca, dan berita yang teerbaik ialah berita yang paling menarik perhatian bagi jumlah pembaca yang paling besar (Wonohito, 1960:2). Dalam hal ini Bleyer tidak membedakan antara laporan dengan peristiwanya sendiri, padahal satu sama
21
Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat. Teori dan Praktik Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.2006. Hal 39 22 Kustadi Suhandang. Op Cit. Hal 103-104 23 Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat. Op Cit. Hal 40
lain jauh sekali perbedaannya. Yang diterima dan dibaca orang bukan peristiwa atau faktanya, melainkan laporannya. Secara etimologis istilah ”berita” dalam bahasa indonesia mendekati istilah ”bericht (en)” dalam bahasa Belanda. Besar kemungkinan kedua istilah itu berketurunan mengingat Indonesia lama dijajah Belanda. Dalam bahasa Belanda istilah ”bericht (en)” dijelaskan sebagai ”mededeling” (pengumuman) yang berakar kata dari ”made (delen)” dengan sinonim pada ”bekend mekend” (memberitahukan,
mengumumkan,
membuat
terkenal)
dan
”vertelen”
(menceritakan atau memberitahukan) (Van Haeringen 1977:87 dan 559; Wojowasito, 1981:70, 394 dan 740). Sedangkan departemen pendidikan RI (1989:108 dan 331) membakukan istilah ”berita” dengan pengertian sebagai laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Juga ”berita” disamakan maknanya dengan ”kabar” dan ”informasi (resmi)”, yang berarti penerangan, keterangan atau pemberitahuan. Lebih tegas lagi Sykes (1976:734) menjelaskan ”news” sebagai ”tidings” (kabar, berita), ”new or interesting information”, dan ”fresh events reported”. Dalam hal ini Sykes melihat adanya unsur – unsur laporan, peristiwa yang segar (mutakhir), dan informasi yang menarik perhatian atau baru. Dari uraian tadi kiranya dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan ”berita (news)” itu tiada lain adalah laporan atau pemberitahuan tentang segala peristiwa aktual yang menarik perhatian orang banyak. Peristiwa yang melibatkan fakta dan data yang ada di alam semesta ini, yang tejadinyapun aktual dalam arti ”baru saja” atau hangat dibicarakan orang banyak. Adapun cara melaporkan atau memberitakan sesuatu, supaya menarik perhatian orang banyak, orang lazim melakukannya dengan gaya ”to the point” atau ”diplomatis”. Demikian pula dalam hal membuat dan menyajikan berita secara jurnalistis, kita mengenal jenis berita yang langsung (to the point) mengemukakan fakta yang terlibat didalamnya, dan disebut straight news, serta yang tidak langsung dalam arti dibumbui kata –
kata berbunga (diplomatis) sehingga fakta yang tampaknya sepele menjadi menaik untuk diminati dan dinikmati, dan jenis ini disebut feature news.24 2.4 Perkembangan TV di Indonesia Perkembangan televisi di Indonesia saat ini cukup pesat, dapat dilihat sejak Televisi Nasional Indonesia (TVRI) berdiri pada tahun 1962, sudah melintas berbagai temuan teknologi, mulai dari teknologi penyiaran hitam-putih, berwarna, sampai era satelit. Secara umum, dikenal tiga tipe media televisi yang dipilah berdasarkan karakteristiknya, yaitu televisi publik (public TV – Broadcasting), televisi komersial ( comersial TV Broadcasting), dan televisi pendidikan (educational TV Broadcasting), tipologi ini biasa digunakan dalam menilai pola siaran media televisi. Masing-masing tipe media ini memberi penekanan yang spesifik atas fungsi tertentu. Secara umum, setiap media audio-visual dituntut untuk mampu memberi hiburan, tetapi televisi publik memberi penekanan pada penyebaran ideide dan realitas sosial, televisi komersial pada fungsi hiburan, dan televisi pendidikan pada faktual-idealistis (pendidikan dan pengajaran).25 Lahirnya Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) dapat dianggap sebagai tonggak penting, kendati kemunculannya harus melalui tahap-tahap terbatas, disusul kemudian SCTV, TPI, dan masih banyak televisi swasta lainnya dengan karakter media yang berbeda yang menyajikan beragam program yang menarik. Kendati terdapat perbedaan karakter berbagai media massa, sepanjang menggunakan orientasi etis dalam jurnalisme, tetap memiliki kesamaan. Sejarah pertelevisian di Indonesia menunjukan dinamika yang penuh dengan kecenderungan anomali. Oleh karenanya sulit merumuskan teori yang jelas untuk menggambarkan fenomena media di negri ini.
24
Kustadi Suhandang. Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik. Bandung: penerbit Nuansa.2004. Hal 103 25 Ashadi Siregar. Menyingkap Media Penyiaran Membaca Televisi Melihat Radio. Yogyakarta : Lembaga Penelitian Pendidikan Penerbitan Yogya (LP3Y), 2001. Hal 15
2.5 Investigative Reports Laporan penyelidikan (Investigasi) adalah jenis berita yang eksklusif datanya tidak bias diperoleh di permukaan tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan. Sehingga penyajian berita ini membutuhkan waktu yang lama dan tentu akan menghabiskan energi wartawannya. Laporan penyelidikan dapat mengungkap sesuatu yang belum diketahui khalayak lebih mendalam.26 Atmakusumah27 coba menyidik pengertian dari reportase investigative dari bahasa latin. Reporting berasal dari kata reportase, yang berarti “membawa pulang sesuatu dari tempat lain”. Bila dikaitkan ke dalam dunia jurnalisme, hal itu menjelaskan seorang wartawan yang membawa laporan kejadian dari sebuah tempat dimana telah terjadi sesuatu. Sementara Investigative berasal dari kata Investigum, yang berarti “jejak kaki” pada sisi ini, hal itu menyiratkan berbagai bukti yang telah menjadi sesuatu fakta, berbentuk data dan keterangan, dari sebuah peristiwa. Jadi reportase investigasi memang merupakan sebuah kegiatan peliputan yang mencari, menemukan, dan menyampaikan fakta-fakta adanya pelanggaran, kesalahan, atau kejahatan yang merugikan kepentingan umum atau masyarakat.28 Ciri peliputannya meliputi kegiatan pengujian berbagai dokumen dan rekaman, pemakaian informan, keseriusan dan perluasan riset. Reportase Investigative seringkali mengekspos penyimpangan yang dilakukan para pekerja publik dan aktivitasnya.29 “Reportase Investigasi adalah pekerjaan membuka pintu dan mulut yang tertutup rapat”, tulis Rivers dan Mathews.30 26
Deddy Iskandar Muda. Op Cit. Hal 40-42 Atmakusumah. Laporan Penyidikan (Investigative Reporting). Bahan pelajaran di lembaga Pers DR Soetomo. Jakarta : yang dikirim oleh Atmakusumah kepada Setiawan Santana A, Januari 2001. Hal 135 28 Septiawan Santana K. Jurnalisme Investigasi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Hal 135 29 Melvin Mencher. News Reporting and Writing, seventh edition, WI : Brown&Brench Publisher. 1997. Hal 681 30 William L. Rivers dan Cleve Mathews. Etika Media Massa dan Kecenderungan untuk Melanggarnya. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum, 1994. Hal 158 27
2.6 Perilaku Waspada Perilaku adalah suatu yang meliputi pola tindakan, kegiatan atau juga kebiasaan yang bisa dilakukkan. Perilaku adalah hasil pengalaman dan perilaku digerakkan atau di motivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan.31 Fredericsen Price dan Bouffard meneliti kendala situasi yang mempengaruhi kelayakan melakukan perilaku tertentu. Ada situasi yang memberikan rentangan kekalayakan perilaku (behavioral oppopriateness). Situasi yang permisif memungkinkan orang untuk melakukan banyak hal tanpa harus merasa malu. Sebaliknya, situasi restriktif menghambat orang untuk berperilaku sekehendak hatinya. Perilaku manusia memang merupakan hasil interaksi yang menarik antara keunikan individual dengan keumuman situasional.32 Perilaku adalah aksi reaksi pada psikologis manusia yang timbul yang diakibatkan oleh suatu hal yang disaksikan juga suatu yang didapatkan baik dari lingkungan maupun dari sebuah media. 2.7 Pengertian Masyarakat Masyarakat adalah anggota – anggota sesuatu kelompok, baik kelompok itu besar maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehinga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan – kepentingan hidup yang utama. Sebagai suatu perumpamaan, kebutuhan, seseorang tidak mungkin secara keseluruhan terpenuhi apabila dia hidup bersama – sama rekan lainnya yang sesuku.33 Masyarakat adalah kumpulan orang yang : tidak saling mengenal, tidak terintegrasi, tidak terrganisasi secara baik, tidak mampu menyadari dan merumuskan apa yang hendak dilakukan dan tujuan politiknya, beraktivitas sendiri sesuai dengan kepentingan masing – masing.34
31
Jalaludin Rakhmad.Psikologi Komunikasi.Remaja Rosdakarya.Bandung:2001.Hal.22 Ibid.Hal.47 33 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 1982. Hal 133 34 Dr. Hamidi. Msi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi (Pendekatan praktis penulisan Proposal dan Laporan Penelitian). Malang : UPT. UMM Press, 2007. Hal 95 32
2.8 Efek Media Adanya asumsi yang diingatkan bahwa efek yang ditimbulkan media massa hanya mampu pada tahap afeksi, tetapi sebelum ketahap afeksi harus ketahap kognitif terlebih dahulu, lalu lanjut ke tahap afeksi dan berlanjut ketahap kognatif dengan persyaratan memenuhi unsur – unsur tertentu, serta adanya anggapan bahwa sangat sulit mengukur dampak kognitif, maka pada penelitian ini penulis menitik beratkan pada dampak media massa.35 a. Efek Kognitif Efek ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, di pahami, dan dipersepsikan khalayak. Berhubungan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, dan informasi. Jika terjadi perubahan atau penambahan pengetahuan yang disebabkan oleh isi televisi, maka televisi menanamkan gambaran dunia hiburan pada khalayak. Pada tahap ini, diharapkan terjadi perubahan dan pemahaman masyarakat terhadap efek yang dihasilkan dari sebuah program tayangan. b. Efek Afektif Efek ini muncul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, ditakuti, dan dibenci. Dalam model akibat komunikasi pada tahap efek afektif merupakan lanjutan dari efek kognitif, komunikator tidak hanya berubah dalam tingkat pengetahuan melainkan efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau norma – norma. Dalam hal ini efek yang muncul adalah rasa suka, dan tidak suka, yang dilandasi pada rasa keberpihakkan terhadap pemirsanya. Efek afektif berkaitan dengan perasaan, akibat dari membaca surat kabar, mendengar radio, menonton televisi atau film bioskop, timbul perasaan tertentu pada khalayak. Perasaan akibat media massa bermacam – macam, senang hingga terbahak – bahak, sedih
35
Ray.kutipan McQuail.Teori Komunikasi Massa.Erlangga.Jakarta:1991.Hal.235
sehingga mengucurkan air mata takut sampai merinding, dan lain – lain perasaan yang bergejolak dalam hati.36 Dalam perubahan sikap (efek afektif) dan tahap – tahap yang dilalui adapun tahap tersebut adalah : liking (menyukai), preferente (pilihan), conviction (meyakini). c. Efek Konatif Efek konatif atau efek yang berhubungan terhadap tingkah laku nyata yang dapat diamati, meliputi pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku.37 Yang dimaksud efek – efek tingkah laku dalam penelitian ini adalah tindakan masyarakat jika dalam kenyataan sehari – hari melakukan unsur – unsur yang mereka lihat dalam tayangan Reportase Investigasi. Dimana ada sesuatu yang dilakukan, di praktekkan dalam kehidupannya setelah menyaksikan program tersebut.
36
Onong Uchjana Effendi,Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,Jakarta. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,1995, Hal.319 37 Jalaludin Rachmat,Psikologi Komunikasi,Bandung, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung 1995, Hal 219
2.9 Teori STIMULUS – ORGANISME – RESPONSE (S – O – R) Teori Stimulus Organisme Response (S-O-R) menjelaskan bahwa efek merupakan reaksi terhadap stimuli (rangsangan) tertentu. Efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Unsur-unsur yang terdapat dalam teori S-O-R adalah : 1. Pesan (stimulus) 2. Komunikan (organisme) 3. Efek (response) Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditoalk. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan dan kemudian diteruskan pada proses berikutnya dimana komunikan menjadi mengerti. Setelah komunikan mengolah dan menerimanya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Jadi ketika stimulus atau pesan sampai ke organisme atau komunikan sebelum menjadi efek, pesan tersebut diolah terlebih dahulu oleh organisme atau komunikan. Proses pengolahan pesan yang terjadi terhadap individu yaitu: 1. Stimulus yang diberikan pada organisme dapat diterima atau dapat ditolak, makak proses selanjutnya berhenti, ini berarati bahwa stimulus tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi organisme, maka tidak ada perhatian (attention) dari organisme, dalam hal ini, stimulus adalah efektif dan ada reaksi.
2. Langkah berikutnya adalah jika stimulus telah mendapat perhatian dari organisme, maka prose selanjutnya adalah mengerti terhadap stimulus (correctly comprehended). Kemampuan dari organisme inilah yang dapat melanjutkan proses berikutnya. 3. Langkah berikutnya adalah bahwa organisme dapat menerima secara baik apa yang telah diolah sehingga dapat terjadi kesediaan untuk perubahan sikap.38 Hal ini juga dibahas oleh Mara’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya”. Mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu : 1. Perhatian 2. Pengertian 3. Penerimaan Berdasarkan penjelasan diatas teori S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut : Stimulus
→
Organisme : 1.
Perhatian
2.
Pengertian
3.
Penerimaan
↓ Response (perubahan sikap) 38
Mar’at,Sikap Manusia Perubaha Serta Pengukurnnya,Ghalia Indonesia.1992.hal 26
Prinsip S-O-R merupakan prinsip” belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap suatu stimuli tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan erat antar pesan – pesan media dan reaksi audience. Ketika stimuli masuk kedalam diri organisme melalui panca indra maka terjadilah proses yang dinamakan proses sensory stimuli yang merupakan suatu proses yang dialami oleh seseorang ketika menerima stimuli lewat seluruh indranya. Dalam komunikasi massa, stimuli alat indra tergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat, pada radio dan rekaman auditif khalayak hanya mendengar, sedangkan pada televisi dan film kita dapat mendengar dan melihat.
2.10 Hipotesis Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah tersebut bisa berupa pernyataan tentang hubungan dan variable atau lebih, perbandingan (komparasi) atau variable mandiri (deskripsi). Dalam statistik dan penelitian terdapat dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nol dan alternative. Dalam statistik hipotesis nol diartikan tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik atau tidak adanya perbedaan antara ukuran populasi dan ukuran sampel. Dengan demikian ihipotesis yang diuji adalah hipotesis nol, karena memang penelitian tidak mengharapkan adanya perbedaan data populasi dengan sampel. Selanjutnya hipotesis alternatif adalah adanya perbedaan antara data populasi dengan data sampel, dalam perumusan hipotesis
statistik, antara hipotesis nol dan alternatif selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang lain pasti diterima sehingga dapat dibuat keputusan yang tegas, yaitu jika H0 ditolah pasti alternatifnya diterima. Hipotesis statistik dirumuskan dengan simbol-simbol statistik. Dan antara hipotesis nol (H0) dan alternatif (Ha) selalu dipasangkan. Dengan dipasangkan itu maka dapat dibuat keputusan yang tegas, man yang diterima dan mana yang ditolak. Dalam penelitian ini menggunakan hipotesis asosiatif (hubungan), yaitu untuk pertanyaan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variable atau lebih.39 Hipotesis berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Karenanya hipotesis merupakan pengarah dalam penelitian. Jika penelitian berpijak dari hipotesis, maka tujuan penelitian akan menguji hipotesis, data digali untuk menguji bukan membuktikan, kesimpulan akan berbunyi hipotesis itu benar atau salah. 1.
Hipotesis Penelitian a.
Tayangan televisi mempengaruhi perilaku sosial
b. Semakin tinggi pengaruh televisi maka semakin baik perilaku mengenai program televisi tersebut. 2.
Hipotesis Statistik a.
r xy >0
Terdapat korelasi r person yang signifikan antara variabel tayangan televisi terhadap perilaku waspada. b. r²xy>0
39
Sugiyono.Statistik Untuk Penelitian.Bandung :2004.hal 82-86
terdapat nilai r square yang signifikan antara variabel tayangan televisi terhadap perilaku waspada. Hipotesis Nol : Tidak ada pengaruh terhadap perilaku waspada masyarakat setelah menonton tayangan Reportase Investigasi Trans tv di perumahan Pondok Permai Kotabumi Tangerang. Hipotesis Alternatif : Terdapat pengaruh terhadap perilaku waspada masyarakat setelah menonton tayangan Reportase Investigasi Trans tv di perumahan Pondok Permai Kotabumi Tangerang. H0 : p < 0 dan Ha : p > 0 ( p = simbol menunjukkan pengaruh yang kuat ) rvariabel (X dan Y). Hipoitesis Alternatif (Ha) menunjukkan adanya hubungan pengaruh dari hal tersebut (dapat terjadi lebih besar dari 0 atau lebih kecil dari 0).