BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perawatan Vulva 1. Perilaku (Practice) Semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dimana perilaku terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons), Mekanisme (mehanisme), Adaptasi (adaptation) (Notoatmodjo,2003). Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan hasil dari perubahan berbagai faktor, baik internal maupun eksternal (lingkungan). Pada garis besarnya perilaku manusia dapat terlihat dari 3 aspek yaitu aspek fisik, psikis, dan sosial. Akan tetapi dari aspek tersebut sulit untuk ditarik garis yang tegas dalam mempengaruhi perilaku manusia. Secara lebih terperinci perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap. Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar subyek. Dalam perilaku kesehatan menurut Lawrence Green terbagi tiga teori penyebab masalah kesehatan yaitu: a. Faktor-faktor Predisposisi (Predisposing faktors) yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku
7
8
sesorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dimana dengan pengetahuan yang cukup pada remaja tentang reproduksi akan mempengaruhi dalam hal perawatan vulva. b. Faktor pemungkin (Enabling factors) adalah faktor-faktor ysng memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Artinya faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, dimana dengan sarana yang memadai misalnya info yang benar dari koran, majalah dan fasilitas pelayanan kesehatan yang dekat akan mendukung informasi yang benar tentang perawatan vulva pada remaja. c. Faktor-faktor penguat (Reinforing factors) adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku, dimana [peran serta tenaga kesehatan yang secara kontinue memberikan konsultasi secara kontinue tentang kesehatan reproduksi misalnya dalam hal perawatan vulva. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku berawal dari adanya pengalaman-pengalaman seseorang serta faktor-faktor diluar tersebut (lingkungan) baik fisik maupun non fisik, kemudian pengalaman dan lingkungan diketahui, dipersepsikan, diyakini, sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak, dan akhirnya terjadilah perwujudan niat yang berupa perilaku. hubungan faktor predisposisi, faktor pemungkin, faktor penguat akan terjadi suatu perilaku yang mana respon perilaku
9
muncul dengan adanya faktor eksternal dan internal. Adapun urutan terjadinya perilaku sebagai berikut: SKEMA PERILAKU
Eksternal a. Pengalaman b. Fasilitas c. Sosio-budaya
Internal a. Persepsi b. Pengetahuan c. Keyakinan d. Motivasi e. Niat f. Sikap
Respons Perilaku
Gbr.l. Skema Perilaku (Sumber : Modifikasi Lawrence Green, dalam Soekidjo Notoatmodjo, 2003) 2. Perawatan Vulva a. Perawatan vulva yang baik yang untuk menjaga kondisi vulva adalah: 1) Biasakan mencuci vulva dengan air hangat, keringkan baik-baik dengan handuk yang halus dan bersih atau kertas tisu yang lembut. 2) Cara menyeka vulva yang benar yaitu dengan handuk atau tisu maupun air sewaktu dibersihkan adalah dengan cara dari arah depan ke belakang, agar bibit penyakit yang kemungkinan besar bersarang di dubur tidak terbawa ke wilayah kemaluan yang akan menimbulkan infeksi, peradangan dan rangsangan rasa gatal-gatal. 3) Pakailah celana dari bahan katun agar lebih cepat menyerap, dan hindari celana dalam nilon atau bahan sintetis. 4) Bilas celana dalam dengan baik setelah dicuci. Celana dalam baru dicuci dahulu sebelum dipakai.
10
5) Hindarkan pemakaian celana ketat, celana stretc pembentuk tubuh, celana olah raga nilon, atau celana dengan penutup kaki nilon yang berakibat panas dan lembab yang dapat menumbuhkan kuman. 6) Hindari
pemakaian
produk:
”feminine
hygiene”
yang
sesungguhnya justru menjadi iritan. 7) Jangan mengaruk di daerah vulva 8) Untuk memudahkan penyerapan getah dan keringat, gunakanlah pakaian dalam yang berbahan katun dan bukan nilon atau bahan sintesis lain yang kecil daya serapnya. 9) Jangan mengunakan alat-alat bantuan untuk masturbasi yang bisa menyebabkan robeknya selaput dara dan infeksi pada vagina. b. Perawatan tidak sedang menstruasi 1) Sebelum haid, biasanya cairan dari vagina lebih banyak, diusahakan untuk menganti celana dalam sesering mungkin 2) Untuk
menjaga
kebersihan,
penggunaan
pembalut
khusus
(pantylain) c. Perawatan Saat Menstruasi Menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan diri, terutama kebersihan organ reproduksi. Udara yang panas cenderung lembab dan berkeringat, membuat tubuh menjadi lembab, terutama di daerah
alat
reproduksi
yang
menyebabkan
bakteri
mudah
menimbulkan penyakit. Adapun cara dalam menjaga kebersihan diri di
11
saat menstruasi (Siswono, 2001, Perawatan Masa Haid, 6, http://www. BKKBN.com, diperoleh tanggal 6 Oktober 2006). 1) Pada saat haid, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena infeksi, karena itu harus selalu dibersihkan agar vagina harus dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. 2) Selalu rutin mandi dan keramas 3) Selama haid mungkin timbul rasa nyeri pada pinggang dan panggul, hal ini disebabkan adanya peregangan pada otot rahim. 4) Membasuh vagina dari arah depan (vagina) ke belakang (anus) secara hati-hati mengunakan air bersih. Kalau alergi dengan sabun, cukup dengan air hangat. 5) Membersihkan bekas keringat dengan tisu atau handuk agar tidak lembab. 6) Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah mengganti pembalut. 7) Mengunakan pembalut yang bersih dan berbahan yang lembut, menyerap dengan baik serta tidak membuat alergi dan merekat dengan baik pada celana dalam. 8) Untuk menjaga kebersihan, pengunaan pembalut selama haid sesering mungkin dan harus diganti secara teratur 2-3 kali atau setelah mandi dan BAK (buang air kecil).
12
9) Jika pemakaian pembalut yang dibuang sebaiknya dibungkus sebelum dibuang ke tempat sampah. 10) Pada saat haid usahakan kebersihan vagina dijaga terutama di vulva agar terhindar dari iritasi, yang dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. d. Perawatan Setelah Menstruasi 1) Setelah menstruasi, biasanya cairan dari vagina banyak, diusahakan untuk mengganti celana dalam agar tetap nyaman. 2) Untuk menjaga kebersihan vulva agar tidak lembab sebaiknya mengunakan pembalut khusus (pantylain) Pada metode perawatan vulva sesuai dengan prosedur dasar keperawatan yaitu bertujuan mengurangi penularan mikroorganisme ke vulva. Perawatan vulva yaitu (1) Tangan biasa, dengan mencuci ke arah bawah dari area pubis ke anus dalam sekali usapan, (2) Bersihkan dengan seksama sekitar vulva, (3) Cuci dengan cermat lipatan di vulva, usap dalam arah dari perineum ke rektum (dari depan ke belakang), (4) ulangi secara berlawanan jika perlu, mengunakan sisi lain dari alat pembersih (waslap, tisu). Pada pembersihan untuk area anal dengan mengusap material fekal dengan tissu kamar mandi (Potter, 2005). Tujuan perawatan vulva adalah menjaga kebersihan vulva yaitu membuat tetap kering, bebas dari infeksi, iritan (luka) yang membuat vulva menjadi merah, bengkak, panas, gatal (Erika, 2006, merawat Organ Intim,1,http://www.Pontianak Post com, diperoleh tanggal 2 november 2005).
13
B. Sistem Reproduksi Luar (Vulva) 1. Pengertian Adalah organ-organ sexual wanita bagian luar dari alat kelamin, yang secara spesifik dikenal sebagai vulva yaitu bagian sistem reproduksi yang berada di luar vagina atau jalan lahir, yang terdiri dari sepasang bibir luar dan sepasang bibir dalam (labia). Vulva terdiri dari banyak struktur anatomi yang berbeda dan jauh lebih komplek dari pada yang disadari kebanyakan orang-orang. Alat kelamin wanita dewasa ini yaitu bisa terlihat seperti saat bibir utama (labia majora) dalam keadaan istirahat dan tidak membuka luas. Struktur-struktur yang nampak pada vulva adalah, mons veneris, labia majora, pudendal cleft, perineum, dan anus. Wanita mempunyai labia minora yang selalu nampak seperti mereka menonjol diantara labia majora. Kadang-kadang klitoris atau kepala klitoral selalu nampak dengan baik (Manuaba, 1999). Vulva preadolesent terdapat labia majora dan pudental mereka terbelah ketika mereka sedang berdiri. Hal ini memberikan ada kesan bahwa vulva bergerak, berputar, kebelakang menuju anus selama masa puber. Vulva tidak betul-betul bergerak dan apa yang terjadi adalah formasi gundukan dari jaringan lemak ini, menyebabkan bagian depan dari labia majora akan ditekan keluar dari tulang pinggang. Ketika wanita dalam keadaan berdiri, hal ini menyebabkan labia majoranya tertekan kedalam, menjadi garis tegak lurus terhadap tanah, dan tidak terlihat ketika diperhatikan dari depan. Wanita dengan lemak tubuh yang sangat kecil
14
bisa tidak mempunyai mons veneris, jelas hasilnya kemunculan vulva mereka ditempatkan lebih lanjut jauh ke depan daripada wanita-wanita lainnya, dengan pemusatan-pemusatan lemak tubuh yang tinggi. Posisi dari klitoris dan urethral dan pembukaan vagina ditentukan oleh tulangtulang dari pelvis. Saat kelahiran vulva bayi perempuan dan buah dada bisa muncul menjadi bengkak dan besar. Hal ini sebagai hasil dari telah diekspos oleh kenaikan level hormon ibunya selama dalam kandungan. Setelah periode yang pendek dari vulva gadis, labia minora, labia majora, ukuran buah dada akan menyusut sebagai pengaruh dari hormon-hormon keibuan yang perlahan-lahan terlihat. Saat kelahiran klitoris gadis secara proporsional lebih besar daripada yang seharusnya yang berlangsung selama hidupnya. Dari gadis umur 1 sampai 8 tahun alat kelaminnya seharusnya tidak mengalami perubahan yang berarti, selama tumbuh sesuai tubuhnya. Jika terjadi, harus konsultasi dokter. Hal penting berikutnya berganti sampai vulva muncul selama masa puber. Jaringan alat kelamin mempunyai kepekaan terhadap hormon yang besar. Seperti kelenjar indung telur remaja dan kelenjar endokrin lainnya mulai memproduksi hormon-hormon yang jumlahnya makin meningkat, pria dan wanita, vulva mereka sepertinya akan mengalami suatu perubahan yang penting. Jaringan tipis dari vulva akan menjadi lebih tebal dan lebih elastis dimana pewarnaannya mungkin akan tambah baik.
15
Struktur vulvanya kemungkinan menjadi lebih besar dan jelas. Hal ini termasuk didalamnya labia majora dan minoranya, sebaik dengan klitoris dan selaput dara. Karena rambut kemaluan juga berkembang waktu ini, seorang gadis mungkin tidak menyadari semua perubahan yang telah terjadi, dimana seorang anak perlu untuk melatih alat kelaminnya dengan cermin di usia muda yang membuatnya lebih mengenal vulva mereka, dan mungkin akan sadar dengan perubahan yang terjadi. Perubahan penting selanjutnya pada vulva terjadi selama menopause. Selama periode waktu ini, level hormon dalam tubuh wanita menurun, dan sebagai akibatnya, jaringan sensitif terhadap hormon, labia dan klitoris, biasanya ukurannya berkurang (mengecil), tetapi tidak untuk ukuran masa sebelum remaja mereka (Mediastore, 2004, kanker vulva,2, http://www. Medicastore.com, diperoleh tanggal 6 Desember, 2004). Adapun struktur eksternal secara berurutan terdiri dari: a. Mons Veneris Adalah sebuah lapisan dari jaringan lemak yang lembut yang menutupi tulang punggung. Ini biasanya ditutupi oleh rambut yang tumbuh tebal setelah pada mula dari masa puber “Mons veneris” artinya “gundukan tanah Venus” dalam bahasa latin. Venus adalah nama yang diberikan kepada dewa cinta bangsa romawi. Karena itu, “Mons veneris” menjadi berarti, “gunung cinta”. Hal ini dinamakan demikian karena jaringan lemak ditempatkan di sini adalah sensitif untuk hormon estrogen, dengan permulaan masa puber level estrogen
16
akan meningkat menyebabkan gundukan yang jelas sampai berbentuk. Hal ini sangat nampak ketika seorang wanita telanjang atau mengenakan pakaian yang ketat. Hal ni menimbulkan pikiran untuk menyediakan sebuah bantahan perlindungan antara tulang pinggang dari seorang wanita dan pasangannya selama hubungan seksual, saat penetrasi berasal dari depan. Kulit penutup mons veneris berisi banyak ujung-ujung syaraf. Sebagai hasil, seorang perempuan mungkin menikmati area ini diusap, sebaliknya ketika rambut yang menutupinya digerakkan atau ditarik dengan lembut. Beberapa wanita menemukan mereka dapat mengalami orgasme ketika mons veneris mereka dipijat, atau ketika mereka menekannya melawan permukaannya selama masturbasi. Hal ini sebagian disebabkan karena klitoris telah ditempatkan dibawahnya pada batas terendah. Seorang wanita bisa menemukan area ini lebih sensitif untuk stimulasi ketika dicukur bersih, sebagaimana kulit yang tidak lagi dilindungi oleh lapisan rambut. b. Labia Majora Labia majora adalah dua lipatan kulit, dalam beberapa kasus mereka lebih mirip gundukan-gundukan daripada lipatan-lipatan, yang menjadikan pudendal terpotong, dan menyembunyikan dan melindungi struktur yang lebih lembut dari vulva. Bagian depan dari masingmasing labia majora biasanya lebih tebal daripada pantat, lonjong kebawah dan bergabung dengan kerampang dan masing-masing labia
17
majora mempunyai bentuk segitiga ini. Ukuran dan bentuk labia majora sangat bervariasi dari satu wanita dengan wanita lainnya. Labia majora dari gadis muda biasanya tipis dan halus, mempunyai warna yang sama seperti jaringan sekitarnya. Dengan perkembangan masa puber dan peningkatan berikutnya dalam bentuk lemak tubuh, labia majora sering kali menjadi lebih menonjol. Wanita dengan jumlah lemak tubuh yang rendah bisa mempunyai labia majora yang kecil tipis dan wanita dengan jumlah lemak tubuh yang banyak bisa mempunyai lemak yang bagus yang berada di sekeliling labia majora. c. Labia Minora Labia minora terletak diantara dua bibir majora, yang merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit dan tidak berambut yang memanjang kearah bawah dari bawah klitoris. permukaan labia minora sama dengan mukosa vagina yaitu merah muda dan basah. pembuluh darah sangat banyak membuat labia minora membengkak bila ada stimulasi emosional atau stimulasi fisik. Kelenjar-kelenjar labia minora juga melumasi vulva. Suplai saraf yang sangat banyak membuat labia minora sensitif, sehingga meningkatkan fungsi erotiknya. d. Klitoris Merupakan organ yang sangat kompleks dan spesial yang hanya mempunyai satu kegunaan, memberikan wanita kepuasan seks. Ini sama pentingnya bagi seorang wanita, seperti penis bagi pria. Klitoris
18
dibentuk dari jaringan yang sama seperti penis, dan untuk kebanyakan bagian, fungsi-fungsinya sama seperti penis. Satu hal penting yang berbeda dari dua kenampakan ini bahwa urethra perempuan tidak melewati semua saluran melalui tubuh clitoris. e. Vestibulum Vestibulum adalah daerah yang berbentuk seperti perahu yang terletak diantara labia minora, klitoris, dan fourchette. permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia, panas, dan celana yang ketat. f. Fourchette Fourhette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia minora dan minora di garis tengah di bawah arifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis terletak diantara fourhette dan himen. g. Perineum Perineum adalah daerah maskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus. perineum mempunyai bentuk dasar badan perineum (Bobak, 2004). 2. Penyakit yang terjadi pada Alat Reproduksi a. Kanker Vulva Kanker vulva adalah tumor ganas di dalam vulva. Vulva merupakan bagian luar dari sistem reproduksi wanita, yang meliputi labia, lubang vagina, lubang uretra dan klitoris, 3-4% kanker pada
19
sistem reproduksi wanita merupakan kanker vulva dan biasanya terjadi pada masa menopouse, beberapa jenis kanker vulva antara lain: 1) Karsinoma sel skuamosa (85%) Karsinoma sel skuamosa berasal dari sel-sel skuamosa yang merupakan jenis sel kulit yang utama. Kanker jenis ini biasanya terbentuk secara perlahan selama bertahun-tahun dan biasanya didahului oleh suatu perubahan prekanker yang mungkin berlangsung selama beberapa tahun. Istilah kedokteran yang sering digunakan untuk keadaan prekanker ini adalah neoplasma intraepitel vulva (niv) intraepitel artinya sel-sel prekanker terbatas pada epitel yang merupakan lapisan permukaan pada kulit vulva. Niv terbagi menjadi 3 kelompok yaitu niv1,niv2,dan niv3 dimana istilah lainnya untuk niv adalah displasia. Tingkat keparahan perubahan prekanker mulai dari yang terendah sampai yang terberat antara lain: a
Niv1 atau displasia ringan
b
Niv2 atau displasia menengah
c
Niv3 atau displasia berat
2) Melanoma (5%) berasal dari sel penghasil pigmen yang memberikan warna pada kulit 3) Sarkoma (2%) adalah tumor jaringan ikat di bawah kulit yang cenderung tumbuh dengan cepat sarkoma vulva bisa menyerang semua golongan usia, termasuk anak-anak.
20
4) Karsinoma sel basal (1%) Karsinoma sel basal sangat jarang terjadi pada vulva, karena biasanya menyerang kulit yang terpapar oleh sinar matahari. 5) Adenokarsinoma (1%) Sejumlah kecil kanker vulva berasal dari kelenjar dan disebut adenokarsinoma. Beberapa diantaranya berasal dari kelenjar bartholin yang ditemukan pada lubang vagina dan menghasilkan cairan pelumas yang menyerupai lendir. Kebanyakan kanker kelenjar
bartholin
adalah
adenokarsinoma,
tetapi
beberapa
diantaranya (terutama yang tumbuh dari saluran kelenjar) merupakan karsinoma sel transisional atau karsinoma sel skuamosa. Meskipun agak jarang, adenokarsinoma juga bisa berasal dari kelenjar keringat pada kulit vulva (Mediastore,2004, kanker vulva,2, http://www. Medicastore.com, 6 Desember, 2004). b. Infeksi Saluran Kemih (ISK) Infeksi saluran kemih terutama terjadi yang punya riwayat anyang- anyangan atau batu kemih, yang lebih besar terutama pada musim kemarau, apalagi jika kurang minum. Musim kemarau bisa menjadi pencetus munculnya gangguan saluran kemih. Kurang minum bisa memicu infeksi saluran kencing, jika saluran kemih sudah sering tercemar infeksi maka kuman yang berasal dari dubur (pada wanita yang cebok sembarangan, atau keliru arah ceboknya) yang bisa menyebabkan mudah terinfeksi anyang-anyangan.
21
Bagi yang mengidap batu di saluran kemihnya, batu bisa di ginjal, di saluran uretri, atau di buli-buli atau kandung kemih. Jika kurang minum, air seni akan lebih kental, dan kristal pembentuk batu lebih berpeluang untuk mengendap, terlebih jika disertai dengan infeksi. Adanya kristal batu, sedang mengalami infeksi kemih, kurang minum, serta
sering
menahan
kencing,
adalah
faktor-faktor
yang
mempermudah pembentukan batu atau kemih yang sudah ada menjadi lebih besar (Tabloid nova, 2007, 5 penyakit di musim kemarau, 1, http://www. tabloidnova.com, diperoleh tanggal 2 Januari, 2007). c. Keputihan Keputihan bagi sebagian perempuan sangat menganggu karena merasa tidak nyaman dan berbau tak sedap. Keputihan, dalam istilah kedokteran adalah leukorhea, merupakan keluarnya cairan dari vagina yang menimbulkan keluhan. keputihan paling banyak dialami pada umur produkstif, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa terjadi pada usia tua. Sesungguhnya cairan yang keluar dari vagina tak selalu keputihan, Sebab pada saat-saat tertentu vagina akan mengeluarkan cairan yang diperlukan guna membasahi dinding vagina, dimana cairan tersebut berasal dari vagina, dan saluran kelamin bagian atas, yang berguna untuk mempertahankan keasaman vagina agar tidak terjadi infeksi dan sebagai pelumas pada saat berhubungan intim.
22
Keluarnya cairan dikatakan normal, jika terjadi sebelum haid, pada pertengahan siklus atau pada saat ovulasi serta adanya rangsangan seks. Cairan dikatakan abnormal atau keputihan jika terjadi perubahan warna, bau dan keluar cairan yang agak berlebihan. Gejalanya terasa gatal pada vulva atau vagina, terasa pedih saat hendak kencing atau bersenggama. Keputihan bisa muncul karena penyakit menahun, kelainan endokrin, infeksi di vulva,vagina, mulut lendir rahim, dan saluran telur (Tabloid nova, 2007, 5 penyakit di musim kemarau, 1, http://www. tabloidnova.com, diperoleh tanggal 2 Januari, 2007). 3. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Kesehatan Reproduksi Remaja adalah kondisi fisik, mental dan sosial yang sehat dan bertanggung jawab dalam usia 10-19 tahun yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta peran reproduksi. Dalam kegiatan penyuluhan memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi kepada remaja SMA maka diperlukan strategi dengan memberikan materi KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) yang dapat dikembangkan secara umum yaitu: a. Tumbuh kembang remaja yang membahas tentang masa akil baliq, ciri-ciri fisik dan psikologis, perubahan perilaku, permasalahan remaja. Iman dan taqwa sebagai benteng moral, komunikasi dalam keluarga.
23
b. Meningkatkan kepercayaan diri yang mencakup tentang memahami diri sendiri, menjaga kondisi kesehatan fisik dan mental, bersosialisasi dan bermasyarakat c. Seks dan kehamilan yang membahas tentang masa subur, proses terjadinya kehamilan. Remaja
membutuhkan
pendidikan
reproduksi
salah
satunya
kesehatan reproduksi pada remaja karena masa pancaroba bagi remaja disebut-sebut sebagai periode yang susah-susah gampang bagi orangtua untuk menanganinya. Kebanyakan orangtua mengakui bahwa memberi bekal untuk remaja perempuan diharapkan agar mampu menghadapi berbagai gejolak kehidupan yang sebenarnya tidaklah mudah. Meski orang tua sudah bersusah payah menyediakan berbagai fasilitas, termasuk pendidikan yang terbaik untuk anak perempuan mereka, namun orangtua tidak akan sanggup menghindari globalisasi dunia yang menghadang kehidupan remaja global sekarang ini (Singgih, 2002). C. Pengetahuan Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk memenuhi rasa ingin tahu, manusia sejak zaman dahulu telah berusaha mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain.
24
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan manusia, yakni indera penglihatan, pendegaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata (penglihatan) dan telinga (pendengaran) (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan Padmonodewo (2000) menyatakan pengetahuan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui oleh seseorang dengan jalan apapun dan sesuatu yang diketahui orang dari pengalaman yang didapat. Pengetahuan (Kognitif) merupakan domain yang sangat penting untuk dibentuknya suatu tindakan seseorang. Adapun tingkat pengetahuan domain kognitif ada enam tingkatan menurut Notoatmodjo (2003) yang meliputi : 1. Tahu (know) a
Pengetahuan (tahu yaitu mengingat kembali materi yang dipelajari sebelumnya. Termasuk didalam pengetahuan yang paling rendah dengan cara menyebutkan, mendeflnisikan dan menyatukan sesuatu.
b
Memahami (comprehension) Memahami yaitu sesuatu untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut
25
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek untuk materi, harus
dapat
menjelaskan,
contohnya
remaja
memahami
dan
mengetahui cara perawatan vulva yang benar. c
Aplikasi (application) Aplikasi yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan penggunan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam kondisi yang lain, misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah.
d
Analisis (analysis) Analisis yaitu kemampuan untuk materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitanya dengan yang lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan dari kata-kata kerja, dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
e
Sintesis (synthesis) Sintesis yaitu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya.
26
f
Evaluasi (evaluation) Evaluasi adalah kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria - kriteria yang telah ada.
2. Pengaruh pengetahuan Pengaruh pengetahuan terhadap remaja sangat penting sebab mempunyai cukup pengetahuan dan pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan serta kesehatan setiap anggota keluarganya (Notoatmodjo, 2003). 3.
Faktor-faktor
yang
berpengaruh
terhadap
pengetahuan
menurut
Notoatmodjo (2003) yaitu : a
Tingkat Pendidikan Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima dan menyesuaikan hal-hal yang baru.
b
Informasi Seseorang
yang
mempunyai
sumber
informasi
banyak
akan
memberikan pengetahuan yang lebih jelas. c
Kultur Budaya Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan disaring sesuai dengan budaya dan agama yang dianut. Pada remaja akan melakukan perilaku perawatan vulva sesuai dengan apa yang mereka lihat di lingkungannya. Biasanya
27
mereka mengetahui perawatan reproduksi secara tradisional misalnya dengan mengunakan air sirih. d
Pengalaman Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan, dimana pada remaja dengan umur yang bertambah dan pendidikan yang lebih baik akan memudahkan dalam menyerap informasi yang diberikan serta bersikap lebih bijak.
e. Sosial Ekonomi Tingkatan pendapatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup, dimana status ekonomi orang tua yang baik akan berpengaruh pada fasilitasnya yang diberikan (Notoatmodjo, 2003). f. Mitos Merupakan kepercayaan yang dipunyai oleh seseorang, dan biasanya terjadi pada daerah tertentu dan dijadikan kebiasaan. (Rochmah, 2005). Pada para remaja dalam melakukan kesehatan perawatan vulva masih mengikuti cara tradisional misalnya makan makanan seperti nanas, akan memacu kelembaban pada vulva. g. Nilai agama Kemampuan berpikir abstrak remaja memungkinkannya untuk dapat mentransformasikan keyakinan beragamanya. Mengekspresikan kualitas keabstrakkan Tuhan. Berkembangnya kesadaraan atau keyakinan beragama seiring dengan mulainya remaja menanyakan atau mempermasalahkan sumber-sumber otoritas dalam kehidupannya. (Rochmah, 2005). Pada perawatan vulva, remaja dalam nilai agama
28
mempraktekkan dalam bentuk misalnya pada saat akan sholat harus bersih dari semua kotoran. 4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawacara atau angket, untuk menyatakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden. Pengetahuan yang ingin diketahui oleh peneliti dapat disesuaikan dengan tingkat responden yang ada (Notoatmodjo, 2003). 5. Cara memperoleh pengetahuan Dari berbagai macam cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, maka dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a Cara tradisional Untuk memperoleh pengetahuan, cara kuno atau tradisional dipakai orang memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah untuk metode penemuan secara sistematik dan logis. b Cara coba-salah (trial and error) Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan untuk masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja. Dimana metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sekarang ini metode coba-coba masih sering dipergunakan terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui cara memecahkan masalah.
29
c. Cara kekuasaan atau otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaankebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan ini biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi berikutnya. Dimana pengetahuan, diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, otoritas ilmu pengetahuan. d. Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian kata pepatah dengan maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengetahuan itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua pengalaman
pribadi
dapat
menuntun
seseorang
untuk
menarik
kesimpulan dengan benar maka diperlukan berpikir kritis dan logis. e. Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusiapun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan
penalarannya
dalam
memperoleh
pengetahuannya.
Dengan kata lain dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi dan deduksi. f. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
30
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau metodologi penelitian. Cara ini mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasil pengamatannya tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan dan akhirnya diambil kesimpulan umum. D. Remaja 1. Pengertian Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami perubahan fungsi organ seksual dan reproduksi. Umumnya masa remaja dipandang sebagai suatu tahap perkembangan yaitu pada masa pubertas dan diakhiri pada masa kedewasaan. Masa pubertas dihubungkan dengan kematangan biologis atau seksual, seperti timbulnya tanda seksual sekunder, datangnya menarche (masa haid pertama kali pada remaja perempuan). Remaja menurut WHO mendefinisikan sebagai kriteria biologik dengan ciri individu berkembang, mulai saat pertama kali dengan menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai masa kematangan seksual. Kriteria remaja sebagai individu yaitu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Kriteria remaja secara sosial ekonomi dimana terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif mandiri. Batas usia 10-20 tahun sebagai batas usia remaja, sedangkan sensus penduduk
31
1980 di Indonesia membatasi kriteria remaja umur 14-19 tahun (Widjanarko,1999). Remaja merupakan kelompok risiko untuk tertular berbagai penyakit, karena masa remaja merupakan masa pencarian identitas dimana mereka sangat menggantungkan diri pada lingkungan pergaulannya. Dalam masa pencarian ini mereka terkadang salah dalam mengambil model atau kelompok bergaul, sehingga masalah lingkungan kehidupan remaja ini dibutuhkan perhatian yang ekstra, karena masa remaja merupakan masa yang mudah terpengaruh oleh keadaan lingkungan. Lingkungan yang berpengaruh bagi kehidupan remaja merupakan lingkungan yang beragam, yaitu orang tua (keluarga), sekolah, kelompok bermain (Peer group), media cetak atau elektronik dan juga masyarakat sekitarnya. Diantara berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh ini peer group menjadi faktor pengaruh yang kuat. Selain itu remaja juga sangat mudah
dipengaruhi
oleh
media
cetak
maupun
elektronik
yang
menampilkan sisi kehidupan remaja, yang tampak penuh dengan berbagai hal menyenagkan, yang mudah menarik minat mereka untuk mengikuti gaya kehidupan yang seperti mereka lihat (Whaley & Wong, 1991). Sebagai remaja sesuai dengan perkembangan hormonalnya, emosi mulai berkembang, minat menjadi luas, serta terhadap masalah reproduksi yaitu masalah perawatan reproduksi yang menyangkut tentang kebersihan vulva. Rasa ingin tahu mendorong mereka mencari informasi atau pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dari lingkungan sekitar.
32
Pengetahuan tentang reproduksi yang setengah-setengah, mendorong remaja kurang memahami dan dapat menimbulkan emosi secara spontan dan
tidak
terkontrol,
serta
bersikap
semaunya
dan
berakibat
membahayakan diri sendiri. Dalam keadaan orang tua yang tidak cukup terbuka mengenai masalah ini, biasanya anak remaja akan mencari sumber yang lain. Sumber-sumber yang mudah dijangkau adalah teman sebayanya, namun mereka semua sama-sama sedang mencari informasi, sehingga mereka mencari informasi dari buku-buku, dan majalah. Mereka sendiri belum bisa memilih mana informasi yang baik atau yang perlu bagi dirinya. Oleh karena itu peran orang tua, tenaga kesehatan, guru, cukup penting dalam memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi (Sarlito, 2002). Masa
remaja
meliputi
perkembangan,
pertumbuhan
dan
permasalahan, yang jelas berbeda dengan masa sebelumnya maupun masa sesudahnya. Apabila timbul permasalahan pribadi pada masa ini, maka sifat permasalahannya memiliki ciri khas. Secara hormonal pada remaja di masa pubertas, jumlah yang dikeluarkan semakin meningkat dan mengakibatkan matangnya struktur dan fungsi dari organ-organ seks, yaitu hormon pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan besarnya individu dan hormon gonadrotopik yang merangsang gonad untuk meningkatkan kegiatan.
33
Tumbuh kembang pada masa remaja menurut Hurlock (1995) terbagi dua yaitu; (a) remaja awal berlangsung dari usia 13-16 tahun, (b) remaja akhir berlangsung dari usia 16-18 tahun. Pertumbuhan remaja terdiri dari genetik (keturunan), hormon, dan lingkungan sedangkan perkembangan remaja terdiri dari tingkat perkembangan yang normal. Pertumbuhan pesat pada masa pubertas bagi anak perempuan mulai umur 8,5 dan 11,5 tahun, dengan puncak rata-rata 12,5 tahun. Maka tingkat pertumbuhan menurun dan berangsur-angsur berhenti antara 17-18 tahun. Dan saat proses pertumbuhan selesai maka pertambahan tinggi badan berat, kekuatan terjadi dalam kurun waktu yang kurang lebih sama. Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat terjadi selama masa puber, yang sebagian tergantung pada faktor keturunan dan mempengaruhi kelenjar endokrin. Faktor lingkungan yaitu asupan nutrisinya, dimana asupan nutrisi yang tidak bagus pada masa kanak-kanak menyebabkan berkurangnya produksi hormon pertumbuhan. Gangguan emosi juga mempengaruhi pertumbuhan karena gangguan tersebut mengakibatkan produksi adrenal streoid yang berlebihan, sehingga merugikan hormon pertumbuhan. Perkembangan pada masa remaja merupakan periode pada tahap perkembangan fisik, dimana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Perubahan fisik yang terjadi merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Pada perubahan psikologis muncul karena perubahan fisik tersebut (Sarlito, 2002). Perubahan fisik khususnya pada
34
perempuan misalnya pertumbuhan payudara, tulang-tulang anggota tubuh, bulu kemaluan, haid, tumbuh bulu-bulu ketiak, maka hal ini menyebabkan kecanggungan bagi remaja, karena harus menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Perkembangan remaja menurut Sarlito (2002) dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Perkembangan intelegensi yaitu kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif yang dinyatakan dengan IQ (intelligence Quotient). 2. Perkembangan
emosi
yaitu
memahami
remaja
yaitu
dengan
mengetahui apa yang mereka rasakan selain jalan pikirannya. Menurut Dadang Sulaeman (1995) bahwa remaja sangat menekankan pentingnya apa yang mereka rasakan. Emosi terlibat di dalam segala hal, dimana remaja terlibat didalamnya yakni lingkungan yang membangkitkan emosi
para remaja adalah semua hal yang
bertentangan dengan diri remaja (perasaan cinta, sedih, khawatir, dorongan
melakukan
sesuatu,
persepsi
tentang
apa
yang
membangkitkan emosi). Maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja merupakan saat berkembangnya jatidiri, yang dipengaruhi oleh iklim keluarga, tokoh idola, peluang pengembangan diri, tingkat perkembangan yang normal, motivasi, intelegensi, kreativitas (Hurlock,1995).
35
2. Karakteristik Remaja a. Umur Umur seseorang sedemikian besarnya akan mempengaruhi kinerja, dimana semakin lanjut umurnya semakin lebih bertanggung jawab, lebih tertib, lebih bermoral, lebih berbakti dari usia muda. Umur remaja adalah suatu masa yang penting yang semestinya dihabiskan untuk mencari ilmu pengetahuan dan selalu berusaha mendapatkan kedudukan yang terbaik sesuai dengan apa yang mereka lakukan. Pada umur remaja, seseorang amat cenderung kepada nafsu sahfat dan peralihan dimana tahap perkembangan fisik, emosi dan sosial remaja mengalami perubahan secara bertingkat sebelum masa matang mereka, yang dapat membedakan baik buruknya suatu perkembangan. Hal ini membutuhkan didikan dan dibentuk agar perkembangan umur mereka menjadi kehidupan yang bermoral dan menjalani proses kehidupan sehat. Perkembangan remaja banyak dipengaruhi oleh bentuk konflik dan pergolakan dari dalam dan dari luar lingkungan mereka (Ayun Bin Rahmat, 2006, Perasaan Sensitif Remaja Jika Dipupuk Dapat Mengakibatkan Suatu Gejala Sosial, http://www.geocitis.com/bbcid,geo/articel166.htm, diperoleh tanggal 3 November, 2005). Sesuai perkembangannya para remaja dituntut untuk mengetahui tentang kesehatan reproduksi sesuai dengan bertambahnya umur,
36
dimana seorang remaja yang bertambah umurnya maka dalam menerima informasi tentang parawatan vulva akan semakin baik dan memahami, serta akan berpengaruh dalam menjaga kesehatan reproduksi akan lebih baik. b. Pendidikan (kelas) Pendidikan merupakan hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai tujuannya. Pendidikan merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan sebagai satu kesatuan. Memberikan pendidikan yang sesuai adalah salah satu tugas orangtua kepada anak-anaknya. Agar seorang anak dapat memperoleh pendidikan yang baik dan sesuai maka pilihlah sekolah yang sesuai, berilah pengertian yang benar tentang adanya beberapa alasan orangtua memberikan arahan agar masa depan anaknya lebih baik. Masih sering terjadi di masyarakat , orantua yang memaksakan kehendak dan hal ini berdampak pada perkembangan sang anak (Kalyanadhamo, 2006, kiat menghadapi remaja,http://www.geocitis.com/bbid,geo/articel166.htm, diperoleh tanggal 6 agustus, 2006). Pada
remaja
semakin
pendidikannya
baik
maka
dalam
memahami hal baru tentang perawatan vulva lebih baik, berfikir secara kreatif dan berfikir kritis serta mengkaji dan mengembangkan ke arah yang lebih sempurna.
37
c. Pendapatan (uang saku) Merupakan bagian dari pendapatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Orangtua hendaknya memberikan teladan untuk menanamkan pengertian bahwa uang hanya diperoleh dengan kerja dan keringat. Remaja hendaknya dididik agar dapat menghargai nilai uang. Remaja dilatih agar mempunyai sifat tidak suka memboroskan uang tetapi tidak terlalu kikir. Seorang remaja diajarkan hidup dengan bijaksana dalam mengunakan uang, mengajari untuk menabung sebagian uang sakunya. Menabung bukanlah pengembangan watak kikir,melainkan sebagai bentuk menghargai uang yang didapat dengan kerja
dan
semangat
(Kalyanadhamo,
2006,
kiat
menghadapi
remaja,http://www.geocities.com/bbcid,geo/articel166.httm. diperoleh tanggal 6 Agustus, 2006). Pemberian uang saku kepada remaja memang tidak dapat dihindarkan, namun sebaliknya uang saku diberikan dengan dasar kebijaksanaan, tidak berlebihan, karena uang tidak diberikan dengan tidak bijaksana akan dapat menimbulkan masalah yaitu anak menjadi boros, tidak menghargai uang, anak malas, sebab mereka berpikir tanpa kepandaianpun uang gampang mereka peroleh. Uang saku pada remaja yang mempunyai sifat hemat dan bisa mengatur keuangannya dapat menentukan suatu kebutuhan yang paling penting untuk mereka, misalnya kebutuhan sebagai pelengkap dalam perawatan vulva yang dapat terpenuhi, dimana uang saku pada remaja
38
digunakan seperlunya khususnya dalam hal membeli kebutuhan untuk perawatan vulva, semakin besar uang sakunya maka dalam membeli alat kebersihan lebih komplet. E. Hubungan Karakteristik dan Tingkat Pengetahuan Remaja Perempuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan PerawatanVulva Pengaruh pengetahuan pada keluarga sangat penting sebab mempunyai keluarga yang mempunyai cukup pengetahuan dan pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan serta kesehatan setiap anggota keluarganya (Notoatmodjo, 2003). Hal ini dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam bertindak untuk melakukan sesuatu. Masa pancaroba bagi remaja disebut-sebut sebagai periode yang susah-susah gampang bagi orang tua untuk menangganinya. Kebanyakan orang tua mengakui bahwa memberi bekal untuk remaja perempuan agar mampu menghadapi berbagai gejolak kehidupan sebenarnya tidaklah mudah. Meski orang tua sudah bersusah payah menyediakan berbagai fasilitas, termasuk pendidikan yang terbaik untuk anak perempuan mereka, namun orang tua tidak sanggup menghindari perkembangan remaja sekarang ini. Perkembangan teknologi komunikasi yang menyebar berbagai informasi dan hiburan budaya, kini semakin deras dan takkan mungkin bisa dibendung hanya dengan mengurung anak dirumah atau dengan menyediakan berbagai fasilitas canggih di rumah. Sesuai perkembangannya, anak perempuan masa kini tak mungkin dipingit karena kehidupan menuntut mereka untuk tampil luwes dan bergaul dengan dunia luar.
39
Menurut para ahli meyakini bahwa dengan pendidikan yang baik serta pengetahuan yang baik dapat menyelamatkan remaja perempuan saat ini, dimana anak-anak yang menikah muda pada suatu negara berkembang yang dianggap
serius,
dimana
lebih
mengutamakan
pendidikan
dengan
menyediakan akses cukup untuk mendapat pendidikan, sosial, kesehatan. Tetapi dengan dibekali iman yang kuat, pendidikan yang cukup, pergaulan yang sehat serta hubungan yang mesra antara orangtua dengan anak remaja perempuan serta keterbukaan dalam keluarga sebagai bekal berharga bagi remaja perempuan agar mereka meniti dengan selamat. Tujuan perawatan vulva adalah menjaga kebersihan alat kelamin yaitu untuk membuat tetap kering, bebas dari infeksi, iritan (luka) yang membuat vulva menjadi merah, bengkak, panas atau gatal. Para remaja mengetahui dan belajar tentang organ-organ reproduksi perempuan khususnya daerah vulva secara anatomi atau fisiologi hendaknya kita sadar bahwa perempuan adalah makhluk yang unik. Ketika pandangan kita mengenai kesehatan reproduksi sudah menjadi positif, maka akan memberikan ruang bagi remaja semua untuk mendapatkan informasi, mengenai bagaimana memahami perkembangan diri, melindungi diri dari risiko reproduksi dengan cara melakukan perawatan vulva yang benar agar terhindar dari infeksi dan penyakit lainnya. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa bukan remaja yang tidak ingin mendapatkan pengetahuan kesehatan reproduksi. Bukan karena tidak ada informasi reproduksi yang minim tetapi pemahaman yang salah tentang kesehatan reproduksi yang akhirnya membatasi remaja mendapatkan
40
kesempatan menyiapkan masa depan dan melindungi reproduksi dan seksualnya lebih baik. Semakin baik pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi perempuan maka berdampak semakin baik pula perawatan vulva. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan karakteristik remaja dan tingkat pengetahuan remaja yang baik secara tidak langsung akan mempengaruhi perawatan vulva. Dengan dukungan pendidikan yang baik, pergaulan yang sehat, serta hubungan yang mesra antara orangtua dengan anak remaja,. keterbukaan keluarga akan terwujud suatu perilaku yang baik contohnya perilaku dalam perawatan vulva. (Media Indonesia Online 2003, Remaja membutuhkan pendidikan reproduksi,2, http://www. Kesehatan remaja dot info com, diperoleh tanggal 16 Desember, 2006).
41
F. Kerangka Teori Karakteristi Remaja 1. Umur 2. Pendidikan (dalam kelas) 3. Pendapatan (uang saku) Faktor Prediposisi 1. Tingkat Pengetahuan 2. Sikap 3. Keyakinan 4. Kepercayaan 5. Nilai agama 6. Motivasi 7. Mitos 8. Pengalaman 9. Kultur budaya
Perawatan Vulva
Faktor Pemungkin 1. Fasilitas Fisik : kesehatan: puskesmas, rumah sakit 2. Fasilitas umum: media massa (koran, TV, Radio)
Faktor Lingkungan 1. Orantua 2. Sekolah 3. Kelompok bermain 4. Media elektronik
Faktor Penguat 1. Sikap Petugas kesehatan 2. Perilaku petugas kesehatan (Sumber : Lawrence Green, dalam, Notoatmodjo, 2003)
42
G. Kerangka Konsep Variabel Independent
Variabel Dependent
Karakteristik a. Umur b. Pendidikan (dalam kelas) c. Pendapatan (Uang Saku)
Perawatan Vulva Tingkat Pengetahuan remaja perempuan tentang kesehatan reproduksi
H. HIPOTESA 1. Ada hubungan umur dengan perawatan vulva. di SMA Negeri I Karangrejo Tulungagung. 2. Ada hubungan pendidikan (tingkat kelas) dengan perawatan vulva di SMA Negeri I Karangrejo Tulungagung. 3. Tidak ada hubungan pendapatan (uang saku) dengan perawatan vulva di SMA Negeri I Karangrejo Tulungagung. 4. Ada hubungan tingkat pengetahuan remaja perempuan tentang kesehatan reproduksi dengan perawatan vulva di SMA Negeri I Karangrejo Tulungagung.