BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kewirausahaan Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemendalam bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan. Kata entrepreneur berasal dari bahasa Prancis, yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil resiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya. Wirausahawan melakukan sebuah proses yang disebut creative destruction untuk menghasilkan suatu nilai tambah (added value) guna menghasilkan nilai yang lebih tinggi. Untuk itu keterampilan wirausaha (entrepreneurial skill) berintikan kreativitas oleh sebab itu bisa dikatakan bahwa the core of entrepreneurial skill is creativity (Hendro, 2011). Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2008).Menururt Ranto (2007), kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang
melalui
kesempatan
bisnis,
kemampuan
manajemen
pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai kesempatan, dan melalui
Universitas Sumatera Utara
kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia, keuangan, dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik. Wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan menemukan dan mengevalusasi peluang menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan dan bertindak untuk memeroleh keuntungan dari peluang-peluang itu (Kasmir, 2006). Orang-orang yang mempunyai sifat kewiraswastaan atau kewirausahaan, yaitu keberanian mengambil resiko, mengutamakan kreatifitas dan keteladanan dalam menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri. Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa seorang wirausaha harus jeli untuk melihat dan menganalisa peluang yang ada, kemudian memanfaatkan segala macam bentuk peluang tersebut kedalam lingkup usahanya, sebagai startegi dalam menyiasati peluang pasar (Siagian, 1994) Drucker (1998) menyatakan setiap orang yang memiliki keberanian untuk mengambil keputusan, dapat belajar menjadi wirausaha. Maka kewirausahaan lebih merupakan perilaku daripada gejala kepribadian. Dasarnya terletak pada konsep dan teori, bukan intuisi. Wirausaha selalu mencari perubahan, menanggapinya dan memanfaatkannya sebagai peluang. Adapun ciri dan watak seorang wirausaha menurut Alma (2010) adalah: 1. Percaya diri yang kuat dengan watak kepercayaan (keteguhan), ketidaktergantungan, kepribadian mantap, dan optimis.
Universitas Sumatera Utara
2. Berorientasikan tugas dan hasil dengan watak kebutuhan atau haus akan berprestasi, berorientasikan laba atau hasil, tekun dan tabah, tekad, kerja keras, memiliki motivasi, energik, dan penuh inisiatif. 3. Berani mengambil resiko dengan watak mampu mengambil resiko dan suka paada tantangan. 4. Kepemimpinan dengan watak mampu memimpin dan dapat bergaul dengan orang lain serta menanggapi kritik dan saran dengan baik. 5. Keorisinilan dengan watak inovatif, kreatif, fleksibel, memiliki banyak sumber atau referensi, dan serba bisa. Beberapa pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki seorang wirausahawan menurut Suryana (2008), yaitu: 1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada. 2. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab. 3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis. Keterampilan yang setidaknya harus dimiliki, yaitu: 1. Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko. 2. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah. 3. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola. 4. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi. 5. Keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Manfaat Kewirausahaan Fungsi dan wirausaha dapat dilihat melalui dua pendekatan, yaitu secara mikro dan makro. Secara mikro, wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (innovator) dan perencana (planner). Secara makro, peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu negara (Suryana, 2008). Menurut Kristanto (2009) manfaat kewirausahaan secara individu (mikro dan makro) : 1. Memperoleh kontrol atas kemampuan diri Proses mendirikankegiatan usaha sampai berhasil memerlukan kerja yang cukup lama dengan resiko yang cukup. Dalam jangka panjang akan terbentuk kemampuan untuk melakukan kontrol apa yang akan dilakukan dan yang telah dilakukan serta kemampuan dalam diri wirausaha. 2. Memanfaatkan potensi dan melakukan perubahan Banyak wirausaha melakukan pekerjaan atau melakukan bisnis karena melihat kesempatan yang ada sekarang maupun prospek karena melihat kesempatan yang ada sekarang maupun prospek dimasa depan. 3. Memperoleh manfaat finansial tanpa batas Walaupun keuntungan finansial kadangkala bukan motivasi utama melakukan kegiatan usaha, namun keuntungan finansial menjadi faktor penting guna kelangsungan hidup usaha dan pertumbuhan.
Universitas Sumatera Utara
4. Berkontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas usaha Wirausaha merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan komunitas masyarakat. Wirausaha pada umumnya memiliki keinginan untuk dihormati, dianggap sebagai bagian dari kehidupan masyarakat setempat. 2.1.3 Minat Berwirausaha Minat adalah perasaan senang atau kecenderungan hati seseorang yang mengarahkan individu kepada satu pilihan tertentu dengan berpartisipasi terhadap kegiatan yang menjadi obyek kesukaanya. Minat seseorang dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan seseorang lebih tertarik pada suatu obyek lain. Dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas seseorang yang berminat terhadap suatu obyek tertentu cenderung menaruh perhatian lebih besar. Jika seseorang telah melaksanakan kesungguhanya kepada suatu objek maka minat ini akan menuntun seseorang untuk memperhatikan lebih rinci dan mempunyai keinginan untuk ikut atau memiliki objek tersebut. Minat merupakan keadaan psikis yang timbul dari dalam diri seseorang dimana cenderung lebih suka dan lebih tertarik oleh suatu objek, serta menginginkan objek tersebut tanpa adanya keterpaksaan. Minat menimbulkan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari suatu objek tertentu dengan perasaan senang dan berniat untuk mewujudkanya sebagai pilihan hidup. Sedangkan Wirausaha dapat diartikan sebagai suatu kemampuan melihat dan menilai-menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses (Meredhit, 2000). Berwirausaha didasarkan
Universitas Sumatera Utara
dari kedua pengertian di atas adalah berkemauan dan berkemampuan melihat kesempatan-kesempatan usaha untuk mengambil keuntungan dari padanya dengan mengambil tindakan yang tepat. Menurut Fuadi (2009) minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar dari kegagalan. Minat wirausaha adalah gejala psikis untuk memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karena membawa manfaat bagi dirinya. Menurut penelitian Mahesa (2012) tentang minat dan wirausaha di atas, minat berwirausaha adalah kecenderungan hati dalam diri subyek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung risiko dan mengembangkan usaha yang diciptakanya tersebut. Sedangkan menurut Fatrika, et al (2009) minat berwirausaha tidak dibawa sejak lahir namun berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor- faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha meliputi karakteristik (jenis kelamin dan usia), lingkungan (lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat), kepribadian (ektraversi, kesepahaman/ Agreebleness,
berani
mengambil resiko, kebutuhan berprestasi dan independen, evaluasi diri serta kepecayaan diri yang lebih) dan motif berwirausaha (bekerja dan penyaluran ide kreatif).
Universitas Sumatera Utara
Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan. Mereka yang menjadi wirausaha adalah orang-orang yang mengenal potensi dan belajar mengembangkanya untuk menangkap peluang serta mengorganisasi usaha dalam mewujudkan cita-citanya (Suryana, 2006). Dengan adanya minat akan mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, karena di dalam minat terkandung unsur motivasi atau dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan aktivitas sesuai dengan tujuan. Adapun tiga aspek minat pada diri seseorang menurut Yuwono dan Partini (2008), yaitu : 1. Dorongan dari dalam untuk memenuhi kebutuhan diri sebagai sumber penggerak untuk melakukan sesuatu. 2. Kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang akan menentukan posisi individu dalam lingkungannya. 3. Perasaan individu terhadap suatu pekerjaan yang dilakukannya. 2.1.4 Faktor Keluarga Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia tempat belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial didalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Dalam keluarga, seorang anak pertama-tama belajar memperhatikan keinginan orang lain, bekerjasama, bantu membantu atau sebagai makhluk sosial dan mempunyai norma-norma dan kecakapan-kecakapan tertentu dalam pergaulannya dengan orang lain (Sobur, 2003). Lingkungan keluarga dengan segala kondisi yang ada didalamnya yang meliputi latar belakang anggota keluarga, tradisi keluarga dan cara orang tua
Universitas Sumatera Utara
mendidik, akan dapat menunjang, membimbing dan mendorong seseorang khususnya
mahasiswa
untuk
kehidupannya
mendatang
(koranti,
2013).
Sependapat dengan Sumarni (2006) dan Sartono (2006) bahwa yang dilakukan oleh orang tua dapat mempengaruhi minat terhadap jenis pekerjaan bagi anak di masa yang akan datang, termasuk untuk berwirausaha. Cara orang tua dalam meraih suatu keberhasilan dalam pekerjaannya merupakan modal yang baik untuk melatih minat, kecakapan dan kemampuan nilai-nilai tertentu yang berhubungan dengan pekerjaan yang diingini anak (Soemanto dalam Supartono, 2004). Berarti kondisi orang tua dapat menjadi figur bagi pemilihan pekerjaan anak, juga sekaligus dapat dijadikan sebagai pembimbing untuk menumbuh kembangkan minatnya terhadap suatu pekerjaan. Dengan demikian dorongan orang tua maupun anggota keluarga dapat memberikan pengaruh terhadap minat berwirausaha. Berkaitan dengan lingkungan keluarga, maka peran keluarga sangat penting dalam menumbuhkan minat anak. Orang tua merupakan pendidik pertama dan sebagai tumpuan dalam bimbingan kasih sayang yang utama. Maka orang tua lah yang banyak memberikan pengaruh dan warna kepribadian terhadap seorang anak. Dengan demikian mengingat pentingnya pendidikan di lingkungan keluarga terhadap anak dapat mempengaruhi apa yang diminati oleh anak (Wibowo,2011). Seperti dalam Purwinarti (2006) bahwa salah satu faktor pendorong seseorang untuk berwirausaha yaitu The parental refugee. Banyak individu memperoleh pendidikan dan pengalaman dari bisnis yang di bangun keluarganya dan lingkungan keluarga sangat mempengaruhi minat bewirausaha mahasiswa.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kadarsih (2013) selain figure orang tua yang berprofesi sebagai wirausahawan, figure teman yang berpofesi sebagai wirausahawan juga memengaruhi minat untuk berwirausaha. Teman yang berhasil dalam menjalankan profesi sebagai wirausahawan akan memberikan pengaruh positif untuk memulai berwirausaha karena ada keyakinan bahwa ia juga mampu berhasil seperti temannya. Selain figur orang tua dan teman yang berprofesi sebagai wirausahawan, para wirausahwan-wirausahawan yang dikenalpun memengaruhi minat untuk berwirausaha. Dari paparan di atas, diketahui bahwa lingkungan sosial seperti dukungan teman dan gaya hidup kelompok sekeliling dan lingkungan keluarga seperti dukungan keluarga, latar belakang pekerjaan orang tua dan pendidikan yang diberikan orang tua dapat mempengaruhi kehidupan dan pola pikir seseorang. 2.1.5 Faktor Kepribadian Faktor kepribadian sama dengan faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri sendiri. Menurut Anna dan Agus (2010), faktor internal adalah faktor-faktor yang timbul karena pengaruh rangsangan dari dalam diri individu itu sendiri. Menurut Yuriski (2009) yang termasuk dalam faktor internal adalah percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, keberanian mengambil resiko, kepempinan dan berorientasi pada masa depan. Faktor internal yang berasal dari dalam diri wirausahawan dapat berupa sifat-sifat personal yang dimiliki seseorang, sikap, kemauan dan kemampuan individu yang dapat memberi kekuatan individu untuk berwirausaha.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Erich Fromm dalam Alma (2013:78) pengertian faktor personal adalah keseluruan kualitas psikisyang diwarisi atau memperoleh yang khas pada seseorang yang membuatnya menjadi unik.Menurut Alisyahbana dalam Alma (2011), kepribadian adalah keseluruhan karakteristik diri seseorang, bisa berbentuk pikiran, perasaan, kata hati, tempramen, dan watak. Seorang wirausaha yang sukses memiliki karakteristik kepribadian khusus yang membedakannya dari orang lain. Kepribadian merupakan pola khas seseorang dalam berpikir, merasakan dan
berperilaku
yang
relatif
stabil
dan
dapat
diperkirakan(Dorland,
2002).Kepribadian juga merupakan jumlah total kecenderungan bawaan atau herediter dengan berbagai pengaruh dari lingkungan serta pendidikan, yang membentuk kondisi kejiwaan seseorang dan mempengaruhi sikapnya terhadap kehidupan (Weller, 2005). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepribadian meliputi segala corak perilaku dan sifat yang khasdan dapat diperkirakanpada
diri
seseorang,
yang
digunakan
untuk
bereaksi
dan
menyesuaikan diri terhadap rangsangan, sehingga corak tingkah lakunya itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagiindividu itu. Wirausahawan adalah seseorang yang mengembangkan produk baru atau ide baru dan membangun bisnis dengan konsep baru. Dalam hal ini, menuntut sejumlah kreativitas dan sebuah kemampuan untuk melihat pola-pola dan trendtrend yang berlaku untuk menjadi seorang wirausahawan. Kreatif dan keberanian mengambil resiko merupakan kepribadian wirausaha. Beberapa kepribadian wirausaha lainnya seperti percaya diri, berorientasi pada hasil, kepemimpinan,
Universitas Sumatera Utara
kerja keras, dan masih banyak lagi, akan mendukung terbentuknya sumberdaya manusiayang mampu mengelola usaha.Dalam penelitian ini penulis ingin mengklasifikasikan faktor kepribadian yang terdiri dari percaya diri, keberanian mengambil resiko, serta inovasi dan kreatifitas. 2.1.5.1 Percaya Diri Menurut Lauster (Siska, Sudarjo & Purnamaningsih, 2003) rasa percaya diri bukan merupakan sifat yang diturunkan (bawaan) melainkan diperoleh dari pengalaman hidup, serta dapat diajarkan dan ditanamkan melalui pendidikan, sehingga
upaya-upaya
tertentu
dapat
dilakukan
guna
membentuk
dan
meningkatkan rasa percaya diri. Dengan demikian kepercayaan diri terbentuk dan berkembang melalui proses belajar di dalam interaksi seseorang dengan lingkungannya. Kepercayaan diri ini bersifat internal, sangat relative, dinamis, dan banyak ditentukan oleh kemampuan untuk memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan (Suryana, 2006). Orang yang memiliki kepercayaan diri akan memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dalam mengorganisasi, mengawasi, dan meraih kesuksesan (Sumahamidjaja, 1997). Wirausaha juga adalah orang yang memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi dan tidak meragukan kecakapan dan kemampuanya (Machfoedz, 2004). Menurut Lauster (dalam Safitri, 2010) ciri-ciri orang yang mempunyai kepercayaan diri yaitu: (1) Percaya pada kemampuan sendiri. Kepercayaan atau keyakinan pada kemampuan yang ada pada diri seseorang adalah salah satu sifat orang yang percaya diri. (2) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan.
Universitas Sumatera Utara
Dapat bertindak dalam mengambil keputusan terhadap diri yang dilakukan secara mandiri atau tanpa adanya keterlibatan orang lain dan mampu untuk meyakini tindakan yang diambil. (3) Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri, jika mendapat kegagalan biasanya mereka tetap dapat meninjau kembali sisi positif dari kegagalan itu. (4) Berani mengungkapkan pendapat. Adanya suatu sikap untuk mampu mengutarakan sesuatu dalam diri yang ingin diungkapkan kepada orang lain tanpa adanya paksaan atau rasa yang dapat menghambat pengungkapan tersebut. 2.1.5.2 Keberanian Mengambil Resiko Kemauan dan kemampuan untuk mengambil resiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan sukar memulai atau berinisiatif (Suryana, 2006). Wirausahawan tidak takut menjalani pekerjaan yang disertai resiko dengan memperhitungkan besar kecilnya resiko. Dalam setiap kesempatan wirausahawan senantiasa menghindari resiko tinggi. Mereka menyadari bahwa prestasi yang lebih besar hanya mungkin dicapai jika mereka bersedia menerima resiko sebagai konsukuensi tujuan (Machfoedz, 2004). Pengambilan resiko berkaitan dengan kepercayaam diri sendiri. Artinya, semakin besar keyakinan seseorang pada kemampuan sendiri, maka semakin besar keyakinan orang tersebut akan kesanggupan untuk memengaruhi hasil dan keputusan, dan semakin besar pula kesediaan seseorang untuk mencoba apa yang menurut orang lain sebagai resiko. Robinson dan Barry dalam Sudibyo (2009), menyatakan bahwa semakin tinggi
Universitas Sumatera Utara
resiko semakin tinggi pengembalian (return) yang didapat. Kondisi ini memunculkan keputusan seseorang dalam menghadapi resiko, yaitu : 1. Risk averter, yaitu sikap seseorang yang cenderung menghindari resiko. 2. Risk taker, yaitu sikap seseorang yang berani mengambil resiko. Seseorang wirausaha harus memiliki keberanian mengambil resiko yaitu tidak takut untuk menjalani pekerjaan yang disertai resiko dengan cara selalu memperhitungkan besar kecilnya resiko sehingga dapat mengambil keputusan untuk tidak mengambil risiko yang terlalu besar dan risiko yang tidak terlalurendah. 2.1.5.3 Kreatifitas dan Inovasi Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang bermanfaat, benar, tepat, dan bernilai terhadap suatu tugas yang lebih bersifat heuristic yaitu sesuatu yang merupakan pedoman, petunjuk, atau panduan yang tidak lengkap yang akan menuntun kita untuk mengerti, mempelajari, atau menemukan sesuatu yang baru. Atribut orang yang kreatif adalah : terbuka terhadap pengalaman, suka memperhatikan melihat sesuatu dengan cara yang tidak
biasa,
kesungguhan,
menerima
dan
merekonsiliasi
sesuatu
yang
bertentangan, toleransi terhadap sesuatu yang tidak jelas, independen dalam mengambil keputusan, berpikir dan bertindak, memerlukan dan mengasumsikan otonomi, percaya diri, tidak menjadi subjek dari standar dan kendali kelompok, rela
mengambil
resiko
yang
diperhitungkan,
gigih,
sensitif
terhadap
permasalahan,kemampuan untuk mengenerik ide-ide yang banyak, fleksibel
Universitas Sumatera Utara
keaslian, responsif terhadap perasaan, terbuka terhadap fenomena yang belum jelas, motivasi, bebas dari rasa takut gagal, berpikir dalam imajinasi, selektif. Memahami kreativitas (daya cipta) akan memberikan dasar yang kuat untuk membuat modul atau perangkat tentang kewirausahaan. Peran sentral dalam kewirausahaan adalah adanya kemampuan yang kuat untuk menciptakan (to create or to innovate) sesuatu yang baru, misalnya: sebuah organisasi baru, pandangan baru tentang pasar, nilai-nilai corporate baru, proses-proses manufaktur yang baru, produk-produk dan jasa-jasa baru, cara-cara baru dalam mengelola sesuatu, cara-cara baru dalam pengambilan keputusan. Suryana (2003) menyatakan bahwa kreativitas adalah: “Berpikir sesuatu yang baru”. “Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang”. Kreativitas merupakan suatu topik yang relevan tidak hanya bagi wirausaha yang baru memulai, tetapi juga bagi bisnis dan kegiatan bisnis pada umumnya. Larsen dan Lewis (2007) menyatakan bahwa salah satu karakter yang sangat penting dari wirausahawan adalah kemampuannya berinovasi. Tanpa adanya inovasi perusahaan tidak akan dapat bertahan lama. Hal ini disebabkan kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggan berbah-ubah. Pelanggan tidak selamanya akan mengkonsumsi produk yang sama. Pelanggan akan mencari produk lain dari perusahaan lain yang dirasakan dapat memuaskan kebutuhan mereka. Inovasi adalah sesuatu yang berkenaan dengan barang, jasa atau ide yang
Universitas Sumatera Utara
dirasakan baru oleh seseorang. Meskipun ide tersebut telah lama ada tetapi ini dapat dikatakan suatu inovasi bagi orang yang baru melihat atau merasakannya. Menurut Suryana (2006), inovasi adalah kreatifitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki. Sifat inovatif dapat ditumbuhkembangkan dengan memahami bahwa inovasi adalah suatu kerja keras, terobosan, dan perbaikan yang terus menerus. Sedangkan Zimmerer dan Scarborough (2008: 57), inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau memperkaya kehidupan orang-orang. Inovasi merupakan fungsi utama dalam kewirausahaan. Inovasi adalah suatu proses untuk mengubah kesempatan menjadi ide yang dapat dipasarkan. Inovasi lebih dari sekedar ide yang baik (Machfoedz, 2004). Wirausaha yang inovatif adalah orang yang kreatif dan yakin dengan cara-cara baru yang lebih baik (Wirasasmita, 1994). Menurut Suryana (2006), seorang wirausaha umumnya memiliki dayakreasi dan inovasi yang lebih dari nonwirausaha. Hal-hal yang belum terpikirkanoleh orang lain sudah terpikirkan olehnya dan wirausaha mampu membuat hasilinovasinya tersebut menjadi permintaan. Rahasia kewirausahaan dalammenciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan kreativitas daninovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi setiaphari.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1
Judul Hubungan antara dukungan sosial dengan minat Berwirausaha pada mahasiswa fakultas psikologi Universitas muhammadiyah surakarta
Peneliti
2
Analisis Faktor Internal dan Faktor Lingkungan Eksternal Terhadap Minat Berwirausaha (Studi pada Siswa SMAN 1 Semarang)
Hanum Risfi Manhani (2014)
Analisis Regresi
3
Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Self efficacy, dan Karakter Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha pada siswa kelas xi Smk negeri 1 Depok Kabupaten Sleman
Muhammad Arif Mustofa (2014)
Analisis regresi berganda
Umy Yonaevy (2015)
Analisis Analisis Regresi Linier Sederhana
Hasil
hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial orang tua dengan minat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Bahwa variabel lingkungan sosial dan keluarga serta variabel lingkungan teknologi masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Sedangkan untuk variabel percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, keberanian mengambil resiko, kepemimpinan, berorientasi pada masa depan, inovasi dan kreatifitas, serta lingkungan sekolah tidak ada pengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha. Terdapat pengaruh positif dansignifikanpengetahuan kewirausahaan, self efficacy, dan karakter wirausaha secara bersama-samaterhadap minat berwirausaha
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Judul 4 Pengaruh Latar Belakang Ekonomi Keluarga Dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Program Studi Bisnis Manajemen 5 Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Universitas Gunadarma
Peneliti Aulia Rahmi (2013)
Komsi Koranti (2013)
Analisis analisi deskriptif dan analisis inferensial
Analisis Regresi
6
Pengaruh kepribadian wirausaha, Pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan Terhadap minat berwirausaha siswa smk
Eka Aprilianty Statistik (2012) Deskriptif
7
Pengaruh Kepribadian Terhadap Perilaku Kewirausahaan Menggunakan Partial Least Square Pengembangan perangkat pembelajaran berorientasi Kewirausahaan untuk peningkatan berpikir kreatif, minat Berwirausaha dan hasil belajar siswa
Riza Nurinda Lubis dan Bambang Wijanarko (2011) Endah Rita S ultiya Dewi, Prasetiyo, Filia Prima Artharina (2010)
8
Partial Least Square
Analisis Regresi Berganda
Hasil latar belakang ekonomi keluarga dan pengalaman praktik kerja industri berpengaruh signifikan dan negatif terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen Faktor eksternal terdiri dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar, sedangkan faktor internal terdiri dari kepribadian dan motivasi berwirausaha. Semua variabel faktor internal maupun faktor eksternal berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Universitas Gunadarma Terdapat pengaruh secara bersama-sama antara potensi kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan keluarga sebesar 42,2 persen terhadap minat berwirausaha. kepribadian mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku wirausahawan.
perangkat pembelajaran berorientasi kewirausahaan mampu meningkatkan minat berwirausaha, berpikir kreatif dan hasil belajar siswa
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Judul Analisis Pengaruh 9 Faktor Internal dan Faktor Eksternal terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa FISIP Universitas Diponegoro
Peneliti Zuli Purnamawati (2009)
Analisis Analisis Regresi
Hasil Faktor internal memiliki pengaruh signifikan positif terhadap minat mahasiswa berwirausaha sebesar 37,9% dan faktor eksternal memiliki pengaruh signifikan positif terhadap minat mahasiswa berwirausaha sebesar 23,4%
2.3 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adaah kerangka berpikir mengenai bagaimana suatu teori berhubungan diantara berbagai faktor yang telah diidentifikasikan penting tehadap masalah penelitian (Noor, 2011:76). Faktor yang diteliti dalam penelitian ini terdiri atas tiga variabel yaitu faktor keluarga, faktor internal, dan minat berwirausaha. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha berasal dari internal dan eksternal (Suryana, 2006). Dari penyataan tersebut, dalam penelitian ini mencoba menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha untuk segi keluarga dan segi lingkungan. Hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya bahwa latar belakang keluarga dan pengaruh atau dorongan sosial lingkungan berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa (Suharti & Sirine, 2011).
Purwati (2009) menyatakan faktor kepribadian memiliki pengaruh signifikan positif terhadap minat
berwirausaha. Menurut penelitian yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan Koranti (2013), faktor lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat berwirausaha. Latar belakang keluarga dan pengaruh atau dorongan sosial lingkungan berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa (Suharti & Sirine, 2011).Menurut Aprilianty (2012) terdapat pengaruh secara bersama-sama antara potensi kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan keluarga. Berdasarkan landasan teori dan tinjauan pustaka yang ada, dapat disimpulkan bahwa minat mahasiswa untuk berwirausaha dipengaruhi oleh faktor keluarga dan faktor kepribadian, maka kerangka pemikiran teoritis dari penelitian ini disajikan dalam gambar sebagai berikut:
Faktor Keluarga (X1)
Minat Berwirausaha (Y)
Faktor Kepribadian (X2)
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual Gambar 2.1 menunjukkan hubungan antara faktor keluarga dan faktor kepribadian berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Variabel yang dimiliki diharapkan mampu memengaruhi seseorang untuk menjadi seorang wirausaha.
Universitas Sumatera Utara
2.4Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pernyataan. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka konseptual yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan (Sugiyono, 2009:96). Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti adalah : “Faktor Keluarga dan Kepribadian berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU”.
Universitas Sumatera Utara