25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN 2.1
Tinjauan Pustaka Manajemen operasi telah mengalami perubahan yang cukup drastis sejalan
dengan perkembangan inovasi teknologi yang tumbuh sangat cepat. Keadaan ini menuntut kegiatan operasi harus memperhatikan prinsip efisiensi dan keinginan konsumen agar konsumen merasa puas dengan produk yang kita hasilkan.
2.1.1
Pengertian Manajemen Ada beberapa pengertian manajemen Yang dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya pengertian manajemen menurut George R. Terry (2010:9), yaitu : “Manajemen merupakan sebuah kegiatan pelaksanaannya disebut managing dan orang yang melakukannya disebut manajer. Manajemen mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh individuindividu yang menyumbangkan upayanya yang terbaik melalui tindakantindakan yang telah ditetapkan sebelumnya.” Pengertian manajemen menurut manajemen menurut Daft (2010: 4): “manajement is attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning, organizing, leading, and controlling organizational resources. Sedangkan pengertian manajemen menurut Sofjan Assauri (2008:12), yaitu : “Manajemen adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan atau mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain.” Berdasarkan beberapa definisi menurut para ahli tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan manajemen adalah suatu ilmu, kegiatan atau usaha mengatur sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
25
2.1.2
Pengertian Produksi dan Operasi Setiap perusahaan tentunya melakukan kegiatan produksi dalam
menghasilkan produknya. Kegiatan produksi merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah organisasi industri. Beberapa definisi produksi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut : Menurut Sofjan Assauri (2008:11), yaitu : “Produksi adalah kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup semua aktivitas atau kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, serta kegiatan-kegiatan lain yang mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut.” Menurut Vincent Gasperzs (dalam Ishak, 2010:7), yaitu : “Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri itu.” Dari beberapa definisi produksi di atas maka dapat dilihat bahwa yang dimaksud dengan pengertian produksi adalah suatu kegiatan penciptaan barang dan jasa atau menambah nilai suatu barang dan dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki dengan memperhatikan kegiatan-kegiatan pendukung lainnya. Sistem produksi memiliki beberapa karakteristik berikut : 1. Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen struktural yang membangun sistem produksi itu. 2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, yaitu menghasilkan produk (barang dan/atau jasa) berkualitas yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. 3. Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif dan efisien. 4. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya, berupa optimalisasi pengalokasian sumber-sumber daya.
25
2.1.3
Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Setiap organisasi sangat membutuhkan suatu manajemen yang baik dalam
mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi berupa sumber daya yang meliputi modal, mesin, bahan baku dan tenaga kerja. Keterampilan manajer dalam mengelola kegiatan produksi tersebut dapat meningkatkan kegunaan dari suatu barang secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, semua kegiatan dan aktivitas dalam proses produksi harus disertai dengan proses manajemen. Beberapa definisi manajemen produksi dan operasi yang dikemukakan para ahli, sebagai berikut : Menurut Heizer dan Render (2011:36): “Operations Management is the activities that relate to the creation of good and services through the transformation of inputs to outputs”. Menurut Heizer dan Render, (dalam Rofiqoh 2014, 2) Manajemen operasi atau operasional adalah kegiatan menciptakan produk dan jasa melalui proses transformasi input menjadi output.” Menurut Zulian Yamit (2011:5), yaitu : “Manajemen operasi adalah kegiatan untuk mengolah input melalui proses transformasi atau pengubahan atau konversi sedemikian rupa sehingga menjadi output yang dapat berupa barang atau jasa.” Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi adalah kegiatan transformasi suatu barang dengan menggunakan sumber daya yang ada diubah menjadi output yang diinginkan berupa barang atau jasasecara efektif dan efisien. Penekanan dalam manajemen produksi adalah kerangka pengambilan keputusan dalam pelaksanaan fungsi produksi. Adapun fungsi produksi menurut Sofjan Assauri (2008:23) terdiri dari 4(empat) hal utama, yaitu : a. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan masukan (input).
25
b. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. c. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu. d. Pengendalian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (input) pada kenyataannya dapat dilaksanakan. Kegiatan atau usaha tersebut dilakukan seoptimal mungkin untuk mengelola sumber daya dalam mengubah input menjadi output yang mempunyai nilai tambah untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi Agar output barang atau jasa yang dihasilkan mempunyai kualitas yang mampu bersaing dengan baik, kita perlu melaksanakan pengendalian kualitas.
2.1.4
Pengertian Pemeliharaan Pengertian pemeliharaan (maintenance) secara umum adalah berbagai
tindakan teknis yang dilakukan agar peralatan dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Dengan kata lain, mesin dan peralatan yang ada harus selalu siap digunakan, sehingga kelangsungan jalannya produksi tetap terjaga. Berikut definisi yang dikemukakan oleh beberapa pakar tentang pengertian pemeliharaan, diantaranya : Menurut Manahan P. Tampubolon (2004;247) pengertian maintenance yaitu: “Pemeliharaan (maintenance) merupakan semua aktivitas termasuk menjaga system peralatan dan mesin selalu dapat melaksanakan pesanan pekerjaan.”
25
Menurut Sofjan Assauri dalam bukunya “Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi 2004” (2004:95), bahwa : “Maintenance adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas/ peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian/ penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.” Sedangkan menurut Heizer dan Render dalam bukunya “Operations Management” (2001:700), berpendapat bahwa : “All activities involved in keeping a system’s equipment in working order.” Artinya : Seluruh kegiatan yang didalamnya adalah untuk menjaga sistem peralatan agar pekerjaan dapat sesuai dengan pesanan. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan dilaksanakan untuk merawat atau memperbaiki peralatan pabrik atau fasilitas lainnya, agar tetap berada dalam kondisi siap pakai, sehingga dapat tercapai kondisi proses produksi yang memuaskan dan sesuai dengan rencana.
2.1.5
Tujuan Pemeliharaan Tujuan utama dari pemeliharaan (maintenance) adalah memelihara
keadaan suatu peralatan atau mesin agar dalam kondisi yang telah ditetapkan dengan biaya pemeliharaan serendah-rendahnya. Menurut Heizer dan Rander dalam bukunya “Operations Management” (2001:700), berpendapat bahwa : “The objective of maintenance and reability is to maintain the capability of the system while controlling cost, a good maintenance system drives out system variability. System must be designed and maintained to reach expected performance and quality standard.” Artinya : Tujuan pemeliharaan adalah untuk memelihara kemampuan sistem dan mengendalikan biaya, dimana sistem harus dirancang dan dipelihara untuk mencapai standar mutu dan kinerja yang diharapkan.
25
Menurut Ma’arif dan Tanjung (2003:480), bahwa : “Tujuan utama manajemen pemeliharaan adalah untuk memelihara kemampuan sistem dan meminimalkan biaya.” Sofjan Assauri dalam bukunya “Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi 2004” (2004:95), mengatakan bahwa tujuan pemeliharaan adalah sebagai berikut : 1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. 2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri. 3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas. 4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan
kegiatan
maintenance
secara
efektif
dan
efisien
keseluruhannya. 5. Menghindari
kegiatan
maintenance
yang
dapat
membahayakan
keselamatan para pekerja. 6. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan, yaitu tingkat keuntungan atau return of infestment yang sebaik mungkin dari total biaya yang terendah. Jadi tujuan pemeliharaan adalah untuk memudahkan penggunaan secara optimal peralatan modal melalui kegiatan seperti penggantian, perbaikan, servis dan modifikasi dari komponen/ mesin yang telah ditentukan sampai sejauh mana kegiatan operasi tersebut masih tetap bermanfaat.
2.1.6
Keuntungan Adanya Pemeliharaan Suatu perencanaan produksi dapat gagal bila ada bagian mesin yang rusak
atau tidak dapat beroperasi. Oleh karena itu, perencanaan perawatan (maintenance) mesin merupakan salah satu kegiatan penting dalam operasi perusahaan. Kegiatan pemeliharaan terhadap peralatan produksi adalah sebagai
25
alat kontrol atau pengendali dalam menjaga proses penggunaan mesin, baik kondisi, jumlah, waktu, dalam keadaan tetap baik dan menghindari kemacetankemacetan yang timbul akibat dari adanya kerusakan, sehingga peralatan produksi dalam hal ini mesin dapat berjalan dengan lancar dan efektif. Adapun menurut Ahyari (2002:349) keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya pemeliharaan yang baik dari mesin yang ada dalam perusahaan, sebagai berikut : 1. Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dipergunakan dalam jangka waktu panjang. 2. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan dengan lancar. 3. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses produksi berjalan. 4. Peralatan produksi yang dipergunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka pengendalian proses dan pengendalian kualitas proses harus dapat dilaksanakan dengan baik pula. 5. Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi yang digunakan. 6. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan baku akan berjalan normal. 7. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi, maka tujuan dari pemeliharaan telah tercapai.
2.1.7
Jenis-jenis Pemeliharaan Menurut Sofjan Assauri (2008:134), kegiatan pemeliharaan mesin yang
dilakukan dalam suatu perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis pemeliharaan, yaitu :
25
1. Preventive Maintenance Semua fasilitas produksi yang mendapat pemeliharaan prefentif akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu dipersiapkan untuk proses produksi setiap saat, sehingga dapat memungkinkan pembuatan suatu rencana dan jadwal pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana produksi yang lebih tepat. Menurut Sofjan Assauri (2008:96), mengatakan bahwa : “Preventive Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.” Sedangkan menurut Manahan P. Tampubolon, dalam bukunya berjudul “Manajemen Operasional” (2004:250) berpendapat preventive maintenance yaitu: “Pemeliharaan preventif merupakan kegiatan pemeliharaan atau perawatan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang tidak terduga, yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.” Preventive Maintenance sangat penting, karena kegunaannya yang sangat efektif dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk dalam golongan critical unit. Selanjutnya Sofjan Assauri (2008:96), ciri-cirinya preventive maintenance sebagai berikut: a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekerja. b. Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan. c. Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi. d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga dari fasilitas ini adalah cukup besar atau mahal.
25
Masih menurut Sofjan Assauri (2008:96), pada umumnya pemeliharaan preventive yang dilakukan perusahaan adalah routine maintenance dan periodic maintenance. a. Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin (misalnya setiap hari). Sebagai contoh kegiatan pembersihan fasilitas atau peralatan, pelumasan serta pengecekan isi bahan bakar dan pemanasan mesin sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari. b. Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Sebagai contoh pembongkaran karburator, penyetelan katup-katup, pembongkaran mesin, service dan overhaul besar maupun kecil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa melalui preventive maintenance akan menjamin kelancaran kerja dan mesin yang diusahakan dalam keadaan siap pakai untuk setiap proses produksi yaitu dengan melakukan inspeksi pemeliharaan fasilitas secara rutin pada saat tertentu. Sedangkan prosedur pelaksanaan preventive maintenance yaitu FITCAL yang terdiri atas : 1. Feel Biasanya yang lebih berpengalaman dan jelas merasakan adanya kelainan mesin yang sedang berjalan adalah operator maintenance. Apabila gejala kerusakan timbul, maka maintenance mempunyai kewajiban untuk mengambil tindakan pencegahan. Selain dengan jalan merasakan, gejalagejala kerusakan dapat juga diketahui dengan jalan melihat, mendengar, meraba, mencium. Maintenance man yang mendengarkan kelainan pada bunyi salah satu mesin, sering kali dapat menentukan pada bagian mana di dalam mesin tersebut yang mengandung kerusakan.
25
2. Inspection Inspeksi dilakukan untuk mengetahui apakah semua bagian pekerjaan dapat diselesaikan sebagai mana mestinya. Tindakan itu dapat dilakukan secara visual atau menggunakan alat-alat ukur. Keberhasilan preventive maintenance juga tergantung pada inspeksi ini, karena kelengahan sedikit saja dalam pelaksanaan inspeksi keumungkinan akan berakibat fatal sehingga mengakibatkan terhentinya proses produksi. Misalnya suatu gejala yang masuk dalam taraf kerusakan ringan, apabila dibiarkan dapat berpengaruh pada keseluruhan unit mesin sehingga akan terjadi kerusakan besar. Jadi seluruh kegiatan inspeksi perlu disusun dalam suatu program lengkap dengan penjadwalan kerjanya, sebagai alat untuk melaksanakan diadakan pencatatan yang dilakukan melalui kartu pemeriksakaan (inspection order), yaitu kartu yang berisi alat-alat atau bagian yang harus diperiksa sesuai dengan waktu pemeriksaan yang ditentukan pemeriksaan harus memberikan penilaian, misalnya baik, sedang, besar, dan beberapa keterangan lain dianggap perlu. 3.
Tight Pengencangan dilakukan terhadap bagian yang longgar sebagai akibat adanya getaran, gesekan pada waktu mesin sedang berjalan, jadi semua baut-baut longgar, ikatan-ikatan dan lain-lain harus dikencangkan. Kelonggaran-kelonggaran tersebut dapat memperlambat gerakan-gerakan roda yang lebih berat lagi dan juga dapat memacetkan mesin disamping dapat menimbulkan kecelakaan bagi operator.
4. Clean Pekerjaan membersihkan tidak dapat dikesampingkan begitu saja dalam pelakasanaan maintenance karena pekerjaan membersihkan mesin yang berputar dengan pengotoran dapat menghindarkan timbulnya kemacetan. Aktivitas lain juga tergolong dalam pekerjaan membersihkan adalah pengecetan pada bagian tertentu dari suatu mesin.
25
5. Adjustment Penyetelan dilakukan terhadap bagian-bagian yang cara kerjanya dapat berubah-ubah. Biasanya hal ini terjadi setelah dilakukan pemasangan salah satu bagian yang baru diperbaiki, bagian ini harus dihubungkan dengan bagian lain yang sesuai dengan konstruksi mesin. Apabila mesin dijalankan, kedua bagian tersebut harus distel atau disesuaikan cara kerjanya, selain itu adanya getaran-getaran yang terus-menerus dan proses berlangsungnya waktu, dapat pula mengakibatkan labilnya hubungan antara bagian yang bekerja secara sinkron. Sekiranya kerja penyetelan kurang memuaskan, maka harus segera diadakan perbaikan kembali dan penggantian sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah. 6.
Lubrication Pelumasan diadakan untuk mencegah terjadinya laju keausan dan laju kerusakan yang terlalu cepat serta kerugian daya dan tenaga yang terlalu besar. Umumnya yang dilumasi adalah bagian-bagian yang saling bergesekan satu sama lain. Pelumas berfungsi sebagai pendingin. Pendingin memang sangat diperlukan untuk bagian-bagian yang saling bergesekan, karena bagian-bagian tersebut cepat sekali menjadi panas, kenyataannya menunjukan bahwa daya kekuatan material akan menurun dengan naiknya temperatur. Kemacetan dapat terjadi, jika material tersebut kehabisan daya, selain naiknya temperatur dalam banyak hal merupakam sumber kecelakaan dan kebakaran. Oleh karena itu, maka pelumas harus dilaksanakan dengan teratur dengan melalui perencanaan dan pengontrolan.
2. Breakdown Maintenance Breakdown maintenance merupakan kegiatan perbaikan atau reparasi. Kebijakan untuk melakukan pemeliharaan korektif saja tanpa pemeliharaan preventif akan menimbulkan akibat yang dapat menghambat ataupun memacetkan kegiatan produksi apabila terjadi suatu kerusakan yang tiba-tiba pada fasilitas produksi yang digunakan.
25
Menurut Sofjan Assauri (2008:97), mengatakan bahwa : “Breakdown maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan, sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.” Menurut
Manahan
P.
Tampubolon,
dalam
bukunya
berjudul
“Manajemen Operasional” (2004:251) berpendapat berakdown maintenance yaitu: “Pemeliharaan korektif (breakdown maintenance) merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan atau terjadi kelainan pada fasilitas dan peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.” Jadi dapat disimpulkan bahwa breakdown maintenance dilakukan pada saat mesin tersebut telah rusak akibat tidak dilakukannya preventive maintenance ataupun telah dilakukannya preventive maintenance, tetapi pada suatu waktu fasilitas tersebut tetap rusak. Kegiatan pemeliharaan ini hanya menunggu sampai kerusakan terjadi, baru kemudian diperbaiki.
2.1.7
Kegiatan Pemeliharaan Mesin Tugas atau kegiatan pemeliharan dalam suatu perusahan menurut Sofjan
Assauri (2008:140) yang meliputi berbagai kegiatan seperti berikut : 1. Kegiatan Inspeksi (Inspection) Kegiatan pemeriksaan meliputi pengecekan yang dilakukan secara rutin terhadap fasilitas atau peralatan pabrik dan membuat laporan-laporan dari hasil pengecekan tersebut. Maksud dari pengecekan tersebut adalah untuk menjamin kelancaran proses produksi. Laporan hasil inspeksi yang dibuat adalah bagian maintenance ini sangat penting bagi pimpinan perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 2. Kegiatan Teknik (Engineering) Kegiatan teknik merupakan kegiatan percobaan atas yang baru dibeli, kegiatan pengembangan peralatan yang perlu diganti, dan penelitian
25
terhadap kemungkinan pengembangan tersebut termasuk didalamnya penyelidikan sebab-sebab terjadinya kerusakan pada peralatan tertentu dan cara untuk memperbaikinya. Oleh karena itu, kegiatan teknik sangat diperlukan dengan mengadakan perbaikan tertentu terhadap komponen dari mesin agar dapat berfungsi kembali. 3. Kegiatan Produksi (Production) Kegiatan produksi merupakan kegiatan memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Kegiatan ini dimaksudkan agar kegiatan pabrik dapat berjalan lancar, dan untuk itu diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan. 4. Pekerjaan Administrasi (Crerical Work) Pekerjaan administrasi merupakan kegiatan administrasi dari pekerjaan pemeliharaan yang menjamin adanya catatan-catatan mengenai kegiatan atau kejadian-kejadian penting dari bagian pemeliharaan. Misalnya beberapa komponen yang dibutuhkan, laporan tentang apa yang telah dikerjakan, waktu dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut dan komponen yang tersedia dibagian pemeliharaan. 5. Pemeliharaan Bangunan (House keeping) Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya. Jadi kegiatan ini meliputi pembersihan dan pengecatan gedung, pembersihan halaman dan kegiatan pemeliharaan peralatan lain yang tidak termasuk dalam kegiatan teknik dan produksi dari bagian maintenance.
2.1.8 Hubungan Pemeliharaan dengan Kelancaran Proses Produksi Dalam perusahaan industri, pemeliharaan sangatlah diperlukan agar mesin-mesin dapat bekerja seoptimal mungkin dan proses produksi dapat dilaksanakan
sesuai
dengan
jadwal.
Kegiatan
pemeliharaan
dilaksanakan pada saat yang tidak mengganggu jadwal kerja.
hendaknya
25
Menurut Sofjan Assauri (2008:103), dapat disimpulkan untuk menjaga kegiatan maintenace yang dikerjakan, maka perlu mengambil langkah-langkah sebagai berikut : 1. Meningkatkan pelatihan atau training bagi maintenance-man. 2. Menggunakan Preventive maintenance, karena dengan cara ini fasilitas produksi dapat bertahan lama. 3. Mengadakan cadangan didalam sistem produksi yang merupakan critical unit. 4. Mengadakan suatu desain khusus yang dapat memperbaharui dan memperpanjang waktu hidup dari mesin yang digunakan. 5. Mengadakan persediaan cadangan tiap tingkatan produksi sehingga terdapat keadaan yang tidak tergantung antara tiap tingkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peranan kegiatan maintenance sangat mendukung kelancaran proses produksi. Dengan melakukan kegiatan maintenance seperti yang telah disebutkan diatas, maka diharapkan tercipta sistem produksi yang sesuai sehingga perusahan dapat menekan biaya pengeluaran dan memperoleh laba dari hasil proses produksi.
2.1.9
Pengertian mesin Mesin merupakan suatu fasilitas yang mutlak diperlukan perusahaan
dalam berproduksi. Dengan menggunakan mesin, maka perusahaan dapat menekan tingkat kegagalan produknya, dapat meningkatkan standar kualitasnya, dapat mencapai ketepatan waktu dalam menyelesaikan produknya sesuai dengan permintaan pelanggan dan penggunaan sumber bahan baku akan lebih efisien karena dapat lebih terkontrol penggunaannya. Adapun pengertian mesin menurut pendapat Sofjan Assauri (2008:111), yaitu: “Mesin adalah suatu peralatan yang digerakan oleh suatu kekuatan/ tenaga yang dipergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian produk tertentu.”
25
2.1.10 Jenis-jenis Mesin Mesin memiliki jenis-jenis yang berbeda, menurut Sofjan Assauri (2008:112), mesin dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu : 1.
Mesin yang bersifat umum/ serba guna (general purpose machine). Mesin yang serba guna merupakan suatu mesin yang dibuat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis barang/ produk atau bagian dari produk (part). Ciri-ciri mesin yang serba guna (general purpose machine), yaitu : a. Mesin ini dibuat dengan bentuk standar dan selalu atas dasar untuk pasar (ready stock) dan bukan atas dasar pesanan. b. Mesin ini memproduksi dalam volume yang besar, maka harganya relative lebih murah. Sehingga investasi dalam mesin ini lebih murah. c. Penggunaan mesin sangat fleksibel dan variasinya banyak. d. Diperlukan kegiatan pemeriksaan atau inspeksi atas apa yang dikerjakan pada mesin serba guna ini. e. Biaya operasi produksi lebih mahal. f. Biaya pemeliharaan mesin serbaguna ini lebih murah, karena bentuk mesin serba guna ini standar. g. Mesin ini tidak mudah ketinggalan jaman.
2.
Mesin yang bersifat khusus (special purpose machine) Mesin yang bersifat khusus adalah mesin-mesin yang direncanakan dan
dibuat untuk mengerjakan satu atau beberapa jenis kegiatan yang sama. Ciri-ciri mesin yang bersifat khusus (special purpose machine), yaitu : a.
Mesin ini dibuat atas dasar pesanan dan dalam jumlah atau volume yang kecil. Oleh karena harga mesin-mesin ini biasanya relatif lebih mahal, sehingga investasi dalam mesin ini menjadi lebih mahal.
b.
Mesin bersifat
khusus
ini
biasanya agak
otomatis,
sehingga
pekerjaannya lebih cepat dan biasanya dipergunakan dalam pabrik yang menghasilkan produknya dalam jumlah yang besar. c.
Biaya pemeliharaan dari mesin ini lebih mahal dari mesin serba guna.
25
d.
Biaya produksi per unit relatif lebih rendah.
e.
Mesin ini mudah ketinggalan zaman.
2.1.11 Economic of Maintenance Dalam
suatu
perusahaan
dihadapkan
pada
dua
masalah
dalam
melaksanakan kegiatan maintenance, yaitu persoalan teknis dan persoalan ekonomis. Persoalan teknis adalah persoalan yang menyangkut apakah bagian maintenance dapat menghindari dan menghilangkan timbulnya kerusakan atau kemacetan yang disebabkan oleh beberapa kondisi fasilitas produksi yang kurang baik. Dengan mengatasi persoalan teknis, diharapkan dapat menjaga atau menjamin agar produksi dapat berjalan sesuai dengan jadwal atau rencana. Menurut Sofjan Assauri (2008:137), dalam persoalan teknis perlu diperhatikan: 1. Tindakan apa yang harus dilakukan untuk memelihara peralatan yang ada dalam untuk mereparasi mesin yang rusak. 2. Alat atau komponen apa yang dibutuhkan dan harus disediakan agar tindakan pada bagian pertama dapat dilakukan. Selain itu perusahaan harus mengusahakan beberapa tenaga maintenance yang dapat melakukan kegiatan maintenance, sehingga peralatan atau fasilitas produksi dapat terpelihara dan dapat dipergunakan untuk berproduksi dalam waktu relatif lebih lama Persoalan ekonomis adalah persoalan bagaimana usaha yang harus dilakukan agar kegiatan maintenance secara teknis dapat dilakukan se-efisien mungkin. Dengan kata lain, diantara beberapa alternatif yang mungkin timbul, dan tentunya dapat menguntungkan perusahaan. Menurut Sofjan Assauri (2008:138), agar kegiatan maintenance dapat terlaksana
maka
diperlukan
kebijakan-kebijakan
kegiatan
pelaksanaan
maintenance dan didasarkan menurut perbandingan-perbandingan biaya yang diperlukan untuk menentukan : 1. Apakah sebaiknya dilakukan preventive maintenance atau breakdown maintenance saja.
25
2. Apakah peralatan yang rusak diperbaiki didalam perusahaan atau diluar perusahaan. 3. Apakah peralatan yang rusak diperbaiki atau diganti. Dengan memperhatikan hal diatas, maka kita dapat menentukan mana yang terbaik secara ekonomis, apakah preventive maintenance atau breakdown maintenance yang paling baik dilakukan dilihat dari faktor-faktor dan jumlah biaya yang akan terjadi. Kemudian perlu dilihat apakah peralatan produksi itu termasuk golongan critical unit. Jika peralatan tersebut critical unit maka sebaiknya diadakan preventive maintenance untuk mesin tersebut, karena apabila telah terjadi kerusakan yang tidak dapat diperkirakan maka akan mengganggu seluruh rencana produksi. 2.2 Penelitian Sebelumnya Tabel 2.1 Peneliti sebelumnya No
1
Penulis
Judul Penelitian
Gina Oktaviana
Studi Tentang Penerapan Sistem Maintenance Pada Pabrik Rajut CV. Andjaya Bandung
Hasil Penelitian Total biaya preventive sebesar Rp.1.359.795 lebih kecil jika dibandingkan dengan total biaya breakdown yaitu sebesar Rp.2.250.000.
Sumber
Repository Universitas Widyatama
Dengan begitu kebijakan preventive maintenance lebih baik dari karena perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp.890.205 per mesin.
2
Adita Dwi Gusman
Penerapan Sistem Maintenance Perangkat MSAN pada PT. Telkom Indonesia, Tbk
Dengan menggunakan kebijakan pemeliharaan preventive perusahaan dapat menghemat biaya Rp.82.198342 Pemeliharaanpreventif lebih baik dilakukan daripada pemeliharaan breakdown atau menunggu adanya kerusakan
Repository Universitas Widyatama
25
No
Penulis Novitasari
3
4
5
Judul Penelitian Pelaksanaan Pemeliharaan Mesin Dalam Upaya Menunjang Kelancaran Proses Produksi PT. X
Hasil Penelitian
Dengan menggunakan sistem preventive maintenance akan diperoleh alternatif biaya yang paling murah sehingga tidak terjadi Repository pemborosan biaya dalam Universitas pemeliharaan. Widyatama
Yazmendra Rosa Perencanaan dan Penerapan preventive maintenance peralatan labarotorium
Perawatan preventive dapat meningkatkan efisiensi peralatan laboratorium
Dekrita Komarasakti
Biaya pemeliharaan ternyata tidak berperan secara signifikan terhadap kualitas produksi meskipun terdapat peran positip berdasarkan nilai melalui nilai koefisien arah regresi dan koefisien korelasi
Analisis Biaya Pemeliharaan Mesin Terhadap Kualitas Produksi Pada PT. X
Sumber
Jurnal
Jurnal
25
2.2
Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian
Identifikasi Masalah
Menetapkan Tujuan
Studi Pustaka
Studi Lapangan
Pengumpulan Data
Analisis Menggunakan Metoda
Preventive Maintenance
Breakdown Maintenance
a
Hasil Analisis dan Solusi Usaha Perbaikan
Kesimpulan dan Saran
Sumber: Penulis