BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Keluarga Iver dan Page mendefinisikan keluarga sebagai berikut: 1. Keluarga merupakan kelompok sosial yang terkecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak. 2. Hubungan sosial di antara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi. 3. Hubungan antar anggota keluarga dijiwai oleh suasana kasih sayang dan rasa tanggung jawab. 4. Fungsi keluarga ialah merawat, memelihara dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial. Pada hakekatnya keluarga merupakan hubungan seketurunan maupun tambahan (adopsi) yang diatur melalui kehidupan perkawinan bersama, searah dengan keturunannya yang merupakan suatu satuan yang khusus. Selanjutnya Iver dan Page memberikan ciri-ciri umum keluarga yang meliputi: 1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan. 2. Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara. 3. Suatu sistem tata-tata norma termasuk perhitungan garis keturunan.
Universitas Sumatera Utara
4. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak. 5. Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau begaimanapun tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok keluarga (Su’adah, 2005: 22). Keluarga merupakan sendi dasar kelompok sosial terkecil serta mempunyai corak tersendiri. Anak yang baru lahir pertama kali menemukan masyarakat yang terkecil ini. Disitulah dia dibesarkan dan memperoleh pendidikan yang pertama kali, mengadakan pertemuan pertama kali dengan manusia. Menurut Ki Hajar Dewantara, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang perorang (pendidikan individual) maupun pendidikan sosial. Keluarga itu tempat pendidikan yang sempurna sifat dan wujudnya untuk melangsungkan pendidikan kearah pembentukan pribadi yang utuh, tidak saja bagi kanak-kanak tapi juga bagi para remaja. Peran orang tua dalam keluarga sebagai penuntun, sebagai pengajar dan pemberi contoh (Tirtaraharja dan Sulo, 2000: 169).
2.2 Kesejahteraan Keluarga Dalam UU Nomor 10 Tahun 1992 memberikan batasan tentang keluarga sejahteraan yaitu keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah,
Universitas Sumatera Utara
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara anggota antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Berdasarkan pengertian di atas, selanjutnya dikembangkan indikator yang mencerminkan tingkat kesejahteraan keluarga di Indonesia. Indikator tersebut sangat bermanfaat untuk memantau kondisi kesejahteraan keluarga di Indonesia dari waktu ke waktu. Dalam indikator tersebut, tingkat kesejahteraan keluarga dibagi dalam 5 tahapan yaitu tahap prasejahtera, tahap sejahtera I, tahap sejahtera II, tahap sejahtera III, dan tahap IV (Menteri Negara Kependudukan/Kepala BKKBN “Badan koordinasi Keluarga Berencana Nasional” 1996). Dengan mengacu pada pembangunan keluarga sejahtera, maka kemiskinan atau kurang sejahtera digambarkan dengan kondisi sebagai berikut: Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan. Mereka digolongkan keluarga miskin atau prasejahtera apabila tidak mampu memenuhi salah satu indikator berikut: 1. Menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya. 2. Makan minimal dua kali sehari. 3. Pakaian lebih dari satu pasang. 4. Sebagian lantai rumahnya tidak dari tanah; dan 5. Jika sakit dibawa ke sarana kesehatan. Keluarga sejahtera I adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan fisik minimum secara minimal namun belum dapat memenuhi
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan sosial dan psikologis seperti kebutuhan akan pendidikan, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan pekerjaan yang menjamin kehidudpan yang layak. Termasuk dalam keluarga sejahtera I bila tidak mampu memenuhi salah satu indikator berikut: 1. Menjalankan ibadah secara teratur. 2. Minimal seminggu sekali makan daging/telur/ikan. 3. Minimal memiliki baju baru sekali dalam setahun. 4. Luas lantai rumah rata-rata 8M² per anggota keluarga. 5. Semua anak berusia 5-15 tahun sekolah. 6. Salah satu anggota keluarga memiliki penghasilan tetap. 7. Dalam 3 bulan terakhir tidak sakit dan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Keluarga sejahtera II adalah keluarga-keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan dasar kebutuhan psikologis tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan perkembangan (menabung dan memperoleh informasi). Bila keluarga sudah mampu melaksanakan indikator dari sejahtera I, Tetapi belum mampu melaksanakan indikator berikut: 1. Upaya keluarga meningkatkan/menambah pengetahuan agama. 2. Keluarga mempunyai tabungan. 3. Makan bersama paling kurang sekali sehari. 4. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat. 5. Rekreasi bersama/penyegaran paling kurang sekali dalam sebulan. 6. Memperoleh berita dari surat kabar, radio, televisi, majalah.
Universitas Sumatera Utara
7. Anggota keluarga mampu menggunakan transportasi. Keluarga sejahtera III adalah keluarga-keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan pada tahapan keluarga I dan II namun belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) maksimal terhadap masyarakat dan berperan secara aktif dalam masyarakat. Bila keluarga sudah mampu melaksanakan indikator dari tahapan keluarga sebelumnya, tetapi belum mampu melaksanakan indikator berikut: 1. Memberikan sumbangan secara teratur (dalam waktu tertentu) secara sukarela dalam bentuk materi kepada masyarakat. 2. Aktif sebagai pengurus yayasan/institusi dalam kegiatan kemasyarakatan. Keluarga sejahtera IV adalah keluarga-keluarga yang dapat memenuhi semua kebutuhan keluarga pada tahapan I sampai dengan III. Bila keluarga sudah mampu melaksanakan seluruh tahapan maka keluarga disebut keluarga sejahtera (Cornelis Rintuh, 2005: 86-87). Menurut Maslow kebutuhan tersusun secara bertingkat yang dibagi menjadi enam kelompok, mulai dari yang paling sederhana dan mendasar meliputi: 1. Kebutuhan fisiologis: kebutuhan untuk mempertahankan hidup (makan, tidur, istirahat, dan sebagainya). 2. Kebutuhan rasa aman: kebutuhan untuk secara terus-menerus merasa aman dan bebas dari ketakutan. 3. Kebutuhan akan cinta dan pengakuan: kebutuhan berkaitan dengan kasih sayang dan cinta dalam kelompok dan dilindungi oleh orang lain.
Universitas Sumatera Utara
4. Kebutuhan harga diri: kebutuhan berkaitan dengan perolehan pengakuan oleh orang lain sebagai orang yang berkehendak baik. 5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri: kebutuhan untuk dapat melaksanakan sesuatu dan mengwujudkan potensi-potensi yang dimiliki (menyatakan pendapat, perasaan, dan sebagainya). 6. Kebutuhan untuk mengetahui dan memahami: kebutuhan yang berkaitan dengan pengusaan iptek. Pemuasan kebutuhan harus dipenuhi berdasarkan tingkatanya, kalau salah satu dari kebutuhan itu tidak terpenuhi maka akan menimbulkan masalah dalam kehidupannya (Tirtarahardja dan Sulo, 2005: 106). Untuk itu dalam penelitian tersebut dapat dilihat dalam delapan indikator, yaitu: a. Pendapatan b. Perumahan/tempat tinggal c. Pangan d. Sandang e. Pendidikan f. Kesehatan g. Rekreasi h. Tabungan.
A. Pendapatan Pendapatan atau penghasilan secara umum dapat di artikan sebagai penerimaan atau jumlah yang didapat dari hasil utama. Menerut Sadono dan
Universitas Sumatera Utara
sukirno (1988) mengemukakan bahwa “pendapatan adalah penghasilan yang diterima tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima oleh suatu negara”. Sementara dalam istilah pajak pendapatan dapat didefinisikan sejumlah uang atau nilai uang yang diperoleh seseorang sebagai hasil usaha dan tenaga, barang bergerak, barang tak bergerak, harta bergerak, dan hak atas bayaran berskala. Dari uraian tersebut disimpulkan bahwa dalam kategori sebagai berikut: 1. Pendapatan berupah uang yaitu: -
Dari gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang.
-
Dari usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha itu sendiri, komisi dan penjualan kerajinan rumah tangga.
-
Dari hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah.
-
Dari keuntungan sosial yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial.
2. Pendapatan berupa barang, yaitu: -
Bagian pembayaran upah dan gaji yang dibentukkan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi.
-
Barang yang diproduksi dan dikomsumsi rumah tangga, antara lain pemakaian barang yang diproduksi di rumah, sewa yang harus dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati (Sumardi, 1987: 94). Dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan
keluarga dipengharuhi oleh besarnya pendapatan suami dan istri yang berkerja dan memberi arah kepada pendapatan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
B. Perumahan Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Setelah manusia memasuki abad modern ini meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan bahan-bahan setempat, tetapi kadang desainnya masih mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah rumah: 1. Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan sosial. Maksudnya, membangun sebuah rumah harus diperhatikan tempat di mana rumah itu didirikan. Contohnya rumah didaerah gempah harus dibuat dengan bahan-bahan yang ringan namun harus kokoh dan bila rumah didekat hutan harus dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap serangan binatang buas. 2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat. Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan setempat yang rumah misalnya dari bambu, kayu atap rumbia, dan sebagainya, merupakan bahan-bahan pokokpokok pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendidrikan rumah adalah bukan sekedar berdiri pada saat itu saja, namun diperlukan pemeliharaan seterusnya. 3. Teknologi yang dimiliki oleh masyarakat. Dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu maju dan begitu modern. Akan tetapi teknologi modern itu sangat mahal dan bahkan kadang-kadang tidak
Universitas Sumatera Utara
mengerti masyarakat. Dalam penerangan teknologi tepat guna, maka teknologi yang sudah dipunyai oleh masyarakat tersebut dimonifikasi. 4. Kebijaksanaan (pengaturan) pemerintah yang menyangkut tata guna tanah. Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat perdesaan belum merupakan problem, namun di kota sudah menjadi masalah yang besar. Syarat-syarat rumah yang sehat: 1. Bahan bagunan terdiri dari: a. Lantai b. Dinding c. Atap d. Lain-lain (tiang, kaso, reng) 2. Ventilasi Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan oksigen yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Disamping itu, tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan, dan ini akan menjadi bateri-bateri penyebab penyakit. 3. Cahaya Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak dan kurangnya cahaya menyebabkan berkembangnya bibit penyakit.
Universitas Sumatera Utara
4. Luas bangunan rumah Luas lantai bagunan rumah sehat harus cukup untuk penghuninya di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuai dengan jumlah penghuninya. 5. Fasilitas-fasilitas rumah sehat Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-failitas sebagi berikut: a. Penyediaan air bersih yang cukup Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacammacam cucian), dan sebagainya. b. Pembuangan tinja Yang dimaksud kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat yang dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja, air seni, dan CO2. Tinja dalam penyebaran penyakit sangat besar, dan dapat langsung mengkontamisasi makanan, minuman, sayuran, dan sebagainya, juga air, tanah, serangga (lalat, kecoa, dan sebagainya) dan bagian-bagian tubuh kita dapat terkontaminasi oleh tinja tersebut. Benda-benda yang terkontaminasi oleh tinja dari seseorang yang sudah menderita suatu penyakit tertentu, sudah barang tentu akan penyebab penyakit bagi orang lain. Kurangnya perhatian terhadap pengelolahan tinja disertai dengan cepatnya pertambahan penduduk, jelas akan
Universitas Sumatera Utara
mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja, seperti penyakit tifus, distri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), schistosomiasis dan sebagainya. c. Pembuangan air limbah (air bekas) Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. d. Pembuangan sampah Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya. Apabila setiap rumah tangga dibiasakan untuk memisahkan sampah organik dengan sampah an-organik, kemudian sampah organik diolah menjadi pupuk tanaman dapat dijual atau dipakai sendiri, sedangkan sampah an-organik dibuang, dan akan segera dipungut oleh para pemulung. Dengan demikian maka masalah sampah akan berkurang. e. Fasilitas dapur f. Ruang berkumpul keluarga (Soekidjo Notoatmodjo, 2007: 167).
Universitas Sumatera Utara
C. Pangan Dalam kehidupan manusia sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan karena makanan adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia, di samping udara (oksigen). Empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah untuk: a. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak. b. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari. c. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral, dan cairan tubuh yang lain. d. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit. Agar makanan dapat berfungsi seperti itu maka makanan yang kita makan sehari-hari tidak hanya sekedar makanan. Makanan harus mengandung zat-zat tertentu sehingga memenuhi fungsi tersebut, dan zat-zat ini disebut gizi. Makanan yang kita makan sehari-hari harus dapat memelihara dan dapat meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan bukan sekedar makanan, tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi. Zat-zat makanan yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ini dikelompokan menjadi 5 macam, yakni protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Fungsi-fungsi zat makanan itu antara lain: a. Protein, diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan makanan dari hewan. Fungsi protein bagi tubuh antara lain:
Universitas Sumatera Utara
-
Membangun sel-sel yang rusak
-
Membentuk zat-zat pengatur, seperti enzim dan hormone
-
Membentuk zat inti energi
b. Lemak, berasal dari minyak goreng, daging, magarin, dan sebagainya. Fungsi pokok lemak bagi tubuh ialah: -
Menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia
-
Sebagai pelarut vitamin: A, D, E, dan K
-
Sebagai pelindung terhadap bagian-bagian tubuh tertentu dan perlindung bagian tubuh pada temperatur rendah.
c. Karbohidrat, berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedahkan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat adalah salah satu pembentuk energi yang paling murah karena pada umumnya sumber karbohidrat ini berasal dari tumbuh-tumbuhan (beras, jagung, singkong, dan sebagainya) yang merupakan makanan pokok. d. Vitamin-vitamin yang dibedahkan menjadi dua, yakni vitamin yang larut dalam air (vitamin A dan B), dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, dan K). Fungsi masing-masing vitamin ini antara lain: -
Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata
-
Vitamin B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam tubuh, dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus.
-
Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata dan enzim berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel
Universitas Sumatera Utara
-
Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah dan dalam proses pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf
-
Vitamin C, berfungsi sebagai activator macam-macam fermen perombak protein dan lemak dalam oksidasi dan hidrasi dalam sel, penting dalam pembentukan trombosit.
-
Vitamin D, berfungsi mengatur kadar kapur dan fostor dalam bersamasama kelenjar anak gondok, memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus, dan mempengaruhi kerja kelenjar endokrin
-
Vitamin E, berfungsi mencegah pendarahan bagi wanita hamil serta mencegah keguguran dan diperlukan pada sel-sel sedang membelah
-
Vitamin K, berfungsi dalam pembentukan protombin yang berarti penting dalam proses pembekuan darah.
e. Mineral, terdiri dari zat kapur, zat besi, zat fluor, natrium dan chlor, kalium, dan iodium. Secara umum fungsi mineral adalah sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan (Soekidjo Notoatmodjo, 2007: 221).
D. Sandang Pakaian adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia, dengan adanya pakaian kita bisa menghindari dari terik matahari atau dari kedinginan dan menjadikan indah bila dikenakan.
Universitas Sumatera Utara
E. Pendidikan Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia secara efisien dan efektif itulah disebut dengan pendidikan. Dan latar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendididkan, khususnya pada tingkat lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. Seperti diketahui, lingkungan pendidikan pertama dan utama adalah keluarga. Makin bertambah usia seseorang, peranan lingkungan pendidikan lainnya (yakni sekolah dan masyarakat) semakin penting meskipun pengaruh lingkungan keluarga masih tetap lanjut. Fungsi pendidikan adalah membantu perserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial, dan budaya), utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat tercapai tujuan pendidikan optimal. Kedua mengajarkan tingkah laku umum dan untuk menyeleksi/mempersiapkan individu untuk peranan-peranan tertentu, sehubungan dengan keterampilan dan keahlian (Tirtarahadja dan Sulo, 2005: 163).
F. Kesehatan Istilah kesehatan itu sendiri, di dalam UU Nomor 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok, Bab I pasal 2 didefinisikan sebagai berikut: “yang dimaksud dengan kesehatan dalam undang-undang ini ialah keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental), dan sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas
Universitas Sumatera Utara
dari penyakit, cacat dan kelemahan”. Sedangkan pada UU Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan Bab 1 Pasal 1 sebagai berikut: “kesehatan adalah keadaan kesejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis”. Kedua definisi tersebut di atas memberi arti yang luas pada kata kesehatan. Berdasarkan definisi tersebut, seseorang belum dianggap sehat sekali pun ia tidak berpenyakit jiwa dan/ataupun raga. Orang tersebut masih harus dinyatakan sehat secara sosial. Hal ini dianggap perlu karena penyakit yang diderita seseorang/kelompok
masyarkat
tersebut
umunya
ditentukan
sekali
oleh
perilakunya/keadaan sosial budayanya yang tidak sehat. Sebagai contoh, kebiasaan merokok, minuman keras, akan mengakibatkan penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan-kebiasaan tersebut. Demikian pula halnya apabila masyarakat tidak mempunyai perilaku menunjang kesehatan. Misalnya, masyarakat yang tidak mempunyai kebiasaan mengatur menu yang seimbang, tidak biasa dengan kebersihan, tidak hidup di dalam rumah yang sehat, tidak biasa mengamankan buangannya yang berbahaya, dan lain-lainnya. Kebiasaankebiasaan tersebut didasari oleh ketidak-mampuan secara materiil, pengetahuan maupun sosial budaya. Di dalam UU Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 ditambahkan lagi klausul: “yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis” (Juli Soemirat Slamet, 2009: 4).
Universitas Sumatera Utara
G. Rekreasi Rekreasi biasanya dilakukan saat seseorang memiliki waktu luang, ketika dia bebas dari pekerjaan atau tugas, setelah kebutuhannya sehari-hari telah terpenuhi. Dalam kamus Webster mendefinisikan rekreasi sebagai "sarana untuk menyegarkan kembali atau hiburan" (a means of refreshmnet or diversion). Rekreasi dapat dinikmati, menyenangkan, dan bisa pula tanpa membutuhkan biaya. Rekreasi memulihkan kondisi tubuh dan pikiran, serta mengembalikan kesegaran. Definisi yang lebih tepat lagi dari rekreasi adalah "kegiatan atau pengalaman sukarela yang dilakukan seseorang di waktu luangnya, yang memberikan kepuasan dan kenikmatan pribadi". Meyer, Brightbill, dan Sessoms memberikan sembilan ciri-ciri dasar dari rekreasi, yaitu: -
Rekreasi merupakan kegiatan
-
Bentuknya bisa beraneka ragam
-
Rekreasi ditentukan oleh motivasi
-
Rekreasi dilakukan secara rutin
-
Rekreasi benar-benar sukarela
-
Rekreasi dilakukan secara universal dan diperlukan
-
Rekreasi adalah serius dan berguna
-
Rekreasi itu fleksibel
-
Rekreasi merupakan hasil sampingan. Faktor-faktor Rekreasi
Rekreasi biasanya dilakukan karena:
Universitas Sumatera Utara
a. Ingin melepaskan lelah setelah bekerja. b. Bosan karena tak ada yang dapat dikerjakan. c. Melepaskan diri dari kesibukan sehari-hari yang melelahkan. d. Mengisi waktu saat liburan (http://www.scribd.com/doc/15653450/Rekreasi).
H. Tabungan Tabungan adalah menyimpan sebagian pendapatan seseorang yang tidak dibelanjakan sebagai cadangan yang dapat digunakan sewaktu-waktu bila diperlukan. Karena pada dasarnya, kita semua memiliki tujuan dan impian yang lebih untuk masa depan. Itu semua dapat terwujud jika didukung dengan keuangan yang memadai untuk menjalankan semua aktifitas kita. Dalam kehidupan kita sehari-hari, uang sudah menjadi bagian penting dalam mendukung berbagai aktivitas yang kita lakukan dan beragam tujuan di dalamnya. Di mana pun kita berada, langsung ataupun tidak langsung, setiap aktivitas yang kita lakukan selalu berhubungan dengan uang, dan semua itu bermuara ke arah pengeluaran
atau
pemasukan,
maka
itu
perlu
adanya
tabungan
(http://www.madania.info.htm).
2.3 Sistem Ekonomi Kerakyataan Ekonomi rakyat adalah segala kegiatan dan upaya rakyat untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya yaitu sandang, pangan , papan, pendidikan dan kesehatan. Dengan perkata lain, ekonomi rakyat adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh rakyat dengan secara swadaya mengelola sumber daya apa saja
Universitas Sumatera Utara
yang dapat dikuasainya setempat, dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya berserta keluarganya. Dalam konteks permasalahan yang sederhana, ekonomi rakyat adalah strategi bertahan hidup (survival) dari rakyat miskin. 1. Dilakukan oleh rakyat tanpa modal besar 2. Dikelola dengan cara-cara swadaya 3. Bersifat mandiri sebagai ciri khasnya 4. Tidak ada buruh dan tidak ada majikan 5. Tidak mengejar keuntungan. Sebagian terbesar (lebih dari 60 persen) rakyat miskin di Indonesia hidup di daerah perdesaan dari kegiatan pertanian (dalam arti luas). Istilah ekonomi rakyat atau perekonomian rakyat timbul dan berasal dari istilah sektor ekonomi informal yang dibedakan dengan sektor ekonomi formal atau sektor ekonomi modern dikota-kota Dunia ketiga. Begitu eratnya keterkaitan perekonomian desa-desa maka upaya pemberdayaan ekonomi rakyat harus dilakukan baik di pedesaan maupun di perkotaan. Hal ini berarti tidak mungkin membangun ekonomi perdesaan tanpa membangun ekonomi perkotaan atau sebaliknya (Cornelis dan Mias, 2005: 4-5). Dalam teori ekonomi mikro terdapat suatu konsep yang semula dianggap sebagai konsep ekonomi normatif (Ferguson and Gould, 1975), yang sekarang berkembang menjadi teori ekonomi positif atau ekonomi terapan yang dikaitkan dengan teori kebijaksanaan ekonomi. (Hirshleifer, 1980). Konsep ekonomi yang dimaksud, adalah konsep ekonomi kesejahteraan (welfare economics). Bagaimana perkembangan konsep ekonomi kesejahteraan menjadi teori kebijaksanaan
Universitas Sumatera Utara
ekonomi merupakan suatu yang menarik untuk dipahami dalam usaha membanding-bandingkan kondisi perekonomian apakah menjurus ke keadaan yang lebih baik atau sebaliknya. Beberapa konsep tentang kriteria kesejahteraan masyarakat bermanfaat bagi para pengambil keputusan dan kebijaksanaan ekonomi teruta dalam pemberdayaan ekonomi rakyat (Cornelis dan Miar, 2005: 13-14).
2.4 Pasar Dalam Konteks Pedagang Kecil 2.4.1 Pasar Pasar adalah tempat orang berjual beli atau tempat penjual ingin menukar barang atau jasa dengan uang, atau tempat pembeli yang ingin menukar barang atau jasa dengan uang (KBBI, 2002: 833). Menurut UU Nomor 5 Tahun 1999, Pasar adalah lembaga ekonomi dimana para pembeli dan penjual baik secara langsung maupun tidak langsung dapat melakukan transaksi perdagangan barang dan atau jasa (Widodo, 2008: 284). Dalam pengertian sehari-hari, pasar selalu identik dengan suatu tempat tertentu di mana terdapat banyak penjual dan pembeli yang bertransaksi jual beli. Dengan kata lain, pasar seringkali diartikan sebagai tempat atau lokasi untuk jual beli barang. Dalam ilmu ekonomi, istilah pasar digunakan untuk menggambarkan pertemuan antara penawaran dan permintaan yang menentukan tingkat harga barang atau jasa yang di perjual belikan.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu, apabila ada seorang penjual (produsen atau distributor) bertransaksi dengan seorang pembeli (konsumen), di manapun mereka berada, maka dapat dikatakan bahwa mereka telah membentuk suatu pasar. Selanjutnya, proses terjadinya pertemuan antara penjual dan pembeli tidak terikat oleh suatu tempat. Bahkan antara penjual dan pembeli tidak harus bertemu secara tatap muka. Seiring dengan perkembangan teknologi, untuk melakukan transaksi jual beli barang dan jasa, penjualan atau pembelian dapat dilakukan melalui suratmenyurat, telepon, atau bahkan dapat melalui tele-marketing. Dengan demikian, pasar dapat terbentuk kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja, selama ada penjual, pembeli, dan barang atau jasa yang diperjualbelikan. Berdasarkan pengertian pasar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terbentukannya suatu pasar memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1. Adanya Tempat Untuk Bertransaksi Tempat untuk bertransaksi dalam pasar tradisional adalah tempat atau lokasi berdagang dan membeli. 2. Adanya penjual dan pembeli Penjual dan pembeli merupakan syarat yang paling penting dan utama terhadap pembentukan pasar, karena penjual dan pembeli itulah subjek atau pelaku transaksi. Dengan demikian, tanpa keberadaan penjual atau pembeli, maka tidak akan terjadi suatu proses kegiatan jual atau beli (bertransaksi) sehingga pasar pun akan mustahil terbentuk.
Universitas Sumatera Utara
3. Adanya transaksi jual beli Interaksi di antara penjual dan pembeli di pasar akan melahirkan kegiatan transaksi. Pembeli akan berusaha mencari barang atau jasa yang dibutuhkannya dan sebaliknya penjual akan berusaha menarik pembeli agar barang atau jasanya terjual. 4. Adanya barang atau jasa yang diperjualbelikan Barang atau jasa yang diperjualbelikan di pasar tidak hanya berupa barang konsumsi, tetapi juga berupa barang produksi, seperti bahan baku ataupun barang setengah jadi yang masih akan diolah lagi. 5. Terbentuknya harga Apabila dalam suatu proses transaksi, kesepakatan di antara penjual dan pembeli telah terjadi, maka terbentuklah “harga” berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak tersebut, penjual harus menyerahkan barang pada konsumen dan konsumen harus membayar sesuai dengan harga yang telah disepakati. Pasar memiliki peranan atau fungsi yang amat penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Jika tidak ada pasar, seseorang akan kesulitan (tidak efisien) memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ia perlukan. Jadi, keberadaan pasar berperan penting dan fungsi untuk produsen maupun konsumen. Fungsi-fungsi pasar dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Sarana Distribusi Beberapa barang yang diperjualbelikan di pasar dapat berasal dari luar daerah, seperti baju-baju yang dijual di pasar berasal dari pabrik-pabrik tekstil yang
Universitas Sumatera Utara
berada jauh dari sayur-sayuran yang berasal dari perkebunan yang berada jauh dari pasar. Oleh karena itu, tidak sedikit penjual yang berusaha untuk dapat sampai ke pasar dalam menjual barang-barangnya, menggunakan jasa transportasi.
Hal
ini
disebabkan
karena
pasar
mempermudah
dan
memperlancar penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Jadi, pembeli yang ingin memperoleh suatu barang dapat mencarinya di pasar. Sebaliknya dengan produsen yang ingin menjual barang-barang dagangannya, yaitu dengan memasarkan produknya di pasar. 2. Pembentuk harga Untuk mendapatkan barang yang diinginkan, pembeli harus menyerahkan sejumlah uang yang seharga barang tersebut. Harga barang ini terbentuk atas dasar kesepakatan antara penjual dan pembeli. Di pasar tradisional, masih memungkinkan terjadinya transaksi yang menghasilkan tingkat harga yang disepakati oleh pembeli dan penjual melalui proses tawar-menawar, namun tidak demikian dengan harga barang-barang yang dijual di pasar swalayan. Oleh karena itu, dalam hal ini, fungsi pasar sebagai pembentuk harga. 3. Sarana promosi Pasar adalah salah satu tempat penting dalam memperkenalkan suatu barang atau jasa, terutama barang atau jasa baru. Untuk menarik minat pembeli, banyak penjual atau produsen yang menggunakan pasar sebagai sarana promosi, seperti memasang spanduk promosi, poster, pamflet, dan sebagainya. Banyak atau sedikitnya orang yang tertarik untuk membeli barang atau jasa dapat dipengaruhi oleh kepandaian produsen dalam mempromosikan barang
Universitas Sumatera Utara
atau jasa yang ditawarkannya tersebut, apalagi jika dikemas dalam bentuk potongan harga atau paket hemat. 4. Penyerap tenaga kerja Di pasar, selain penjual dan pembeli, kamu dapat melihat banyak orang yang menawarkan berbagai jasa, kuli angkut barang, juru pakir yang sibuk mengatur kendaraan yang keluar atau masuk pasar, penjaga pasar, pertugas toilet umum, hingga petugas kebersihan. Keberadaan dan kegiatan dari orangorang tersebut bergantung pada kegiatan pasar. Semakin besar dan ramai suatu pasar, maka semakin besar pula tenaga kerja yang dapat diserap atau terbentuk. Dengan demikian, pasar dapat berbentuk sebagai penyerap tenaga kerja. 5. Sumber penghasilan Pasar mempengaruhi kehidupan ekonomi masyarakat, terutama hal yang terkait dengan penghasilan. Di pasar, terdapat penjual yang merupakan bagian dari suatu masyarakat. Mereka memperoleh penghasilan dari penjual di pasar. Jadi kegiatan berjualan atau kegiatan lain di pasar, baik itu penjual, juru pakir, kuli angkut, dan sebagainya, merupakan mata pencarian utama mereka. Selain itu, pemerintah pun mendapatkan penghasilan dari pajak dan retribusi pasar (Tim Abdi Guru 2007: 225-228). 2.4.2 Pedagang Kecil Kegiatan perdagangan dapat menciptakan kesempatan kerja melalui dua cara. Pertama, secara langsung, yaitu dengan kapasitas penyerapan tenaga kerja yang benar. Kedua, secara tidak langsung, yaitu dengan perluasan pasar yang
Universitas Sumatera Utara
diciptakan oleh kegiatan perdagangan disatu pihak dan pihak lain dengan mempelancarkan penyaluran dan pengadaan bahan baku (Kurniadi dan Tangkilisan, 2002: 21). Pedagang adalah perantara yang kegiatannya membeli barang dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk atas inisiatif dan tanggungjawab sendiri dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Sedangkan pedagang kecil adalah pedagang yang membeli barang dan menjualnya kembali langsung kepada konsumen untuk membeli dan menjualnya dalam partai kecil atau per satuan (Sugiharsono dkk, 2000: 45). Pedagang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dibagi atas dua yaitu: pedagang besar dan pedagang kecil. Pedagang kecil adalah pedagang yang menjual barang dagangan dengan modal yang kecil (KBBI, 2002: 230). Menurut UU Nomor 29 Tahun 1948, Pedagang adalah orang atau badan membeli, menerima atau menyimpan barang penting dengan maksud untuk dijual, diserahkan, atau dikirim kepada orang atau badan lain, baik yang masih berwujud barang penting asli, maupun yang sudah dijadikan barang lain (Widodo, 2008: 285-286).
2.5 Kerangka Pemikiran Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios atau emperan, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh
Universitas Sumatera Utara
pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, yang menjual kebutuhan sehari-hari, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, beras, daging, ikan, kue, telur, dan lainnya. Pasar tradisional ini pada umumnya banyak terdapat disekitar lokasi pemukiman penduduk. Bila diamati sebenarnya, keberadaan pasar tradisional tidak mungkin ditiadakan karena sebagian besar masyarakat masih berada dalam kondisi ekonomi menengah ke bawah, sehingga tidak semua memiliki daya beli yang cukup besar untuk terus-menerus berbelanja di pasar-pasar modern. Menghadapi kondisi persaingan yang tidak seimbang antara pasar tradisional dan pasar modern, membuat Pemerintah Daerah berupaya memperbaiki penampilan pasar tradisional yang selama ini dicitrakan becek kumuh, jorok/kotor dan tidak ada kepastian harga. Upaya renovasi pasar tradisional pun menjadi salah satu program Pemerintah Kota Medan untuk merevitalisasi pasar-pasar tradisional yang hampir kehilangan pembeli, akibat persaingan yang terjadi pada pasar tradisional dan pasar modern. Disisi lain pedagang kecil di pasar tradisonal berusaha kerja keras agar dagangannya laku, sebagian memanfaatkan keuangan dimana keuntungan yang diperoleh dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan dapat menyisikan sebagian hasil dari keuntungan dalam kebutuhannya. Maka untuk memperjelas alur pemikiran diatas dapat digambarkan secara skematis dalam bagan alur pikir sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Bagan Alur Pikir
Pedagang
Pasar
Sosial Ekonomi Keluarga
Kesejahteraan keluarga pedagang kecil
-
Pendapatan Perumahan/tempat tinggal Pangan sandang Pendidikan Kesehatan Rekreasi Tabungan/investasi
2.6 Definisi Konsep dan Operasional 2.6.1
Definisi Konsep Suatu konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan
dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi dan hal lain-lain yang sejenis. Konsep diciptakan dengan mengelompokan objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Definisi konsep bertujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang digunakan secara mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian (Silalahi, 2009: 112).
Universitas Sumatera Utara
Untuk lebih mengetahui pengertian konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Keluarga adalah suatu unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yang masih tanggungan orang tua. 2. Kesejahteraaan Keluarga adalah terpenuhnya kebutuhan keluarga yaitu kebutuhan sandang, pangan, tempat tinggal, kesehatan dan relasi-relasi sosial. 3. Kebutuhan manusia adalah segala yang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan keluarga, dalam hal ini kebutuhan keluarga pedagang kecil di pasar petisah medan. 4. Pedagang kecil adalah usaha orang yang melakukan usaha dagang yang dilakukan secara kecil-kecilan dengan modal yang relatif kecil dalam partai atau eceran per satuan kepada konsumen. 5. Pasar adalah tempat orang berjual beli atau tempat penjual yang ingin menukar barang atau jasa dengan uang atau tempat pembeli yang ingin menukar barang atau jasa dengan uang. 2.6.2 Definisi Operasional Definisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Bertujuan untuk memudahkan penelitian dalam melaksanakan penelitian di lapangan. Maka perlu operasionalisasi dari konsep-konsep yang menggambarkan tentang apa yang harus diamati (Silalahi, 2009: 120).
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini, Tinjauan Tentang Kesejahteraan Keluarga Pedagang Kecil di Pasar Petisah Medan dapat dilihat dari indikator sebagai berikut: 1. Kesejahteraan adalah sesuatu yang dimiliki oleh keluarga pedagang kecil dengan indikator-indikatornya: a. Pendapatan adalah jumlah uang yang diperoleh pedagng kecil setiap hari dari hasil berjualan b. Perumahan adalah tempat tinggal pedagang pasar dengan indikator: -
Tersedianya sistem pengadaan air dirumah
-
Tersedianya fasilitas untuk makan
-
Adanya sistem pembuangan air kotor (comberan/parit)
-
Adanya sistem pembuangan tinja (pipa saluran/tempat pembuangan)
-
Luas rumah dengan jumlah penghuni harus seimbang
-
Adanya ventilasi
-
Kekuatan bagunan
c. Pangan adalah jenis makanan yang dikomsumsi oleh pedagang kecil yang mengandung: -
Unsur gizi pemberi tenaga yaitu hidrat arang, protein, lemak
-
Unsur gizi pembangun sel-sel jaringan yaitu protein, mineral, vitamin, air
-
Unsur gizi pengatur pekerjaan jaringan tubuh kita yaitu vitamin-vitamin dan mineral
d. Sandang adalah terpenuhinya kebutuhan akan pakaian, setidaknya satu tahun membeli pakaian
Universitas Sumatera Utara
e. Pendidikan adalah kemampuan pedagang dengan usahanya untuk melanjutkan pendidikan anaknya f. Kesehatan adalah suatu keadaan bebas dari sakit atau penyakit g. Rekreasi adalah kebutuhan untuk rileks h. Tabungan adalah sebagian dari keuntungan yang bisa disimpan untuk ditabung.
Universitas Sumatera Utara