perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Teknologi Informasi Menurut
Information
Technology
Association
of
America
(ITAA)dalam Henry Soelistyo (2011), “Teknologi
informasi
adalah
suatu
studi,
perancangan,
pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer.” Sedangkan Akhmad Fauzi (2008:5) menyebutkan bahwa, “Istilah Teknologi Informasi (TI) atau Information Technology (IT) yang populer saat ini adalah bagian dari mata rantai panjang dari perkembangan istilah dalam dunia Sistem Informasi (SI) atau Information System (IS). Istilah Teknologi Informasi memang lebih merujuk pada teknologi yang digunakan dalam menyampaikan maupun mengolah informasi, namun pada dasarnya masih merupakan bagian dari sebuah sistem informasi itu sendiri.” Berbeda lagi menurut J.B Wahyudi (1990) dalam J.B Wahyudi (1992:16) yang menyebutkan bahwa teknologi informasi dapat diartikan sebagai, “Teknologi elektronika yang mampu mendukung commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
percepatan dan meningkatkan kualitas informasi, serta percepatan arus informasi ini tidak mungkin lagi dibatasi oleh ruang dan waktu.” Jadi
pada
intinya
istilah
Teknologi
Informasi
(Information
Technology - IT) adalah teknologi yang memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat. Pengolahan data dengan komputer tersebut juga dikenal dengan istilah Pengolahan data Elektronik (Elektronik Data Processing - EDP), yang didefinisikan sebagai proses manipulasi data ke dalam bentuk yang lebih berguna berupa informasi dengan menggunakan komputer. Data merupakan objek yang belum dan akan dilakukan pengolahan yang sifatnya masih “mentah”. Sedangkan Informasi adalah data yang telah terolah dan sifatnya menjadi data lain yang
bermanfaat
yang
biasa
disebut
informasi.(Akhmad
Fauzi,2008:5,6) 2.2 Perkembangan Teknologi Perpustakaan Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi merupakan salah satu bidang pengelola sumber informasi yang sudah seharusnya terjamahpenerapan teknologi informasi yang telah berkembang dengan pesat. Perkembangan dari penerapan teknologi informasi bisa kita lihat dari perkembangan jenis perpustakaan yang selalu berkaitan dengan teknologi informasi, diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terotomasi, perpustakaan digital atau digital library. Ukuran perkembangan jenis perpustakaan banyak diukur dari commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penerapan teknologi informasi yang digunakan dan bukandari skala ukuran lain seperti besar gedung yang digunakan, jumlah koleksi yang tersedia maupun jumlah penggunanya. Kebutuhan akan TI sangat berhubungan dengan peran dari perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang, seiring dengan menulis, mencetak, mendidik, dan kebutuhan manusia akan informasi. Perpustakaan membagi
rata
mengumpulkan,
informasi
dengan
mengelola,
dan
cara
mengidentifikasi,
menyediakannya
untuk
umum.(Wahyu Supriyanto,2008:32,33) 2.3 Plagiarisme Karya Tulis 2.3.1 Pengertian Plagiarisme Untuk menyamakan pemahaman, perlu dikutip sebuah referensi konseptual dari Black’s Law Dictionary, yang mendefinisikan sebagai berikut : “The deliberate and knowing presentation of another person’s original ideas or creative expression as one’s own. Generally, plagiarism is immoral but not illegal. If the expression’s creator gives unrestricted permission for its use and the user claim the expression as original, the user commits plagiarism but does not violate copyright laws. If the original expression is copied without permission, the plagiarism may violate copyright laws, even if credit goes to the creator. And if the plagiarism result in material gain, it commit activity to user that violates the Lanham Act.” may be deemed a passing-off
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Definisi dari kamus tersebut membedakan antara tindakan immoral dengan illegal. Namun yang pasti, apabila yang diplagiasi merupakan original creative expression, maka plagiator itu dianggap melanggar UU Hak Cipta. Sementara itu, penilaian bahwa plagiarisme merupakan pelanggaran Hak Cipta juga secara tegas dinyatakan oleh the World Intellectual Property Organization/WIPO glossary tahun 1980 dalam Henry Soelistyo (2011:15), sebagai berikut : “Generally understood as the act offering or presenting as one’s own the work of another, wholly or partly, in a more or less altered form or context. The person so doing is called a plagiarist; he is guilty of deception and, in the case of works protected by copyright, also of infringement of copyright.” Definisi WIPO menekankan satu syarat normatif, bahwa pelanggaran Hak Cipta terjadi bila ciptaan yang diplagiat merupakan karya yang dilindungi Hak Cipta. Persyaratan ini secara implisit mengindikasikan norma sebaliknya bahwa apabila karya yang diplagiat merupakan ciptaan public domain, maka plagiarisme yang dilakukan itu bukan merupakan tindakan pelanggaran Hak Cipta. Jadi menurut penulis, plagiarisme adalah tindakan menjiplak atau mengambil karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri.
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.3.2 Bentuk-bentuk Tindakan Plagiarisme Berdasarkan Peraturan Mendiknas No.17 Tahun 2010, terdapat sekurang-kurangnya lima bentuk plagiat karya orang lain yang kerap terjadi atau dilakukan secara sengaja dilingkungan akademik atau perguruan tinggi. 2.3.2.1 Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata, kalimat, data, informasi atau kombinasi dari tindakan itu dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dimaksud dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumbernya secara memadai; 2.3.2.2 Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, katakata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai; 2.3.2.3 Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumbernya secara memadai; 2.3.2.4 Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumbernya secara memadai; 2.3.2.5 Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumbernya secara memadai. Berdasarkan Pasal 2 ayat 2 Peraturan Mendiknas No.17 Tahun 2010, “adapun yang dimaksud dengan sumber adalah orang perseorangan atau kelompok orang, masing-masing bertindak untuk diri sendiri atau kelompok atau untuk dan atas nama suatu badan, atau anonim penghasil satu atau lebih karya dan/atau karya ilmiah yang dibuat, diterbitkan, dipresentasikan atau dimuat dalam bentuk tertulis baik cetak maupun elektronik.” Mereka adalah pencipta atau pemegang Hak Cipta atas karya yang dikutip. Sebagai pencipta, mereka memiliki Hak Cipta, termasuk Hak Moral yang mewajibkan namanya disebut jika ciptaannya dikutip atau digunakan untuk bahan tulisan atau untuk kepentingan pembelaan di pengadilan. 2.3.3
Langkah-langkah Penanggulangan Tindakan Plagiat 2.3.3.1 Penanggulangan Tindakan Plagiat oleh Mahasiswa Patut dicatat bahwa tindakan plagiarisme bukannya tidak dapat dicegah, setidaknya diminimalisasi. Masalahnya, hal itu terkait dengan kesadaran masyarakat selaku penulis,
terutama
kalangan
mahasiswa
dan
para
akademisi. Dalilnya, untuk dapat memiliki kesadaran dari diri sendiri, diperlukan pemahaman. Pemahaman seperti itu dapat dibangun melalui edukasi dan commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sosialisasi. Bila langkah-langkah semacam itu telah dilakukan, maka menjadi sah dan dapat dipahami bila ditempuh langkah hukum, berikut sanksi yang wajar dan sepatutnya. Seberapa intensif langkah-langkah itu harus dilakukan
sesungguhnya
sangat
tergantung
pada
kebutuhan. Di lingkungan perguruan tinggi misalnya, akan lebih baik bila sosialisasi dijadikan agenda tetap sebagai
bagian
dari
edukasi.(Henry
Soelistyo,2011:117,118) Menurut
Henry
Soelistyo
(2011:118)
langkah
penanggulangan plagiat dilakukan secara berjenjang dengan melalui beberapa tahap sebagai berikut : 1. Tahap pertama, dalam hal diduga telah terjadi plagiat oleh mahasiswa, maka ketua jurusan atau ketua departemen membuat persandingan antara karya ilmiah mahasiswa dengan karya dan/atau karya ilmiah yang diduga merupakan sumber yang tidak dinyatakan oleh mahasiswa. 2. Tahap kedua, terhadap dugaan tindakan plagiat itu, ketua jurusan atau ketua departemen meminta seorang dosen sejawat sebidang untuk memberikan kesaksian secara tertulis tentang kebenaran plagiat yang diduga telah dilakukan mahasiswa. commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Tahap
ketiga,
untk
menjaga
obyektivitasnya,
mahasiswa yang diduga melakukan plagiat diberi kesempatan melakukan pembelaan di hadapan ketua jurusan atau departemen. 4. Tahap keempat, apabila berdasarkan persandingan dan kesaksian telah terbukti terjadi plagiat, maka ketua jurusan atau ketua departemen menjatuhkan sanksi kepada mahasiswa yang telah menjadi plagiator. 5. Tahap kelima, apabila salah satu dari persandingan atau kesaksian yang dihasilkan tersebut ternyata tidak dapat membuktikannya terjadinya plagiat, maka sanksi tidak dapat dijatuhkan. Sebaliknya, nama baik mahasiswa yangg diduga melakukan plagiat tersebut harus dipulihkan. Caranya, sesuai dengan kelaziman yang berlaku di perguruan tinggi yang bersangkutan. 2.3.3.2 Penanggulangan Tindakan Plagiat oleh Dosen Peraturan Mendiknas No.17 Tahun 2010 mengatur beberapa ketentuan yang dapat diuraikan secara ringkas sebagai berikut : “Apabila terdapat cukup bukti awal adanya dugaan plagiat
oleh
dosen
atau
peneliti
atau
tenaga
kependidikan, Pimpinan Perguruan Tinggi membuat commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
persandingan antara karya ilmiah dosen atau peneliti atau tenaga kependidikandengan karya dan/atau karya ilmiah yang diduga merupakan sumber yang tidak dinyatakan oleh dosen atau peneliti atau tenaga kependidikan. Pemimpin/Pimpinan Perguruan Tinggi meminta senat akademik atau organ lain yang sejenis untuk memberikan pertimbangan secara tertulis tentang kebenaran plagiat yang diduga telah dilakukan dosen atau peneliti atau tenaga kependidikan. Sebelum senat akademik atau organ lain yang sejenis memberikan pertimbangan, senat akademik/organ lain yang sejenis meminta Komisi Etik (dari senat akademik atau organ lain yang sejenis) untuk melakukan telaah tentang kebenaran plagiat dan proporsi karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiah plagiator yang diduga telah dilakukan dosen atau peneliti atau tenaga kependidikan. Senat akademik atau organ lain menyelenggarakan sidang dengan acara membahas hasil telaah komisi etik, dan mendengar pertimbangan para anggota senat akademik
atau
organ
lain
yang
sejenis,
serta
merumuskan pertimbangan yang akan disampaikan kepada Pemimpin/Pimpinan Perguruan Tinggi. Dosen, peneliti,
atau
tenaga
kependidikan
melakukan plagiat diberi commit to user
16
yang
kesempatan
diduga
melakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pembelaan di hadapan sidang senat akademik atau organ lain yang sejenis. Apabila berdasarkan persandingan dan hasil telaah terbukti terjadi plagiat, maka senat akademik atau organ lain yang sejenis merekomendasikan sanksi untuk dosen atau peneliti atau tenaga kependidikan sebagai plagiator kepada Pemimpin/Pimpinan Perguruan Tinggi untuk dilaksanakan. Apabila salah satu dari persandingan atau hasil telaah, ternyata tidak dapat membuktikan terjadinya plagiat, maka sanksi tidak dapat dijatuhkan kepada dosen atau peneliti atau tenaga kependidikan yang diduga melakukan plagiat.” 2.3.4 Sanksi Sanksi bagi pelaku plagiat ditetapkan dengan membedakan status mahasiswa dengan dosen atau peneliti dan tenaga kependidikan lainnya. Klasifikasi seperti ini diperlukan untuk dapat memberikan pertimbangan dan perlakuan sesuai dengan status dan profesi masing-masing. Misalnya, pertimbangan tentang posisi jabatan dan profesi dosen yang tentu akan mendapatkan sanksi yang berat bila melakukan plagiat karena tindakannya dapat dianggap mencemarkan reputasi perguruan tinggi
tempatnya
mengabdi.
Berbeda
halnya
dengan
mahasiswa yang tidak terkait langsung dengan jabatan akademik.(Henry Soelistyo,2011:120) commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.3.4.1 Sanksi bagi Mahasiswa Plagiator Berdasarkan Peraturan Mendiknas pasal 12 ayat 1, sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat sebagaimana telah diproses menurut prosedur akademik di berlakukan secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat. Sanksi-sanksi tersebut terdiri atas : 1. Teguran; 2. Peringatan tertulis; 3. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa; 4. Pembatalan nilai, satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa; 5. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa; 6. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa atau; 7. Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program. 2.3.4.2 Sanksi
bagi
Dosen,
Peneliti
atau
Tenaga
Kependidikan Berdasarkan Peraturan Mendiknas pasal 12 ayat 2, sanksi
bagi
kependidikan
dosen
peneliti
yang terbukti
commit to user
18
atau
atau
melakukan
tenaga plagiat,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat) terdiri atas : 1. Teguran; 2. Peringatan tertulis; 3. Penundaan pemberian sebagian hak dosen atau peneliti atau tenaga kependidikan; 4. Penurunan hak untuk diusulkan sebagai guru besar atau profesor atau ahli peneliti utama bagi yang memenuhi syarat; 5. Pencabutan hak untuk diusulkan dari status sebagai
dosen
atau
peneliti
atau
tenaga
kependidikan; 6. Pemberhentian dengan hormat; 7. Pemberhentian tidak dengan hormat; 8. Pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan. Berdasarkan Pasal 12 ayat 3 Peraturan Mendiknas No.17 Tahun 2010, “apabila
dosen
kependidikan
atau yang
peneliti
atau
mendapatkan
tenaga sanksi
administratif tersebut menyandang gelar guru besar atau profesor atau ahli peneliti utama, maka dosen atau peneliti atau tenaga kependidikan dijatuhi sanksi tambahan berupa commit to user
19
pemberhentian
dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jabatanguru besar/profesor/ahli peneliti utama oleh Menteri atau pejabat yang berwenang atas usul Perguruan
Tinggi
yang
diselenggarakan
oleh
Pemerintah atau atas usul Perguruan Tinggi yang diselenggarakan
oleh
masyarakat
melalui
koordinator Perguruan Tinggi Swasta.” Berdasarkan pasal 12 ayat 4 Peraturan Mendiknas No.17 Tahun 2010, “Menteri atau pejabat yang berwenang dapat menolak usul untuk mengangkat kembali dosen atau peneliti atau tenaga kependidikan dalam jabatan guru besar/profesor/ahli peneliti utama atas usul perguruan tinggi lain, apabila dosen atau peneliti atau tenaga kependidikan pernah dijatuhi sanksi pemberhentian dengan hormat atau tidak dengan hormat serta dijatuhi sanksi tambahan berupa pemberhentian dari jabatan guru besar atau profesor atau ahli peneliti utama.”
Berdasarkan pasal 12 ayat 5 Peraturan Mendiknas No.17 Tahun 2010, “Dalam hal pemimpin perguruan tinggi tidak menjatuhkan sanksi terhadap pelaku plagiat, Menteri commit to user dapat menjatuhkan sanksi kepada plagiator dan 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kepada pemimpin perguruan tinggi yang tidak menjatuhkan sanksi kepada plagiator.” Kewenangan Menteri ini merupakan instrumen pengawasan
sekaligus
koreksi
jika
terjadi
penyimpangan terhadap sanksi pelanggaran. 2.3.4.3 Sanksi bagi Pimpinan Perguruan Tinggi Berbeda dengan sanksi bagi plagiator, berdasarkan pasal 12 ayat 6 Peraturan Mendiknas No.17 Tahun 2010 sanksi kepada pemimpin perguruan tinggi ditetapkan secara berjenjang, yaitu berupa : 1. Teguran; 2. Peringatan tertulis; 3. Pernyataan Pemerintah bahwa yang bersangkutan tidak berwenang melakukan tindakan hukum dalam bidang akademik. Sanksi yang terakhir ini pada dasarnya bukan sekadar sanksi administratif, tetapi lebih merupakan hukuman (punishment) karena berdampak pada hak dan kewajibannya selaku pemimpin perguruan tinggi. 2.4 Turnitin Turnitin adalah nama suatu web yang menyediakan fasilitas pengecekan orisinalitas suatu karya, pengelolaan kelas (class) oleh instructor, dan penilaian suatu karya secara digital. commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Turnitin diakui sebagai software yang mampu mendeteksi plagiarisme dalam karya ilmiah.Program berbayar ini dikembangkan Universitas California, Barkeley, melalui perusahaan Ipardigms.Aplikasi ini mendukung 15 bahasa dan telah dipakai di 126 negara. Menurut catatan, aplikasi ini dapat menurunkan penjiplakan hingga 99,9% dan waktu penyelesaian rata-rata 13 detik per kertas. Cara kerja software ini adalah dengan menggunakan databaseonline yang dimilikinya, jumlahnya ratusan ribu hingga jutaan data karya ilmiah dari berbagai penjuru dunia, dalam beberapa jam kemudian file karya ilmiah yang kita submit akan mendapatkan hasil seberapa tingkat kemiripannya dengan karya ilmiah yang lain. Memang software ini mempunyai keberhasilan yang tinggi jika artikel yang kita masukkan menggunakan bahasa Inggris dan mempunyai kelemahan jika artikel yang akan kita cek menggunakan bahasa nonenglish.(http://turnitin.com)
commit to user
22