17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sikap Sikap diartikan sebagai respon evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual. Respon evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk dalam nilai baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap (Azwar, 2005) Menurut notoadmojo (2003) sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus dalam kehidupan sehari-hari. 1. Ciri-Ciri Sikap Sikap bukan dibawa lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. Sikap ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenetis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istrahat. Sikap dapat berubah-ubah, karena itu sikap dapat dipelajari dan oleh karena itu sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang lain. Objek sikap dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi juga merupakan
Universitas Sumatera Utara
18
kumpulan dari hal-hal tersebut. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat inilah yang membedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengatahuan yang dimiliki orang (Purwanto, 2002) 2. Tingkatan Sikap Tingkatan sikap dapat dikelompokkan sebagai berikut adalah menerima dapat diartikan bahwa orang atau objek yang mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek tersebut, dan respon adalah memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap, dan menghargai adalah memberikan kepada orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah atau suatu indikasi sikap tingkat tiga, dan bertanggung jawab adalah segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko yang merupakan sikap yang paling tinggi (Notoadmojo,2003) Sikap ini dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu sedangkan dalam sifat negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu, dalam kehidupan bermasyarakat sikap ini penting sekali. Pembentukan sikap ini tidak terjadi demikian saja melainkan melalui proses tertentu, melalui kontak sosial terus menerus antara individu dengan individu lain disekitarnya.
Dalam
hubungan
ini,
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
terbentuknya sikap adalah : pertama adalah faktor intern yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang bersangkutan sendiri, seperti selektiviyas. Kita tidak dapat menangkap seluruh rangsang dari luar melalui persepsi, oleh karena itu kita
Universitas Sumatera Utara
19
harus memilih rangsangan mana yang harus dijauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif dan kecenderungan-kecenderungan dalam diri kita. Karena harus memilih inilah kita menyusun sikap positif terhadap satu hal dalam membentuk sikap negatif terhadap hal lainnya. Kedua adalah faktor ekstern yang merupakan faktor diluar manusia, yaitu : a.
Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
b.
Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
c.
Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
d.
Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
e.
Situasi pada saat sikap dibentuk Tentunya tidak semua faktor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap,
kadang-kadang satu atau dua faktor saja sudah cukup. Tetapi makin banyak faktor yang ikut mempengaruhi, semakin cepat terbentuk sikap.(purwanto,1998) 3. Berbagai kategori sikap Menurut Heri Purwanto, sikap terdiri dari : a. Sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, menghadapkan objek tertentu. b. Sikap negatif, terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu. (Zuriah, 2003) 4. Pengukuran sikap model likert Dalam skala likert, item ada yang bersifat favorable (positif) terhadap masalah yang diteliti, sebaliknya ada pula yang bersifat unfavorable (negatif) terhadap
Universitas Sumatera Utara
20
masalah yang diteliti. Jumlah item positif maupun negatif yang sebaiknya harus seimbang atau sama (Machfoedz, 2007). Beberapa bentuk jawaban pertanyaan atau pernyataan yang masuk dalam kategori skala likert adalah sebagai berikut : Alternatif penilaian terhadap item yang positif terhadap masalah penelitian : Sangat setuju
:4
Setuju
:3
Tidak setuju
:2
Sangat tidak setuju
:1
Alternatif penilaian terhadap item yang negatif terhadap masalah peneliti : Sangat setuju
:1
Setuju
:2
Tidak setuju
:3
Sangat tidak setuju
:4
(Hidayat, 2007). Corak khas dari skala Likert adalah bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh oleh oleh seseorang, merupakan indikasi bahwa orang tersebut sikapnya makin positif terhadap objek sikap, demikian sebaliknya (Zuriah, 2003) 5. Cara ukur Cara ukur dengan menghitung jawaban responden dalam 10 pertanyaan. Skala hasil adalah dengan menggunakan rumus rentang yaitu : Rumus P = rentang Banyak kelas a. Kurang baik atau sikap negatif, bila skor 10-24
Universitas Sumatera Utara
21
b. Baik atau sikap positif, bila skor 25-40 B. Tindakan 1. Pengertian Tindakan Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek. Kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui. Proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya (Notoatmojo, 2003). Tindakan merupakan respon atau reaksi konkrit seseorang terhadap stimulus atau objek. Seseorang telah mempraktekkan apa yang diketahui dan disikapi (Muller, 1986). Tindakan wanita yang mengalami keputihan hal terpenting dilakukan adalah membersihkan organ intim secara benar dan teratur. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu tindakan diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan untuk terjadinya tindakan antara lain fasilitas, support dan lain-lain. Tindakan ini memiliki beberapa tingkatan. 2. Persepsi Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. Misalnya seorang ibu memilih makanan yang bergizi untuk anaknya. a. Respon terpimpin Dapat melakukan sesuatu sesuia dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh. Misalnya seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar sesuai dengan cara yang sehat.
Universitas Sumatera Utara
22
b. Mekanisme Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sudah jadi kebiasaan misalnya ibu yang mengimunisasi anaknya pada umur tertentu. 3. Adaptasi Adaptasi adalah suatu praktek yang sudah berkembang dengan baik. Misalnya ibu dapat memilih dan memasak makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana (Purwanto,1998)
C. Ibu Hamil Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan ( Sarwono 2001 ) Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial didalam keluarga. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan
Universitas Sumatera Utara
23
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia meresa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal (Sarwono 2001 ) Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari :
Ovulasi pelepasan ovum.
Terjadi konsepsi + pertumbuhan zigot.
Terjadi implantasi hasil konsepsi pada endometrium.
Pembentukan plasenta.
Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. ( Manuaba 1998 )
D. Keputihan 1. Defenisi Keputihan adalah keluarnya lendir yang berlebih dari dalam vagina atau dari liang senggama. Dalam keadaan normal, lendir ini berfungsi terutama pada saat melakukan aktivitas seksual agar vagina tidak terluka akibat gesekan-gesekan ( Ronosulistyo 2007 ).
Keputihan adalah keluarnya cairan dari vagina selain darah haid. Banyak wanita yang mengalaminya, tetapi sering terabaikan karena kurangnya informasi tentang keputihan (Kasdu 2005).
Universitas Sumatera Utara
24
Keputihan adalah keluarnya cairan yang berlebihan dari vagina yang menyebabkan seorang wanita seringkali mengganti pakaian dalam atau menggunakan pembalut (Sianturi 2001). Keputihan adalah cairan yang keluar dari alat genital wanita yang tidak berupa darah. Hal ini terjadi karena pengaruh hormonal dalam tubuh. Keluarnya cairan
dapat
bersifat
normal
ataupun
tidak
normal
(http:///www.blogdoktor.net/2007). Keputihan yang keluar dari mulut rahim dikenal dengan serviks-sensitis atau radang mulut rahim. Hal ini sering menyerang wanita usia reproduksi dan biasanya akibat jamur (kandidosis), bakteri (vaginosis) parasit (trikomoniasis), atau bakteri lain berbagai kokus (Coccen) dan yang agak jarang terjadi akibat serangan virus. Bakterial vaginosis merupakan infeksi vaginal yang sering disebabkan oleh bakteri seperti Garndnerella vaginalis. Disebabkan oleh banyaknya kontak bakterial dengan vagina, melalui hubungan seksual, ataupun karena kebersihan yang kurang. Bekteril vaginosis sering disebabkan oleh teknik cebok yang salah. Kontaminasi vagina oleh bakteri tinja dapat dicegah dengan cebok dengan menyapukan tangan dari arah depan kebelakang, atau dari uretra ke anus (Indriyani 2008). Gejala bakterial vaginosis dicirikan dengan adanya noda putih (keputihan) hingga kekuningan dengan bau kurang sedap. Sementara itu keputihan karena parasit seperti Trichomonas vaginalis bisa menyerang wanita maupun pria. Trichomonas biasanya berpindah melalui hubungan seksual. Keputihan akibat Trichomonas terlihat seperti busa dan memiliki bau tak sedap. Terasa gatal dan
Universitas Sumatera Utara
25
kemerahan disekitar vagina. Jika keputihan akibat jamur kandida, biasanya bukan karena
ditularkan
oleh
hubungan
seksual
tetapi
disebabkan
karena
ketidakseimbangan flora di vagina. Normal vagina terdiri atas sedikit jamur dan bakteri perusak (Indriyani 2008) Sekret vagina sering tampak sebagai suatu gejala genital. Proporsi perempuan yang mengalami keputihan bervariasi antara 1-5% dan hampir seluruhnya memiliki aktifitas seksual yang aktif. tetapi jika merupakan suatu gejala penyakit dapat terjadi pada semua umur. Seringkali keputihan merupakan indikasi suatu vaginitis. Infeksi yang sering menyebabkan vaginitis adalah Trikomoniasis, Vaginosis bacterial dan Kandidiasis. Sering penyebab non infeksi dari vaginitis meliputi atrofi vagina, alergi atau iritasi bahan kimia (Aesculapius 2001).
E.
Etiologi Keputihan fisiologi pada perempuan normalnya hanya ditemukan pada daerah porsio vagina seperti : 1. Keputihan fisiologi ditemukan penyebabnya pada : a)
Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari disebabkan oleh pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
b) Waktu disekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen. Keputihan disini hilang dengan sendirinya. c)
Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum, dan pada waktu koitus, disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina.
Universitas Sumatera Utara
26
d) Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih encer. e)
Keluarnya lendir dari vagina adalah akibat hormon yang diproduksi selama kehamilan, yaitu estrogen.
2. Keputihan patologi disebabkan oleh : a) Infeksi yaitu : 1) Bakteri
: Gardanerella vaginalis, Chlamidia trachomatis, Neisseria gonorhoe,dan Gonococcus
2) Jamur
: Candida albicans
3) Protozoa
: Trichomonas vaginalis
4) Virus
: Virus herpes dan Human Papilloma Virus
b) Iritasi yang disebabkan oleh : 1) Sperma, pelicin, kondom. 2) Sabun cuci dan pembalut pakaian dalam. 3)
Cairan antiseptic untuk mandi.
4) Pembersih vagina. 5) Celana yang ketat dan tidak menyerap keringat. 6) Kertas tisu toilet yang berwarna. (http://www.medikaholistik.com) c) Keganasan atau unsur-unsur 1) Keganasan serviks uteri 2) Keganasan endometrial-korpus uteri 3) Keganasan tuba fallopi
Universitas Sumatera Utara
27
(Manuaba 2002) 3. Pembentukan Lendir yaitu : Lendir dibentuk oleh kelenjar-kelenjar seks, yaitu sepasang kelenjar skene yang ada di kiri kanan sekitar lubang kencing wanita dan kelenjar bartolin yang ada di dinding vagina luar kiri dan kanan. Bagian yang paling banyak mengandung lendir ini adalah mulut rahim, karena sel-sel didalam saluran mulut rahim terdiri atas sel-sel kelenjar yang menghasilkan lendir. Lendir ini menutupi mulut rahim agar kotoran dari vagina tidak masuk kedalam rahim atau kadalam tubuh perempuan. Pada masa subur, lendir ini akan menjadi sangat encer sehingga banyak sekali keluar. Keputihan ini bisa terjadi akibat kelelahan tubuh yang diakibatkan oleh stres berat, kelelahan, atau baru sembuh dari sakit. Karena lendir-lendir ini adalah protein, tentunya akan banyak jasad kecil yang akan tumbuh dan senang memakannya. (Ronosulistyo 2007) 4. Cairan vagina Vagina selalu bersih dan dibasahi oleh sekresi ( cairan ) yang berasal dari lapisannya dan pada wanita yang sedang menstruasi, sekresi tersebut berubahubah sifatnya pada setiap siklus bulanan yang disebabkan oleh pengaruh naik turunnya hormon. Pada pertengahan tahap pertama siklus, dibawah pengaruh estrogen, cairan vagina terlihat jernih, encer dan lengket. Setelah terjadinya ovulasi, kotoran tersebut berubah menjadi kental, keruh dan elastis. Perubahanperubahan ini menandai terjadinya ovulasi. Perubahan-perubahan hormonal yang
Universitas Sumatera Utara
28
terjadi pada saat hamil juga mempengaruhi cairan vagina sehingga ia menjadi kental dan berwarna putih (Elizabeth,2005) Cairan vagina yang tidak normal memiliki warna yang berbeda, keteraturan dan baunya yang berbeda dengan cairan yang normal dan mungkin juga akan menyebabkan munculnya simptom-simptom yang lain, seperti rasa nyeri dan gatal pada vagina. Pada umumnya, simptom-simptom yang menyertai cairan vagina yang tidak normal, seperti panas, ruam dan pendarahan, harus segera diperiksa secepat mungkin (Elizabeth,2005) 5. Sifat-sifat cairan : Ada beberapa sifat-sifat cairan keputihan antara lain : a) Peningkatan pada sekresi normal. b) Warna cairan kehijau-hijauan atau kekuning-kuningan. c) Bau yang tidak sedap. d) Pasangan seks akan merasakan nyeri pada alat vitalnya. e) Kotoran vagina berwarna coklat, seperti darah setelah berhubungan seks. f) Cairan vagina disertai dengan noda-noda darah setelah berhubungan seks. (Elizabeth 2005)
F.
Faktor Predisposisi Faktor-faktor predisposisi keputihan pada vagina adalah: 1. Terapi antibiotik berspektrum luas 2. Diabetes 3. Kehamilan
Universitas Sumatera Utara
29
4. Menstruasi 5. Obat-obat imunosupresif 6. Pakaian dalam ketat 7. Pemakaian kontrasepsi oral 8. Sering mencuci vagina atau lesi servikal Berhubungan dengan bertambahnya organisme Candida pada vagina, tetapi tidak dengan infeksi candida yang simtomatik (Anderson 1998)
G. Patofisiologi Infeksi keputihan pada ibu hamil bisa mengakibatkan resiko ketuban pecah dini, sehingga bayi harus lahir prematur atau bayi lahir dengan berat lahir rendah. Tak hanya itu, infeksi pada ibu dan bayi yang dilahirkan juga tinggi. Lemas, gangguan nafas yang berat bisa menyebabkan gagal bernafas. Menurut dr. Surahman, SpOG penyebab paling sering dari keputihan tidak normal adalah infeksi. Dimana cairan mengandung banyak sel darah putih dan warnanya kekuning-kuningan sampai hijau. Bahkan sering kali kental dan mengeluarkan aroma tak sedap. Biasanya yang terkena infeksi adalah vulva, vagina, leher rahim dan rongga rahim. Penyebabnya yaitu kuman, jamur, parasit dan virus. Tak hanya wanita hamil yang bisa terkena infeksi akan tetapi wanita hamil cukup berisiko atau mudah terkana infeksi. Ada tiga faktor yang mampengaruhi yaitu tubuhnya sendiri, lingkungan dan virus atau kuman yang ada (http://www.Sehatbugar.Multiplay.com) Penyebab terjadinya keputihan bermacam-macam, dapat disebabkan oleh adanya infeksi (oleh kuman, jamur, parasit, virus), adanya benda asing pada liang
Universitas Sumatera Utara
30
senggama, gangguan hormonal akibat mati haid, kelainan didapat atau bawaan dari alat kelamin wanita, adanya kanker atau keganasan pada alat kelamin terutama di leher rahim. Adanya jasad renik berupa kuman, jamur, parasit, dan virus dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam kehidupan sel-sel alat kelamin normal dan juga jasad renik ini menghasilkan zat kimia tertentu yang acap kali bersifat asam dan dapat menyuguhkan bau yang tidak sedap. Adapun jasad renik penyebab infeksi adalah sebagai berikut : 1. Kuman (bakteri) a. Gonococcus Cairan yang keluar dari liang senggama pada infeksi yang lebih dikenal dengan nama GO (suatu penyakit kelamin) berwarna kekuningan yang sebetulnya berwarna nanah yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung kuman Neisseria gonorrhoea berbentuk pasangan dua-dua pada sitoplasma sel. Gambaran ini kadang-kadang dapat terlihat juga pada pemeriksaan pap smear, tetapi biasanya penyakit ini diketahui pada pemeriksaan sediaan apus dengan penggeseran bahan pemeriksaan pada kaca objek dan diwarnai dengan pewarnaan Gram dilaboratorium. Kuman ini mudah mati setelah terkena sabun, alkohol, deterjen dan sinar matahari. Cara penilaran penyakit kelamin ini melalui senggama. Sedangkan keputihan terbanyak juga disebabkan oleh adanya gambaran kuman kokus yang masih sekeluarga dengan gonococcus tapi tidak merupakan penyakit kelamin dan tampak pada gambaran
Universitas Sumatera Utara
31
pemeriksaan Pap smear yang berupa gambaran kuman seperti pasir diantara sel-sel epitel liang senggama normal dan tidak terdapat dalam sel tersebut. b. Chlamydia trachomatis Kuman ini sering menyebabkan penyakit pada mata yang lebih dikenal dengan penyakit trakoma. Kuman ini dapat juga ditemukan pada cairan liang senggama dan dapat terlihat melalui mikroskopsetelah dawarnai dengan pewarnaan Giemsa dilaboratorium. Kuman ini membentuk suatu bentukan badan inklusi yang berada dalam sitoplasma sel-sel liang senggama. Pada pemeriksaan Pap smear sukar ditemukan adanya perubahan sel akibat infeksi chlamidia ini karena siklus hidupnya yang tak mudah dilacak. c. Gardenerella Gardenerella menyebabkan peradangan liang senggama yang tidak spesifik dan kadang-kadang dianggap sebagai bagian dari jasad renik normal dalam liang senggama akibat kerapnya ditemukan. Kuman ini biasanya mengisi penuh sel-sel epitel liang senggama dengan membentuk bentukan khas dan disebut sebagai clue sel. Gardenerella menghasilkan asam amino yang akan diubah menjadi senyawa amin yang menimbulkan bau amis yang tidak sedap seperti ikan. Cairan liang senggama tampak berwarna keabu-abuan. d. Treponema pallidum Kuman ini menyebabkan penyakit kelamin yang terkenal dengan nama sifilis. Pada perkembangannya penyakit ini dapat terlihat sebagai kutil-kutil kecil diliang senggama dan bibir kemaluan dan disebut sebagai kandiloma lata. Kuman ini berbentuk spiral dan tampak bergerak aktif.
Universitas Sumatera Utara
32
2. Jamur Jamur yang menyebabkan keputihan adalah dari spesies candida. bayi dapat pula menderita keputihan karena candida akibat sibayi tanpa sengaja menelan jamur tersebut pada saat kelahirannya melalui liang senggama ibunya yang menderita penyakit dan kemudian masuk keusus bayi dan menyebar ke organ lain. Cairan yang keluar dari liang senggama biasanya kental, berwarna putih susu dan acap kali berbentuk kepala susu dengan disertai oleh rasa gatal. Liang senggama akan tampak kemerahan akibat proses peradangan. Beberapa keadaan yang dapat merupakan tempat yang subur bagi pertumbuhan jamur ini adalah pada kehamilan, penyakit kencing manis (gula), pemakai pil KB. Suami atau pasangan penderita biasanya juga akan menderita penyakit jamur ini. keadaan yang saling tular menular antara pasangan suami istri ini disebut sebagai fenomena pingpong. 3. Parasit Penyabab keputihan terbanyak karena parasit biasanya disebabkan oleh adanya Trichomonas vaginalis. Parasit ini berbentuk lonjong dan mempunyai bulu getar dan dapat bergerak berputar-putar dengan cepat. Gerakan ini dapat dipantau dibawah mikroskop. Cara penularan adalah melalui senggama. Walaupun jarang dapat juga ditularkan melalui peralatan mandi, seperti handuk atau bibir kloset. Cairan yang keluar dari liang senggama biasanya banyak, berbuih menyerupai air sabun dan bau. Keputihan oleh parasit ini tidak terlalu gatal, akan tetapi liang senggama tampak kemerahan dan timbul rasa nyeri bila ditekan atau perih bila berkemih.
Universitas Sumatera Utara
33
Keputihan oleh parasit pada anak-anak dapat juga disebabkan oleh adanya parasit lain yaitu cacing kremi, terutama pada anak-anak wanita yang sering bermain-main ditanah. Cacing ini biasanya menjalar dari lubang anus sampai keliang senggama dan menyebabkan keputihan yang disertai oleh rasa gatal sehingga sering digaruk sampai menimbulkan luka. 4. Virus Keputihan akibat infeksi virus sering disebabkan oleh adanya condyloma acuminata dan herpes. Condyloma ditandai dengan tumbuhnya kutil-kutil yang kadang-kadang sangat banyak dan dapat bersatu membentuk jengger ayam yang bisa berukuran besar apalagi pada wanita hamil. Penyebabnya adalah virus caplak pada manusia (Human papillomavirus). Cairan dari liang senggama sering berbau, tanpa rasa gatal. Keputihan acap kali tidak sembuh dengan pengobatan biasa dan dokter baru menyadari setelah dilakukan pemeriksaan ulang dengan teliti atau didapatkan hasil pemeriksaan Pap smear yang menunjukkan perubahan akibat infeksi virus ini. penyakit ini ditularkan melalui senggama dengan gambaran secara klinik menjadi lebih buruk apabila disertai dengan gangguan sistem kekebalan tubuh seperti pada kehamilan, pemakaian obat steroid dalam jangka lama dan dosis besar seperti pada pasien dengan gagal ginjal atau setelah transplantasi ginjal, serta penderita AIDS.
H. Gejala Klinis Segala perubahan yang menyangkut warna dan jumlah dari sekret vagina merupakan suatu tanda infeksi vagina. Infeksi vagina adalah sesuatu yang sering
Universitas Sumatera Utara
34
kali muncul dan sebagian besar perempuan pernah mengalaminya dan akan memberikan beberapa gejala keputihan: 1. Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri. 2. Sekret vagina yang bertambah banyak. 3. Rasa nyeri saat kencing . 4. Sekret vagina berwarna putih dan menggupal. 5. Berwarna kuning kehijau – hijauan dengan bau tidak sedap (Santoso,2007) a. Disamping itu ada beberapa gejala klinis yang disebabkan oleh : 1) Bakterial vaginosis Terasa perih, panas, lendirnya berbau amis, gatalnya tidak terlalu berat. 2) Trikomonas vaginalis Sangat gatal, lendirnya encer, berbuih, dapat
menimbulkan iritasi
sekitarnya. 3) Kandidiasis vaginalis Sangat gatal, lendirnya bergumpal kadang warnanya hijau berbau dan dapat menimbulkan iritasi sekitarnya (Manuaba,2002). b. Pemeriksaan penunjuang, Pemeriksaan penunjang yang dilakukan : 1) Memeriksa cairan vagina dibawah mikroskop 2) Mengambil cairan vagina pada sekitar 32 minggu kehamilan dan diperiksa di laboratorium. 3) Pap smear (Llewellyn,2005)
Universitas Sumatera Utara
35
I. Diagnosis Diagnosis flour albus ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang. 1. Anamnesis yaitu : Ditanyakan mengenai usia, metode kontrasepsi yang dipakai oleh akseptor KB kontak seksual, prilaku, jumlah, bau dan warna leukorea, masa inkubasi, penyakit yang diderita, penggunaan obat antibiotik atau kortikosteroid dan keluhan-keluhan lain. 2. Laboratorium yaitu : Hasil pengukuran pH cairan vagina dapat ditentukan dengan kertas pengukur pH dan pH diatas 4,5 sering disebabkan oleh trichomoniasis tetapi tidak cukup spesifik. Cairan juga dapat diperiksa dengan melarutkan sampel dengan 2 tetes larutan normal saline 0,9% diatas objek glass dan sampel kedua dilarutkan dalam KOH 10%. Penutup objek glass ditutup dan diperiksa dibawah mikroskop. Trichoma vaginalis atau clue cells ( sel epitel dengan batas yang gelap oleh bakteri kecil ), biasanya mudah diidentifikasikan pada preparat saline yang mana merupakan karakteristik dari vaginosis bakteri. Sel darah putih yang meningkat tanpa trikomonas atau ragi biasanya mengarahkan terjadinya cervisitis. Sel ragi dari candida lebih mudah didapatkan pada preparat KOH. Namun kultur Trichoma vaginalis lebih sensitive dibanding pemeriksaan mikroskopik.
Universitas Sumatera Utara
36
J. Penatalaksanaan Untuk menghindari komplikasi yang serius dari keputihan, sebaiknya penatalaksanaan dilakukan sedini mungkin untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab lain seperti kanker leher rahim yang juga memberikan gejala keputihan berupa sekret encer, berwarna merah muda, coklat mengandung darah atau hitam berbau busuk. Penatalaksanaan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri, atau parasit. Jenis obat yang sering digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari golongan : 1. Flukonazol untuk mengatasi infeksi kandida. 2. Metronidazol untuk mengatasi bakteri dan parasit, sediaan obat dapat berupa sediaan oral (tablet, kapsul), tropikal, seperti krem yang dioleskan. 3. Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual, terapi diberikan kapada pasangan seksual dan dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual selama masa pengobatan. 4. Menjaga kebersihan daerah intim sebagai tindakan pencegahan. K. Pencegahan a. Pencegahan keputihan pada ibu hamil Adapun cara-cara pencegahan keputihan yaitu : 1) Hindari pakaian dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat. 2) Pilihlah pakaian dalam yang terbuat dari katun. 3) Perhatikan kebersihan daerah intim. 4) Jangan duduk pada toilet umum jika tidak sangat terpaksa. 5) Gantilah pakaian dalam setiap hari (Indriyani,2008)
Universitas Sumatera Utara