Bab II Tinjauan Pustaka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Proyek Konstruksi Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang
berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber dana tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan tegas. (Iman Soeharto, 1999, Manajemen Proyek Jilid 1, Erlangga, Jakarta, hlm 2) Dari pengertian proyek terlihat bahwa ciri-ciri pokok proyek adalah sebagai berikut : (Iman Soeharto, 1999, Manajemen Proyek Jilid 1, Erlangga, Jakarta, hlm 2) 1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. 2. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujua proyek telah ditentukan. 3. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas. 4. Non-rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjan proyek berlangsung 2.2
Manajemen Proyek
2.2.1
Pengertian Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan
mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan teknik pengelolaan modern untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, yaitu lingkup, mutu, jadwal, dan biaya serta memenuhi keinginan para stake holder.
II-1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Dari definisi tersebut, terlihat bahwa konsep manajemen proyek mengandung halhal pokok sebagai berikut : (Iman Soeharto, 1999, Manajemen Proyek Jilid 1, Erlangga, Jakarta, hlm 28) a. Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya yaitu merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan yang berupa manusia, dana, dan material. b. Kegiatan yang dikelola berjangka pendek, dengan sasaran yang telah digariskan secara spesifik. Ini memerlukan teknik dan metode pengelolaan yang khusus, terutama aspek perencanaan dan pengendalian. c. Memakai pendekatan sistem (system approach to management). d. Mempunyai hierarki (arus kegiatan) horisontal di samping hierarki vertikal. Penjelasan tersebut menunjukan bahwa manajemen proyek tidak bermaksud meniadakan arus kegiatan vertical atau mengadakan perubahan total terhadap manajemen klasik, tetapi ingin memasukan (Incoporated) pendekatan, teknik serta metode yang spesifik untuk menanggapi tuntutan dan tantangan yang dihadapi, yang sidatnya juga spesifik yaitu kegiatan proyek.
2.2.2
Fungsi Manajemen Proyek Menurut (Ervianto, 2003), manajemen pengelolaan setiap proyek rekayasa sipil
meliputi fungsi dasar manajemen, yaitu : 1. Penetapan tujuan (Goal Setting) Dalam menentukan tujuan ada beberapa hal yang harus diingat, antara lain : a. Tujuan yang ditetapkan harus realistis, artinya bahwa tujuan tersebut memungkinkan untuk dicapai.
II-2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
b. Tujuan yang ditetapkan harus spesifik, artinya tujuan tersebut memiliki kejelasan mengenai apa yang ingin dicapai c. Tujuan yang ditetapkan harus terukur, artinya tujuan tersebut memiliki ukuran keberhasilan. d. Tujuan yang ditetapkan terbatas waktu, artinya tujuan mempunyai durasi pencapaian. 2. Perencanaaan (Planning) Setiap proyek konstruksi pasti selalu dimulai dengan proses perencanaan. Agar proses ini berjalan dengan baik, maka ditentukan terlebih dahulu sasaran utamanya. Perencanaan dapat didefinisikan sebagai peramalan masa yang akan datang dan perumusan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan unutk mencapai tujuan yang diteteapkan. Bentuk perencanaan dapat berupa perencanaan prosedur, perencanaan metoda kerja, perencanaan standar pengukuran hasil perencanaan anggaran biaya, perencanaan program. 3. Pengorganisasian (Organizing) Kegiatan ini bertujuan melakukan pengaturan dann pengelompokkan kegiatan proyek konstruksi kinerja yang dihasilkan sesuai dengan harapan. Tahap ini menjadi sangat penting karena ketidaktepatan pengaturan dan pengelompokkan kegiatan yang terjadi akan berakibat langsung terhadap tujuan proyek. 4. Pengisian staf (Staffing) Tahap ini merupakan tahap awal dalam perencanaan personel yang akan ditunjuk sebagai pengelola pelaksanaan proyek. Kesuksesan proyek juga ditentukan oleh kecermatan dan ketetapan dalam memposisikan seseorang sesuai keahliannya. Meski demian, ketetapan personal pada posisinya semata menjadi kurang berarti tanpa ketetapan waktu dari personal unyuk menduduki jabatan sesuai keahlian. Definisi II-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
pengisian staf adalah pengerahan, penempatan, pelatihan, pengembangan tenaga kerja dengan tujuan menghasilkan kondisi tepat personel (right people), tepat posisi (right position), dan tepat waktu (right time). 5. Pengarahan (Directing) Tahap ini merupakan tahapan lanjutan dari tahap sebelumnya. Jika tahap penempatan staf telah dilakukan dengan tepat maka, tim tersebut mendapatkan penjelasan tentang lingkup pekerjaan dan paparan waktu untuk memulai dan menyelesaikan pekerjaan tersebut. Tahap pengarahan dapat didefinisikan sebagai kegiatan mobilisasi sumber daya-sumber daya yang dimiliki agar dapat bergerak sebagai kesatuan sesuai rencana yang telah dibuat. Termasuk di dalamnya adalah memberikan motivasi dan melaksanakan koordinasi terhadap seluruh staf. 6. Pengawasan (Supervising) Pengawasan dapat didefinisikan sebagai interaksi langsung antara individu-individu dalam organisasi untuk mencapai kinerja dalam tujuan organisasi. Proses ini berlangsung secara kontinu dari waktu ke waktu. Dalam kenyataannya kegiatan ini dilakukan oleh pihak pelaksana konstruksi dan pihak pemilik proyek. Pengawasan yang dilakukan oleh pelaksana konstruksi bertujuan mendapatkan hasil yang telah ditetapkan oleh pemilik proyek, sedangkan pengawasan oleh pemilik bertujuan memperoleh keyakinan bahwa apa yang akan diterimanya sesuai dengan apa yang dikehendaki. Parameter hasil pelaksanaan kegiatan di tuangkan dalam sertifikat. 2.3
Perencanaan dan Penjadwalan Proyek Konstruksi Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen proyek yang sangat
penting, yaitu menentukan langkah-langkah kegiatan yang akan datang yang diperlukan
II-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
untuk mencapai sasaran. Hal ini berarti pertama-tama menentukan sasaran yang hendak dicapai kemudian menyusun ururtan langkah-langkah kegiatan untuk mencapainya. Penjadwalan merupakan kegiatan unutk menentukan waktu yang dibutuhkan, urutan kegiatan serta menentukan waktu selesai proyek. Penjadwalan merefleksikan perencanaan, oleh karena itu perencanaan harus dilakukan terlebih dahulu. Penjadwalan proyek berujuan untuk: a. Memprediksi waktu penyelesaian proyek serta waktu yang dibutuhkan untuk desain dan penerapannya di lapangan. b. Memprediksi waktu untuk memulai dan menyelesaikan suatu aktivitas. c. Merencanakan dan mengontrol sumber daya yang digunakan. d. Mengevaluasi dampak yang terjadi apabila terdapat perubahan pada waktu penyelesaian proyek. e. Merekam kemajuan dan perkembangan pelaksanaan proyek. f. Mengetahui bila terjadi keterlambatan atau kemunduran waktu pelaksanaan 2.3.1
Proses Perencanaan dan Penjadwalan Proyek Konstruksi Perencanaan jadwal proyek dapat dilakukan dengan baik dan realistis, apabila di
dalam proses perencanan jadwal dilakukan secara bertahap dengan langkah-langkah berikut : (AGC (The Associated General Contractors) of America, 1994)
II-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Identifikasi Aktivitas Proyek
Estimasi Durasi Aktivitas Penyusunan Urutas Aktivitas Penyusunan Jadwal Aktivitas
Analisa dan Peninjauan Ulang
Analisa dan Peninjauan Ulang
Tidak
Ya Penerapan dan Pelaksanaan Jadwal
Gambar 2.1 Flowchart Proses Perencanaan dan Penjadwalan Proyek
(Sumber : Uher, Thomas E, 1996 , Programming and Scheduling Techniques, The University of New South Wales Australia, Sydney)
1. Identifikasi Aktivitas-aktivitas Proyek Identifikasi aktivitas-aktivitas proyek bertujuan untuk mengetahui secara rinci kegiatan-kegiatan yang akan ada dalam pelaksanaan proyek, pengidentifikasian aktivitas yang baik dan lengkap diperoleh oleh peninjauan, pemahaman dan analisa yang cermat atas semua dokumen kontrak proyek yang ada. Oleh karena itu dokumen kontrak yang benar-benar lengkap meninformasikan lingkungan pekerjaan yang akan dilakukan. 2. Estimasi Durasi Aktivitas
II-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Estimasi durasi aktivitas adalah memperkirakan panjang waktu yang diperoleh untuk menyelesaikan aktivitas tersebut. Durasi aktivitas adalah waktu (production rate) kualitas kerja dapat diketahui dari data dan pengalaman dengan memperhatikan ketersediaan semua sumber daya (bahan, alat, tenaga kerja) da kendala-kendala lainnya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memperkirakan durasi kegiatan adalah: a. Angka perkiraan hendaknya bebas dari pertimbangan pengaruh durasi kegiatan yang mendahului atau yang terjadi sesudahnya. b. Angka perkiraan durasi kegiatan dihasilkan dari asumsi bahwa sumber daya tersedia dalam jumlah yang normal. c. Pada tahap awal analisis angka perkiraan ini, dianggap tidak ada keterbatasan jumlah sumber daya, sehingga memungkinkan kegiatan dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan atau paralel. Sehingga penyelesaian proyek lebih cepat dibanding bila dilaksanakan secara berurutan atau berseri. d. Gunakan hari kerja normal, jangan dipakai asumsi kerja lembur, kecuali kalau hal tersebut telah direncanakan khusus untuk proyek yang bersangkutan, sehingga diklasifikasi sebagai hal yang normal. e. Bebas dari pertimbangan mencapai target jadwal penyelesaian proyek, karena dikhawatirkan mendorong untuk menentukan angka yang disesuaikan dengan target tersebut. Tidak memasukkan angka kontingensi untuk hal-hal seperti adanya bencana alam (gempa bumi, banjir, badai, dan lain-lain), pemogokan dan kebakaran 3. Penyusunan Rencana Kerja Proyek Penyusunan
rencana
kerja
dimaksudkan
untuk
menentukan
tahapan/uruta
aktivitas kerja dalam melakukan proyek. Urutan aktivitas ini diperlukan untu II-7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
menggambarkan hubungan antara berbagai aktivitas yang ada dalam proses pelaksanaan proyek. 4. Penjadwalan Aktivitas-aktivitas Proyek Penjadwalan proyek pada dasarnya adalah menentukan pada saat kapan suat aktivitas harus dimulai dan berakhir. Rangkaian aktivitas-aktivitas dengan durasi masing-masing yang telah diurutkan akan membentuk rangkaian penjadwala aktivitas yang menjadi jadwal pelaksanaan proyek. 5. Peninjauan Kembali Jadwal Faktor ini bertujuan menjamin bahwa jadwal proyek adalah masuk akal dan lengkap, sedangkan analisa yang dapat bermaksud menjamin bahwa jadwal tersebut merupakan rencana yang dapat dikerjakan dengan pertimbangan sumber daya produksi dan material yang ada. 6. Penerapan Jadwal Penerapan jadwal adalah tahapan akhir proses perencanaan dan penjadwalan proyek, dimana jadwal telah cukup lengkap dan akurat untuk dipakai melakuka dan memonitori pelaksanaan proyek.
2.3.2
Kurva S Kurva S adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren T. Hanumm atas
dasar pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal hingga akhir proyek. Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang di presentasi sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi kurva
S
dapat
memberikan
informasi
mengenai
kemajuan
proyek
dengan
membandingkannya terhadap jadwal rencana. II-8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Untuk membuat kurva S, jumlah persentase kumulatif bobot masing-masing kegiatan pada suatu periode di antara durasi proyek diplotkan terhadap sumbu vertical sehingga bila hasilnya dihubungkan dengan garis maka akan membentuk kurva S. Untuk contoh kurva s dapat dilihat pada gambar 2.2 kurva s. (Ir.Abrar Husen, MT. 2009. Manajemen Proyek. Yogyakarta: ANDI. hlm 135-136)
Gambar 2.2 Kurva S
Sumber : http://zulkadri.blogspot.co.id/201309/membuat-kurva-s-terintegrasi-den-progres.html
Adapun fungsi kurva S adalah sebagai berikut : 1. Menentukan waktu penyelesaian proyek. 2. Menentukan waktu penyelesaian bagian proyek. 3. Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek. 4. Menentukan waktu untuk mendatangkan material dan alat yang akan dipakai. 2.4
Keterlambatan Proyek Pengertian keterlambatan (delay) adalah sebagian waktu pelaksanaan yang
tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberap kegiatan yang mengikuti menjadi tertunda atau tidak dapat diselesaikan tepat sesuai II-9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
jadwal yang direncanakan. (Wulfram I Ervianto, 2003, Manajemen Konstruksi, Andi, Jakarta). Keterlambatan proyek dapat disebabkan oleh pihak kontraktor, pemilik, disebabkan oleh keadaan alam dan lingkungan diluar kemampuan manusia ata disebut dengan force majeure. Standar dokumen kontrak yang diterbitkan oleh AI (American Institute of Architects) membedakan keterlambatan proyek menjadi beberapa kelompok : (Electronic Journal Universitas Atma Jaya Yogyakarta) 1. Excusable/compensable adalah keterlambatan yang beralasan dan dapat dikompensasi.
Kasus keterlambatan ini disebabkan oleh pihak pemilik dalam kaitannya karena tidak dapat menyediakan akses ke proyek, perubahan gambar rencana, perubahan lingkup pekerjaan kontraktor, keterlambatan dalam menyetujui gambar, kerja, jadwal dan material, kurangnya koordinasi dan supervisi lapangan, pembayaran tertunda, campur tangan pemilik yg bukan wewenangnya. Dalam kasus ini kontraktor berhak atas dispenasi waktu dan biaya tambahan. 2. Excusable/ noncompensable adalah keterlambatan yang beralasan tetapi tidak dapat
dikompensasi. Kasus keterlambatan ini terjadi diluar kemampuan baik kontraktor maupun pemilik. Sebagai contoh, cuaca buruk, kebakaran, banjir, pemogokan buruh, peperangan, perusak oleh pihak lain, larangan kerja, wabah penyakit, inflasi/eskalasi harga dll. Pada kasus ini biasanya sering disebut force majeure. 3. Non-excusable adalah keterlambatan yang tidak beralasan. Kasus keterlambatan ini
disebabkan karena kelalaian kontraktor dalam memenuhi tanggung jawabnya dalam pelaksanaan proyek. Sebagai contoh : kekurangan dalam penyediaan sumber daya proyek (manusia, material, subkontrakor, uang, dll), kegagalan koordinasi lapangan, kegagalan perencanaan jadwal, produktivitas yang rendah dll. Dalam kasus ini II-10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
kontraktor akan dikenakan denda pinalti sesuai dengan kontrak. (David an Bhupendra, 1989).
2.5
Pengendalian Proyek
2.5.1
Fungsi dan Proses Pengendalian Untuk meletakkan dasar sasaran proyek, yaitu jadwal, anggaran, dan mutu.
Langkah selanjutnya adalah mengorganisir dan memimpin sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran tersebut. Untuk itu diperlukan suatu usaha yang bertujuan agar pekerjaan-pekerjaan dapat berjalan mencapai sasaran tanpa banyak penyimpangan yang berarti. Usaha ini dikenal sebagai pengendalian yang merupakan salah satu dari fungsi manajemen proyek. Adapun proses pengendalian terdiri dari berbagai langkah kegiatan yang dilakukan secara sistematis. (Iman Soeharto, 1999, Manajemen Proyek Jilid 1, Erlangga, Jakarta, hlm 228) Dalam hubungan ini, R. J. Mockler (1972) memberikan definisi : Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standard yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang system informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan pembentulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran. Bertitik tolak dari definisi di atas, maka proses pengendalian proyek dapat diuraikan menjadi langkah-langkah berikut: 1. Menentukan sasaran. Sasaran ini dihasilkan dari suatu perencanaan dasar dan menjadi salah satu faktor pertimbangan utama dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi atau II-11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
membangun proyek, sehingga sasaran-sasaran tersebut merupakan tonggak tujuan dari kegiatan pengendalian. 2. Menentukan standar dan kriteria sebagai patokan dalam rangka mencapai sasaran. Terdapat bermacam-macam standar dan kriteria, diantaranya sebagai berikut: a. Berupa satuan uang, seperti anggaran per satuan unit pekerjaan (SRK), anggaran pekerjaan per unit per jam, penyewaan alat per unit per jam, biaya angkutan per ton per km. b. Berupa jadwal, misalnya waktu yang ditentukan untuk mencapai sasaran. c. Berupa unit pekerjaan yang berhasil diselesaikan. d. Berupa standar mutu, kriteria, dan spesifikasi, misalnya yang berhubungan dengan kualitas material, dan hasil uji coba peralatan. 3. Merancang/menyusun sistem informasi, pemantauan, dan pelaporan hasil pelaksanaan pekerjaan. Suatu perangkat sistem informasi manajemen proyek – SIMP (management information system), yaitu komputer yang dapat mengumpulkan, menganalisis, menyimpan data, dan memrosesnya menjadi informasi yang diperlukan akan sangat membantu proses pengendalian 4. Mengumpulkan data info hasil implementasi. Pada akhir suatu kurun waktu yang ditentukan, diadakan pelaporan dan pemeriksaan, pengukuran dan pengumpulan data serta informasi hasil pelaksanaan pekerjaan. Agar memperoleh gambaran yang realistis, pelaporan sejauh mungkin didasarkan atas pengukuran penyelesaian fisik pekerjaan, misalnya dalam meter pipa yang telah terpasang, banyaknya gambar konstruksi yang telah diselesaaikan, meter kubik pengerukan pelabuhan yang telah terlaksana, dan lain sebagainya. II-12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
5. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan terhadap standar, kriteria, dan sasaran yang telah ditentukan. Langkah ini berarti mengkaji segala sesuatu yang dihasilkan oleh kegiatan pada butir empat. Disini diadakan analisis atas indikator yang diperoleh dan mencoba membandingkan dengan kriteria dan standar yang ditentukan. Hasil analisis ini penting karena akan digunakan sebagai landasan dan dasar tindakan pembetulan. 6.
Mengadakan tindakan pembetulan Apabila hasil analisis menunjukan adanya indikasi penyimpangan yang cukup berarti, maka perlu diadakan langka-langkah pembetulan. Tindakan ini berupa realokasi sumber daya, menambah tenaga kerja, mengubah metode, prosedur kerja dan mengganti peralatan yang digunakan.
2.5.2
Pengendalian Proyek yang Efektif
Suatu pengendalian proyek yang efektif ditandai oleh hal-hal sebagai berikut: a. Tepat waktu dan peka terhadap penyimpangan. Metode atau cara yang digunakan harus cukup peka sehingga dapat mengetahui adanya penyimpangan selagi masih awal. Dengan demikian, dapat diadakan koreksi pada waktunya sebelum persoalan berkembang menjadi besar sehingga sulit untuk diadakan perbaikan. b. Bentuk tindakan yang diadakan tepat dan benar. Untuk maksud ini diperlukan kemampuan dan kecakapan menganalisis indikator secara akurat dan objektif. c. Terpusat pada masalah atau titik yang sifatnya strategis, dilihat dari segi penyelenggaraan proyek. Dalam hal ini diperlukan kecakapan memilih titik atau masalah yang strategis agar penggunaan waktu dan tenaga dapat efisien. d. Mampu mengetengahkan dan mengkomunikasikan masalah dan penemuan, sehingga dapat menarik perhatian pimpinan maupun pelaksana proyek yang bersangkutan, agar II-13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
tindakan koreksi yang diperlukan segera dapat dilaksanakan. e.
Kegiatan pengendalian tidak lebih dari yang diperlukan. Biaya yang dipakai untuk kegiatan pengendalian tidak boleh melampaui faedah atau hasil dari kegiatan tersebut. Diakui bahwa banyak hal yang sulit untuk mengukur hasil pengendaliannya secara kuantitati (tetapi yang ingin ditekankan di sini adalah bahwa dalam merencanakan suatu pengendalian perlu dikaji dan dibandingkan dengan hasil yang akan diperoleh.
f. Dapat memberikan petunjuk berupa prakiraan hasil pekerjaan yang akan datang, bilamana pada saat pengecekan tidak mengalami perubahan. Petunjuk ini sangat diperlukan bagi pengelola proyek untuk menentukan langkah penyelenggaraan berikutnya. (Iman Soeharto, 1999, Manajemen Proyek Jilid 1, Erlangga, Jakarta, hlm 232) 2.5.3
Teknik, Metode, dan Objek Pengendalian Jadwal Untuk pengendalian jadwal, D. H. Busch (1991) memperkenalkan konsep time
reserve (cadangan waktu) yang pada dasarnya adalah mengelola float dalam cakrawala yang lebih luas. Jenis lain dari pengendalian proyek adalah audit proyek, yaitu pengendalian yang dilakukan bila kegiatan telah selesai dikerjakan. Di samping mengkaji masalah yang telah disebutkan di atas, audit proyek meneliti pula kemungkinan adanya penyimpangan terhadap peraturan atau prosedur yang diberlakukan, baik yang berasal dari pemerintah maupun internal. Untuk unsur pengendalian dapat dilihat pada table 2.1 Unsur Pengendalian. (Iman Soeharto, 1999, Manajemen Proyek Jilid 1, Erlangga, Jakarta, hlm 230) Pengendalian jadwal/waktu terpusat pada faktor berikut: 1. Bagi pemilik proyek tercapainya sasaran tercantum pada jadwal induk. II-14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
2. Bagi kontraktor, tercapainya sasaran seperti pada kontrak EPK (engineering, pengadaan, konstruksi). 3. Penyediaan sumber daya seperti material, peralatan, tenaga kerja. Tabel 2.1 Unsur Pengendalian
Unsur Pengendalian Objek
Jadwal/Progress
Desain engineering
Quantity Jumlah gambar
Milestone Milestone/butir
dan spesifikasi Pengadaan
Jumlah penyerahan
Milestone/butir
Konstruksi
Jumlah fasilitas
Milestone/butir
terpasang Subkontrak (lumpsum)
Jumlah fasilitas
Milestone/butir
terpasang Sumber : (Iman Soeharto, 1999, Manajemen Proyek Jilid 1, Erlangga, Jakarta, hlm 231)
2.5.4
Varians Biaya dan Jadwal Terpadu Metode Analisis Varians adalah metode untuk mengendalikan biaya dan jadwal
suatu kegiatan proyek konstruksi. Dalam metode ini identifikasi dilakukan dengan membandingkan jumlah biaya yang sesungguhnya dikeluarkan proyek terhadap anggaran yang telah direncanakan. Analisis varians dilakukan dnegan mengumpulkan informasi tentang status terakhir kemajuan proyek pada saat pelaporan yang telah diselesaikan kemudian dibandingkan dengan perencanaan atau dapat melihat penggunaan sumber daya. Metode ini memperlihatkan perbedaan antara biaya pelaksanaan terhadap anggaran dan waktu pelaksanaan terdapat jadwal. (E-Jurnal Teknik Sipil, Dewa Ketut Sudarsana, 2008, hal 119) Untuk pengendalian jadwal, ada dua metode yang luas pemakaiannya, yaitu identifikasi varians dan konsep nilai hasil. Identifikasi dilakukan dengan analisa kurun II-15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
waktu yang telah dipakai dibandingkan dengan perencanaan. Dengan demikian akan terlihat bila terjadi penyimpangan antara rencana dan kenyataan, serta mendorong untuk mencari sebab-sebabnya. Pada setiap pelaporan progress pekerjaan pada proyek konstruksi selalu membicarakan informasi mengenai status akhir kemajuan proyek dengan menghitung jumlah unit yang diselesaikan kemudian membandingkan dengan perencanaan, atau melihat catatan penggunaan sumber daya, misalnya jam-orang dan membandingkannya dengan anggaran. Analisis varians memperlihatkan perbedaan antara: a.
Biaya pelaksanaan dengan anggaran
b.
Waktu pelaksanaan dengan jadwal
c.
Tanggal mulai pelaksanaan dengan rencana
d.
Tanggal akhir pekerjaan dengan rencana
e.
Angka kenyataan pemakaian tenaga kerja dengan anggaran
f.
Jumlah penyelesaian pekerjaan dengan rencana Salah satu cara untuk memeragakan adanya varians adalah dengan menganalisa
Grafik S, atau biasa disebut dengan analisis varians sederhana. ACWP adalah representasi dari keseluruhan pengeluaran yang dikeluarkan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam periode tertentu. ACWP dapat berupa kumulatif hingga periode perhitungan kinerja atau jumlah biaya pengeluaran dalam periode waktu tertentu BCWP adalah anggaran biaya dari seluruh actual pekerjaan yang sudah dilaksanakan sepanjang periode konstruksi. Biaya ini dapat dihitung pada masing-masing periode atau jumlah komulatifnya dan dapat dihitung dari level terendah atau dapat diakumulasikan untuk level yang lebih tinggi. Kesulitan utama dalam perhitungan BCWP
II-16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
adalah mengestimasi kemajuan pekerjaan yang telah dimulai, tetapi belum selesai pada saat suatu periode waktu laporan. BCWS merupakan anggaran biaya yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja yang telah disusun terhadap waktu. BCWS dihitung dari akumulasi anggaran biaya yang direncanakan untuk pekerjaan dalam periode waktu tertentu. BCWS pada akhir poyek (penyelesaian 100 %) disebut Budget at Completion (BAC). BCWS juga menjadi tolak ukur kinerja waktu dari pelaksanaan proyek. BCWS merefleksikan penyerapan biaya rencana secara kumulatif untuk setiap paket-paket pekerjaan berdasarkan urutannya sesuai jadwal yang direncanakan. (Wulfram I. Ervianto. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. ANDI. Yogyakarta, hlm. 73-74) Dengan menggunakan 3 indikator di atas, dapat dihitung berbagai faktor yang menunjukan kemajuan dan kinerja pelaksanaan proyek, seperti: 1. Varians biaya (CV) dan jadwal terpadu (SV) Cost variance merupakan selisih antara nilai yang diperoleh setelah menyelesaikan paket-paket pekerjaan dengan biaya aktual yang terjadi selama pelaksanaan proyek. Cost variance positif menunjukkan bahwa nilai paket-paket pekerjaan yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mengerjakan paketpaket pekerjaan tersebut. sebaliknya nilai negatif menunjukkan bahwa nilai paketpaket pekerjaan yang diselesaikan lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang sudah dikeluarkan. Schedule variance digunakan untuk menghitung penyimpangan antara BCWS dengan BCWP. Nilai positif menunjukkan bahwa paket-paket pekerjaan proyek yang terlaksana lebih banyak dibanding rencana. Sebaliknya nilai negatif menunjukkan kinerja pekerjaan yang buruk karena paket-paket pekerjaan yang terlaksana lebih II-17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
sedikit dari jadwal yang direncanakan. (Iman Soeharto. 1997. Manajemen Proyek Erlangga. Jakarta, hlm 270)
Mengalisis penyelesaian proyek memakai metode varian sederhana dianggap kurang mencukupi, karena analisis varian tidak dapat mengintegrasikan aspek biaya dan jadwal. Untuk mengatasinya digunakan konsep nilai hasil. Dapat dilihat pada gambar 2.6 Grafik Kurva S Hasil Nilai. Rumus Varian Biaya dan Jadwal sebagai berikut :
CV = BCWP-ACWP SV = BCWP-BCWS
Angka negatif untuk variasi biaya menunjukan situasi dimana biaya yang diperlihatkan lebih tinggi dari anggaran disebut overrun, angka nol menunjukan pekerjaan terlaksana dengan biaya kurang dari anggaran disebut cost underrun. Demikian juga halnya dengan jadwal, angka negative berarti terlambat, angka nol berarti tepat, dan angka positif berarti lebih cepat dari rencana dan dapat dilihat pada tabel 2.2 Analisis Varians Terpadu. Tabel 2.2 Analisis Varians Terpadu Varians Jadwal SV=BCWP-BCWS
Varians Biaya CV=BCWP-ACWP
Positif
Positif
Nol
Positif
Positif
Nol
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Keterangan Pelaksanaan terlaksana lebih cepat dari jadwal dengan biaya yang lebih rendah daripada anggaran Pelaksanaan terlaksana tepat sesuai jadwal dengan biaya lebih rendah daripada anggaran Pekerjaan terlaksana sesuai dengan anggaran dan pekerjaan selesai lebih cepat daripada jadwal II-18
Bab II Tinjauan Pustaka
Varians Jadwal SV=BCWP-BCWS Nol
Varians Biaya CV=BCWP-ACWP Nol
Negatif
Negatif
Nol
Negatif
Negatif
Nol
Positif
Negatif
Sumber : E-Journal Universitas Diponogoro, hlm 41
Keterangan Pekerjaan terlaksana sesuai dengan jadwal dan sesuai dengan anggaran Pekerjaan selesai terlambat dan biaya yang dikeluarkan lebih tinggi dari anggaran Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dengan menelan biaya diatas anggaran Pekerjaan selesai terlambat tetapi biaya sesuai dengan anggaran Pekerjaan selesai lebih cepat daripada rencana dengan menelan biaya diatas anggaran
Gambar 2.3 Grafik Kurva S Hasil Nilai Sumber : (Soehato,1995)
2. Analisa Indeks Prestasi Sebagaimana yang diterangkan (Soeharto, 1999) digunakan pengelola proyek untuk mengetahui efisiensi penggunaan sumber daya. Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai berikut: Indeks Kinerja Biaya CPI = BCWP / ACWP Indeks Kinerja Jadwal SPI = BCWP / BCWS http://digilib.mercubuana.ac.id/
II-19
Bab II Tinjauan Pustaka
Angka indeks yang diperoleh akan memperlihatkan hal-hal sebagai berikut: a. Angka indeks kurang dari satu berarti pengeluaran lebih besar dari anggaran atau waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. b. Bila angka indeks lebih dari satu maka kinerja penyelenggaraan proyek lebih baik dari perencanaan, dalam arti pengeluaran lebih kecil dari anggaran atau jadwal lebih cepat dari rencana. c. Makin besar perbedaan dari angka satu, berarti penyimpangan terhadap perencanaan dasar atau anggaran juga makin besar. Angka yang terlalu tinggi menunjukkan kinerja penyelenggaraan proyek yang sangat baik dibandingkan perencanaan. Maka perlu diadakan pengkajian apakah mungkin perencanaannya atau anggarannya yang justru tidak realistis. 3. Analisa Kemajuan Proyek Pada saat pelaksanaan misalnya di dalam laporan bulanan data yang terkumpul mengenai kemajuan pekerjaan dan pengeluaran biaya dianalisa untuk tiap paket kerja yang meliputi : a. Kemajuan fisik aktual dihitung berdasarkan anggaran yang dialoksikan. b. Pengeluaran tercatat pada laporan keuangan. c. Perencanaan dasar dan anggaran yang mengakibatkan jadwal dan biaya. Ketiga indikator diatas setelah dianalisa akan memberikan gambaran yang tepat dan lengkap perihal kinerja tiap paket pekerjaan yaitu mengenai pencapaian jadwal dan anggaran. 4. Prakiraan biaya penyelesaian proyek Cost variance merupakan selisih antara nilai yang diperoleh setelah II-20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
menyelesaikan paket-paket pekerjaan dengan biaya aktual yang terjadi selama pelaksanaan proyek. Cost variance positif menunjukkan bahwa nilai pekerjaan yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. sebaliknya nilai negatif menunjukkan bahwa nilai pekerjaan yang diselesaikan lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang sudah
dikeluarkan.
Schedule
variance
digunakan
untuk
menghitung
penyimpangan antara BCWS dengan BCWP. Nilai positif menunjukkan bahwa paket-paket pekerjaan proyek yang terlaksana lebih banyak dibanding rencana. Sebaliknya nilai negatif menunjukkan kinerja pekerjaan yang buruk karena paketpaket pekerjaan yang terlaksana lebih sedikit dari jadwal yang direncanakan.
Gambar 2.4 Prakiraan Jadwal dan Biaya pada Akhir Proyek Sumber : (Soeharto, 1995)
II-21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
2.6
Review Jurnal Dalam tinjauan pustaka, peneliti menelaah penelitian terdahulu yang berkaitan serta relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti. Sehingga peneliti mendapatkan pendukung, pelengkap serta pembanding dalam menyusun tugas akhir ini sehingga lebih memadai. Selain itu berguna untuk memberikan gambaran awal mengenai kajian terkait dengan masalah dalam penelitian ini. Berikut ini adalah review jurnal mengenai pengendalian biaya dan waktu dengan metode varians terpadu/earned value serta faktor – faktor keterlambatan pada proyek konstruksi: Tabel 2.3 Review Jurnal No 1
Nama Mandini Priyo, Khairul Fajri Indraga
Tahun 2015
Judul
Variabel
Hasil
Metode
Analisis Kinerja Biaya dan
Biaya Pelaksanaan
Grafik Nilai Actual Cost berada
Earned
Jadwal Terpadu Dengan
Proyek, Waktu
di bawah grafik nilai Planned
Value
Konsep Earned Value Method
Penyelesaian Proyek
Value dan Earned Value.
(Studi Kasus: Proyek
Artinya total biaya pelaksanaan
Pembangunan Gedung)
proyek dibawah dari nilai kontrak. Nilai SV Negatif maka terjadi keterlambatan jadwal pelaksanaan terhadap jadwal rencana. II-22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
No
Nama
Tahun
2
Dewa Ketut Sudarsana
2008
Judul
Variabel
Hasil
Metode Earned
Pengendalian Biaya dan
Biaya Pelaksanaan
Kinerja proyek dari aspek biaya,
Jadwal Terpadu Pada Proyek
Proyek, Waktu
biaya pelaksanaan yang
Konstruksi
Penyelesaian Proyek
diperlukan dibawah rencana
Value
anggaran dasar. Sedangkan prediksi jadwal, proyek mengalami keterlambatan. 3
Kisman Hasibuan,
2013
Analisis Manajemen Terhadap
Faktor
Faktor utama penyebab
Arifal Hidayat,
Faktor Keterlambatan Proyek
Keterlambatan
keterlambatan proyek konstruksi
Padalumba
Konstruksi Di Lingkungan
Proyek
di lingkungan dinas pariwisata
Dinas Pariwisata Kabupaten
kabupaten Rokan Hulu
Rokan Hulu
berdasarkan persepsi kontraktor
Wawancara, Kuesion -er
karena faktor bahan/material
II-23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
No 4
Nama Triono Agung D,
Tahun 2014
Sri Sunarjono,
Judul
Variabel
Hasil
Evaluasi Pelaksanaan Proyek
Biaya Pelaksanaan
Berdasarkan hasil evaluasi
Menggunakan Metode Earned
Proyek, Waktu
diketahui bahwa proyek
Value Analysis
Penyelesaian
terlambat 19,7% dari rencana,
Proyek, Faktor
proyek memerlukan 98,63% dari
Keterlambatan
total biaya kontrak sehingga
Proyek
proyek tidak over budget, dan
Muh. Nur Sahid
Metode Earned Value
penyebab keterlambatan adalah sumber daya manusia, pemilihan metode pelaksanaan, dan kesulitan material. 5
Widi Hartono, Delan Suharto
2007
Earned Value Method untuk
Biaya Pelaksanaan
Proyek mengalami
Pengendalian Biaya dan Waktu Proyek, Waktu
keterlambatan, serta proyek
(Studi Kasus Proyek
mengalami over budget dimana
Penyelesaian Proyek
Pembangunan Gedung
biaya pelaksanaan proyek lebih
Balaikota Surak)
besar dibandingan nilai kontrak.
Earned Value
II-24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
No 6
7
Nama Dwi Kartikasari
Nirmala Dewi,
Tahun 2015
2015
Judul
Variabel
Hasil
Analisa Pengendalian Biaya
Biaya Pelaksanaan
Hasil analisis Earned Value
dan Waktu dengan Konsep
Proyek, Waktu
yaitu biaya pelaksanaan lebih
Nilai Hasil (Earned Value)
Penyelesaian Proyek
kecil terhadap nilai kontrak dan
(Studi Kasus: Fabrikasi Steel
penyelesaian waktu pelaksanaan
Structure Slag Storage Gresik)
selama 238 hari
Studi Penggunaan Metode
Biaya Pelaksanaan
Proyek mengalami
EVM (Earned Value
Proyek, Waktu
keterlambatan selama 52 hari
Management) Pada
Penyelesaian Proyek
dimana terjadi keterlambatan
Pengendalian Biaya dan Waktu
pada proyek, dan proyek tersebut
Pada Proyek Pembangunan
mengalami over budget
Metode Earned Value
Earned Value
Mall Grand Square 8
Junaidi
2012
Pengendalian Waktu dan Biaya Biaya Pelaksanaan
Metode Nilai Hasil yang dibahas
Pada Tahap Pelaksanaan
Proyek, Waktu
bisa diterapkan pada proyek
Proyek Dengan Menggunakan
Penyelesaian Proyek
untuk mengendalikan biaya dan
Metode Nilai Hasil (Studi
Earned Value
waktu, Berdasarkan nilai ETC II-25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
No
Nama
Tahun
Judul
Variabel
Hasil
Kasus : Proyek Lanjutan
dan EAC yang terhitung maka
Pembangunan Gedung PIP2B
apabila kinerja tidak diperbarui
Kota Manado)
akan terjadi pembengkakan
Metode
biaya yang cukup besar.
9
Idzurnida Ismael
2013
Keterlambatan Proyek
Faktor
Faktor keterlambatan proyek
Konstruksi Gedung, Faktor
Keterlambatan
akibat perubahan desain, Tenaga
Penyebab dan Tindakan
Proyek
kerja kurang terampil, dan
Pencegahannya 10
Afriyandi Musra
2014
kesulitan material
Faktor – Faktor Penentu
Faktor
Faktor penentu keterlambatan
Keterlambatan Pembangunan
Keterlambatan
yaitu faktor SDM, Administrasi
Jalan Lingkar Utara Kota
Proyek
proyek, Alam & Lingkungan,
Solok
Kesiapan Lokasi Proyek, Biaya
Wawancara, Kuesion -er Wawancara, Kuesion -er
& Keuangan, Material Konstruksi (Sumber : Olahan Penulis)
II-26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Setelah peneliti menelaah penelitian terdahulu yang berkaitan serta relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Peneliti membuat hubungan judul dengan variabel penelitian terdahulu dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 2.4 Hubungan Judul dengan Variabel Penelitian Variabel Penelitian No
1
Judul
Biaya
Waktu
Earned
Faktor
Proyek
Value
Keterlambatan
Konstruksi
Pengendalian
Kinerja
Laporan
Proyek
Proyek
Analisis Kinerja Biaya dan Jadwal Terpadu Dengan Konsep Earned Value Method
(Studi Kasus: Proyek Pembangunan Gedung) 2
Pengendalian Biaya dan Jadwal Terpadu Pada Proyek
Konstruksi 3
Analisis Manajemen
Terhadap Faktor
II-27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Variabel Penelitian No
Judul
Biaya
Waktu
Earned
Faktor
Proyek
Value
Keterlambatan
Konstruksi
Pengendalian
Kinerja
Laporan
Proyek
Proyek
Keterlambatan Proyek Konstruksi Di Lingkungan Dinas Pariwisata Kabupaten Rokan Hulu 4
Evaluasi Pelaksanaan Proyek Menggunakan Metode Earned
Value Analysis 5
Earned Value Method untuk Pengendalian Biaya dan Waktu (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Balaikota Surak)
II-28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Variabel Penelitian No
6
Judul
Biaya
Waktu
Earned
Faktor
Proyek
Value
Keterlambatan
Konstruksi
Pengendalian
Kinerja
Laporan
Proyek
Proyek
Analisa Pengendalian Biaya dan Waktu dengan Konsep Nilai Hasil (Earned Value)
(Studi Kasus: Fabrikasi Steel Structure Slag Storage Gresik) 7
Studi Penggunaan Metode EVM (Earned Value Management) Pada Pengendalian Biaya dan Waktu Pada Proyek Pembangunan Mall Grand Square
8
Pengendalian Waktu dan
II-29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
Variabel Penelitian No
Judul
Biaya
Waktu
Earned
Faktor
Proyek
Value
Keterlambatan
Konstruksi
Pengendalian
Kinerja
Laporan
Proyek
Proyek
Biaya Pada Tahap Pelaksanaan Proyek Dengan Menggunakan Metode Nilai Hasil (Studi Kasus : Proyek Lanjutan Pembangunan Gedung PIP2B Kota Manado) 9
Keterlambatan Proyek Konstruksi Gedung, Faktor
Penyebab dan Tindakan Pencegahannya 10
Faktor – Faktor Penentu Keterlambatan Pembangunan
Jalan Lingkar Utara Kota Solok (Sumber: Olahan Penulis) II-30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II Tinjauan Pustaka
2.7
Kerangka Berfikir Pada sebuah proyek konstruksi, waktu dan biaya merupakan dua hal yang penting
dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi selain mutu karena biaya yang akan dikeluarkan pada saat pelaksanaan sangat erat kaitannya dengan waktu pelaksanaan pekerjaan. Berdasarkan gambaran diatas pengendalian waktu dan biaya perlu dilakukan secara terpadu atau dikenal dengan earned value. Sejalan dengan tinjauan pustaka, maka dapat dibuat suatu kerangka berfikir penelitian seperti Gambar 2.8 dibawah ini :
Perencanaan (X1) -
Kurva S (Progress Rencana Mingguan) RAB
-
Pengendalian Biaya & Waktu dengan Metode Varians Terpadu (Y)
Pelaksanaan Pekerjaan (X2) -
Laporan Mingguan Kurva S (Progress Aktual Mingguan) Actual cost
Gambar 2.5 Kerangka Berfikir (Sumber : Olahan Penulis)
II-31
http://digilib.mercubuana.ac.id/