13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Keagenan Teori keagenan menggambarkan perusahaan sebagai titik temu hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajemen perusahaan sebagai agent. Hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Teori keagenan (agency theory) menerangkan bahwa kepentingan manajemen sering kali bertentangan dengan kepentingan pemegang saham, sehingga bisa terjadi konflik diantaranya. Konflik ini biasanya disebut konflik agen (agency problem) yang menimbulkan agency cost. Masalah keagenan muncul jika: a) Terdapat perbedaan tujuan (goals) antara agent dan principal. b) Terdapat kesulitan atau membutuhkan biaya yang mahal bagi principal untuk senantiasa memantau tindakan-tindakan yang diambil oleh agent. Hal
tersebut
terjadi
karena
manajer
cenderung
berusaha
mengutamakan kepentingan pribadi. Pemegang saham biasanya kurang menyukai kepentingan pribadi manajer, karena hal itu akan menambah cost bagi perusahaan sehingga akan menurunkan keuntungan yang diterima. Didalam sebuah perusahaan terdapat tiga pihak utama (major participant) yang memiliki kepentingan berbeda yaitu manajemen, pemegang
13 Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan..., Suci Amalia W., Fakultas Ekonomi UMP, 2011
14
saham (sebagai pemilik), dan buruh atau tenaga kerja. Prinsip pengambilan keputusan yang diambil oleh manajer adalah bahwa manajer harus memilih tindakan-tindakan yang akan memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Atau dengan kata lain, pengambilan keputusan tidak didasarkan atas kepentingan manajemen (agent) namun harus mengacu pada kepentingan pemegang saham (principal). Namun kenyataan yang terjadi dibanyak perusahaan adalah manajer cenderung memilih tindakan-tindakan yang menguntungkan kepentingannya misalnya yang dapat memaksimalkan kekayaannya daripada menguntungkan pemegang saham. Untuk mengatasi hal itu pihak pemegang saham melakukan pengendalian dengan tiga cara yaitu: monitoring, kebijakan pemberian insentif atau hukuman dan dengan cara menanggung secara bersama-sama atas risiko yang mungkin terjadi.
2.2. Pengertian Perataan Laba Perataan laba didefinisikan sebagai pengurangan dengan sengaja fluktuasi dari berbagai tingkatan laba (Belkauoli, 1999:186) dan menurut Fudenberg dan Tirole (1995) dalam Syahriana (2006), perataan laba adalah proses manipulasi waktu terjadinya laba atau laporan laba agar laba yang dilaporkan kelihatan stabil. Alasan perataan laba adalah perataan laba dengan tujuan untuk memperbaiki hubungan dengan kreditur, investor dan karyawan serta meratakan siklus bisnis melalui proses psikologis yaitu:
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan..., Suci Amalia W., Fakultas Ekonomi UMP, 2011
15
1. Mengurangi total pajak yang dibayarkan oleh perusahaan. 2. Meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan karena laba yang stabil akan mendukung kebijakan pembayaran dividen yang stabil. 3. Meningkatkan hubungan antara manajer dan karyawan karena pelaporan laba yang meningkat tajam memberi kemungkinan munculnya tuntutan kenaikan gaji atau upah. 4. Siklus peningkatan dan penurunan laba dapat ditandingkan dan gelombang optimisme dan pesimisme dapat diperlunak. Proposisi yang diajukan berkaitan dengan perataan laba adalah kriteria yang digunakan manajemen perusahaan dalam memilih metoda akuntansi adalah untuk memaksimumkan kepuasan atau kemakmuran, kepuasan merupakan fungsi dari keamanan pekerjaan, level dan tingkat pertumbuhan besaran (size) perusahaan, kepuasan pemegang saham dan kenaikan performan perusahaan dapat meningkatkan status dan reward bagi manajer dan kepuasan yang sama tergantung pada tingkat pertumbuhan dan stabilitas laba perusahaan. Suwito dan Herawaty (2005) mengungkapkan bahwa tujuan perataan laba adalah untuk memperbaiki citra perusahaan di mata pihak eksternal dan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki risiko yang rendah. Di samping itu, memberikan informasi yang relevan dalam melakukan prediksi terhadap laba pada masa yang akan datang, meningkatkan persepsi pihak eksternal terhadap kemampuan manajemen, dan meningkatkan kompensasi bagi pihak manajemen.
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan..., Suci Amalia W., Fakultas Ekonomi UMP, 2011
16
Dalam penelitian ini perataan laba diproksi dari indek eckel. Eckel menggunakan Coefficient Variation (CV) variabel penghasilan dan variabel penjualan bersih. Indeks Perataan Laba dihitung sebagai berikut (Eckel,1981) dalam (Syahriana, 2006) : Adapun
untuk
menghitung
income
smoothing
index
dapat
menggunakan rumus sebagai berikut (Syahriana, 2006) :
Index Smoothing =
CV Penjualan CV Pendapatan
Berdasarkan indeks Eckel suatu perusahaan diklasifikasikan ke dalam kelompok perataan laba apabila:
CV penjualan > CV pendapatan
Dimana : CV = koefisien variasi dari variabel yaitu standar deviasi dibagi dengan nilai rata-rata.
Indeks Eckel mempunyai kelebihan sebagai berikut: 1.
Obyektif dan berdasarkan statistik dengan pemisahan (cut off) yang jelas antara perusahaan yang melakukan perataan laba dengan yang tidak.
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan..., Suci Amalia W., Fakultas Ekonomi UMP, 2011
17
2.
Mengukur terjadinya perataan laba tanpa memaksakan prediksi pendapatan, pembuatan model dari laba yang diharapkan, pengujian biaya atau pertimbangan obyektif.
3.
Mengukur terjadinya praktik perataan laba yang menjumlahkan pengaruh dari beberapa variabel perata laba yang potensial dan menyelidiki pola dari perilaku perataan laba selama periode waktu tertentu.
2.3. Profitabilitas Rasio Profitabilitas berhubungan erat dengan laba yang diperoleh dan sumber yang dipergunakan untuk menghasilkannya. Idealnya perusahaan menghasilkan sebanyak mungkin laba dari sejumlah sumber yang diberikan. Selain itu, Profitabilitas dapat didefinisikan sebagai tingkat keuntungan bersih yang mampu diperoleh pada saat menjalankan operasinya. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Rasio Profitabilitas adalah rasio yang diukur berdasarkan perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva perusahaan. Profitabilitas merupakan ukuran penting untuk menilai sehat atau tidaknya perusahaan yang mempengaruhi investor untuk membuat keputusan. Rasio ini mengkaitkan pendapatan bersih dan investasi disemua sumber finansial dalam kaitannya dengan keputusan manajemen. Rasio ini sangat berguna didalam mengukur efektifitas penggunaan asset. Para analis
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan..., Suci Amalia W., Fakultas Ekonomi UMP, 2011
18
dan investor sering membandingkan ROA suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis yang merupakan kompetitor utamanya untuk mengetahui efektifitas dari pada manajemen puncak.rasio ini menunjukkan perputaran aktiva diukur dengan volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal juga akan semakin meningkat. Dengan kata lain, profitabilitas menjadi pertimbangan penting bagi investor dalam keputusan investasi. Dalam penelitian ini profitabilitas di proksikan dengan Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) merupakan ukuran penting untuk menilai sehat atau tidaknya perusahaan yang mempengaruhi investor untuk mengambil keputusan. Variabel ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Suharli, 2006) : ROA =
Laba Setelah Pajak
X 100%
Total Assets
2.4. Ukuran Perusahaan Variabel ukuran perusahaan dapat diukur dengan kapitalisasi pasar, juga diukur berdasarkan jumlah anggaran tahunan, investasi, modal, jumlah karyawan/besar kecilnya perusahaan (Jogiyanto, 1998). Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diroksi dari jumlah modal yang dilogaritmakan.
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan..., Suci Amalia W., Fakultas Ekonomi UMP, 2011
19
Perusahaan yang berukuran yang lebih besar cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang berukuran lebih kecil. Sesuai dengan Bapepam disebutkan bahwa kategori perusahaan besar adalah perusahaan yang total aktivanya lebih dari Rp. 100.000.000.000,00 dan perusahaan kecil menengah adalah perusahaan yang memiliki total aktiva tidak lebih dari Rp. 100.000.000.000,00. Moses (1987) dalam Suwito dan Herawaty (2005) menemukan bukti bahwa perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih besar pula untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaanperusahaan yang lebih kecil karena perusahaan-perusahaan yang lebih besar menjadi subyek pemeriksaan pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah dan masyarakat umum.
2.5. Dividend Payout Ratio Dividend payout ratio merupakan persentase laba perusahaan tertentu perusahaan yang dibayarkan sebagai deviden kas kepada pemegang saham. Deviden hanya dapat dibayarkan kepada pemegang saham jika perusahaan memperoleh laba. Dividend payout ratio mengukur bagian penghasilan saat ini yang dibayarkan untuk dividen. Kita
biasanya
mengukur
dividen
yang
dibayar
perusahaan
menggunakan salah satu dari dua pengukuran yaitu dividend yield dan dividend payout ratio. Keputusan pembayaran dividen adalah penting karena menentukan pembayaran yang diterima pemegang saham dan dana yang
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan..., Suci Amalia W., Fakultas Ekonomi UMP, 2011
20
ditahan perusahaan untuk invstasi. Dividend Payout Ratio yang optimal tidak dapat ditentukan secara kuantitatif dan biasanya digambarkan sebagai kebijakan deviden. Kebijakan dividen dapat juga sebagai sebuah sinyal. Dividend payout ratio yang tinggi mungkin merupakan sinyal bahwa perusahaan mempunyai keyakinan akan masa yang akan datang. Besar kecilnya dividen tergantung oleh besar kecilnya laba yang diperoleh sehingga perusahaan cenderung malakukan prakatik perataan laba. Dalam penelitian ini Devidend payout ratio dapat dicari dengan rumus:
DPR = Dividen per lembar saham Laba bersih per lembar saham
X 100%
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan..., Suci Amalia W., Fakultas Ekonomi UMP, 2011