BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hemoglobin 1. Definisi Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan besi yang ternamakan
protein
terkonjugasi,
sebagai
inti
besi
dengan
rangka
protoporphyrin dan globin. Besi menyebabkan warna darah menjadi merah, juga bertugas di dalam transport oksigen dari paru-paru ke jaringan dan transport karbondioksida dari jaringan ke paru-paru, serta membantu sebagai buffer darah (DepKes RI., 1989). 2. Sintesa Hemoglobin Sintesa hemoglobin banyak terjadi dalam mitokondria oleh sederetan reaksi biokoimia yang dimulai dengan kondensasi glisin dan suksinil koenzim A di bawah enzim kunci delta-Amino Laevulinik Acid (ALA) (Iyan D., 1987). Piridoksal fosfat adalah koenzim untuk reaksi ini yang dirangsang oleh eritropoitin dan dihambat haem Protoporfirin bergabung dengan besi untuk membentuk haem, yang masing-masing molekulnya bergabung dengan rantai globin yang terbuat pada poliribosom. Empat rantai globin dengan masingmasing gugus haemnya sendiri terbuat dalam kantong untuk membangun molekul hemoglobin (Iyan D., 1987).
4
5
Kadar rata-rata hemoglobin darah normal laki-laki 13 g/dl dan pada wanita 12 g/dl. Setiap molekul hemoglobin tersusun atas empat kandungan haem yang identik dan terikat pada empat rantai globin. Keempat rantai globin terdiri atas rantai alfa dan dua rantai lagi berlainan, sesuai dengan hemoglobin yaitu rantai beta untuk HbA, rantai delta untuk Hb A2 dan rantai gamma untuk HbF, gen yang mengatur struktur peptida dan gen yang mengatur
kecepatan
sintesis
setiap
rantai
globin
adalah
berbeda.
Hemoglobinopati disebabkan oleh kelainan pada gen yang menentukan susunan asam amino, sedangkan kelainan pada gen yang mengatur pembentukan Haem menimbulkan talasemia. Pembentukan haem terjadi secara bertahap, dimulai dengan pembentukan kerangka porfirin, disusul oleh inkorporasi besi ke empat haem. Tersedianya besi merupakan faktor yang penting untuk mempertahankan hemoglobin (R.Gandasoebrata., 1989).
3. Struktur Hemoglobin Struktur hemoglobin terdiri dari satu golongan heme dan globin yang terdiri dari 4 rantai polipeptida terdiri dari asam amino yang terikat menjadi rantai dengan urutan tertentu. Hemoglobin normal sebagian besar terdiri dari jenis rantai A. Molekul-molekul hemoglobin terdiri dari dua pasang rantai polipeptida (globin) dan empat gugus haem yang masing-masing mengandung sebuah atom besi (Adji D., 1985).
6
4. Fungsi Hemoglobin Fungsi fisiologi utama hemoglobin adalah mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida didalam jaringan tubuh. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang (DepKes RI., 1989).
5. Batasan normal Kadar Hemoglobin Tabel 1. Batasan Normal Kadar Hemoglobin Kriteria
Harga Normal
Wanita dewasa
12 g %
Pria dewasa
13 g%
Wanita Hamil
11 g%
Anak 6 bulan - 6 tahun
11g%
6 tahun – 14 tahun
12 g%
Sumber : (EN. Kosasih 1984)
Penurunan hemoglobin dimana tubuh akan mengalami hipoksia sebagai akibat kemampuan kapasitas pengangkutan oksigen dari darah berkurang dan biasanya disertai oleh penurunan jumlah sel darah merah disebut anemia (Iman S., 1997).
7
Ada beberapa macam anemi menurut Iyan Darmawan, 1987, yaitu Anemi Defisiensi besi, Anemi Megaloblastik, Anemia Hemolitik, Anemi Aplastik, Anemi setelah Perdarahan Akut, Anemia karena Pendarahan Kronis, Anemia pada Penyakit Kronis.
B. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin dapat dilakukan menggunakan alat: 1. Humaliser 2000 Humaliser 2000 adalah suatu pengukur cahaya sistem bichromatic dengan enam panjang gelombang yaitu 340, 405, 505, 546, 580, 630 nm. Humaliser 2000 dapat melakukan semua pengukuran enzim dan substrat dengan 5 program yaitu absorbance, konsentrasi melalui standart, konsentrasi melalui faktor, aktifitas enzim dalam 60 detik, aktifitas enzim dalam waktu 120 detik. Humaliser 2000 dilengkapi dengan keypads, display, flowcell. Alat ini mempunyai pompa yang dibutuhkan bila beroperasi. Pembacaan sampel akan dibaca setelah sampel dihisap melalui pipa kecil yang keluar dari flowcell dan masuk ke dalam botol pembuangan. Pompa secara otomatis akan berhenti menghisap jika botol pembuangan sudah penuh. Pompa ini juga dilengkapi dengan kondensi yang akan menjamin tidak adanya cairan yang masuk dalam mekanisme pompa. Prinsip pengukuran Hemoglobin dengan menggunakan alat Humaliser 2000 yaitu
untuk mengukur konsentrasi suatu kadar hemoglobin yang
dilewatkan pada cahaya monokromatis melalui suatu larutan. Selanjutnya
8
diubah menjadi data digital dan dianalisis oleh perangkat penghitung. Apabila semakin tinggi konsentrasi zat semakin banyak cahaya yang diserap. Hubungan antara jumlah cahaya yang diserap dan konsentrasi larutan ditunjukkan dengan hukum Beer, yang menyatakan bahwa besarnya penyerapan
berkaitan
langsung
dengan
konsentrasi
zat
(Humaliser
Diagnostics., 2000). Hemoglobin darah diubah menjadi sianmethemoglobin dalam larutan yang berisi Kalium Ferrisianida dan Kaliumsianida. Absorbansa larutan diukur pada gelombang 546 nm atau filter hijau. Larutan drabkin yang dipakai
pada
cara
ini
mengubah
hemoglobin,
oksihemoglobin,
methemoglobin dan karboksihemoglobin menjadi sianmethemoglobin. Sulfhemoglobin tidak berubah dan karena itu tidak ikut diukur. Cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan untuk
penetapan
kadar
hemoglobin
dengan
teliti.
Karena
standar
sianmethemoglobin yang ditanggung kadarnya bersifat stabil dan dapat dibeli. Ketelitian cara ini dapat mencapai kurang lebih 2%. Laporan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin dengan cara ini hanya boleh menyebut satu angka / digit dibelakang tanda desimal, melaporkan dua digit sesudah angka desimal melampaui ketelitian dan ketepatan yang dapat dicapai dengan metode ini. Variasi-variasi fisiologis juga menyebabkan digit kedua dibelakang tanda desimal menjadi tanpa makna. Kekeruhan dalam suatu sampel darah mengganggu pembacaan dalam fotokolorimetri dan menghasilkan absorbansi dan kadar hemoglobin yang lebih tinggi dari yang
9
sebenarnya. Kekeruhan semacam ini dapat disebabkan antara lain oleh lekositosis,
lipemia
dan
adanya
globulin
abnormal
seperti
pada
makroglobulinemia (R.Gandasoebrata., 1985). Prinsip pemeriksaannya senyawa hemoglobin kecuali sulfhemoglobin akan diubah menjadi sianmethemoglobin yang berwarna merah coklat oleh larutan drabkin yang mengandung Kalium Ferrisianida dan Kalium Sianida (E.N Kosasih., 1984). Keuntungannya harga reagen lebih murah, ketelitian lebih tinggi, kesalahan sekitar 2 %, sedangkan kelemahannya yaitu memerlukan alat canggih dan waktu pemeriksaan yang lebih lama karena memerlukan inkubasi.
2. ABX Micros 60 /OS/OT-16 ABX Micros 60 /OS/OT-16 merupakan suatu penganalisis hematologi multi parameter yang meliputi 16 parameter, yaitu WBC (White Blood Cell), limfosit, monosit, granulosit, neutrofil, basofil, eosinofil, RBC (Red Blood Cell), HGB (Hemoglobin), HCT (Hematrokit), MCV (Mean Corpuscular Volume),
MCH
(Mean
Corpuscular
Hemoglobin),
MCHC
(Mean
Corpuscular Hemoglobin Concentration), PLT (Platelets), RDW (pembesaran trombosit), MPV (Mean Platelet Volume) (ABX Diagnostics., 1998). Prinsip pengukuran Hemoglobin pada alat ABX Micros 60 /OS/OT-16 yaitu
setiap
siklus
selalu
dilakukan
pemeriksaan
hemoglobin
dan
dibandingkan dengan analisa hemoglobin sebelumnya, 0,52 ml cairan lyse
10
dicampurkan pada 2,5 ml diluent. Reagen ini mengandung potassium ferricyanide (Fe(Cn))K dan potassium cyanide (KCN) kemudian hemoglobin dibebaskan oleh lyse yang menghancurkan eritrosit yang bergabung dengan potassium cyanide membentuk senyawa kromogen cyanmethemoglobin, senyawa itu kemudian diukur secara spektrophotometer, melalui bagian optik (ABX Diagnostics., 1998). Bahan atau sampel darah yang digunakan adalah darah EDTA dan menggunakan reagen siap pakai, terdiri dari ABX Minidil LMG, ABX Miniclean, ABX Lyse, ABX Minipack LMG (ABX Diagnostics., 1998). Keuntungan menggunakan alat ini adalah waktu pemeriksaanya lebih cepat dan menghemat waktu, teknik pemeriksaan lebih praktis, akurasi hasil mudah dievaluasi karena alat ini dapat dikontrol akurasi dan presisinya, sedangkan kelemahannya alat dan reagennya mahal. Analiser hematologi ABX Micros 60 /OS/OT-16 menggunakan metode impedensi elektrik dan absorbansi cahaya. Metode impedensi elektrik untuk menghitung dan mengukur sel darah dimana sebelum pemeriksaan, sampel diencerkan dengan menggunakan larutan yang mempunyai konduktivitas tertentu dan merupakan konduktor listrik yang kurang baik kemudian sel darah dialirkan melalui lubang kecil yang disebut orifice yang mempunyai ukuran tertentu. Pada saat yang sama, suatu arus listrik dialirkan melalui elektroda yang dipasangkan pada sisi luar dan sisi dalam orifice, karena sel darah adalah penghantar listrik yang buruk, sehingga jika sel darah masuk melalui
11
orifice tadi arus listrik yang mengalir akan terganggu, gangguan ini menimbulkan suatu pulsa. Besar pulsa akan sesuai dengan besarnya sel darah yang lewat. Jika sel darah besar,
maka pulsa yang ditimbulkan besar,
sebaliknya jika sel darah kecil maka pulsapun kecil. Dengan demikian ABX Micros 60 /OS/OT-16 dapat mengenali jenis – jenis sel menurut ukurannya dan menghitung jumlahnya (ABX Diagnostics., 1998). Analiser hematologi ABX Micros 60 /OS/OT-16 menggunakan metode absorbansi cahaya untuk mengukur konsentrasi suatu kadar hemoglobin yang dilewatkan pada cahaya monokromatis melalui suatu larutan. Apabila semakin tinggi konsentrasi zat semakin banyak cahaya yang diserap (ABX Diagnostics., 1998). Reagen yang digunakan dalam pemeriksaan hemoglobin cara Analiser dengan menggunakan ABX Micros 60 /OS/ OT-16 antara lain: - Minidil LMG
:
sebagai pengencer dan sebagai medium penghantar,
- Lyse dan Minipack LMG :
untuk melisiskan sel darah merah dan menentukan konsentrasi Hemoglobin,
- Miniclean
:
sebagai
pembersih
setelah
dilakukan
pemeriksaan (ABX Diagnostics., 1998).
12
ABX Micros 60 /OS/OT-16 adalah unit tunggal yang meliputi suatu penganalisis spesimen dan modul data. a. Penganalisis spesimen Bagian penganalisis spesimen berisi perangkat keras untuk aspirasi dilusi dan menganalisis setiap spesimen darah secara keseluruhan. b. Modul data Bagian modul data meliputi komputer, monitor, keyboard, disk drives dan printer Seteliti apapun berbagai macam pemeriksaan Laboratorium harus tetap mengacu pada pemantapan mutu. Pemantapan mutu merupakan semua kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan Laboratorium. Pemantapan mutu ada dua macam, yaitu pemantapan mutu Internal dan Eksternal. Pemantapan mutu Internal merupakan pemantapan semua kegiatan dalam Laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan Laboratorium serta untuk mencegah dan mendeteksi adanya suatu kesalahan serta memperbaikinya agar mutu hasil pemeriksaan dapat terjamin, sedangkan Pemantapan mutu Eksternal yaitu kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain diluar Laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu Laboratorium dalam bidang pemeriksaan, pemantapan mutu Eksternal dapat dilakukan dengan cara Laboratorium mengirim spesimen dan hasil pemeriksaan ke Laboratorium rujukan untuk diperiksa, dan hasilnya dibandingkan terhadap hasil pemeriksaan Laboratorium pengirim dan presentase tertentu dari hasil
13
pemeriksaan positif dan negatif dikirim ke Laboratorium rujukan untuk diperiksa ulang. Validitas hasil pemeriksaan merupakan upaya untuk memantapkan kualitas hasil pemeriksaan yang telah diperoleh melalui pemeriksaan ulang oleh Laboratorium rujukan (Depkes RI., 1999). Selain pemantapan mutu Internal dan Eksternal yang dikalibrasi juga perlu mengkalibrasi pipet, waterbath. Variabel-variabel yang mempengaruhi instrumen yaitu persiapan pasien, human error, temperatur, sumber sinar, detektor, pencatat waktu dan juga dapat mempengaruhi cara penyimpanan reagen, kontaminasi. Adapun juga spesifisitas dan sensitivitas, spesifisitas adalah seberapa baik suatu tes dalam mendeteksi hanya individu yang berpenyakit dibanding salah mengelompokkan beberapa orang sehat sebagai individu berpenyakit, sedangkan sensitivitas yaitu seberapa baik suatu tes mendeteksi suatu penyakit tanpa melewatkan beberapa individu berpenyakit yang salah klasifikasi sebagai individu sehat, sehingga sensitivitas mengukur proporsi dari individu dengan suatu penyakit. Ketelitian menunjukan seberapa saling dekat hasil yang didapat dari pengukuran yang berulang-ulang pada suatu zat dari bahan yang sama (Widmann., 2004). Untuk efektivitas pelayanan laboratorium agar hasilnya cepat, teliti dan akurat perlu adanya persiapan pra instrumen, instrumen dan pasca instrumen (Wirawan., 1996).
14
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan kadar Hemoglobin adalah: 1. Status vena pada waktu pengambilan darah menyebabkan kadar Hemoglobin lebih tinggi dari seharusnya, 2. Terjadinya bekuan darah, 3. Tidak mengocok darah sewaktu mengambil bahan untuk memeriksanya, 4. Menggunakan reagen yang tidak baik lagi ( Kadaluarsa ), 5. Menggunakan pipet 20 ul atau 5000 ul yang tidak akurat untuk itu perlu dilakukan kalibrasi pipet, 6. Perubahan tegangan listrik akan mempengaruhi pembaca serapan, 7. Darah yang lipemik dapat menyebabkan hasil yang lebih tinggi dari seharusnya.