BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Haemoglobin 1. Definisi Haemoglobin Haemoglobin adalah senyawa protein dengan besi (Fe) yang dinamakan konjungsi protein, sebagai intinya Fe dan dengan rangka protoporphyrin dan globin (tetra phyrin) dimana haemoglobin ini menyebabkan warna merah karena adanya senyawa Fe. Oleh karena itu haemoglobin dinamakan juga zat warna darah. (Depkes RI, 1985) 2. Fungsi Haemoglobin Sel darah merah mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan kembali kedalam darah vena dengan kadar CO2 keparu-paru. Ketika molekul haemoglobin memuat dan melepaskan oksigen, masing-masing rantai β tertarik terpisah (pulled apard) untuk memudahkan masuknya molekul 2.3 dipospagliserit (2.3-DPG) yang mengakibatkan merendahnya afinitas molekul untuk oksigen. (A.V.Hoffbrand, 1987) Dari uraian diatas haemoglobin didalam tubuh berfungsi untuk mengatur pertukaran O2 dari paru-paru kemudian dibawa ke jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar, membawa CO2 dari jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme keparu-paru untuk dibuang. (Depkes RI, 1989)
3. Susunan Haemoglobin
Susunan haemoglobin terdiri dari globin dan heme. Heme merupakan protein dari dua pasang rantai polipeptida. Jenis haemoglobin normal yang sebagian besar ditemukan pada manusia adalah Hb A sekitar 8% dari seluruh haemoglobin pada Hb A: rantai polipeptida terdiri dari dua rantai yang rata-rata α dan β, rantai α terdiri dari 141 asam amino dengan berat molekul kurang dari 67000. (Rusepno Hasan dan Husein Alatas, 1985) Pada orang dewasa normal sebagaian kecil dari Hb (sekitar 2-3%) terdiri dari Hb A2 yang mempunyai polipeptida dua rantai α dan dua rantai γ, rantai α berbeda dengan rantai β pada posisi asam amino. (Rusepno Hasan dan Husaen Alatas, 1985) 4. Sintesa Haemoglobin Fungsi utama sel darah merah adalah mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Untuk mencapai pertukaran gas ini sel darah merah mengandung 640 juta molekul haemoglobin. Molekul haemoglobin dewasa normal (Hb A) terdiri atas 4 rantai polipeptida B2, masingmasing dengan gugusan haemnya sendiri. Berat molekul HB A adalah 6800. Darah dewasa normal berisi sejumlah kecil Hb F dan Hb A 2 yang mengandung rantai α tetapi rantai γ dan δ masing-masing sebagai pengganti β. (Iyan Darmawan, 1987) Pergeseran utama dari haemoglobin janin ke dewasa terjadi 3-6 bulan setelah lahir. 65% haemoglobin disintesis dalam eritroblast dan 35% pada stadium retikulosit. Sintesis haem banyak terjadi di mitokondria oleh sederet
reaksi enzim kunci delta-amino laevulinic acid (ALA) yang membatasi kecepatan sintesa. Pridoksal fosfat (vitamin B6) adalah koenzim untuk reaksi yang dirangsang oleh eritroblast dan dihambat oleh haem. Akhirnya protoporpirin bergabung dengan besi untuk membentuk haem yang masing-masing molekulnya bergabung dengan rantai globin yang terbuat dari poliribosom. Kemudian tetramer 4 rantai globin dengan masing-masing gugus haemnya sendiri terbentuk dalam kantong untuk membentuk molekul haemoglobin. Aktivitas eritropoitik diatur oleh eritropoitin, yang dihasilkan oleh gabungan antara faktor ginjal dengan protein plasma rangsangan untuk produksi eritropoitin adalah tekanan O2 dalam jaringan ginjal. Bila terjadi anemia atau haemoglobin karena suatu sebab tidak mampu memberi O2 secara normal, maka produksi eritropoitin meningkat. (Iyan Darmawan, 1987)
B. Anemia 1. Definisi Anemia Anemia adalah suatu keadaan dimana haemoglobin menurun sehingga tubuh akan mengalami hipoksi sebagai akibat kemampuan kapasitas pengangkutan oksigen dari darah berkurang. (Imam Supandiman, 1994) 2. Jenis Anemia a. Anemia menurut penyebab (patogenetas) - Anemia pasca pendarahan - Anemia Hemolitik - Anemia Defisiensi
- Anemia Aplastik b. Anemia berdasarkan morfologi - Anemia mikrositer hipokrom - Anemia mikrositer normokrom - Anemia normokrom normositer (Imam Supandiman, 1994). 3. Anemia Gizi Penyebab anemia bermacam-macam tetapi yang sering terjadi di negara berkembang adalah anemia karena kekurangan gizi. Anemia gizi adalah gangguan darah yang ditimbulkan karena kekurangan satu atau lebih zat-zat esensial seperti besi, asam folat dan vitamin B12 yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk sel darah merah, zat lain yang juga diperlukan dalam proses pembentukan sel darah merah yaitu protein, vitamin C, piridoksin dan tembaga. Anemia gizi besi adalah anemia yang timbul karena kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel darah merah dan fungsi lain dalam tubuh terganggu. Anemia kekurangan besi ini yang paling umum dijumpai pada enzim gizi. Anemia juga dapat terjadi karena produksi sel darah merah yang tidak cukup sehingga akibatnya kehilangan darah atau pendarahan serta adanya perusakan oleh bibit penyakit atau parasit yang masuk dalam tubuh seperti malaria dan cacing tambang. (Suhardjo, 1983)
C. Prestasi Belajar Definisi Belajar :
1. Umar Hamalik (1975 ) mendefinisikan belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku baru berkat pengalaman dan latihan. 2. The Liang Gie ( 1975 ) mendefinisikan belajar adalah sebagai segenap rangkaian kegiatan atau aktifitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan pada dirinya yang sifatnya sedikit banyak permanen. Salah satu syarat agar proses belajar dapat berlangsung dan mendapatkan prestasi belajar yang baik maka konsekuensinya adalah perlu sediakan fasilitas – fasilitas yang memadai untuk kepentingan pendidikan maupun kepentingan kesehatan. Tujuan dari belajar adalah untuk mengembangkan semua potensi yang ada semaksimal
mungkin.
Karena
kesulitan
belajar
maka
anak
tidak
dapat
mengembangkan potensinya. Penyebab anak tidak dapat mencapai keberhasilan, yaitu : 1. Faktor endogen merupakan faktor yang berada didalam diri anak tersebut. Faktor endogen dibagi menjadi 2 yaitu, faktor fisik dan faktor psikis. Faktor fisik dapat dikelompokkan menjadi faktor kesehatan, misalnya seorang anak yang kurang sehat dengan sendirinya daya tangkap serta kemampuan belajarnya akan lebih rendah dibandingkan dengan anak yang sehat. Sedangkan faktor psikis banyak sekali yang dapat membantu dan menghambat dalam belajar. Dari faktor psikis yang paling disoroti pada saat ini adalah faktor kemampuan (intelegensia). 2. Faktor eksogen adalah semua faktor yang berada diluar diri anak, misalnya fakor keluarga yang berpengaruh seperti cara mendidik anak, hubungan orang tua dan anak, sikap orang tua, ekonomi keluarga dan suasana dalam keluarga. Faktor
sekolah yang sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan seorang anak karena hampir sepertiga dari kehidupan anak sehari – harinya berada didalam gedung sekolah. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya untuk menunjang keberhasilan anak adalah faktor masyarakat atau lingkungan. Hubungannya dengan prestasi belajar adalah kecerdasan atau intelegensia, dimana kecerdasan seorang anak selalu berkembang yang dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu : faktor bawaan, faktor gizi dan faktor lingkungan. Namun perkembangan kecerdasan tersebut dihambat oleh beberapa faktor yang dibagi dalam tiga golongan antara lain : penyebab argono biologis, psiko – sosial dan penyebab tidak diketahui. ( A. G. Somantri,1978)
D. Hubungan Kadar Haemoglobin dengan Prestasi Belajar Faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar seorang siswa adalah keadaan gizi, anemia gizi, daya tahan infeksi akibat cacing, fasilitas, stimulasi latihan, bimbingan dan sosial ekonomi lingkungan. Hubungan tersebut diatas dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi dan prestasi belajar. Gangguan salah satu variabel akan mengakibatkan menurunnya konsentrasi pada prestasi belajar, misalnya perbaikan sosial ekonomi lingkungan akan menghasilkan perbaikan keadaan gizi, dan anemia kekurangan zat besi. Daya tahan tubuh diperbaiki, morbiditas diturunkan, angka sakit berkurang, anak akan menjadi lebih sehat, dorongan belajar mudah dilakukan, daya konsentrasi dapat ditingkatkan dan akhirnya prestasi belajar dapat ditingkatkan pula. (A. G. Somantri,1978)
Setiap orang mempunyai intelegensi yang berbeda-beda. Ada yang pandai ada yang sedang dan ada yang bodoh, sehingga dalam menangkap pelajaran tiap orang juga berbeda-beda, ada yang cepat ada yang lambat. Pada anak yang mempunyai kemampuan tinggi tidak berarti anak itu tidak akan mengalami kesulitan dalam belajar. Kemungkinan kesulitan belajar tetap ada, karena anak menganggap terlalu mudah pelajaran sehingga ia segan belajar dan mungkin didalam kelas kurang mendengarkan penjelasan-penjelasan. Dari hal demikian akan mempengaruhi prestasi belajar. Sebaliknya bagi anak yang intelejensinya dibawah taraf rata-rata, karena daya kemampuannya yang rendah, anak tersebut tidak dapat menyelesaikan dan menangkap pelajaran dengan cepat seperti anak lain yang mempunyai taraf kecerdasan diatasnya. Bagi anak yang kemampuannya berada pada taraf rata-rata kadang-kadang dalam beberapa aspek kemampuannya berada di bawah rata-rata, sehingga aspekaspek tersebut membutuhkan perhatian khusus dari pihak-pihak yang mempengaruhi. (Singgih D. Gunarsa dan Yulia D. Gunarsa, 1985)
A. Pemeriksaan Haemoglobin Untuk memeriksa kadar Haemoglobin dapat digunakan bermacam-macam cara tetapi yang banyak digunakan didalam laboratorium klinik dengan cara fotoelektrik dan kolorimetrik visual. Cara fotoelektrik misalnya cara Sianmethemoglobin, cara oksihemoglobin dan cara alkali hematin. Sedangkan cara kolorimetrik visual misalnya cara Talquis, Spencer, Hoden Houser dan cara Sahli. (Depkes RI,1991)
Pengukuran
yang
masih
sering
digunakan
adalah
cara
Sahli
dan
Sianmethemoglobin. Tetapi cara Sianmethemoglobin lebih dianjurkan karena mempunyai kesalahan kurang dari 2%, sedangkan cara Sahli saat ini tidak dianjurkan karena kesalahannya besar ± 10%, cara ini sudah ditinggalkan di negara maju. Di Indonesia masih banyak dipakai pada pusat kesehatan yang kurang lengkap. Cara Sianmethemoglobin saat ini lebih dianjurkan karena selain faktor-faktor kesalahan yang relatif kecil, juga karena cara ini mudah dilakukan. Mempunyai standar yang stabil dan dapat mengukur semua jenis Haemoglobin. (Hadi Wirawan dan Erwin Silman,1996). Tabel 1 Batas Normal Kadar Haemoglobin Kelompok Anak Dewasa
Umur
Hb (g/100 ml)
6 bulan – 6 tahun
<11
6 bulan – 14 tahun
<12
Laki-laki
13
Wanita tidak hamil
12
Wanita hamil
11
( Sumber E. N. Kosasih, 1976) Dari tabel 1 batas normal haemoglobin untuk laki-laki dewasa adalah 13g% dan untuk wanita dewasa tidak hamil adalah 12g%.