BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kopi 1. Pengertian kopi Kopi adalah salah satu minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi merupakan minuman psikostimulant yang akan menyebabkan orang tetap terjaga, sehingga kopi menjadi minuman favorit terutama bagi kaum pria (Saputra E, 2008). Kopi terdiri dari dua jenis spesies, yaitu kopi arabika dan kopi robusta. Kopi arabika tumbuh pada ketinggian di atas 1.000 meter di atas permukaan laut, sedangkan kopi robusta tumbuh di bawah ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Rasa kopi robusta lebih netral, aroma kopi lebih kuat, dan kadar kafein lebih tinggi daripada kopi arabika (Sofiana N, 2011). 2. Modifikasi Kopi Kopi dapat dimodifikasi menjadi kopi tubruk dan kopi instan. a. Kopi tubruk Kopi tubruk yaitu minuman kopi yang diseduh langsung di dalam cangkir atau gelas dan akan tertinggal ampasnya di dasar cangkir. Kopi tubruk mempunyai kandungan kafein sebesar 115 mg per 10 gram kopi atau setara 1 - 2 sendok makan dalam 150 ml air (Dollemore D dan Giuliucci M, 2001).
4
b. Kopi Instan Kopi instan yaitu kopi yang telah diolah menjadi kopi yang larut tanpa sisa atau endapan bila diseduh. Kopi instan mempunyai kandungan kafein sebesar 80 mg per sachet kopi dalam 150 ml air (Tarwotjo CS, 1998). 2.
Sifat dan Struktur Kimia Kafein Kafein adalah isolat berasal dari tanaman kopi (Coffea sp), teh (Camelia
sinensis), dan biji kakao (Cacao sp), maka kafein menjadi jenis stimulan yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat (Bhara LAM, 2009). Kafein merupakan alkaloid dengan rumus senyawa kimia C8H10N4O2, dan rumus bangun 1,3,7-trimethylxanthine (Saputra Eka, 2008), berbentuk kristal panjang, berwarna putih seperti sutra dan rasanya pahit (Sofiana N, 2011). Kafein bekerja sebagai stimulan saraf pusat (SSP), jantung dan pernafasan. Efek lain dari kafein adalah relaksasi otot polos, merangsang diuresis, peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan aliran darah ke otot serta menganggu fungsi hati (Setiadi, 2007).
B. Struktur dan Fungsi Hati Hati
adalah
organ
sentral
dalam
metabolisme
tubuh.
Hati
membentuk 2% dari berat tubuh total, hati menerima 1500 ml darah per menit, atau sekitar 28% dari curah jantung, agar dapat melaksanakan fungsinya (Sibuea WH, 2005). Hati melakukan berbagai proses metabolik terhadap konstituenkonstituen darah yang mengalir sebagai produk sisa atau zat gizi. Aktifitas hati
secara langsung beredar dalam darah dan cairan tubuh lain (Sacher RA, Mcpherson RA, 2004). Hati menghasilkan empedu mencapai
1
/2 liter setiap hari. Empedu
merupakan cairan yang berwarna kuning kehijauan yang terdiri dari 97% air, pigmen dan garam-garam empedu. Zat ini disimpan dalam kantong empedu. Empedu yang disekresikan berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu daya absorbsi lemak ke usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air. Apabila saluran empedu di hati tersumbat, empedu akan masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan (Setiadi, 2007). Hati yang normal memiliki konsistensi halus dan kenyal bila disentuh, apabila hati terinfeksi suatu penyakit, maka akan terjadi pembengkakan. Akibat pembengkakan, sel hati mulai mengeluarkan enzim alanin aminotransferase ke darah. Adanya peningkatan jumlah enzim tersebut dapat membantu mendiagnosis adanya gangguan fungsi hati (Sacher RA, Mcpherson RA, 2004). Hati membantu ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun serta menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut detoksifikasi (Putheran RD, 2011). Kerusakan hati ditandai dengan terjadinya peningkatan asam glutamatoksaloasetat transaminase, aspartat aminotransferase (AST) dalam serum. Hati menghasilkan enzim arginase yang dapat merubah arginin menjadi ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk dapat mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun (Batticaca FB, 2009).
Pengkonsumsi kopi dalam jangka waktu lama menyebabkan gangguan hati. Hal ini dikarenakan, kandungan yang terdapat di dalam kopi yaitu kafein. Kelebihan kafein akan disimpan oleh tubuh dalam hati, apabila hal ini dibiarkan terus menerus akan memperberat kerja hati dan menyebabkan terjadinya gangguan fungsi hati (Cook MS, 2004). Keadaan ini ditandai dengan adanya peningkatan enzim SGPT (Bayle TJ, Leinster SJ, 1987). Bagi pengkonsumsi kopi perlu
mengimbangi
dengan
mengkonsumsi
sayuran
yang
mengandung
antioksidan untuk menurunkan resiko gangguan fungsi hati (Saputra E, 2008).
C. Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) Enzim yang paling sering berkaitan dengan kerusakan hati adalah aminotransferase yang mengkatalisis pemindahan reversibel satu gugus amino antara sebuah asam amino dan asam alfa-keto, yang berfungsi dalam pembentukan asam-asam amino yang dibutuhkan untuk menyusun protein di hati. Salah satunya adalah alanin aminotransferase yang memindahkan satu gugus amino antara alanin dan asam alfa-ketoglutamat (Sacher RA, Mcpherson RA, 2004). Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) merupakan enzim yang utama banyak ditemukan pada sel hati serta efektif dalam mendiagnosis destruksi hepatoselular. Enzim ini juga ditemukan dalam jumlah sedikit pada otot jantung, ginjal, serta otot rangka. Enzim ini digunakan untuk membedakan antara penyebab karena kerusakan hati dan ikterik hemolitik. SGPT meningkat lebih khas daripada SGOT. (Kee JL, 2003).
Prinsip pemeriksaan SGPT : L-alanin + α ketoglutarat Pyruvat + NADH2
→
↔
L-glutamat + pyruvat
menjadi laktat + NAD (Nicotinamid Adenin
Dinucleotida) GPT mengkatalisis perubahan L-alanin menjadi laktat karena pengaruh LDH dan NADH2 dan bersamaan dengan itu pula terjadi NAD.