BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Praktek Menyusui Pada seorang ibu payudara terdiri dari 15-24 lobi yang terletak radiar dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobuli yang terdiri dari acini yang merupakan penghasil air susu. Tiap lobulus mempunyai saluran halus untuk mengalirkan air susu. Saluran-saluran yang halus bersatu menjadi satu saluran untuk tiap lobus. Dimana saluran ini disebut ductus lactiferosus yang memusat menuju ke puting susu dimana masing-masing bermuara. Keadaan buah dada pada 2 hari pertama masa nifas sama dengan keadaan dalam kehamilan. Pada waktu ini buah dada belum mengandung susu, melainkan colostrum yang dapat dikeluarkan dengan memijat aerola mammae. Pada sekitar hari ke 3 postpartum, buah dada menjadi besar, keras dan nyeri. Ini menandakan permulaan sekresi air susu dan kalau aerola mammae dipijat, keluarlah cairan putih dari putting susu. 1. Perawatan Payudara Pada perawatan payudara perlu dilakukan dalam hal membersihkan payudara setiap hari dengan air yang cukup, agar terjaga kebersihannya serta tidak membiarkan puting susu kering akibat terkena udara setiap kali habis menyusui. Pada saat mengeluarkan air susu, dapat dilakukan dengan memijat dengan lembut daerah sekitar puting. Jangan memakai krim,
8
9
pelembab, atau salep karena dapat menghambat sekresi minyak bakteriostatik alami, yang dilakukan oleh kelenjar Montgomeri. Beberapa bayi tidak mau menyusu, apabila merasa atau mencium bau krim, maka payudara perlu dicuci terlebih dahulu. Selain itu penggunaan bra juga harus disesuaikan dengan kenyamanan yang dirasakan oleh ibu dan menggunakan penutup yang mudah dibuka dan cukup lebar untuk mengeluarkan payudara ketika menyusui (Bobak, 2004) 2. Keuntungan dari Menyusui Menyusui dapat mengurangi adanya perdarahan setelah melahirkan, mengembalikan tubuh ibu pada keadaan sebelum lahir, dengan pemberian ASI lebih hemat. ASI mudah diberikan kapan dan di mana saja, ibu dapat menjalin hubungan batin yang lebih akrab dengan bayi, ibu dapat lebih mudah mengenali sifat dan kemauan bayinya. Pemberian ASI pada bayi dengan tujuan karena ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi, melalui menyusui akan menumbuhkan rasa kasih sayang yang penting untuk perkembangan dan kecerdasan anak, air susu yang keluar pada hari-hari pertama (kolostrum) mengandung zat kekebalan tubuh., selain itu ASI juga bersih dan mudah diberikan. Kolustrum mempunyai peran yang penting bagi bayi karena Kolustrum adalah ASI yang keluar pada hari pertama (disebut susu jolong) yang berwarna kekuning-kuningan atau makanan khusus bayi
10
yang sangat dibutuhkan oleh bayi sebelum ASI keluar. Kolustrum terlihat berbeda, tetapi sangat penting diminum oleh bayi karena kolustrum mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi tubuh bayi dari penyakit, kolustrum merupakan makanan pertama yang harus diberikan kepada bayi sampai ASI keluar. Selain kolustrum bayi juga mendapatkan DHA dari ASI dan sewaktu masih dalam kandungan. Pastikan DHA di luar ASI dibutuhkan hanya untuk kasus bayi lahir premature, bayi baru lahir dan penyakit metabolisme misalnya gangguan liver. Manfaat DHA itu sendiri adalah merangsang penyusunan sel saraf hingga tim penampang yang baik di otak. Dengan DHA, sel-sel saraf bisa saling berorganisasi dan berhubungan dengan tepat maka anak akan bereaksi jika melihat sesuatu dan ia akan cepat merespon apa yang dia lihat. 3. Cara Menyusui Yang terpenting dalam cara menyusui ini adalah ibu merasa senang dan nyaman. Bayi dapat disusukan sambil duduk atau sambil tidur. Bayi dapat disusukan pada kedua payudara secara bergantian, tiap payudara sekitar 10-15 menit (Soetjiningsih, 1997). 4.
Lama Menyusui Pada hari-hari pertama biasanya ASI belum keluar, bayi cukup disusukan selama 4-5 menit, untuk merangsang produksi ASI dan membiasakan puting susu diisap oleh bayi. Setelah hari ke 4-5, boleh disusukan selama 10 menit. Setelah produksi ASI cukup, bayi dapat
11
disusukan selama 15 menit (jangan lebih dari 20 menit). Menyusukan selama 15 menit ini jika produksi ASI cukup dan ASI lancar keluarnya, sudah cukup untuk bayi. Dikatakan, jumlah ASI yang terisap bayi pada 5 menit pertama adalah ± 112 ml, 5 menit kedua ± 64 ml, dan 5 menit terakhir hanya ± 16 ml (Soetjiningsih, 1997). B. Perilaku (Practice) Semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dimana perilaku terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons), Mekanisme (mehanisme), Adaptasi (adaptation) (Notoatmodjo, 2003). Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan hasil dari resultasi dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal (lingkungan). Pada garis besarnya perilaku manusia dapat terlihat dari 3 aspek yaitu aspek fisik, psikis, dan sosial. Akan tetapi dari aspek tersebut sulit untuk ditarik garis yang tegas dalam mempengaruhi perilaku manusia. Secara lebih terperinci perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap. Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktorfaktor baik dari dalam maupun dari luar subyek. Dalam perilaku kesehatan menurut Lawrene Green terbagi tiga teori penyebab masalah kesehatan yaitu:
12
1. Faktor-faktor Predisposisi (Predisposing faktors) yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seesorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi. 2. Faktor pemungkin (enabling factors) adalah faktor-faktor ysng memungkinkan atau menfasilitasi perilaku atua tindakan. Artinya faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan. 3. Faktor-faktor penguat (reinforing factors) adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku berawal dari adanya pengalaman-pengalaman seseorang serta faktor-faktor diluar tersebut (lingkungan) baik fisik maupun non fisik, kemudian pengalaman dan lingkungan diketahui, dipersepsikan, diyakini, sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak, dan akhirnya terjadilah perwujudan niat yang berupa. Adapun urutan terjadinya perilaku sebagai berikut: SKEMA PERILAKU
Eksternal a. Pengalaman b. Fasilitas c. Sosio-budaya
Internal a. Persepsi b. Pengetahuan c. Keyakinan d. Motivasi e. Niat f. Sikap
Gbr.l. Skema Perilaku (Sumber : Soekidjo Notoatmodjo, 2003)
Perilaku
13
C. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan yang paling baik bagi bayi segera setelah lahir, kelebihan dan kehebatan ASI sudah tidak disangsikan lagi, baik dari segi gizi dan daya kekebalan tubuh. ASI mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan bayi dengan komposisi sesuai kebutuhan bayi (Paryanto, 1997). ASI sangat penting untuk bayi dalam masa kehidupan pertama yang diberikan setiap saat serta dapat menekan angka kematian bayi. 2. Kandungan Zat Gizi dalam ASI Kandungan zat gizi dalam ASI menurut Worthington Roberts (1993) adalah sebagai berikut : a. Karbohidrat utama pada bayi adalah laktosa. Laktosa adalah karbohidrat yang mengandung glukosa dan galaktosa. Bayi harus mendapat
kecukupan
galaktosa
karena
galaktosa
merupakan
komponen laktoplipid yang penting untuk perkembangan otak. b. Protein pada ASI adalah protein yang mudah dicerna dan mengandung zat kekebalan yang tidak didapatkan pada protein susu hewan. Bayi yang diberi susu formula kemungkinan akan intoleran, sehingga akan timbul diare, sakit perut, eksim dan mungkin asma. c. Lemak merupakan sumber energi utama pada ASI, kandungan lemak pada ASI yang keluar terakhir pada setiap periode menyusui mengandung banyak lemak. Pada saat menyusui bayi, usahakan
14
sampai payudara kosong, karena sangatlah penting untuk menjaga kecukupan energi sang bayi. ASI mengandung asam lemak essensial (ALE) yang tidak ada dalam susu sapi atau susu formula. ALE berguna untuk perkembangan otak dan fungsi penglihatan. Pada susu formula saat ini sudah ditambah ALE, tetapi dari berbagai penelitian didapatkan bahwa bayi yang mendapat ASI mempunyai nilai IQ yang lebih tinggi dibandingkan susu formula bahkan yang sudah diberi suplementasi ALE. ASI juga mengandung BSSL (bile salt stimulated lipase) yang berguna untuk pencernaan lemak. d. Selain itu terdapat banyak mikronutrien pada ASI dalam bentuk vitamin dan mineral. Beberapa vitamin dan mineral yang penting adalah vitamin A, D, E, K yang larut dalam lemak dan vitamin B6, B12, asam folat dan vitamin C yang larut dalam air. Beberapa mineral penting adalah besi, kalsium, zinc, iodine dan fosfat. Besi dalam ASI mudah diserap. Hanya sekitar 10% zat besi yang terkandung dalam susu sapi diserap oleh pencernaan bayi, sebaliknya besi yang ada dalam ASI dapat diserap sampai 70%. e. ASI juga mengandung antibodi antara sigA, laktoferin, lisosim dan cytokone, serta masih banyak hormon dan enzim lain yang sampai saat ini masih diteliti kegunaannya (Mexitalia, 2003).
15
Berdasarkan kandungan zat gizi yang ada dalam ASI maka dapat disimpulkan bahwa mengandung lebih dari 100 jenis zat gizi dalam ASI antara lain AA, DHA, Taurin dan Spningomylin yang dibutuhkan untuk perkembangan otak bayi. Maka sang ibu perlu mengetahui hal ini. 3. Manfaat ASI Manfaat ASI adalah sebagai berikut : a ASI mudah dicerna b ASI mengandung zat gizi berkualitas tinggi, berguna untuk kecerdasan dan pertumbuhan c ASI mengandung zat kekebalan, melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi d ASI selalu aman dan bersih e ASI tidak pernah basi f
ASI mempunyai suhu yang tepat, dapat langsung diminumkan
g ASI menghindarkan bayi dari alergi dan diare (Depkes, 1994) ASI mempunyai komposisi yang berbeda dengan susu mamalia yang lain dan disesuaikan dengan kebutuhan jenisnya, jadi diharapkan pemberian ASI eksklusif sangat diperlukan bayi dan dianjurkan untuk tidak memberikan susu formula, karena ASI secara khusus disesuaikan untuk bayinya sendiri misalnya ASI dari seorang ibu melahirkan bayi premature maka komposisinya akan berbeda dengan ASI yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Dan komposisi ASI dari seorang ibu berbeda-beda.
16
ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan menyusui yang benar, ASI dapat sebagai makanan tunggal yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi secara normal sampai usia 6 bulan. 4. Pola Pemberian ASI a. Bayi usia 0-6 bulan 1. Bayi hanya diberi ASI saja. 2. Berikan kolostrum. b. Bayi usia 6-12 bulan 1. Teruskan pemberian ASI 2. Berikan makanan lembek 3 x sehari dengan takaran yang cukup serta berikan makanan selingan 1 x sehari 3. Perkenalkan bayi dengan beraneka ragam makanan (Depkes, 1994) c. Anak usia 12-24 bulan 1. Teruskan pemberian ASI 2. Berikan makanan keluarga 3 x sehari 3. Berikan makanan selingan 2 x sehari 4. Berikan beraneka ragam makanan setiap hari (Depkes, 1994) Jika
seseorang
mengikuti
pedoman
dalam
pemberian
ASI
diharapkan akan memberikan ASI dengan cara yang benar serta menguntungkan bagi ibu khususnya primipara yang masih minim pengetahuannya, serta akan mendukung status gizi bayi. Tidak sulit memberikan ASI eksklusif selama 4 bulan pada bayi pada bulan pertama.
17
Pada pemberian ASI dilakukan pemerasan ASI dengan tujuan agar bayi sehat, terlebih pada saat ibu menghadapi keadaan yaitu Berat bayi lahir rendah, bayi baru lahir kurang sehat, ibu bekerja disarankan melakukan pemerasan ASI sebanyak mungkin sebelum ibu berangkat dan tinggalkan untuk bayi dirumah. 5. Keunggulan ASI Keunggulan ASI sendiri adalah : 1) komposisinya paling sesuai untuk kebutuhan bayi dan mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta hormonal yang dibutuhkan bayi; 2) meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap penyakit; 3) memperlebar jarak kehamilan; 4) mudah digunakan; 5) mempererat kasih sayang antara ibu dan bayi. Bagaimanapun juga hanya ASI yang terbaik hingga umur 4 bulan. Jika ibu bayi mengetahui keunggulan ASI maka akan menguntungkan bagi semua pihak terutama akan terjalin rasa kasih sayang antara ibu dan bayinya (Depkes,1994). 6. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif a. Perubahan sosial budaya 1) Ibu-ibu yang bekerja atau kesibukan sosial lainnya 2) Meniru teman, tetangga baru, atau orang terkemuka yang memberikan susu botol kepada anaknya 3) Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya b. Faktor Psikologis 1) Merasa takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita
18
2) Tekanan batin c. Faktor fisik ibu : ibu sakit misalnya mastitis, panas dan sebagainya d. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI e. Meningkatkan promosi susu kaleng sebagai penganti ASI f. Penerangan yang salah justru datangnya dari petugas kesehatan sendiri yang
menganjurkan
penggantian
ASI
dengan
susu
kaleng
(Soetjiningsih,1997). 7. Kendala pemberian ASI ( terutama ASI eksklusif) Berbagai kendala yang dihadapi dalam pemberian ASI yang menghambat pemberian ASI menurut DepKes 1994 adalah: a. Perilaku menyusui yang kurang mendukung misalnya membuang kolostrum karena dianggap tidak bersih dan kotor. b. Pemberian makanan/minuman sebelum ASI keluar c. Kurangnya rasa percaya diri ibu bahwa ASI cukup untuk bayinya d. Ibu kembali bekerja setelah cuti bersalin, yang menyebabkan penggunaan susu formula secara dini, sehingga menggantikan kedudukan ASI. Hal ini diperberat dengan adanya kecenderungan meningkatnya peran ganda wanita saat ini. e. Gencarnya promosi susu formula, baik melalui petugas kesehatan ataupun media massa. f. Sikap petugas kesehatan yang kurang dalam mendukung tercapainya keberhasilan pemberian ASI
19
g. Lemahnya perencanaan terpadu dalam program pemberian ASI Rendahnya pemberian ASI ekskusif di keluarga menjadi salah satu pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita. Maka untuk membantu ibuibu yang menyusui diperlukan langkah-langkah yang akurat dalam menuju keberhasilan dalam menyusui. Menurut peraturan pemerintah No 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional yaitu: a. Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui b. Melatih staf pelayanan kesehatan dengan ketrampilan c. Menjelaskan pada para ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya melalui unit rawat jalan dan memberikan penyuluhan tentang manfaat ASI dan rawat gabung, perawatan payudara, makanan ibu hamil dan lain-lain. d. Membantu ibu-ibu menyusui bayinya 30 menit setelah melahirkan. e. Memperlihatkan kepada ibu tentang cara menyusui dan cara mempertahankannya, melalui penyuluhan di ruang perawatan. f. Tidak memberikan makanan/minuman selain ASI pada bayi baru lahir g. Memberikan ASI kepada bayi tanpa jadwal Mengingat besarnya manfaat ASI bagi bayi, keluarga, masyarakat dan negara maka perlu serangkaian upaya yang dilakukan secara terus menerus dalam peningkatan pemberian ASI dan kesadaran semua pihak. D. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang melakukan pengideraan terhadap suatu objek tertentu melalui panca indera manusia yakni
20
indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dimana sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003) Menurut Notoatmodjo (2002) pengetahuan (Knowledge) adalah hasil dari manusia yang terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain. Pengalaman adalah guru yang baik merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa lalu. 1. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu : a. Tahu (Know) Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh beban yang dipelajari. Dimana ibu-ibu mengetahui tentang manfaat ASI ekslusif dan praktek menyusui. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Dimana ibu-ibu mampu memahami dan
21
menjelaskan dengan benar akan manfaat ASI ekslusif dan praktek menyusui. c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). apabila terjadi para ibu mampu melakukan praktek menyusui sendiri. d. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek didalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama yang lain, sehingga ibu-ibu dapat menganalisis manfaat ASI ekslusif serta dapat melakukan praktek menyusui. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Sehingga dapat memberikan pengetahuan serta pengalaman yang berarti bagi ibu-ibu dan mengetahui manfaat ASI ekslusif dan praktek menyusui. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi
berkaitan
dengan
pengetahuan
untuk
melakukan
penilaian terhadap suatu materi objek. Penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang
22
telah ada, sehingga hasil penilaian tersebut dapat memberikan arti penting bagi ibu-ibu yang memberikan ASI esklusif kepada bayinya. Tetaplah disadari adanya kemungkinan bahwa seseorang belum tentu bertindak atas dasar pengetahuan yang dimiliki, dan begitu pula seseorang belum tentu bertindak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Hal ini disebabkan oleh sistem kepribadian individu yang terbentuk akibat pendidikan dan pengalaman (Notoatmodjo, 2003). 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah umur, pendidikan, pekerjaan, lingkungan, sosial ekonomi, informasi dan pengalaman. Umur berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan karena kemampuan mental yang diperlukan untuk mempelajari dan menyusun diri pada situasi-situasi baru, seperti mengingat hal-hal yang dulu yang pernah dipelajari, penalaran analogi, dan berpikir kreatif dan bisa mencapai puncaknya (Hurlock, 1993). Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, sumber informasi, dan pengalaman. Menurut Notoatmodjo (2002) menyatakan bahwa pendidikan memberikan suatu nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru. Pengetahuan juga diperoleh melalui kenyataan dengan melihat dan mendengar sendiri, serta melalui alat-alat komunikasi, misalnya membaca, mendengar radio, melihat televisi. Selain itu pengetahuan diperoleh sebagai akibat pengaruh dari hubungan orang tua, kakak adik, tetangga, kawan-kawan dan lain-lain.
23
Sosial ekonomi mempengaruhi tingkat pengetahuan dan perilaku seseorang dibidang kesehatan, dalam memperoleh informasi berupa fasilitas dan media informasi, maka banyak wanita menengah dan golongan atas yang walaupun menjadi ibu dan pengatur rumah tangga tetapi tidak mau pasif, tergantung orang lain, dan tidak berkorban diri secara tradisional dan berkeinginan untuk mandiri (Notoatmodjo,2002). E. Pengalaman Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dilakukan dan tersimpan dalam memori sebagai penambahan pengetahuan ke dalam ingatan jangka panjang, yang akhirnya pengalaman tersebut menjadi suatu pengetahuan yang berasal dari keterangan (Waridjan, 1991). Dalam hal ini pengalaman seorang ibu yang menyusui akan mempengaruhi dalam pemberian ASI eksklusif pada bayinya di kemudian hari, serta mengetahui segala kekurangan yang ada. F. Jumlah Anak Merupakan bagian dari suatu keluarga dan biasanya berjumlah lebih dari satu. Adapun jumlah anak ini biasanya hidup pada suatu keluarga yang mempunyai orangtua (DepKes RI,1993). Jumlah anak dalam suatu keluarga akan mempengaruhi kebutuhan anak tersebut, artinya semakin banyak jumlah anak yang ada pada suatu keluarga semakin berkurang perhatian dan kebutuhan terutama dalam hal pemberian ASI Eksklusifnya menjadi kurang.
24
G. Kerangka Teori Karakteristik ibu menyusui 1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Pendapatan
Faktor Prediposisi 1. Tingkat Pengetahuan 2. Sikap 3. Nilai 4. Kepercayaan 5. Motivasi Praktek Pemberian Faktor Pendukung 1. Fasilitas Fisik : kesehatan: puskesmas, rumah sakit, posyandu 2. Fasilitas umum: media informasi (koran, TV, Radio)
Faktor Penguat 1. Sikap Petugas kesehatan 2. Perilaku
(Sumber : Lawrence Green dalam Notoatmodjo, 2003)
ASI Eksklusif
25
H. KERANGKA KONSEP Variabel Independent
Variabel Dependent
Karakteristik ibu menyusui 1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Pendapatan
Praktek Pemberian ASI Eksklusif
Tingkat Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif
Keterangan : : Area yang di teliti
I. VARIABEL PENELITIAN Variabel penelitian terbagi menjadi 2 yaitu : 1. Variabel Dependen (terikat): Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah praktek pemberian ASI eksklusif yang merupakan faktor efek yang ditentukan oleh tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif. 2. Variabel Independent (bebas) Dalam penelitian ini variabel independennya adalah karakteristik dan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif yang merupakan suatu faktor yang mempengaruhi praktek menyusui.
26
J. HIPOTESA Ha : Ada hubungan antara karakteristik dan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan Praktek pemberian ASI eksklusif di Desa Bulusari Kecamatan Sayung Kabupaten Demak