BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1
Landasan Teori 2.1.1. GARBARATA Garbarata sendiri memiliki banyak nama, mulai dari jet bridge, aerobridge,
hingga belalai gajah. Garbatara memiliki bentuk yang dapat disesuaikan dengan kondisi gate terminal yang ada. Garbarata adalah suatu sistem yang dimanfaatkan untuk kegiatan perjalanan penumpang, baik saat akan masuk maupun turun dari pintu pesawat terbang yang sedang mendarat dibandara udara. Garbarata ini dipasag untuk memudahkan pelayanan penumpang pesawat serta untuk melindungi penumpang dari terik matahari maupun pada saat hujan lebat. Peralatan ini akan menggantikan sistem tangga untuk menuju pesawat, yang sering kali menghambat waktu dengan adanya antrian di sekeliling tangga pesawat [1].
2.1.2 Bagian Penggerak Garbarata 1. Motor Vertikal Fungsi: Untuk pergerakan naik dan turun Garbarta, menggunakan motor 3 phasa 3,7 KW
9 http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Gambar 2.1 : motor vertikal 2. Motor Horizontal Fungsi : Untuk pergerakan maju, Mundur, Belok kiri dan kanan Garbarata, menggunakan motor 3 phasa 5,5 KW
Gambar 2.2: Motor horizontal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
3. Motor Cabin Fungsi : Untuk pergerakan Cabin ke kanan dan kiri, menggunakan motor 3 phasa 0,4 KW
Gambar 2.3: Motor Cabin
4. Motor Canopy Fungsi: Untuk pergerakan Curtain Canopy Naik dan turun, menggunakan motor 1 Phasa 0,22 KW
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Gambar 2.4: Motor Canopy
2.1.3 INDIKATOR – INDIKATOR PADA GARBARATA 1. POWER ON Indikator yang menunjukkan Arus listrik telah siap untuk mengoperasikan Garbarata melalui panel control console.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Gambar 2.5: Panel control console
2. SLOW DOWN Indikator yang memberikan informasi bahwa garbarata dalam posisi bergerak pelan ( peringatan agar operator waspada ).
gambar 2.6: Indikator slow down
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
3. AUTOLEVEL ON Mode
otomatis
Garbarata
pada
saat
docking
pesawat
berlangsung, untuk pengendalian gerakan Garbarata agar tidak menyentuh pintu pesawat. Semua tombol operasi manual tidak berfungsi, operasi naik/turun Garbarata secara otomatis.
Gambar 2.7: Indikator auto level ON 4. MAXIMUM SWING Garbarata dalam posisi swing ke kanan atau ke kiri maximum. Semua operasi dihentikan.
Gambar 2.8: Indikator maximum swing
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
5. TUNNEL SLOPE Jika lampu ini menyala berarti batas maximum turunnya cabin telah tercapai dan Garbarata tidak dapat turun lagi, tetapi dapat naik.
Gambar 2.9: Indikator tunnel slope 6. CANOPY DOWN Pada saat canopy bekerja untuk menutup pintu pesawat, lampu ini menyala, pergerakan maju tidak berfungsi hanya bisa mundur
gambar 2.10: Indikator canopy down
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
7. CABIN TOUCH Menyala jika Bumper Garbarata telah menyentuh pesawat, gerak maju, naik dan turun dihentikan, Garbarata hanya bisa bergerak mundur.
gambar 2.11: Indikator cabin touch 8. CABIN ROTATION LIMIT Indikator menyala Posisi cabin maximum ke kiri atau ke kanan
Gambar 2.12: Indikator cabin rotation limit
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
9. OVERSTEER Posisi roda bogie pada posisi maximum belok ke kanan ataupun ke kiri, anda tidak diperkenankan meneruskan perintah belok, karena akan sangat membahayakan sistem perkabelan pada bogie, kalau tetap diperintahkan untuk belok maka limit switch back up akan bekerja dan sistem steer akan berhenti dan tidak dapat di fungsikan kembali
gambar 2.13: Indikator over steer 10. FULL EXTEND / RETRACT Full extent bertarti posisi garbarata dalam kondisi terpanjang dan sudah tidak dapat maju lagi, demikian juga sebaliknya full retract adalah posisi Garbarata dalam kondisi terpendek dan tidak dapat mundur lagi.
Gambar 2.14: Indikator full ext/retc
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
11. KODE ERROR Kode Error
pada Garbarata adalah kejadian
fault pada
Garbarata yang di tampilkan dengan kode angka pada sebuah tampilan seven segmen yang meliputi : 01 : limit switch rotunda maximum swing 02 : Lomit switch steer right 03 : limit switch steer left 04 : limits switch cabin 05 : limit switch coloumn fault 06 : autolevel warning 07 : overload motor horizontal 08 : overload motor verticcal 09 : overload motor cabin 10 : overload motor cabin 11 : fuse autolevel 12 : ultimate autolevel 13 autolevel not contact 14
autolevel not out
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
2.2
Tinjauan Umum Programmable Logic Controller PLC adalah komputer yang dirancang untuk penggunaan pada mesin. Tidak
seperti komputer pada umumnya, pengontrol ini telah dirancang untuk bekerja pada lingkungan industri dan dilengkapi dengan input/output khusus. PLC adalah merupakan alat pengontrol digital yang dapat di program, dapat menggantikan relai, timer, counter, control pcb card dan di rancang untuk dapat beroperasi secara digital dengan menggunakan memori sebagai media penyimpanan intruksi – intruksi internal untuk dapat menjalankan fungsi – fungsi logika, seperti fungsi pencacah, fungsi urutan proses, fungsi pewaktu, fungsi aritmatika dan fungsi lain dengan cara memprogramnya[3].
Gambar 2.15: Model PLC ( Programable Logic Controller )
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
PLC juga dapat melakukan kontrol analog ( temperatur, tekanan dll ) kontrol servo motor, kontrol steper motor. Program – program dibuat kemudian dimasukkan ( download ) dalam PLC melalui programmer/monitor, pembuatan program dapat digunakan computer sehingga dapat mempercepat hasil pekerjaan. Fungsi lain pada PLC dapat digunakan untuk memonitor jalannya proses pengendalian yang sedang berlangsung, sehingga dapat dengan mudah dikenali urutan kerja ( work sequence ). Kemampuan tersebut hampir tidak mungkin dapat dilakukan dengan menggunakan pengontrol konvensional yang berupa panel kontrol dengan relai sebagai komponen utama. Sekarang telah banyak beredar berbagai macam merek dan tipe dari PLC antara lain Festo, Omron, Hyundai, Mitsubishi, Matshusita, Idec, dan masih banyak lagi.
2.2.1 Kelebihan dan Kekurangan PLC Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh PLC di banding dengan kontrol relai konvensional[2], yaitu : 1). Fleksibel ( keluesan ) Sebelum ditemukannya PLC, setiap mesin mempunyai alat control / pengendali tersendiri dimisalkan terdapat 15 buah mesin, maka alat pengendali yang diperlukan juga terdapat 15 buah. Lain halnya sekarang ini dengan adanya PLC maka untuk beberapa mesin hanya memerlukan satu buah PLC saja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
2). Deteksi dan koreksi kesalahan lebih mudah setelah desain program kontrol telah selesai di buat, kemudian dimasukkan dalam PLC dengan cara memprogramnya, maka program tersebut dapat dengan mudah diubah dengan menggunakan keyboard hanya dalam beberapa menit saja. Setelah itu program kembali dapat dijalankan. Jika masih terdapat kesalahan maka dapat dikoreksi dengan menggunakan diagram tangga
(ladder diagram) sehingga koreksinya
dapat dengan segera dilakukan. 3). Harga relatif murah Perkembangan teknologi memungkinkan untuk meningkatkan beberapa fungsi dengan bentuk dan ukuran yang semakin kecil tentunya hal ini juga menurunkan harga pembuatan yang mahal. Salah satu fungsi yang sekarang
terus
ditingkatkan
adalah
modul
Input
/
Output
(masukan/keluaran). 4). Pengamatan visual ( visual observation ) Operasi PLC saat menjalankan program yang telah di buat dapat di lihat dengan teliti dengan menggunakan layar komputer, sehingga ini sangat memudahkan dalam
proses
pencarian, pengamatan, atau dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
pembenahan program. Dengan demikian proses pembenahan hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat. 5). Kecepatan operasi ( speed of operation ) Kecepatan operasi PLC sangat cepat. Kecepatan operasi ini adalah mengaktifkan fungsi – fungsi logika hanya dalam waktu beberapa milidetik,
dikarenakan
rangkaian
elektronik
sehingga
operasinya
sangatlah cepat, berlainan saat digunakan relai magnetic, yang mempunyai kecepatan operasinya lebih lambat. 6). Dokumentasi mudah Hasil program PLC dapat dicetak dengan mudah hanya dalam beberapa menit saja bila dibutuhkan, sehingga dapat dengan mudah dalam pencarian arsip gambar kontrol . Selain terdapat banyak kelebihan terdapat pula pula beberapa kekurangan yang dimiliki PLC yaitu: 1). Teknologi baru, sehingga dibutuhkan waktu untuk mengubah sistem konvensional yang telah ada. 2). Keadaan lingkungan. Untuk proses seperti pada lingkungan panas yang tinggi, vibrasi yang tinggi penggunaannya kurang cocok, karena dapat merusak PLC.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Gambar 2.16: Sistem Layout dan Hubungan PLC
2.2.2 Bagian – bagian Utama Dalam PLC Dalam sistem PLC terdapat 4 ( empat ) komponen bagian utama, keempat komponen bagian utama tersebut adalah[3] : 1).
Unit pemroses pusat ( CPU ) Sesuai dengan namanya unit ini merupakan tempat/alat digunakan
sebagai pusat pemrosessan semua instruksi – instruksi atau perintah – perintah yang diberikan ke PLC. Untuk menyingkat penyebutannya, kadang – kadang alat ini hanya disebut dengan prosesor. Pada unit ini penyusun utama terdiri dari rangkaian – rangkaian elektronik yang rumit dan kompleks. Saat suatu perintah diberikan ke unit ini, maka perintah itu akan diterima, diterjemahkan, kemudian dipecahkan dalam kode – kodenya, kemudian kode – kode diteruskan ke unit – unit lain sebagai perintah untuk melaksanakan tugas yang diterimanya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Keberadaan suatu chip mikroprosesor dipengaruhi unjuk kerjanya pada kapasitas pemrosessan bit-nya dan juga oleh clock atau frekuensi kerjanya. Suatu prosesor dengan kapasitas pemrosesan 8 bit, maka dapat diandaikan bahwa prosesor tersebut mempunyai 8 jalur pintu masukan sebagai penerima bit – bit instruksi. Dalam CPU terdapat memori, memori adalah rencana pengendali atau program yang dilakukan atau disimpan pada pengontrol. Informasi yang disimpan dalam memori berhubungan dengan cara data input dan output harus diproses. Kompleksitas program menentukan besarnya memori yang diperlukan. Elemen memori menyimpan potongan individual dari informasi yang disebut bits (binary digits). Ukuran CPU sangat penting sesuai dengan internal memori yang diperlukan
untuk
menjalankan
program.
Pengendalian
untuk
pengoperasian kecil hanya memerlukan unit PLC yang mempunyai memori yang terbatas, sedangkan untuk pengoperasian yang besar tentu saja dibutuhkan PLC yang mempunyai kemampuan penyimpanan memori yang lebih besar dan juga memiliki fungsi yang lebih besar. Memori dapat digolongkan menjadi dua kategori[2] : mudah menguap (Volatile) dan tidak mudah menguap (Non volatile). Memori yang mudah menguap akan kehilangan informasi yang disimpannya jika daya yang mengoperasikan hilang atau lepas. Memori yang mudah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
menguap, mudah diganti, dan sangat cocok untuk sebagian aplikasi apabila didukung dengan baterei cadangan. Memori yang tidak mudah menguap dapat menahan
informasi yang disimpan ketika daya
dihilangkan dengan tidak sengaja atau disengaja. PLC banyak menggunakan jenis piranti memori yang mudah menguap (volatile memory) yaitu memori yang akan kehilangan data yang tersimpan didalamnya
pada
saat
catu
daya
dihilangkan
sehingga
untuk
mempertahankan isi data tersebut maka biasanya di pasang baterei cadangan (back up baterey) dan tidak mudah menguap (non – volatile memory) yaitu memori yang tidak mudah yang tidak akan kehilangan datanya meskipun catu daya ke memori tidak ada. Dari dua kategori di atas, terdapat beberapa paket memori. (a). ROM (Read Only Memory) ROM (Read Only Memory) adalah memori tak volatil yang digunakan untuk menyimpan data secara permanen. Sistem operasi dasar disimpan secara permanent dalam ROM (Read Only Memory / memori hanya baca). Disebut memori hanya baca dan merupakan kategori memori yang tidak menguap karena chip ini di rancang sehingga byte – byte yang tersimpan tidak diubah dengan cara apapun. Kegunaan utama ROM dalam CPU adalah untuk menyediakan suatu program yang disebut monitor atau bug.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Sebuah ROM, misalnya program monitor atau pembangkit karakter yang merupakan bagian penting dan banyak dipakai dalam perancangan mikroprosesor, perlu dibuat pola programnya.
Gambar 2.17: Blok diagram CPU PLC
(b). RAM (Random Access Memory) Untuk pemakaian pembuatan program perlu disimpan dalam memori yang dapat diubah – ubah dan dihapus yang disebut Random Access Memory (RAM) memori ini termasuk kategori memori yang mudah menguap (Memori Volatil), dan disimpan secara tidak permanen, jika
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
catu daya masukannya hilang maka data dalam memori juga akan hilang sehingga untuk menjaga data agar tidak hilang maka perlu dipasang baterei pendukung (backup batterey). (c). PROM (Programmable Read Only Memory ) PROM dapat berfungsi sama halnya dengan ROM tetapi PROM dapat diprogram oleh pengguna maupun pabrik, namun sekali diprogram PROM tidak dapat diubah lagi. (d). EPROM (Erasable Read Only Memory) Kerugian utama dari PROM tidak bisa diprogram ulang. Dengan demikian kesalahan dalam program tidak bisa dibetulkan. EPROM mengatasi persoalan ini. Pengguna dapat menghapus data yang telah tersimpan dan mengubah programya, penghapusan program dapat dilakukan dengan menyinari sel memori dengan sinar ultra ungu lewat “jendela“ yang ada pada IC. (e). EEPROM ( Electrical Erasable Read Only Memory ) Untuk jenis memori ini, isi dapat dihapus dan diprogram ulang di tempat dengan menggunakan isyarat elektronis yang sesuai.. 2).
Programmer / monitor Programer / monitor merupakan suatu alat yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan PLC. Dengan menggunakan programmer /
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
monitor memungkinkan pemakai untuk mengedit dan memonitor program dengan terhubung ke unit prosesor dan akses ke memori. Unit pemrograman berupa displai kristal cair LCD (liquid crystal display) dan keybord terdiri dari kunci numerik, kunci perintah pemrograman, dan kunci spesial yang di sebut Hand held Programer atau keybord dan unit displai video[2]. Display video menawarkan keuntungan penampilan logika dalam jumlah yang besar pada layer dan penyederhanaan interpretasi program.
Gambar 2.18: Alat pemrograman
3).
Masukan dan keluaran PLC Bagian masukan dan keluaran terdiri dari modul input dan output,
Sistem
Input/output
membentuk
interface
dengan
peranti
yang
dihubungkan pada pengontrol. Tujuan interface ini adalah untuk kondisi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
berbagai sinyal yang di terima dari atau dikirimkan ke piranti external. Piranti input seperti tombol – tekan, saklar pembatas (limit switch), sensor, saklar pemilih dan tranduser – tranduser lain yang dihubungkan keterminal pada modul input. Piranti output seperti motor kecil, starter motor, keran solenoid dan lain – lain, piranti tersebut disebut sebagai input output medan atau “ real world “ Istilah medan atau real world digunakan untuk membedakan peranti external dengan program internal yang meniru funfsi relai, timer, dan pencacah[2].
Gambar 2.19: Sistem Input / Output ( I/O ) Modul interface input menerima sinyal dari mesin atau piranti proses (misalnya 120 Vac) dan mengubahnya menjadi sinyal (5 Vdc) yang dapat digunakan pengontrol. Modul interface output mengubah sinyal (misalnya 5 V dc) menjadi sinyal eksternal (misalnya 120 V ac) yang digunakan untuk mengendalikan mesin atau proses. Ada banyak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
jenis input dan output yang dapat dihubungkan pada pengontrol yang dapat di program, dan dapat dibagi menjadi dua grup: digital (juga disebut diskrit) dan analogi, tabel 2.1 dan 2.2 menunjukkan berbagai jenis masukan dan keluaran yang dapat di hubungkan dengan PLC. Tabel 2. 1. Jenis Masukan dan Tranduser NO 1 2 3 4 5 6 7
Tranduser Saklar / Tombol/tekan / Push button Saklar batas / limit switch Saklar aliran Saklar tekanan Thermo couple Strain gage Thermistor
Besaran Gerakan posisi Gerakan posisi Gerakan aliran Gerakan tekanan Temparatur Tekanan / Gerakan Temperature
Tabel 2. 2 . Jenis Keluaran NO 1 2 3 4 5 6
Keluaran Relay Kontaktor Lampu Elektrovalve Buzzer Alat ukur
Besaran Kontak bebas Kontak bebas Cahaya Gerak magnet Bunyi Tampilan
Tiap modul I/O diberi daya oleh sumber tegangan suplai – medan. Karena tegangan tersebut dapat berbeda magnitude maupun jenis, maka modul I/O dapat dijumpai pada berbagai batas kerja tegangan dan arus ac dan dc. Kedua tegangan dan arus harus cocok dengan persaratan listrik dari sistem yang dihubungkan. Ada 4, 8, 12, 16 dan 32 terminal per
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
modul. Pemanufaktur PLC membuat modul input dan output yang beraneka ragam. Sinyal dihubungkan pada PLC melalui modul input. Modul input melakukan empat tugas pada sistem pengendali PLC :
Merasakan sinyal yang diterima dari sensor pada mesin.
Mengubah sinyal input menjadi level tegangan yang betul pada plc tertentu.
Mengisolasi PLC dari fluktuasi pada tegangan atau arus sinyal.
Memilih sinyal ke PLC yang menunjukkan sensor mana yang memulai sinyal.
(a). Diagram Blok
(b). Diagram Pengawatan Gambar 2.20: Modul Input Antar muka Arus Bolak – Balik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Gambar diatas menunjukan diagram block dan pengawatan yang disederhanakan untuk dua input interface ac. Rangkaian input disusun oleh dua bagian pokok : bagian daya dan logika . Bagian daya dan bagian logika biasanya di rangkai bersama – sama dengan suatu rangkaian, yang secara listrik memisahkan keduanya. Jika ada masukan misalnya sebuah tombol yang ditekan maka tegangan ac masuk pada penyearah dan menghasilkan tegangan level rendah , yang diberikan pada led dan isolator optis. Diode zener mengatur level minimum tegangan yang dapat dideteksi. Ketika sinar LED mengenai transistor foto, sinar itu akan berubah kedalam konduksi, dan status tombol – tekan dikomunikasikan dengan logika atau tegangan dc level rendah ke prosesor. Isolator optik tidak hanya memisahkan tegangan input ac tinggi dari rangkaian logika, tetapi juga mencegah kerusakan pada prosesor karena tegangan kejut (transient). Modul interface dari kontrol yang dapat diprogram bertindak sebagai saklar dari suplay daya pemakai untuk mengoperasikan output. Output yang paling sering digunakan untuk menghubungkan daya pada beban dalam pengontrol yang dapat diprogram yaitu : Relai untuk beban ac dan dc Triac untuk beban ac saja
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Transistor untuk beban dc saja
( a ) Diagram Blok
( b ) Diagram Pengawatan Gambar 2.21: Modul Output Antar Muka Arus Bolak – Balik
2.3
Perangkat lunak dan dasar dasar pemrograman PLC 2.3.1 Perangkat lunak PLC Perangkat keras PLC tidak akan dapat berbuat apa – apa tanpa adanya perangkat lunak. Teknologi canggih dari perangkat keras akan berfungsi bila instruksi – instruksi tertentu telah diberikan kepadanya. Instruksi – instruksi tersebut disebut dengan perangkat lunak ( software ) [4]. Instruksi – instruksi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
perangkat lunak ditulis oleh manusia untuk mengaktifkan fungsi dari perangkat keras PLC misalnya kontaktor, relay, DLL.
Gambar 2.22: Contoh Perangkat Lunak PLC
Setiap merek PLC mempunyai software pemrograman yang berbeda sesuai dengan yang dibuat oleh pabrik pembuat PLC tersebut, namun bahasa program yang digunakan rata – rata mempunyai bentuk yang hampir sama yaitu menggunakan bahasa tangga ( ladder diagram ). Gambar 2.8 merupakan contoh perangkat lunak PLC dari IDEC yang digunakan untuk pemrograman pada PLC tipe FC5A – D32K3.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
2.3.2 Dasar – dasar pemrograman PLC Pada PLC diagram kontrol dinamakan dengan diagram tangga (leader). Dinamakan diagram tangga dikarenakan bentuknya menyerupai tangga (bersusun seperti tangga)[3]. Logika relai tangga adalah bahasa pemrograman grafik yang dirancang untuk mewakili sedekat penampakan sistem relai yang diberi pengawatan. Bahasa diagram tangga pada dasarnya adalah perangkat simbol dari perintah yang digunakan untuk menciptakan program pengontrol. Simbol perintah tangga tersebut disusun untuk memperoleh logika kontrol yang diinginkan yang di edit pada memori PLC, bahasa diagram tangga juga disebut sebagai simbologi kontak. Gambar – gambar contoh diagram tangga selanjutnya merupakan contoh dari perangkat lunak pemrograman dari PLC IDEC tipe FC5A – D32K3.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Gambar 2.23: Contoh Pemrograman dengan Diagram Tangga
Fungsi utama diagram logika tangga adalah mengontrol output didasarkan pada kondisi input (masukan) kontrol ini dicapai melalui penggunaan anak tangga . untuk melengkapi entri dari perintah jenis relay, anda harus memberikan
bilangan alamat
padanya. Bilangan alamat
menunjukan input PLC yang dihubungkan pada alat input dan output PLC yang akan menggerakkan alat output. Dalam mendisain suatu program menggunakan plc harus tahu gambaran dari sistem yang akan dirancang, flow chart berikut menggambarkan bagimana sistematika dalm mendisain suatu sistem menggunakan PLC:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
Gambar 2.24: Flowchart Pendekatan Sistematis Disain Dengan PLC 2.4
Teori komponen
2.4.1 Kontaktor Magnetis Kontaktor magnetis sama dalam operasinya dengan relay, untuk relay digunakan untuk tugas pilot pada rangkaian kontrol sebab kontak – kontak tersebut dimaksudkan untuk memutuskan arus yang kecil sedang kontaktor
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
dirancang untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik seperti beban lampu, pemanas, transformator, kapasitor dan motor listrik.
Gambar 2.25: Kontaktor magnetis
Kumparan kontaktor dibuat untuk beroperasi di atas kisaran 80 sampai 110 % untuk ukuran kerja tegangan ac atau dc, untuk kontaktor yang bekerja pada arus
bolak – balik harus di pasang kumparan bayangan untuk
mengurangi getaran dan kerusakan, kutub bayangan ini membentuk penarikan magnet pembantu yang berbeda fase dengan medan magnet utama, dan cukup kuat untuk menahan jangkar meskipun medan magnet utama mencapai nilai nol pada gelombang sinus.
2.4.2 Saklar Tekan (push button switch) Saklar merupakan suatu komponen elektronik yang bekerja secara mekanik. Saklar berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan suatu rangkaian dengan rangkaian lainnya. Sedangkan pada saklar tekan rangkaian akan terhubung atau terputus apabila saklar ditekan dan apabila dilepas maka
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
hubungan rangkaian akan kembali seperti semula. Berdasarkan prinsip kerjanya saklar tekan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Normally Close b. Normally Open Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
a. Saklar tekan Normally Close b. Saklar tekan Normally Open Gambar 2.26: Saklar Tekan 2.4.3 Relay Sebuah kawat yang lurus bila dialiri arus listrik maka disekelilingnya akan timbul medan magnet, untuk memusatkan medan magnet yang dihasilkan oleh arus yang mengalir pada kawat itu maka kawat harus digulung atau dililit melingkar [5]. Dengan cara demikian medan magnet disekeliling kawat yang dililit melingkar itu akan saling menambah sehingga menghasilkan medan magnet yang kuat pada ujung-ujung kumparan, elektromagnet semacam ini disebut solenoid. Bila kumparan dialirkan arus dengan arah
yang tetap maka kutub
magnet yang dihasilkan akan tetap, bila arus bolak-balik yang mengalir pada kumparan maka kutub magnet juga akan bolak-balik sesuai dengan arah arusnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
Sebagai inti dari kumparan biasanya berupa gulungan kertas, plastik dan besi lunak. Untuk mendapatkan magnet yang kuat inti dari gulungan sebaiknya adalah dari besi lunak.
Gambar 2.27: Jenis Konstruksi Relay
Pada dasarnya relai terdiri dari sebuah lilitan kawat tembaga (kumparan) yang terlilit darisuatu inti yang berasal dari besi lunak. Kalau kumparan dialiri arus listrik, maka besi lunak berubah menjadi magnet. Hal ini akan menolak suatu lidah (pegas) dan lidah pin terlepas. Suatu sontoh konstruksi relay seperti pada gambar 2.25. Kalau kumparan dialiri arus maka inti menjadi magnet. Inti ini menarik jangkar sehingga kontak A dan C terputus (terbuka). Kontak B dan C menutup. Jenis relay semacam ini dinamakan relay kontak tukar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
2.4.4 Limit Switch Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup yang berfungsi menggantikan tombol. Prinsip kerja limit switch sama seperti saklar Push ON yaitu hanya akan menghubung pada saat katupnya ditekan pada batas penekanan tertentu yang telah ditentukan dan akan memutus saat saat katup tidak ditekan. Limit switch termasuk dalam kategori sensor mekanis yaitu sensor yang akan memberikan perubahan elektrik saat terjadi perubahan mekanik pada sensor tersebut. Penerapan dari limit switch adalah sebagai sensor posisi suatu benda (objek) yang bergerak. Simbol limit switch ditunjukan pada gambar berikut.
Gambar 2.28: Limit Switch
http://digilib.mercubuana.ac.id/