BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Teori Penelitian yang berhubungan dengan topik yang penulis bahas adalah “Sistem Lelang On-Line Perum Pegadaian Jatisrono”.(Hidayah, 2013). Pada topik ini memiliki beberapa perbedaan dengan produk yang saya akan buat, yaitu sistem lelang tersebut hanya berjalan di browser saja. Pemberitahuan pemenang lelang pada sistem ini melali SMS Gateway. Sedangkan produk yang akan saya buat berjalan di Sitem Operasi Android, sistem pemberitahuan menggunakan E-mail yang tentunya lebih akurat dan terpercaya. Selanjutnya topik yang berhubungan dengan topik penulis selanjutnya adalah “Aplikasi Lelang Barang Antik Berbasis Web”.(Reskyandy, 2014). Hampir sama dengan kasus penelitian yang pertama yaitu akses sistem hanya dapat dijalankan di browser. Tidak adanya sistem pemberitahuan pemenang secara langsung. Meninjau dari penelitian yang sudah dilakukan, penulis membuat sebuah “Aplikasi Lelang Kendaraan Berbasis Android di RCTI” yang berfungsi memudahkan interaksi antara pihak pelelang dan peserta lelang. Aplikasi ini terbagi menjadi dua sisi tampilan yaitu Website yang digunakan Department Transportation, General Affair dan Internal Audit dimana tiga Department tersebut bertugas menentukan pemenang lelang. Sisi yang kedua adalah pada device android yang digunakan tim storing bertugas sebagai pembuat lelang dan peserta selaku peserta lelang.
1
2.2 Landasan Teori 2.2.1
Android Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux yang mencakup system operasi, middleware dan aplikasi. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengem bang untuk menciptakan aplikasi mereka. Awalnya, Google Inc . membeli Android Inc. Yang merupakan pendatang baru yang membuat piranti lunak untuk ponsel/smartphone. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Aliance, konsorsium dari 34 perusahaan piranti keras, piranti lunak, dan telekomunikasi termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Quadcomm, T-Mobile, Nvidia (Safaat H,2014).
2.2.2
Aplikasi android Pengembangan aplikasi android membutuhkan software development kit (SDK). Android SDK adalah tools API (Application Programming Interface) yang diperlukan untuk mengembangkan aplikasi pada platform Android yang menggunakan bahasa pemrograman Java (Nazruddin, 2012). Android merupakan subset perangkat lunak untuk ponsel yang meliputi sistem operasi, middleware dan aplikasi kunci yang di-release oleh Google.Saat ini disediakan Android SDK sebagai alat bantu dan API untuk mengembangkan aplikasi pada platform Android menggunakan bahasa pemrograman Java. Berikut ini merupakan arsitektur Android yang ditunjukkan pada gambar 2.1:
Gambar 2.1 Arsitektur Android Android memiliki 4 komponen aplikasi. Setiap komponen memiliki peran yang berbeda-beda dan berdiri sendiri meskipun terkadang salah satu komponen bergantung pada komponen lainnya (Mulyadi, 2010). Masing-masing komponen memiliki daur hidup masing-masing, yang mengatur kapan komponen tersebut dibuat dan bagaimana komponen tersebut dihapus. Untuk mengaktifkan komponenkomponen tersebut diperlukan sebuah pesan asinkron yang disebut Intent (Gargenta, 2011). Berikut adalah 4 tipe komponen dalam aplikasi android: 1. Actvity, merupakan suatu komponen yang merepresentasikan sebuah tampilan yang dilengkapi dengan user interface. 2. Service, merupakan suatu komponen yang berjalan di balik layar untuk menjalankan operasi yang menghabiskan banyak waktu. 3.
Content Provider, merupakan suatu komponen yang mengatur sekumpulan data aplikasi.
Broadcast receiver, merupakan komponen yang merespon terhadap siaran (broadcast) pengumuman yang dikeluarkan oleh sistem.
2.2.3
Android Studio Android Studio adalah perangkat lunak baru yang dikembangkan oleh Google untuk menghasilkan aplikasi android. Perangkat lunak ini memiliki banyak fitur yang lebih besar tentang google map terkait kegiataan dari ECLIPSE. Bahasa java merupakan dasar platform untuk pembuatan aplikasi. Aplikasi ini hanya dibuat untuk ponsel android (Bhoi, 2015).
2.2.4
MySql MySQL adalah multiuser database yang menggunakan bahasa Structured Query Language (SQL). MySQL dalam operasi client-server melibatkan server daemon MySQL di sisi server dan berbagai macam program serta library yang berjalan di sisi client. MySQL mampu menangani data yang cukup besar. (Sunarfrihantono, 2002).
2.2.5
Database Management System(DBMS)
Kumpulan file yang saling berkaitan bersama dengan program untuk pengelolaan disebut sebagai DBMS. Database adalah kumpulan datanya, sedang program pengelolaannya berdiri sendiri dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data, mengisi data, menghapus data, melaporkan data dalam database (Kristanto, 1994). 2.2.6
PHP Hypertext Processor PHP Hypertext Preprocessor (selanjutnya akan ditulis PHP) adalah bahasa pemrograman server-side scripting yang menyatu dengan HTML membentuk halaman web yang dinamis. Maksud dari server-side scripting adalah sintaks dan perintah-perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan di server tetapi juga disertakan pada halaman HTML sebagai pembangun halaman web. PHP merupakan software yang open source (gratis) dan mampu lintas platform, yaitu dapat digunakan dengan system operasi dan web server apapun. (Sunarfrihantono,2002).
2.2.7
Entity Relationship Diagram (ERD) Entity Relationship Diagram (selanjutnya akan ditulis ERD) adalah diagram yang berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta dari ‘dunia nyata’ yang kita tinjau (Fathansyah, 1999). Fathansyah (1999) juga menyebutkan bahwa ada dua komponen penyusun ERD, yaitu entity atau entitas dan relation atau relasi. Entity atau entitas merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Sedangkan relation atau relasi menunjukan adanya hubungan di antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Notasi-notasi simbolik menurut Fathansyah (1999) di dalam Diagram E-R yang dapat kita gunakan adalah sebagai berikut pada tabel 2.1: Tabel 2.1 Simbol ERD menurut Fathansyah (1999) Simbol
Keterangan
Persegi panjang menyatakan himpunan entitas.
Lingkaran / elips menyatakan atribut. (atribut yang berfungsi sebagai key digaris bawahi).
Belah ketupat menyatakan himpunan relasi.
Garis sebagai penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas dan himpunan entitas dengan atributnya.
2.1.1 Kardinalitas Kardinalitas relasi menunjukan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Model kardinalitas yang dapat terjadi diantara entitas menurut Fathansyah (1999) adalah:
a)
Satu ke satu Relasi satu ke satu yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas
A
berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B dan begitu juga sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
A
B
Entitas 1
Entitas 1
Entitas 2
Entitas 2
Entitas 3
Entitas 3
Entitas 4
Entitas 4
Gambar 2.2 Model relasi satu ke satu
b) Satu ke banyak Relasi satu ke banyak yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, di mana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
A
B Entitas 1
Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3
Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 5
Gambar 2.3 Model relasi satu ke banyak
c) Banyak ke satu Relasi banyak ke satu yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, di mana setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.
A
B
Entitas 1 Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3
Entitas 2
Entitas 4
Entitas 3
Entitas 5
Gambar 2.4 Model relasi banyak ke satu d) Banyak ke banyak Relasi banyak ke banyakyang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B dan demikian juga sebaliknya, di mana setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B.
A
B
Entitas 1
Entitas 1
Entitas 2
Entitas 2
Entitas 3
Entitas 3
Entitas 4
Entitas 4
Gambar 2.5 Model relasi banyak ke banyak
2.2.8
Data flow Diagram (DFD) Data Flow Diagram (DFD) merupakan peralatan yang berfungsi untuk menggambarkan secara rinci mengenai sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan menunjukan dari dan kemana data mengalir serta penyimpanannya. Pada umunya tahapan dimulai dari 0, 1, 2, dan seterusnya (Oetomo, 2002).
Tabel 2.2 Komponen Data Flow Diagram menurut Yourdon dan DeMarco (Minartiningtyas, 2013)
Simbol
Keterangan Entitas
Eksternal
(entity)
di
lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi
atau
sistem lainnya yang berada di lingkungan
luarnya
yang
akan
memberikan input atau menerima output dari sistem. Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer
dari
hasil
suatu aliran data yang masuk ke dalam
proses
untuk dihasilkan
aliran data yang akan keluar dari proses. Aliran
data
mengalir diantara
proses (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar (External entity). Aliran data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem. Penyimpan
data
(data
store)
merupakan penyimpan data yang dapat berupa: 1. Suatu file atau basis data di sistem komputer. 2. Suatu arsip atau catatan manual. 3. Suatu tabel acuan manual. 4. Suatu agenda atau buku.
2.2.9
Use Case Diagram
Use case diagram digunakan untuk memodelkan bisnis proses berdasarkan perspektif pengguna sistem. Use case diagram terdiri atas diagram untuk use case dan actor. Aktor merepresentasikan orang yang akan mengoperasikan atau orang yang berinteraksi dengan sistem aplikasi. Use case merepresentasikan operasi-operasi yang dilakukan oleh actor. Use case digambarkan berbentuk elips dengan nama operasi dituliskan didalamnya. Aktor yang melakukan operasi dihubungkan dengan garis lurus ke use case (Suhendar,2002). Syarat penamaan pada use case adalah nama didefinisikaan sesimpel mungkin dan dapat dipahami. Ada dua hal utama pada use case yaitu pendefinisian apa yang disebut aktor dan use case. 1. Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuatitu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang. 2. Use case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor (Shalahuddin dan Rosa , 2011). Simbol – simbol use case dan penjelasan fungsinya digambarkan pada Tabel 2.3 berikut ini: Tabel 2. 3 Simbol Use Case
2.2.10 Black Box Testing Black-box testing adalah metode pengujian perangkat lunak yang tes fungsionalitas dari aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal atau kerja (lihat pengujian white-box). pengetahuan khusus dari kode aplikasi / struktur internal dan pengetahuan pemrograman pada umumnya tidak diperlukan. Uji kasus dibangun di sekitar spesifikasi dan persyaratan, yakni, aplikasi apa yang seharusnya dilakukan. Menggunakan deskripsi eksternal perangkat lunak, termasuk spesifikasi, persyaratan, dan desain untuk menurunkan uji kasus. Tes ini dapat menjadi fungsional atau non-fungsional, meskipun biasanya fungsional. Perancang uji memilih input yang valid dan tidak valid dan menentukan output yang benar. Tidak ada pengetahuan tentang struktur internal benda uji itu. Metode uji dapat diterapkan pada semua tingkat pengujian perangkat lunak: unit, integrasi, fungsional, sistem dan penerimaan.Ini biasanya terdiri dari kebanyakan jika tidak semua pengujian pada tingkat yang lebih tinggi, tetapi juga bisa mendominasi unit testing juga.