Zakia Rizki Mulia 1200950611
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
II.1
Tinjauan Umum II. 1.1 Definisi Hotel Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi dari hotel adalah sebuah bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan. Bentuk akomodasi dikelola secara komersial disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan minum. Pengertian tersebut juga tidak jauh beda dengan yang telah ditetapkan oleh Direktur Jendral Pariwisata dari SK Menparpostel Nomor KM 94/ HK 103/MPPT 1987 yang menjelaskan bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum dan dikelola secara komersial.
II. 1.2 Klasifikasi Hotel Klasifikasi Hotel di Indonesia memiliki peraturan yang dikeluarkan langsung oleh pemerintah Dirjen Pariwisata melalui SK: Kep-22/U/VI/78. Klasifikasi hotel dibagi menjadi beberapa faktor: 1. Harga Jual •
European Plan Hotel
•
American Plan Hotel
•
Continental Plan Hotel
•
Bermuda Plan Hotel
2. Ukuran Hotel
|7
Zakia Rizki Mulia 1200950611
•
Small Hotel
: Hotel kecil dengan jumlah kamar dibawah 150 unit.
•
Medium Hotel
:
Hotel
sedang
yang terdiri dari 150 sampai 600. Hotel sedang dibagi menjadi dua jenis, yakni Average dan Above hotel. •
Large Hotel
: Hotel dengan jumlah kamar lebih dari 600 unit
3.
Tipe tamu hotel •
Family Hotel
: Hotel untuk menginap bersama keluarga
•
Business Hotel
: Hotel untuk tamu para pengusaha
•
Tourist Hotel
: Hotel untuk wisatawan dalam dan luar negeri
•
Transit Hotel
: Hotel untuk tamu yang singgah sementara
•
Cure Hotel
: Hotel untuk tamu yang menginap dalam pengobatan berjalan
4.
Sistem Bintang •
Hotel bintang satu
•
Hotel bintang dua
•
Hotel bintang tiga
•
Hotel bintang empat
•
Hotel bintang lima
5.
Lama tamu menginap •
Transit Hotel
: Hotel dengan lama tinggal tamu rata-rata semalam
•
Semi Residential
: Hotel dengan lama tinggal tamu berkisar dua minggu hingga satu bulan
|8
Zakia Rizki Mulia 1200950611
•
Residetial
: Hotel dengan lama tinggal paling sedikit satu bulan
6.
Lokasi •
City Hotel
: Hotel yang terletak di dalam kota untuk kegiatan bisnis
•
Urban Hotel
: Hotel yang terletak di dekat kota
•
Suburb Hotel
: Hotel yang terletak di pinggiran kota
•
Resort
: Hotel yang terletak di daerah wisata
7.
Aktifitas tamu hotel Klasifikasi hotel berdasarkan kegiatan tamu selagi menginap. •
Sport Hotel
: Hotel yang berada pada kompleks kegiatan olahraga
•
Ski Hotel
: Hotel yang menyediakan area ski
•
Conference Hotel
: Hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk konferensi
•
Convention Hotel
: Hotel dengan kegiatan konvensi
•
Pilgrim Hotel
: Hotel dengan fasilitas ibadah
•
Casino Hotel
: Hotel dengan fasilitas untuk berjudi
8.
Jumlah kamar dan persyaratannya •
Hotel Bintang Satu memiliki standar jumlah kamar minimal 15 unit dengan kamar mandi di dalam.
•
Hotel Bintang Dua memiliki standar jumlah kamar minimal 20 unit dengan kamar suite minimal satu kamar dengan kamar mandi di dalam.
•
Hotel Bintang Tiga memiliki standar jumlah kamar minimal 30 unit dengan kamar suite minimal dua kamar dengan kamar mandi di dalam.
|9
Zakia Rizki Mulia 1200950611
•
Hotel Bintang Empat memiliki standar jumlah kamar minimal 50 unit dengan kamar suite minimal tiga kamar dengan kamar mandi di dalam.
•
Hotel Bintng Empat memiliki standar jumlah kamar minimal 100 unit dengan kamar suite minimal empat kamar dengan kamar mandi di dalam.
Indonesia menggunakan klasifikasi sistem bintang untuk menentukan tingkatan dari sebuah hotel. Seperti yang telah diutarakan diatas, hotel kapsul tidak memiliki standar khusus untuk dibangun di Jakarta. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengadaptasi beberapa hal-hal yang berkaitan dengan klasifikasi hotel menurut Dirjen Pariwisata yang di nilai dari: 1. Persyaratan umum seperti kondisi bangunan dan kelengkapan fasilitas 2. Pelayanan yang diberikan 3. Kamar yang tersedia 4. Keadaan lokasi
II. 1.3 Zoning Ruang Hotel Zoning untuk hotel terbagi atas: 1. Area Privat
: Area untuk pengunjung seperti ruang hotel
2. Area Publik
: Area pengunjung dan pelayan dan pegawai hotel
3. Area Semi Publik : Area yang hanya orang-orang terntentu yang bisa mengaksesnya. 4. Area Servis
: Area khusus karyawan.
Area hotel dibagi menjadi dua bagian utama, antara lain: 1. Front of the House (Bagian Depan Hotel), area ini termasuk pada area public dan privat, yakni:
| 10
Zakia Rizki Mulia 1200950611
•
Public Space Area Area dimana hotel menunjukkan tema dari hotel. Area ini menjadi pusat kegiatan utama dari hotel.
•
Lobby Tempat pusat informasi dan menerima pengunjung dan menyelesaikan administrasi antara karyawan dan pengujung hotel. o Entrance Hall Ruang penerima tamu hotel yang menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam hotel. o Front desk/ Reception desk Ruang-ruang yang berfungsi sebagai tempat mengelola administrasi pengujung hotel o Guest elevator Alat transportasi vertikal dimana pengujung dapat mencapai guest room dan ruang lainnya dari area lobby. o Sirkulasi Sarana penghubung antar ruang pada hotel o Retail Area Area
tempat
yang
berfungsi
untuk
menyediakan
kebutuhan sehari-hari pengunjung o Area tempat makan Area yang menyediakan tempat makan dan minum untuk pengunjung. Tempat tersebut dapat berupa restoran, coffee shop, lounge, atau bar o Ruang Serbaguna Ruang yang dapat digunakan untuk pameran, seminar, dan pertemuan
| 11
Zakia Rizki Mulia 1200950611
•
Area Rekreasi Area rekreasi dapat berupa retail area, amphitheatre, sarana olah raga, dan taman
•
Guest Room Area privat yang hanya dapat diakses oleh pengunjung hotel.
2. Back of the House (Bagian Belakang Hotel). Area ini adalah area servis pada hotel, terbagi atas: •
Daerah dapur dan gudang Area gudang untuk penyimpanan makanan dan minuman hotel. Gudang pada hotel terdiri dari gudang kering dan gudang basah.
•
Daerah bongkar muat, sampah dari gudang Area tempat turun naiknya barang dari kendaraan bongkar muat
•
Daerah pegawai/staff hotel Area karyawan hotel yang berisi loker dan gudang untuk keperluan karyawan
•
Daerah pencucian dan pemeliharaan Daerah pencucian berupa daerah untuk mencuci, mengeringkan, setrika, dan mesin press untuk melayani tamu. Pada area pemeliharaan terdapat ruang khusus departemen pemeliharaan, gudang, tempat menjahit, dan linen
•
Daerah Mekanikal dan Elektrikal Ruang dengan peralatan heating dan cooling yang berupa tangki dan pompa untuk sistem mekanikal hotel.
Area ruang publik dan area servis harus saling berhubungan dengan batasan-batasan yang jelas sehingga aktifitas antara dua area tersebut tidak saling mengganggu. Maka penzoningan merupakan bagian penting untuk memisahkan area publik dan area servis. | 12
Zakia Rizki Mulia 1200950611
HOTEL Administrasi
Kamar Tamu Area Publik Lobby
Area Rekreasi
Area Makan
Parkir
R. Serbaguna Diagram 2.1 Zoning Area Hotel
HOTEL
Area Servis Persiapan Makanan
Engineering
Bongkar Muat
R. M.E
R. Karyawan
Laundry dan Housekeeping Diagram 2.2 Zoning Area Servis Hotel
II. 1.4 Definisi Kapsul Kapsul berasal dari Bahasa Latin yakni capsula dan di adaptasi oleh Bahasa Perancis dengan capsule. Kapsul memiliki beberapa definisi yang disesuaikan dengan bidang yang bersangkutan dan salah satunya, menurut Kamus MerriamWebster menyatakan bahwa kapsul adalah tempat yang kecil atau compact atau sebuah tempat yang dapat dipisahkan (detachable).
| 13
Zakia Rizki Mulia 1200950611
II. 1.5 Definisi Hotel Kapsul Hotel Kapsul adalah hotel yang berkembang di Jepang pada awal dekade 1980. Pada saat itu hotel kapsul merupakan salah satu alternatif untuk para karyawan yang tidak sempat menaiki transportasi kereta api yang telah berhenti beroperasi.
Hotel
kapsul
merupakan
sebuah
tempat
penginapan
dengan
menggunakan kamar yang berukuran kecil yang juga disebut sebagai kapsul dengan biaya yang cukup murah (Mark Schreiber, 2011. Back to the Future of a ‘hotel for 2001).
II. 1.6 Fasilitas Unit Hotel Kapsul Fasilitas hotel kapsul yang berkembang di Jepang cukup sederhana. Pada setiap unit kapsul terdapat televisi, akses internet baik melalui kabel LAN maupun wireless, radio, dan lampu baca. Untuk fasilitas kebersihannya, hotel kapsul di Jepang menyediakan kamar mandi umum dan loker untuk penempatan barang ketika menginap di tempat tersebut. (Capsule Inn Akihabara Unit Facilities). Hotel kapsul yang belum tersedia di Indonesia tidak memiliki standar khusus dari Dirjen Pariwisata. Oleh karena itu, dibutuhkan penyesuaian dengan klasifikasi yang telah di tentukan oleh pemerintah.
II. 1.7 Kriteria Fasilitas Hotel Bintang 3 1. Umum Unsur dekorasi Indonesia tercermin pada lobby, restoran, kamar tidur, dan function room. 2. Kamar Tidur •
Minimum 20 kamar dengan luas 22 m2/Kamar
•
Minimum terdapat 2 kamar suite dengan luas 44 m2/Kamar
•
Floor-to-floor minimum 2.6 meter untuk kamar
3. Ruang makan atau Restoran Tidak berdampingan dengan lobby dan harus dilengkapi dengan kamar mandi tersendiri | 14
Zakia Rizki Mulia 1200950611
4. Bar Bila ruang bar tertutup maka dibutuhkan pendingin udara. Ruang kerja memiliki lebar meja bartender 1 meter. 5. Ruang fungsional Terdapat sebuah pintu masuk yang terpisah dari lobby dengan kapasitas minimum 2,5 kali jumlah kamar 6. Lobby •
Luas minimum 30 m2
•
Dilengkapi dengan lounge
•
Toilet minimum Satu
•
Lebar koridor minimum 1,6 meter
7. Drug store •
Minimum terdapat drugstore, bank, money changer, biro perjalanan, airline agent, souvenir shop, dan lain-lain.
•
Tersedia poliklinik dan paramedis
8. Sarana rekreasi •
Minimum terdapat satu buah sarana rekreasi seperti lapangan tenis, bowling, golf, fitness, sauna, billiard, jogging track, atau taman bermain anak-anak
9. Utilitas •
Terdapat transportasi vertikal
•
Air bersih tersedia 500 liter/orang/hari
•
Instalasi air panas/dingin
•
Telepon lokal dan interlokal
•
Tersedia jaringan komunikasi PABX
•
Tersedia televisi, radio, dan carcall
| 15
Zakia Rizki Mulia 1200950611
II. 2
Studi Banding Hotel Kapsul/Micro Hotel
Nakagin Capsule Tower
The Pod
Matchbox The Concept Hostel
Bangunan
Kapsul unit penginapan
Penginapan
Penginapan
dengan
tiga
dengan TV, kulkas, meja,
dengan lima jenis jenis unit, fasilitas laundry,
kamar mandi, dapur,
unit, pada ruang
loker
ATM, dan Vending
tidur terdapat
mandi,
Machine serta fasilitas
AC, Jam Alarm,
Tersedia juga internet, alat
penunjang lainnya.
Kamar mandi
kebugaran dan keperluan
privat dan
mandi.
pribadi,
kamar
dan
pantry.
komunal, TV
Fasilitas
Kabel, minibar, radio, dan brankas. Fasilitas hotel lainnya terdapat taman, restoran, internet, dan teras Masa
Persegi panjang
Persegi panjang
Persegi panjang
Bangunan
| 16
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Struktur
Kapsul beton pre-
Struktur
Struktur konstruksi beton
fabricated di pabrik. Dan
konstruksi beton
mengunakan beton dan
pasang bata
baja penyatu kapsul Jumlah
13 lantai
14 lantai
3 lantai
Sirkulasi
Double loaded
Double loaded
Single loaded
Kapasitas
140 orang
500 orang
34 orang
Jumlah unit
140 unit kapsul
370 unit
32 unit
Lapis
bangunan - Menjadi prototype yang - Terdapat area
Kelebihan
mendukung
Sustainable terbuka untuk
Architecture
bersosialisasi
-
Dapat memanfaatkan bangunan atau penggunaan ulang
- Kapsul dapat di daur - Interior modern
bangunan sebagai
ulang dan tahan gempa.
fungsi hotel
-
- Lokasi strategis
Menggunakan struktur tetapi tetap dapat
yang tidak rumit, yakni menyesuaikan
-
Aplikasi interior yang modern pada perabot.
sistem core yang unitnya harga yang relatif dapat dilepas. -
murah
Karena interior dan - Ada tipe kamar - Tidak cukup privasi pada
fasilitas yang sudah build- yang ukurannya kamar Kekurangan
in maka tidak dapat di belum manfaatkan kembali.
dengan
sesuai - Tempat tidur berukuran tingkat kecil
kenyamanan
| 17
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Gambar 2.2.1 Fasilitas unit kapsul di Nakagin Capsule Tower Sumber: arcspace dan Urbz
Gambar 2.2.2 Pintu masuk dan rancangan kapsul Nakagin Capsule Tower Sumber: arcspace dan Urbz
Gambar 2.2.3 Gambar denah lantai tower dan isometri unit Nakagin Capsule Tower Sumber: Google Image Search
| 18
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Gambar 2.2.4 Tipe unit kamar pada The Pod Hotel, Manhattan, NYC Sumber: Situs resmi The Pod Hotel
Gambar 2.2.5 Gambar fasilitas pendukung The Pod Hotel, Manhattan, NYC Sumber: Situs resmi The Pod Hotel
| 19
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Gambar 2.2.7 Gambar Tipe unit kamar pada Matchbox The Concept Hostel, Singapura Sumber: Situs resmi Matchbox The Concept Hostel
Gambar 2.2.8 Fasilitas pendukung pada Matchbox The Concept Hostel, Singapura Sumber: Situs resmi Matchbox The Concept Hostel
| 20
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Kesimpulan dari studi kasus: •
Fasilitas utama
: Unit kamar/kapsul dengan beberapa tipe kamar, kamar mandi di dalam dan diluar, pelengkap fasilitas unit berupa televisi, radio, dan lampu baca. Fasilitas hotel sendiri adalah lobby, frontdesk, laundry, dapur, ruang terbuka
•
Fasilitas Penunjang
: restoran, drugstore/minimarket, ATM, vending machine, tempat kebugaran, dan ruang komunal
•
Massa bangunan berbentuk persegi panjang
•
Struktur konstruksi beton
•
Sirkulasi pada bangunan double loaded
II. 3
Tinjauan Khusus Topik
II 1.3.1
Struktur Modular Sistem struktur modular adalah metode pelaksanaan pembangunan dengan
memanfaatkan material atau komponen pabrikasi yangn dibuat di luar lokasi proyek atau di dalam lokasi proyek namun perlu disatukan terlebih dahulu antar komponennya dan ditepatkan pada posisi dari komponen tersebut. Menurut Tatum (1987), tingkatan metode pelaksanaan dari sistem struktur modular terbagi menjadi: (a) Prefabrication adalah proses pabrikasi yang dilaksanakan dengan menggunakan alat-alat khusus dimana berbagai jenis material disatukan sehingga membentuk bagian dari sebuah bangunan; (b) preassembly adalah proses penyatuan komponen prafabrikasi ditempat yang tidak pada posisi komponen tersebut berada; (c) module adalah hasil dari proses penyatuan komponen prafabrikasi, biasanya membutuhkan modal transportasi yang cukup besar untuk memindahkan ke posisi yang seharusnya. 1.
Proses Struktur Modular Sistem konstruksi modular termasuk sistem tertutup atau closedsystem dimana komponen struktur untuk sebuah bangunan di fabrikasi di pabrik yang sama. Elemen-elemen yang akan digunakan pada | 21
Zakia Rizki Mulia 1200950611
konstruksi untuk sebuah bangunan telah di tentukan pada tahap perencanaan dan penerapan sistem modular. Ada pula sistem terbuka atau open-system dimana komponen struktur yang digunakan pada sebuah bangunan di fabrikasi pada pabrik yang berbeda. •
Modul Untuk menentukan dimensi pada sebuah sistem struktur hal yang paling mendasar adalah menggunakan modul. Modul termasuk penempatan dari kolom dan unit ruangan. Modul merupakan elemen yang membentuk sistem konstruksi modular
•
Grid juga merupakan sistem giometris yang menentukan posisi dan dimensi dari sistem konstruksi modular.
Gambar 2.3.1 Penentuan grid untuk sistem konstruksi modular dari aktifitas manusia Sumber: Prefab Architecture: A Guide to Modular Design and Construction
Jenis-jenis grid yang dapat diaplikasikan pada sistem konstruksi modular adalah Axial grid, Modular grid, dan Construction grid.
| 22
Zakia Rizki Mulia 1200950611
•
Transportasi Pada sistem yang pembuatan elemen struktur yang di prefabrikasi di pabrik maka memerlukan alat transportasi yang dapat mengangkutnya. Dimensi suatu barang yang dibawa menggunakan truk rata-rata berukuran 2,5 x 3,2 x 12 meter. Jalur darat merupakan prosedur standar untuk mengantar elemen struktur tersebut ke lokasi. Jarak yang ditempuh mencapai 1000 km.
•
Pemasangan Setelah elemen modul struktur sampai ke lokasi, dilakukan proses pemasangan dan penempatan. Tahap tersebut termasuk dalam penentuan posisi, mengukur, menyambung, dan melakukan water-proofing. Pada tahap pemasangan dapat dilakukan dengan cepat. Proses yang dilakukan adalah dengan proses horizontal dimana pemasangan modul berdasarkan lantai per lantai dari bangunan
•
Jointing Proses penyambungan adalah proses dimana elemen bangunan sudah mencapai tahap fasade.
•
Tolerasi Toleransi adalah perbedaan nominal antara dimensi asli dari bangunan dan harus dipertimbangkan pada saat proses perencanaan. Tingkat kepentingan dari nominal toleransi tersebut tergantung dari elemen pabrikasi yang digunakan.
| 23
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Gambar 2.3.2 Proses pemasangan elemen struktur tahap pertama dan kedua Sumber: Prefab Architecture: A Guide to Modular Design and Construction
Gambar 2.3.3 Proses penggabungan sistem struktur modular yang sudah terlihat fasade bangunannya Sumber: Prefab Architecture: A Guide to Modular Design and Construction
2.
Material Materia yang umum digunakan untuk struktur modular ada tiga, yakni:
• Baja | 24
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Keuntungan dengan menggunakan material baja adalah baja memiliki material yang elastis dan kekuatan yang tahan akan tekanan. Kualitas baja sangat konsisten dan dapat digunakan untuk bangunan bentang lebar. Baja yang memiliki dimensi yang akurat cocok digunakan untuk bangunan dengan sistem modular
Gambar 2.3.4 Aplikasi baja pada bangunan Sumber: Prefab Architecture: A Guide to Modular Design and Construction
• Kayu Kayu memiliki merupakan material yang kuat dengan material yang cenderung ringan dibandingkan dengan baja. Kayu juga memiliki ketahanan yang cukup tinggi terhadap panas yang disebabkan oleh lingkungan. Tidak saja digunakan sebagai material struktur, kayu juga dapat digunakan sebagai fasade. • Beton Kelebihan dari beton adalah dengan campuran yang berbeda-beda dapat menghasilkan kualitas beton yang berbeda pula. Pengaplikasiannya pada sistem bangunan modular juga dapat dilakukan. Dari sistem frame hingga panel.
3.
Sistem Konstruksi
| 25
Zakia Rizki Mulia 1200950611
• Sistem frame Sistem frame merupakan gabungan dari kolom dan balok serta menggunakan bracing untuk kestabilan struktur. Dalam merancang sistem frame, pengikat struktur dapat diletakkan di luar fasade maupun didalam pembungkus bangunan. Sebagai insulasi termal, perletakan frame lebih baik terdapat pada bagian dalam pembungkus bangunan. o Sistem frame baja Pada struktur modular, elemen struktur dengan sistem konstruksi frame baja telah di pabrikasi di pabrik. Proses pemasangan dan penyambungan dilakukan di lokasi bangunan
Gambar 2.3.5 Pemasangan sistem konstruksi frame baja dan panel Sumber: Components and Systems: Modular Construction Design, Structure, New Technologies
| 26
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Sistem konstruksi frame dengan baja juga dapat disambungkan dengan core dengan material beton atau dapat disebut dengan core-supported system. Balok-balok baja dan sloof harus terikat dengan dinding core.
o Sistem frame kayu Pada dasarnya sistem frame kayu memiliki prinsip yang sama dengan baja. Untuk kestabilan struktur, sistem frame kayu menggunakan bracing dengan material baja. o Sistem frame beton Untuk sistem frame beton, pondasi dapat di buat terlebih dahulu pada tapak atau pondasi juga dapat digabung dengan kolom beton yang di prefabrikasi di pabrik. Untuk sambungan antar kolom dan balok digunakan sambungan engsel dan kaku sebagai penguat struktur. Seperti bangunan konvensional lainnya, core sebaiknya diletakkan ditengah untuk
Gambar 2.3.6 Perletakan core pada sistem frame beton Sumber: Components and Systems: Modular Construction Design, Structure, New Technologies
• Sistem panel
| 27
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Sistem struktur modular dimana elemen dinding planar dan lempengan membuat sebuah ruangan yang tertutup. Bahan yang dapat digunakan untuk sistem panel adalah baja, material konstruksi kayu, beton, dan pasangan bata. Elemen panel yang berukuran kecil dan besar termasuk dalam self-supporting element.
Gambar 2.3.7 Sistem panel pada struktur modular
II .3.2 Arsitektur Hijau Arsitektur hijau adalah salah satu rancangan lingkungan binaan, kawasan, dan bangunan yang komprehensif. Perancangan dengan arsitektur hijau harus sesuai dengan kriteria dalam penggunaan sumber daya alam, minim menimbulkan dampak negatif, serta dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Penggunaan sumber daya alam dengan sadar akan penggunaan energi (energy
conscious
design)
adalah
pengembangan
arsitektur
baru
untuk
memperkasakan konsep arsitektur hijau. Hal ini diawali dengan kekakuan arsitektur modern
pada
abad
ke
20.
Perkembangan
arsitektur
post-modern
yang
mempertimbangkan aspek iklim maupun budaya regional yang sesuai dengan konteks lokal menjadi awal mula perkembangan arsitektur yang sadar akan lingkungan dan menjadi sebuah kriteria perancangan arsitektur dewasa ini. Pemikiran baru dalam perancangan arsitektur yang sekarang di kenal dengan arsitektur hijau adalah konsep yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian mengenai konservasi lingkungan global alami dengan penekanan pada efisiensi energi, pola berkelanjutan, dan pendekatan holistik.
| 28
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam konsep arsitektur hijau adalah skala ruang, efektifitas dan efisiensi ruang, perzoningan yang tepat, peletakan ruang, penghawaan alami yang baik, dan pencahayaan alami yang baik. Prinsip-prinsip green architecture menurut Brenda dan Robert Vale, dalam buku Green Architecture Design for A Sustainable Future: a. Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ). b. Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada. c. Minimizing new resources mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang /penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam. d. Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut / Respect for site Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ). e. Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya. f. Menetapkan seluruh prinsip-prinsip green architecture secara keseluruhan / Holism Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita
| 29
Zakia Rizki Mulia 1200950611
II. 3.3 Iklim Dari sudut pandang kenyamanan manusia dan penggunaan energi, kondisi iklim pada suatu tempat dapat di bagi secara umum dengan efek yang positif dan negatif. Untuk mencapai perancangan arsitektur yang sadar akan kondisi iklim, maka dampak negatif dari iklim harus dicari solusi yang tepat dan menggali potensi yang dapat diberikan dari dampak positif dari iklim sehingga dapat mencapai kenyamanan bagi pengguna bangunan dan penggunaan energi pun dapat di konservasi. Suhu udara dapat menjelaskan keadaan termal pada sebuah kawasan. Hal tersebut dapat di ukur dengan termometer yang sudah ditentukan karena suhu udara merupakan faktor yang besar untuk menentukan kenyamanan suhu pada suatu tempat. Tidak hanya itu, kondisi angin juga dapat mempengaruhi suhu udara. Daerah tropis basah seperti Indonesia memiliki presentasi kelembaban yang tinggi. Sehingga faktor kelembaban menjadi salah satu pengaruh kenyamanan yang besar. Seorang arsitek harus dapat menintepretasi data iklim yang diperoleh sesuai dengan tempat dimana perencanaan dan perancangan arsitektur tersebut berada. Mesoclimate yakni modifikasi topografi dan vegetasi pada sebuah kawasan yang luas dapat mempengaruhi iklim makro. Untuk pembahasan yang lebih sempit, menganalisa iklim mikro pada lokasi juga dapat mengetahui apa saja yang mempengaruhi mesoclimate tersebut pada lingkungan lokal. 1. Microclimate Microclimate atau iklim mikro dipengaruhi oleh beberapa aspek. Aspekaspek yang mempengaruhi iklim mikro: • Radiasi Matahari Jumlah radiasi matahari yang terdapat pada suatu tapak tergantung pada vegetasi dan bentuk, ukuran, dan posisi dari bangunan disekitar tapak. o Vegetasi
| 30
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Vegetasi matahari dan banyangan yang terbentuk menentukan intensitas cahaya yang dapat mencapai tapak. o Bangunan sekitar Bayangan pada bangunan eksisting dan bangunan yang akan dibangun disekitar tapak dapat mempengaruhi cahaya yang masuk pada tapak. • Kelembapan Kelembapan udara pada tapak dapat berubah (menurun) dengan adanya air dan vegetasi. o Air Sumber air yang bersirkulasi dibawah jalan, kolam, dan kali mempengaruhi kelembapan, khususnya sebagai penyejuk suhu. Kelembapan pada tapak juga harus sesuai dengan kenyamanan. o Vegetasi Pertukaran udara yang merupakan sistem pada tumbuhan juga member kesejukan pada suhu di sekitar tapak. • Angin Kondisi angin dapat dimodifikasi dengan adanya vegetasi, bangunan sekitar, dan dinding buatan. o Vegetasi Penanaman
pohon
disekitar
bangunan
dapat
mengurangi
kecepatan angin. Jenis tumbuhan atau pohon di Indonesia cenderung memiliki tipe daun yang lebar dan besar sehingga dapat membantu mengurangi kecepatan angin sepanjang tahun. o Bangunan Ketika angin berhadapan dengan sebuah halangan maka arah angin akan berubah. Sebuah bangunan akan memaksa angin untuk mengelilingi bangunan tersebut atau melewatinya dari atas bangunan. Bagian bangunan yang berhadapan langsung dengan angin adalah bagian yang dapat meningkatkan tekanan angin
| 31
Zakia Rizki Mulia 1200950611
(bagian positif) sedangkan bagian sebaliknya berguna untuk mengurangi tekanan angin.
Gambar 2.3.8 Grafik kecepatan angin yang dipengaruhi oleh bangunan Sumber: Energy Conscious Design – A Primer for Architects
Built Screens/Dinding Buatan
o
Untuk menahan angin tidak hanya dengan vegetasi. Dinding buatan juga dapat digunakan untuk menahan angin. Bangunan disekitar tapak juga memiliki fungsi yang sama.
Kesimpulan dari perancangan arsitektur yang tanggap terhadap iklim adalah untuk menciptakan sebuah perancangan yang memiliki standar yang tinggi untuk kenyamanan termal dan visual pada suatu bangunan dan lingkungan sekitarnya. Baik dalam efisiensi penggunaan energi dan konstruksinya.
Bagunan
seharusnya tanggap
akan
lingkungan
dan
menggunakan keuntungan dari efek iklim yang ditimbulkan pada tapak dan hal yang tidak dinginkan dapat di minimalisir bahkan ditiadakan.
II. 3.4 Kenyamanan Termal Kenyamanan thermal adalah keseimbangan termal yang dicapai dari pertukaran panas antara tubuh manusia dengan lingkungan termal pada tingkatan yang sesuai.
| 32
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Menurut teori Humphreys dan nicol, Lippsmeier 1994) menunjukkan beberapa penelitian yang membuktikan batas kenyamanan (dalam Temperatur Efektif/TE) berbeda-beda tergantung kepada lokasi geografis dan subyek manusia (suku bangsa) yang diteliti seperti pada table di bawah ini:
Tabel 2.1 Tabel Kenyamanan Suhu
Menurut penelitian Lippsmeier, batas-batas kenyamanan manusia untuk daerah khatulistiwa adalah 19°C TE (batas bawah) – 26°C TE (batas atas). Pada temperatur 26°C TE umumnya manusia sudah mulai berkeringat. Daya tahan dan kemampuan kerja manusia mulai menurun pada temperatur 26°C TE – 30°C TE. Kondisi lingkungan yang sukar mulai dirasakan pada suhu 33,5°C TE– 35,5 °C TE, dan pada suhu 35°C TE – 36°C TE kondisi lingkungan tidak dapat ditolerir lagi. Produktifitas manusia cenderung menurun atau rendah pada kondisi udara yang tidak nyaman seperti halnya terlalu dingin atau terlalu panas. Produktifitas kerja manusia meningkat pada kondisi suhu (termis) yang nyaman (Idealistina , 1991).
| 33
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Gambar 2.3.9 Diagram Kenyamanan sebagai Fungsi dari Temperatur, Kelembaban dan Kecepatan Angin
II.3.5 Cooling Strategy/Strategi Pendinginan Pengguna
bangunan
memiliki
berbagai
persepsi
mengenai
kenyamanan dan parameternya. Seperti temperatur udara, Mean Radiant Temperature (MRT), kelembapan relatif, dan kecepatan udara yang berhubungan dengan lingkungan. Hal lainnya yang berpengaruh pada kenyamanan pengguna adalah tingkatan aktifitas, pakaian, dan suhu badan. Berbagai kenyamanan dapat diperoleh dengan mengkombinasi beberapa parameternya sehingga pengguna bangunan dapat mencapai kenyamanan yang baik. Strategi-strategi untuk mencapai kenyamanan tersebut, yakni: 1. Orientasi Bangunan • Orientasi Terhadap Matahari Orientasi bangunan terhadap matahari menentukan besarnya radiasi matahari yang diteruma bangunan. Semakin luas bidang yang menerima radiasi matahari secara langsung, semakin besar juga panas yang diterima bangunan. Bangunan yang bentuknya memanjang sebaiknya memiliki orientasi Utara-Selatan sehingga bagian yang bangunan yang pendek (Timur-Barat) menerima radiasi matahari secara langsung. • Orientasi Terhadap Angin Posisi bangunan yang melintang terhadap angin primer sangat dibutuhkan untuk pendinginan suhu udara. Jenis, ukuran, dan posisi lobang jendela pada sisi atas dan bawah bangunan dapat meningkatkan efek ventilasi silang (pergerakan udara) di dalam ruang sehingga penggantian udara panas di dalam ruang dan peningkatan kelembaban udara dapat dihindari.
| 34
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Gambar 2.3.9 Ventilasi silang pada bangunan beriklim tropis basah Sumber: Bioclimatic Housing – Innovative Designs for Warm Climates
2. Elemen Arsitektur Terkadang posisi bangunan pada arah Timur-Barat tidak dapat dihindari. Pandangan bebas pada bagian ini harus dihindari karena ada radiasi panas yang masuk secara langsung hingga radiasi panas tersebut akan memanaskan ruang dan menaikkan suhu udara dalam ruang. Efek silau juga dapat mengganggu kenyamanan visual sehingga dibutuhkan elemen arsitektur berupa solar shading device sebagai pelindung terhadap radiasi matahari.
Gambar 2.3.10 Shading Device Sumber: Google Image Search
| 35
Zakia Rizki Mulia 1200950611
3.
Ground Cooling/Pendinginan Permukaan Tanah: Suhu di bawah tanah lebih rendah dari suhu udara dan relatif stabil. Hal ini dilakukan dengan adanya saluran dibawah tahan dan proses pendinginannya dibantu dengan penguapan. Penurunan suhu bergantung pada suhu di bawah tanan dan permukaan tanah.
Gambar 2.3.11 Saluran bawah tanah untuk mendinginkan suhu bangunan Sumber: Energy Conscious Design – A Primer for Architects
4. Elemen Lansekap Di samping elemen arsitektur, elemen lansekap seperti pohon dan vegetasi juga dapat digunakan sebagai pelindung terhadap radiasi matahari. Keberadaan pohon secara langsung/tidak langsung akan menurunkan suhu udara di sekitarnya, karena radiasi matahari akan diserap oleh daun untuk proses fotosintesa dan penguapan. Efek bayangan oleh vegetasi akan menghalangi pemanasan permukaan bangunan dan tanah di bawahnya Pohon dan tanaman dapat dimanfaatkan untuk mengatur aliran udara ke dalam bangunan. Penempatan pohon dan tanaman yang kurang tepat dapat menghilangkan udara sejuk yang diinginkan terutama pada periode puncak panas. Menurut White R.F (dalam Concept in Thermal
| 36
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Comfort,
Egan,
1975)
kedekatan
pohon
terhadap
bangunan
mempengaruhi ventilasi alami dalam bangunan.
Gambar 2.3.12 Jarak Pohon terhadap Bangunan dan Pengaruhnya terhadap Ventilasi Alami Sumber: Concept in Thermal Comfort, Egan, 1975
5. Material/Bahan Bangunan Panas masuk ke dalam bangunan melalui proses konduksi (lewat dinding, atap, jendela kaca) dan radiasi matahari yang ditransmisikan melalui jendela/kaca.
Gambar 2.3.13 Proses konduksi panas melalui kaca jendela dan dinding Sumber: Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005
| 37
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Radiasi matahari yang jatuh pada selubung bangunan dipantulkan kembali dan sebagian diserap. Panas yang terserap akan dikumpulkan dan diteruskan ke bagian sisi yang dingin (sisi dalam bangunan). Masing-masing bahan bangunan mempunyai angka koefisien serapan kalor (%) seperti terlihat pada tabel berikut. Semakin besar serapan kalor, semakin besar panas yang diteruskan ke ruangan.
Gambar 2.3.14 Material berdasarkan serapan kalor Sumber: Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005
Dapat disimpulkan bahawa dari strategi untuk menurunkan suhu untuk mencapai kenyaman termal memungkinkan untuk diterpakan di Indonesia yang memiliki iklim yang berda diatas garis kenyamanan suhu tubuh. Hal yang perlu dilakukan adalah memperhatikan potensi-potensi positif yang diberikan iklim dan memanfaatkannya.
II .4
Studi Kasus topik The Orchid Mumbai, India
| 38
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Negara
: India
Kota
: Mumbai
Tipe
: Eco-Hotel
Jumlah Kamar
: 245
Arsitek
: Mr. D. M. Upasni dan Ms. Lynn Wilson (U.S)
Konteks The Orchid terletak di pinggiran kota dan dekat dengan bandara domestic di Mumbai, India. Hotel ini memenangkan penghargaan sebagai hotel ramah lingkungan.
Deskripsi Tapak The Orchid menrehabilitasi tapak dan memanfaatkan bangunan yang sebelumnya berada pada tapak tersebut. The Orchid terdapat banyak vegetasi yang dapat membantu menyaring polusi pada kota padat seperti Mumbai. •
Penerapan Green Architecture
| 39
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Gambar 2.4.1 Kolam air mancur setinggi 70 kaki dengan materal fiber Sumber: Situs resmi The Orchid Ecotel
•
Pemanfaatan air pada hotel lobi dapat menurunkan suhu karena suhu air cenderung lebih rendah dibandingkan dengan suhu udara pada bangunan.
Gambar 2.4.2 Rooftop Swimming Pool Sumber: Situs resmi The Orchid Ecotel
•
Kolam renang pada atap hotel juga berguna untuk menurunkan suhu. Pada struktur yang menumpu kolam renang tersebut juga terdapat pencahayaan alami melalu atrium tengah hotel.
Gambar 2.4.3 Rooftop Swimming Pool Sumber: Situs resmi The Orchid Ecotel
•
Bangunan ini dirancang dengan 72 unit kamar menghadap ke atrium hotel. Kamar ini tidak langsung menghadap ke elemen eksternal bangunan sehingga mengurangi panas pada bagian dalam bangunan.
| 40
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Kesimpulannya adalah pendekatan arsitektur hijau yang diterapkan pada hotel ini dapat di manfaatkan sebagai bahan studi hotel kapsul yang akan di rancang di Manggarai, Jakarta Selatan.
Hotel Extension di Bezau, Austria
Negara
: Austria
Kota
: Bezau
Tipe
: Hotel
Konstruksi
: Kayu
Sistem
: Room cell construction
Arsitek
: Kaufmann 96
Tinggi floor-to-floor : 2.5 meter Luas tapak
: 1,2 Ha
Luas bangunan
: 420 m2
Tahun Konstruksi
: 1998
Waktu konstruksi
: 5 minggu
Pada tahun 1970, Leopold kaufmann, ayah dari arsitek tersebut membangun hotel yang diperluas selama bertahun-tahun. Pada akhirnya terakumulasi bangunan-bangunan dengan beberapa fungsi dan fasilitas termasuk hotel, kolam renang, dan hall tenis. Kompleks penginapan ditambah dengan beberapa kamar baru dan ruang multifungsi. Bangunan ini menggunakan sistem struktur fabrikasi (modular) dimana box berukuran 7.5
| 41
Zakia Rizki Mulia 1200950611
x
4
meter
ditumpuk-tumpuk
dan
self-supported,
sehingga
tidak
membutuhkan struktur primer dan bracing. Permukaan luar dan dalam, pemanasan pada lantai, dan fasilitas kamar mandi sudah termasuk pada setiap box tersebut. Void terdapat di antara box untuk instalasi kamar mandi kaca dan furniture kayu. Box tersebut dan atapnya di tutup dengan plastic roof sheeting yang hanya dilakukan selama dua hari
Gambar 2.4.4 denah box kamar berukuran 7.5 x 4 meter dan ruang serba guna pada hotel
Weekend House di Northport
Negara
: Amerika Serikat
Kota
: Northport, Michigan
Tipe
: Rumah tinggal tunggal
Konstruksi
: Kayu
Sistem
: Panel construction
Arsitek
: Anderson Architecture/Mark Anderson | 42
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Tinggi floor-to-floor : 2.47 – 3.77 meter Luas bangunan
: 137 m2
Tahun Konstruksi
: 2002
Waktu konstruksi
: 8 minggu
Bangunan rumah ini menggunakan sistem struktur konstruksi fabrikasi dan konstruksi campur untuk menggabungkan unitnya. Cara menggabungkannya menggunakan teknik konstruksi solid dengan material yang ringan. Prefabrikasi dan waktu pemasangan yang singkat menjadi salah satu pendukung arsitektur berkelanjutan. Konstruksi beton yang digabung dengan kayu digunakan untuk bagian dengan kemiringan dan kamar tidur serta area servis. Struktur kayu ringan yang diaplikasikan untuk panel menggunakan bracing baja untuk kestabilan struktur dan frame baja juga digunakan untuk elemen kantilever pada bangunan. Atap dan tangga juga difabrikasi di pabrik. Bangunan dengan menggunakan sistem split-level tetap memberikan layout yang terbuka dan memberikan view yang baik baik dari dalam bangunan maupun dari luar bangunan.
| 43
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Gambar 2.4.5 Potongan bangunan sistem modular pada rumah di Northport, Michigan
Blok Perumahan dan Komersial di Rathenow, Jerman
Negara
: Jerman
Kota
: Rathenow
Tipe
: Rumah/Kantor
Konstruksi
: Baja dan Beton (Hybrid)
Sistem
: Room cell construction
Arsitek
: Klaus Sill dan Jochen Keim
Tinggi floor-to-floor : 2.5/2.3 m Luas bangunan
: 1058 m2
Tahun Konstruksi
: 2002
Waktu konstruksi
: 14 Bulan
Bangunan mix-use ini terdiri dari kegiatan perumahan, kantor, dan komersial yang awalnya merupakan sebuah bangunan dengan sistem struktur konvensional yang berumur 100 tahun. Untuk memudahkan konstruksi dan memakan waktu yang cukup singkat maka digunakan konstruksi yang dapat mendukung beban yakni dengan frame beton yang di rancang untuk menopang 12 unit rumah fabrikasi. | 44
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Unit tersebut di fabrikasi dan di pra-rakit dilengkapi dengan instalasi sanitasi dan kebutuhan teknis lainnya pada sebuah pabrik 500 Km dari kota Rathenow. Ukuran dari unit/cell tidak melebihi 2,5 m pada lebarnya sehingga pengangukatan unit dapat dilakukan dengan truk standar sehingga tidak membutuhkan tenaga transport lebih dan dijaga oleh polisi. Setelah unit-unit sampai ke lokasi, unit kontainer diposisikan pada frame beton dengan crane dan dimansukkan pada lubang frame. Konstruksi kontainer menggunakan material industri yang mudah didapat, seperti dinding insulasi, panel atap, dan lembar aluminium bergerigi. Lapisan lantai menggunakan beton sehingga dapat memenuhi syarat keselamatan kebakaran.
Gambar 2.4.6 Skematik material yang digunakan untuk unit kontainer. Frame baja dan lapisan aluminium
| 45
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Gambar 2.4.7 Pengangkatan unit dari unit transport dengan crane dan penempatan pada frame
II .5 Tinjauan Tapak II.3.1 Lokasi Tapak
B
C
A D
a.
Gambar 2.4.8 Peta Jakarta
A. Manggarai (Lokasi Tapak) B. Monas
| 46
Zakia Rizki Mulia 1200950611
C. Senayan D. Mega Kuningan 3 4 5
1
2
6
Gambar 2.4.9 Peta Lingkungan
1. Tapak 2. Stasiun Manggarai 3. Pintu Air Manggarai 4. Sungai Ciliwung 5. Pasar Manggis 6. Perumahan PJKA
| 47
Zakia Rizki Mulia 1200950611
Gambar 2.4.10 Peta lingkungan sekitar dan Tapak
II.3.2 Luas, Ukuran, dan Peraturan Tapak •
Lokasi Tapak
: Jl. Manggarai Utara 1
•
Luas Lahan
: 18.125 m2
•
KDB
: 50 %
L. Lantai dasar yang boleh dibangun : 50 % x 18.125 m2 = 9062,5 m2 •
KLB
:2
L. Total bangunan yang boleh dibangun : 2 x 18.125 m2 = 36.250 m2 Luas Lahan Yang dipakai
:
•
GSB Tenggara : 10 m
•
GSB Barat Laut : 5 m
•
GSS (sungai)
•
Ketinggian Maks: 4 lantai
•
Batas Tapak
: 7,5 m
Barat Laut
: Jl. Tambak
Barat Daya
: Jl. Manggarai Utara 1(Stasiun Manggarai)
Tenggara
: Jl. Manggarai Utara 2
Timur Laut
: Sungai Ciliwung
II.3.3 Data Fisik Tapak •
Iklim
: Tropis Basah
•
Temperatur
: 24ºC - 34ºC
•
Kelembapan
: 88 % | 48
Zakia Rizki Mulia 1200950611
II.3.8 Potensi dan Kendala Tapak Potensi Tapak •
Dekat dengan perniagaan seperti Pasaraya dan lainnya
•
Dekat dengan fasilitas penunjang
•
Lokasi strategis dan memiliki aksesibilitas menuju dan dari lokasi-lokasi pusat perniagaan seperti Jl. Thamrin, Kuningan, Jl. Gatot Subroto, dan Jakarta Timur
•
Dekat dengan pusat perbelanjaan
•
Sungai Ciliwung dapat dimanfaatkan sebagai obyek pandangan pada tapak
•
Berdekatan dengan taman sehingga pengelolaan pada tapak dapat disesuaikan
Kendala Tapak •
Bising karena berbatasan langsung dengan jalan besar dan Stasiun Manggarai
•
Daerah didepan tapak yang merupakan stasiun kumuh karena dipenuhi kendaraan seperti bajaj dan ojek
•
Pintu air Manggarai yang akan menjadi cagar budaya untuk daerah tersebut masih terlihat prihatin
•
Cukup padat karena pusat perbelanjaan dan perkantoran di sekitar tapak
•
Kurangnya pohon eksisting pada tapak sehingga butuh penanaman kembali
| 49