BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1
Proyek Konstruksi
Pada dasarnya yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya manusia. Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan/infrastruktur. Bangunan ini pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil dan arsitektur, juga tidak jarang melibatkan disiplin ilmu lain seperti: teknik industri, teknik mesin, elektro dan lain sebagainya. Adapun bentuk bangunan yang dimaksud bisa berupa perumahan, perkantoran, apartemen, bendungan, terowongan, bangunan industri dan bangunan pendukung yang banyak digunakan untuk kepentingan masyarakat. Proyek konstruksi memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Jurnal Pelatihan HAMKI Tahun 2007): a. Terdiri dari unsur – unsur dan komponen – komponen yang melibatkan berbagai macam sumber daya. b. Mempunyai hubungan interpendensi yaitu unsur yang satu sering merupakan suatu yang bergantung kepada unsur yang lain. c. Mempunyai hubungan interelasi yaitu gerakan suatu unsur akan mempengaruhi unsur yang lainnya. d. Bersifat kompleks yaitu bukan merupakan kegiatan yang berulang-ulang (non repetitive). e.
Mempunyai waktu awal dan waktu akhir (start and finish).
f.
Bersifat dinamis, selalu ada progress yang berkesinambungan.
Proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis kelompok bangunan (Evianto 2002) yaitu : a. Bangunan gedung, contohnya: rumah, apartemen, hotel, rumah sakit, perkantoran dan lain-lain. b. Bangunan sipil, contohnya: jalan, jembatan, bendung, terowongan dan infra struktur lainnya.
2.2
Tim Manajemen Konstruksi
Seperti telah dijelaskan di depan bahwa proyek konstruksi melibatkan berbagai macam sumber daya. Salah satu sumberr daya yang penting dalam konstruksi adalah sumber daya manusia (SDM). Keterlibatan beberapa orang atau badan/organisasi untuk mewujudkan suatu proyek konstruksi terdiri dari (Sutan Syah, 2004) : a. Pemilik Proyek (owner) b. Konsultan Perencana A/E (A/E consultant) c. Konsultan manajemen konstruksi (construction management/CM) d. Kontraktor (contractor) Peran kontraktor dalam manajemen proyek sangat berarti dan mempunyai andil besar pada proses terwujudnya proyek. Kontraktor dituntut harus mampu menyelesaikan suatu proyek dengan baik sehingga bisa memuaskan semua pihak yang berkepentingan terhadap proyek tersebut. Kriteria atau tolok ukur sukses pengelolaan proyek bagi kontraktor tidak lagi 3 (tiga) poin seperti tepat biaya, tepat waktu dan tepat mutu tetapi juga lingkungan kerja yang sehat dan pekerja yang selamat. Kontraktor sangat berkepentingan terhadap keselamatan pekerjanya. Hal tersebut dikarenakan dengan kondisi pekerja yang selamat dan sehat maka produktifitasnya akan tinggi ( Fahrudin R.E ,2006)
Wajib
Hak
Penjual Jasa Kontraktor
Kontrak
Wajib
Proyek
Membayar UM/termin tepat waktu & nilainya
Bekerja dengan : • • • •
Memanfaatkan bangunan sesuai fungsinya
Biaya hemat Mutu cermat Waktu tepat Pekerja selamat
Hak
Pembeli Jasa Investor/owner
Memperoleh : Bangunan • • •
Profit Performance Meningkatkan profesionalisme
Gambar 2.1 Hubungan Bisnis dalam kontrak konstruksi (Fahrudin, 2006) 2.3
Pengendalian Proyek Konstruksi
Proyek konstruksi memiliki karakteristik unik yang tidak berulang. Proses yang terjadi pada suatu proyek tidak akan berulang pada proyek lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena kondisi yang mempengaruhi suatu proses suatu konstruksi berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pengendalian (kontrol) diperlukan untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan.Tiap tahap pekerjaan harus dicek oleh pengawas lapangan untuk memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. Dengan adanya perencanaan dan pengendalian yang baik terhadap setiap tahapan pekerjaan maka terjadinya kesalahan atau ketidak sesuaian yang bisa menyebabkan kegagalan mutu bisa dihindari. Untuk mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan mengatasi keterbatasan waktu manajemen dalam mengendalikan seluruh unsur pekerjaan proyek, maka diperlukan suatu konsep pengendalian yang efektif dan efisien.
Ada 3 (tiga) sasaran utama pengendalian proyek konstruksi yaitu tepat biaya, tepat mutu dan tepat waktu. Seperti telah disampaikan di bagian depan tulisan bahwa pembahasan akan difokuskan terhadap pengendalian mutu. Ketepatan mutu hanya akan bisa dicapai apabila pengendaliannya dilakukan dengan seksama pada setiap tahapan mulai dari kesesuaian material yang dipakai, kontrol shop drawing, pemilihan metode kerja, pengecekan lapangan dan lain-lain. 2.3.1 Proses Pengendalian Proses pengendalian berjalan daur hidup proyek guna mewujudkan kualitas yang baik di setiap tahap. Perencanaan dijadikan sebagai bahan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan. Bahkan acuan tersebut selanjutnya akan menjadi standar pekerjaan proyek yang bersangkutan yang meliputi spesifikasi teknik, anggaran dan jadwal. Pemantauan harus dilakukan selama masa pelaksanaan proyek agar kualitas/mutu yang dicapai bisa dievaluasi dievaluasi dengan benar. Hasil evaluasi sangat dibutuhkan untuk menentukan tindakan yang akurat untuk menangani permasalahan-permasalahan yang timbul selama masa konstruksi. Berdasarkann hasil evaluasi ini pula tindakan perbaikan dapat diputuskan dengan tepat. Proses tersebut dapat terlihat secara skematis seperti gambar berikut : Pelaksanaan
Pemantauan Hasil
Perencanaan
Tindakan Koreksi Evaluasi
Standard Gambar 2.2 Siklus pengendalian dalam proyek konstruksi
(Evianto, Wulfram I. Teori-Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi)
2.3.2 Fungsi Pengendalian Proyek Fungsi pengendalian (controlling) berupa tindakan pengukuran kualitas penampilan dan penganalisaan serta pengevaluasian penampilan yang diikuti dengan tindakan perbaikan yang harus diambil terhadap penyimpangan yang terjadi diluar batas toleransi.
Tindakan-tindakan tersebut
antara lain : a. Mengukur kualitas hasil. b. Membandingkan hasil terhadap standar kualitas. c. Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi. d. Memberikan saran-saran perbaikan. e. Menyusun laporan kegiatan. Manfaat dari fungsi pengendalian adalah memperkecil kemungkinan kesalahan yang terjadi dari segi kualitas, biaya maupun waktu.
2.3.3 Faktor – faktor Penghambat Proses Pengendalian Mutu Walaupun sebagian besar menyadari bahwa pengendalian sangat penting, namun sering kali pada waktu pelaksanaannya pengendalian tersebut tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Ada beberapa faktor penyebab kegagalan pengendalian mutu, yaitu: a. Faktor Proyek Proyek yang dimaksud di sini adalah proyek itu sendiri atau gambaran proyek yang dibuat oleh perencana.
Pada proyek yang ukuran dan kompleksitasnya amat besar, melibatkan banyak
organisasi di dalamnya ditambah lagi dengan banyaknya kegiatan yang saling terkait, maka akan timbul masalah besar dalam berkoordinasi dan berkomunikasi.
Kesulitan bisa juga timbul akibat pendefinisian struktur organisasi yang dibuat oleh owner atau perencana. b. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM) Kelemahan sumber daya manusia mempunyai potensi besar terhadap ketidak efektifan jalannya pengendalian mutu suatu proyek konstruksi. Seberapa baiknya tatanan atau sistem pengendalian mutu tidak akan berarti apa bila SDM yang menjalankannya lemah sehingga tidak mampu mengaplikasikan sistem dengan baik. c. Faktor Lemahnya Sistem Pengendalian Mutu Sistem pengendalian mutu yang kurang baik akan sulit untuk mendapatkan hasil kerja yang seragam dengan mutu tinggi. Proyek-proyek dengan manajemen mutu pengendalian yang kurang bagus hasil kerjanya akan sangat tergantung kepada SDM ada di dalamnya. SDM yang handal dengan kepandaian dan kedisiplinannya akan menghasilkan hasil kerja dengan mutu yang tinggi. Sebaliknya SDM yang lemah maka mutu hasil kerjanya akan di bawah standar yang dikehendaki. Di sini keseragaman mutu menjadi sangat sulit untuk bisa dicapai.
2.3.4 Faktor-Faktor Pendukung Proses Pengendalian
Efektifitas suatu pengendalian sangat erat hubungannya dengan mutu informasi yang diperoleh. Informasi yang tepat dan dapat mewakili kondisi sebenarnya di lapangan akan sangat berguna bagi penentuan solusi yang tepat dan mengenai sasaran. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan agar pengendalian bisa berjalan dengan efektif dan efisien, antara lain :
a. Ketepatan Waktu Pemantauan dan Penyampaian Laporan Pemantauan lapangan dan pelaporan yang tepat waktu sangat membantu jalannya proses pengendalian. Sebaliknya pemantauan dan pelaporan yang yang tidak tepat waktu akan berdampak pengendalian tidak tepat juga karena informasi yang masuk tidak sesuai dan tidak mewakili kondisi aktual di lapangan. b. Akses Antar Tingkat Yang Jelas Derajat kemudahan untuk mengakses dalam jalur pelaporan performa sangat berpengaruh terhadap efektifitas sistem pengendalian. Jalur pelaporan dari tingkat paling atas hingga paling bawah harus mudah dipahami dan jelas penyampaiannya. Dengan demikian seorang manajer bisa melacak dengan cepat bagian mana yang memiliki performa jelek dan dapat menentukan langkah pengendaliannya dengan tepat. c. Perbandingan Data Dengan Informasi yang Proporsional Data yang diperoleh dari pengamatan di lapangan harus mampu memberikan informasi yang proporsional. Jumlah data yang terlalu banyak namun hanya memberikan satu atau dua informasi sangatlah tidak efisien karena untuk mengolah data membutuhhkan tenaga dan banyak waktu, tidak sebanding deengan informasi yang didapatkan. d. Data dan Informasi Yang Dapat Dipercaya Kejujuran dan kedisiplinan pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek sangat dibutuhkan untuk mendapatkan data dan informasi yang terpercaya. Semua perjanjian dan kesepakatan yang telah dibuat harus ditepati. Contohnya: waktu pengiriman bahan dan alat. Spesifikasi yang telah ditetapkan, waktu pembayaran dan lain-lain. e. Obyektifitas Data Data yang dibuat harus benar-benar sesuai dengan kondisi lapangan. Asumsi pribadi, pendapat pribadi, kira-kira tidak boleh dimasukkan sebagai data hasil pengamatan.
2.3.5 Metode Pengendalian Mutu Definisi mutu menurut Imam Suharto adalah sifat atau karakteristik produk barang atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai (customers). Memenuhi mutu/kualitas merupakan sasaran pengelolaan proyek, dengan memenuhi persyaratan mutu produk konstruksi yang dihasilkan akan memenuhi standar mutu yang diharapkan berfungsi secara memuaskan dalam kurun waktu tertentu atau siap pakai. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk mengendalikan mutu agar sesuai dengan perencanaan antara lain: a. Pengecekan gambar kerja/ shop drawing yang akan dipakai untuk pelaksanaan di lapangan. b. Pemeriksaan material yang hendak digunakan untuk memastikan bahwa material sesuai dengan spesifikasi yang ada. c. Mengevaluasi metoda kerja yang akan dijalankan di lapangan. d. Pemeriksaan / inspeksi lapangan saat pekerjaan dilaksanakan untuk memastikan bahwa pekerjaan sudah sesuai shop drawing, menggunakan material yang benar, dan dikerjakan sesuai dengan metoda kerja yang benar.
Tabel 2.1 Ringkasan QA/QC Kegiatan Konstruksi
Sumber: Imam Soeharto, 2001 : 289, Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional
2.4 Jaminan Mutu / Kualitas Standar perencanaan serta pengendalian mengenai kualitas adalah bersifat mendasar baik untuk tahap
No 1
Kegiatan
Tugas QA/QC
Menelaah ulang kontrak
Mengkaji kesiapan lingkup kerja, standar, spesifikasi dan prosedur yang meliputi:
• • • • 2
Menelaah ulang program mutu
3
Meneliti perangkat kontraktor pelaksana
Inspeksi dan testing Verifikasi Persetujuan Sertifikasi
Melengkapi program QA/QC kontraktor pelaksana
QC Mengkaji kualitas dan kwantitas personil serta peralatan yang meliputi:
• •
Peralatan testing dan pengukuran Teknik dan metoda kerja yang dipakai
4
Mengendalikan material dan Meneliti prosedur dan metode kerja yang dipakai, peralatan sub kontraktor dan meliputi verivikasi dokumen (sertifikat) hasil siplier pemeriksaan
5
Pemeriksaan selama instalasi / Memeriksa dipenuhinya spesifikasi dengan cara inspeksi konstruksi untuk komponen unit dan testing
6
Pemeriksaan akhir
Memeriksa dipenuhinya kriteria dan spesifikasi bagi unit secara keseluruhan
7
Uji coba operasi dan start-up
Memantau pemenuhan kinerja (performance) instalasi sesuai kontrak
8
Audit dan perbaikan
Meneliti segala pemeriksaan dan perbaikan apakah telah dilaksanakan dengan benar.
desain maupun konstruksi suatu proyek. Mengenai aspek ini pada suatu proyek, disamping
berhubungan erat dengan biaya, rencana, pengadaan dan rekayasa nilai, secara tersendiri sudah selayaknya mendapat perhatian yang besar. Jaminan kualitas mencakup telaah ekonomi untuk memilih material dan metoda yang dimasukkan kedalam desain, dengan memastikan bahwa desain sesuai dengan pengkodean dan peraturan bangunan yang berlaku dan dengan mengendalikan konstruksi proyek itu untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah dispesifikasikan dalam dokumen kontrak.
2.4.1 Konsep Dasar Kriteria kualitas akan mempengaruhi semua tahapan dari suatu proyek. Beberapa konsep dasar dan peristilahan umum yang sering dipergunakan dalam industri konstruksi adalah sebagai berikut (Amin,Mawardi, Jurnal kuliah manajemen konstruksi) : a. Definisi Rekayasa Kualitas : Istilah ini sering menguraikan tentang prosedur yang dipergunakan untuk memberikan jaminan bahwa rekayasa dan desain untuk suatu struktur yang telah berlangsung sesuai dengan kriteria yang telah direkomendasikan dan diwajibkan sebagaimana ditetapkan oleh asosiasi profesi dan spesialisasi yang berkaitan dengannya, otorisasi pengkodean bangunan dan sebagainya. Pengendalian Kualitas : Proses ini mencakup hal-hal berikut ini: Penetapan standar khusus untuk prestasi konstruksi, lazimnya melalui konstruksi.
Pengukuran variansi (penyimpangan) dari standar.
Pengambilan tindakan untuk memperbaiki atau meminimalisir variasi yang merugikan.
rencana
Perencanaan untuk penyempurnaan standar itu sendiri serta agar segala sesuatunya sesuai dengan standar..
Jaminan Kualitas : Merupakan istilah yang lebih luas dan mencakup semua hal untuk penerapan dari standard an prosedur dalam upaya untuk menjamin bahwa suatu produk atau fasilitas dapat mamenuhi ataupun melebihi kriteria prestasi yang dikehendaki. b. Unsur Kualitas Karakteristik Kualitas : Karakteristik kualitas mencakup dimensi, warna, kekuatan, suhu, dan lain-lain. Kualitas Desain : Umumnya para perancang tidak hanya menspesifikasikan standar yang dikehendaki untuk karakteristik yang menentukan suatu produk, tetapi juga mencantumkan toleransi atau jangkauan menurut variasi yang dapat diterima terhadap standar tersebut. Kualitas Kesesuaian : Segera setelah kualitas desain telah dispesifikasikan, maka kualitas kesesuaian ini merupakan suatu tingkat dimana pekerjaan fisik yang dihasilkan adalah sesuai dengan standar. c. Sistem Kualitas Semua unsur dari kualitas di atas saling bergabung untuk menentukan kualitas dari produk akhir. Kualitas desain dipengaruhi oleh : Metode konstruksi lapangan yang sebenarnya, termasuk ketrampilan para pekerja, kemampuan perkakas dan kualitas bahan baku.
Pengawasan yang mereka peroleh serta pengendalian manajemen yang dilaksanakan untuk mengarahkan pekerja agar sesuai dengan rencana spesifikasi.
Inspeksi serta prosedur pengendalian kualitas yang diterapkan, termasuk pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh inspektur.
2.4.2 Organisasi Untuk Jaminan Kualitas Sasaran jaminan kualitas dari berbagai pihak berkaitan dengan proyek konstruksi berbeda-beda dan sering kali saling berselisih. a.
Pemilik menghendaki memaksimalkan karakteristik kualitas yang bertalian dengan fungsi yang dimaksudkan dari suatu proyek namun dengan biaya yang wajar.
b. Perancang menghendaki tingkat kualitas yang akan menjamin prestasi yang memuaskan serta memberikan nama baikbagi reputasi profesionalismenya. c.
Kontraktor yang terutama dengan kontrak harga tetap akan tertarik untuk memenuhi spesifikasi dengan biaya langsung yang minimum.
d. Instansi ekstern (indipenden) semakin hari semakin meningkat dalam upaya menetapkan standar untuk karakteristik itu.
2.4.3 Kegunaan Jaminan Kualitas Kegunaan penjamin kualitas bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan lebih lanjut dirinci sebagai berikut : a. Bagi Pemerintah
•
Untuk menjaga dan meyakinkan agar metode konstruksi, material, dan peralatan kerja yang digunakan dalam membangun proyek memenuhi standar dan peraturan yang telah ditentukan. Hal ini ditujukan untuk melindungi kepentingan keamanan dan kesehatan masyarakat.
•
Memberikan kesempatan pemeriksaan dan pengujian terhadap instalasi atau hasil proyek dari waktu ke waktu yang potensial dapat menyebabkan kerusakan dan kecelakaan.
b. Bagi Pemilik Proyek
•
Memberikan kepercayaan dan keyakinan bahwa instalasi yang dibangun akan berfungsi sesuai dengan harapan dalam hal keselamatan, operasi, dan produksi selama kurun waktu yang telah ditentukan.
•
Menyediakan dokumen bagi pihak pemerintah atau pihak lain yang memerlukan.
•
Menyediakan data hasil-hasil inspeksi, pengetesan dan perbaikan pada bagian yang spesifik dari instalasi. Hal ini merupakan catatan yang berguna bagi kegiatan pemeliharaan.
c. Bagi Perancang Instalasi
•
Menjadi umpan balik pekerjaan desain engineering di masa depan.
d. Bagi Kontraktor
•
Bila mengikuti prosedur dan spesifikasi dengan tepat dan cermat akan menghasilkan pekerjaan sekali jadi. Hal ini berarti mencegah pekerjaan ulang (rework).
•
Bila dilaksanakan dengan baik, akan mencegah mutu yang melebihi dari spesifikasi yang tercantum dalam kontrak, berarti mencegah pengeluaran yang tidak perlu.
•
Bagi pemilik proyek bukan hal yang berlebihan jika dikatakan bahwa dengan adanya program QA/QC yang relatif mutalak diperlukan , untuk mencegah kemungkinan proyek menghasilkan produk yang mutu, jumlam, maupun jadwalnya tidak sesuai sasaran yang disebabkan oleh material atau peralatan di bawah standar.
2.5 Standar Operasional Prosedur (SOP) Manajemen Konstruksi PT Arkonin 2.5.1 Visi dan Misi Perusahaan VISI •
Mengutamakan mutu dan pelayanan demi kepuasan pelanggan dan kepercayaan pelanggan
•
Menjadi tempat untuk berprestasi dan mengembangkan diri sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan pegawai.
•
Meningkatkan kemampuan kompetitif melalui peningkatan profesionalisme, pengembangan jaringan dan pemanfaatan teknologi secara optimal
•
Memberi kontribusi positif bagi pengembangan lingkungan
MISI Menjadi konsultan yang terpercaya dan terdepan dalam inovasi di bidang jasa konstruksi khusus di bidang bangunan dan infrastruktur.
2.5.2
Tanggung Jawab Manajemen
Proses : Kontrak •
Sasaran Menjadikan proyek yang didapatkan dikukuhkan dalam kontrak/SPK sesuai dengan hasil klarifikasi dan negosiasi.
•
Penanggung Jawab -
Direktur
: bertanggun jawab
menandatangani dokumen kontrak /
SPK. -
Kadiv. Manajemen Proyek
: bertanggung
jawab
atas
kesesuaian isi kontrak
berdasarkan hasil klarifikasi dan negosiasi. -
Kabag Keuangan
: menyimpan dan mendistribusikan kontrak kepada Direktur
Kadept Marketing dan pemimpin proyek apabila diperlukan.
-
Kabag Legal
: bertanggung
jawab
terhadap kesesuaian isi dokumen
dengan kaidah – kaidah hukum yang berlaku.
Aktivitas Utama : 1. Memeriksa isi dan kelengkapan kontrak. 2. Penandatanganan kontrak. 3. Mengarsip dan mendistribusikan kontrak kepada yang berkepentingan.
Proses : Pelaksanaan Kerja •
Sasaran Menyelesaikan proyek sesuai dengan kontrak/SPK.
•
Penanggung Jawab -
Direksi
: bertanggung jawab terhadap kualitas pekerjaan dan mengendalikan
keuangan & menjaga hubungan baik dengan pemberi tugas. -
Pemimpin Proyek
: bertanggung jawab mengkoordinir anggota team, progress dan
kualitas pekerjaan sesuai kontrak/SPK. -
Engineers/staff : bertanggung jawab terhadap progress dan kualitas pekerjaan sesuai bidangnya masing – masing.
-
Supporting
: bertanggung jawab membantu pekerjaan yang diberikan oleh
pimpinan proyek dan Engineers/staff.
Aktivitas Utama: 1. Mobilisasi Team Pelaksana Pekerjaan & koordinasi dibidang desain dan manajemenkan Konstruksi dengan costumer dan atau instansi terkait. 2. Menyusun rencana kerja.
3. Menyusun laporan & presentasi. 4. Survey. 5. Menyimpan arsip pekerjaan dalam bentuk print out dan digital. Proses : Manajemen Proyek •
Sasaran Menjaga ketertiban administrasi surat menyurat dan dokumen.
•
Penanggung Jawab -
Kadiv Manajemen Proyek : bertanggung jawab
atas
kelancaran proses dan pelaksanaan
pekerjaan. -
Pimpro/Project Manager
:
bertanggung jawab atas kejelasan informasi mengenai jadwal
dan organisasi proyek baik intern dan extern. -
Kabag RAB
: menyiapkan dokumen anggaran biaya pada tahap marketing
dan pelaksanaan proyek. -
Supporting Staff
: bertanggung jawab membantu pekerjaan yang diberikan oleh
pimpro.
Aktivitas Utama : 1. Membuat dokumen untuk kebutuhan marketing. 2. Membuat dokumen proposal. 3. Membantu dalam pembuatan dan penyusunan dokumen teknis. 4. Membuat Rencana Anggaran Biaya. 5. Membuat surat menyurat kebutuhan proyek dan marketing. 6. Mengatur pengadaan dan pengiriman dokumen proyek. 7. Pengarsipan dokumen dan surat menyurat.
Proses : Manajemen Mutu •
Sasaran Mengelola sistem manajemen mutu di PT. Akonin agar berjalan efektif sesuai dengan persyaratan ISO 9001:2000 dan berkesinambungan.
•
Penanggung Jawab Perwakilan Manajemen : bertanggung
jawab atas
pengelolaan sistem manajemen mutu dan
efektifitas penerapannya. Aktivitas Utama : Mengendalikan dokumen sistem mutu mencakup persetujuan, penerbitan, pendistribusian dan perubahannya. 1. Mengendalikan dan memelihara rekaman mutu. 2. Membuat program internal audit. 3. Melaporkan kinerja sistem manajemen mutu kepada Top manajemen secara berkala.
2.5.3 Sistem Manajemen Mutu Umum Untuk memenuhi persyaratan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 PT. Arkonin telah menetapkan rangkaian proses bisnis perusahaan yang telah diidentifikasi dan ditetapkan kriterianya di dalam dokumen sistem mutu PT. Arkonin. Sistem manajemen mutu tersebut harus ditetapkan, didokumentasikan, diterapkan, dipelihara dan secara terus menerus ditingkatkan keefektifannya untuk memberikan kontribusi secara menyeluruh dalam perusahaan. Landasan awal berjalannya proses bisnis perusahaan PT. Arkonin sebagai penyedia jasa konsultan adalah memberikan informasi penyelenggaraan proyek sesuai permintaan pelanggan dalam dokumen
gambar kerja, dan spesifikasi teknis hingga diserahkannya hasil proyek tersebut dan berakhir pada kepuasan pelanggan terhadap produk hasil proyek tersebut. Untuk mencapai produk hasil proyek yang memenuhi kepuasan pelanggan, maka telah diidentifikasi rantai proses bisnis utama perusahaan, yaitu : 1. Informasi proyek 2. Prakualifikasi 3. Tender 4. Persiapan proyek 5. Pelaksanaan kerja 6. Penyerahan produk
Untuk mengelola proses bisnis utama tersebut perusahaan memerlukan proses bisnis pendukung, yaitu : 1. Pengelolaan Finansial 2. Pengelolaan Sumber Daya Manusia 3. Penyediaan sarana dan prasarana 4. Pembinaan vendor 5. Sistem manajemen mutu Setiap masing-masing aspek kegiatan dapat berinteraksi satu dengan lainnya, baik antara kegiatan proses bisnis utama dan proses pendukung lainnya. Kriteria model dan metode operasional proses bisnis tersebut diatur dan ditetapkan dalam dokumen sistem manajemen mutu yang harus selalu dipantau, juga dilakukan pengukuran dan analisa untuk mencapai target yang direncanakan, berlangsungnya perbaikan yang berkelanjutan serta kebutuhan untuk meningkatkan efektifitas proses bisnis tersebut secara keseluruhan. Bagian dari proses yang dikerjakan oleh pihak eksternal (vendor, suplier) harus tetap dikendalikan dan diidentifikasikan di dalam sistem manajemen mutu PT Arkonin.
2.5.4 Persetujuan Material •
Tujuan Persetujuan ini menetapkan merk, jenis, dan type material yang dipakai agar sesuai dengan spesifikasi yang ada.
•
Ruang Lingkup Prosedur ini untuk menentukan material yang digunakan.
•
Tanggung Jawab - Kontrak
: Mengajukan contoh dan brosur material
- Site Manager
: Menandatangani pengajuan persetujuan material.
- Site Engineering
:
Mengevaluasi,
menyetujui
dan
menolak
persetujuan
material. - Perencana •
: Mengevaluasi, menyetujui dan menolak persetujuan
Prosedur Lihat flow cart
•
Lampiran - Form permohonan persetujuan material (PP-MK-02-L1.0) - Format persetujuan material (PP-MK-02-L2.0)
material.
PENANGGUNG JAWAB
FLOWCHART
MULAI
PENGAJUAN CONTOH MATERIAL
KONTRAKTOR NO MK
EVALUASI OLEH MK
YES
EVALUASI OLEH PERENCANA PERENCANA
YES
NO
EVALUASI OLEH PEMBERI TUGAS
YES PERSETUJUAN PEMBERI TUGAS PELAKSANAAN
SELESAI
MK
KONTRAKTOR
DOKUMEN
Gambar 2.3 : FLOW CART PERSETUJUAN MATERIAL 2.5.5 Shop Drawing •
Tujuan Prosedur ini memperjelas gambar pelaksanaan agar tidak terjadi kesalahan pelaksanaan di lapangan pekerjaan oleh kontraktor.
•
Ruang Lingkup Prosedur ini digunakan oleh MK dalam mengawasi pekerjaan di lapangan
•
Tanggung Jawab dan Prosedur - Kontraktor a. Mengajukan Shop Drawing b. Merevisi Shop Drawing c. Melaksanakan Shop Drawing di lapangan. - Site Engineering a. Memeriksa Shop Drawing b. Menyetujuhi/menolak Shop Drawing - Site Manager a. Menanda tangani Shop Drawing - Perencana a. Memeriksa Shop Drawing (jika diperlukan) b. Menyetujui/menolak Shop Drawing (jika diperlukan)
•
Prosedur Lihat flow cart
•
Lampiran - Form Persetujuan Shop Drawing (PP-MK-06-L1.0)
PENANGGUNG JAWAB
FLOWCHART
DOKUMEN
MULAI
PENGAJUAN KONTRAKTOR NO
REVIEW YES
MK NO
PERLU KE PERENCANA YES REVIEW
PERENCANA
YES PERSETUJUAN APPROVED
MK + PERENCANA
PELAKSANAAN
NO
SELESAI
Gambar 2.4 : FLOW CART SHOP DRAWING
2.5.6 Persetujuan Pelaksanaan •
Tujuan Prosedur ini intuk menetapkan suatu pekerjaan sudah bisa dikerjakan.
•
Ruang Lingkup Prosedur ini digunakan untuk menetapkan bole/tidak boleh suatu pekerjaan dilaksanakan.
•
Tanggung Jawab dan Prosedur - Kontraktor a. Mengajukan ijin pelaksanaan b. Melaksanakan pekerjaan c. Melaksanakan tes hasil pekerjaan (apabila diperlukan) d. Memperbaiki jika ada kesalahan - Site Engineering a. Memeriksa kesiapan lapangan b. Menyetujuhi/menolak pelaksanaan lapangan - Site Manager a. Menanda tangani ijin pelaksanaan pekerjaan
•
Prosedur Lihat flow cart
PENANGGUNG JAWAB
FLOWCHART
DOKUMEN
MULAI
KONTRAKTOR
PENGAJUAN IJIN PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN KESIAPAN LAPANGAN
MK
NO
YES PERSETUJUAN PELAKSANAAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN
MK PEKERJAAN SELESAI
KONTRAKTOR TES HASIL PEKERJAAN
YES
PEKERJAAN SELANJUTNYA
NO KONTRAKTOR
PERINTAH PERBAIKAN ATAU BONGKAR
TES HASIL PERBAIKAN
MK
NO
YES SELESAI
Gambar 2.5 : FLOW CART PERSETUJUAN PELAKSANAAN
2.6
Hipotesis
•
Hipotesis utama penelitian ini adalah : Manajemen pengendalian mutu proyek 1 @ Cik Ditiro Menteng Residence efektif dan efisien untuk mencapai sasaran tepat mutu pekerjaan struktur atas pada proyek tersebut.
•
Sub hipotesis penelitian ini adalah : 1. Manajemen pengendalian mutu pekerjaan pasang bekisting proyek 1 @ Cik Ditiro Menteng Residence efektif dan efisien untuk mencapai sasaran tepat mutu pekerjaan bekisting struktur atas pada proyek tersebut. 2. Manajemen pengendalian mutu pekerjaan pembesian proyek 1 @ Cik Ditiro Menteng Residence efektif dan efisien untuk
mencapai sasaran tepat mutu
pekerjaan pembesian struktur atas pada proyek tersebut. 3. Manajemen pengendalian mutu pekerjaan pengecoran proyek 1 @ Cik Ditiro Menteng Residence efektif dan efisien untuk
mencapai sasaran tepat mutu
pekerjaan pengecoran struktur atas pada proyek tersebut. 4. Manajemen pengendalian
mutu bongkar bekisting proyek
Menteng Residence efektif dan efisien untuk
1 @ Cik Ditiro
mencapai sasaran tepat mutu
pekerjaan bekisting struktur atas pada proyek tersebut.