BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1
Tinjauan Pustaka Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis merujuk pada beberapa karya tulis berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai akses informasi mahasiswa yang merupakan salah satu kegiatan penting di perpustakaan perguruan tinggi maupun dalam pendidikan tinggi. Setelah mencari dan melakukan beberapa penelusuran, penulis telah menemukan penelitian yang berkaitan dengan akses informasi sebagai berikut : Pertama, menurut penelitian dalam Tugas Akhir Adik Rista Atria, dengan judul “Literasi Informasi Mahasiswa
Pengguna
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah
Surakarta”. Tugas Akhir ini diterbitkan oleh Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan literasi informasi yang dimiliki oleh mahasiswa pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan menggunakan standar yang di buat oleh Association of college and research (ACRL). Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengguna Universitas Muhammadiyah Surakarta yang jumlah pengunjungnya sekitar 800 orang/hari. Penelitian ini menggunakan teknik incidental Sampling dengan mengambil sampel 15% dari populasi yaitu 120 mahasiswa. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2011. Kedua, menurut penelitian dari Tugas Akhir Muhammad Hulaimi (2014) dengan judul
“Literasi
Informasi
Mahasiswa
Program Studi Pendidikan
Bahasa
Inggris
Pengunjung Periode Februari – April 2014 Di Perpustakaan Pusat Universitas Islam Malang”. Tugas Akhir ini diterbitkan oleh Perpustakaan Universitas Negeri Malang yang membahas tentang Kesadaran Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Pengunjung Periode Februari – April 2014 Di Perpustakaan Pusat Universitas Islam Malang. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui kesadaran mengenai pengetahuan literasi informasi
mahasiswa Pendidikan Bahasa
Inggris di Perpustakaan Pusat Universitas Islam Malang, mengetahui kesadaran sikap berliterasi informasi Universitas
Islam
mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris di Perpustakaan Pusat Malang,
mengetahui
kesadaran
berperilaku
literasi
informasi
mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris di Perpustakaan Pusat Universitas Islam Malang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan instrumen pengumpulan data atau angket. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya adalah
terletak
pada pembahasannya yaitu mengenai akses informasi yang dilakukan mahasiswa di Perpustakaan
Universitas Muhammadiyah serta hambatan apa saja yang dialami
mahasiswa saat melakukan akses informasinya.
Oleh sebab
itu penulis memilih
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai obyek penelitian dengan pembahasan tersebut dengan alasan karena belum pernah ada penelitian yang mengambil topik yang sama di tempat tersebut. Sehingga menarik untuk diketahui hasilnya.
2.2
Landasan Teori 2.2.1
Perpustakaan Perguruan Tinggi
Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi pada dasarnya seperti yang sudah dijelaskan pada halaman sebelumnya merupakan suatu instansi yang memiliki proses kerja sama,
yaitu memberikan pelayanan informasi kepada pemustaka. Sehingga,
membantu perguruan tinggi dalam mencapai tujuannya yakni Tri Dharma Perguruan Tinggi Menurut Noerhayati (1987:1), perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya yang bersama-sama dengan unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan melaksanakan Tri Dharmanya. Selain
itu,
menurut
Sulistyo-Basuki (1991:51)
mendefinisikan
perpustakaan
perguruan tinggi sebagai perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi beserta badan bawahannya, maupun lembaga yang berafaliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya yakni Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat). Sejalan dengan pernyataan di atas, Qalyubi (2007:10) menyatakan bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan unit pelaksana teknis (UPT) perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unit lain turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih,
menghimpun,
mengolah,
merawat, dan melayankan sumber
informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan penulis bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi yang berfungsi untuk menyediakan dan menyebarluaskan informasi guna membantu
perguruan tinggi tersebut mencapai tujuannya yakni Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat). Keberadaan suatu perpustakaan dalam lembaga pendidikan,
khususnya di
perguruan tinggi merupakan hal yang sangat penting. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan bagian dari proses pendidikan di lembaga pendidikan tinggi dalam mencetak mahasiswa yang berkualitas. Sebagai penyedia sumber informasi dan bahan rujukan perpustakaan mahasiswanya.
perguruan Begitupun
tinggi berperan dengan
penting
dalam keberhasilan studi setiap
Perpustakaan
Perguruan
Tinggi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang sangat berperan dalam proses pembelajaran di bangku kuliah, serta menyediakan berbagai sumber rujukan, sumber informasi bagi sivitas akademika.
2.2.2
Sumber Informasi Sumber
informasi merupakan
sarana
yang
berperan
dalam menjembatani
pemustaka dengan informasi yang telah tersedia. Sumber informasi terdapat dimanamana, di sekolah, lembaga-lembaga suatu organisasi pendidikan, perpustakaan, dan tempat-tempat disekitar kita. Pada dasarnya dimana ada suatu benda atau peristiwa di suatu tempat, disana bisa tercipta informasi yang kemudian direkam dan disimpan dalam bentuk media tercetak atau media elektronik. Menurut Yusup (2009:31) sumber-sumber informasi banyak jenisnya, seperti buku, majalah, surat kabar, CD-ROM, disket, dan media informasi lainnya. Perpustakaan merupakan tempat yang menyediakan berbagai sumber-sumber informasi mulai dari sumber informasi tercetak yaitu buku, majalah, novel, jurnal, ensiklopedi, dan lai-lain
sampai sumber informasi dalam bentuk elektronik seperti e-journal, e-book, dan lain sebagainya. Dengan adanya berbagai sumber informasi yang telah disediakan seperti melalui perpustakaan, pemustaka akan memiliki banyak pilihan terhadap varian yang semakin lengkap sebagai mendia belajarnya.
2.2.3
Sumber Informasi Elektronik Sumber informasi elektronik
adalah sumber informasi yang dikemas dalam
bentuk format elektronik atau digital. Sumber informasi elektronik dapat diartikan sebagai hasil alih bentuk dari format lain yang sengaja dikemas dalam format elektronik sebagai bentuk suatu penerbitan atau e-publishing. Menurut (2009:9) menjelaskan bahwa jenis sumber informasi sangat beragam, yaitu mencakup buku elektronik (e-books), terbitan berkala elektronik (e-periodicals), database elektronik (e-database), penerbitan elektronik dalam CD-ROM, dan content digital. Dalam menggunakan sumber informasi ini, memerlukan perangkat teknologi seperti komputer maupun perangkat teknologi lainnya seperti handphone di dalam mengakses sumber-sumber tersebut. Dengan didukung adanya fasilitas jaringan, sumber informasi elektronik tersebut lebih mudah diakses, dan mudah di telusur dengan lebih cepat oleh pemustaka sehingga penyampaian informasi yang di terima dapat lebih cepat dan up to date dibandingkan dengan koleksi tercetak. Sumber informasi elektronik ini juga memberikan kemudahan dan fleksibilitas akses. Wikoff (2011:9) menyebutkan bahwa yang di sebut sumber informasi elektronik adalah database, koleksi e-journal, e-book, dan beberapa sistem yang berhubungan
dengan sumber informasi elektronik. Hal yang sama juga disampaikan oleh Jhonson dalam Andayani (2012:10) bahwa yang dimaksud sumber informasi elektronik adalah materi-materi atau publikasi yang dikemas secara elektronik baik melalui bentuk alih media atau digitalisasi yang terdiri dari berbagai tipe dan jenis diantanya dalam bentuk jurnal elektronik, buku elektronik, dalam bentuk database baik database dalam bentuk indeks maupun abstrak, serta database (data yang disimpan dalam suatu komputer yang berisi sekumpulan informasi berupa artikel, sitasi, image, dan sebagainya dari hasil karya seseorang yang ditampilkan dalam bentuk indeks, abstrak, atau full text) yang menyajikan informasi statistik dan database dalam bentuk gambar dan sumber-sumber visual dan audio.
2.2.4
Kebutuhan Informasi
Kebutuhan informasi seseorang dalam menjalani kegiatan kesehariannya berbedabeda. Atherton dalam Yulianah (2009:10), mengatakan bahwa kebutuhan seseorang tergantung pada kedudukan
pekerjaan,
profesional.
tujuan menggunakan informasi, usia, kecakapan, dan
Kebutuhan
informasi terjadi ketika
seseorang
menyadari
kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang topik tertentu dan berkeinginan untuk mengatasi kekurangan tersebut. Kebutuhan informasi terjadi karena adanya kesenjangan antara pengetahuan yang dia miliki dimana seseorang seseorang masih kurang atau untuk mencapai tujuan kebutuhannya. Seperti yang dijelaskan oleh Kuhlthau yang dikutip oleh Ishak (2006:91) bahwa kebutuhan informasi muncul akibat kesenjangan pengetahuan yang ada didalam diri seseorang dengan kebutuhan informasi yang sedang diperlukan. Hal yang sama juga disampaikan oleh Wersig yang dikutip oleh Pendit (2003:28) bahwa timbulnya kebutuhan
informasi karena adanya situasi problematik dari kurangnya informasi yang dimiliki seseorang dari beberapa keadaan
seperti yang terjadi oleh mahasiswa sehingga
mendorong seseorang untuk mendapatkan informasi. Sehingga, dapat dinyatakan bahwa kebutuhan informasi yang utama adalah dipengaruhi dari rasa ingin tahunya terhadap pengetahuan setiap orang. Sama seperti mahasiswa yang selalu ingin memenuhi kebutuhannya karena kurang
informasi
yang
dimilikinya. Informasi tersebut berkaitan dengan tugas-tugas akademik mahasiswa yang sedang
dalam proses
belajar
dibangku
kuliah untuk
menambah pengetahuannya
berdasarkan berbagai macam kebutuhan informasi dari berbagai sumber informasi yang ada di perpustakaan perguruan tinggi.
2.2.5
Perilaku Pencarian Informasi Dalam kehidupan
sehari-hari manusia,
kebutuhan dan pencarian informasi
merupakan suatu hal yang tidak dapat terpisahkan. Perilaku pencarian informasi sangat berkaitan dengan pemakai, bagaimana pemakai membutuhkan informasi, sumber apa yang digunakan, serta bagaimana pemakai tersebut menggunakan sumber informasi yang di pilih. Perilaku juga dapat diartikan sebagai perbuatan yang berkaitan dengan pencarian informasi mahasiswa yaitu perbuatan yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam pencarian informasi (Darmono dalam Masruriyah, 1995:39). Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam kaitannya mahasiswa untuk mengembangkan potensi belajarnya agar mampu menjalani bidang ilmu yang dipilihnya. Wilson (2000:29) mendefinisikan bahwa perilaku pencarian informasi merupakan perilaku mencari yang ditunjukan seseorang ketika berinteraksi dengan sistem informasi
yang
berhubungan
dengan
tingkat
potensi
intelektualnya,
misalnya
kemampuan
seseorang yang dapat memilih buku yang paling relevan di antara berbagai macam buku yang tersusun di rak perpustakaan. Jadi dapat diartikan bahwa perilaku pencarian informasi adalah tingkah laku dimana seseorang melakukan aktifitas untuk mencari informasi sebagai kebutuhan dalam mengakses informasi dari berbagai sumber yang ada melalui kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Dari semua definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku pencarian informasi merupakan kegiatan pelaku pencarian informasi untuk mendapatkan dan menambah pengetahuan yang semakin luas untuk dipelajari, diketahui, difahami, dan informasi yang telah didapat kemudian di pakai sesuai dengan kebutuhannya.
2.2.6
Akses Informasi Akses Informasi dapat didefinisikan melalui asosiasi definisi dari dua kata yaitu
akses dan informasi. Kata akses (acces) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:9) didefinisikan sebagai jalan masuk dan aksesibilitas berarti hal yang dijadikan akses atau jalan masuk. Kata informasi (information) didefinisikan sebagai keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai dan makna, baik dalam bentuk data maupun fakta yang penjelasannya
dapat kita lihat, dengar, dan baca yang disajikan
dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik atau non elektronik (Depkominfo, 2010:5). Dari dua definisi tersebut dapat memunculkan sebuah arti baru yaitu akses informasi yang dapat diartikan sebagai sebuah pintu gerbang atau jalan masuk menuju berbagai sumber data
yang dapat kita lihat, dengar, dan baca dalam berbagai bentuk format secara elektronik maupun non elektronik. Menurut Wulandari dalam fitriati (2007:33) akses informasi merupakan sebuah pencapaian atau perolehan akan informasi dengan menggunakan alat telekomunikasi maupun saluran media informasi dari berbagai tempat. Akses informasi dapat ditemukan dimana saja, oleh siapa saja baik di tempat kerja, di sekolah dan lain-lain. Seseorang dapat dengan mudah mendapatkan informasi dari berbagai sumber yang berada disekitarnya. Oleh karena itu, akses terhadap kebutuhan informasi sudah menjadi hak setiap orang (Tamara dalam Fitriati, 1993:11). Hal ini
telah di jamin dalam Undang-
Undang Dasar Negara Repubik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945) Pasal 28 f bahwa setiap
orang
mengembangkan
berhak
untuk
pribadi dan
berkomunikasi lingkungan
dan
sosialnya,
memperoleh serta
berhak
informasi untuk
untuk
mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala saluran yang tersedia. Dalam peraturan tersebut diatas telah jelas
bahwa setiap orang dijamin dalam
Undang-Undang untuk melakukan akses informasi melalui berbagai saluran media informasi yang di perolehnya. Tanpa adanya akses informasi kebutuhan informasi seseorang tidak dapat terpenuhi. Akses Informasi merupakan sebuah kemudahan bagi seseorang dalam mendapatkan informasi sesuai dengan kebutuhannya (Depkominfo, 2008:5). Kemudahan ini yang kemudian akan menjadikan seseorang lebih mandiri dalam mengembangkan ilmu dan pengetahuannya di bangku sekolah, khususnya pendidikan di perguruan tinggi bagi mahasiswa. Kebutuhan informasi mahasiswa dalam aktivitas
perkuliahannya yang semakin kompleks akan berpengaruh pada akses informasi terhadap sumber informasi di perpustakaan. Akses informasi mahasiswa merupakan sebuah kemudahan untuk mengatasi hambatan pencarian informasi yang akan mereka butuhkan. Informasi yang di butuhkan mahasiswa guna mendapatkan sumber informasi yang sesuai akan bermanfaat untuk menyelesaikan segala tuntutan dan persoalan tugas kuliahnya. Informasi tersebut berupa informasi
berdasarkan
literatur
yang
berhubungan
dengan
setiap
bidang
yang
dipelajarinya. Akses informasi mahasiswa bisa didapat dengan mudah dari perpustakaan perguruan tinggi tempat mereka menuntut ilmu. Melalui perpustakaan perguruan tinggi mahasiswa banyak disediakan akses ke berbagai sumber informasi yang lengkap, sehingga mudah dalam mendapatkan informasi yang ingin dicari. Karena akses informasi adalah ketersediaan akan informasi (Combs dalam Fitriati, 2012:17).