BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Dalam menyususn tugas akhir ini penulis merujuk pada beberapa karya tulis berupa tugas akhir, laporan kuliah kerja lapangan, laporan penelitian jurnal dan artikel. Karya tulis mengenai pendidikan pemakai yang merupakan salah satu kegiatan penting di perpustakaan. Pertama tugas akhir yang ditulis oleh Eris Chaning Tyas S. Yang berjudul Sistem Layanan User Education di UPT Perpustakaan STIE Atma Bhakti Surakarta (2013). Dalam Tugas Akhirnya menerangkan bahwa pendidikan pemakai merupakan salah satu kegiatan jasa perpustakaan agar pemustaka dapat memanfaatkan fasilitas dan pelayanan perpustakaan secara maksimal. Kedua tugas akhir yang ditulis Mutsyama Fitriawati dalam Tugas Akhirnya yang bejudul Penerapan Pendidikan Pemakai di Perpustakaan SMK Negeri 2 Surakarta menjelaskan bahwa pendidikan pemakai adalah kegiatan pendidikan yang ditunjukkan ke pada pamakai perpustakaan agar dapat memanfaatkan perpustakaan secara maksimal dan terjalin kerjasama antara pustakawan dan pemustaka. Penulisan tugas akhir yang akan dilakukan penulis memiliki perbedaan dari kedua tugas akhir tersebut. Penulis akan membahas tentang pemanfaatan kartu perpustakaan di UPT Perpustkaan STIKES Muhammadiyah Klaten. Namun ada perbedaan dengan Tugas Akhir sebelumnya yaitu melakukan sosialisasi dengan
6
7
mahasiswa STIKES Muhammadiyah Klaten tentang pentingnya kartu perpustakaan yang harus dirawat dan di simpan oleh pustakawan. 2.2. Perpustakaan Perguruan Tinggi
Menurut Sulistyo Basuki (1991:51) perpustakaan Perguruan Tinggi ialah “perpustakaan yang terdapat pada Perguruan Tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan Perguruan Tinggi, dengan tujuan membantu Perguruan Tinggi mencapai tujuannya”. Sedangkan pendapat lain Menurut Purwono (2013:18) “merupakan unit pelaksana teknis (UPT) Perguruan Tinggi yang bersama-sama dengan unit lain, turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengelola, merawat, serta melayangkan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya”.
Berdasarkan definisi tentang perpustakaan Perguruan Tinggi di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan dengan kegiatan menghimpun, mengelola, dan menyebarluaskan informasi untuk dapat memenuhi kebuuhan mahasiswa, dosen, penelitian, dan kebutuhan masyarakat sekitar Perguruan Tinggi.
8
2.2.1. Tujuan perpustakaan Perguruan Tinggi Secara umum tujuan perpustakaan Perguruan Tinggi menurut Sulistyo Basuki (1991:52) adalah: 1.
Memenuhi keperluan informasi masyarakat Perguruan Tinggi lazimnya staff pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencangkup pula tenaga administrasi Perguruan Tinggi.
2. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referens) pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa program Pasca Sarjana dan pengajar. 3. Menyediakan ruangan belajar untuk user perpustakaan. 4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagi jenis user 5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan Perguruan Tinggi tetapi juga lembaga industri lokal. Dapat disimpulkan tujuan perpustakaan Perguruan Tinggi adalah menyediakan dan memenuhi kebutuhan sumber informasi bagi masyarakat Perguruan Tinggi. 2.2.2. Fungsi perpustakaan Perguruan Tinggi Fungsi perpustakaan Perguruan Tinggi menurut F.Rahayuningsih (2007:7) antara lain: 1. Fungsi edukasi Perpustkaan merupakan sumber belajar bagi anggota sivitas akademikanya. Oleh karena itu, koleksi yang tersedia adalah koleksi yang mendukung kegiatan belajar mengajar di Perguruan Tinggi.
9
2. Fungsi informasi Perpustakaan merupakan sumber informasi yang sudah diakses oleh para pencari dan user informasi 3. Fungsi riset Perpustakaan menyediakan bahan-bahan pustaka muthakir yang mendukung pelaksanaan penelitian ilmu, teknologi, dan seni. 4. Fungsi rekreasi Perpustakaan menyediakan koleksi yang dapat membantu untuk mengembangakan minat, kreatifitas dan daya inovatif anggotannya. 5. Fungsi deposit Perpustakaan menjadi tempat penyimpanan karya ilmiah yang dihasilka oleh anggota sivitas akademiknya. Fungsi perpustakaan Perguruan Tinggi dapat di simpulkan bahwa Perguruan Tinggi berfungsi sebagai edukasi, riset untuk penelitian membantu mahasiswa dalam melakukan penelitian dan sebagai rekreasi untuk pengembangan kreatifitas mahasiswa 2.2.3. Sasaran perpustakaan Perguruan Tinggi Sasaran perpustakaan Perguruan Tinggi Menurut Purwono (2013:19) di antaranya: a. Organisasi dan administrasi yang baik b. Dana yang cukup c. Pengadaan dan pengembangan suber daya manusia d. Jasa yang baik e. Fasilitas fisik yang baik
10
2.1.4. Tugas perpustakaan Perguruan Tinggi Menurut Purwono (2013:19), tugas perpustakaan Perguruna Tinggi adalah berikut ini: a. Pemilihan dan pengadaan b. Pengolahan bahan pustaka c. Pelayanan d. Tata usaha 2.3. Pelayanan Sirkulasi Pelayanan sirkulasi sering disebut dengan pelayanan peminjaman dan pengembalian pustaka. Bagian sirkulasi merupakan salah satu bagian yang termasuk unit readers service yang bertugas memberikan service atau pelayanan kepada pembaca dalam hal peminjaman buku-buku perpustakaan. Layanan perpustakaan adalah suatu kegiatan perpustakaan dalam memberikan jasa layanan kepada pengguna perpustakaan. Menurut (Lasa, 1993:1) sirkulasi sering disebut kegiatan peminjaman bahan pustaka atau kegiatan yang berkaitan dengan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka. Sebenarnya kegiatan sirkulasi meliputi kegiatan keanggotaan, statistik (pembaca, peminjaman, pengembalian, baca di tempat, pustaka yang difotokopi, dll), pelayanan baca di tempat, pelayanan fotokopi, dan lainnya. Dengan demikian, bagian sirkulasi ini merupakan suatu bagian yang langsung berhubungan dengan pembaca atau pengunjung yang selalu berkembang terus.
11
2.3.1 Sistem Pelayanan Sirkulasi Sistem Perpustakaan Terbuka (Open Access) merupakan perpustakaan yang diselenggarakan sedemikian rupa sehingga para pengunjung diberi kebebasan memilih dan mengambil sendiri buku-buku yang mereka inginkan atau butuhkan, tidak perlu dibantu oleh pustakawan. Sistem ini digunakan, karena pada umumnya pengunjung perpustakaan sudah mencapai suatu tingkat ilmu pengetahuan diatas orang awam, dan dapat dianggap telah dapat melayani diri sendiri dalam menambah ilmu masing-masing. Untuk mereka perlu diberi kebebasan memilih dengan leluasa, apa yang hendak mereka baca. Sistem Pelayanan Tertutup (Close Access): pemustaka tidak boleh langsung mengambil buku di rak. Pustakawan akan mengambilkan buku untuk mereka. Pemustaka mengisi slip (formulir) untuk menulis judul buku, pengarang dan nomor panggil buku yang ingin dipinjamkan. 2.3.2
Kegiatan Pelayanan Sirkulasi Jenis kegiatan yang dicakup dalam pelayanan sirkulasi ini antara lain
peminjaman, pengembalian, baca di tempat, urusan bebas pinjam, keanggotaan, sanksi, dan lainnya. A. Peminjaman dan Pengembalian buku Peminjaman dan pengembalian buku-buku perpustakaan ini merupakan tugas pokok dari bagian sirkulasi. Dalam proses ini, biasanya menggunakan dua kartu yaitu kartu peminjam dan kartu buku. Kartu buku ini berfungsi sebagai wakil dari buku yang judulnya tertulis pada kartu
12
tersebut. Tidak semua pengunjung perpustakaan senang membaca di perpustakaan, terutama untuk buku bacaan seperti fiksi. Umumnya buku tersebut dibawa pulang, karena itu pengunjung akan meminjam buku tersebut dari perpustakaan. Hal ini, membawa soal bagi perpustakaan untuk mengembangkan sistem peminjaman yang paling sesuai dengan keperluan pemustaka. Metode peminjaman sering kali disebut pula dengan sistem kendali sirkulasi atau sistem sirkulasi. Sistem peminjaman mengalami banyak perubahan, mulai dari sistem manual hingga ke sistem berbentuk komputer. Ada beberapa sistem pelayanan sirkulasi yang bisa digunakan seperti, Sistem Buku Besar, Sistem Sulih (dummy), Sistem “Book Issue Card” (BIC), Sistem Browne, Sistem Islingston (variasi browne), Sistem Newark, Token Charging, Sistem Kartu Tebuk (punched card), dan Photocharging atau Peminjaman Berbasis Sistem Foto. Berbagai sistem peminjaman akan di jelaskan di bawah ini : a. Sistem Buku Besar Sistem buku besar ini menganut register, artinya setiap peminjam mendapat jatah satu halam atau lebih dalam buku besar, disertai indeks nama peminjam pada bagian akhir buku besar. Sistem ini hanya diterapkan pada perpustakaan kecil. b. Sistem Sulih (dummy) Sistem sulih atau dummy dalam bahasa inggris menggunakan sulih yang terbuat dari karton sebagai substitusi buku, tatkala buku dipinjam. Sulih dari karton tersebut ditulis pada secarik kertas yang ditempelkan
13
pada halam sulih. Lembar tersebut berisi nama peminjam, nomor panggil dan tanggal peminjam. c. Sistem Book Issue Card Sistem ini banyak digunakan di perpustakaan sekolah. Ada dua variasi sistem BIC masing-masing menggunakan kartu berukuran 7,5x12,5 cm. Pada sistem pertama, pada bagian atas kartu tertulis kata pengarang dan judul. Pada bagian sebelah bawah pengarang dan judul ditulis kolom, tanggal dan peminjaman. Bila buku dipinjam maka kartu dicabut, kemudian pada kolom tanggal ditulis tanggal harus kembali, sedangkan pada kolom peminjam di tulis nama peminjam. Label tanggal juga distempel tanggal harus kembali. Kartu BIC kemudian dijajar menurut tanggal kembali, baru menburut pengarang. Bila buku kembali, kartu dimasukkna ke kantong buku. Metode ini tidak emmerlukan tenaga terampil, namun tidak membatasi berapa banyak buku yang boleh dipinjam oleh seorang anggota. Metode kedua menggunakan kartu juga. Dibagian atas tercetak keterangan nama dan bentuk. Kolom itu akan di sis oleh petugas dengan nama dan kelas murid peminjam. Dibagian bawah tertera kolom, tanggal dan buku yang di isi pada waktu peminjaman. Yang di isikan ialah, tanggal harus kembali dan judul buku yang dipinjam. Tujuan variasi kedua ialah mengetahui buku apa saja yang dipinjam oleh siswa.
14
d. Sistem Brownie Sistem ini mula-mula digunakan di Inggris. Setiap anggota perpustakaan memperoleh tiket pembaca, jumlahnya sama dengan jumlah buku yang boleh dipinjam oleh anggota perpustakaan. Jumlah buku yang boleh dipinjam seorang anggota perpustakaan bervariasi, tergantung pada kebijakan masing-masing perpustakaan. Lazimnya berkisar antara 2 sampai dengan 4 buku, walaupun ada perpustakaan yang mengizinkan meminjam dalam jumlah tak terbatas. e. Sistem Newark Pada sistem Newark, pemakai perpustakaan membawa buku yang akan dipinjamnya beserta kartu anggota ke meja peminjaman. Petugas sirkulasi mengecap tanggal harus kembali pada kartu peminjam, slip tanggal, dan kartu buku. Nomor registrasi kartu anggota ditulis di kartu buku. Anggota diminta memberi paraf atau tanda tangan di kartu buku dekat nomor registrasi. Buku beserta kartu anggota kemudian diserahkan kepada peminjam. Kartu buku kemudian dijajarkan menurut tanggal harus kembali. Bila terdapat kartu buku dengan tanggal kembali yang sama maka kartu buku disusun menurut nomor klasifikasi. 2.4. Pemanfaatan kartu perpustakaan Kartu perpustakaan adalah sebuah kartu sebagai bukti identitas keanggotaan perpustakaan, kartu perpustakaan pada umumnya berisi nama perpustakaan, alamat perpustakaan, nama anggota, alamat anggota, tempat tanggal lahir, foto, masa berlaku, barcode, dan tanda tangan kepala perpustakaan. Kartu perpustakaan di
15
pakai saat melakukan peminjaman bahan pustaka dan juga sebagai jaminan saat pemustaka meminjam buku, ada pula menurut Ibrahim bafadal (2014:127) kegunaan kartu perpustakaan adalah sebagai tanda pengenal pada waktu akan masuk perpustakaan sekolah dan dapat ditunjukkan sewaktu-waktu jika akan pinjam buku Kartu perpustakaan memiliki manfaat selain sebagai alat meminjam bahan pustaka juga sekarang di Universitas dan Perguruan Tinggi ternama membagi kartu perpustakaan menjadi beberapa tipe menurut keanggotaannya seperti kartu perpustakaan untuk mahasiswa yang sudah lulus dan mahasiswa luar Universitas atau Perguruan Tinggi, untuk mahasiswa luar biasanya akan diberi aturan tidak boleh meminjam tetapi ada pula yang memperbolehkan dan masa berlaku kartu juga bermacam-macam ada yang 1 hari, 1 minggu, 1 bulan dan dalam setiap pembuatannya akan di kenakan biaya, jika kartu hilang akan di kenakan denda. Pemanfaatan kartu perpustakaan ini bisa dikatakan sebagai sumber pendapatan ekonomi bagi perpustakaan.