BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pengertian Bank Syariah Perbankan syariah dalam dunia internasional dikenal sebagai Islamic Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad (2005) bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak menghandalkan pada bunga atau perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist. 2. Kinerja Keuangan Menurut Fitriani (2010), kinerja keuangan adalah salah satu dasar penilaian terhadap kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan. Menurut menteri keuangan Republik Indonesia No. 112/PMK.02/2012, kinerja adalah prestasi kerja berupa keluaran dari suatu kegiatan atau hasil dari suatu program dengan kualitas dan kualitas terukur yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan suatu perbankan maka dapat dilihat laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Penilaian kinerja bank dapat dilakukan dengan menggunakan laporan keuangan yang dipublikasikan oleh bank tersebut.
9
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Pipiet Nur Alfiah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Kinerja bank pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kuantitatif dilakukan dengan penilaian terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, profitabilitas, dan likuiditas. Oleh karena itu, dari analisis rasio-rasio tersebut akan dapat diketahui pula tingkat kesehatan suatu bank. 3. Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah a. Bagi Hasil Bagi hasil adalah sistem pembagian hasil usaha dimana pemilik modal bekerja sama dengan pelaksanaan modal untuk melakukan kegiatan usaha. Apabila kegiatan usaha menghasilkan keuntungan maka dibagi berdua dan ketika mengalami kerugian ditanggung bersama pula. Sistem bagi hasil menjamin adanya keadilan dan tidak ada pihak yang tereksploitasi (Ascarya, 2006). Menurut Antonia (2001) sistem bagi hasil merupakan sistem dimana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut dijanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan di dapat antara kedua pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan syariah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kepada masyarakat, dan didalam aturan syariah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan
10
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Pipiet Nur Alfiah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan. b. Deposito Mudharabah Deposito
Mudharabah
merupakan
dana
investasi
yang
ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, sesuai dengan akad perjanjian yang dilakukan antara bank dan nasabah investor. Deposito mudah diprediksi ketersediaan dananya karena terdapat jangka waktu dalam penempatannya. Sifat deposito, yaitu penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai jangka waktunya, sehingga pada umumnya balas jasa yang berupa nisbah bagi hasil yang diberikan oleh bank untuk deposito lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan mudharabah (Ismail, 2010). 4. Rasio Rentabilitas Rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba mengindikasikan bahwa terdapat aliran kas masuk. Rasio yang umum digunakan untuk menganalisis rentabilitas perusahaan perbankan adalah return on asset (ROA). a. Return On Asset (ROA) Return on asset merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang digunakan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
11
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Pipiet Nur Alfiah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Menurut Bank Indonesia, return on asset (ROA) merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total asset dalam satu periode Surat Edaran Bank Indonesia No.12/11/DPNP, 31 Maret 2010 (SE 12, 2010). Rasio return on asset (ROA) dapat dirumuskan sebagai berikut: ROA =
Laba Sebelem Pajak x 100% Rata - rata Total Asset
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP, 25 Oktober 2011 (SE 13, 2011), tentang sistem penilaian tingkat kesehatan Bank Umum berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Peringkat Peringkat Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5
Kriteria ROA > 1,5% 1,25% < ROA ≤ 1,5% 0,5% < ROA ≤ 1,25% 0% < ROA ≤ 0,5% ROA ≤ 0%
Keterangan Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Lemah
5. Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) Biaya operasional atas pendapatan operasional (BOPO) merupakan rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur
12
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Pipiet Nur Alfiah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional atas pendapatan operasional. Efisiensi
operasional
berperan
penting
bagi
bank
untuk
meningkatkan pendapatan operasional yang dicapai. Semakin kecil rasio BOPO berarti semakin efisien beban operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP, 31 Mei 2004 (SE 6, 2004), Biaya operasional atas pendapatan operasional dirumuskan sebagai berikut: BOPO =
Biaya Operasional x 100% PendapatanOperasional
Kriteria untuk menentukan peringkat efisiensi operasional bank syariah sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP, 31 Mei 2004 (SE 6, 2004) adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Peringkat Peringkat Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5
Kriteria BOPO ≤ 94% 94% < BOPO ≤ 95% 95% < BOPO ≤ 96% 96% < BOPO ≤ 97% BOPO > 97%
Keterangan Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Lemah
6. Financing to Deposit Ratio (FDR) Financing to deposit ratio (FDR) merupakan rasio antara jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana pihak ketiga yang diterima
13
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Pipiet Nur Alfiah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
oleh bank. FDR ditentukan oleh perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan berjangka (deposito), dan tabungan. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai likuiditasnya. Semakin besar kredit maka pendapatan yang diperoleh naik, karena pendapatan naik secara otomatis laba juga akan mengalami kenaikan. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/BPPP tanggal 2 Mei 1993 (SE 26, 1993) besarnya FDR ini ditetapkan oleh Bank Indonesia tidak boleh melebihi 110%. Itu artinya bank boleh memberikan kredit atau pembiayaan melebihi jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun asalkan tidak melebihi 110%. Jadi, besarnya FDR yang diijinkan adalah 80% < FDR <110% FDR, artinya minimum FDR adalah 80% dan maksimum FDR adalah 110%. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS, 30 Oktober 2007 (SE 9, 2007), rasio FDR dirumuskan sebagai berikut: FDR =
T otalPembiayaan x 100% T otalDana PihakKetiga
Kriteria untuk menentukan FDR bank syariah sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP, 3 Mei 2004 (SE 6, 2004), adalah sebagai berikut:
14
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Pipiet Nur Alfiah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Tabel 2.3 Kriteria Penilaian Peringkat Peringkat Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5
Kriteria FDR ≤ 75% 75% < FDR ≤ 85% 85% < FDR ≤ 100% 100% FDR ≤ 120% FDR > 12%
Keterangan Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Lemah
7. Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital adequacy ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung unsur risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tingkat pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumbersumber diluar bank. Capital adequacy ratio (CAR) digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan pembiayaan dan perdagangan surat berharga. Bank yang memiliki kecukupan modal yang tinggi maka akan meningkatkan kepercayaan diri dalam menyalurkan pembiayaan atau pendanaan. Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No. 9/13/PBI/2007 (BI 9, 2007), nilai batas minimum CAR yang baik adalah 8%. Jika nilai CAR suatu perusahaan berada dibawah 8% maka perusahaan tidak sehat. Menurut Bank Indonesia CAR merupakan kecukupan modal bank dalam
menyerap
kerugian
dan
pemenuhan
ketentuan
kewajiban
penyediaan modal minimum (KPMM) yang berlaku. Semakin tinggi rasio ini menunjukan bahwa bank semakin solvabel.
15
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Pipiet Nur Alfiah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
CAR dapat dihitung dengan rumus yang sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.3/30/DPNP. 14 Desember 2001 (SE 3, 2001), yaitu : CAR =
T otalModal x 100% T otalaktivatertimbang menurut resiko
Kriteria untuk menentukan peringkat CAR bank syariah sesuai dengan surat edaran bank Indonesia No.13/24/DPNP, 25 Oktober 2011 (SE 13, 2011), adalah sebagai berikut : Tabel 2.4 Kriteria Penilaian Peringkat Peringkat Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5
Kriteria CAR ≥ 12% 9% ≤ CAR < 12% 8% ≤ CAR < 9% 6% < CAR < 8% CAR ≤ 6%
Keterangan Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Lemah
B. Hasil Penelitian Terdahulu Tabel 2.5 Ringkasan Penelitian Terdahulu No. 1.
2.
Nama Penelitian Rahmawaty (2015)
Judul Penelitian Pengaruh Return On Asset (ROA) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah
Agus Farianto (2014)
Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), BOPO, dan BI-RATE
Variabel Hasil Penelitian Penelitian Independen : a. ROA dan FDR secara RAO dan FDR simultan berpengaruh terhadap tingkat bagi Dependen : hasil deposito Tingkat Bagi mudharabah Hasil Deposito b. ROA dan FDR secara Mudharabah parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Independen : a. ROA dan BI-RATE ROA, BOPO, berpengaruh dan BI-RATE signifikan terhadap tingkat bagi hasil Dependen : deposito mudharabah
16
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Pipiet Nur Alfiah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
No.
Nama Penelitian
3.
Andryani Isna K (2012)
4.
Moh. Iskandar Nur dan M. Nasir (2014)
5.
Putri Ayu Rahayu dan Bustamam (2015)
Judul Variabel Hasil Penelitian Penelitian Penelitian Terhadap Tingkat Bagi b. BOPO tidak terdapat Tingkat Bagi Hasil Deposito pengaruh yang Hasil Deposito Mudharabah signifikan terhadap Mudharabah tingkat bagi hasil deposito mudharabah Analisis Independen : a. Berdasarkan uji t, Pengaruh Return ROA, BOPO, menunjukan bahwa On Asset dan Suku secara parsial variabel (ROA), BOPO, Bunga ROA dan suku bunga dan Suku Bunga berpengaruh Terhadap Dependen : signifikan terhadap Tingkat Bagi Tingkat Bagi tingkat bagi hasil Hasil Deposito Hasil Deposito deposito mudharabah, Mudharabah Mudharabah serta BOPO tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Pengaruh Independen : a. Secara simultan ROA kinerja ROA, BOPO, dan BOPO bersamakeuangan dan FDR sama memberikan Terhadap pengaruh yang Tingkat Bagi Dependen : signifikan terhadap Hasil Deposito Tingkat Bagi tingkat bagi hasil Mudharabah Hasil Deposito deposito mudharabah dan Tingkat Mudharabah dan tingkat Pengembalian dan Tingkat pengembalian ekuitas Ekuitas Pada Pengembalian b. Secara parsial ROA Bank Umum Ekuitas berpengaruh positif Syariah di dan signifikan Indonesia terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah dan tingkat pengembalian ekuitas, BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah dan tingkat pengembalian ekuitas, dan FDR tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah dan tingkat pengembalian ekuitas Pengaruh Return Independen : a. Secara simultan ROA, On Asset ROA, BOPO, BOPO, dan Suku (ROA), BOPO, dan Suku bunga tidak dan Suku Bunga Bunga berpengaruh terhadap
17
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Pipiet Nur Alfiah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
No.
Nama Penelitian
Judul Penelitian Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah bank Umum Syariah
6.
Nana Nofianti, dkk (2015)
Analisis ROA, BOPO, Suku Bunga, FDR, dan NPF Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
7
Pramilu, Hadi Asy’ari. 2012
Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah
8
Amelia, Rizky. 2011
Pengaruh CAR,FDR, dan NPF terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Perbankan Syariah
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
harga saham bank Dependen : pemerintah Tingkat Bagi b. Secara parsial ROA, Hasil Deposito BOPO, dan Suku Mudharabah bunga berpengaruh signifikan terhadap harga saham bank pemerintah Independen : a. ROA dan FDR ROA,BOPO, berpengaruh positif Suku Bunga, dan signifikan FDR, dan NPF terhadap tingkat bagi hasil deposito Dependen : mudharabah Tingkat Bagi b. BOPO, NPF dan Suku Hasil Deposito Bunga tidak Mudharabah berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Independen: a. ROA berpengaruh ROA, BOPO, negatif terhadap dan CAR tingkat bagi hasil deposito mudharabah Dependen: b. BOPO berpengaruh Tingkat Bagi negatif terhadap Hasil Deposito tingkat bagi hasil Mudharabah deposito mudharabah c. CAR berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Independen: a. Secara simultan CAR, CAR, FDR, FDR, dan NPF dan NPF berpengaruh signifikan terhadap returrn bagi hasil deposito mudharabah. b. Secara parsial CAR, Dependen: FDR, dan NPF Return Bagi berpengaruh Hasil Deposito signifikan terhadap Mudharabah returrn bagi hasil deposito mudharabah.
18
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Pipiet Nur Alfiah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
C. Kerangka Pemikiran Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya serta permasalahan yang dikemukakan maka sebagai acuan untuk merumuskan hipotesis, berikut disajikan kerangka pemikiran teori yang dituangkan dalam model penelitian seperti yang ditunjukan pada gambar berikut:
H1
Kinerja Keuangan
ROA (X1)
H2 (+) H3 (+)
FDR (X2)
Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah (Y)
H4 (-)
BOPO (X3)
H5 (+)
CAR (X4)
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Keterangan : = Simultan = Parsial
19
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Pipiet Nur Alfiah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
D. Hipotesis Berdasarkan gambar kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Pengaruh ROA, FDR, BOPO, Dan CAR Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Return on asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total asset yang dimiliknya. Return on asset merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap rata-rata total asset bank. Semakin besar nilai ROA, maka semakin besar pula kinerja perusahaan, karena return yang diperoleh perusahaan semakin besar (Nofianti, 2015). Semakin tinggi FDR suatu bank. Maka bank tersebut akan berusaha untuk meningkatkan perolehan dananya, salah satunya dari sisi deposan untuk meningkatkan perolehan dananya, untuk menarik nasabah dan investor menginvestasikan dananya di bank syariah, maka diberikanlah tingkat keuntungan yang menarik, sehingga peningkatan FDR akan meningkat return (Amelia, 2011). Menurut penelitian Pramilu (2012) menyatakan bahwa biaya operasional atas pendapatan operasional (BOPO) berpengaruh negatif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Capital adequacy ratio (CAR) juga biasa disebut sebagai rasio kecukupan modal, yang berarti jumlah modal sendiri yang diperlukan
20
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Pipiet Nur Alfiah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
untuk menutup risiko yang timbul dari penanaman aktiva-aktiva yang mengandung risiko serta membiayai seluruh benda tetap dan inventaris bank. Seluruh bank yang ada di Indonesia di wajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR. Semakin besar capital adequacy ratio (CAR) maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain, semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank (Kuncoro dan Suharjono, 2002). Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis pertama pada penelitian ini adalah : H1 : Secara bersama-sama return on asset (ROA), financing to deposit ratio (FDR), biaya operasional atas pendapatan operasional (BOPO), dan capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. 2. Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Return on asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total asset yang dimiliknya. Return on asset merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap rata-rata total asset bank. Semakin besar nilai ROA, maka semakin besar pula kinerja perusahaan, karena return yang diperoleh perusahaan semakin besar. Hasil penelitian menunjukan bahwa return on
21
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Pipiet Nur Alfiah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah (Nofianti, 2015). Menurut Farianto (2014) rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan pendapatan adalah ROA. Dengan meningkatnya ROA, maka pendapatan bank juga akan meningkat, sehingga return yang diterima oleh nasabah dan investor (pemegang saham) juga meningkat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi ROA, maka return yang diterima oleh nasabah dan investor juga semakin tinggi. Menurut Rahmawaty (2015) menyatakan bahwa return on asset (ROA) meningkat tidak hanya bersumber dari pendapatan pengelolaan dana oleh bank, tetapi juga berasal dari pendapatan administrasi, jasa dokumen, asuransi, transaksi ATM dan pendapatan imbalan investasi terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis kedua pada penelitian ini adalah : H2 : Return on asset (ROA) berpengaruh positif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
22
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Pipiet Nur Alfiah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
3. Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Financing to deposit ratio (FDR) ditentukan oleh perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan berjangka (deposito), dan tabungan. Semakin tinggi tingkat FDR suatu bank, maka tingkat bagi hasil deposito mudharabah akan mengalami peningkatan (Nofianti, 2015). Menurut Rahmawaty (2015) menyatakan bahwa penentuan return bagi hasil deposito mudharabah muthlaqah, tingkat FDR tidak menjadi acuan utama, karena sumber dana pembiayaan tidak hanya berasal dari deposito sehingga bagi hasil dari seluruh pembiayaan tidak hanya disalurkan ke investor deposito, tetapi juga ke nasabah tabungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat financing to deposit ratio (FDR), tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Semakin tinggi FDR suatu bank. Maka bank tersebut akan berusaha untuk meningkatkan perolehan dananya, salah satunya dari sisi deposan untuk meningkatkan perolehan dananya, untuk menarik nasabah dan investor menginvestasikan dananya di bank syariah, maka diberikanlah tingkat keuntungan yang menarik, sehingga peningkatan FDR akan meningkat return (Nur, 2014). Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis ketiga pada penelitian ini adalah :
23
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Pipiet Nur Alfiah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
H3 : Financing to deposit ratio (FDR) berpengaruh positif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. 4. Pengaruh Biaya Operasional Atas Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Menurut Nainggolan (2009) untuk mengukur efisiensi bank, salah satu indikator yang dipakai adalah perbandingan antara beban operasional atas pendapatan operasional (BOPO). Semakin kecil rasio BOPO berarti semakin efisien beban operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Berdasarkan hasil penelitian Nur (2014) menunjukkan bahwa biaya operasional atas pendapatan operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Menurut penelitian Pramilu (2012) menyatakan bahwa biaya operasional atas pendapatan operasional (BOPO) berpengaruh negatif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Secara teoritis, efisiensi produksi bank syariah dalam mengeluarkan biaya dalam bentuk pemberian investasi pembiayaan merupakan salah satu bentuk mekanisme produksi bank agar dapat menghasilkan pendapatan yang paling tinggi dari suatu investasi. Nilai BOPO menurun apabila biaya operasional menurun dilain pihak pendapatan operasional tetap dan juga apabila biaya operasional tetap di lain pihak pendapatan operasional meningkat (Irhamsyah, 2010). Semakin rendah BOPO, maka bank
24
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Pipiet Nur Alfiah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
semakin efisien dalam mengeluarkan biaya dalam bentuk pemberian investasi pembiayaan agar dapat menghasilkan pendapatan yang paling tinggi. Apabila BOPO menurun maka pendapatan bank meningkat. Dengan adanya peningkatan pendapatan bank maka tingkat bagi hasil deposito mudharabah yang diterima oleh nasabah juga meningkat. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis keempat pada penelitian ini adalah : H4 : Biaya operasional atas pendapatan operasional (BOPO) berpengaruh negatif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. 5. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Capital adequacy ratio (CAR) juga biasa disebut sebagai rasio kecukupan modal, yang berarti jumlah modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko yang timbul dari penanaman aktiva-aktiva yang mengandung risiko serta membiayai seluruh benda tetap dan inventaris bank. Seluruh bank yang ada di Indonesia di wajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR. Semakin besar capital adequacy ratio (CAR) maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain, semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank (Kuncoro dan Suharjono, 2002). Menurut hasil penelitian Pramilu (2012) menyatakan bahwa secara parsial variabel capital adequacy ratio (CAR) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
25
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Pipiet Nur Alfiah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Capital adequacy ratio memiliki pengaruh yang positif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Kekayaan suatu bank terdiri dari aktiva lancer dan aktiva tetap yang merupakan penjamin solvabilitas bank, sedangkan dana (modal) bank dipergunakan untuk modal kerja dan penjamin likuiditas bank bersangkutan. Dana bank adalah sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai suatu bank dalam kegiatan operasionalnya. Modal ini terkait juga dengan aktivitas perbankan dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi atas dana yang diterima nasabah. Dengan terjaganya modal berarti bank bisa mendapatkan kepercayaan dari masyarakat yang amat penting artinya bagi sebuah bank karena dengan demikian, bank dapat menghimpun dana untuk keperluan operasional selanjutnya (Sinungan, 2007). Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis kelima pada penelitian ini adalah : H5 : Capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
26
Pengaruh Kinerja Keuangan..., Pipiet Nur Alfiah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017