BAB II KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori 1. Bank Syariah a. Pengertian Bank Syariah Dalam istilah Internasional, perbankan syariah dikenal dengan sebutan Islamic Banking atau disebut juga interest-free banking. Istilah kata Islamic tidak terlepas dari asal-usul sistem perbankan syariah itu sendiri, sehingga Bank Islam selanjutnya disebut dengan Bank Syariah. Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.18 Bank Syariah merupakan lembaga keuangan atau lembaga operasional dan produknya dikembangkan berdasarkan Al-qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Dengan kata lain, Bank Syariah adalah lembaga keuangan
yang usaha pokonya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta
18
Bambang Riyanto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), hal. 30
11
peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.19 b. Prinsip-prinsip Bank Syariah Dalam rangka menghindari pengoperasian Bank dengan sistem bunga, Islam telah memperkenalkan prinsip-prinsip muamalah Islam. Dengan hal tersebut, Bank Syariah lahir sebagai pilihan solusi terhadap pertentangan antara bunga dengan riba. Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis yang terkait. Muhammad dalam Nurbaya menuturkan bahwa falsafah yang harus diterapkan oleh Bank Syariah.20 1) Menjauhkan dari unsur riba, caranya: a) Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka secara pasti keberhasilan suatu usaha (QS. Luqman: 34). َ ع ِة َويُن ِ َِّز ُل ْالغَي َّ ِإ َّن س َماذَا ْ ْث َويَ ْعلَ ُم َما فِي ٌ األر َح ِام َو َما تَد ِْري نَ ْف َ اَّللَ ِع ْندَهُ ِع ْل ُم السَّا َّ ض ت َ ُموتُ إِ َّن ير ٍ ي أَ ْر ٌ ِاَّللَ َع ِلي ٌم َخب ٌ ت َ ْكسِبُ َغدًا َو َما تَد ِْري نَ ْف ِِّ َ س بِأ Artinya: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa 19
Ferial Nurbaya, Analisis Pengaruh CAR, ROA, FDR, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Periode Maret 2001 - Desember 2009 (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.), (Semarang: universitas Diponegoro, 2013), hlm. 35. 20
Ferial Nurbaya, Analisis Ketiga..........................hlm. 36.
Pengaruh
CAR,
ROA,
FDR,
dan
Dana
Pihak
12
yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Luqman [2]: 34)21 b) Menghindari
penggunaan
sistem
persentasi
untuk
pembebanan biaya terhadap hutang atau pemberian imbalan terhadap simpanan yang mengandung unsur melipatgandakan secara otomatis hutang/simpanan tersebut hanya karena berjalannya waktu (QS. Ali’Imron, 130). َّ ضا َعفَةً َواتَّقُوا َاَّللَ لَ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِلحُون ْ َ الر َبا أ ِّ ِ َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ال ت َأ ْ ُكلُوا َ ض َعافًا ُم Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”. (Ali ‘Imran [3]: 130)22 c) Menghindari penggunaan sistem perdagangan/ penyewaan barang ribawi dengan imbalan barang ribawi lainnya dengan memperoleh kelebihan baik kuantitas maupun kualitas (HR. Muslim) yang artinya: Rasulullah SAW bersabda: “emas dengan emas sama timbangan dan ukurannya, perak dengan perak sama timbangan dan ukurannya. Barang siapa meminta tambah maka termasuk riba.”23 d) Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka tambahan atas hutang yang bukan atas prakarsa yang mempunyai hutang secara sukarela. 21
Muhammad Shohib, Al-qur’an dan Terjemah, (Bogor, 2007), hlm. 414
22
Muhammad Shohib................................hlm.66
23
Ilfi Nur Diana, Hasits-hadst Ekonomi (Malang: UIN Malang, 2008), hlm. 135
13
2) Menerapkan sistem bagi hasil dan perdagangan, dengan mengacu pada Qur’an surat Al Baqarah ayat 275 dan An Nisa ayat 29, maka setiap transaksi kelembagaan syariah harus dilandasi atas dasar sistem bagi hasil dan perdagangan atau transaksinya didasari oleh adanya pertukaran antara uang dan barang. ُ َّالربَا ال يَقُو ُمونَ إِال َك َما يَقُو ُم الَّذِي يَت َ َخب َ ش ْي َّ طهُ ال س ذَلِكَ بِأَنَّ ُه ْم ِّ ِ َالَّذِينَ يَأ ْ ُكلُون ِّ ِ طانُ ِمنَ ْال َم َ الربَا فَ َم ْن َجا َءهُ َم ْو ِع َّ الربَا َوأ َ َح َّل ظةٌ ِم ْن َربِِّ ِه فَا ْنتَ َهى ِّ ِ اَّللُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم ِّ ِ قَالُوا إِنَّ َما ْالبَ ْي ُع ِمثْ ُل َّ ف َوأ َ ْم ُرهُ إِلَى َار ُه ْم فِي َها خَا ِلد ُون ْ َ اَّللِ َو َم ْن َعادَ فَأُولَئِكَ أ َ فَلَهُ َما َ َسل ِ َّص َحابُ الن Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orangorang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.24 اض ِم ْن ُك ْم َوال ِ َيَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ال ت َأ ْ ُكلُوا أ َ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب ٍ ارة ً َع ْن ت ََر َ اط ِل إِال أ َ ْن ت َ ُكونَ تِ َج َّ ت َ ْقتُلُوا أ َ ْنفُ َس ُك ْم ِإ َّن اَّللَ َكانَ ِب ُك ْم َر ِحي ًما Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (An Nisa’ [4]: 29)25
24
Muhammad Shohib, Al-qur’an dan Terjemah, (Bogor, 2007), hlm. 47
25
Muhammad Shohib, Al-qur’an dan Terjemah, (Bogor, 2007), hlm. 96
14
2. Bank Umum Syariah a. Pengertian Bank Umum Syariah Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bentuk hukum yang diperkenenkan adalah Perseroan Terbatas/ PT, Koperasi atau Perusahaan daerah (Pasal 2 PBI No. 6/24/PBI/2004), dengan modal sekurang-kurangnya satu triliun rupiah (Pasal 4 PBI No. 7/35/PBI/2005). b. Peraturan dalam Perundang-undangan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan Syariah bentuk hukum yang diperkenankan hanyalah Perseroan Terbatas. Pada tanggal 29 Januari 2009 diundangkanlah PBI No. 11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah. Dalam pasal 2 menegaskan bahwa bentuk badan hukum Bank adalah Perseroan Terbatas. Kemudian pasal 5 menyebutkan bahwa Modal disetor untuk mendirikan
Bank
diteapkan
paling
kurang
sebesar
Rp.
1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah).26
3. Pembiayaan a. Pengertian Pembiayaan atau financing Pembiayaan yaitu pendanaan yang diberikan oleh satu pihak kepada
pihak
lain
untuk
mendukung
investasi
yang
telah
26
Khotibul Umam, Trend Pembentukan Bank Umum Syariah (Yogyakarta: BPFEYogyakarta, 2009)
15
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.27 Menurut UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan (pasal 1) disebutkan bahwa, “pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.28 b. Produk-produk Pembiayaan Dalam
perbankan
syariah
terdapat
beberapa
produk
pembiayaan, sebagai berikut: 1) Pembiayaan Murabahah Pembiayaan murabahah (jual-beli) adalah salah satu pembiayaan yang menjadi unggulan Bank Syariah. Muhamad dalam penelitian Muhammad Arif Affandi menyatakan bahwa “pengertian murabahah adalah transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihk, di mana penjual menginformasikan terlebih 27
Mufqi Firaldi, Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (Dpk), Non Performing Financing (Npf) Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (Bprs) Di Indonesia, (Jakarta: Universitas Syarif Hidayatullah, 2013), hlm. 21 28
Arief R. Permana, dan Anton Purba, http://storage.jakstik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/03_Sekilas_Ulasan_UU_Perbankan_Sya riah1.pdf), diunduh tanggal 22 Desember 2015.
16
dahulu
harga
perolehan
kepada
pembeli”29
Murabahah
merupakan salah satu jenis penyaluran dana dari bank syariah yang menggunakan prinsip jual beli. Pembiayaan murabahah sampai saat ini masih menjadi pembiayaan yang dominan bagi perbankan syariah di dunia, tetapi banyak kritikan dilontarkan pada Bank Syariah dalam masalah
penetapan margin keuntungan. Hal ini dikarenakan
produk pembiayaan murabahah merupakan produk yang mirip dengan produk pembiayaan kredit berbunga flat pada bank nonsyariah atau bank konvensional.30 Menurut Maulana Taqi Usmani dalam Sutan, murabahah hendaknya hanya diterima sebagai langkah peralihan menuju suatu sistem pembiayaan yang ideal dalam
bentuk
musyarakah
atau
murabahah.
Murabahah
hendaknya hanya digunakan terbatas kepada hal-hal dimana musyarakah atau mudharabah tidak dapat digunakan sebagai cara bagi bank untuk memberikan fasilitas pembiayaan kepada nasabahnya.31
29
Muhammad Arif Affandi, Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga, Tingkat NonPerfoming Financing, Tingkat Capital adequacy Ratio terhadap Penyaluran Pembiayaan Murabahah Periode msret 2009- juni 2014 (studi kasus pada bank syariah Mandiri dan bank BRI Syariah), Bandung: universitas Widyatama, 2015. Hlm. 18 30
www.adln.lib.unair.ac.id.
31
Sutan Remy Sjahdein, Perbankan Syariah (Produk-produk dan Aspek-aspek Hukumnya), Jakarta: Kencana Prenadamedia gruop, 2014, hlm193
17
2) Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan ini merupakan bentuk pembiayaan bagi hasil ketika bank sebagai pemilik dana/modal, biasa disebut shahibul maal menyediakan modal (100%) kepada pengusaha sebagai pengelola (mudharib) untuk melakukan aktifitas produktif atau kegiatan usaha dengan syarat bahwa keuntungan yang dihasilkan akan dibagi diantara mereka menurut kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dalam akad. Apabila terjadi kerugian karena proses normal dari usaha dan bukan karena kelalaian atau kecurangan
pengelola
modal,
maka
kerugian
ditanggung
sepenuhnya oleh pemilik modal. Apa bila terjadi kerugian karena kelalaian dan kecurangan pengelola, maka pengelola bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerugian tersebut. Pemilik modal disini hanya menyediakan modal dan tidak dibenarkan untuk ikut campur dalam kegiatan usaha yang dibiayainya.32 3) Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan ini merupakan bentuk pembiayaan bagi hasil ketika bank sebagai pemilik modal/dana turut serta sebagai mitra usaha, membiayai investasi usaha pihak lain. Perjanjian antara pengusaha dengan bank, dimana modal kedua pihak digabungkan untuk sebuah usaha yang dikelola bersama-sama. Keuntungan 32
dan
kerugian
ditanggung
bersama
sesuai
Veithzal Rivai dan Arviyan, “Islamic Banking Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi”,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 192
18
kesepakatan awal. Musyarakah merupakan perjanjian yang berjalan terus sepanjang usaha yang dibiayai bersama terus beroperasi.33 4) Pembiayaan As Salam Menurut terminology ilmu fiqih, as-salam artinya transaksi terhadap suatu barang yang digambarkan dan dalam kepemilikan dengan harga atau pembayaran dimuka pada saat waktu akad namun
penyerahan barang tertunda atau setelahnya.As-salam
termasuk salah satu bentuk jual beli, berbeda dengan jual beli lain, karena dengan system kontan plus tertunda, yakni dengan pembayaran kontan dan penyerahan barang tertunda.34 Berkaitan dengan barang yang akan diserahkan secara tertunda, ada juga persyaratan sebagai berikut: a) Hendaknya barang itu diketahui ukuran atau jumlahnya, terdeteksi dengan jelas melalui berbagai media ukur yang dikenal seperti takaran, timbangan atau kalkulator, bila bias dihitung. Jika jumlah atau ukurannya tidak diketahui maka perjanjian tersebut batal. b) Hendaknya waktu penyerahan barang sudah jelas diketahui. Hal ini mencegah ketidakjelasan yang berakibat pertikaian dan perselisihan. 33
Veithzal Rivai dan Arviyan, “Islamic Banking Sebuah Teori, Konsep............. hlm.
193 34
Abdullah Al-Mushlih, dan Shalah Ashishawi, “Fiqih Ekonomi Keuangan Islam”, (Jakarta: Darul Haq, 2001), hlm. 214
19
c) Barang harus bisa diserahterimakan. Yakni hendaknya barang itu memang diharapkan bisa ada pada waktu yang disepakati. d) Hendaknya tidak diberlakukan riba. 5) Pembiayaan Isthisna Istishna atau pemesanan secara bahasa artinya, meminta dibuatkan. Menurut terminologi ilmu fiqih artinya perjanjian terhadap barang jualan yang berada dalam kepimilikan penjual dengan syarat dibuatkan oleh penjual, atau meminta dibuatkan dengan cara khusus sementara bahan bakunya dari pihak penjual. Contohnya seseorang pergi ke salah seorang tukang, misalnya tukang kayu, tukang besi, atau tukang jahit, lalu ia mengatakan, “tolong buatkan untuk saya barang ini dengan jumlah sekian”. Syarat sah nya perjanjia pemesanan ini adalah bahwa bahan baku harus berasal dari tukang. Kalau berasal dari pihak pemesan atau pihak lain, tidak disebut Ishtishna, tapi menyewa tukang.35 Ishtishna yaitu Pembiayaan dengan prinsip jual beli, dimana Bank Umum Syariah dan Unit-Unit Syariah akan membelikan barang kebutuhan nasabah sesuai kriteria yang telah ditetapkan nasabah dan menjualnya kepada nasabah dengan harga jual sesuai kesepakatan kedua belah pihak dengan jangka
35
Abdullah Al Muslih dan Shalah Ashishawi,....................................................... Hlm
214
20
waktu serta mekanisme pembayaran/ pengembalian disesuaikan dengan kemampuan/keuangan nasabah. 6) Pembayaan Ijarah Arief Mufraini dalam penelitian Mufqi Firaldi menjelaskan bahwa “Dalam konteks fikih klasik Ijarah adalah hak untuk pemanfaatan barang/ jasa dengan membayar imbalan tertentu. Akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaaran sewa/upah, tanpa diikuti pemindahan kepemilikan barang itu sendiri”.36 Pada umumnya Bank tidak memiliki barang, tapi menyewa dari pihak lain dan kemudian menyewakannya lagi kepada nasabah dengan nilai sewa yang lebih tinggi. Ijarah dapat diartikan pengambil alihan hutang nasabah kepada pihak ketiga yang telah jatuh tempo oleh Bank Umum Syariah, dikarenakan nasabah belum mampu untuk membayar tagihan yang seharusnya digunakan untuk melunasi hutangnya. Pembiayaan ini menggunakan prinsip pengambil alihan hutang, dimana Bank Umum Syariah dalam hal ini akan mendapatkan ujroh/ fee dari nasabah yang besar dan cara pembayarannya berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
36
Mufqi Firaldi, Analisis ..........................................hlm. 41
Pengaruh
Jumlah
Dana
Pihak
Ketiga
(Dpk),
21
4. Dana Pihak ketiga (DPK) Kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana merupakan fokus utama kegiatan bank syariah. Oleh karena itu, untuk dapat menyalurkan dana secara optimal,
bank harus memiliki
kemampuan dalam
menghimpun dana pihak ketiga karena DPK ini merupakan sumber utama pembiayaan bank syariah.37 Dana Pihak Ketiga adalah dana yang besumber dari masyarakat luas, adapun sumber dana tersebut dalam bentuk; simpanan giro, simpanan deposito, dan simpanan tabungan.38 Implementasi prinsip syariah dalam produk giro, deposito dan tabungan adalah sebagai berikut: a. Giro (demamd deposits) Giro adalah simpanan pihak ketiga
pada
bank
yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan mempergunakan cek,
surat
perintah
pembayaran
lainnya
atau
dengan
cara
memindahbukuan.39 Produk giro dapat menggunakan akad wadiah maupun akad mudharabah. Giro yang menggunakan akad wadiah di dalamnya, maka pihak bank selaku penerima titipan tersebut (yang dipakai akad wadiah ad-dhamanah), sehingga biasanya bank akan
37
Dita Anggraeni, Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil, dan Non Performing Financing Terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Perbankkan Syariah di Indonesia. Jurnal Simposium Nasional Akumtansi XIV Aceh 2011, (Aceh: Universitas Syiah Banda Aceh) (www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id ) diunduh tanggal 17 maret 2015, hlm.7 38
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
hlm. 63 39
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), edisi kedua, hlm. 89.
22
memberikan imbalan kepada nasabah penyimpan sejumlah bonus yang besarnya sesuai kebijakan bank dan tidak diperjanjikan diawal. Sedangkan jika bank menggunakan akad mudharabah dalam operasionalnya maka di dalamnya terdapat penentuan nisbah bagi hasil antara bank dan nasabah di awal perjanjian. Pada giro wadiah nasabah terhindar dari risiko kehilangan/ berkurangnya dana yang disimpan (jadi lebih safety), sedangkan pada giro mudharabah nasabah menanggung risiko berkurangnya dana yang disimpan dan sekaligus peluang untuk mendapatkan keuntungan finansial dengan mendapatkan kompensasi berupa bagi hasil yang besarnya sesuai dengan nisbah sebagaimana telah diperjanjikan di awal.40 Menurut pasal nomor 23 Undang- Undang No. 21 Tahun 2008, Giro adalah Simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah
pembayaran
lainnya,
atau
dengan
perintah
pemindahbukuan.41 Adapun pengertian masing-masing sebagai berikut: 1) Cek (cheque) Cek merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, 40
Khotibul Umam, Trend Pembentukan Bank Umum Syariah Pasca UU No. 21 Tahun 2008 (Konsep, Regulasi dan Implementasi), (Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 2009), hlm. xv 41
Pasal No. 21 Undang- undang No. 23 tahun 2008, http://www.lps.go.id/ketentuanterkait/-/asset_publisher/nZ5y/content/uu-21-th-2008-perbankan-syariah
23
untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut. 2) Bilyet giro (BG) Bilyet giro merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut untuk memindahbukukan
sejumlah
uang
dari
rekening
yang
bersangkutan kepada pihak yang menerima yang disebutkan namanya pada bank yang sama atau bank lainnya. 3) Alat pembayaran lainnya Adalah surat perintah kepada bank yang dibuat secara tertulis pada kertas yang ditanda tangani oleh pemegang rekening atau kuasanya untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak lain pada bank yang sama atau bank yang lain. 42 b. Deposito (time deposits) Deposito merupakan jenis simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan antara bank dengan nasabah.43 Produk deposito karena memang di tujukan sebagai sarana investasi, maka dalam praktek perbankan syariah
hanya
digunakan
akad
mudharabah.
Melalui
akad
mudharabah ini pada awal perjanjian sudah ditentukan kepada nisbah bagi hasil baik bagi pihak nasabah maupun bagi pihak bank syariah 42
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (edisi baru), (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1999), hlm. 68-70. 43
Patria Yunita, Faktor- faktor yang mempengaruhi DPK pada Perbankan Syariah, (Jakarta: Tesis pasca sarjana FEUI, 2008), www.ui.ac.id. Diakses tanggal 4 Februari 2016
24
sendiri.44 Deposito dibedakan menjadi dua jenis, yaitu, deposito berjangka dan Sertifikat Deposito. Perbedaan keduanya adalah sebagai berikut45: Tabel 1. 2 Perbedaan Deposito Berjangka dengan Sertifikat Deposito No. Perbedaan 1. Pembayaran bunga 2. Pemindahan hak 3. Kepemilikan 4. Perhitungan bunga
c.
Deposito berjangka Setiap tanggal jatuh tempo bunga/ pokok Tidak dapat dipindah tangankan Atas nama Tidak discounted
Sertifikat Deposito Pada saat pembukaan rekening (discounted) Dapat dipindah tangankan Atas unjuk Discounted
Tabungan (saving) Tabungan adalah simpanan pihak ketiga yang dikeluarkan oleh bank yang penyetoran dan penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku di masing-masing bank.46 Tabungan di bank konvensional berbeda dari giro dimana ada beberapa restriksi seperti berapa dan kapan dapat ditarik. Tabungan biasanya memperoleh hasil pasti (fixed return). Pada bank bebas bunga, tabungan juga mempunyai sifat yang sama kecuali bahwa penabung tidak memperoleh hasil yang pasti. Menurut para ulama, penabung
44
Khotibul Umam, Trend Pembentukan Bank Umum Syariah Pasca UU No. 21 Tahun 2008 (Konsep, Regulasi dan Implementasi), (Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 2009), hlm. xv 45
Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, Manajemen Perbankan (teori dan aplikasi, (Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta), hlm. 173. 46
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), edisi kudua, hlm 88
25
boleh menerima hasil yang berfluktuasi sesuai dengan hasil yang diperoleh bank dan setuju untuk berbagi resiko dengan bank.
Dana pihak ketiga dapat diukur dengan rasio FDR. Konsep FDR beranjak dari Loan to Deposit Ratio (LDR). Istilah LDR lebih banyak digunakan dalam bank konvensional, sedangkan FDR pada bank syariah. Dalam perbankan syariah tidak dikenal istilah kredit (loan) namun pembiayaan (financing) 47 Rasio FDR dirumuskan sebagai berikut:
Contoh Perhitungan: pada laporan keuangan triwulan ke IV tahun 2011 Bank BNI Syariah total pembiayaan sebesar Rp. 963.336, total dana pihak ketiga Rp. 10.259. Sehingga setelah dimasukan rumus diperoleh hasil 9390,155. Maka FDR Bank BNI Syariah pada triwulan ke IV tahun 2011 sebesar 9390,155 %.
5. Rasio Kecukupan Modal Modal adalah salah satu faktor kunci yang harus dipertimbangkan dalam menilai keamanan dan kesehatan sebuah bank48. Permodalan bagi bank sebagaimana perusahaan pada umumnya selain berfungsi sebagai sumber utama pembiyaan terhadap kegiatan operasionalnya juga berperan
47
Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani, 2001),
hlm. 170 48
Hennie van Greuning dan Sonja Brajovic Bratanovic, Analisis Risiyatamko Perbankan, edisi 3, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), hal. 105
26
sebagai penyangga terhadap kemungkinan terjadinya kerugian. Selain itu, modal juga berfungsi untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan bank dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi.49 Rasio kecukupan modal ini bertujuan untuk memastikan bahwa bank dapat menyerap kerugian yang timbul dari aktivitas yang dilakukannya. Berdasarkan ketentuan Bank for International Settlements, bank yang dinyatakan sebagai bank sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar 8%50 Maka dapat di rumuskan sebagai berikut:
Dimana: CAR
= rasio kecukupan modal
Modal Bank
= modal inti ditambahkan dengan modal pelengkap
ATMR
= Aktiva Tertimbang Mengandung Risiko
Contoh Perhitungan: Pada Bank BNI Syariah Tbk. Pada triwulan IV tahun 2011, total Modal sebesar 293.470,0825, sedangkan total ATMR sebesar 197.526,6. Maka CAR adalah:
49
Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankkan “Pemahaman Pendekatan tiga Pilar Kese[akatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Peaksanaannya di Indonesia”, Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Hlm. 68 50
Gagat Panggah Mulyo, Faktor- faktor yang mempengaruhi Profit Distribution Management atas Simpanan Deposan pada Bank Syari’ah di Indonesia periode 2008-2011. Jurmal, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2012), (http://eprints.undip.ac.id/35620/), diunduh tanggal 24 Maret 2015.
27
= 148,572 Artinya Bank BNI Syariah memiliki kecukupan modal pada triwulan IV tahun 2011 sebesar 148, 572.
6. Non Perfoming Financing (NPF) Dalam setiap transaksi keuangan terlebih masalah pembiayaan pasti mengandung resiko atau kemungkinan yang tidak diharapkan, resiko merupakan ketidakpastian yang mungkin melahirkan kerugian (loss). Resiko
dapat
diartikan
kemungkinan
terjadinya
peristiwa
yang
menyimpang dari harapan yang dapat menimbulkan kerugian.51 Jika pada pembiayaan berada pada sektor yang berisiko tinggi, bank dapat mengambil keuntungan lebih tinggi dibanding yang berisiko sedang.52 Kerugian itu bisa berbentuk finansial atau nonfinansial.53 Non perfoming financing (NPF) adalah suatu keadaan di mana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikannya.54 Non perfomimg financing sangat berpengaruh terhadap kebijakan penyaluran dana yang dilakukan
51
Kasidi, Manajemen Risiko, Bogor: Ghalia Indinesia, 2010, hal. 4
52
Binti Nur Aisiyah. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: Teras. 2014.
Hlm. 158. 53
Bambang Riyanto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan (Jakarta: Salemba Empat, 2013), hal. 30
Syariah di Indonesia,
54
Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, Manajemen Perbankan (teori dan aplikasi), Yogyakarta: BPFE Yogyakarta,
28
oleh Bank Syariah. Semakin rendah nilai NPF maka semakin tinggi penyaluran dana yang dilakukan oleh Bank Syariah.55 Berikut rumus NPF:
Contoh perhitungan: pada triwulan ke I tahun 2011 PT. Bank BNI Syariah memiliki total pembiayaan sebesar 270,702 dengan total pembiayaan 963,336. Maka diperoleh hasil NPF sebesar 28,100%. Sehingga jumlah NPF pada triwulan ke I tahun 2011 sebesar 28,100
B. Penelitian Terdahulu Berikut
hasil
penelitian
terdahulu
berkaitan
dengan
pengaruh
pembiayaan murabahah yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebagai berikut: Wida Purwidianti dan Arini Hidayah dalam penelitian berjudul “FaktorFaktor yang Mempengaruhi Alokasi Pembiayaan Perbankan Syariah Untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia”. Menghasilkan kesimpulan variabel
dependen:
Pembiayaan Perbankan
untuk
UMKM,
variabel
independennya adalah dana pihak ketiga, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Return On Asse (ROA), dan tingkat inflasi, alat analisis yang di gunakan analaisis regresi linier berganda. Dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa: “dana pihak ketiga mempunyai
55
Mufqi Firaldi, Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (Dpk), Non Performing Financing (Npf) Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (Bprs) Di Indonesia (Periode Januari 2007- Oktober 2012) (Jakarta: universitas Syarif Hidayatullah, 2013), hlm. 37
29
pengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah untuk UMKM, Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak mempunyai pengaruh positif terhadap pembiayaan perbankan syariah, non performing
financing
mempunyai pengaruh positif terhadap pembiayaan perbankan syariah untuk UMKM, Return on Asset (ROA) tidak mempunyai pengaruh positif terhadap pembiayaan
perbankan
syariah
untuk
UMKM,
dan
tingkat inflasi
mempunyai pengaruh positif terhadap pembiayaan perbankan syariah untuk UMKM”56 Yogi Lingga Binangkit dalam penelitian berjudul “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan, Dan suku Bunga Pinjaman Terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja, Investasi, Dan Konsumsi Bank Pembangunan Daerah
(Periode 2003-2013)”, menghasilkan kesimpulan
variabel independen adalah dana pihak ketiga, non perfoming loan, dan suku bunga pinjaman. Variabel dependen penyaluran kredit modal kerja, investasi dan konsumsi. Menggunakan alat analisis regresi linier berganda, dengan hasil penelitian: “dana pihak ketiga berpengaruh positif, NPL dan suku bunga berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit modal kerja, investasi dan konsumsi pada bank pembangunan daerah”57
56
Wida Purwidianti dan Arini Hidayah, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alokasi Pembiayaan Perbankan Syariah Untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia, (Purwokwrto:Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP, 2014). 57
Yogi Lingga Binangkit, Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan, Dan suku Bunga Pinjaman Terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja, Investasi, Dan Konsumsi Bank Pembangunan Daerah (Periode 2003-2013), (Malang: universitas Brawijaya, 2014), http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/1322. diakses tanggal 7 Maret 2016.
30
Agustina Kurniawan dan Zulfikar melakukan penelitian berjudul “Analisis
Faktor-Faktor Yang
Berbasis
Bagi
Hasil
Mempengaruhi
Volume
Pembiayaan
Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia”,
menghasilkan kesimpulan variabel independen: dana pihak ketiga, non perfoming financing (NPF), tingkat bagi hasil, dan total aset. Variabel dependennya: volume pembiayaan berbasis bagi hasil. Alat uji menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa: “Dana
pihak
ketiga dan non perfoming financing tidak berpengaruh
signifikan terhadap volume pembiayaan berbasis bagi hasil pada perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan tingkat
bagi
hasil dan total aset
berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan berbasis bagi hasil pada perbankan syariah di Indonesia”58 Timang M. J. Putera melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Modal Sendiri, Dana Pihak Ketiga, Rasio Kecukupan Modal dan Pembiayaan Bermasalah terhadap
Pembiayaan
pada
Bank
Umum
Syariah
di
Indonesia”. Mengahasilkan kesimpulan variabel independen: modal sendiri, dana pihak ketiga, rasio kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah. Variabel dependen: pembiayaan. Menggunakan alat analisis analisis regresi data panel. Hasil penelitianya menunjukan bahwa “secara parsial modal sendiri berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pembiayaan, dana
58
Agustina Kurniawanti dan Zulfikar, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia, (Surakarta: Universitas Muhammadiyah, 2014), (https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/4718/APS%2010%20AGUSTINA%20 K-ZULFIKAR-SYARIAH%20PAPER%20FEB%20UMS%202014.pdf?sequence=1), diakses tanggal 7 Maret 2016
31
pihak ketiga berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pembiayaan,
rasio kecukupan modal berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap pembiayaan dan pembiayaan bermasalah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2010-2014”59 Muhammad Luthfi Qolby melakukan penelitian berjudul “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode Tahun 2007 – 2013”. Menghasilkan kesimpulan variabel independen: Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), Return On Assets (ROA), dengan variabel dependen pembiayaan. Menggunakan alat analisis Error Correction Model. Menyimpulkan bahwa “dalam jangka panjang secara bersama-sama Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan Return On Assets (ROA) berpengaruh secara positif dan signifikan jangka
pendek
terhadap Pembiayan. Dalam
Dana Pihak Ketiga (DPK), Nilai ECT yang signifikan
menunjukkan bahwa model jangka pendek dapat digunakan”60 Ferial Nurbaya melakukan penelitian berjudul “Analisis Pengaruh CAR, ROA, FDR, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Periode Maret 2001 - Desember 2009 (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat
59
Timang M. J. Putera, Pengaruh Modal Sendiri, Dana Pihak Ketiga, Rasio Kecukupan Modal Dan Pembiayaan Bermasalah Terhadap Pembiayaan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia tahun 2010-2014, (Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo, 2015), http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFEB/article/view/14644. diakses tanggal 7 Maret 2016 60
Muhammad Luthfi Qolby, Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode Tahun 2007 – 2013,(Semarang: universitas negeri semarang, 2013), http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj. diakses tanggal 7 Maret 2016.
32
Indonesia, Tbk.)”. Menghasilkan kesimpulan variabel independen Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan
Dana Pihak Ketiga (DPK) sedangkan variabel dependennya
adalah pembiayaan murabahah pada bank Muamalat Indonesia. Dianalisis dengan analisis deskriptif
dan
analisis
regresi linier
berganda. Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa: “Secara parsial CAR, ROA dan DPK memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Sedangkan FDR tidak memiliki pengaruh terhadap pembiayaan murabahah”.61 Oktaviani melakukan penelitian berjudul “Pengaruh DPK, ROA, CAR, NPL, dan Jumlah SBI Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Pada Bank Umum Go Public di Indonesia Periode 2008-2011)” menghasilkan kesimpulan variabel independen DPK, ROA, CAR, NPL, dan Jumlah SBI dan variabel
dependennya
adalah
penyaluran
kredit
perbankan.
Hasil
penelitiannya mnyimpulkan bahwa “DPK dan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit
perbankan. Jumlah SBI
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan, ROA dan NPL tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit perbankan”62 Febry Amithya Yuwono melakukan penelitian berjudul “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy 61
Ferial Nurbaya, Analisis Pengaruh CAR, ROA, FDR, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Periode Maret 2001 - Desember 2009 (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.), (Semarang: universitas Diponegoro, 2013). 62
Oktaviani, Pengaruh DPK, ROA, CAR, NPL, dan Jumlah SBI Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Pada Bank Umum Go Public di Indonesia Periode 2008-2011), (Semarang: universitas Diponegoro, 2012)
33
Ratio, Non Performing Loan, Return on Assets, dan Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Kebijakan
Penyaluran
Kredit Perbankan (studi
empiris: bank yang terdaftar di BEI” Mengahasilkan kesimpulan variabel independen Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return
on
Assets, dan Sertifikat Bank
Indonesia, variabel dependenya adalah penyaluran kredit perbankan syariah. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa “dana pihak ketiga, loan to deposit ratio berpengaruh positif signifikan terhadap penyalurakn kredit.
Sementara itu, capital
adequacy ratio, return on assets, sertifikat Bank Indonesia berpengaruh positif tidak signifikan dan non performing loan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap penyaluran kredit”63. Miftahul Jannah melakukan pemelitian berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Murabahab pada bank Muamalat Indonesia Tbk”, menghasilkan kesimpulan variabel independen biaya akad dan resiko pembiayaan, variabel dependen kecepatan pencairan dan suku bunga bank. Menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa “berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ada dua variabel yang harus benar-benar diperhatikan yaitu resiko pembiayaan dan kecepatan pencairan”64
63
Febry Amithya Yuwono, Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio,Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return on Assets, dan Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan (studi empiris : bank yang terdaftar di BEI, (Semarang: universitas Diponegoro, 2012) 64
Miftahul Jannah, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Murabahah Pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, (Jakarta: Universitas Syarif
34
Dita Andraeny, melakukan penelitian berjudul: “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil, Dan Non Performing Financing Terhadap Volume Pembiayaan Berbasis bagi hasil pada perbankan syariah di indonesia”. Menghasilkan kesimpulan variabel Dependen: Volume pembiayaan Berbasis Bagi hasil. Variabel Independen: Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil, dan Non Performing Financing. Teknik Analisis Data: Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukan bahwa: “Dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan berbasis bagi
hasil
pada
perbankan syariah di Indonesia. Tingkat
bagi
hasil
berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan berbasis bagi hasil pada perbankan syariah di Indonesia. Non performing financing (NPF) tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan berbasis bagi hasil pada perbankan syariah di Indonesia”65
Hidayatullah, 2009), http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8620/1/Miftahul%20Jannah-FEIS, diakses tangal 7 Maret 2016. 65
Dita Anggraeni, Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil, dan Non Performing Financing Terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Perbankkan Syariah di Indonesia. Jurnal Simposium Nasional Akumtansi XIV Aceh 2011, (Aceh: Universitas Syiah Banda Aceh) (www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id ) diunduh tanggal 17 maret 2015.
35
Tabel 3.1 Penelitian Terdahulu No 1.
2
Peneliti dan Tahun Wida Purwidianti dan Arini Hidayah (2014)
Judul penelitian
Variabel
Metode penelitian
Hasil / kesimpulan
Perbedaan Penelitian
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alokasi Pembiayaan Perbankan Syariah Untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia
Dependen: Pembiayaan perbankan syariah untuk UMKM. Independen: dana pihak ketiga, Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Financing (NPF), Return On Asse (ROA), dan tingkat inflasi. Dependen: penyaluran kredit modal kerja, ivestasi dan konsumsi Independen: dana pihak ketiga, non perfoming loan, dan suku bunga pinjaman
Alat analisis; analaisis regresi linier berganda Sumber penelitian: Statitik Perbankan Syariah Indonesia yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dari tahun 2010 sampai tahun 2013.
Bahwa dana pihak ketiga berpengaruh positif, CAR tidak berpengaruh, NPF berpengaruh positif, ROA tidak berpengaruh, dan tingkat inflasi mempunayai pengaruh positif trhadap pembiayaan perbankan syariah untuk UMKM.
Variabel independen yang berbeda dalam penelitan yakni variabel Return On Asset (ROA) dan tingkat inflasi. Sampel yang digunakan 11 bank.
Alat analisis: regresi linier berganda Sumber data : laporan keuangan Bank Pembangunan Daerah tahun 2003 – 2013, dan data statistik perbankan indonesia.
dana pihak ketiga berpengaruh positif, NPL dan suku bunga berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit modal kerja, investasi dan konsumsi pada bank pembangunan daerah.
Terdapat variabel independen yang berbeda yaitu non perfoming loan, dan suku bunga, kemudian variabel depedennya terdapat penambahan investasi dan konsumsi. Tahun penelitian yakini tahun 2003-
Yogi Lingga Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Binangkit Non Performing Loan, Dan suku (2014) Bunga Pinjaman Terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja, Investasi, Dan Konsumsi Bank Pembangunan
36
3.
4.
Daerah (Periode 2003-2013). Agustina Analisis FaktorKurniawan Faktor Yang dan Zulfikar Mempengaruhi (2014) Profit Distribution Management: Studi Empiris Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2009-2012
Timang M. Pengaruh Modal J. Putera Sendiri, Dana (2015) Pihak Ketiga, Rasio Kecukupan Modal dan Pembiayaan Bermasalah terhadap Pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
2013. Dependen: penyaluran kredit modal kerja, ivestasi dan konsumsi. Independen: dana pihak ketiga, non perfoming financing (NPF), tingkat bagi hasil, dan total aset.
Alat analisis: regresi linier berganda Sumber data: data laporan keuangan bank umum syariah Bank Indonesia, mulai Maret 2009 hingga Desember 2013.
Dependen: pembiayaan independen: modal sendiri, dana pihak ketiga, rasio kecukupan modal dan pembiayaan bermasalah.
Alat analisis: analisis regresi data panel Sumber data: laporan keuangan bank umum syariah, dengan sampel 3 bank.
Dana pihak ketiga dan non perfoming financing tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan berbasis bagi hasil pada perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan tingkat bagi hasil dan total aset berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan berbasis bagi hasil pada perbankan syariah di Indonesia. Hasil pengujian secara parsial modal sendiri berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pembiayaan, dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan, rasio kecukupan modal berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap pembiayaan dan pembiayaan bermasalah berpengaruh negatif dan
Variabel Independennya: dana pihak ketiga, non perfoming financing (NPF), tingkat bagi hasil, dan total aset. Tahun penelitian 2009-2013.
Terdapat variabel independen yang berbeda yakni modal sendiri. Sampel yang di gunakan hanya 3 bank.
37
5
DITA ANDRAEN Y (2011)
Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil, Dan Non Performing Financing Terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah Di Indonesia
Dependen: Volume pembiayaan Berbasis Bagi hasil Independen: Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil, dan Non Performing Financing.
Jenis penelitian: studi empiris terhadap perbankan syariah Sumber penelitian: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia, mulai Januari 2006 hingga Desember 2010 Teknik Pengambilan Sampel: purposive sampling Teknik Analisis Data: Partial Least Square (PLS)
6.
Muhammad Luthfi Qolby (2013)
Faktorfaktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode Tahun 2007 – 2013.
Dependen: Pembiayaan Independen: Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), Return On Assets (ROA).
Alat analisis: Error Correction Model. Sumber Penelitian: laporan keuangan bulanan bank syariah di Indonesia. Tahun
signifikan terhadap pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2010-2014. Dana pihak ketiga Variabel dependennya berpengaruh signifikan adalah Volume terhadap volume Pembiayaan Berbasis pembiayaan berbasis bagi bagi Hasil. Sumber hasil pada perbankan pnelitian dari statistik syariah di Indonesia. perbankan periode Tingkat bagi hasil januari 2006berpengaruh signifikan Desember 2010. terhadap volume Variabel yang di teliti pembiayaan berbasis bagi Tingkat Bagi Hasil, hasil pada perbankan dan Non Performing syariah di Indonesia. Non Financing. Teknik performing financing Analisis Data: Partial (NPF) tidak berpengaruh Least Square (PLS). signifikan terhadap volume pembiayaan berbasis bagi hasil pada perbankan syariah di Indonesia. dalam jangka panjang Sumber data di secara bersama-sama Dana perolah dari laporan Pihak Ketiga (DPK), keuangan periode Sertifikat Wadiah Bank 2007-2013. Indonesia (SWBI) dan Terdapat variabel Return On Assets (ROA) sertifikat wadiah, dan berpengaruh secara positif return on asset dan signifikan terhadap (ROA).
38
7.
Ferial Nurbaya (2013)
8
Oktaviani (2012)
Analisis Pengaruh CAR, ROA, FDR, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Periode Maret 2001 Desember 2009 (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.) Pengaruh DPK, ROA, CAR, NPL, dan Jumlah SBI Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Pada Bank Umum Go Public di Indonesia Periode 2008-2011)
Dependen: Alat analisis: analisis Pembiayaan deskriptif dan analisis murabahah regresi linier berganda. Independen: Sumber penelitian: laporan CAR, ROA, FDR, keuangan, Statistik dan DPK. Perbankan Indonesia dari tahun 2001 hingga 2009.
Dependen: Penyaluran kredit
Alat analisis: regresi linier berganda dan uji asumsi klasik. Independen: DPK, Objek penelitian: CAR, ROA,NPL bank umum go public di Indonesia periode 2008-2011.
Pembiayan. Dalam jangka pendek Dana Pihak Ketiga (DPK), Nilai ECT yang signifikan menunjukkan bahwa model jangka pendek dapat digunakan. Secara parsial CAR, ROA dan DPK memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Sedangkan FDR tidak memiliki pengaruh terhadap pembiayaan murabahah
DPK dan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Jumlah SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan, ROA dan NPL tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit perbankan
Terdapat berbedaan Variabel independen FDR, dan ROA. Tahun penelitian 20012009.
Variabel independen berbeda, yaitu ROA dan NPL. Penelitian dilakukan pada bank umum yang sudah go publik si Indonesia.
39
9.
Febry Amithya Yuwono (2012)
10.
Miftahul Jannah (2009)
Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio,Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return on Assets, dan Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan (studi empiris : bank yang terdaftar di BEI Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Murabahab pada bank Muamalat Indonesia Tbk
Dependen: penyaluran kredit Independen: Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return on Assets, dan Sertifikat Bank Indonesia
Alat analisis: regresi linier berganda Sumber Penelitian: sampel Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 2010, sebanayak 63 data perbankan.
dana pihak ketiga, loan to deposit ratio berpengaruh positif signifikan terhadap penyalurakn kredit. Sementara itu, capital adequacy ratio, return on assets, sertifikat Bank Indonesia berpengaruh positif tidak signifikan dan non performing loan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap penyaluran kredit
Variabel independen yang berbeda adalah variabel Loan to Deposit Ratio. Sampel yang digunakan 63 perbankan.
Dependen: Alat analisis: uji validitas berdasarkan penelitian yang Variabel independen Kecepatan dan suku dan uji reliabilitas telah dilakukan ada dua berbeda, yaitu biaya akad bunga bank. variabel yang harus benar- dan resiko pembiayaan. Independen: biaya benar diperhatikan yaitu akad dan resiko resiko pembiayaan dan pembiayaan kecepatan pencairan
40
C. Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran merupakan suatu model konseptual tentang bagaimana teori yang berhubungan dengan faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah riset.66 Kerangka pemikiran di bawah ini menggambarkan pengaruh antara variabel independen (X) yaitu rasio kecukupan modal (CAR), non peroming financing (NPF), dan dana pihak ketiga (DPK) terhadap variabel dependen (Y) yaitu pembiayaan murabahah. Berikut kerangka berpikir dalam penelitian ini: Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Variabel Independen
Variabel Dependen
Rasio Kecukupan Modal (CAR)
Non Perfoming Financing (NPF)
H1
Pembiayaan Murabahah
H2
H3
Dana Pihak Ketiga (FDR) H4 Sumber: Data diolah oleh penulis 66
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 23.
41
D. Hipotesis Hipotesis merupakan proposisi yang akan di uji keberlakuannya, atau merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.67 Dari kerangka berpikir di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian ini meliputi: 1. Hipotesis 1 H01: Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara Rasio Kecukupan Modal (CAR) terhadap Pembiayaan Murabahah. Ha1: Terdapat pengaruh secara parsial antara Rasio Kecukupan Modal (CAR) terhadap Pembiayaan Murabahah. 2. Hipotesis 2 H02: Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara Non Perfoming Financing (NPF) terhadap Pembiayaan Murabahah. Ha2: Terdapat pengaruh secara parsial antara Non Perfoming Financing (NPF) terhadap Pembiayaan Murabahah. 3. Hoptesis 3 H03: Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Murabahah. Ha3: Terdapat pengaruh secara parsial antara Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Murabahah.
67
Bambang Prasetyo dan Lina Mitahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm.76.
42
4. Hipotesis 4 H04: Tidak terdapat pengaruh secara simultan antara Rasio Kecukupan Modal (CAR), Non Perfoming Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Murabahah. Ha4: Tterdapat pengaruh secara simultan antara Rasio Kecukupan Modal (CAR), Non Perfoming Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Murabahah.
43