BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Perdagangan Internasional Ada
beberapa
faktor
yang
mendorong
timbulnya
perdagangan
internasional (ekspor-impor) suatu negara dengan negara lain, yaitu keinginan untuk memperluas pemasaran komoditi ekspor, memperbesar penerimaan devisa bagi kegiatan pembangunan, tidak semua negara mampu menyediakan kebutuhan masyarakat, serta akibat adanya perbedaan biaya relatif dalam menghasilkan komoditi tertentu. Setiap negara memiliki karakteristik masing-masing yang membedakannya dengan negara lain baik ditinjau dari segi SDA nya, iklimnya, letak geografisnya, penduduknya, SDM nya untuk ekonominya serta sikuasi politiknya. Perbedaanperbedaan itu mengakibatkan terjadinya perbedaan barang yang dihasilkan oleh masing-masing negara. Namun adanya produksi dari suatu negara belum dapat di konsumsi seluruhnya didalam negeri, maka hal ini sejak berabad-abad yang lalu telah mendorong orang untuk memperdagangkan hasil produksi tersebut kenegara lain diluar batas negaranya. Perdagangan barang-barang dari satu negara kenegara lain diluar batas negaranya itulah yang dimaksud perdagangan luar negeri. (Amir M.S 2004). Menurut Gonarsyah, ada beberapa faktor yang mendorong timbulnya perdagangan internasional suatu negara dengan negara lain, yaitu keinginan memperluas pemasaran komoditi ekspor, memperbesar penerimaan bagi kegiatan
9 Universitas Sumatera Utara
pembangunan, adanya perbedaan penawaran permintaan antar negara, adanya perbedaan biaya relatif serta tidak semua negara menyediakan kebutuhan masyarakatnya. Teori tersebut menggiring perdagangan internasional ke arah liberalisme perdagangan global. Saat ini terdapat pernyataan bahwa perdagangan global hanya menguntungkan negara maju, negara yang mampu memproduksi barang berkualitas tinggi dengan mengunakan teknologi canggih dan entrepreneur handal. Di lain pihak, negara terbelakang termasuk negara berkembang belum mampu berbuat sejauh itu. Oleh karena itu, lahirlah (aksioma) matimatika yang menegaskan bahwa adanya kesamaan dalam beberapa hal yang harus dimiliki oleh negara-negara liberalisme perdagangan global menguntungkan semua pihak. Paradigma tentang liberalisasi perdagangan global berlaku apabila negara-negara memiliki anggapan yang sama tentang ekonomi, teknologi dan kesejahteraan (Nurcahyaningtyas dan Handoko, 2001). Perdagangan internasional bisa diartikan dengan perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain dengan dasar kesepakatan bersama. Perdagangan internasional khususnya ekspor mempunyai peranan yang sangat penting yakni sebagai penggerak perekonomian. Manfaat dari perdagangan internasional yang dilakukan oleh suatu negara yaitu dapat mendorong pertumbuhan Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan juga kehadiran perusahaan multinasional.
10 Universitas Sumatera Utara
2.2
Teori Perdagangan Internasional Perdaganngan internasional dapat didefinisikan sebagai perdagangan antar
negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Perdagangan internasional terjadi karena setiap negara tidak memenuhi semua kebutuhan dari hasil
produksi
dalam
negaranya
sendiri
sehingga diperlukan
transaksi
perdagangan. Hal ini terjadi karena setiap negara dengan mitra dagangnya mempunyai beberapa perbedaan, diantaranya perbedaan kandungan sumberdaya alam, modal, sumberdaya manusia, teknologi, konfigurasi geografis, struktur ekonomi dan lain sebagainya. Dari perbedaan tersebut di atas, maka atas dasar saling menguntungkan, terjadilah proses pertukaran, yang dalam skala luas dikenal sebagai perdagangan internasional (Halwani, 2003). Terjadinya ekspor-impor dapat dijelaskan oleh teori keunggulan komparatif. negara diarahkan kepada spesialisasi produksi dan mengekpor produk yang mempunyai keunggulan komparatif dan mengimpor produk yang tidak mempunyai keunggulan komparatif. Teori tersebut menggiring perdagangan internasional ke arah liberalisme perdagangan global. Saat ini terdapat pernyataan bahwa perdagangan global hanya menguntungkan negara maju, negara yang mampu memproduksi barang berkualitas tinggi dengan mengunakan teknologi canggih dan entrepreneur handal. Pada dasarnya, perdagangan internasional bisa terjadi apabila kedua belah pihak memperoleh manfaat atau keuntungan dalam perdagangan tersebut. perdagangna internasional menciptakan keuntungan dengan memberikan peluang
11 Universitas Sumatera Utara
pada setiap negara untuk mengkspor barang-barang yang faktor produksinya langka atau mahaljika diproduksi dalam negari. Melakukan
perdagangan
dengan
negara
lain
mengkin
dapat
menguntungkan, misalnya dengan membeli barang yang lebih murah dan dapat menjual barang ke luar negeri dengan harga yang relatif lebih tinggi. Perdagangan ini terjadi disebabkan karena perbedaan harga di berbagai negara. Perbedaan harga ini disebabkan oleh biaya produksi, yang terjadi dari tingkat upah, biaya modal, sewa tanah, biaya bahan baku, serta efisiensi dalam proses produksi. Selain itu, perbedaan harga bukan hanya ditimbulkan oleh biaya produksi semata, tetapi juga karena perbedaan dalam pendapatan dan selera. Selera berperan sangat penting dalam menentukan jumlah permintaan akan suatu barang di negara tersebut, bias saja penduduk negara tersebut lebih menyukai barang-barang dari luar negeri. Selain selera, pendapatan juga mempengaruhi jumlah permintaan suatu barang, jika pendapatan naik, mka pemnelian barangbarang dan jasa-jasa dapat mengalami kenaikan (Apridar,2009) 2.2.1 Teori Merkantilisme (David Hume) Menurut paham merkantilisme, tiap negara yang berkeinginan untuk maju harus melakukan perdagangan dengan negara lain. Sumber kekayaan negara akan diperoleh melalui surplus perdagangan di luar negeri yang akan diterima dalam bentuk logam mulia. Merkantilisme menitikberatkan pada 2 kebijakan penting yaitu:
12 Universitas Sumatera Utara
1. Kebijakan merkantilisme dalam usaha untuk memperoleh monopoli perdagangan, monopoli perdagangan tersebut dapat diperoleh dengan memiliki armada perdagangan atau armada perang yang kuat. 2.
Kebijakan lanjutan adalah usaha untuk memperoleh daerah-daerah jajahan yang dilakukan melalui ekspansi perdagangan dan penaklukan atau penundukan daerah-daerah baru di Amerika, Afrika, dan Asia. Daerah atau negara jajahan ini dijadikan sebagai sumber bahan baku dan sekaligus pasar, sekaligus sebagai sumber langsung logam mulia. negara jajahan menjadi sangat tergantung pada negara penjajah. (Lia Amalia: 2007) Kritik David Hume terhadap merkantilisme adalah sebagai berikut:
kekayaan atau kemakmuran suatu negara yang diukur dari banyaknya logam mulia tidak sepenuhnya benar. Maka jika logam mulia banyak berarti jumlah uang beredar banyak. Jika jumlah uang beredar banyak sedangkan produksi tetap atau tidak berubah maka akan terjadi inflasi atau kenaikan harga.Inflasi akan menaikan harga barang-barang eksporsehingga kuantitas ekspor menurun. Sementara harga barang impor akan lebih besar dari ekspor terjadi defisit yang menyebabkan logam mulia yang dimiliki akan berkurang. Kebijakan merkantilisme pada saat ini masih dijalankan oleh banyak negara (termasuk negara-negara maju), yaitu kebijakan proteksi untukmelindungi dan mendorong ekonomi dan industri dalam negara dengan banyak menggunakan hambatan non-tarif seperti: penerapan syarat-syarat dan sertifikasi tertentu, ketentuan teknis, peraturan kesehatan/karantina, dikaitkan dengan isu-isu lingkungan hidu, hak asasi manusia dan lain-lain (HamdyHadi: 2004).
13 Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Teori Keunggulan Mutlak/ Absolute Advantage (Adam Smith) Menurut teori Keunggulan Mutlak yakni perdagangan internasional akan terjadi jika setiap negara mampu memproduksi barang tertentu secara lebih efisien dari
pada negara lain melalui spesialisasi dan pembagian kerja. Keunggulan
mutlak bisa diperoleh karena adanya perbedaan dalam kepemilikan factor produksi antara lain sumber daya alam, tenaga kerja, modal, teknologi dan entrepreneurship.setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan (gain from trade) karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak, sedangkan untuk produk yang tidak memiliki keunggulan mutlak sebaiknya impor saja. Dasar pemikiran dari teori ini adalah bahwa suatu negara akan melakukan spesialisasi terhadap ekspor suatu jenis barang tertentu, dimana negara tersebut memiliki keunggulan mutlak dan tidak memproduksi atau malakukan impor jenis barang dimana negara lain yang memproduksi barang sejenis. Atau denagn kata lain, suatu negara akan mengekspor (mengimpor) suatu jenis barang. Jika negara tersebut tidak dapat memproduksi secara lebih efisien atau lebih murah dibandingkan dengan negara lain. Sehingga teori ini menekankan bahwa efisiensi dalam penggunaan input, misalnya tenaga kerja, dalam proses produksi sangat menentukan keunggulan atau daya saing. Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hnya satu negara yang memiliki keunggulan
14 Universitas Sumatera Utara
absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada keunggulan. 2.2.3 Teori Hecksher-Ohlin/ H-O Teori Hecksher dan Ohlin (H-O) disebut juga teori proporsi faktor (factor propotion) atau teori ketersediaan factor (factor endowment). Dasar pemikiran teori ini adalah perdagangan internasional, misalnya antara Indonesia dan Amerika Serikat terjadi karena opportunity cost antara kedua negara tersebut berbeda. Perbedaan biaya alternative tersebut dikarenakan adanya perbedaan dalam jumlah faktor produksi. Jadi karena factor endowment yang berbeda, maka sesuai hukum pasar harga faktor produksi tersebut juga berbeda antara Indonesia dan Amerika. Jadi menurut teori H-O, suatu negara akan berspesialisasi dalam produksi dan ekspor barang-barang yang impor utamanya relative sangat banyak di negara tersebut, serta impor barang yang input utamanya tidak dimiliki oleh negara tersebut (jumlahnya terbatas). Dalam kasus Indonesia, negara tersebut akan ekspor produk-produk yang padat karya (tetapi dalam kategori unskilled workers) atau padat bahan-bahan baku yang berlimpah di dalam negeri, seperti minyak, batu bara, dan komoditas-komoditas lain. (Tulus Tambunan: 2001). 2.2.4 Teori Keunggulan Komparatif/ Comparative Adventage (David Ricardo) Menurut David Ricardo, sekalipun sebuah negara memiliki keunggulan mutlak pada beberapa barang, tetapi selama negara yang lebih lemah memiliki keunggulan komparatif pada produksi salah satu barang, maka perdagangan tetap bisa terjadi. Teori david Ricardo yang juga dikenal dengan teori cost comparative advantage (labor efficiency) ini menyatakan bahwa suatu negara akan
15 Universitas Sumatera Utara
memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien serta mengimpor barang jika negara tersebut berproduksi relative kurang atau tidak efisien. 2.3
Manfaat Perdagangan Internasional Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah
sebagai berikut: a.
Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
b.
Memperoleh keuntungan dari spesialisasi Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
c.
Memperluas pasar dan menambah keuntungan Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka.
16 Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan
mesin-mesinnya
secara
maksimal
dan
menjual
kelebihan produk tersebut keluar negeri. d.
Transfer teknologi modern Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efisien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
2.4
Nilai Tukar (Kurs)
2.4.1 Definisi Nilai Tukar Kurs merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham maupun di pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati untuk melakukan investasi portofolio.Terdepresiasinya kurs rupiah terhadap mata uang asing khususnya dolar Amerika memiliki pengaruh yang negatif terhadap ekonomi dan pasar modal (Sitinjak dan Kurniasari, 2003). Kurs mata uang menunjukkan harga mata uang apabila ditukarkan dengan mata uang lain. Penentuan nilai kurs mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain ditentukan sebagai mana halnya barang yaitu oleh permintaan dan penawaran mata uang yang bersangkutan. Hukum ini juga berlaku untuk kurs rupiah, jika demand akan rupiah lebih banyak daripada suplainya maka kurs rupiah ini akan terapresiasi, demikian pula sebaliknya. Apresiasi atau depresiasi akan terjadi apabila negara menganut kebijakan nilai tukar mengambang bebas
17 Universitas Sumatera Utara
(free floating exchange rate) sehingga nilai tukar akan ditentukan oleh mekanisme pasar (Kuncoro, 2001). Jadi, dapat disimpulkan nilai tukar rupiah adalah suatu perbandingan antara nilai mata uang suatu negara dengan negara lain. Heru (2008) menyatakan bahwa nilai tukar mencerminkan keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang dalam negeri maupun mata uang asing $US. Merosotnya nilai tukar rupiah merefleksikan menurunnya permintaan masyarakat terhadap mata uang rupiah karena menurunnya peran perekonomian nasional atau karena meningkatnya permintaan mata uang asing $US sebagai alat pembayaran internasional. Semkin menguat kurs rupiah sampai batas tertentu berarti menggambarkan kinerja di pasar uang semakin menunjukkan perbaikan. Sebagai dampak meningkatnya laju inflasi maka nilai tukar domestic semakin melemah terhadap mata uang asing. Hal ini mengakibatkan menurunnya kinerja suatu perusahaan dan investasi di pasar modal menjadi berkurang. Jika terjadi peningkatan nilai tukar terhadap dollar kurs dalam negeri terdepresiasi terhadap kurs dollar maka unag kuasi akan mengalami peningkatan, apabila faktor lain tetap. Masyarakat akan cenderung menukarkan rupiah yang mereka miliki dengan valuta asing ke Bank, dengan demikian akan meningkatkan jumlah uang kuasi dalam bentuk valuta asing. Tabungan masyarakat meningkat
18 Universitas Sumatera Utara
dalam bentuk valuta asing. Keinginan dari penduduk suatu negara untuk memperoleh sesuatu jenis mata uang asing dapatlah dipandang sebagai permintaaan keatas valuta asing oleh penduduk negara kita. Keinginan atau permintaan tersebut memberikan gambaran tentang besarnya jumlah suatu valuta asing tertentu yang ingin diperoleh penduduk suatu negara. (Sukirno, 2003:358) Kunci untuk memahami fluktuasi kurs jangka pendek adalah pemahaman bahwa kurs pada prinsipnya adalah harga aset-aset domestik (dalam mata uang domestik, termasuk simpanan bank) yang dinilai dalam aset-aset luar negeri (dalam mata uang asing, termasuk simpanan bank). Dengan demikian, analisis fluktuasi kurs jangka pendek dapat dikaitkan dengan analisis permintaan dan penawaran biasa. Esensi dari sistem nilai tukar adalah komitmen dari Bank Sentral untuk membiarkan jumlah uang beredar menyesuaikan berapapun nilai tukar yang ditetapakan. Selain itu selama Bank Sentral siap membeli mata uang asing pada nilai tukar yang ditetapkan, jumlah uang beredar menyesuaikan secara otomatis pada tingkat yang diperlukan. (Mankiw, 2003)
19 Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Sistem Nilai Tukar Menurut Triyono (2008) terdapat lima jenis sistem kurs utama yang berlaku, yaitu: sistem kurs mengambang (floating exchang rate), kurs tertambat (pegged exchange rate), kurs tertambat merangkak (crawling pegs),sekeranjang mata uang (basket of currencies), kurs tetap (fixed exchange rate) 1. Sistem kurs mengambang Kurs ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa adanya campur tangan pemerintah dalam upaya stabilisasi melalui kebijakan moneter apabila terdapat campur tangan pemerintah maka sistem ini termasuk mengambang terkendali (managed floating exchange rate). 2. Sistem kurs tertambat Suatu negara menambatkan nilai mata uangnya dengan sesuatu atau sekelompok mata uang negara lainnya yang merupakan negara mitra dagang utama dari negara yang bersangkutan, ini berarti mata uang negara tersebut bergerak mengikuti mata uang dari negara yang menjadi tambatannya. 3. Sistem kurs tertambat merangkak Di mana negara melakukan sedikit perubahan terhadap mata uangnya secara periodik dengan tujuan untuk bergerak ke arah suatu nilai tertentu dalam rentang waktu tertentu. Keuntungan utama dari sistem ini adalah negara dapat mengukur penyelesaian
20 Universitas Sumatera Utara
kursnya dalam periode yang lebih lama jika dibanding dengan sistem kurs terambat. 4. Sistem sekeranjang mata uang Keuntungannya adalah sistem ini menawarkan stabilisasi mata uang suatu negara karena pergerakan mata uangnya disebar dalam sekeranjang mata uang. Mata uang yang dimasukan dalam keranjang biasanya ditentukan oleh besarnya peranannya dalam membiayai perdagangan negara tertentu. 5. Sistem kurs tetap Dimana negara menetapkan dan mengumumkan suatu kurs tertentu atas mata uangnya dan menjaga kurs dengan cara membeli atau menjual valas dalam jumlah yang tidak terbatas dalam kurs tersebut. Bagi negara yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap sektor luar negeri maupun gangguan seperti sering mengalami gangguan alam, menetapkan kurs tetap merupakan suatu kebijakan yang beresiko tinggi. 2.5
Ekspor
2.5.1 Definisi Ekspor Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain, proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di tingkat internasional Terjadinya ekspor-impor dapat dijelaskan oleh teori keunggulan komparatif. negara diarahkan kepada spesialisasi produksi dan mengekpor produk
21 Universitas Sumatera Utara
yang mempunyai keunggulan komparatif dan mengimpor produk yang tidak mempunyai keunggulan komparatif. Komoditi ekspor non migas dikelompokkan menjadi komoditi primer dan non primer. Komoditi primer merupakan hasil dari sektor- sektor pertanian dan pertambangan, sedangkan komoditi non primer berasal dari sektor industri dan lainnya (BPS, 2000). Ekspor Non Migas adalah total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk diantara baran-gbarang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu di luar Minyak Bumi dan Gas alam (Sasandara, 2005). Tujuan dilakukannya ekspor antara lain adalah: a.
Meningkatkan laba perusahaan melalui perluasan pasar serta untuk memperoleh harga jual yang lebih baik.
b.
Membuka pasar baru di luar negri sehingga perluasan pasar domestic (membuka pasar domestik).
c.
Memanfaatkan kelebihan ekspor terpasang.
d.
Membiasakan diri bersaing dalam pasar internasional sehingga terlatih dalam persaingan yang ketat.(Amir,2004)
Kinerja ekspor non migas yang didominasi oleh produk-produk manufaktur mengindikasikan bahwa proses industrialisasi disuatu negara berjalan baik. Suatu negara dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan ekspor non migas khususnya ekspor manufaktur jika pertumbuhan ekspor rata-rata per tahun tinggi dan komposisinya tidak lagi didominasi oleh barang-barang sederhana (barang baku/barang setengah jadi), melainkan sebagaian besar sudah berupa
22 Universitas Sumatera Utara
produk-produk dengan nilai tambah dari hasil proses pengolahan yang efisien dan maju sehingga berdaya saing internasional (Tulus Tambunan, 2001). Dalam analisis makro ekonomi selalu digunakan istilah pendapatan nasional atau national income dan biasanya istilah tersebut di maksudkan untuk menyatakan nilai barang dan jasa yang di hasilkan dalam suatu negara. Dengan demikian dalam penggunaan tersebut istilah pendapatan nasional mewakili arti produk domestik bruto atau pendapatan nasional bruto ( Sukirno,2002). 2.5.2 Faktor – Faktor Pendorong Ekspor Non Migas Perdagangan luar negeri (ekspor) dapat menghasilkan banyak keuntungan atau faedah yang sangat penting bagi suatu negara. Untuk dapat meningkatkan nilai ekspornya, suatu negara akan menciptakan berbagai sarana dan langkah kebijakan untuk dapat mendorong kegiatan ekspor yang dilakukannya. Dalam mendorong ekspor dan produksi untuk ekspor, khususnya barang-barang di luar minyak dan gas bumi, kebijaksanaan ekspor melalui peningkatan daya saing dan penerobosan serta perluasan pasar akan ditingkatkan. Langkah-langkah yang akan diambil meliputi usaha meningkatkan efisiensi dan mutu hasil produksi, menjamin kesinambungan dan ketepatan waktu penyerahan, menganekaragamkan barang dan pasar ekspor, meningkatkan informasi perdagangan dan promosi ekspor, menyempurnakan sarana pemasaran ekspor serta meningkatkan kerja sama perdagangan internasional (Anonim,2007) Menurut Sumual, ada berbagai faktor yang mendorong perkembangan ekspor non migas khususnya di Indonesia sehingga mencapai pertumbuhan yang
23 Universitas Sumatera Utara
tinggi. Faktor-faktor pendorong tersebut digolongkan menjadi dua faktor yang berasal dari luar maupun yang berasal dari dalam negeri. Berbagai program akan dilakukan oleh pemerintah guna mendorong peningkatan ekspor. Hal tersebut antara lain dilakukan melalui penyelenggaraan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) dan penyelenggaraan serta pengembangan pusat promosi terpadu dalam rangka penetrasi pasar ekspor tradisional dan non tradisional. Saat ini, pasar ekspor non migas Indonesia bertumpu pada empat pasar ekspor tradisional (Jepang, Amerika Serikat, Korea, dan Uni Eropa) dengan pangsa pasar sekitar 50 persen. Dengan masuk ke dalam pasar non tradisional, diharapkan tingkat ketergantungan ekspor non migas terhadap pasar tradisional akan berkurang, sehingga ekspor non migas Indonesia akan lebih tangguh terhadap perubahan kondisi perekonomian global dan gejolak permintaan di keempat pasar ekspor tersebut. Melalui kebijakan pembebasan dan pengurangan bea masuk bahan baku impor untuk tujuan ekspor, akan memberi insentif bagi produsen untuk meningkatkan produksinya, dan pada gilirannya akan mendorong peningkatan ekspor. Di samping itu perlu juga dilakukan upaya peningkatan kualitas dan design produk ekspor agar pertumbuhan ekspor non migas Indonesia tidak hanya ditopang oleh ekspor komoditi primer yang relatif bernilai tambah lebih rendah dan harganya cenderung lebih berfluktuasi ( Anonim,2008).
24 Universitas Sumatera Utara
2.6
Inflasi
2.6.1 Definisi inflasi Inflasi adalah ukuran aktifitas ekonomi yang juga sering digunakan untuk menggambarkan kondisi ekonomi nasional. Secara lebih jelas inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran ekonomi yang memberikan gambaran tentang peningkatan harga rata-rata barang atau jasa yang diproduksioleh suatu system perekonomian. Menurut Sukirno (2004), inflasi yaitu, kenaikan dalam harga barang dan jasa, yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran barang di pasar. Dengan kata lain, terlalu banyak uang yang memburu barang yang sedikit. Inflasi menunjuk pada harga-harga lain (harga perdagangan besar, upah, harga, asset, dan sebagainya). 2.6.2 Dampak inflasi Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat menurunkan tinhgkat pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah satu cara untuk menyeimbangkan perekonomian Negara, dan lain sebagainya. Secara khusus dapat diketahui beberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi adalah sebagai berikut : 1) Dampak Negatif a) Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik, sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada
25 Universitas Sumatera Utara
masyarakat yang berlebihan uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya. b) Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut ) atau rendahnya dana investasi yang tersedia. c) Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran. d) Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang. e) Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli. f) Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan dan perampasan. 2) Dampak positif a) Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifme dapat ditekan. b) Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh.
26 Universitas Sumatera Utara
c) Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha. 2.6.3 Jenis Inflasi Berdasarkan sifatnya Muana Nanga ( 2001 : 251 ) membagi inflasi ke dalam tiga tingkatan yaitu : a.
Inflasi Sedang ( Moderate Inflation ) : Kondisi ini ditandai dengan kenaikan laju inflasi yang lambat dan waktu yang relatif lama.
b.
Inflasi Menengah ( Galloping Inflation ) : Kondisi ini ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar ( biasanya double digit atau bahkan triple digit ) dan kadang kala berjalan dalam waktu yang relative pendek serta mempunyai sifat akselerasi. Artinya, hargaharga minggu atau bulan inilebih tinggi dari minggu atau bulan yang lalu dan seterusnya. Efeknya terhadap perekonomian lebih berat daripada inflasi yang merayap.
Inflasi Tinggi ( hyper inflation ) : Merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Harga-harga naik sampai lima atau enam kali. Masyarakat tidak lagi punya keinginan untuk menyimpan uang kerena nilai uang merosot dengan tajam sehingga ingin ditukarkan dengan barang.
27 Universitas Sumatera Utara
2.7
Suku Bunga
2.7.1
Definisi Suku Bunga Bunga diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang
memiliki simpanan) dan yang harus dibayar nasabah kepada bank ( nasabah yang memperoleh pinjaman). Kasmir : 2008. Dalam realitas sehari-hari terdapat empat macam suku bunga (Khalwaty 2000). a. Suku bunga dasar, yaitu tingkat suku bunga yang ditentukan oleh Bank Sentral atas kredit ynag diberikan kepada perbankan dan tingkat suku bunga yang ditetapkan bank sentral untuk mendiskonto surat-surat berharga yang ditarik atau diambil alih oleh Bank Sentral. b. Suku bunga efektif, yaitu suku bunga yang sesungguhnya dibebankan kepada debitur dalam jangka waktu satu tahun apabila suku bunga nominal akan sama dengan nilai suku bunga efektif. c. Suku bunga nominal, yaitu tingkat suku bunga yang ditentukan berdasarkan jangka waktu satu tahun. d. Suku bunga padanan, yaitu suku bunga yang besarnya dihitung setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, atau setiap tahun untuk sejumlah pinjaman atau investasi selama jangka waktu tertentu yang apabila dihitung secara anuitas akan memberikan penghasilan bunga dengan jumlah yang sama. Jika tingkat suku bunga dalam negeri naik, maka permintaan uang akan meningkat. Lain halnya dengan permintaan uang kuasi. Hubungan antara suku
28 Universitas Sumatera Utara
bunga dalam negeri dengan jumlah uang kuasi adalah positif Menurut penelitian Boorman (Aziz, 2002). Jika suku bunga domestik naik maka jumlah uang kuasi akan meningkat apabila faktor lain tetap (Cateris Paribus). Hal ini disebabkan karena masyarakat lebih cenderung menyimpan uangnya di bank sehingga jumlah tabungan maupun deposito baik rupiah dan valuta asing akan bertambah. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga domestik turun masyarakat cenderung lebih suka menyimpan uang tunai, ini berarti jumlah uang kuasi akan menurun. (Mankiw : 2003) Tingkat bunga disesuaikan untuk menyeimbangkan permintan dan penawaran untuk aset perekonomian yang paling likuid (uang). Tingkat bunga salah satu determinan dari beberapa banyak uang yang ingin dipegang orang. Tingkat bunga merupakan biaya oppurtunitas dari memegang uang yang tidak menghasilkan bunga. Ketika tingkat bunga naik orang-orang ingin memegang lebih sedikit uang. Orang-orang yang memegang kelebihan jumlah uang yang beredar berusaha mengubah sebagian diantaranya dari bentuk uang yang tidak menghasilkan bunga menjadi deposito di bank atau obligasi yang dapat mengasilkan bunga. Untuk menarik kembali dana, Bank dan penerbit obligasi merespon dengan menaikkan tingkat bunga, dimana orang akan merasa aman dengan forto folio aset moneter dan aset non moneter mereka (Mankiw, 2003). Jadi menurut teori preferensi likuiditas, penurunan jumlah uang beredar menaikkan tingkat bunga, dan kenaikan jumlah uang beredar menurunkan tingkat
29 Universitas Sumatera Utara
bunga. Dengan melakukan kebijakan uang ketat pemerintah berusaha melakukan pengontrolan terhadap jumlah uang yang beredar. Menurut pandangan klasik Keynes (Nopirin,2000) mendefenisikan tingkat bunga sebagai fenomena moneter. Artinya tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang (ditentukan dalam pasar uang). Uang akan berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi, selama uang mempengaruhi tingkat bunga. Tingkat suku bunga selalu menjadi ukuran bagi masyarakat dalam menentukan preferensinya antara menabung (saving) atau menginvestasikan dana yang dimilikinya. Namun pada saat kondisi tingkat suku bunga tinggi, maka hal ini akan mempengaruhi peredaran uang di masyarakat, karena mereka cenderung untuk menabung sebab hal ini dapat menguntungkan mereka. Sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan uang yang beredar akan berkurang. 2.7.2
Fungsi Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga terbentuk di pasar akibat interaksi kekuatan pasar
uang dan modal. Sunariyah (2008) menguraikan fungsi-fungsi tingkat suku bunga pada suatu perekonomian suatu negara yaitu : a. Sebagai daya tarik bagi penabung, baik individu, institusi, atau lembaga yang mempunyai dana lain untuk di investasikan. b. Tingkat bunga dapat digunakan sebagai alat control bagi pemerintah sebagai dana langsung atau investasi pada sektor-sektor ekonomi.
30 Universitas Sumatera Utara
c. Tingkat bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yng beredar dalam suatu perekonomian. d. Pemerintah dapat memanipulasi tingkat bunga untuk meningkatkan produksi, sebagai akibatnya tingkat suku bunga dapat digunakan untuk mengontrol tingkat inflasi. 2.8
Penelitian Terdahulu 1. Kumalasari (2010) yang berjudul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspr non migas Indonesia ke jepang tahun 19862008” Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh impor, inflasi, kurs dan pendapatan perkapita negara tujuan yaitu Jepang terhadap ekspor non migas Indonesia. Penelitian ini menggunakan data time series tahun 1989 sampai 2008. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) impor berpengaruh positif dan signifikan, setiap peningkatan 1% impor akan meningkatkan ekspor non migas Indonesia ke jepang sebesar 0,322065%; (2) inflasi berpengaruh negative, setiap kenaikan 1% inflasi akan menurunkan ekspor non migas ke jepang sebesar 0,088218%; (3) kurs berpengaruh positif dan signifikan, setiap peningkatan 1% kurs akan meningkatkan ekspor non migas Indonesia ke jepang sebesar 3,029065%; (4) pendapatan perkapita Jepang berpengaruh positif dan signifikan, setiap peningkatan 1% pendapatan
31 Universitas Sumatera Utara
perkapita jepang akan meningkatkan ekspor non migas Indonesia ke jepang sebesar 3,439601%. 2. Wardhana
(2011)
yang
berjudul”Analisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi ekspor nonmigas Indonesia ke singapura tahun 19902010” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai tukar, inflasi dan pendapatan kapita ekspor non-minyak Singapura dari Indonesia ke per Singapura Tahun 1990-2010. Teknik analisis data yang digunakan berdasarkan Regresi Linear Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian menujukan bahwa sebagai berikut: (1) Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (X1) Memiliki positif nilai koefisien 0,317. Hal ini menunjukkan bahwa jika depresiasi nilai tukar (melemahnya) dari 1 USD / US $ nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Singapura akan meningkat oleh 0.317.000 dolar; (2) Inflasi menunjukkan nilai koefisien positif dari 6,096. Itu berarti jika inflasi di Indonesia naik sebesar 1 persen (%) maka akan meningkatkan non-minyak ekspor 6.096.000 dolar di Indonesia, (3) pendapatan per kapita Singapura (X3) Menunjukkan nilai koefisien positif dari 0,231 berarti bahwa jika peningkatan per kapita Pendapatan dari Singapura sebesar $ 1 dollar maka akan meningkatkan nilai ekspor non-migas Indonesia ke Singapura dengan 0.231.000 dolar. 3. Sugiartining dan Surjono (2010) “Pengaruh Fluktuasi Dollar Terhadap Ekspor Non Migas Indonesia-Amerika Serikat Periode 2000,01-2009.05” Model analisis menggunakan Persamaan Simultan.
32 Universitas Sumatera Utara
Dengan hasil penelitian yaitu bahwa terdapat pengaruh positif antara fluktuasi Terhadap dolar eksport non migas Indonesia ke Amerika Serikat. 2.9
Kerangka konseptual Adapun kerangka teoritis yang dapat penulis paparkan mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi ekspor non migas yaitu dapat dilihat pada gambar : NILAI TUKAR (X1)
INFLASI (X2)
TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT (X3)
EKSPOR NON MIGAS (Y)
GDP PERKAPITA NEGARA TUJUAN EKSPOR (X4)
33 Universitas Sumatera Utara