BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Air 2.1.1 Air Bersih Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang dinamakan siklus hidrologi. Air yang berada di permukaan menguap ke langit, kemudian berkondensasi dan turun kembali dalam bentuk air melalui hujan. Air dapat dibagi dalam empat kelompok berdasarkan sumbernya, yaitu air laut, air atmosfir, air permukaan dan air tanah (Efedi dan Hefni, 2003). Air murni adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H2O. Air merupakan suatu larutan yang hampir bersifat universal, maka zat-zat yang paling alamiah maupun buatan manusia hingga tingkat tertentu terlarut di dalamnya. Akibat daur hidrologi, air juga mengandung berbagai zat lainnya, termasuk gas. Zat-zat ini sering disebut pencemar yang terdapat dalam air. Air memiliki beberapa ciri dari segi fisik, kimia dan biologi yang dapat mengukur tingkat mutu dari air tersebut. Ciri-ciri fisik yang utama dari air adalah keseluruhan bahan padat, kekeruhan, warna, rasa, bau dan suhu. Ciri-ciri kimiawi air dapat diketahui melalui pengujian tingkat keasaman, kandungan logam, anionkation terlarut, alkalinitas, kesadahan, hantaran dan konsentrasi karbon dioksida. Ciri-ciri biologi air merupakan keberadaan mikroorganisme dalam air tersebut. Organisme mikro yang terdapat di dalam air sekarang ini disebut binatang, tumbuhan dan protista. Organisme mikro yang paling dikenal adalah bakteri (Sutrisno dan Totok, 2004).
3
Sistem penyediaan air bersih, yang pertama kali perlu diperhatikan ialah bagaimana kualitas dari air yang akan dikonsumsi. Secara kualitas, air bersih harus memenuhi persyaratan fisik, kimia dan biologi. Standar persyaratan kualitas air bersih perlu diterapkan dengan pertimbangan bahwa air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, sebagaimana yang telah ditetapkan Departemen Kesehatan RI yang meliputi fisik, kimia, biologi dan radioaktivitas, dapat mempertinggi derajat kesehatan dan kesejahteraan rakyat.Atas dasar pertimbangan tersebut, maka usaha pengolahan dan pengelolaan terhadap air yang akan digunakan oleh manusia harus juga berpedoman pada standar pemenuhan kualitas air bersih yang sudah ada (Efedi dan Hefni, 2003). Penyediaan air bersih diperlukan pula pendataan untuk menentukan banyaknya air bersih yang harus disuplai. Penyuplaian air bersih ini memerlukan perhitungan mengenai kebutuhan air yang digunakan oleh setiap orang yang menempati suatu wilayah atau tempat tertentu. 2.1.2 Persyaratan Air Minum (Subagyo, 2009) 2.1.2.1 Persyaratan fisik air minum : 1. Air harus jernih tidak keruh 2. Tidak berwarna 3. Rasanya tawar 4. Temperatur normal ( 20-26°C ) 5. Tidak mengadung padatan 2.1.2.2 Persyaratan kimia 1. pH netral 2. Tidak mengandung bahan kimia beracun
4
3. Tidak mengandung garam dan ion-ion logam 4. Kesadahan rendah 5. Tidak mengandung bahan organik 2.1.2.3 Persyaratan mikrobioligis 1. Tidak mengandung bakteri pathogen 2. Tidak mengandung bakteri non pathogen 3. Persyaratan radioaktif
2.2 Kriteria dan Standar Kualitas Air (Subagyo, 2009) 2.2.1 Kriteria dan standar kualitas air didasarkan atas : 1. Kesehatan : Logam dan logam berat, anorganik (nitrit), zat organik 2. Estetika
: Bau, rasa, warna
3. Teknis
: The best technology available
4. Toksisitas : Efek racun 5. Polusi
: Mencegah teremisinya pencemar ke lingkungan
6. Ekonomi
: Kerugian-kerugian ekonomi
Standar air minum di Indonesiaditerapkan untuk sumber air minum dan air minum sehingga tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia. Standar sumber air minum: PP 82/2001. Standar air minum : Keputusan Menkes No. 907/2002. 2.2.2 Kriteria air minum:
1. Kualitas
: Memenuhi persyaratan agar berfungsi secara baik
2. Kuantitas
: Memenuhi kebutuhan agar sesuai kebutuhan
3. Kontinuitas : Tersedia dan terjangkau setiap saat
5
2.2.3 Kualitas air minum: 1. Kualitas fisik yaitu : Bau, rasa, warna, suhu dan kekeruhan 2. Kualitas kimiawi ditoleransi hingga batas-batas tertentu, terutama dampaknya terhadap kesehatan. 3. Organik dibatasi karena dapat bersifat toksik, seperti senyawa aktif pembentukan pestisida. 4. Kualitas biologi yaitu indikator pencemaran air oleh aktivitas domestik.
6
Tabel 1. Syarat mutu air minum menurut SNI No
Kriteria Uji
Satuan Persyaratan
1. Kesadahan : a. Bau b. Rasa c. Warna 2. pH 3. Kekeruhan 4. Kesadahan, sebagai CaCO3 5. Zat padat terlarut 6. Zat Organik sebagai angka KMnO4 7. Nitrat sebagai NO3 8. Nitrit sebagai NO2 9. Amonia (NH4) 10. Sulfat 11. Khlorida (CI) 12. Flourida (F) 13. Sianida (CN) 14. Besi (Fe) 15. Mangan (Mn) 16. Khlor bebas 17. Cemaran bebas : a. Timbal (Pb) b. Tembaga (Cu) c. Kadmium (Cd) d. Raksa (Hg) 18. Cemaran Arsen (As) 19. Cemaran mikroba : a. Angka lempeng total awal b. Angka lempeng total akhir c. Bakteri bentuk coli d. Clostridium perfringens e. Salmonella
unit. Pt co NTU mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L
Tidak berbau Normal Maks 5 6,5-8,5 Maks 5 Maks 150 Maks 500 Maks 1,0 Maks 45 Maks 0,005 Maks 0,15 Maks 200 Maks 250 Maks 1 Maks 0,05 Maks 0,3 Maks 0,05 Maks 0,1
mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L
Maks 0,005 Maks 0,5 Maks 0,005 Maks 0,001 Maks 0,005
koloni/mL koloni/mL APM/100 ML Koloni/mL -
Maks 1,0x102 Maks 1,0x105 < 2 nol Negatif/100 ml Negatif/100 ml
Sumber : Standar Nasional Indonesia, SNI 01-3553-1996 2.3 Syarat Sumber Air (Subagyo, 2009) 2.3.1 Syarat sumber air terpenuhi : 1. Kuantitas
: Jumlah
2. Kualitas
: Mutu
3. Kontinuitas : Ketersediaan air
7
2.3.2 Sumber-sumber air : 1. Air hujan 2. Air tanah 3. Air sungai 4. Air danau 5. Air laut 2.3.3 Karakteristik Air : 1. Kekeruhan Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yangterkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri. 2. Temperatur Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobik yang mungkin saja terjadi. 3. Warna Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuhtumbuhan. 4. Solid (Zat padat) Kandungan
zat
padat
menimbulkan
bau
busuk,
juga
dapat
meyebabkankadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air.
8
5. Bau dan Rasa Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu. 6. pH Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH. 7. DO (Dissolved Oxygent) DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi. 8. BOD (Biological Oxygent Demand) BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self purification badan air penerima. 9. COD (Chemical Oxygent Demand) COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia.
9
10. Kesadahan Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar.Pemakaian untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki. 2.4 Karakteristik Air Bersih dan Air Kotor (Subagyo, 2009) 2.4.1 Ciri-ciri Air Bersih 1. Jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. 2. Suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas. 3. Bebas unsur-unsurkimia yang berbahaya seperti besi (Fe),seng (Zn),raksa(Hg) dan mangan (Mn). 4. Tidak mengandung unsur mikrobiologi yang membahayakan seperti coli tinja dan total coli forms. 2.4.2 Karakteristik Air Kotor 1. Berwarna kotor. 2. Suhunya panas. 3. Mengandung unsur-unsur Fe, Zn, Hg dan Mn. Biasanya air ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya. 4. Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 gabungan, yakni : gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya urea, protein, amine dan asam amino.Gabungan yang tak mengandung nitrogenmisalnya, lemak, sabun dan karbohidrat, termasuk selulosa.
10
2.5 Fungsi Air dalam Kehidupan (Anonim, 2010a) 1. Mengontrol suhu tubuh 2. Faktor penting untuk pencernaan dan penyerapan nutrisi ke dalam tubuh. Membawa oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh sehingga semua sel dan organ tubuh termasuk otak, ginjal, jantung, limpa, paru-paru dapat tetap hidup dan berfungsi dengan baik. 3. Detoksifikasi, membawa sisa-sisa pembakaran tubuh termasuk racunracun ke alat sekresisehingga metabolisme tubuh berjalan baik. Ini berarti semua zat yang ada di dalam air minum ikut ke dalam tubuh dan peredaran darah kita. 4. Membantu penurunan berat badan,menurunkan resiko serangan jantung, membantu sendi dan otot menjadi rileks, melancarkan proses buang air besar dan menambah energi serta kesegaran tubuh. 5. Air sebagai sumber kehidupan di muka bumi.
11