BAB II TINJAUAN MASALAH
2.1
Sejarah Musik Bia Musik Bia adalah seperangkat alat musik yang terbuat dari bahan baku kerang laut atau lokan, oleh masyarakat yang ada di desa batu bahkan di Sulawesi utara pada umumnya menyebutnya Bia. Musik Bia dimainkan dengan cara meniup kerang atau lokan yang sudah diberi lubang peniupan dan lainnya sehingga menghasilkan bunyi. Dibidang seni Musik Bia masuk dalam kategori atau jenis musik aerophone atau musik tiup karena sumber suara atau bunyi yang dihasilkan berasal dari udara yang ditiup (Joike Pudi, 2014). Musik Bia merupakan salah satu bentuk kesenian musik tradisional di Sulawesi Utara yang hampir punah, karena bahan bakunya semakin langka atau sulit diperoleh seiring pengerusakan ekologi laut akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Rumah dari kerang laut ini yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan bunyi, sementara isi atau dagingnya oleh para nelayan masyarakat yang ada dipesisir pantai mengambilnya sebagai bahan makanan dan rumahnya tidak digunakan lagi. Oleh para seniman yang memiliki keahlian khusus memanfaatkan limbah kerang tersebut dengan membuatnya menjadi alat musik. Cara memperoleh kerang atau bia ketika itu, oleh beberapa warga masyarakat desa batu berjalan kaki ke desa-desa yang ada di pesisir pantai untuk menjual hasil tanaman dan perkebunannya seperti kelapa, pisang, jeruk, dll kemudian membeli atau menukarnya dengan ikan. Dan ketika itu beberapa orang dari desa Batu melihat banyak rumah kerang atau Bia yang terhampar dipesisir pantai dan mengambilnya kemudian dibawa pulang untuk dijadikan hiasan unik dan melubanginya untuk
dapat ditiup sehingga dapat mengeluarkan bunyi.
Selain itu ada juga yang menukar hasil tanaman dengan rumah kerang bia atau mengambil bia yang telah dibuang orang sebagai limbah ditepi pantai. Sejarah keberadaan Musik Bia di desa Batu berawal pada tahun 1941, ketika itu suara/bunyi bia digunakan masyarakat dan pemerintah sebagai sandi 10
11
(tanda atau isyarat) apabila ada pesawat musuh/sekutu membordir desa-desa di sekitar Desa Batu agar masyarakat bersiap-siap dan hati-hati. Masyarakat meniup Bia dengan tidak henti-hentinya di tiap-tiap RT/RW sebagai tandanya dan akan berhenti meniup ketika pesawat sekutu tidak beroperasi lagi. Bunyi Bia atau ‘pontuang’ (dikenal masyarakat pedesaan di Minahasa) itu juga digunakan sebagai sarana untuk memanggil anggota masyarakat untuk kerja ‘mapalus’ (gotong royong mengerjakan lahan pertanian) dan menyampaikan pengumuman dari pemerintah desa pada jaman dahulu. Demikian juga dengan masyarakat di Desa Batu mengenal ‘pontuang’ sebagai sarana komunikasi untuk para petani yang akan kerja mapalus secara berkelompok. Bia akan dibunyikan pada waktu subuh membangunkan para pekerja mapalus kemudian akan dibunyikan lagi sebagai tanda untuk berkumpul dan bersama-sama berjalan menuju kebun atau ladang yang akan dikerjakan. Demikian juga Bia akan dibunyikan ketika desa dalam keadaan darurat misalnya ada kebakaran. Dengan demikian bunyi Bia difungsikan sebagai sarana komunikasi masyarakat dalam hal untuk memulaikan kegiatan pertanian sampai selesai dan menjadi simbol atau tanda awas adanya ancaman bahaya yang terjadi serta menjadi sarana penyampaian berita dari pemerintah kepada seluruh masyarakat. Pada awalnya ada dua atau tiga orang meniup Bia yang nadanya belum baik dan ditiup secara tidak beraturan. Pada waktu itu ada seseorang yang berbakat dan berpendidikan seni pada jaman penjajahan Belanda tamatan Vervolg School tahun 1935 yang bernama Yefta Rumimpunu mulai membentuk nada pada musik Bia. Beliau mencipta nada melalui bunyi kaleng-kaleng susu kosong yang diletakkan pada tirisan atap, dan ketika hujan turun air mulai menetes pada kaleng dan berdenting (mengeluarkan bunyi). Dari sinilah beliau memilih nada-nada dan mengetahui solmisasi dengan mendengar bunyi tersebut dan menerapkannya pada bia-bia yang ada. Pada tahun 1942 bia-bia yang dimiliki masyarakat di Desa Batu ketika itu hanya beberapa buah dikumpulkan dan dibentuk atau diatur oleh Yefta Rumimpunu dan dinamainya Musik Bia “Mutiara” Batu, yang merupakan kelompok musik Bia yang pertama di Desa Batu. Ketika itu kelompok Musik Bia masih beranggotakan 8 orang sesuai dengan tangga nada F satu oktaf. Nama Mutiara mengandung makna bahwa mutiara adalah harta karun yang hanya ada di dalam perut kerang didasar laut sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak
12
Robby Lengkong. Kelompok Musik Bia ini pernah dipanggil pemerintah Jepang di Tondano dengan paksa untuk bermain musik dihadapan mereka.Beberapa tahun kemudian terjadi kevakuman bermusik sampai tahun 1968.Selanjutnya pada bulan Oktober 1969 terbentuk generasi baru dan tercipta kembali kelompok musik asuhan Jefta Rumimpunu. Pada tahun 1970 kelompok Musik Bia Mutiara Batu tampil di Senayan Jakarta, kemudian tanggal 10 April 1975 tampil pada Taman Miniatur Indah di Jakarta sebagai kontingen Sulawesi Utara. Ketika itu nada musik memakai nada A = do. Sekitar tahun 1977 - 1983 kelompok musik bia ini terjadi kevakuman, kemudian pada tahun 1984 oleh Hermanus Rumuat Tooy membentuk kelompok musik bia yang baru beranggotakan 32 orang tetapi masih tetap menggunakan nama kelompok Musik Bia Mutiara Batu. Pasang surut atraksi seni kelompok musik bia di Desa Batu terjadi silih berganti namun instrumen musik bia ini masih dijaga keberadaannya. Hal ini terjadi karena umumnya para pemain adalah petani sehingga mereka harus mengerjakan lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Dan seiring dengan berjalannya waktu perhatian masyarakat pencinta seni ini kembali muncul dengan pengurus yang baru pula. Tahun 1998 dengan pimpinan Bapak Bobby Sumendap kelompok Musik Bia Mutiara didaftar dikantor Seni dan Budaya Minahasa. Kemudian sejak tahun 2003 kelompok Musik Bia Mutiara memiliki pengurus yang baru dengan ketua Bapak Robby Lengkong sampai sekarang dengan pelatih Johan B. Tangkilisan dan Jano M. Tooy. Dari satu kelompok musik berkembang lagi pada tahun 2003 terbentuk pula kelompok Musik Bia Permata Laut dengan pelatih Bapak Hajaj Zachawerus dan pengurus Hendry Rumokoy sebagai ketua selanjutnya diganti oleh Bapak Jantje Sundalangi sampai sekarang. Kemudian bertambah lagi pecinta musik dan terbentuklah satu kelompok baru pada tahun 2009 dengan nama kelompok Musik Bia Mutiara Kasih dengan pengurus Bapak Frans Gosal sebagai ketua selanjutnya diganti oleh Bapak Adrian Rumokoy dan pelatih Bapak D. S. Bawole. Sampai sekarang ini terdapat tiga kelompok musik bia yang melibatkan masyarakat Desa Batu baik orang tua maupun pemuda dan remaja bahkan anakanak berumur sekitar 10 tahun. Dengan melihat minat masyarakat terhadap kesenian Musik Bia ini, pemerintah desa membentuk kelompok musik yunior di Sekolah Menengah Pertama sejak tahun 2011 dengan memanfaatnya pelatihpelatih dari tiga kelompok serta bimbingan dari orang-orang tua pemusik di
13
Desa Batu.
Kelompok-kelompok Musik Bia ini selanjutnya mengadakan
pertunjukan dalam berbagai kesempatan sesuai undangan baik pada acara-acara Gereja, pada acara hajatan masyarakat yang ada di masyarakat sekitar maupu dalam acara kedukaan. Kelompok Musik Bia ini sering mengisi acara pentas seni yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara bahkan sampai di Ibu Kota Negara Jakarta. Kelompok Musik Bia di Desa Batu ini pernah mengadakan pertunjukan yang memecahkan rekor muri pada tanggal 9 Juli 2010 dilaksanakan di Desa Batu dengan jumlah pemain musik 269 orang dan rekor dunia pada tanggal 7 Juli 2010 di Tompaso Kabupaten Minahasa dengan jumlah pemain musik 339 orang. Kegiatan ini berlangsung atas prakarsa dan bimbingan Ketua Institut Seni Budaya Sulawesi Utara Dr. Benny J. Mamoto.
2.1.1 Fungsi Musik Bia Keberadaan kesenian Musik Bia adalah merupakan salah satu kesenian tradisional yang ada dan dikembangkan oleh warga masyarakat di Desa Batu Kecamatan Likupang Selatan Kabupaten Minahasa Utara. Umar Khayam dalam tulisannya “Seni Tradisi Masyarakat” menjelaskan bahwa keberadaan atau kehidupan sebuah kesenian ditentukan oleh kondisi lingkungan masyarakat pendukungnya (Umang Khayam, 1981). Hal senada pula diungkapkan oleh seorang pakar seni musik yang bernama Perry Rumengan bahwa wujud dan keberadaan suatu musik sangatlah dipengaruhi oleh konteks, termasuk masyarakat tempat musik itu berada (Perry Rumengan, 2003). Bastomi Suadji menyatakan bahwa secara garis besar fungsi seni dapat dibedakan sebagai fungsi sakral dan fungsi sekuler/profan. Fungsi sakral terkait untuk kepentingan keagamaan/kepercayaan atau untuk menambah kenikmatan dan kepuasan batin pelakunya, sedangkan fungsi sekuler/profal berkaitan dengan kebutuhan duniawi seperti perdagangan, komunikasi, pendidikan, rekreasi, terapi, dll (Bastomi Suadji, 1992). Fungsi atraksi seni Musik Bia dalam hubungan keberadaannya di tengah masyarakat Desa Batu Kecamatan Likupang Selatan Kabupaten Minahasa Utara Privinsi Sulawesi Utara dibedakan menjadi:
14
1.
Fungsi Primer Pertunjukan atau atraksi Musik Bia Desa Batu dikembangkan oleh masyarakat sebagai sarana hiburan bagi pelaku seni dan penikmatnya baik yang ada di Desa Batu maupun desa yang ada disekitarnya, tidak digunakan sebagai musik pengiring dalam upacara ritual adat atau tradisi kepercayaan lama.
2.
Fungsi Sekunder Ada lima fungsi sekunder atraksi seni Musik Bia Desa Batu yaitu:
2.2
1)
Media pengikat solidaritas sekelompok masyarakat
2)
Media pembangkit rasa solidaritas bangsa
3)
Media komunikasi dan publikasi
4)
Media perangsang produktifitas ekonomi
5)
Media pendidikan dan rekreasi
Tinjauan Teori Proses pembatasan masalah dari judul rancang desain majalah sisipan Moms & Money telah selesai, maka pada langkah kerja berikutnya akan dikupas teori-teori yang mendasari perancangan desain majalah. Fungsi dari teori sendiri adalah membuat perencanaan dalam langkah kerja yang lebih terperinci, sehingga teori yang dipakai dapat dipertanggungjawabkan dalam perancangan majalah yang akan digunakan. Tahap awal dalam perancangan majalah sisipan dimulai dari isi cerita dalam buku itu sendiri sampai dengan teori-teori yang mendukung dan berkaitan erat dalam perancangan desain majalah sisipanyang dapat merangkum seluruh informasi sesuai dengan kebutuhan.
2.2.1 Buku “Buku dalam pengertiannya adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong; kitab” Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 133).
15
Buku merupakan suatu kebetulan yang sangat penting dalam segala bidang ilmu pengetahuan. Sebuah buku sangat berarti bagi siapapun yang membacanya, karena buku merupakan jembatan ilmu pengetahuan dari satu orang ke orang lain. Melalui sebuah buku kita dapat belajar dan berbagi ilmu dari orang lain maupun kepada orang lain. Selain itu buku juga merupakan media penyimpanan informasi tentang semua hal dalam bentuk cetak.Media cetak sampai sekarang masih efektif dalam hal penyampaian informasi.
Gambar 2.1
Contoh Buku Sumber:
indaharum.wordpress.com
2.2.1 Sejarah Buku Buku pada awalnya hanya berupa tanah liat yang dibakar, mirip dengan proses pembuatan batu bata di masa kini. Buku tersebut digunakan oleh penduduk yang mendiami pinggir Sungai Euphrates di Asia Kecil sekitar tahun 2000 SM. Penduduk sungai Nil, memanfaatkan batang papirus yang banyak tumbuh di pesisir Laut Tengah dan di sisi sungai Nil untuk membuat buku Gulungan batang papirus tersebut yang melatarbelakangi adanya gagasan kertas gulungan seperti yang kita kenal sekarang ini. Orang Romawi juga menggunakan model gulungan dengan kulit domba. Model dengan kulit domba ini disebut parchment (perkamen). Bentuk buku berupa gulungan ini masih dipakai hingga sekitar tahun 300 Masehi.Kemudian bentuk buku berubah menjadi lenbar-lembar yang disatukan dengan sistem
16
jahit yg disebut codex.Codex merupakan cikal bakal lahirnya buku modern seperti sekarang ini. Di cina, Pada tahun 105 Masehi, Ts’ai Lun telah menciptakan kertas dari bahan serat yang disebut hennep. Serat ini ditumbuk, kemudian dicampur dan diaduk dengan air hingga menjadi bubur. Lalu dicetak dan dijemur.Setelah mengering, bubur berubah menjadi kertas.Pada tahun 751, pembuatan kertas tersebut
telah
menyebar
hingga
ke
Samarkand,
Asia
tengah.Beberapa pembuat kertas bangsa Cina diambil sebagai tawanan oleh bangsa Arab. Bangsa Arab, setelah kembali ke negerinya, memperkenalkan kerajinan pembuatan kertas ini kepada bangsa Morris di Spanyol tahun 1150, dari Spanyol, kerajinan ini menyebar ke Eropa. Pabrik kertas pertama di Eropa dibangun di Perancis, tahun 1189, lalu di Fabriano, Italia tahun 1276 dan di Jerman tahun 1391. Dari sejarah pembuatan kertas tersebut lah, maka pembuatan
buku
di
beberapa
belahan
dunia
semakin
berkembang.Dengan perkembangan zaman dan teknologi, hingga akhirnya, kita menjumpai buku-buku yang seperti sekarang kita gunakan. Bahkan saat ini, sudah marak buku dalam bentuk digital atau elektronik yang biasa disebut e-book.
2.2.2 Jenis Buku Buku pada mulanya hanya terdapat satu tujuan yakni untuk memberikan informasi berharga dan mengabadikannya ke dalam sebuah tulisan, tetapi dalam perkembangannya buku menjadi bermacam-macam jenis dan kegunaan yang lebih spesifik, berikut dibawah ini jenis-jenis buku. 1.
Novel
Novel adalah sebuah karya fiksiprosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam bentuk cerita.Penulis novel disebut novelis.Kata novel berasal dari bahasa Italianovella yang berarti "sebuah
17
kisah atau sepotong berita".Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan
struktural
dan
metrikal
sandiwara
atau
sajak.Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak.
Gambar 2.2
Contoh Novel Sumber:
2.
www.pasarsemarang.com
Majalah
Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi bermacammacam
artikel
dalam
subyek
yang
bervariasi.
Majalah biasa diterbitkan mingguan, dwimingguan atau bulanan. Majalah biasanya memiliki artikel mengenai topik populer yang ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak orang. Publikasi akademis yang menulis artikel padat ilmu disebut jurnal.
18
Gambar 2.3
Contoh Majalah Sumber:
3.
www.caradesain.com
Kamus
Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata.Ia berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru.Selain menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan, asal-usul (etimologi) sesuatu perkataan dan juga contoh penggunaan bagi sesuatu perkataan.Untuk memperjelas kadang kala terdapat juga ilustrasi di dalam kamus.Biasanya hal ini terdapat dalam kamus bahasa Perancis.Kata kamus diserap dari bahasa Arab qamus ()ﻕقﺍاﻡمﻭوﺱس, dengan bentuk jamaknya qawamis.Kata Arab itu sendiri berasal dari
kata
Yunani
Ωκεανός
(okeanos)
yang
berarti
'samudra'.Sejarah kata itu jelas memperlihatkan makna dasar yang terkandung dalam kata kamus, yaitu wadah pengetahuan, khususnya pengetahuan bahasa, yang tidak terhingga dalam dan luasnya.Dewasa ini kamus merupakan khazanah yang memuat perbendaharaan kata suatu bahasa, yang secara ideal tidak terbatas jumlahnya.
19
Gambar 2.4
Contoh Kamus Sumber:
4.
www.anneahira.com
Komik
Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambargambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita.Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri.
Gambar 2.5
Contoh Komik Sumber:
5.
www.chrisg.com
Ensiklopedia
Ensiklopedia (/énsiklopédia/) adalah sejumlah tulisan yang berisi
penjelasan
yang
menyimpan
informasi
secara
komprehensif dan cepat dipahami serta dimengerti mengenai keseluruhan cabang ilmu pengetahuan atau khusus dalam satu
20
cabang ilmu pengetahuan tertentu yang tersusun dalam bagian artikel-artikel dengan satu topik bahasan pada tiap-tiap artikel yang disusun berdasarkan abjad, kategori atau volume terbitan dan pada umumnya tercetak dalam bentuk rangkaian buku yang tergantung pada jumlah bahan yang disertakan.
Gambar 2.6
Contoh Ensiklopedia Sumber:
www.penerbitlenteraabadi.com
2.2.3 Struktur dan Bagian-Bagian Penyusunan Buku Buku telah menjadi suatu bentuk cetak yang dapat digunakan untuk menyajikan segala jenis tulisan untuk banyak keperluan.Mulai dari penyajian informasi dan pengetahuan, menceritakan suatu kisah, hingga hanya untuk kumpulan istilah.Banyak juga jenis keperluan yang membutuhkan buku misalnya buku untuk menambah wawasan, hiburan, atau juga untuk kebutuhan pembelajaran.Buku juga terdiri dari beragam jenis dimana dalam penggunaan untuk masing-masing keperluan dapat menyesuaikan dengan jenis yang tepat untuk digunakan. Melalui buku banyak orang dapat menyampaikan pesan kepada pembaca bukunya.Sudah sangat banyak juga yang menjadikan buku sebagai sumber penghasilan entah sebagai penjual, penerbit, percetakan, ataupun penulis buku.Buku juga memberikan banyak manfaat bagi penggunanya, segala jenis
21
informasi dan pengetahuan dapat disampaikan dan disajikan dalam bentuk buku, hingga terdapat sebuah pepatah yang mengatakan bahwa buku adalah sumber ilmu. Untuk menjadi sebuah buku dengan satu kesatuan buku yang utuh maka sebuah buku yang layak hendaknya disusun atas dasar struktur yang baik dan rapi.Buku tersusun atas bagianbagian yang membangun buku menjadi sebuah struktur bahan cetakan yang layak untuk dibaca dan dikonsumsi oleh khalayak umum ataupun target pembaca yang lebih spesifik. Suwarno (2011: 77) menyebutkan mengenai bagianbagian penyusun buku secara umum.Struktur atau bagianbagian buku secara umum tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Cover(Sampul) Cover atau sampul buku merupakan bagian pelindung paling luar buku yang berguna untuk penyajian judul halaman publikasi, nama penulis, penerbit yang disertai gambar grafis untuk mendukung daya tarik pembaca. Berdasarkan peletakan atau posisinya maka cover atau sampul buku terdiri dari: •
Cover depan, merupakan tampilan depan atau muka buku yang terletak di bagian awal buku
•
Cover belakang, merupakan cover yang terletak pada bagian akhir atau belakang buku yang menjadi penutup buku
•
Punggung buku, biasanya ada pada buku-buku yang tebal dimana terletak pada samping atau antara cover depan dan belakang sebagai pelindung ketebalan buku
•
Endorsement, merupakan kalimat dukungan yang diberikan oleh pembaca awal yang ditulis pada cover
22
buku bagian belakang sebagai bentuk penguatan dan daya pikat sebuah karya cetak Lidah cover, dibuat untuk kepentingan estetika terbitan
•
atau juga menunjukkan keeksklusifan dan sesuatu yang berbeda dari buku. Lidah cover biasa berisi foto beserta riwayat hidup penulis atau ringkasan buku yang biasa juga disebut dengan telinga buku atau jaket buku. 2.
HalamanPreliminaries Halaman
preliminaries
ini
merupakan
halaman
pendahuluan yang sangat perlu disertakan sebelum informasi atau isi utama buku disampaikan, peletakannya tepat diantara cover dan isi buku. Halaman preliminaries dapat terdiri atas: •
Halaman judul, berisi judul, sub-judul, nama penulis, nama penerjemah, hingga penerbit. Banyak juga buku yang menambahkan halaman prancis atau halaman kulit ari yang hanya berisi judul buku saja
•
Halaman kosong, biasanya terletak dibalik halaman prancis yang tidak memuat informasi apapun. Beberapa penerbit
memanfaatkan
halaman
ini
untuk
menampilkan undang-undang hak cipta •
Catatan hak cipta (Copyright), pada halaman ini memuat
judul
penulis/pengarang/penerjemah,
buku, pemilik
nama hak
cipta
hingga tim publikasi seperti desaner sampul dan ilustrasi •
Halaman tambahan, halaman tambahan berisi prakata atau kata pengantar dari penulis
•
Daftar isi
23
3.
Bagian Utama (Isi) Bagian isi ini tentu saja bagian yang memuat dan membahas informasi atau materi inti dari buku tersebut. Beberapa bagian yang menyusun Bagian Inti atau isi ini antara lain: •
Pendahuluan, merupakan sebagai awalan sebelum pembaca membaca pokok permasalahan sehingga pembaca mengetahui mengapa pokok permasalahan tersebut perlu dibahas
•
Judul Bab, sebuah buku biasanya terdiri dari beberapa bab dimana masing-masing bab membahas mengenai topik umum tertentu
Penomoran Bab •
Alinea, atau paragraf ini merupakan bagian dimana penulis menuangkan isi atau apa yang hendak disajikan
•
Perincian, deskripsi mengenai objek agar pembaca tidak bingung terhadap objek yang sedang dibahas, biasanya untuk objek atau istilah asing.
•
Kutipan
•
Ilustrasi
•
Judul lelar, biasanya ditempatkan diatas atau dibawah teks biasanya berisi judul buku atau judul bab atau nama pengarang sebuah buku.
•
Inisial, penegasan awalan huruf atau kalimat pada masing-masing bab dilakukan dengan mencetak tebal dan membuat ukuran sebuah huruf lebih besar dari huruf lainnya.
24
4.
Bagian Postliminary Bagian Postliminary ini merupakan bagian akhir untuk menutup isi buku. Diletakan antara bagian utama dengan cover belakang buku. Bagian postliminary ini terdiri atas: •
Catatan penutup, biasanya berisi kesimpulan atau ringkasan atau penambahan materi atau informasi yang relevan.
•
Daftar istilah atau glossary
•
Lampiran
•
Indeks, berupa daftar istilah yang terdapat dalam buku yang disertai dengan halaman kemunculan istilah tersebut tanpa disertai arti dan disusun secara alfabetis agar mempermudah pencarian.
•
Daftar pustaka
•
Biografi penulis
Struktur
dan
bagian-bagian
buku
diatas
merupakan
penyusun buku secara umum.Pada kenyataannya struktur atau
bagian-bagian
penyusun
buku
diatas
tetap
menyesuaikan dengan kebutuhan dan masing-masing jenis buku. Untuk jenis buku tertentu mungkin memerlukan tambahan bagian tertentu untuk melengkapi bagian bukunya, namun ada juga beberapa jenis buku yang tidak semua bagian diatas menjadi penyusun buku contoh saja pada buku jenis novel yang tentu saja tidak perlu adanya daftar pustaka. Sebagai penulis juga pembaca tentu perlu mengetahui struktur dan bagian-bagian buku. Bagi penulis dan penerbit melengkapi bagian-bagian buku tentu menjadi kewajiban agar aspek-aspek pada buku dapat disajikan kepada pembaca dengan kondisi yang terbaik dan layak baca, pembaca juga tentunya tidak kebingungan dengan buku
25
yang dibacanya jika buku tersebut memiliki susunan struktur yang baik dan bagian-bagian penyusun buku yang lengkap. Jadi dengan kelengkapan penyusun buku maka buku menjadi layak baca serta menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penggunaan buku.
2.2.4 Produksi Selain semua hal yang tersebut diatas, dalam pembuatan sebuah buku juga harus dipikirkan dari segi produksi, yakni: 1. Efektifitas Dalam
pembuatan
sebuah
buku
pasti
perlu
diperhitungkan biaya yang dikeluarkan sehingga akan mempengaruhi ukuran sebuah buku. Penetapan ukuran buku tersebut yakni dengan maksu agar kertas yang dipergunakan tidak terbuang percuma dalam satu plano, sehingga lebih menghemat pengeluaran biaya untuk membeli kertas. 2. Fungsi Buku merupakan media yang bisa dipegang oleh tangan dan dapat dibaca dimana saja. Maka dari itu, pembuatan sebuah buku juga bergantung dari segi kepentingan, yakni sebagai handbook yang mudah untuk dipgang oleh tangan dan dibawa kemana-mana, ada juga yang berfungsi hanya untuk dibaca ditempat yang nyaman untuk membaca seperti perpustakaan atau rumah. 3. Penjilidan Lembaran kertas dapat dibilang sebuah apabila telah melewati proses penjilidan. Jilid dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:363) adalah “jahitan buku (majalah,dsb)
atau
dalam
pengertian
lain
yakni
26
penggalan atau bagian buku.” Dalam proses penjilidan sebuah buku terdapat berbagai macam proses tergantung dari ketebalan buku dan bahan yang digunakan. Berikut beberapa macam jenis penjilidan tersebut: 1. Spiral 2. Lem 3. Jahit Kawat 4. Jahit Benang
2.2.2 Fotografi Fotografi adalah seni atau proses penghasilan gambar dengan menggunakan cahaya. Fotografi tidak hanya merupakan rekaman dari dunia nyata, tetapi menjadi karya seni yang kompleks dan media gambar yang juga memberi makna dan pesan.Kamera merupakan alat yang paling populer digunakan untu membuat sebuah karya fotografi.
Gambar 2.7
Contoh Fotografi Sumber: http://nimassusetyowati .blogspot.co.id/
2.2.3 Tipografi Tipografi menurut website ahlidesain.com merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
27
Tipografi juga membahas tentang tingkat kemudahan mata mengenali suatu tulisan tanpa harus bersusah payah yang dikenal dengan legability. Legability ditentukan oleh kerumitan desain huruf, jarak antar huruf atau tracking, kontras stroke, dan sebagainya. Legability akan terwujud bila seorang desainer mengerti anatomi huruf dan jenis huruf, berikut ini adalah penjelasan tentang anatomi huruf beserta jenis huruf: 1.
Anatomi Huruf Huruf dapat dibedakan yang satu dengan yang lainnya dengan cara identifikasi visual dari komponen yang menggabungkan suatu huruf, oleh karena itu pengetahuan tentang anatomi huruf diperlukan untuk mengidentifikasi huruf atau membuat huruf baru. Anatomi huruf mempengaruhi
setiap character dalam huruf seperti besar atau
kecilnya batang (stem) dalam character. Anatomi huruf dapat dilihat lebih jelas dari gambar berikut:
Gambar 2.8
Anatomi Huruf Sumber: snap2objects.com
2.
Jenis Huruf Jenis huruf, meski begitu beragam tetapi tetap terbagi dalam beberapa kategori yang sebagai berikut: a)
Huruf Tanpa Kait (Sans Serif) 1. Tidak memiliki kait (hook), hanya batang tangkainya saja. 2. Ujungnya bisa tajam atau tumpul. 3. Sifatnya kurang formal, sederhana, dan akrab. 4. Keuntungannya sangat mudah dibaca. 5. Cocok untuk huruf desain di layar komputer dan pertelevisian.
28
Contoh: Arial, Kozuka Gothic Pro, Tahoma, Helvetica, Calibri, dan lain-lain.
Gambar 2.10
Font Tahoma Sumber: www.luckymanpress.com
b)
Huruf Berkait (Serif) 1. Memiliki kait (hook) pada ujungnya. 2. Sifatnya formal, elegan, mewah,dan intelektual. 3. Kurang mudah dibaca dibanding jenis Sans Serif. 4. Cocok untuk huruf desain di media cetak, seperti koran, skripsi, brosur, dan lain-lain. Contoh: Times News Roman, Garamond, Dwitan, Bodoni, Tiffany, Trajan, dan Alliance.
Gambar 2.11
Font Times New Roman Sumber: fontmatters.wordpress.com
c)
Huruf Tulis (Script) 1. Setiap hurufnya saling terkait seperti tulisan tangan. 2. Sifatnya anggun, tradisional, pribadi, dan informal. 3. Kurang mudah dibaca. 4. Cocok untuk desain di undangan pernikahan, ulang tahun, keluarga, dan upacara tradisional.
29
Contoh: DS-Boldscrip-21, Mistral, Shelley,dan Comic Sans.
Gambar 2.12
Font Gelato Script Sumber: fontbros.com
2.2.4 Grid System Grid system adalah susunan kerangka yang dibangun atas garis dengan posisi vertikal dan horizontal, grid system digunakan sebagai alat bantu untuk menyusun atau mengatur objek dalam perancangan desain. Grid system merupakan kemampuan dasar yang harus dimengerti oleh seorang desainer. menurut situs thegridsystem.org dibagi menjadi dua macam, yaitu symmetrical grid dan golden section grid. Grid system ini dibagi berdasarkan pembagian ruang dan luas bidang pembaginya. Grid system tersebut akan dijelaskan lebih jelas sebagai berikut: 1.
Golden Section Grid Golden ratio adalah sebuah perbandingan yang sering ditemukan di alam.Angka
pembanding
pada
golden
ratio
ini
adalah
1,618.Golden ratio atau rasio emas ini sering juga disebut rasio Tuhan
karena
sesuatu
hal
yang
indah
di
alammemiliki
perbandingan tersebut. Fenomena alam tersebut menjadiacuan perancangan sebuah grid system, yakni grid system dengan menggunakan perbandingan rasio emas ini disebut golden section.
30
Gambar 2.13
Golden SectionGrid padaFoursquare Sumber: xangam.com
2.
Symmetrical Grid Symmetrical grid atau grid simetris adalah halaman yang memiliki kesamaan antara sisi kiri dan sisi kanan atau seperti bayangan cermin.Grid system ini memberikan dua margin yang sama, baik margin luar maupun margin dalam untuk menjaga proporsi.Grid system ini
adalah
yang
paling
umum
digunakan
karena
pembagiannya yang sederhana dibandingkan dengan gridgolden section.
Gambar 2.14
Symmetrical Grid Sumber: hi.baidu.com
31
2.2.5 Layout Layout adalah tataletak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawanya. Layout harus ditata secara baik agar audiens dapat menangkap isi pesan dengan mudah.Layout yang baik membantu audience dalam memahami isi informasi dan menambah kenyamanan audience secara visual.Layoutmemiliki 3 elemen utama yaitu: 1.
Elemen teks Elemen teks dalam layout terdiri dari lima elemen antara lain: a) Judul adalah beberapa kata singkat yang berukuran lebih besar dari teks
di awal artikel. Judul berfungsi untuk menarik
perhatian mata pembaca. b) Deck berfungsi untuk textpengantar sebelum orang membaca bodytext.. c) Byline berisikan nama penulis, terkadang disertai jabatan dan keterangan singkat. Fungsi byline adalah untuk mengetahui siapa penulis artikel tersebut. d) Bodyteksmeliputi isi dari keseluruhan artikel dan paling banyak memberikan informasi. e) Subjudul merupakan pembagi artikel yang didalamnya terdiri dari segmen tertentu.
32
Gambar 2.15
Gambar Elemen Teks Sumber: latincareersecrets.com
2.
Elemen visual Elemen visual dalam layout terdiri dari tujuh elemen antara lain. a) Foto sebagai bahan authentic untuk sebuah artikel. b) Artworkadalah segala jenis karya seni bukan fotografi baik itu ilustrasi, kartun, sketsa,dan lain-lain. c) Infographicsmerupakan fakta-fakta dan data statistik yang dihasilkan dari hasil survey dan penelitian yang dikemas dalam bentuk grafik, tabel, diagram, bagan, peta, dan lain-lain. d) Garis merupakan elemen estetis untuk memperkuat kesan atau pun untuk menciptakan kesan dalam sebuah artikel maupun dalam karya grafis lainnya. e) Inzet merupakan elemen visual yang yang berukuran kecil yang diletakan pada elemen visual yang lebih besar.
33
Gambar 2.16
Gambar Elemen Visual Sumber: pdf.directindustry.com
3.
Invisible Elements Elemen berikut ini merupakan pondasi yang berfungsi sebagai acuan dalam penempatan semua elemen layout. pondasi tersebut sebagai berikut: a) Margin adalah jarak antara pinggir kertas danarea yang ditempati elemen-elemen. b) Grid merupakan alat bantu dalam membagi area, sehingga memudahkan untuk menempatkan elemen dan mempertahankan konsistensi dalamlayout.
Gambar 2.17
Gambar Invisible Element Sumber: blog.templatemonster.com
34
Layout mempunyai beberapa prinsip yang hampir sama dengan prinsip teori desain grafis, prinsip yang akan di pakai dalam proyek akhir ini yaitu sequence, dan unity, yang dijelaskan sebagai berikut: 1.
Sequence (Urutan) Sequence dalam layout berfungsi sebagai alur baca mata audiens.
Gambar 2.18
Contoh Gambar Sequence Sumber: rerekerenz.deviantart.com
2.
Unity (Kesatuan) Layout yang baik adalah bidang yang diisi dengan elemen-elemen yang memiliki kesatuan baik itu dari elemen visual maupun elemen teks.
Gambar 2.19
Contoh Gambar Unity Sumber: startup-academy.net