BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
II.1
Tinjauan Umum Asrama Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-2 terbitan Balai Pustaka, asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang yang bersifat homogen (mahasiswa, putra, ABRI).
Asrama atau yang biasa disebut “dormitory” mempunyai pengertian lain dari beberapa referensi internet, antara lain: Menurut www.answer.com (February 27, 2008, 1:10:00 PM), asrama adalah: •
Sebuah kamar tidur yang dihuni oleh beberapa orang.
•
Sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal sejumlah orang.
•
Sebuah komunitas yang dihuni di dekat kota untuk pegawai dan tempat rekreasi.
Menurut http://id.wikipedia.org (February 27, 2008, 12:40:05 PM), asrama adalah suatu hunian yang ditujukan untuk suatu kelompok, umumnya muridmurid sekolah. Asrama biasanya merupakan sebuah bangunan dengan kamarkamar yang dapat ditempati oleh beberapa orang di setiap kamarnya. Para penghuninya menginap di asrama untuk jangka waktu yang lebih lama daripada di hotel atau losmen. Alasan penghuni tersebut memilih tinggal di sebuah asrama karena tempat tinggal asal sang penghuni yang terlalu jauh, maupun untuk
6
biayanya yang terbilang lebih murah dibandingkan bentuk penginapan lain, miasalnya apartemen.
Menurut http://everything2.com/index.pl?node=dormitory (April 26, 2008, 1:19:24 PM), dormitory merupakan apartemen tingkat rendah yang didesain untuk mahasiswa. Di Amerika Serikat, dormitory biasanya terdiri dari 2-20 lantai apartemen studio yang didesain satu kamar untuk 2-4 penghuni.
II.2
Tinjauan Khusus
II.2.1
Tinjauan Terhadap Tapak A. Alternatif Tapak Terdapat 3 alternatif tapak yang akan digunakan sebagai lokasi kompleks asrama mahasiswa BiNus.
C
A
BiNus
B Gambar 1. Alternatif tapak
7
Akses Pencapaian Pencapaian ke kampus
Alternatif A Cukup mudah karena dilewati kendaraan umum Cukup dekat dengan kampus Anggrek dan Syahdan tetapi jauh dari kampus Kijang Digunakan sebagai hunian dan pertokoan
Kondisi lingkungan sekitar tapak Kepadatan Kemacetan terjadi lalu lintas pada jam pergi dan pulang kantor Kebisingan Cukup bising
Alternatif B Sedikit sulit karena tidak dilewati oleh kendaraan umum Jauh dari kampus Syahdan, Kijang, dan Anggrek Digunakan sebagai daerah hunian
Alternatif C Cukup mudah karena dilewati oleh kendaraan umum Cukup dekat dengan kampus Kijang tetapi jauh dari kampus Syahdan dan Anggrek Digunakan sebagai daerah hunian
Kurang terjadi kemacetan
Kurang terjadi kemacetan
Cukup bising
Tidak terlalu bising
Tabel 2. Alternatif pemilihan tapak Dari pertimbangan alternatif tapak di atas, maka lokasi tapak yang dipilih adalah alternatif A karena dengan adanya perluasan bangunan kampus Anggrek maka jumlah mahasiswa yang terbanyak berasal dari kampus Anggrek. Oleh karena itu asrama mahasiswa yang akan dirancang lebih baik dekat dengan kampus Anggrek dan kampus Syahdan.
B. Data-data Tapak
Gambar 2. Denah lokasi tapak
8
Lokasi Proyek
: Jl. Kebon Jeruk Raya
Peruntukan Lahan
: Wisma dagang
Luas Lahan
: ± 9.200 m2
KDB
: 50%
KLB
: 2
GSB
: 10 m
Ketinggian Maksimum : 4 lantai Luas lantai dasar yang dapat dibangun
= 50% x 9.200 m2 = 4.100 m2
Luas lantai bangunan yang dapat dibangun = 2 x 9.200 m2
= 18.400 m2
C. Situasi Sekitar Situasi di sekitar tapak merupakan daerah yang cukup ramai dan mengalami macet pada jam-jam tertentu. Hal ini terjadi karena banyaknya angkot dan metro mini yang berhenti untuk menaikkan / menurunkan penumpang di daerah pertigaan jalan tersebut. Bangunan-bangunan yang berada di sekeliling tapak sebagian besar digunakan untuk bangunan komersil.
Kios pulsa
Tempat penyewaan film
Pertigaan Kebun Jeruk
Tanah kosong
Gambar 3. Kondisi lingkungan sekitar tapak
9
D. Kondisi Tapak Tapak yang akan dirancang terletak di pertigaan Rawa Belong. Kondisi tapak yang akan dirancang berkontur landai. Bangunan-bangunan yang berada di atas tapak antara lain sekolah, kios-kios pulsa, dan warung makan.
Gambar 4. Kondisi di dalam tapak
II.2.2
Tinjauan Terhadap Topik A. Latar Belakang Topik Pemanasan global yang terjadi saat ini merupakan akibat ulah manusia, antara lain seperti pemakaian AC, kulkas, kendaraan bermotor, listrik, bahkan sampai dengan pemakaian kantong plastik yang ternyata pembuatannya memakan energi yang tidak sedikit. Lalu apakah yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya pemanasan global tersebut? Yang dapat dilakukan sekarang adalah seminimal
10
mungkin menggunakan energi, terutama energi yang tidak dapat diperbarui, seperti membangun rumah yang hemat energi dan ramah lingkungan, tidak menutup lahan hijau, dan menggunakan alat-alat rumah tangga yang hemat energi.
B. Arsitektur Berkelanjutan Berikut ini adalah tinjauan-tinjauan baik dari literatur maupun dari internet, mengenai konsep pembangunan berkelanjutan dalam sebuah perancangan: 1. Menurut http://id.wikipedia.org (October 14, 2007, 9:10:13 PM), pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987). Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
2. Menurut http://www.arch.hku.hk (September 24, 2007, 6:06:01 PM), pembangunan berkelanjutan terdiri 3 aspek yang saling berhubungan, yaitu:
11
Gambar 5. Skema aspek pembangunan berkelanjutan
Environmental Sustainability Tujuan utama dari Environmental Sustainability adalah menciptakan bumi sebagai tempat yang lebih baik untuk generasi yang akan datang. Dengan kata lain, kegiatan manusia hanya mendukung dan melestarikan lingkungannya dengan tidak menghabiskan sumber daya alam yang ada ataupun merusak lingkungan, dengan cara: •
Meminimalkan pemakaian sumber daya alam yang ada.
•
Pemakaian material yang dapat didaur ulang atau dari sumber daya alam yang dapat diperbarui.
•
Mendaur ulang sisa-sisa bahan yang masih dapat digunakan lagi
•
Pemakaian energi yang dapat diperbarui dan tidak menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan (solar thermal and electric, wind power, biomass, dll).
3. Menurut Thomas A. Fisher, AIA, ada 5 prinsip dasar arsitektur berwawasan lingkungan, antara lain:
12
•
Lingkungan interior yang sehat – Semua sistem bangunan dan material yang digunakan sebaiknya tidak mengandung zat-zat dan gas yang dapat merusak lingkungan.
•
Efisiensi Energi – Untuk meminimalkan penggunaan energi dalam ruangan, sistem pendingin, pemanas, dan pencahayaan harus menggunakan metode dan produk-produk yang tepat.
•
Material yang ramah lingkungan – Semua produk dan bahan bangunan yang digunakan haruslah yang memiliki dampak negatif yang paling kecil terhadap kerusakan alam.
•
Bentuk yang ramah lingkungan – Bentuk, perencanaan desain tapak, serta iklim yang mempengaruhi daerah tersebut harus turut diperhatikan. Bangunan yang dibuat hendaknya dapat memperhatikan efisiensi energi dan bahan-bahan yang dapat didaur ulang. Perhitungan yang baik dapat menjaga keharmonisan antara bangunan dengan alam sekitarnya.
•
Desain yang baik – Efisiensi, tahan lama, dan hubungan yang baik antara penggunaan area, sirkulasi, bentuk bangunan, sistem mekanikal dan teknik konstruksi harus dipertimbangkan secara seksama. Desain yang baik dapat mudah dibangun, mudah digunakan, dan indah.
Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan:
13
•
Pemahaman tempat – Desain yang baik dimulai dari pemahaman tempat
yang
mendalam.
Memahami
tapak
dapat
membantu
menentukan rancangan praktis seperti orientasi bangunan terhadap matahari, pelestarian lingkungan alami, dan akses ke tranportasi umum. •
Menyatu dengan alam – Bangunan yang terletak di tengah kota maupun yang terletak di lahan terbuka harus menyatu dengan alam sehingga lingkungan yang direncanakan menjadi lebih hidup.
•
Pemahaman mengenai proses alam – Dengan bekerja sama dengan alam, manusia akan menghargai semua kebutuhan makhluk hidup. Dengan membuat suatu lingkaran kehidupan dan proses yang nyata dapat membuat desain menjadi lebih hidup.
•
Pemahaman mengenai dampak lingkungan – Desain yang baik harus memikirkan
dampak
lingkungan
yang
terjadi
dengan
cara
mengevaluasi tapak, penggunaan zat-zat dari suatu material, pengefisiensian energi yang terjadi akibat desain, serta material dan teknik konstruksi. •
Proses desain yang kreatif – Kerja sama antara konsultan, insinyur, dan ahli-ahli lainnya harus terjadi di awal proses desain, dan bukan terjadi setelah ada kesalahan desain. Perancang juga harus mendengarkan aspirasi-aspirasi dari komunitas-komunitas yang ada
14
karena hasil akhir desain akan digunakan oleh banyak orang, dan bukan karena hasil keinginan si perancang saja. •
Pemahaman manusia – Desain yang baik harus dipikirkan dari segala aspek budaya, suku bangsa, agama, dan adat istiadat orang-orang yang akan menggunakan dan menempati lingkungan bangunan tesebut.
C. Efisiensi Energi Berikut ini adalah pengertian dan teori-teori mengenai efisiensi energi: 1. Pengertian efisiensi, energi, dan efisiensi energi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua adalah sebagai berikut: •
Efisiensi : 1
ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan
tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya). 2
mampu menjalankan tugas dengan tepat, cermat, berdaya guna, tepat
guna. •
Energi : kemampuan untuk melakukan kerja (misalnya untuk energi listrik dan mekanika), daya (kekuatan yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan, misalnya dapat merupakan bagian suatu bahan / tidak terikat pada bahan (seperti sinar matahari), tenaga.
•
Efisiensi energi : bagian energi yang disalurkan menjadi proses yang berguna.
15
2. Menurut Tri Harso Karyono dalam http://www.silaban.net/2004/10/31/ bangunan-hemat-energi-rancangan-pasif-dan-aktif/ (September 24, 2007, 6:06:00 PM), perancangan bangunan hemat energi dapat dilakukan dengan dua cara: •
Perancangan pasif merupakan cara penghematan energi melalui pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan energi matahari menjadi energi listrik. Rancangan pasif lebih mengandalkan kemampuan arsitek bagaimana rancangan bangunan dengan sendirinya mampu “mengantisipasi” permasalahan iklim luar.
•
Rancangan aktif solar sel. Dalam rancangan aktif, energi matahari dikonversi menjadi energi listrik sel solar, kemudian energi listrik inilah yang digunakan memenuhi kebutuhan bangunan. Dalam perancangan secara aktif, secara simultan arsitek juga harus menerapkan strategi perancangan secara pasif. Tanpa penerapan strategi perancangan pasif, penggunaan energi dalam bangunan akan tetap tinggi apabila tingkat kenyamanan termal dan visual harus dicapai.
3. Menurut Tri Harso Karyono dalam bukunya yang berjudul Arsitektur : Kemapanan, Pendidikan, Kenyamanan, dan Penghematan Energi, strategi penghematan energi dalam bangunan adalah sebagai berikut: •
Mencegah efek rumah kaca.
16
Efek rumah kaca adalah akumulasi panas di dalam bangunan / ruang akibat radiasi sinar matahari. Energi untuk pendinginan akan menjadi besar akibat efek rumah kaca. Solusi untuk mencegah terjadinya efek rumah kaca adalah dengan mengurangi jatuhnya sinar matahari langsung pada dinding transparan. •
Mencegah terjadinya akumulasi panas pada ruang antara atap dengan langit-langit.
•
Meletakkan ruang-ruang penahan panas pada sisi timur – barat.
•
Melindungi pemanasan dinding yang menghadap timur / barat.
•
Mencegah jatuhnya radiasi matahari pada permukaan keras. Permukaan keras merupakan material yang menyerap panas kemudian memancarkan kembali ke udara.
•
Memanfaatkan aliran udara malam hari yang bersuhu rendah. Mengalirkan angin tersebut melalui dinding (dibuat berongga-rongga) dan lantai (berongga-rongga, dengan raised floor).
4. Menurut http://sylvasari.wordpress.com/ (March 08, 2008, 4:20:48 PM), penghematan energi listrik tidak hanya dilakukan dengan menggunakan teknologi-teknologi tertentu tetapi juga dapat dilakukan dari perilaku atau kegiatan manusia, antara lain: •
Mengganti lampu pijar (bohlam) dengan lampu fluorescent (neon). Lampu fluorescent 15W sama terangnya dengan bohlam 60W. Masa
17
pakai lampu fluorescent lebih lama hingga 10 kali dari lampu pijar. Secara keseluruhan, menggunakan lampu fluorescent mengurangi emisi sebesar 348 Kg CO2e selama 10.000 jam masa pakainya. •
Mengurangi pemakaian alat-alat elektronik sangat menghemat energi listrik. Selain menghemat biaya juga akan mengurangi emisi yang dikeluarkan.
•
Mencabut kontak listrik peralatan elektronik ketika tidak dipakai karena peralatan elektronik tetap menggunakan daya dalam posisi stand-by.
•
Menggunakan peralatan elektronik yang bersertifikasi hemat energi.
•
Mendaur ulang sampah-sampah untuk mengurangi emisi GRK
5. Menurut Susan Roaf dalam bukunya yang berjudul Ecohouse 2 : A Design Guide, bangunan yang hemat energi mempunyai dampak negatif terkecil terhadap lingkungan. Prioritas utama dalam desain adalah dengan meminimalkan penggunaan energi dengan teknik konservasi energi dan menggunakan solar sistem aktif dan pasif sebagai sumber energi. Dampak penggunaan material pada bangunan merupakan prioritas kedua dalam desain. Sebuah desain / perancangan suatu tempat tinggal sebaiknya menggunakan energi seminimal mungkin dalam pelaksanaannya. Hal tersebut dapat didukung dengan pengaplikasian teknik pelestarian dan
18
prinsip-prinsip perancangan menggunakan solar pasif. Setelah desain selesai dirancang, material bangunan yang digunakan harus yang mempunyai dampak negatif terkecil terhadap lingkungan dan tidak mengandung bahan kimia yang beracun. Material bangunan yang tahan lama juga dapat mempengaruhi umur suatu bangunan dan semakin hemat energi bangunan tersebut maka semakin minimal dampak negatif yang dihasilkan.
6. Menurut http://www.aloha.net/~laumana/ (September 24, 2007, 6:06:00 PM), ada 12 prinsip dasar yang betujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas daya guna suatu bangunan, yaitu: penentuan lokasi dan desain umum; peneduh; ventilasi; shelter bawah tanah; perubahan suhu; peletakan pintu masuk; skala; persediaan air dan saluran pembuangan; panel pemanas air tenaga surya; pembangkit listrik tenaga surya; daur ulang dan pemanfaatan material lokal; dan lahan untuk pengadaan sumber pangan, bahan bakar, dan bahan bangunan Kedua belas prinsip tersebut dapat dikombinasikan menjadi suatu solusi untuk berbagai macam lokasi, pengguna, iklim, budaya, dan menentukan kebutuhan-kebutuhan material yang digunakan. Biaya yang efektif dan desain yang berkelanjutan bekerja dengan baik dengan mengintegritaskan prinsip-prinsip dasar, teknologi dan metode yang baru. Berikut ini adalah keuntungan yang dapat diperoleh: •
Pelestarian sumber daya alam dan bangunan
19
•
Meningkatkan daya tahan bangunan
•
Meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pengguna
•
Penghematan energi dan material yang digunakan
•
Meminimalkan limbah dan polusi
•
Mengurangi daur ulang
7. Menurut http://www.arch.hku.hk (September 24, 2007, 6:06:01 PM), mengenai efisiensi dan energi yang dapat diperbarui yaitu: keuntungankeuntungan yang dapat diperoleh dari desain dan perletakan bangunan yang memperhatikan efisiensi energi adalah dari segi ekonomi (menghemat pengeluaran), sosial (menguarangi pemakaian bahan bakar), dan segi ekologikal (mengurangi ekspolitasi sumber daya alam dan emisi gas). Setiap perkembangan teori yang baru harus mempunyai strategi pemanfaatan energi yang jelas, dan bagaimana keuntungan tersebut dapat dicapai. Proses penerapan sustainable design dalam perancangan arsitektur dengan memanfaatkan energi yang dapat diperbarui:
Gambar 6. Diagram proses sustainable dalam perancangan
20
8. Menurut Peter Gevorkian dalam bukunya yang berjudul Sustainable Energy Systems in Architectural Design, efisiensi energi merupakan sebuah pokok persoalan dari seluruh perancangan. Efisiensi energi dapat dilakukan baik menggunakan energi yang dapat diperbarui sebagai sumber listrik di rumah atau dalam dapat menghemat biaya pengeluaran dengan menggunakan peralatan yang hemat listrik.
II.3
Studi Banding
II.3.1
Asrama Mahasiswa Universitas Indonesia
Foto 1. Site plan Asrama UI Lokasi
: Kampus UI Depok
Luas lahan
: 4.158 Ha
Bangunan
: - 7 unit gedung asrama (akan ditambah 2 gedung lagi) - 1 unit gedung serba guna - Parkir motor dan parkir mobil
Sarana penunjang : - 5 titik sumber air dari sumur artitis - 3 buah sumur reservoir @ 10 m3
21
- 1 buah gardu PLN dan 1 buah genset
Gambar 7. Denah blok A Survey lapangan asrama mahasiswa UI ini dilakukan pada tanggal 28 Februari 2008. Asrama mahasiswa UI ini diperuntukkan bagi mahasiswa 2 tahun pertama (4 semester awal) yang berasal dari luar Jakarta dan Depok. Fasilitas umum yang terdapat dalam kompleks asrama ini adalah 1254 kamar, kantin, tempat photocopy, warnet dan wartel, kantin, minmarket, dan laundry. Asrama ini terdiri 3 blok asrama wanita (blok A, E, dan F) dan 4 blok asrama pria (blok B, C, D, dan G). Asrama UI ini memiliki 1228 kamar single yang terbagi menjadi 640 kamar untuk wanita dan 588 kamar untuk pria, sedangkan sebanyak 26 unit berupa kamar double yang diperuntukkan bagi tamu dari luar bila ada acara di kampus.
Foto 2. Unit kamar single reguler
22
Asrama UI ini memiliki 3 tipe kamar, yaitu kamar single reguler dengan harga sewa RP 160.000,00/bulan, kamar single ber-AC dengan harga sewa Rp 450.000,00/bulan, dan kamar VIP (ber-AC dan memiliki kamar mandi dalam) dengan harga sewa Rp 800.000,00/bulan. Untuk penambahan barang elektronik dibebankan biaya Rp 20.000,00/item.
Berikut ini adalah kelebihan dari asrama UI, antara lain: •
Lingkungan asrama yang tenang dan asri.
•
Menggunakan pencahayaan dan ventilasi udara alami.
•
Kamar cukup luas.
Berikut ini adalah kekurangan dari asrama UI, antara lain:
II.3.2
•
Keamanan kurang terjamin.
•
Tampak muka bangunan terganggu oleh jemuran.
Asrama Mahasiswa Universitas Pelita Harapan
Foto 3. Gedung asrama UPH Fasilitas : - 80 kamar @ 2 orang
23
- Kamar mandi dalam - Ruang komunal (ruang duduk, ruang makan, dapur, meja bilyard) - Kolam renang
Survey lapangan asrama mahasiswa UPH ini dilakukan pada tanggal 29 Februari 2008. Asrama mahasiswa UPH ini diperuntukkan hanya untuk mahasiswi 2 tahun pertama (4 semester). Fasilitas yang terdapat pada gedung asrama UPH ini adalah ruang komunal pada upper ground yang terdiri dari ruang duduk, ruang makan, dapur, mesin penjual makanan / minuman, meja bilyard, dan piano. Terdapat sebuah kolam renang yang terletak di luar lantai upper ground.
Foto 4. Ruang komunal Asrama UPH Untuk unit hunian asramanya sendiri terletak pada lantai 1 dan lantai 2 yang hanya bisa diakses dengan menggunakan kartu pengenal mahasiswi (student card). Penggunaan sistem student card tersebut dimaksudkan untuk menjaga keamanan asrama agar tidak bisa diakses oleh orang luar selain penghuninya.
24
Berikut ini adalah kelebihan dari asrama UPH, antara lain: •
Memiliki fasilitas yang mewah.
•
Unit kamar cukup luas.
•
Akses masuk asrama harus menggunakan kartu sehingga keamanannya lebih terjamin.
•
Memiliki kamar mandi dalam di tiap unit.
Berikut ini adalah kekurangan dari asrama UPH, antara lain:
II.3.3
•
Biaya sewa per bulannya cukup mahal.
•
Kamar mandi di tiap kamar menyebabkan borosnya pemakaian air.
Asrama Mahasiswa Institut Pertanian Bogor
Foto 5. Gedung asrama putri IPB Fasilitas : - Kamar tidur @ 2- 4 orang - Kamar mandi bersama - Ruang cuci dan ruang jemur - Hall - Musholla
25
- Kantin - Gedung pengelola - Lapangan basket
Gambar 8. Denah asrama IPB
Asrama Putri IPB ini terdiri terdiri dari 2 lantai, dengan hall sebagai main entrancenya. Tetapi, hall tersebut kurang berfungsi secara efektif karena tidak ruangan dibiarkan kosong dan tidak dimanfaatkan sebagai ruang duduk. Pada gedung asrama ini tidak terdapat dapur umum dan ruang makan, sehingga mahasiswa harus membeli makanannya di kantin. Pada lantai 2 terdapat ruang cuci yang juga digunakan sebagai tempat wudhu. Kamar asrama putri IPB dihuni oleh 2-4 orang per kamar. Dimensi kamar tidur sudah cukup luas, tetapi tidak sesuai dengan kapasitas penghuninya sehingga menyebabkan ruangan terasa sempit dan sumpek.
26
Foto 6. Hall masuk asrama IPB
Foto 8. Koridor kamar yang gelap
Foto 7. Ruang jemur di selasar
Foto 9. Kamar asrama
Berikut ini adalah kelebihan dari asrama IPB, antara lain: •
Suasana lingkungan yang asri dan tenang.
Berikut ini adalah kekurangan dari asrama IPB, antara lain: •
Kamar terasa sempit dan sumpek karena tidak sesuainya dimensi ruangan dengan kapasitas penghuni.
•
Minimnya air bersih.
•
Kurang bersihnya fasilitas yang tersedia.
•
Tampak muka bangunan tertutup oleh jemuran baju.
•
Kurangnya pencahayaan pada koridor asrama.
27
II.4
Studi Literatur
II.4.1
Evans-Kimmel Hall Sumber : http://www.whitleyman.com/floorplans/Dormitories
Gambar 9. Tampak Evan-Kimmel Hall Lokasi
: Fort Wayne, Indiana
Luas
: 21,000 sq feet
Fasilitas
: - 32 kamar masing-masing dihuni oleh 2 orang - Ruang komunal dan dapur - Ruang keluarga dan dapur pribadi di tiap 2 unit kamar
Gedung Evan-Kimmel Hall ini merupakan salah satu gedung asrama Indiana Institute of Technology yang terletak di Fort Wayne, Indiana. Gedung ini terdiri dari 4 lantai dengan 8 kamar per lantainya. Tiap 2 unit kamar disediakan ruang duduk dan dapur pribadi.
Gambar 10. Ruang makan
Gambar 11. Ruang komunal
28
Gambar 12. Denah lantai dasar
II.4.2
Rogers-Yergens Hall Sumber : http://www.whitleyman.com/floorplans/Dormitories.
Gambar 13. Tampak Rogers-Yergens Hall
Gambar 13. Tampak Rogers-Yergens Hall Lokasi
: Yorktown Heights, New York
Fasilitas : - 45 unit kamar, dengan kamar mandi tiap 2 unit kamar - Ruang duduk dan dapur tiap 4 unit kamar - Ruang komunal
29
Gambar 14. Denah Rogers-Yergens Hall
Gambar 15. Dapur
Gambar 16. Ruang duduk
Gedung asrama Rogers-Yergens Hall ini merupakan gedung asrama pertama Indiana Institute of Technology yang terletak di Fort Wayne yang dibangun sebelum gedung Evan-Kimmel Hall. Gedung Rogers-Yergens Hall ini terdiri dari 3 lantai dengan 15 kamar per lantainya. Tiap 4 unit kamar disediakan ruang duduk dan dapur pribadi.
30
II.4.3
Berkshire School Dormitories Sumber: The Master Architect Series VI: Designing for Built Realm Fox & Fowle Architects karangan Bruce Fowle.
Gambar 17. Tampak Berkshire School Dormitories Lokasi
: Massachusetts
Dibangun : 2002 Luas
: 19,000 sq foot
Fasilitas
: - 10 unit asrama - Ruang administratif - Ruang komunal tiap asrama (perpustakaan, ruang duduk, ruang makan, dapur)
Terdiri dari 2 gedung berbentuk huruf “T” yang dimiliki oleh 10 unit fakultas yang dihubungkan oleh ruang komunal. Tiap asrama yang dimiliki oleh masingmasing unit fakulats terdiri dari kamar, kamar mandi bersama, dan ruang komunal
31
Gambar 18. Denah Berkshire School Dormitories Berikut ini adalah kelebihan dari Hunterbrook Ridge and The Seabury: •
Memiliki lingkungan yang asri.
•
Tiap asrama dikhususkan untuk masing-masing jurusan fakultas sehingga mendukung proses pembelajaran penghuninya dan tidak terganggu oleh penghuni dari jurusan lainnya.
Berdasarkan hasil studi lapangan dan literatur, maka asrama mahasiswa merupakan suatu bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang yang bersifat homogen dan dihuni oleh beberapa orang dalam 1 kamar. Secara umum, kamar mandi yang digunakan terpisah / tidak berada di dalam unit asrama, tetapi menggunakan kamar mandi bersama. Selain itu, bangunan asrama juga harus mempunyai ruang-ruang komunal yang dapat digunakan sebagai tempat berkumpul dan tempat belajar bersama antarpenghuni asrama.
32