7
BAB II TIJAUA PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1. Televisi Sebagai Media Massa Media massa pada awalnya hanya sebagai kebutuhan sekunder, kini menjadi kebutuhan primer yang selalu dibutuhkan untuk digunakan dalam berbagai kepentingan. Media massa lahir karena kebutuhan manusia terhadap informasi. Media massa yang dianggap paling mempengaruhi khalayaknya dalam hal penyampaian informasi adalah televisi. Televisi merupakan media yang paling cepat mengalami perkembangan teknologi. 2.1.1.1.Komunikasi Massa Mulyana (1996) menyatakan bahwa komunikasi insani muncul dalam beberapa situasi yang berbeda. Ada enam konteks yang banyak digunakan dalam literatur komunikasi, yaitu: (1) komunikasi dua orang, (2) wawancara, (3) komunikasi
kelompok
kecil,
(4)
komunikasi
publik,
(5)
komunikasi
organisasional, dan (6) komunikasi massa. Meskipun keenam konteks komunikasi memiliki ciri khusus, semuanya memiliki kesamaan dalam proses menciptakan makna diantara dua orang atau lebih. Konteks yang keenam adalah komunikasi yang menggunakan media. Sumber pesan dikomunikasikan melalui media cetak atau elektronik dan ditujukan untuk sejumlah besar individu, bukan segelintir kecil individu. Diantara keenam konteks komunikasi diatas, komunikasi massa merupakan komunikasi yang paling formal dan paling mahal. Komunikasi massa melibatkan sejumlah besar orang yang heterogen, dan tidak dikenal oleh sumber pesan. Juga, komunikasi massa bersifat umum, cepat, dan sekilas2. Menurut De Vito (1996) pengertian komunikasi massa adalah sejumlah variabel yang terdapat dalam komunikasi massa yaitu: sumber, khalayak, pesan, proses, konteks, dan sarana-sarana dalam komunikasi massa yang paling banyak digunakan seperti radio, televisi, surat kabar, majalah, buku, koran, hasil rekaman audio-kaset dan internet. Menurut McQuail (1987) pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi 2
Deddy Mulyana. 2008. Komunikasi Massa (Kontroversi, Teori, Aplikasi). Jakarta:
Gramedia.
8
massal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah yang besar. Ciri-ciri utama komunikasi massa yaitu: 1)
Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang melainkan suatu organisasi formal
2)
Pesan tidak unik dan beraneka ragam serta dapat diperkirakan. Pesannya diproses, distandarisasi, dan selalu diperbanyak. Pesan merupakan sebuah produk yang mempunyai nilai tukar, serta acuan simbolik yang mengandung nilai kegunaan
3)
Hubungan antara pengirim dan penerima pesan bersifat satu arah dan jarang sekali yang bersifat interaktif. Dari beberapa definisi yang telah dirumuskan oleh para ahli, Rakhmat
(2004) menyimpulkan bahwa komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Menurut Mulyana (1996) penerapan kemajuan teknologi dapat pula mengintensifkan selektivitas khalayak komunikasi massa. DeFleur dan Ball-Rokeach (1975) mengemukakan tiga kerangka teoritis yang berkaitan dengan penggunaan media dan efek terhadap khalayak, sebagai berikut: 1)
Perspektif
perbedaan
individu,
yaitu
adanya
perbedaan
individu
(karakteristik kepribadian) di antara khalayak akan menimbulkan efek yang bervariasi 2)
Perpektif kategori sosial, yaitu adanya kelompok-kelompok dengan kategori sosial tertentu seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, mempunyai kecenderungan untuk menggunakan media massa yang sesuai dengan tujuan suatu kelompok dengan kategori sosial tertentu dan umumnya kelompok dengan kategori sosial tertentu tersebut mempunyai perilaku yang sama terhadap media massa.
2.1.1.2. Siaran Televisi Televisi merupakan media yang paling cepat mengalami perkembangan teknologi. Melalui televisi, masyarakat dapat mengetahui kejadian yang terjadi di luar sana, baik kejadian yang terjadi di Indonesia maupun di luar negeri. Hampir tidak ada berita yang tidak dapat diketahui oleh masyarakat karena televisi.
9
Masyarakat Indonesia khususnya dapat menikmati suguhan acara-acara yang ditayangkan baik televisi pemerintah maupun swasta. Untuk acara televisi swasta saat ini, cukup disenangi dihampir semua lapisan masyarakat. Setyobudi (2001) dalam Shanti (2007) menyatakan bahwa televisi dapat diartikan sebagai pemancar televisi yang berfungsi untuk mengubah dan memancarkan sinyal-sinyal gambar secara bersama-sama dengan sinyal suara sehingga sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak jauh. Menurut Kuswandi dalam Syarief (2007), televisi dapat menguasai ruang dan jarak, mencapai sasaran yang sangat luas, memiliki nilai aktualitas terhadap suatu berita dan informasi yang sangat tepat, cepat, dan audiovisual yang dapat meningkatkan pemahaman seseorang akan informasi yang di tayangkan. Shanti (2007) menyatakan bahwa televisi sebagai bagian media massa menunjukkan bahwa setiap pesan yang disampaikan memiliki tujuan untuk mendapatkan khalayak penonton serta menghanyarapkan adanya umpan balik baik secara langsung maupun tidak langsung. 2.1.1.3. Fungsi Televisi Televisi merupakan alat elektronik yang bisa memberikan pesan kepada khalayak yang menontonnya. Kini televisi menjadi bagian hidup bagi khalayak dan merupakan bagian yang terpenting sebagai sarana untuk berinteraksi satu sama lainnya dalam berbagai hal yang menyangkut perbedaan dan persamaan persepsi tentang adanya suatu isu yang berkembang dan terjadi diberbagai belahan bumi ini. Kehadiran suatu teknologi pasti akan memberikan manfaat yang banyak bagi penggunanya, begitu pula dengan televisi. Beberapa fungsi televisi yang diungkapkan oleh
Hofman (1999) tentang lima teori fungsi televisi yaitu
diantaranya: 1)
Fungsi informasi, dimana fungsi sebenarnya televisi adalah mengamati kejadian dalam masyarakat dan kemudian melaporkannya sesuai dengan kenyataan yang ditemukan. Informasi-informasi diberitakan
dengan
kebutuhan manusia, seperti informasi cuaca, finansial, ataupun produk barang.
10
2)
Berhubungan, televisi tidak berkesinambungan, tetapi dapat pula menghubungkan hasil pengawasan satu dengan hasil pengawasan lainnya secara lebih mudah daripada sebuah dokumen tertulis.
3)
Menyalurkan kebudayaan, televisi tidak hanya mencari tetapi ikut juga mengembangkan kebudayaan. Fugsi ini juga disebut fungsi pendidikan.
4)
Hiburan, saat ini hiburan semakin dianggap sebagai kebutuhan manusia, dimana tanpa hiburan manusia tidak dapat hidup wajar.
5)
Pengawas, pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat, jika terjadi wabah penyakit disuatu daerah, masyarakat dapat mengetahui berita tentang adanya bahaya suatu penyakit. Adapun fungsi televisi yang disebutkan oleh Schramm (1976) dalam
Syarief (2007) disederhanakan menjadi tiga fungsi yaitu informasi, pendidikan, dan hiburan. Fungsi-fungsi tersebut bukan hanya sebatas teori semata yang ditunjukkan untuk khalayak. Jika dikaitkan dengan media massa khalayak atau receiver pesan selalu berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Hofmann (1999) juga mengutarakan teori-teori lain yang menekankan salah satu aspek yang dianggap penting dalam televisi, antara lain: 1)
Teori pengatur agenda. Teori ini mengutamakan isi siaran atau tema yang ditayangkan. Televisi menampilkan tema-tema yang bervariasi untuk dibicarakan khalayak kemudian khalayak bebas untuk menentukan opininya sendiri. Namun terkadang televisi tidak menampilan tema tertentu sehingga sering luput dari perhatian khalayak.
2)
Teori pengatur jadwal harian. Teori ini menekankan bahwa menonton televisi sebagai jadwal harian. Hal ini dipengaruhi oleh suasana yang diciptakan televisi, misalnya kemewahan. Menurut teori ini televisi dipandang sebagai penyebab mengapa khalayak mengatur jadwal hariannya. Kegiatan harian orang yang setiap hari menghabiskan waktu dengan menonton televisi berbeda dengan kegiatan orang yang tidak pernah menonton televisi.
3)
Teori komunikasi antar pribadi yang tidak langsung.
11
Televisi merupakan tayangan atau siaran, bukan komunikasi antarpribadi. Namun, siaran dalam televisi itu terbentuk dari komunikasi antarpribadi atau pekerjaan tim. Menurut teori ini, televisi yang baik adalah televisi yang mengandung banyak unsur komunikasi antarpribadi. 4)
Teori kegunaan dan keuntungan. Televisi mempunyai kegunaan dan menguntungkan khalayak. Kebutuhan khalayak terpenuhi dangan menonton televisi, atas kehendaknya sendiri. Berdasarkan teori ini, terdapat dua kegunaan televisi yaitu “ritual” dan “instrumental.” Kebiasaan khalayak menonton televisi membentuk struktur sehingga mirip dengan ritual keagamaan yang dibentuk khalayak sendiri. Atas dasar itu, muncul istilah prime time, yaitu waktu utama yang digunakan khalayak untuk menonton televisi. Kedua, yaitu “instrumental.” Khalayak mempunyai tujuan tersendiri dalam menonton televisi, misalnya untuk menikmati acara tertentu, santai, dan menghibur diri. Jika dihubungkan, kegiatan instrumental lama-kelamaan menjadi “ritual.” Menurut teori ini, para pemirsa yang mengatur sendiri jadwal menonton televisi sesuai kebutuhannya.
2.1.2. Program Siaran Televisi 2.1.2.1. Pengertian dan Klasifikasi Pengelolaan stasiun penyiaran dituntun untuk memiliki kreativitas seunik dan semeriah mungkin untuk menghasilkan program yang menarik bagi khalayak. Morissan (2008), menyatakan bahwa jenis program televisi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu: program informasi (berita) dan program hiburan (entertainment). Program informasi kemudian dibagi menjadi dua jenis yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan, sedangkan berita lunak (soft news) merupakan kombinasi dari fakta, gossip, dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar yaitu musik, drama permainan, dan pertunjukkan. Selain pembagian jenis program televisi di atas, terdapat pula pembagian program berdasarkan sifat faktual atau fiktif. Program faktual meliputi: program berita, dokumenter, dan
reality show.
Program yang bersifak fiktif berupa
12
program drama atau komedi. Televisi sebagai salah satu media massa menyajikan acara-acara yang dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu: 1)
Pendidikan, yaitu program acara yang berisi usaha pengembangan manusia yang
ditandai
dengan
bertambahnya
pengetahuan,
keterampilan,
kemampuan, dan perilaku perorangan atau kelompok dimana orang itu berada, 2)
Informasi, yaitu program acara yang berupa pendapat, kritik, atau saran yang bertujuan untuk memberiakn informasi kepada khalayak, sehingga khalayak dapat mengambil keputusan atau bertindak selaras dengan acara kondisi atau situasi tersebut, dan
3)
Hiburan, yaitu program acara yang bersifat menghibur kepada khalayak berupa film, sinetron, kuis, drama, sajian musik. Jahja dan Irvan (2006) mengemukakan bahwa terdapat empat kategori
tayangan televisi. Keempat kategori tersebut yaitu drama, non-drama, informasi dan iklan. 1)
Jenis drama adalah film dan sinetron.
2)
Jenis non-drama meliputi acara-acara variety show, reality show, kuis, musik dan bentuk hiburan lain selain drama.
3)
Kategori informasi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Public Service Announcement (PSA), infotainment dan pendidikan masyarakat. Jenis PSA meliputi film dokumenter, berita, siaran olah raga dan tayangan informasi umum.
4)
Kategori yang terakhir, iklan, meliputi dua jenis yaitu iklan layanan masyarakat dan iklan komersial.
2.1.2.2.Program Acara Televisi Reality show Reality television adalah rekayasa realita atau dikenal juga sebagai reality show.
Reality
show
adalah
suatu
jenis
program
acara
TV
dimana
pendokumentasian rekayasa realitas berlangsung tanpa skenario dengan menggunakan pemain dari khalayak umum biasa/ tidak menggunakan artis (Isfandiari, 2008). Program reality show ini mengarah pada program TV yang tidak
menggunakan
skenario,
dramatis,
menampilkan
situasi
humoris,
mendokumentasikan kejadian-kejadian tertentu, serta mengangkat kehidupan
13
orang biasa. Biasanya mengetengahkan kesedihan, emosi, drama, dan veyeurisme dari kehidupan nyata (Day, 2003 dalam Isfandiari, 2008). Program acara televisi reality show merupakan genre acara televisi yang menggambarkan adegan atau acting yang seakan-akan benar-benar berlangsung tanpa skenario, dengan pemain yang umumnya khalayak umum biasa. Reality show umumnya menampilkan kenyataan yang dimodifikasi, seperti menaruh partisipan di lokasi-lokasi eksotis atau situasi-situasi yang tidak lazim, memancing reaksi tertentu dari partisipan, dan melalui penyuntingan dan teknik-teknik pascaproduksi lainnya. Reality show termasuk acara yang memiliki rating tinggi dan hadir di tengah masyarakat untuk memenuhi permintaan masyarakat akan hiburan untuk melihat kilas balik kehidupan atau cerminan hidup yang seakanakan pernah dialaminya dan benar-benar terjadi. Program acara televisi reality show ini berbeda dengan program
acara televisi lainnya. Hal
yang
membedakannya adalah tidak adanya naskah atau jalan cerita yang disiapkan sebelumnya dan yang orang-orang yang terlibatnya di dalamnya pun bukanlah aktor atau aktris yang biasanya tampil dalam sinetron atau film3. Hampir di seluruh televisi Indonesia menayangkan program reality show untuk memberikan variasi siaran agar khalayak tidak bosan dengan programprogram yang biasa ditayangkan, seperti infotainment, sinetron, berita-berita politik, ekonomi, dan lain-lain. Program reality show di TransTV seperti Termehek-mehek, JAM, Kado Istimewa, Jhon Pantau, Orang Ketiga, Tangan di Atas, dan lain-lain. Indosiar pun tidak ingin ketinggalan dengan stasiun televisi lain, Take Me Out- Take Him Out, Mama Mia, Akademi fantasi Indosiar (AFI) dan lain-lain. SCTV menampilkan reality show seperti Playboy Cap Kabel, Cinlok, CLBK, Cinta Monyet, Makcomblang, Kontak Jodoh,dan lain-lain. RCTI pun tidak mau kalah saing dengan stasiun-stasiun TV lainnya, stasiun ini menampilkan Rumah Hadiah, Tolooong!!!, Masihkah Kau Mencintaiku, dan lainlain. Secara umum, terdapat tiga tipe program reality show yang banyak beredar di TV Indonesia, yaitu:
3
Ibid
14
1)
Penonton dan kamera adalah pengamat pasif yang mengikuti kegiatan sehari-hari suatu kelompok dengan sepengetahuan objek yang direkam, misalnya DIARI AFI. Tipe reality show ini kemudian dikenal sebagai docusoap karena citra yang ditampilkan mirip dengan opera sabun.
2)
Menggunakan kamera tersembunyi untuk melihat reaksi seseorang terhadap suatu hal, misalnya program spontan. Selain itu, penggunaan kamera tersembunyi dalam reality show bisa untuk melihat reaksi seseorang dalam kondisi yang direkayasa, misalnya dalam program Playboy Cap Kabel.
3)
Reality show yang terbentuk kompetisi atau yang dikenal dengan sebutan reality game show, misalnya AFI, Mama Mia, Indonesian Idol, dan lainlain. Program ini dikategorikan sebagai reality show karena biasanya penonton atau khalayak memegang peranan penting dalam memutuskan siapa yang akan menjadi juara melalui sistem voting via sms atau telepon. Menurut Isfandria (2008) salah satu alasan reality show menjamur
dimasyarakat adalah karena biaya produksi yang murah. Menurut Arswenda Atmowiloto, seperti yang dikutip Tempo, produksi reality show hanya membutuhkan dana Rp 10-15 juta. “Paling mewah pun hanya Rp 25 juta. Dengan biaya seperti itu, masuk satu sampai dua iklan sudah balik modal” tegasnya. Dengan reality show pihak stasiun TV/rumah produksi tidak perlu membayar artis jutaan rupiah untuk satu episode. 2.1.2.3.Program reality show JAM Trans TV JAM adalah suatu program reality show yang menyuguhkan informasi langsung seputar kehidupan kalangan kelas bawah seperti pemulung, nelayan, buruh panggul pasar, kuli panggul pelabuhan, petani penggarap, penangkap kalong, buruh pemetik jamur, tukang kayu, tukang ojek sepeda, dan lain-lain. Acara ini merupakan acara yang mengundang remaja untuk terjun langsung melihat, mengamati, dan merasakan kehidupan dari orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan. Seorang remaja putra atau putri akan diajak untuk mengikuti kehidupan dari sebuah keluarga miskin selama 5 hari. Acara ini setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 17.30 - 18.15 WIB. Informasi dalam JAM ditujukan untuk memberi pemahaman, empati atau simpati pada masyarakat bawah. JAM
15
termasuk ke dalam ratting yang tinggi (4,71 persen), program ini pada April 2010 menduduki peringkat ke-empat diantara semua reality show TV yang ada di Indonesia4.
2.1.3. Khalayak Siaran Televisi 2.1.3.1.Konsep Khalayak Khalayak merupakan salah satu komponen yang sangat penting dan memegang peranan yang sangat besar dalam komunikasi massa, karena jika tidak ada khalayak maka komunikasi massa juga tidak akan ada. Khalayak dapat diartikan sebagai masyarakat yang menggunakan media masaa sebagai sumber pemenuhan kebutuhan bermedianya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, terdapat tiga pengertian khalayak, yaitu: 1) segala yang diciptakan oleh Tuhan; 2) kelompok tertentu dalam masyarakat yang menjadi sasaran komunikasi; 3) orang banyak, masyarakat. McQuail 1987 mendefinisikan khalayak sebagai pasar, sekumpulan calon konsumen dengan profil sosial ekonomi yang diketahui dan merupakan sasaran suatu medium atau pasar. Selain itu, pengertian persepsi lain menurut Syarief (2007), yaitu khalayak merupakan pengguna jasa media massa seperti pendengar radio atau penonton televisi yang memiliki empat karakter, antara lain: 1)
Heterogen. Suatu masyarakat sosial yang berasal dari berbagai lapisan sosial, pendidikan, serta aneka budaya dan agama.
2)
Anonim. Tidak kenal satu sama lain, baik antara komunikator dengan khalayak maupun antara khalayaknya sendiri.
3)
Unbound each other. Tidak terikat satu sama lain, baik antar individu maupun antar komunikator dengan khalayak.
4)
Isolated from one another. Tertutup satu sama lain sehingga mereka seperti atom-atom yang terpisah, namun tetap merupakan suatu kesatuan, yaitu sama-sama pengguna media massa.
4
Anonim. 2010. Peringkat Realitas Show http://www.indorating.com/.cara_reality_show
[Diakses pada 2 Maret 2010, pukul 20.14 WIB]
16
2.1.3.2.Tingkatan dan Tipe Khalayak Menurut Caldwell dalam Nadia (2008), menyatakan bahwa khalayak media memiliki tingkatan tersendiri, antara lainnya yaitu the elite stage, the mass audience stage, the specialized stage, and the interactive stage. 1)
The elite stage merupakan khalayak yang berada pada skala yang relatif kecil dan merefleksikan segmentasi dalam suatu komunitas
2)
The mass audience stage adalah khalayak yang berada pada keseluruhan populasi dengan berbagai macam segmentasi yang terdapat di masyarakat
3)
The specialized audience stage merupakan khalayak yang telah tersegmentasi, dan merupakan suatu kelompok atau grup dari khalayak yang memiliki minat yang special atau minat yang sama
4)
The interactive audience stage merupakan individu khalayak yang memilki kontrol yang selektif dari apa yang khalayak dengar maupun yang dilihat. Pada efeknya anggota khalayak juga terlibat pada proses sebagai editor, walaupun hanya sebagai penyalur informasi-informasi yanga ada. McQuail dalam Syarief (2007) membagi khalayak menjadi empat sub
kategori, yaitu: 1)
Kelompok atau publik, sejalan denga suatu pengelompokkan sosial yang ada dan dengan karakteristik sosial bersama dari tempat, kelas sosial, politik, dan budaya
2)
Kelompok kepuasan, terbentuk atas dasar tujuan atau kebutuhan individu dengan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat yang selanjutnya akan menumbuhkan kepuasan emosional serta respon afeksi tertentu
3)
Kelompok pendengar atau budaya citra rasa, terbentuk atas dasar minat pada jenis isi (atau gaya) atau tarik tertentu akan kepribadian atau citra rasa budaya intelektual tertentu
4)
Khalayak medium, khalayak yang berusaha untuk tetap berada pada salah satu sumber media televisi. Menurut Caldwell dalam Novarinda (2009), menyatakan bahwa secara
garis besar terdapat dua tipe khalayak, yaitu general public audience dan specialized audience. General public audience merupakan khalayak yang sangat luas, heterogen, dan anonim secara lengkap, contohnya pemirsa televisi dan radio.
17
Sedangkan Specialized audience dibentuk dari bernagai macam kepentingan bersama antar anggotanya sehingga lebih homogen (paling tidak dalam satu aspek tertentu). Menurut Endang (1993) dalam Silitong (2009), pada prinsipnya ada tiga sub-kelompok dasar khalayak, yaitu
the illiterate, the pragmatis, dan
the
intellectual. 1)
The illiterate merupakan kelompok khalayak yang lebih tertarik pada media audio visual dengan orientasi pada pesan superficial dan full action program, mereka kurang berorientasi pada ide.
2)
The pragmatis mencakup khalayak yang senang melibatkan diri pada masyarakat, memiliki mobilitas cukup tinggi, berpendidikan menengah atas, berpendapatan cukup dan bergaya hidup modern.
3)
The intellectual merupakan segmen terkecil dari khalayak massa. Khalayak massa merupakan suatu fenomena dalam media khususnya pada
abad ke-19. Orang-orang beramai-ramai membaca atau menonton produk yang sama. Televisi memiliki banyak khalayak untuk program acara yang berbedabeda. Orang-orang yang sama tidak akan konsisten menonton program yang sama. Dilain pihak, terdapat pula tipe-tipe khalayak yang serupa untuk program acara tertentu. Menurut Burton (2008) khalayak-khalayak tersebut bersifat spesifik dan saling melengkapi: 1)
Khalayak yang didefinisikan menurut majalah, rekaman, film tertentu yang akan mereka konsumsi
2)
Terdapat khalayak spesifik untuk suatu tipe produk tertentu seperti majalah komputer, musik jazz modern dan lain sebagainya
3)
Khalayak-khalayak
yang
dispesifikkan
menurut
profil/karakteristik
mereka, berdasarkan faktor-faktor seperti usia, kelas, jenis kelamin, tingkat pendapatan, dan gaya hidup.
18
2.1.4. Persepsi Khalayak 2.1.4.1.Konsep Persepsi Dalam kehidupan sehari-hari memahami perilaku orang lain itu merupakan hal yang sangat penting karena akan menunjukkan persepsi terhadap sesuatu atau objek untuk memberikan makna. Begitu pun dengan khalayak, setiap menonton televisi mempunyai persepsi terhadap acara yang ditontonnya. Acaraacara yang ditayangkan televisi diterima oleh khalayak yang didasari karena adanya persepsi mereka akan tayangan televisi tersebut. Menurut DeVito (1997) persepsi adalah suatu proses dimana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus (rangsangan) yang mempengaruhi indera kita. Persepsi mempengaruhi stimulus atau pesan yang kita serap dan apa makna yang kita berikan pada mereka ketika mereka mencapai kesadaran. Adapun pengertian persepsi menurut Baron dan Byrne dalam Syarief (2007) yaitu persepsi merupakan suatu proses memilih, mengorganisir, dan menginterpetasi informasi dikumpulkan oleh pengertian seseorang dengan maksud untuk memahami dunia sekitar. Sementara menurut Sarwono (1999) menjelaskan pula bahwa persepsi dalam pengertian psikologis adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tersebut adalah indera dan untuk memahaminya menggunakan kesadaran atau kognitif seseorang. Pengertian lain, persepsi merupakan suatu proses yang dilakukan individu dalam mengorganisasikan dan menafsirkan kesankesan indera agar memberikan makna. Dengan demikian, persepsi adalah kesan atau pandangan individu terhadap objek untuk memberikan makna. Proses persepsi dibutuhkan untuk mengetahui sampai sejauh mana minat, persepsi, opini khalayak terhadap tayangan televisi. Persepsi akan tayangan televisi disebabkan oleh variabel yang dibentuk oleh individu akan kemasan tayangan tersebut. Kemasan acara-acara televisi tersebut biasanya berupa isi cerita, aktor/aktris yang berlakon, dan jam tayang. Persepsi yang dihasilkan oleh khalayak setelah menonton tayangan televisi terlepas disebabkan karena adanya faktor-faktor karakteristik yang dimiliki oleh khalayak seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, dan pekerjaan.
19
2.1.4.2.Faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi khalayak Menurut Rakhmat (2004) faktor-faktor yang menentukan persepsi ada dua macam, yaitu: 1)
Faktor fungsional, berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan halhal lain yang disebut sebagai faktor-faktor personal. Persepsi bukan ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli tetapi karakteristik orang yang memberikan respons stimuli itu
2)
Faktor struktural, berasal semata-mata dari stimuli fisik dan efek-efek syaraf yang ditimbulkannya pada sistem syaraf individu Menurut DeVito (1997) terdapat enam proses yang mempengaruhi
persepsi seseorang terhadap sesuatu, yaitu: (1) teori kepribadian implicit, (2) primasi-resensi, (3) aksentuasi perseptual, (4) ramalan yang terpengaruhi dengan sendirinya, (5) konsistensi, dan (6) stereotipe. Proses-proses ini sangat mempengaruhi apa yang kita lihat dan apa yang tidak kita lihat, apa yang kita simpulkan dan apa yang tidak kita simpulkan tentang orang lain. Proses ini membantu menjelaskan mengapa kita membuat perkiraan tertentui dan tidak membut perkiraan yang lain tentang orang. Keenam proses ini merupakan pula penghambat kita dalam menentukan persepsi maupun berinteraksi dengan orang lain. Persepsi khalayak dalam menonton program acara reality show ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu orang yang berpresepsi (khalayak siaran), objek atau stimulus yang diterima (tayangan program acara reality show), dan faktor lingkungan (suasana menonton, cara menonton dan keberadaan sinyal televisi dalam menangkap program acara tersebut). Persepsi tersebut ditentukan oleh karakteristik khalayak sendiri maupun karakteristik televisi yang menayangkan siaran televisi. Dalam menonton tayangan siaran televisi seperti reality show pasti timbul adanya persepsi terhadap kriteria dari tayangan tersebut, baik isi cerita, variasi cerita, pemain yang berperan dalam acara tersebut, kemasan cerita, pembawa acaranya, bahkan jam tayangnya. Persepsi yang dihasilkan oleh khalayak setelah menonton tayangan televisi tidak terlepas dari adanya faktorfaktor karakteristik yang dimiliki oleh khalayak tersebut, seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, dan pekerjaan.
20
2.2
Kerangka Pemikiran Keefektifan suatu siaran televisi ditentukan berdasarkan diterima-tidaknya
oleh khalayak. Pendapat atau opini dari khalayak sangat penting untuk mengevaluasi suatu siaran televisi agar siaran selanjutnya lebih baik. Jika suatu acara tersebut berhasil memperoleh tingkat rating yang tinggi, berarti acara tersebut telah berhasil “mengambil hati” khalayaknya. Dengan demikian, baik tidaknya mutu suatu program reality show JAM tergantung pada penilaian dan persepsi dari khalayak yang telah menonton acara tersebut. Persepsi
merupakan
suatu
proses
memilih,
mengorganisir,
dan
menginterpetasi informasi dikumpulkan oleh pengertian seseorang dengan maksud untuk memahami dunia sekitar. Persepsi khalayak dalam menonton program acara reality show ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu orang yang mempresepsi (khalayak siaran), objek atau stimulus yang diterima (tayangan program acara reality show), dan keterdedahan. Subjek yang mempresepsi memiliki dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik khalayak. Faktor intrinsik yang dimiliki oleh khalayak meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan orang tua, dan pendapatan orangtua. Faktor ekstrinsik khalayak meliputi ketersediaan TV,
interaksi keluarga, dan interaksi teman.
Keterdedahan program acara reality show JAM dapat diungkapkan dari cara menonton, lokasi menonton, suasana menonton, durasi menonton, dan frekuensi menonton. Objek menonton yang dipersepsi dari program JAM meliputi enam aspek dari program yang dapat menjadi indicator persepsi. Keenam aspek tersebut meliputi isi cerita, talent, narasumber, keadaan lokasi, tema cerita dan penayangan. Keterkaitan antar variabel tersebut, secara lebih rinci disajikan pada gambar berikut:
21
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
2.3.
Hipotesis Uji Berdasarkan hasil kerangka pemikiran di atas, dapat disusun hipotesis
penelitian sebagai berikut: 1)
Ada hubungan antara faktor intrinsik khalayak dengan persepsi khalayak tentang program reality show JAM.
2)
Ada hubungan antara faktor ekstrinsik khalayak dengan persepsi khalayak tentang program reality show JAM.
3)
Ada hubungan antara keterdedahan media televisi terhadap persepsi khalayak tentang program reality show JAM.
22
2.4.
Definisi Operasional Dalam mengukur variabel-variabel yang akan digunakana untuk penelitian
ini, maka perumusan dari masing-masing variabel akan dijabarkan dan dibatasi secara operasional. 1)
Faktor intrinsik adalah faktor yang melekat dalam diri responden yang diduga menimbulkan persepsi dalam menonton JAM di Trans TV. Variabel ini diukur dengan beberapa indikator, yaitu usia, jenis kelamin, angkatan, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan etnis. a)
Usia adalah jumlah tahun sejak responden lahir sampai dengan saat dilaksanakan penelitian. Dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu: i.
18-19 tahun
ii.
20-21 tahun
iii.
22-23 tahun
Pengelompokkan ketiga kategori ini berdasarkan usia responden yaitu 18-21 tahun, sehingga dibagi menjadi tiga kategori. Diukur dengan skala ordinal. b)
Jenis kelamin adalah perbedaan individu berdasarkan kondisi biologis. Dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu laki-laki dan perempuan. Diukur dengan skala nominal.
c)
Pekerjaan orang tua adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang tua responden sebagai sumber utama yang menghasilkan ekonomi keluarganya (memilih salat satu, ibu atau ayah). Kategori ini dibedakan kedalam: bekerja pegawai negeri, swasta, , wiraswasta, dan tidak bekerja. Diukur dengan skala nominal.
d)
Pendapatan orang tua adalah penghasilan (dalam rupiah) yang dihasilkan oleh orang tua dari bekerja. Indikator ini diukur dengan skala rasio menjadi ordinal. Untuk penghasilan orangtua karena data belum diketahui secara pasti, maka indikator masih menggunakan rasio sampai kuesioner terkumpul maka skala rasio tersebut dapat diubah menjadi ordinal. Setelah data terkumpul semua, penghasilan minimum sebesar Rp 500.000 sedangkan penghasilan maksimum
23
sebesar Rp 7.000. 000. Setelah dihitung menggunakan rumus, maka pengelompokan dibagi menjadi tiga golongan:
2)
i.
Golongan rendah
Rp
500.000 - 2.660.000
ii.
Golongan menengah
Rp 2.660.001 - 4.820.000
iii.
Golongan tinggi
Rp 4.820.001 - 7.000.000
Faktor ekstrinsik adalah faktor yang melekat di luar diri responden yang diduga menimbulkan persepsi responden menonton JAM di Trans TV. Variabel ini diukur dari dua indikator yaitu teman, keluarga, dan ketersediaan televisi. a) Ketersediaan televisi adalah tersedianya televisi dan teraksesnya channel Siaran Trans TV dalam menonton JAM. Kategori dari variabel ini adalah jumlah TV yang dimiliki, ada/tidaknya TV di kamar pribadi, dan lain-lain. Indikator ini diukur dengan skala nominal. b) Interaksi Teman adalah orang yang sering berinteraksi dengan responden dan menghabiskan waktu dengan responden serta mempengaruhi responden dalam menonton JAM. variabel teman dapat diukur dalam beberapa kategori, yaitu temen kelas kuliah, teman satu tempat tinggal selama kuliah di IPB, atau teman di lingkungan rumah. Indikator ini diukur dengan skala ordinal dan dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: i.
Interaksi rendah : jumlah skor 1-5
ii.
Interaksi rendah : jumlah skor 6-10
c) Interaksi Keluarga adalah suatu hubungan yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang memiliki hubungan darah dan tinggal dalam satu atap rumah. Indikator ini diukur dengan skala ordinal dan dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: i.
Interaksi rendah : jumlah skor 1-5
ii.
Interaksi rendah : jumlah skor 6-10
24
3)
Keterdedahan Media Televisi adalah penggunaan media televisi dilihat dari cara menonton, lokasi menonton, suasana menonton, durasi menonton, dan frekuensi menonton, dengan indikator-indikator sebagai berikut: a) Cara menonton yaitu kebiasaan responden dalam menonton, dengan siapa menonton JAM, apakah menonton sendirian atau ditemani dengan orang lain. Cara menonton responden ini diukur dengan skala nominal dan dapat dikategorikan menjadi: i.
Sendirian
ii.
Bersama orang lain (bersama teman, keluarga, bersama orang lain selain teman dan keluarga)
b) Lokasi Menonton, tempat responden menonton JAM. Lokasi menonton diukur dengan skala nominal dan dikategorikan menjadi: i.
Tempat tinggal sendiri (rumah/kost/kontrakan)
ii.
Tempat umum (kantin/warung/tempat tinggal teman)
c) Suasana menonton, keadaan hati dan sekitar responden dalam menonton JAM. Suasana menonton diukur dengan skala nominal dan dikategorikan menjadi: i.
Tenang/kondusif
ii.
Berisik/ada gangguan
d) Durasi menonton yaitu lama waktu (dalam hitungan menit) yang digunakan responden untuk menonton JAM setiap kalinya. Durasi JAM setiap tayangnya adalah 60 menit. Durasi menonton responden ini diukur dengan skala ordinal kemudian dibedakan menjadi kategori tinggi, dan rendah, yaitu: i.
Durasi Rendah
: 0 - 30 menit
ii.
Durasi Tinggi
: 31 - 60 menit
e) Frekuensi Menonton yaitu tingkat keseringan responden (dalam hitungan kali) menonton JAM. Program JAM ditayangkan delapan kali per bulan. Frekuensi menonton responden ini dapat diukur dalam hitungan per bulan. Diukur dengan skala ordinal kemudian dibedakan menjadi kategori tinggi, dan rendah, yaitu:
25
4)
i.
Frekuensi rendah
: 1 - 4 kali sebulan
ii.
Frekuensi tinggi
: 5 - 8 kali sebulan
Persepsi khalayak terhadap program reality show JAM adalah pandangan atau pendapat responden terhadap tayangan program JAM. Persepsi responden ini dapat diukur berdasarkan skala ordinal, yaitu persepsi buruk dan baik. Perhitungan skor untuk persepsi adalah sebagai berikut: responden menjawab 1 = Sangat Tidak Setuju, 2 = Tidak Setuju, 3 = Setuju, dan 4 = Sangat Setuju. Kemudian skor tersebut dijumlahkan dan dikalikan dengan jumlah pertanyaan, sehingga akan mendapatkan persepsi buruk dan baik. a)
Isi cerita adalah substansi yang terkandung dalam tayangan program JAM. Diukur dengan skala ordinal dengan kategori: i.
Persepsi buruk : 10 – 25
ii.
Persepsi baik : 26 – 40
Indikator baik atau buruknya suatu materi cerita dinilai dari faktual cerita, menarik tidaknya isi ceritan, kekonsistenan isi cerita dengan tema, ada efek empati tidaknya setelah menonton acara ini, mudah tidaknya difahami acara ini, dan lain-lain. b) Talent adalah orang yang berperan sebagai penolong dalam tayangan program JAM. Talent diukur dengan skala ordinal dengan kategori: i.
Persepsi buruk : 10 – 25
ii.
Persepsi baik : 26 - 40
Berkualitas atau tidaknya seorang talent dapat diukur dengan beberapa kategori, yaitu penampilan fisik, pakaian yang digunakan, jenis kelamin,usia, pendidikan, dan gaya berkomunikasi c) Narasumber adalah orang yang menjadi pusat perhatian dalam program JAM. Objek yang berperan dalam tayangan JAM diukur dengan skala ordinal dengan kategori: i.
Persepsi buruk : 10 – 25
ii.
Persepsi baik : 26 - 40
26
Variabel ini dapat diukur berdasarkan keadaan ekonomi, cara penampilan, tingkat, pendidikan, keluarga, dan tempat tinggal. d) Keadaan lokasi adalah suatu keadaan lokasi objek yang akan dibantu. Keadaan objek
yang akan dibantu dalam tayangan JAM diukur
dengan skala ordinal dengan kategori: i.
Persepsi buruk : 5 - 12
ii.
Persepsi baik : 13 - 20
Variabel ini dapat diukur berdasarkan: lokasinya di pedesaan atau di perkotaan, desa pedalaman, terjangkaunya akses, rawan bencana, dan lain-lain. e) Tema tayangan adalah jenis atau tema acara yang ditayangkan oleh program JAM. Setiap satu episode program JAM, biasanya menayangkan satu tema yang berbeda-beda. Tema-tema tersebut dikategorikan atas pemulung, nelayan, buruh panggul pasar, kuli panggul pelabuhan, petani penggarap, penangkap kalong, buruh pemetik jamur, tukang kayu, tukang ojek sepeda, dan lain-lain. Indikator
satu tema yang baik dapat diukur dari menarik atau
tidaknya tema program JAM tersebut dan menonton atau tidaknya acara tersebut. Tema tayangan JAM diukur dengan skala ordinal dengan kategori:
f)
i.
Persepsi buruk : 5 - 12
ii.
Persepsi baik : 13 - 20
Penayangan adalah durasi dan waktu tayang program JAM dapat dilihat dari kesesuaian penempatan waktu tayang program JAM dengan program-program lain dari stasiun televisi lain yang dapat mengakibatkan responden memindahkan saluran televisinya. Variabel diukur dengan skala ordinal dengan kategori: i.
Persepsi buruk : 5 - 12
ii.
Persepsi baik : 13 - 20
Pengukuran variabel penayangan ini dapat dilihat berdasarkan kesesuaian jam tayang dengan waktu khalayak menonton, kesesuain hari tayang, dan kecukupan jumlah durasi program JAM.