BAB II TEORI AGENSI, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, NILAI PERUSAHAAN DAN DAN PENGE EMB MBANGAN HIPOTESIS PENGEMBANGAN
2.1. Teori A gensi Agensi Teori ut utam a a ya yang ng terkait denga g n corp porate governance go ove vernance c adalah tteori e ri agensi. eo utama dengan corporate Je Jensen ddan an M ecklin ng ((1976) 1976) mendefinisikan hubungan an keagenan keageena nan n se ssebagai bagai se ssebuah buah Meckling kontra rakk ya yyang ng m enyatakan bahwa seorang atau lebih ((principa pal) meminta m mi me min nta kepada kepa pada kontrak menyatakan (principal) or ran angg lain n (agent) untuk melakukan jasa tertentu demi kepenti tingan an pr prin inci c pall, orang kepentingan principal, de deng n an ccara ara mendelegasikan otoritas kepadanya. Principal atau pemi ilik perusahan perus usahan dengan pemilik menyer erahkan pengelolaan perusahaan terhadap pihak manajeme en. Seora ang g menyerahkan manajemen. Seorang pe pemeg gang saham pada dasarnya menghendaki bertambahnya kemakmuran kemak kmuran an atau u pemegang kekayaan, namu munn m anaje j r sebaga gaii pihak ya yan ng diberi wewe wena nang atas pengelol laa aan n namun manajer sebagai yang wewenang pengelolaan pe perusahaan cenderung melakukan ses esua u tu yang memaksimalkan kepentinga gann nny ya sesuatu kepentingannya dan meng dan ngor orba bank nkan an kkepentingan epen ep enti ting ngan pemegang g sa saha ham m se sehi hing ngga ga hhal al ini ni m emicu em mengorbankan saham sehingga memicu te terj rjad adin inya y masal lah ke keag gen enan an. terjadinya masalah keagenan. Permasalahan keagenan yyang ang terja adi d di dalam perusahaan dapat diatasi terjadi dengan diterapkannya Good Corporate Corrporate Governance Go overnance (GCG). GCG dalam hal ini berperan penting dimana pengelolaan pengelolaaan peru rusahaan harus diawasi dan dikendalikan perusahaan untuk memastikan bahwa pengelolaan n pperusahaan erusahaan dilakukan dengan kepatuhan atas berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku. Bagi pemegang saham, GCG memberikan jaminan bahwa dana yang diinvestasikan pada perusahaan dikelola dengan baik dan akan memberikan returns yang memadai. Upaya tersebut tentunya
9
10
akan menimbulkan biaya keagenan yang harus dikeluarkan perusahaan sehingga biaya untuk mengurangi kerugian karena ketidakpatuhan setara dengan peningkatan biaya enforcemen entt-nya. n Menuru rutt Jensen J nsen dan Meckling (1976) biaya Je enforcement-nya. Menurut keagenan yang timb bul terdiri dari: timbul 1. Th Thee monitoringg expenditure expendi ditu ure bbyy th thee pr pprinciple inciipl in ple (monitoring g cost), cost), yaitu biaya pengaw awasan yyang ang dikeluarkan oleh principa an al untuk k mengawa asi perilaku pengawasan principal mengawasi dari ag dari agent da dala lam mengelola perusahaan. dalam 2. The bounding bo bounding cost), cos ost), yyaitu aitu ai tu bbiaya iaya ya ang expenditure by the agentt ((bounding yang dikkeluarkan oleh agentt untuk menjamin bahwa agentt bbertindak di erti tind ndak ak uuntuk ntuk k dikeluarkan kepentingan principal. c pall aki iba bat 3.. The residual loss, yaitu nilai kerugian yang dialami princi principal akibat kep putusan n keputusan yang diambil oleh agent, yang menyimpang darii keputusan ibua ib uatt oleh pr pprincipal. inciipa pal. yang ddibuat Dengan adanya GCG, diharapkan pihak manajemen dapat me meme menu nuh hi memenuhi tang ta nggu gung ng jawabnya jaw awab abny nyaa sehubungan sehu se hubu bung ngan an ddengan enga en g n ke kepe pent ntin inga gan n pe peme mega gang ng ssaham. aham ah am.. tanggung kepentingan pemegang
Governancce (GCG) 2.2. Good Corporate Governance Corporaate Governance Goverrnance (GCG) 2.2.1. Pengertian Good Corporate Menurut Komite Cadburry, GCG G adalah prinsip yang mengarahkan dan n apai keseimbangan antara kekuatan serta mengendalikan perusahaan agar menc mencapai kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawaban kepada para shareholders khususnya, dan stakeholders pada umumnya. Adapun Daniri (2005)
11
menyatakan bahwa GCG adalah suatu pola hubungan, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan (direksi, dewan komisaris, RUPS) guna memberikan nilai tambah kepada kepa ke pad da pemegang pemegan ang g saham secara berkesinambungan dalam jangka panja janng, dengan tetap memperhatikan kepentingan kepentingan stakeholders panjang, lainnya, berlandaskan berla lanndaskan peraturan n pperundangan eru rund n an anga gan n da an norma yang bberlaku. erlaku. Dari definisi er dan di atas ddapat apat disimpul ulka kann ba bbahwa hwa GCG merupaka kan: n: disimpulkan merupakan: 1. Suatu tentang Suat Su atuu struktur strukt ktuur yang mengatur pola hubungan hubung ngan a ten nta tang ng peran ddewan ewan k miisaris, direksi, Rapat Umum Pemegang Saham ko m (RUP UPS) S) dan para para komisaris, (RUPS) sttakeholder lainnya. stakeholder wenaang ngan an atas 2. Suatu sistem check and balance mencakup perimbangan kew kewenangan dua peluang: peluang ng: pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan. prooses yang pr yangg transparan tran tr a sparan atas atas penentuan p nentua pe uan n tujuan perusahaan, perusahaa aan, n, 3. Suatu proses inerjanya. in pencapaian, dan pengukuran kkinerjanya. 2.2. 2. 2.2. 2 Pr Prin insi sipp pr prin insi sip p Go Good od Corporate Corporate Gover erna nanc ncee (G (GCG CG)) 2.2.2. Prinsip-prinsip Governance (GCG) Dalam penerapan pene pe nera rapa pann G C ter CG erda dapa pat bebe bera rapa pa prinsip-prinsip pri rins nsip ip-p prinsip p yang yan ang g harus GCG terdapat beberapa dipenuhi hi agar aga garr GCG GCG dapat terlaksana terlaksan na dengan denga gan baik. Prinsip-prin i si sip p GCG GC diperlukan Prinsip-prinsip untuk mencapai kesinambungann usaha (sus stainability) perusahaan dengan tetap (sustainability) memperhatikan pemangku kepen nti t ngan ((stakeholders). stakeholders). Secara umum ada lima kepentingan prinsip dasar dalam GCG menu urutt KNKG (2006), yakni: transparency, menurut accountability, responsibility, independency, dan fairness.
12
1. Transparency (Keterbukaan Informasi) Transparansi bisa diartikan sebagai keterbukan informasi, baik dalam proses pengambilan kepu utu tussan maupun dalam mengungkapkan men engu g ngkapkan informasi material keputusan dan relevan releva vann mengenai pperusahaan. erusahaan. Informasi material matter erial dan relevan adalah info forrmasi yang dap pat mem empe p ng n ar aruh uhii na naik ik turunnya tur urunnya harga saham sa informasi dapat mempengaruhi perusahaan tersebut ut,, atau yyang a g memp an penga g ruhi secara si ign gnifikan n risiko se ert rta prospek tersebut, mempengaruhi signifikan serta us usah ahaa pe pperusahaan rusaaha haan yang bersangkutan. usaha 2. Ac A couuntability (Akuntabilitas) Accountability Ak Akuntabilitas
adalah
kejelasan
fungsi,
struktur,
siste tem m sistem
dan n
pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaann perusahaan perrus usah ahaaan terlaksana secara efektif. Dalam hal ini, perusahaan harus dik kelola sec caraa dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan de deng gan tet tap dengan tetap memperhi hittungkkan memperhitungkan
ke kepe pent ntin i gan kepentingan
pe peme megang pemegang
ssaham aham h
dan
peman ngk gku u pemangku
kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan diperluka kan un untu tuk untuk me menc ncap apai ai kkinerja iner in erja ja yyang ang an g be berk rkes e inam mbu bung ngan an. mencapai berkesinambungan. Resp spon onsi sibi billity ty (P (Pertanggu gungjawa w ban) n) 33. Re Responsibility (Pertanggungjawaban) Pertanggungjawaban perusahaan peru usahaan adalah ad kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap kkorporasi orporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Peratu uran yang berlaku dalam hal ini termasuk Peraturan yang berkaitan dengan masala lah h pajak, hubungan industrial, perlindungan masalah lingkungan hidup, kesehatan/keselamatan kerja, standar penggajian, dan persaingan yang sehat.
13
4. Independency (Kemandirian) Indepedensi atau kemandirian adalah suatu keadaan di mana perusahaan dikelola
secara
pr prof ofesional profesional
tanp npaa tanpa
benturan
kepentingan
dan
pengaruh/tek kanan dari pihak manapun yang tidak tid dak sesuai dengan peraturan pengaruh/tekanan perund ndang-undangan yan ng be berl r ak aku u da dan pr prinsip-prinsip korporasi korp ko rporasi yang sehat. perundang-undangan yang berlaku 5. F Fairness (Kesetaraan airness (Kes set e ar araa aan dan kewajaran) Fa air irne ness ss (kesetaraan (keseta tara raan dan kewajaran) didefi fini nisi sikan sebagai seeba baga gaii perlakuan perlakua uan yang Fairness didefinisikan adil dan adil n setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder stak akeh e ollde derr yang yan ang tim mbul timbul berd dasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang be bberlaku. rlak ku. Fairness Fairnesss berdasarkan ju uga mencakup kejelasan hak pemodal, sistem hukum dan da penegakan pene pe nega gakan juga pemeg gang saham am peraturan untuk melindungi hak investor khususnya pemegang ding, fraud, fraud fr d, minoritas dari berbagai bentuk kecurangan seperti insider trad trading, KKN KK N, ddll. ll.. ll dilusi saham,, KKN, 2.2.3. Manfaat Good Corporate Gov ver e nance (GCG) 2.2.3. Governance Suat Su atuu perusahaan peru pe rusa saha haan an yyang ang an g ingin menuai m anfa an faat at ddari arii pa ar pasa sarr m oda dall at atau au jjika ika Suatu manfaat pasar modal ingi in ginn menarik m narik modal me moda mo dall jangka jang ja ngka ka panjang, panjang ng,, maka mak ma ka penerapan pen ener erap apan GCG GCG secara ko kons nsiiste ten dan ingin konsisten akan an m endukung tercapain nya y hal ttersebut. ersebut. Penerapan pprinsip rin ri nsiip dan praktik efektif ak mendukung tercapainya inan investo or terhadap perusahaan. Daniri (2005) GCG akan meningkatkan keyaki keyakinan investor CG dala am perusahaan yakni sebagai berikut: menjelaskan bahwa manfaat dari G GCG dalam yaiitu suatu biaya yang harus ditanggung ya 1. Mengurangi agency cost, yaitu pemegang saham sebagai akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen. Biaya ini dapat berupa kerugian yang ditanggung perusahaan
14
sebagai akibat penyalahgunaan wewenang, ataupun berupa biaya pengawasan yang timbul untuk mencegah terjadinya hal tersebut. 2. Mengurangi biaya m odall (cost off ca capi pital), yaitu sebagai dampak dari modal capital), pengelolaann pperusahaan erusahaan yang baik tadi menyebabkan menyeb ebab a kan tingkat bunga atas danaa aatau tau sumber daya ya yang g ddipinjam i in ip inja jam m ol leh e perusahaan se ema m kin kecil seiring oleh semakin ddengan engan turunny nyaa ti ingkat risiko perusahaan. perusah haaan. turunnya tingkat 3. Meningkatkan Meeni ning ngka katkan nilai nil ilai ai saham perusahaan sekaligus seka kali ligu gus dapa pat me meni n ngkatk kan citra dapat meningkatkan pe peru rusahaaan di mata publik dalam jangka panjang. perusahaan 44.. Menciptakan Mennciptakan dukungan para stakeholderr (pemangku kepentingan) kep penting ngan an) dalam m li ingkungan perusahaan terhadap keberadaan perusahaan dan bberbagai erba er b gaii lingkungan strategi serta kebijakan yang ditempuh perusahaan, karena pad da umumn nya pada umumnya mereka mendapat jaminan bahwa mereka juga mendapat manfaa at mak ksimaal manfaat maksimal dari segala ti tind ndak akan an dan operasii perusahaan per erus usah ahaa a n dalam me menciptaka kan n tindakan menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan. kesejahteraaan.. Ma Manf nfaa aatt GC GCG G bu buka kann ha hany ya untuk saat iini ni atau ata tau u da dala lam m ja jang ngka ka pen nde dek, k, ttetapi etapi et Manfaat bukan hanya dalam jangka pendek, da dala lam m ja jangka ppanjang anja an jang ng dap apat at m enjadi di ppilar ilaar utama il ma ppendukung endu en uku kung ng tumbuh ke kemb mbaangnya dalam dapat menjadi kembangnya suatu perusahaan perusa saha haan sekaligus pilar un ntuk mem emenangkan persaingan persaingaan di era global. untuk memenangkan 2.2.4. Faktor-faktor Corporatee Governance Governan nce (GCG) CG dipen ngaruhi oleh 2 faktor yakni faktor internal Dalam pelaksanaannya, GC GCG dipengaruhi aktor internal adalah faktor-faktor pendorong ak dan faktor eksternal (Daniri, 2005). F Faktor keberhasilan pelaksanaan praktik GCG yang berasal dari dalam perusahaan, seperti terdapatnya budaya perusahaan (corporate culture) yang mendukung penerapan GCG dalam mekanisme serta sistem kerja di perusahaan, adanya berbagai peraturan
15
dan kebijakan yang mengacu pada penerapan nilai-nilai GCG, adanya sistem audit yang efektif, adanya keterbukaan informasi bagi publik dll. Adapun faktor eksternal ek kst steernal adalah berbaga ai faktor yang berasal dari luar berbagai mempengaruhi perusahaan yang g sangat mempe p ngaruhi keberhasilan ppenerapan enerapan GCG, seperti en sistem hukum huk kum yangg baik sehingga sehin ingg gga ma m mpu mp u me menj njamin suprema masi hukum yang mampu menjamin supremasi konsis isten dann efektif, efek kti tif, f adanya dukung gan pelak ksa sanaan n GCG dari dar a i sektor konsisten dukungan pelaksanaan publik/lem pu emba baga ga pemerintahan pem mer eriintahan yang diharapkan dapatt pu ppula la m elak el aksa s nakan n Good publik/lembaga melaksanakan Corp por orat ate Governance Go dan Clean Governmentt menuju Good od Government Gov o ernm men e t Corporate Go Gove vernancce yang sebenarnya. Governance 2. 2.2 2.5. S istem dan Mekanisme Corporate Governance 2.2.5. Sistem Secara umum terdapat 2 struktur kepengurusan perusahaan ya akni one ttier ier er yakni bo boar a d system dan two tier board system. Pada perusahaan di Indonesia a, um umumny nyaa board Indonesia, umumnya menganut two tier ti board boardd system sysste tem m yyang a g di an dima mana na terdiri terdi dirii dari darii dewan dewan komisaris serta serrtaa se dimana dir irek e si yang mempunyai tugas, fungsi dan wewenang pengelolaan terpisah terpi pissah h da dari direksi de dewa wann ko komi misa sari riss sebagai seba se baga gaii pe peng ngaw awas as pperusahaan. erussah ahaa aan n. M enur en urut ut B acon ac on ddan an B rown ro wn ddalam alam dewan komisaris pengawas Menurut Bacon Brown Da Dani niri ri (2005), (20 2005 05), ), aada da 3 kkarakteristik arakterist ar stik ik utama m two tier ti board rd system, syst sy stem em,, ya yait itu: u: Daniri yaitu: 1. Struktur two tier board system memang mem emang benar-benar memisahkan antara fungsi, tugas dan wewenang wewena nang dewan n pengelola perusahaan (dewan direksi) dengan dewan pengawas pe perusah haan (dewan komisaris). perusahaan 2. Pemisahan secara fisik antaraa ttugas ugas dan wewenang kedua dewan ini dapat menghindari campur tangan dan tugas ganda.
16
3. Dalam two tier board system ini dewan pengawas sama sekali tidak diberi wewenang untuk campur tangan dalam pengelolaan perusahaan. Dewan pengawas perusahaa an be benar-benar di dido d rong untuk melaksanakan tugas perusahaan didorong utamanya yakni yakni dalam memberi pengawasan n dan saran bagi direktur lain nnya. lainnya. Pengaw was a an ddalam alaam perusahaan dilakukan ol al leh dew wan a komisar aris dibantu Pengawasan oleh dewan komisaris ol kom oleh mit itee-k -koomite yang ya dibentuknya. Pada two tier bboard o rd system oa sys yste tem m semua kkomite omite komite-komite dicipt ptak akan a sebagai seb ebagai wahana penyeimbang bagi perusahaan perusahaaan un ntu tuk k menjam min diciptakan untuk menjamin pe eru rusa s haan an bisa dikelola dengan baik, efektif dan profesional. M e ur en urut ut B arnharrt ar perusahaan Menurut Barnhart dan Ros dan senstein (1998), mekanisme corporate governance dalam suat tu perusahaan per erussah a aan Rosenstein suatu dibagi menjadi dua yakni mekanisme internal dan mekanismee eksternal. ekstern nall. Me M kannisme internal merupakan yang berhubungan langsung dengan ppengambilan engam ambilan n Mekanisme keputusan, sep per erti ti ddewan ewan direk ksi si,, dewan komisaris, ko , kepemilikan kep epem emil ilikan manajerial dan dan seperti direksi, ko kompensasi mek kan aniisme eksternal seperti pengendalian an ooleh leh le eksekutif. Adapun mekanisme pa pasa sarr da ddan n le leve vell debt debt ffin inan anci cing ng.. Mekanisme M kanisme corp Me rpor orat atee governance gove go vern rnan ance ce ddiharapkan iharap ih apka kan n dapat da pasar level financing. corporate m eng ngur urangi konflik konnfl flik ik keagenan keaage gena nann yangg terjadi ter erja jadi antara ant ntar araa ag gen entt ddan a principa an pall seh ehingga mengurangi agent principal sehingga dapat berd rdam ampakk pada meningkatny nya nilaii perusahaan. p rusahaan. pe berdampak meningkatnya 2.2.5.1. Kepemilikan Institusio onal Institusional Kepemilikan institusional adalah h kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti sep eperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain (Tarjo, 2008). Kepemilikan institusional biasanya memiliki porsi kepemilikan yang besar pada perusahaan sehingga memiliki pengawasan yang lebih ketat terhadap pihak manajemen.
17
Tarjo (2008) menyatakan bahwa investor institusional sebagai pemilik mayoritas sangat berkepentingan untuk membangun reputasi perusahaan tanpa harus melakukan ekspropriasi si tterhadap erh hadap peme mega gang saham minoritas. Ekspropriasi pemegang merupakan cara m emaksimumkan kesejahteraan ssendiri endiri dengan distribusi en memaksimumkan kekayaan dar arii pihak lain (Clae essen enss ett aal., l.,, 20 000 0 dalam Tarjo, 20 22008). 08). Komitmen dari (Claessens 2000 pemegang mayoritas meningkatkan yang pemega gang saham may ayor orit itas a untuk meningkatka kan n nilai nila ni laii perusahaan perusahaan yan ang juga nilai pe emegangg ssaham aham ah am ini ssangat angat kuat karena apabil ilaa pe pemega gang ng ssaham a am m ah a oritas ay pemegang apabila pemegang mayoritas melaku kuka kann eksp propriasi pada saat dia memegang saham dala am juml mlah ah besar, bes esar, m aka melakukan ekspropriasi dalam jumlah maka pa ara pemeg gang saham minoritas dan pasar saham akan mendi isk s on harga har arg ga pasa ar para pemegang mendiskon pasar sa saha ham pe perusahaan tersebut, sehingga akan merugikan pemegang sah ham ma mayo yoritas saham saham mayoritas itu sendiri. senddiri. Adapun Laila (2011) menyatakan bahwa pengawasan yang dila akukan an olehh dilakukan investor institusi sion onal al dianggap diang gga g p ma mamp m u menj njad adi mekanismee mo monitoring yang efektif efek ekttiff institusional mampu menjadi te terhadap mbil il oleh manajer. Hal ini disebabkan in nve vest sto or setiap keputusan yang diamb diambil investor in inst stit itusio iona nall mengawasi meng me ngaw awas asii pihak piha pi hakk manajemen da ala lam m pemanfaatan pema pe manf nfaa aata tan n ak akti tiv va perusahaan per erus usah ahaaan institusional dalam aktiva se sehi hing ngga ga tidak terjadi ter erja jadi di ppemborosan em mbo boro rosan ol oleh eh ppihak ihak m anaj an ajemen en.. Pe Penurunan pe pemb mbo orosan sehingga manajemen. pemborosan dalam perusahaan peru r sa saha haan akan meningkatk kan kine erja pihak manajemen n ddan an meningkatkan meningkatkan kinerja reputasi perusahaan. Peningkatan reputasii perusahaan yang lebih baik dapat meningkatkan kemakmuran pemegang pemeg gang saham sah ham dan berujung pada peningkatan nilai perusahaan. 2.2.5.2. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan
18
keputusan perusahaan (Laila, 2011). Jensen dan Meckling (1976) menemukan bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari mana aje jerr ddengan engan menyelaraskan men enye yelaraskan kepentingan-kepentingan manajer manajer dengan pemegang pem megang saham. Dala lam kepemilikan ma mana ajeerial al yan ang g ti ting nggi, kemung gki k nan terjadinya Dalam manajerial yang tinggi, kemungkinan perila aku opportunistic opport rtun u isticc manajer m najer akan menurun karena m ma anajeer merasaka kan n langsung perilaku manajer merasakan da aatas tass se ta setiap kkeputusan eputusan yang diambil. Setiap ke kepu putusan n ya yang ng diamb bil i oleh dampak keputusan diambil manaaje jerr akan n menentukan dampak yang diterima pemegan ng sa aha ham, m, sehing gga manajer pemegang saham, sehingga mana ma naje j r se sekaligus pemegang saham akan selalu berupaya men ningka katk tkan an nilai ai manajer meningkatkan peru pe r saha haan agar terciptanya kemakmuran bagi dirinya sendiri selak ku ppemegang emeg em egang perusahaan selaku m perusahaan. Sementara apabila dalam perusahaan tanpa kkepemilikan epemilik kan n saham manajeerial, manajer yang bukan pemegang saham kemungkinan hanya hanyya akan n manajerial, epeenting ep gannyya se send n iri (Christiawan (Chr hris istiawan dan T arig ar igan, 2007 7). mementingkan kkepentingannya sendiri Tarigan, 2007). 2.2. 2 5.3. Komisaris Independen 2.2.5.3. Ko Komi misa sari riss independen inde in depe pend nden en adalah ada dalah an angg ggot otaa de dewa wan n ko komi misa sari riss ya yang ng ttidak idak Komisaris anggota dewan komisaris tera rafi fili lias asii dengan deng de ngan an ddireksi, irek eksi si, angg got ota dewa w n ko omi misaris lainnya lain la inny nyaa dan dan pemegang peme pe mega gang ng saham terafiliasi anggota dewan komisaris hubu ungan bisnis bisn snis atau hubungan lainnya yang dapat pengendali, serta bebas dari hubungan ntuk bertin ndak independen atau bertindak sematamempengaruhi kemampuannya uuntuk bertindak perusaha haan (KNKG, (K KNKG, 2006). Menurut Amri (2011), mata demi kepentingan perusahaan adalah sebagai berikut: tanggung jawab komisaris independenn adalah 1. Komisaris independen memiliki tanggung jawab pokok untuk mendorong diterapkannya prinsip tata kelola perusahaan yang baik di dalam
19
perusahaan melalui pemberdayaan fungsi dewan komisaris agar dapat melakukan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi secara efektif dan lebih memberikan memb mbeerikan nilaii tambah tam ambah bagi perusahaan. 2. Dalam upaya upay ayaa untuk melaksanakan tanggung jawabnya jaawa w bnya dengan baik maka komi misaris independen harus har arus us secara sec ecar araa pr proa o ktif mengupa aya yakan agar dewan komisaris proaktif mengupayakan komisaris melakukan melaaku me kukan pengawasan ddan an me memb m erikan nasihat nasi sihat kepada memberikan di ire reks ksii yyang ang tterkait erka er kait dengan, namun tidak ak terbatas ter e batass pa ada hal-hall sebagai direksi pada be berikut: t: a.. Memastikan bahwa perusahaan memiliki strategi bi isn s is yang yan ang g efektif, efektiif, f bisnis termasuk di dalamnya memantau jadwal, anggaran ddan an eefektifitas fekt fe ktif i itas strategi tersebut. b. Memastikan bahwa perusahaan mengangkat eksekutif da an man najerrdan manajermanaje j r pr prof ofes esio iona nal. manajer profesional. c. Memastikan
bahwa
pperusahaan eru er usahaan
memiliki
informasi,
si sis stem em sistem
pengendalian, dan sistem audit yang bekerja dengan baik. k. dd.. Memastikan Memaast stik ikan an bahwa bahwaa perusahaan per erus usah ahaa aan mema atu tuhi hi hukum hukum k dan perundangan perrun unda dangan mematuhi dan yang berlaku yang berlaku maupu un nilai-ni nilai yang ditetap apka kan pe pperusahaan rusa saha haan dalam maupun nilai-nilai ditetapkan menjalankan operasinya. operassinya. e. Memastikan resiko ddan an potens si krisis selalu diidentifikasi dan dikelola potensi dengan baik. ff. Memastikan prinsip-prins sip dan praktik good corporate governance prinsip-prinsip dipatuhi dan diterapkan dengan baik.
20
Keberadaan komisaris independen juga dimaksudkan untuk mendorong terciptanya iklim dan lingkungan kerja yang lebih objektif dan menempatkan anttara berbagai an berbaga gaii ke kkepentingan pentingan termasuk kepentingan kewajaran dan kesetaraan di antara inoritas dan stakeholderr lainnya. Hal in H l ini diharapkan dapat Ha pemegang saham m minoritas re kar aren enaa ke kepe pentin ingan pemegangg ssaham aham terlindungi mendorong reaksi positif pasarr karena kepentingan (Darwi wiss, 2009 dalam m La Lail la, a 2011). Adapun jjumlah um mlaah ko kom misaris independen indepe penden dalam (Darwis, Laila, komisaris peerusahaan n hharus arus ar us dapat dap pat m enjamin agar mekanisme me pengawasan pengaawa wasa san n berjalan n secara perusahaan menjamin efekti tiff dan dan sesuai sesuuai dengan peraturan perundang-undangan. efektif Beerd rdasarkan Peraturan OJK No.33/POJK.04/2014, prop oporsi si kkomisaris omisaris om is Berdasarkan proporsi inde in depend nden dalam suatu perusahaan minimal 30% dari anggota dew wan kkomisaris omis om i aris independen dewan erdiri dari lebih 2 anggota. Untuk dewan komisaris yang beran nggotakan n 22,, yang tterdiri beranggotakan maka 1 diantaranya wajib merupakan komisaris independen. M enya yangku ut maka Menyangkut keberaddaan kom mis isar ariis dalam two tier t er board ti rd system,, sangat sang gat dianjurkan dia ianjurkan agar dew wan keberadaan komisaris dewan ko didominasi atau seluruhnya ya ddiisi iisi para komisaris independen sehingga seh ehin ingg gga komisaris kebe ke bera r da daan anny nyaa le lebi bihh ef efek ekti tiff da dalam menjalan nka kan n fu fung ngsi siny nyaa te teru ruta tam ma m elin el indu dungi keberadaannya lebih efektif menjalankan fungsinya terutama melindungi kepe ke pent ntin i gan peme mega ganng sah aham am (D ((Daniri, anir iri, i, 22005). 005). 00 kepentingan pemegang saham 2.2.5.4. Komite Audit mite yang dibentuk dibentuk oleh dan bertanggung jawab Komite Audit adalah kom komite embanttu melaksanakan tugas dan fungsi dewan kepada dewan komisaris dalam me membantu nurrut KNKG (2006), komite audit bertugas komisaris (Kep-643/BL/2012). Menu Menurut membantu dewan komisaris untuk memastikan bahwa:
21
1.
Laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,
2.
an in internal perus usah ahaan dilaksanakan dengan baik, Struktur pengendalia pengendalian perusahaan
3.
Pelaksanaaan audit internal maupun eksternal di dila laksanakan sesuai dengan Pelaksanaan dilaksanakan stan nda dar audit yang berla lakuu, da ddan n standar berlaku,
4.
Tindak lanju lanjut manajemen. ut temuan temu te muan hasil audit dilaksanakan dilak ksaana naka kan n ooleh leh manajem men e . Pengawasan memastikan Peng Pe ngaw awasan yyang ang dilaksanakan oleh komite audit aud udit it untuk km emastikan em n ba bbahwa hwa
tercap apai ainnya ki inerja perusahaan yang lebih baik dan mampu u men nin ingk gkaatkan ni nilai tercapainya kinerja meningkatkan peeru rusa s haan an (Chan dan Li, 2008 dalam Laila, 2011). Anggota kom mite aaudit udit ud it tterdiri erdirri perusahaan komite dari ora ang-orang yang independen, seperti komisaris yang tidak terlibat ter e liba batt dalam d lam da dari orang-orang pengurrusan perusahaan dan pihak-pihak yang terafiliasi. Berdasarkan Ke Keppengurusan 64 Berdas asarkan n 643/BL/2012, komite audit paling sedikit terdiri atas 3 orang anggota. Berdasarkan peng ngal alam aman dalam llingkup ingk in g up internasional, inter ern nasional,, kebanyakan keba bany nyak akan dari kkomite omite aaudit uditt ud praktikk dan pengalaman ya efektif terdiri dari 3 sampai 5 anggota ang nggota (KNKG, 2002). Apabila suatu kkomite omit om ite yang audi au ditt be bberanggotakan rang ra nggo gota taka kann te terl rlal aluu se sedi d kit, maka akan an bberdampak erda er damp mpak ak ppada adaa mi ad mini nimn nya rragam agam ag audit terlalu sedikit, minimnya peng pe ngal alam a an ang nggo gota ta ((Daniri, Dani Da niri ri, 20 22005). 05)). pengalaman anggota
2.3. Nilai Perusahaan aan 2.3.1. Pengertian Nilai Perusahaa Perusahaan Nilai perusahaan adalah nilaii yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini (Noerirawan, 2012). Memaksimalkan
22
nilai perusahaan sangat penting bagi perusahaan karena akan memaksimalkan kemakmuran para pemegang saham yang merupakan tujuan perusahaan. Menurut Fama (1978) nilai perusahaan n ttercermin ercermin dar ri ha hharga rga sahamnya. Harga saham juga dari merupakan cerminan an iinformasi nformasi kinerja yang berasal dari ri ppasar. asar. Nila laii perusahaan yyang ang di dibe benttuk m elaalui el ui indikator ind ndikator nilai pas asar saham sangat Nilai dibentuk melalui pasar dipeng ngaruhi oleh ole peluang-peluang pel elua uang-peluangg investasi. Ad dan nya pel lua u ng inves estasi dapat dipengaruhi Adanya peluang investasi m emberik ikan an ssinyal i yal po in positif tentang pertumbuhan peru rusa sahaan dimasa dim imas a a yang ng akan memberikan perusahaan datang ng, se sehing gga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Investor or dal lam bberinvestasi e invest er stasi datang, sehingga dalam te ent ntun unya menginginkan menginginkan adanya peningkatan kekayaan dan mem mpert rtim imba bang n kan n tentunya mempertimbangkan ni nila lai per rusahaan dalam menetapkan keputusan investasi. nilai perusahaan 2.3.2. Konsep Nilai Perusahaan Beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusa ahaaan yakn knii perusahaan yakni sebagai berikutt (C (Ch hriisti tiawan ddan an T a igan ar n, 20 2007 07)): (Christiawan Tarigan, 2007): 1. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam m an angg ggar aran anggaran da dasa sarr pe pers rser eroa oan, n, disebutkan dis iseb ebut utka kan n secara seca se cara ra eksplisit eksplis lisit it dalam dal alam am neraca ner erac acaa perusahaan perrusaaha pe haan an dan dasar perseroan, di ditu tuli liss jelas jelaas dalam je da aha h m kole ekt ktif. ditulis surat sa saham kolektif. 2. Nilai pasar adalah hargaa yang terj rjadi sebagai hasil dari proses tawarterjadi menawar yang terjadi di pasar pasar saham. sahaam. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan di jual di pa ppasar sarr saham. 3. Nilai intrinsik merupakan konsep e yang paling abstrak, karena mengacu pada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai
23
perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari. 4. Nilai buku adalah nilai nila laii perusahaan yyang a g dihitung dengan konsep dasar an akuntansi. Secara Sec ecara sederhana, nilai buku dihitung ng dengan membagi selisih antara ra total aktiva dan to ota t l ut utan ang g de deng n an jumlah saham ya yang beredar. total utang dengan setelah 5. Nilai Nilai likuidasi likuidassi adalah adal ad alah nilai jual seluruh h aset aset pperusahaan erusahaan setela er lah dikurangi deng ngan an ssemua e ua kkewajiban em ewajiban yang harus dipenuhi ew hi.. Nilai si sisaa merupakan mer e upakan n bagian dengan dipenuhi. pa ra pem megang saham. Nilai likuidasi dapat dihitung dengan de ccara araa ya ar yang ssama a a am para pemegang untu uk menghitung nilai buku, yaitu berdasarkan neracaa perf rfor orma m yan ng untuk performa yang di meeka k niism smee pasar p sar pa disiapkan ketika suatu perusahaan akan likuidasi. Apabila mekanisme berjalan dengan baik, maka harga saham tidak mungkin berada berad ada dii baw wah bawah nilai likuidasi. Berdasar arka kann pe ppenjelasan njjelasan ddiatas, iatas, kon onsep p ya yyang ngg ppaling alin al ing g representatif un ntu tuk k Berdasarkan konsep untuk menentukan Dalam menentukan nilai perusahaan adalah h ppendekatan endekatan konsep nilai intrinsik. Da Dala lam m memp me mperki kira raka kann ni nila laii in intr trin insi sik sangat sulit it karena kar aren enaa dibutuhkan dibu di butu tuhk hkan an kem emam ampu puan memperkirakan nilai intrinsik kemampuan mengidentifikasi menentukan keuntungan meng ngid identifikasi si variabel-variabel var aria iabelel-va vari riab a el ssignifikan igni ig nifi fik kan ya yang ng m en nen entu tuka k n keuntu tung ngan an suatu perusaha h an an. Va Variabel tersebut berbeda berb rbeda da ari satu perusahaan ke ke pe perusahaan yang perusahaan. dari lain. Selain itu, penentuan nnilai ilai intrinsik intrin nsik juga memerlukan kemampuan memprediksi arah kecenderungan yang akan ak kan terjadi di kemudian hari. Maka dari digu una n kan dengan alasan kemudahan data juga penjelasan di atas, nilai pasar digunakan didasarkan pada penilaian yang moderat (Christiawan dan Tarigan, 2007).
24
2.3.3. Pengukuran Nilai Perusahaan Harga saham sebagai ukuran nilai perusahaan tidak dapat nominalnya digunakan untuk membandingkan membandiing ngka kan antar su suat atu u perusahaan dengan perusahaan suatu lainnya, tetapi meng nggunakan suatu pengukuran. Menu nurut Ross et al. (2008), menggunakan Menurut nil lai perusahaan dap patt ddilakukan ilak il kuk ukan an den engan mengguna aka kan beberapa rasio, pengukuran ni nilai dapat dengan menggunakan yakni: 1. Price Value Pric Pr icee to Bookk V alue (PBV) PB menggambarkan menggambarkan seberapa besar pasar mengharga gai nila lai bu buk ku sah ham a PBV menghargai nilai buku saham suat atu perusahaan. PBV juga menunjukkan seberapa jauh ja perrus usah a aan n suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan yang relatif terhadap jjumlah umla lah h mo m dal mampu modal pe ak kan n yang diinvestasikan. Semakin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan ki beberapa beeberap pa prospek perusahaan tersebut di masa depan. PBV memilik memiliki keungggul ulan an yyakni akni nilai bbuku uku yangg ddisediakan uk isediakan rela lati tiff st sstabil, abil, sehingga bbisa issa keunggulan relatif pasa s r dan dapat mengukur nilai perusahaan perus usah ahaa aan dibandingkan dengan nilai pa pasar wala wa laup upun un pperusahaan erus er usah ahaa aann me m miliki laba ne nega gati tiff di dima mana na P /E ratio rati ra tio tidak tid idak ak ddapat apat walaupun memiliki negatif dimana P/E mengukur urny nyaa. Adapun Ada dapu pun n PBV V dapat dapa da patt dihitu tung ng dengan denga gan n menggunakan m nggunaka me kan n ru umus: mengukurnya. dihitung rumus: ܲ݇ܤ ݐ ݁ܿ݅ݎ ܸ݈݇ܽ ݁ݑൌ ܲ݁ݑ݈ܸܽ݇ܤݐ݁ܿ݅ݎ
݄ݏ ݎݎ݁ ݁ܿ݅ݎݐ݁݇ݎܽܯ ݄ܽݏ ܽ݁ݎ ݁ݎ݄ܽݏݎ݁݁ܿ݅ݎݐ݁݇ݎܽܯ ݁ݎ݄ܽݏݎ݁ ݁ݑ݈ܽݒ݇ܤ ݁ݎ݄ܽݏݎ݁݁ݑ݈ܽݒ݇ܤ
2. Price-Earning Ratio (P/E ( ratio) P/E ratio mengukur seberapa sebera rapa besar besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan a yang diperoleh para pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini sering diartikan bahwa perusahaan memiliki prospek yang signifikan untuk pertumbuhan di masa depan. P/E ratio
25
memiliki keunggulan yakni mampu menunjukkan kinerja perusahaan karena kinerja yang baik dapat terlihat dari laba yang dihasilkan. P/E ratio dapat dihitung dengan n me menggunakan ru rumu m s: rumus: ܲȀ ݅ݐܽݎܧൌ
݁ݎ݄ܽݏݎ݁݁ܿ݅ݎݐ݁݇ݎܽܯ ݐ݁݇ݎܽܯ ݁݁ܿ݅ݎ ݁ݎ݄ܽݏݎ݁ ݁ݎ݄ܽݏݎ݁ݏ݃݊݅݊ݎܽܧ ݎ݁ݏ݃݊݅݊ݎܽܧ ݎ݄ܽݏ ܽ݁ݎ
3. To Tob bin’s Q Tobin’s Rasi sioo Tobin’s Tobbin’s Q me To mengukur nilai perusahaan perusah haaan dengann m emba em b ndingk gkan nilai Rasio membandingkan pa pasa sar suat atu perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan keu e anga gan de deng ngan nnilai ilai pasar suatu dengan peng ggantian aset (asset replacement value) perusahaan. Jika J ka ras Ji asio io Tobin n’s penggantian rasio Tobin’s ngh ghas asil i kan n Q diatas 1, maka menunjukkan bahwa investasi pada aktivaa men menghasilkan invest staasi, hal hal a laba dan memberikan nilai lebih tinggi daripada pengeluaran in investasi, n’s Q ini akan mendorong investasi baru. Namun, apabila rasio Tobin Tobin’s inve vest s asi dalam aktiva ttidaklah idak id akla lah menarik. dibawah 1, makaa in investasi ܴܳܽ ݅ݐൌ ܾܶ݊݅ᇱ ݅ݐܴܽܳݏݏ
ݏݐ݁ݏݏ݂ܽ݁ݑ݈ܽݒݐ݁݇ݎܽܯ ݂݁ݑ݈ܽݒݐ݁݇ݎܽܯ ܽݏݐ݁ݏݏ ܴ݁ݏݐ݁ݏݏ݂ܽݐݏܿݐ݈݊݁݉݁ܿܽ ܴ݁ݏݐ݁ݏݏܽ ݂ݐݏܿ ݐ݈݊݁݉݁ܿܽ
Setiap ras rasio io o m memiliki emiliki keunggulan em keun ungg ggul ulan an ddan an kelem kelemahan mah ahan an masing-masi masing-masing. ing ng. R Rasio asio Tobins ns’Q Q adalah adaala lahh rrasio asio yang palin ng baik karena karena memasukkan memasukk kkan an sseluruh elurruh uunsur nsur utang Tobins’Q paling dan modal saham perusahaan atau memasukkan ataau memasuk kkan seluruh aset perusahaan. Namun rlukan data datta yang banyak dan sulit diperoleh. Hal pada proses perhitungannya diper diperlukan di rasi io yang tidak aplikatif dalam pengambilan ini menyebabkan Tobin’s Q menjad menjadi rasio keputusan sehari-hari sehari-hari. Pada P/E ratio juga terdapat beberapa kelemahan. Kelemahan pertama yakni adanya kemungkinan manipulasi pendapatan. Net income adalah komponen
26
utama P/E ratio suatu perusahaan, maka manipulasi pendapatan dapat mengakibatkan data P/E ratio yang menyesatkan. Kelemahan P/E ratio yang lain terkait volatilitas dan risiko. Be Beb berapa perus usah ahaan mungkin memiliki P/E ratio Beberapa perusahaan eta tapi jika pendapatan dan sumber penghasilan peeng nghasilan satu perusahaan yang sama, akan te tetapi benarǦbe benar diandalkan sedangkan sed edan angk gkan an ppendapatan endaapa en p tan perusahaan n lain adalah sangat dapat benarǦbenar pa maka tidakk ada ada perlakuan perlakuan yang berbe b da ppada adaa P/E ratio. ad tidak pasti berbeda Ak Akhi hirn rnyya ber rda dasarkan beberapa penjelasan di atas, atas at a , PB BV me merupaka an rasio Akhirnya berdasarkan PBV merupakan g dipertimbangkan dip ipertimb mbangkan untuk penelitian ini. Pemilihan PBV BV ddipertimbangkan iper ip erti tim mbangk gkan yang kaare rena n sua atu perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas terbat te ataas ssehingga ehin eh i ggaa karena suatu nila ni lai perusahaan peerusahaan juga menggunakan ukuran yang didasarkan padaa perhitungan perh rhit itun u gan nilai sono, 200 08) 8). jangkaa panjang yang bersifat akumulatif (tidak per periode) (Wibis (Wibisono, 2008). M ka dari itu ukuran nilai perusahaan pada penelitian ini menggunakan Ma n PBV V. Maka PBV.
2.4. Penelitian Terdahulu 2.4. Pe Pene neli liti tian an tterdahulu erda er dahu hulu lu yyang ang an g pern rnah ah m enel en elit itii tentang tent te ntan ang g GCG GCG da dan n nnilai ilai Penelitian pernah meneliti peru rusaaha haan an aadalah dala da lahh pe pen nelitian yyang a g di an dil lakuka kan oleh C hong ddan ho an L opez op ez-d -dee-Silanes perusahaan penelitian dilakukan Chong Lopez-de-Silanes Governan nce and Firm Value in Mexico” dengan (2006) yang berjudul “Corporate Governance ing g di Mexican Mexiican Stock Exchange pada tahun 2002 sampel 150 perusahaan yang listin listing 2002-menunjukk kan bahwa bah hwa perusahaan di Mexico dengan GCG 2005. Hasil penelitian menunjukkan nerja yang membaik dan pengembalian tinggi memiliki manfaat dalam penilaian, kine kinerja yang berasal dari keuntungan perusahaan.
27
Penelitian yang dilakukan oleh Garay dan González (2008) yang berjudul “Corporate Governance and Firm Value” dilakukan di Venezuela dengan sampel ar di di Caracas St Stoc ock Exchange (12 bank, 2 institusi 33 perusahaan yang terdaftar Stock industri dan sektor jasa) pada tah hun 2004. Hasil penelitian keuangan serta 19 in tahun menunjukkaan bahwa corporatee governance go oveernnan ance ce yyang ang diproksikan me an m lalui Corporate menunjukkan melalui Governnance Index (CG CGI) I) berpengaruh berpengaruh positiff terhadap ter erha hada dap p ppembayaran embayaran ddividen, i iden, PBV iv Governance (CGI) daan Tobin’ n s Q. dan Tobin’s Peneliti Pe tian yang dilakukan oleh Laila (2011) yang g berj jud udul ul “Anal lis i is Penelitian berjudul “Analisis Peeng ngar a uh G ood Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan” Perusahaan an” di dila laku kuka k n ddii Pengaruh Good dilakukan Indo In donesi sia dengan sampel 20 perusahaan manufaktur yang terdaftar di B EI ttahun ahun Indonesia BEI 2005-2 2009. Hasil penelitian Laila (2011) menunjukkan bahwa kkepemilikan epemilik kan n 2005-2009. instituusional, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi dan kkepemilikan in epemi milikan n institusional, berpe peng ngaruh ppositif ositiff terhadap ter e hadap nilai nillai perusahaan. ni p rusaha pe h an an. Na N mun pada uku ura ran n manajerial berpengaruh Namun ukuran ko berpengarruh positif terhadap nilai perusahaan. komisaris independen tidak berpengaruh Pe Pene neli liti tian an yyang angg di an dila laku kuka kan n ol oleh Ret etno no dan dan P rian ri anti tina nah h (2 (201 012) 2) yyang ang an g be berj rju udul Penelitian dilakukan Retno Priantinah (2012) berjudul “P Pen enga garu ruhh Go Good od C orpporate G or o erna ov nan nce dan da Pengungkapan Peng gun ungk gkap apan an C orpo or porrate te Social “Pengaruh Corporate Governance Corporate Peerusahaan”” dengan sampel 60 perusahaan yang Responsibility terhadap Nilai Perusahaan” 2007-20 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa GCG terdaftar di BEI periode 2007-2010. lai a peru usahaan dan CSR berpengaruh positif berpengaruh positif terhadap nil nilai perusahaan terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Ojulari (2012) yang berjudul “Corporate Governance: The Relationship between Audit Commitees and Firm Values” dengan
28
sampel 25 perusahaan yang termasuk dalam indeks FTSE 100 dengan observasi 2 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komite audit yang efektif berdampak positif terhadap nilai perusahaan. perusahaa aan n. Suardikha Penelitian n yyang ang dilakukan oleh Muryati dan Suardik ikha h (2014) yang berjudul hC orporate Governance Governan nce pada pad adaa Ni Nila lai Perusahaan” P ru Pe rusa s haan” dilaku uka k n di Indonesia “Pengaruh Corporate Nilai dilakukan denggan sampell pe pperusahaan rusaaha haaan perbankan yyang ang g terdaftar di B EI tah ahun 2009-20 2 12. Hasil dengan BEI tahun 2009-2012. pe an M u yati ddan ur an Suardikha (2014) menunj juk ukkan ba bahw hwaa kepem milikan penelitian Muryati menunjukkan bahwa kepemilikan instittus usio ional dan da kepemilikan manajerial berpengaruh pos ositif terhadap ter erha had dap ni nilai institusional positif peeru rusa s haan an. Namun pada ukuran komite audit pada penelitian ini tidak tid idak berpengaruh berpe peng ngaruh h perusahaan. possitif terhadap po te nilai perusahaan. positif Penelitian yang dilakukan oleh Hariati (2015) yang berjudul “Pe engaruh T ataa “Pengaruh Tata Ke n” di dila lakuka kan n Kelolaa Perusahaan dan Kinerja Lingkungan terhadap Nilai Perusahaan Perusahaan” dilakukan di Indonesia dengan dengan samp ell perusahaan per erus usah a aan ma manu nufa fakt ktur yang tterdaftar erdaftar d di BEI tah ahun un sampel manufaktur tahun 20 011 1 -2013. Hasil penelitian Hariatii (2015) menunjukkan bahwa kkomisaris omis om isar aris 2011-2013. inde in depe pend nden en dan dan kkinerja iner in erja ja llingkungan ingk in gkun unga gan n berpen enga garu ruh h po posi siti tiff terhadap terh te rhad adap ap nnilai ilai il ai perusahaan, per erus usah ahaan, independen berpengaruh positif na amu munn ke kepe pemi mili lika kan in inst stit itusionaal dan uk ukuran kkomite omite au udi dit ti tida dak k be berp rpen enga garu uh positif namun kepemilikan institusional audit tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2.5. Pengembangan Hipotesis Kepemilikan institusional adal a ah kepemilikan saham perusahaan yang adalah dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain (Tarjo, 2008). Jensen dan Meckling (1976)
29
menyatakan bahwa kepemilikan institusional dapat mengurangi konflik keagenan yang antara manajer dan pemegang saham. Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi m ekanisme mo ek oni nito t ring g yang efektif dalam setiap mekanisme monitoring keputusan yang dia amb mbil oleh manajer. Semakin tinggii kepemilikan k pemilikan institusional ke diambil maka semakin semak kin ketat monitoring g yyang ang an g di ila laku kuka k n. Sesuai dengan pprinsip r nsip dasar GCG, ri dilakukan. kepemi millikan institusio ionaal me m ndorong terlaksananya terlaksanany nyaa ac acco countability da kepemilikan institusional mendorong accountability dan an fa ffairness. irness. Terpenuhinya adanya tuntutan Te Terp rpen enuh u inya ya pprinsip rinsip accountability dikarenakan dikarenak kan adany ya tu tunt n utan iinvestor nvestor instit tus usio ional mengawasi mengawasi pihak manajemen dalam pemanfaatan pemanfaataan aktiva akti tiva va perusahaan perusah haan institusional se ehi hing n ga ttidak idak terjadi pemborosan oleh pihak manajemen. Pada pr pprinsip in nsi sip fa fair i ness ss sehingga fairness di dika karenaakan tuntutan investor institusional terhadap manajer untuk uk m elak el akukan dikarenakan melakukan praktikk korporasi yang sehat sehingga perlindungan terhadap hak-hak k stakehold derr stakeholder te terpen nuhi. Adanya accountability dan fairness memberikan gambaran perus usahaan n terpenuhi. perusahaan yang positif di mata mata investor investor sehingga sehi hing ngga akann meningkatkan meninggkatk kan n permintaan per ermintaan akan sah ham saham pe perusahaan. Permintaan saham perus sah ahaan akan berdampak pada kenaikann harga har arg ga perusahaan pening ngka kata tan n ni nila laii perusahaan. peru pe rusa saha haaan. sa saha ham m da dann ha hall in inii mencerminkan menc me ncer ermi mink nkan a terjadi peningkatan saham nilai Pe Pene neli liti tian an seb ebel eluumnya ya yang ddilakukan ilaakukan il an oleh Mu Mury ryat atii da dan n Su Suar ardi dikh khaa (2014) Penelitian sebelumnya Muryati Suardikha dan Laila (2011) menemukan bahwa bah hwa terdapa pat hubungan positif antara kepemilikan terdapat institusional dengan nilai perusahaan. perusah haan. Akan n tetapi, pada penelitian Hariati (2015) terdapat hasil bahwa kepemilikan iinstitusional nstitusi sional tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Maka berdasarkan ppenjelasan enjelasan diatas dan beberapa hasil peneliti terdahulu dapat dirumuskan hipotesis yakni: H1: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
30
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan 011 01 1). Menuru ut te teori agensi, kepemilikan manajerial keputusan perusahaan (Laila,, 22011). Menurut onflik agensi karena ketika ma ana naje j men memiliki saham dapat mengurangi kkonflik manajemen aka dapat meng guran angi g pperilaku eril er ilak a u opportunistic kkarena arena merasakan perusahaan m maka mengurangi langsuung manfaat atau ata tau dampak da dari setiap kkeputusan ep put utus usan an yang diambi biln lnya sebagai langsung diambilnya peemegangg ssaham. aham ah am. Deng ngan an demikian kepemilikan manajerial mana ma n jerial al akan aka kan n mempersatukan memperrsatukan pemegang Dengan kepent ntin inga gann manajer ma in tingg gi ke kepe p mili likan kepentingan dengan pemegang saham. Semakin tinggi kepemilikan mana ma n jerial aatas tas perusahaan, maka pihak manajemen akan beru usa s ha ssemaksimal emaksimaal em manajerial berusaha mung mu n kinn melakukan tindakan yang dapat meningkatkan nilai perus sah a aaan. H a inii al mungkin perusahaan. Hal dilakukkan untuk memaksimalkan kemakmuran pihak manajer sebagai sebagaai pemegan ang g dilakukan pemegang saham m. saham. Berdasar arka kann pr pprinsip insipp GCG, GC CG, G adanya adanyya kkepemilikan epe p milikan n ma manajerial mendoro rong ng Berdasarkan mendorong terlaksananya pihak te responsibility dimana pi piha h k manajemen sekaligus pemegang g ssaham aham ah am pe peru rusa s ha haan an akan aka kann me mela laku kuka kann tu tuga g snya dengan n ba baik ik ddan an bbertanggungjawab erta er tang nggu gung ngja jawa wab b ka kare rena perusahaan melakukan tugasnya karena melibatkan kesejahteraannya pemegang Oleh m eli liba batk t an kesej ejah ahte teraan nny nyaa se ssebagai baga gaii pe pem megaang ssaham aham ah m pperusahaan. erus er u ahaan. O leh le h kkarena arena itu, dengan dengaan ad adanya kepemilikan m anajer erial maka dapat men nin ingk gkatkan kinerja manajerial meningkatkan perusahaan. Kinerja perusahaan yang meningkat akan meningkatkan permintaan Permintaan investor atas saham perusahaan. P ermintaaan saham perusahaan akan berdampak pada kenaikan harga saham dan hal in iinii mencerminkan bahwa terjadi peningkatan nilai perusahaan. Adapun penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muryati dan Suardikha (2014) dan Laila (2011) menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara
31
kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan. Maka berdasarkan penjelasan diatas dan beberapa hasil peneliti terdahulu dapat dirumuskan hipotesis yakni: H2: Kepemilikan manajerial manaje jeri rial berpengaruh pos sit itif i terhadap nilai perusahaan. positif Komisa ari ris independen adalah anggota dewan ko komi m saris yang tidak Komisaris komisaris terafiliasii dengan dengan direksi, dir irek eksi si, an aanggota ggot otaa de dewa wan n ko komi misaari riss lainnya lain la innya dan pemegang peeme m gang saham dewan komisaris peng ngendali, serta seert rtaa bebas darii hubungan hub ubungan bisnis bisn bi snis is atau ata t u hubungan an lainnya lai a nnya yang yan a g dapat pengendali, m emp pen nga garu ruhi hi kem mampuannya untuk bertindak independen independ den atau u be bert rtin i da d k se ema m tamempengaruhi kemampuannya bertindak sematamata ta ddemi emi ke kepentingan perusahaan (KNKG, 2006). Mengacu ppada ada pr prin nsi sip GC CG, G prinsip GCG, kebe ke berradaaan komisaris independen mendorong terlaksananya accountability, accoun unta tab bility,, keberadaan ind in depenndency dan fairness. independency Pada
prinsip
accountability,
komisaris
n independen
dit tuntu ut dituntut
pert rtan angggungjawabanny ya me mela lalui pemberdayaan n fungsi fun ungs gsi dewan komisaris komisariis aagar gar dapat dap apat at pertanggungjawabannya melalui melakukan pengawasan dan pem mbe berian an nasihat kepada direksi secara efe fekt ktiif pemberian efektif sehi se hing ngga GCG di dalam perusahaan tercapai. Pada prinsip independency, independency cy,, ko kom misa saris sehingga komisaris in nde depend nden en ddituntut itun it untu tutt untuk untu un tukk menjalankan menj njal alan anka kan n tugasnya tuga tu gasn snyaa tanpa tan anpa pa pengaruh pen enga garu ruh h atau atau tek ekan anan an dari independen tekanan piha ak te tert rten entu tu yang yan angg dapat dapat mengganggu mengga ganggu pro oses pengambi bila lan n ke kkeputusan. putu pu tusan. n. S elain itu, pihak tertentu proses pengambilan Selain pada prinsip fairness komisaris komisaaris independen indepeenden diharapkan dapat menjamin terselenggaranya perlakuan adil aatas tas dampa pak setiap keputusan dalam perusahaan dampak kepada stakeholder. B d k P t OJK N 33/POJK 04/2014 proporsii kkomisaris i i Berdasarkan Peraturan No.33/POJK.04/2014, independen dalam suatu perusahaan minimal 30% dari anggota dewan komisaris yang terdiri dari lebih 2 anggota. Untuk dewan komisaris yang beranggotakan 2,
32
maka 1 diantaranya wajib merupakan komisaris independen. Proporsi komisaris independen dalam dewan komisaris yang semakin dominan dalam perusahaan menandakan bahwa dewan n kkomisaris omisaris melakukan mel elak a ukan fungsi pengawasan dan koordinasi yang semakin sema makkin ketat. Oleh karena itu, semakin semaki kin n besar proporsi komisaris independen maka akan sem mak kin mendorong men endo d ro ong terciptanyaa GCG sehingga semakin mening ngkkatkan reaksi reakssi po pos sitif investor untukk melakukan mel elak aku ukan permintaan permint ntaa a n saham. meningkatkan positif Pe ermintaan n saham sah aham am yan ng m eningkat akan berdampak ak pada pada ke kena naik ikan hargaa saham Permintaan yang meningkat kenaikan dan ha hall in inii menc cerminkan bahwa terjadi peningkatan nilai perusahaan. per erusah haa aan. n mencerminkan Pen nelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Hariati (2015 1 ) me m nemu ne m kan n Penelitian (2015) menemukan bah ba hwa proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap teerhad dap nilai bahwa perusa ahaan. Maka berdasarkan penjelasan diatas dan hasil peneliti terdahulu terd dahulu dapat daapa pat perusahaan. d rumu di uskan hipotesis yakni: dirumuskan H3: Proporsii k omiisariis iindependen ndep nd epeenden berpengaruh berp be rpengaruh h po siti it f terhadap n illai komisaris positif nilai peru pe r sahaan. perusahaan. Ko Komi mite te audit aud udit it adalah ada dala lahh ko komi mite te yang yan ang g dibentuk dibe di bent ntuk uk oleh ole leh h dan dan be bert rtan anggun ng ja jawab Komite komite bertanggung kepa ada ddewan ewan ew an kom omis isaris dalam m embantu u melaksanakan melaksanak kan ttugas ugas ddan ug an ffungsi ung un gsi dewan kepada komisaris membantu komisaris (Kep-643/BL/2012). B erdasarak kan a prinsip GCG, komite audit dalam Berdasarakan perusahaan mendorong terlaksana anya prinsi ip accountability dan transparency. terlaksananya prinsip accountabilityy, komite ko omite audit memastikan bahwa struktur Pada prinsip accountability, d li iinternal t l perusahaan h dil k k ddengan bbaik, ik pelaksanaan l k dit pengendalian dilaksanakan audit internal telah sesuai dengan standar audit yang berlaku, serta tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh pihak manajemen. Pada prinsip transparency komite
33
audit akan berkonsultasi dengan auditor eksternal dan auditor internal untuk menjamin laporan keuangan perusahaan dilaporkan kepada publik telah sesuai dengan prinsip akuntansi yyang ang berlak ku umum. Transparency bertujuan berlaku menyeimbangkan informasi inf nformasi sehingga tidak ada indika asi bagi direksi perusahaan indikasi untuk menggunakan mengggunakan informas si le llebih b h ya bi yang n ddimiliki imiliki serta melakukan m lakukan tindak me informasi kecura angan. Kebera kecurangan. Keberadaan ada daan an komite audit di ddalam alam am pperusahaan erusahaan ak akan a semakin meningkatk me tkan an kkinerja inerja manajemen manajemen karena pengawasan pengaw awas a an yyang ang an g di ddilakukan lakuka kan n akan meningkatkan meng gur uran angi gi/men engatasi terjadinya manipulasi laporan keuangan keuan nga gan dan d n pengendalian da peng pe ngenda dalian mengurangi/mengatasi in nte ternall yan ng semakin ketat. Dengan demikian, kinerja yang m e ingk en gkat at melal lui internal yang meningkat melalui komi ko m te audit audit dapat meningkatkan kepercayaan investor atas perus sah a aaan melalui me i komite perusahaan pengaw wasan dalam perusahaan r serta penerapan prinsip-prinsip GCG. pengawasan Sesuai dengan KEP-643/BL/2012 tentang pembentukan dan n pe edo doman n pedoman pelaksanaan ke kerj rjaa ko komite audit, keanggotaan k anggotaa ke aan komite audit aud udit it m inimal terdiri dar ari 3 kerja minimal dari or be terlalu sedikit, makaa ak aka an orang. Apabila suatu komite auditt beranggotakan akan berd be rdam a pa pakk pa pada da m inim in imny nyaa ra raga gam pengalaman n aanggota nggo ng gota ta ((Daniri, Dani Da niri ri, 20 2005 05). ). M inim in imn nya berdampak minimnya ragam 2005). Minimnya raga ra gam m pengalaman p ngalam pe man aakan kann be berd rdampaak pa pad da ppengawasan enga en gawa w saan ya yangg lemah h ddan an dapat ragam berdampak pada berdampa ak pada padda kinerja perusahaa pa an yang m enurun. Semakin besar besa be sarr ukuran k berdampak perusahaan menurun. komite audit, maka akan semakin berag agam penga alaman anggota sehingga pengawasan beragam pengalaman perusahaan berjalan efektif dan da ddapat pat me meningkatkan kepercayaan investor atas pengelolaan perusahaan. Kepercay yaa a n investor tersebut akan meningkatkan Kepercayaan permintaan saham dan harga saham meningkat. Peningkatan harga saham perusahaan menunjukkan nilai perusahaan yang juga meningkat. Menurut KNKG
34
(2002), berdasarkan praktik dan pengalaman dalam lingkup internasional, kebanyakan dari komite audit yang efektif terdiri dari 3 sampai 5 anggota. Pada penelitian ya yang ng dilakukan oleh Ojulari Ojul Oj ulari (2012) menyatakan bahwa ukuran komite au audit udi ditt terbukti berpengaruh positif terhadap nilai ni perusahaan. Namun littian Hariati ((2015) 2015) da ddan n Mu Mury ryat atii dan dan Suardikha Su 4) diperoleh hasil pada peneli penelitian Muryati (2014) bahw wa ukuran n kkomite omitee au audi d t tidak berp penga g ruh positif posiiti tiff terhadap terhad adap nilai perusahaan. perusahaan. bahwa audit berpengaruh Berdasarrka kann ppenjelasan enjellas asan diatas dan beberapa hasil il ppeneliti enelit itii te terd r ahulu u dapat Berdasarkan terdahulu dirumu musk skan hip ipotesis yakni: dirumuskan hipotesis H4: Ukuran Ukurran komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. peerusah haa aan. H4: