BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu faktor penting dalam mempengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya, Hal ini dilihat dari bagaimana kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kegiatan pemasaran perusahaan juga harus dapat memberikan kepuasan konsumen agar kelangsungan hidup perusahan dapat bertahan. Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatankegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusiskan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang actual maupun yang potensial (Umar,2005:31). Menurut pendapat Kotler (2003:9) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang meeka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan timbal balik produk dan jasa. The American Marketing Association mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, harga, promosi, dan distribusi dari ide, produk dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang dapat memenuhi
11
12
tujuan individu dan organisasi. Sedangkan manajemen pemasaran dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memilih target pasar serta meraih, menjaga, dan menumbuhkan
pelanggan
dengan
cara
menciptakan,
memberikan,
dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan yang superior (Kotler,2003:9). Dari pengertian yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran pada dasarnya merupakan kegiatan yang telah dilakukan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhannya melalui proses pertukaran barang dan jasa. Dengan adanya kebutuhan tersebut, hal ini mendorong manusia mengadakan hubungan timbal-balik antara pembeli dan penjual melalui penciptaan dan pertukaran barang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 2.1.2
Konsep Pemasaran Menurut Kotler (2003:17) ada lima konsep alternatif yang melandasi
aktivitas pemasaran organisasi, yaitu: 1. Konsep Produksi Konsep produksi merupakan salah satu konsep bisnis yang paling lama. Pada konsep ini beranggapan bahwa konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Para manajer yang menggunakan konsep ini lebih berkonsentrasi dalam meraih efisiensi produksi yang tinggi, biaya renadah, dan distribusi massal. 2. Konsep Produk Konsep ini beranggapan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu terbaik, kinerja terbaik, dan bersifat paling inovatif.
13
Sehingga para manajer harus melakukan perbaikan produk secara terusmenerus. 3. Konsep Penjualan Konsep ini beranggapan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk perusahaan, kecuali perusahaan tersebut melakukan usaha penjualan dan promosi dalam skala besar. Konsep ini biasanya dilakukan pada produk yang tidak terpikir oleh pembeli untuk dibeli. 4. Konsep Pemasaran Konsep ini mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan memuaskan pelanggan secara lebih efektif dan efisien dari pada yang dilakukan oleh pesaing. 5. Konsep Pelanggan Dengan konsep ini perusahaan mengumpulkan informasi mengenai transaksi yang lalu, demografi, psikografi, media, dan distribusi yang disukai dari setiap pelanggan. Perusahaan berharap dapat meraih keuntungan yang terus tumbuh melalui pembagian yang lebih besar dari setiap pendapatan pelanggan dengan cara membangun kesetiaan pelanggan yang tinggi dan okus dalam nilai pelanggan sepanjang waktu. 6. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial Konsep ini menyatakan bahwa organisasi harus menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat dari target pasar dan memberikan kepuasan yang lebih efektif dan efisien. Selanjutnya, organisasi harus memberikan nilai
14
superior kepada pelanggan dengan suatu cara yang dapat menjaga dan meningkatkan kesajahteraan konsumen dan masyarakat 2.1.3
Bauran Pemasaran Dalam membuat suatu produk biasanya perusahaan membuat bauran
pemasaran (marketing mix). Menurut Buchari Alma (2008:205) : “Bauran pemasaran merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan pemasaran, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil yang memuaskan”. Konsep bauran pemasaran ini sendiri dipopulerkan pertama kali oleh Jerome Mc.Carthy yang merumuskannya menjadi 4P (Product, Price, Promotion, Place). Dalam perkembangannya sejumlah penelitian menunjukkan bahwa 4P terlampau
terbatas
atau
sempit
untuk
bisnis
modern.
Maka
dalam
perkembangannya, 4P tradisional tadi diperluas dan ditambahkan tiga unsur lainnya yaitu people, physical, physical evidece. Berikut keterangan dari unsurunsur bauran pemasaran tersebut (Tjiptono, 2005:31-32) : 1. Product (Produk) Produk yang dihasilkan dari suatu industri dapat berupa barang, jasa, maupun gagasan. Konsep produk ini dapat diartikan dengan menyediakan produk yang tepat bagi target pasar. Hal ini dapat ditunjukkan melalui wujudnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat dirasakan olehkonsumen, desain, warna, feature-nya, kemasannya, alternatif pilihan produknya, kualitasnya, merek atau simbol-simbol lainnya.
15
2. Price (Harga) Harga merupakan faktor yang sangat sensitif bagi konsumen, karena harga akan menimbulkan image tertentu dari produk yang akan dikonsumsi. Penentuan harga harus tepat sehingga dapat diterima oleh pasar. Proses penentuan harga juga perlu mempertimbangkan antara cost dan benefit dari produk yang ditawarkan, sehingga akan diperoleh consumer value yang diharapkan oleh konsumen. Harga juga meliputi struktur kompensasi dan diskon yang akan diberikan pada distributor ataupun kepada konsumen. 3. Place (Tempat) Proses penempatan dan pendistribusian produk juga harus dilakukan dengan tepat sesuai dengan target pasar yang ingin dijangkau. Perusahaan harus memperhatikan masalah kemudahan produk tersebut menjangkau konsumennya dan meminimalkan effort konsumen dalam memperoleh produk yang ingin dikonsumsinya. 4. Promotion (Promosi) Produk yang telah dibuat tentu harus diperkenalkan dan di informasikan ke masyarakat yang ada di pasar, sehingga pasar dapat mengetahui dan merasakan kehadiran produk tersebut. Proses pemberian informasi tentang produk tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, dimana kegiatan promosi ini merupkan salah satu bagian dari cara-cara dalam mengkomunikasikan sebuah produk. Kegiatan promosi dapat dilakukan
16
diantaranya melalui advertising, personal selling, sales promotion, atau direct selling. 5. People (Orang) Orang merupakan unsur yang penting dalam bauran pemasaran terutama pada bauran pemasaran jasa. Orang-orang yang terlibat dalam perusahaan merupakan ujung tombak dari perusahaan, yang dapat memberikan keunggulan kompetitif dari para pesaingnya. Secanggih apapun teknologi yang digunakan dalam sebuah perusahaan tidak akan terlepas dari orangorang yang terlibat di dalamnya. 6. Process (Proses) Proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi konsumen high-contact-services. Proses merupakan hal yang berkaitan langsung dengan sistem yang dbuat. Proses menentukan bagaimana produk barang/jasa dapat sampai ke tangan konsumen, sehingga konsumen akan menilai seperti apa dan bagaimana alur proses dari barang/jasa yang akan mereka konsumsi untuk kemudian dievaluasi dan memberi pernyataan apakah mereka puas atau tidak. 7. Physical Evidence (Penampakan Fisik) Dalam mengkonsumsi produk barang atau jasa, konsumen pasti terlebih dahulu akan melihat penampakan luar dari perusahaan. Dalam hal ini, yang dimaksud penampakan luar adalah penampilan fisik dari interior dan eksterior dari perusahaan, misalnya seperti tempat (gedung/bangunan), perabotan,layout ruangan, bentuk produk dan penampilan karyawan.
17
Physical evidence dapat membantu menciptakan suasana yang mendorong terjadinya
pembelian
dan juga menimbulkan imagedalam
benak
konsumen, baik tentang produk yang ditawarkan maupun maupun tentang perusahaan itu sendiri. 2.1.4 Kualitas Kata kualitas mengandung banyak sekali definisi makna, setiap orang berbeda dalam mengartikannya antara lain menurut American society for quality control yang di kutip oleh Kotler dan Keller (2009:143 ) bahwa kualitas adalah “Totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.” Sedangkan menurut John F. Welch Jr yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2009:143) berpendapat bahwa kualitas adalah “Jaminan terbaiknya atas loyalitas pelanggan, pertahanan terkuatnya dalam menghadapi persaingan luar negeri, dan satu-satunya jalan untuk mempertahankan pertumbuhan dan penghasilan.” Menurut Kotler dan Amstrong (2008:272) menyatakan bahwa kualitas adalah “Karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan.” Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas merupakan suatu produk dan jasa yang melalui beberapa tahapan proses dengan memperhitungkan nilai suatu produk dan jasa tanpa adanya kekurangan sedikitpun nilai suatu produk dan jasa, dan menghasilkan produk dan jasa sesuai harapan tinggi dari pelanggan.
18
Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Pemasar yang tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung menurun. 2.1.5 Produk Fandy Tjiptono (2008:88) mendefinisikan sebagai berikut “Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar yang bersangkutan” Sedangkan menurut William. J Stanton dalam Buchari Alma (2004:139), memberikan definisi produk sebagai berikut : “Produk adalah seperangkat atribut yang berwujud maupun tidak berwujud termasuk didalamnya warna, harga, nama baik produk, nama baik toko yang menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer yang diterima oleh pembeli guna memuaskan kebutuhan dan keinginan”. Berdasarkan definisi diatas produk dapat dikatakan sebagai fokus inti dari semua bisnis. Produk adalah apa yang dilakukan perusahaan mulai dari mendesain, mengadakan sistem produksi dan operasi, menciptakan program pemasaran, sistem distribusi, iklan dan mengarahkan tenaga penjual untuk menjual. Sedangkan bagi konsumen, produk identik dengan perusahaan. Bagi pesaing, produk adalah sasaran yang harus dikerahkan.
19
2.1.6 Kualitas Produk Menurut Kotler and Armstrong (2004:283) dalam blog Dadang Syarifudin arti dari kualitas produk adalah “the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk ditunjukkan dari keseluruhan karakter dari sebuah produk yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan. Jika perusahaan ingin unggul dalam persaingan, perusahaan harus tahu aspek apa saja yang digunakan konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan dengan produk pesaing. 2.1.7 Dimensi Kualitas Produk Menurut Tjiptono (2000:7), ada enam macam dimensi kualitas produk, yaitu kinerja (performance), keistimewaan tambahan (features), keandalan (realibility), kesesuaian spesifikasi (conformace to specifications), daya tahan (durability), dan estetika (aesthetic). 2.1.7.1 Kinerja (Performance) Tjiptono (2000:7) berpendapat bahwa kinerja (performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari barang itu dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan oleh pelanggan ketika ingin membeli suatu barang. Menurut
20
Garvin yang dikutip oleh Gaspersz bahwa kinerja berkaitan dengan aspek fungsional
suatu
barang
dan
merupakan
karakterisitik
utama
yang
dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut (Husein, 2003:233). Sedangkan menurut David A. Garvin dalam Durianto (2001:98), kinerja (performance) melibatkan berbagai karakteristik operasional utama. Artinya, kinerja berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk. Performa menjadi dasar dari fungsi utama suatu produk karena berkaitan dengan aspek fugnsional suatu barang yang menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli suatu produk. 2.1.7.2 Keistimewaan Tambahan (Features) Dimensi berikutnya dari kualitas produk menurut Tjiptono (2000:7) adalah keistimewaan tambahan (features). Keistimewaan tambahan (features) merupakan aspek yang menambah fungsi dasar berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya. Sedangkan
Griffin
(2001:107)
mengenai
keistimewaan
tambahan
(features) yaitu beruapa aspek pelengkap dari kinerja produk yang terdiri dari fungsi atau manfaat tambahan produk, penilaian terhadap dimensi dipengaruhi oleh persepsi individu konsumen. Keistimewaan tambahan dapat disebut sebagai karakteristik sekunder atau pelengkap. Keistimewaan tambahan dapat dikatakan sebagai aspek pelengkap karena aspek ini merupakan indikator yang menunjukkan kelebihan dan menjadi keunggulan produk. Dimensi ini menjadi target perusahaan untuk berinovasi dalam upaya menarik perhatian konsumen.
21
2.1.7.3 Kesesuaian Spesifikasi (Conformance to specifications) Menurut Tjiptono (2000:7), kesesuaian spesifikasi (conformance to specifications) berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi telah ditetapkan
sebelumnya
berdasarkan
keinginan
pelanggan.
Konfirmasi
merefleksikan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat dimana karakteristik desain produk dan karakteristik operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan. Sedangkan David A. Garvin dalam Durianto (2001:98) menyatakan kesesuaian
spesifikasi
merupakan
pandangan
mengenai
kualitas
proses
manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai spesifikasi uang telah ditentukan dan diuji. Dimensi ini menunjukkan seberapa jauh suatu produk dapat menyamai standar atau spesifikasi tertentu. Hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan konsumen. Produk yang memiliki conformance tinggi, berarti produknya sesuai dengan standar. Kesesuaian spesifikasi berhubungan dengan konsistensi produk. 2.1.7.4 Keandalan (Reliability) Dimensi keandalan (reliability) menurut Tjiptono (2000:7), merupakan hal yang berkaitan dengan probabilitas atas kemungkinan suatu barang melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam periode waktu tertentu dibawah kondisi tertentu dengan demikian kehandalan merupakan karakteristik yang merefleksikan kemungkinan tingkat keberhasilan dalam penggunaan barang. Menurut pendapat David A. Garvin dalam Durianto (2001:98), keandalan (reliability) adalah konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari
22
suatu pembelian berikutnya. Jadi, sebuah produk dikatakan mempunyai keandalan jika semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan selama produk tersebut berada dalam masa pakai. 2.1.7.5 Daya Tahan (Durability) Dimensi kelima dari kualitas produk menurut Tjiptono (2000:7) adalah daya tahan (durability) yang digambarkan sebagai ukuran masa pakai suatu barang, berkaitan dengan daya tahan dari produk itu sendiri. Menurut Umar (2010:37) daya tahan (durability) adalah suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang. Jadi, daya tahan menunjukkan suatu pengukuran terhadap siklus produk, baik secara teknis maupun waktu. Produk dikatakan awet jika sudah banyak digunakan atau sudah lama sekali digunakan. 2.1.7.6 Estetika (Aesthetic) Dimensi terakhir dari kualitas produk adalah estetika (aesthetic). Tjiptono (2000:7) menyatakan bahwa estetika (aesthetic) merupakan karakteristik yang bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi refleksi prefrensi individual. Dengan demikian estetika dari suatu produk lebih banyak berkaitan dengan perasaan pribadi dan mencakup karakteristik tertentu. Menurut Umar (2010:38) menyatakan estetika merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa estetika merupakan karakteristik yang bersifat subyektif berdasarkan pertimbangan atau refleksi
23
individu yang mempengaruhi ketertarikan pelanggan. Penampilan produk dapat dilihat dari bentuk fisik yang menarik seperti model, desain, warna, atau bentuk dari produk. 2.1.8
Keputusan Pembelian
2.1.8.1 Pengertian Keputusan Pembelian Keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan (Kotler dan Keler, 2009:240). Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang terpikirkan. Besarnya resiko yang dipikirkan berbeda-beda menurut besarnya uang yang di pertaruhkan, besarnya ketidakpastian atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen. Menurut Philip Kotler (2007:223) Keputusan Pembelian yaitu : “beberapa tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk”. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan suatu keputusan orang akan melalui suatu proses tertentu, demikian pula pada hal keputusan memilih produk atau merek mereka akan melaksanakan proses terlebih dahulu mungkin karena mereka tidak mau menanggung resiko apabila membeli produk tersebut, sehingga mereka akan penuh dengan pertimbangan – pertimbangan. Menurut Philip Kotler (2007:225) beberapa peranan dalam keputusan pembelian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
24
1. Initiator Individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu yang mempunyai kebutuhan / keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri. 2. Influencer Individu yang memepunyai pengaruh keputusan untuk memebeli baik secara sengaja atau tidak segaja. 3. Decider Individu yang memutuskan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan dimana membelinya. 4. Buyer Individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya. 5. User Individu yang menggunakan produk atau jasa yang dibeli. 2.1.8.2 Tahap – tahap dalam proses Keputusan Pembelian Adapun Lima tahap dalam proses keputusan pembelian produk menurut Philip Kotler (2007:235) adalah sebagai berikut: 1. Pengenalan masalah adalah tahap dimana konsumen mengenali adanya suatu masalah atau kebutuhan. 2. Pencarian informasi adalah tahap dimana konumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi, dilakukan dengan cara meningkatkan perhatian atau aktif mencari informasi.
25
3. Evaluasi berbagai alternatif adalah tahap dimana konsumen menggunakan informasi yang telah didapat untuk mengevaluasi merek-merek alternatif. 4. Keputusan pembelian adalah (dalam hal ini keputusan memilih produk) adalah tahap dimana konsumen benar-benar melakukan pembelian. 5.
Perilaku pasca pembelian adalah tindakan lebih lanjut setelah melakukan pembelian berdasarkan keputusan atau ketidakpuasan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembelian terdiri dari
beberapa tahapan yang dengan pengenalan masalah terhdap kebutuhan dan keinginan serta tidak berhenti setelah pembelian dilakukan. Para pemasar telah mendalami berbagai hal yang mempengaruhi pembelian, serta pengembangan suatu pengertian tentang bagaimana konsumen dalam kenyataannya membuat keputusan itu dan bagaimana tipe keputusan membeli konsumen. 2.1.8.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian Untuk melakukan suatu keputusan orang akan melalui suatu proses tertentu, sehingga mereka dapat menentukan pilihan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka untuk membeli suatu produk atau barang. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian menurut Philip Kotler (2007:153) adalah 1. Faktor Budaya : Faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap keputusan pembelian. 2. Faktor Sosial : Sebagai tambahan atas faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh factor-faktor sosial. Antara lain : a.Kelompok acuan
26
b.Keluarga c.Peran d.Status 3. Faktor Pribadi : Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Antara lain: a. Pekerjaan b. Keadaan ekonomi c. Gaya hidup d. Kepribadian dan konsep diri pembeli 4. Faktor Psikologis : Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi empat faktor psikologi utama. Antara lain: a.Persepsi b.Keyakinan dan pendirian Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa para konsumen dalam memilih suatu produk melalui beberapa tahapan proses terlebih dahulu sebelum mereka melakukan pembelian.
2.2
Penelitian Terdahulu 1. Skripsi yang ditulis oleh Yeni Kurniawati (2012) dengan judul “Pengaruh
Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
PT
Garmentindo Hadimanjaya”. Variabel bebas (dependent) dalam penelitian ini adalah Kualitas Produk, sedangkan variabel terikatnya (independent) adalah Keputusan Pembelian. Data diperoleh dari survey dengan
27
menyebarkan kuisioner kepada 83 responden yang merupakan pembeli produk dari PT Garmentindo. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sampling. Sedangkan alat analisis yang digunakan adalah korelasi dan regresi linear sederhana. Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat pengaruh signifikan dari kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen. Adapun perbedaan dengan peneliti yaitu Peneliti memiliki 6 variabel bebas dari kualitas produk diantaranya Kinerja, Keistimewaan tambahan, Kesesuaian spesifikasi, kehandalan, Daya tahan, dan Estetika. 2. Skripsi yang ditulis oleh M. Maftuh (2012) dengan judul “Analisis
Pengaruh Kualitas Produk, Kesesuaian Harga Dan Intensitas Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Merek Rokok Djarum Super”. Variabel bebas (dependent) dalam penelitian ini adalah kualitas produk, kesesuaian harga dan intensitas promosi, sedangkan variabel terikatnya (independent) adalah Keputusan Pembelian. Dalam penelitian ini sampel yang diambil berjumlah 100 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling. Sedangkan alat analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil dari penelitian menunjukkan secara simultan kualitas produk, kesesuaian harga dan intensitas promosi berpengaruh positif secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Perbedaan dengan peneliti adalah M. Maftuh tidak menjelaskan dimensi dari kualitas produk. 3. Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Farid Rosyadi (2007) dengan judul
“Pengaruh kualitas produk terhadap proses pengambilan keputusan
28
pembelian rokok Gudang Garam Internasional merah (studi kasus pada konsumen rokok Gudang Garam Internasional merah di Desa Cendono Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri)”. Variabel bebas (dependent) dalam penelitian ini meliputi kinerja produk, keistimewaan produk, keandalan produk, kemampuan layanan, dan persepsi kualitas produk, sedangkan variabel terikatnya (independent) adalah Keputusan Pembelian. Populasi pada penelitian ini yaitu konsumen yang mengkonsumsi Gudang Garam Internasional Merah di Desa Cendono Kec. Kandat Kab. Kediri. Sampel berjumlah 73 responden yang didapatkan dari rumus Daniel & Terrel. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling. Hasil analisis inferensial dari penelitian ini variabel kinerja produk, keistimewaan produk, keandalan produk, kemampuan layanan, dan persepi kualitas produk secara parsial dan simultan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap proses pengambilan keputusan pembelian rokok Gudang Garam Internasional Merah. Perbedaan dengan peneliti adalah tempat penelitian, jenis rokok yang diteliti dan peneliti memiliki 6 variabel bebas diantaranya Kinerja, Keistimewaan tambahan, Kesesuaian spesifikasi, kehandalan, Daya tahan, dan Estetika
29
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Peneliti Alat No
(Tahun
Judul Peneliti
Tujuan Peneliti
Hasil Peneliti
Persamaan
Perbedaan
Analisis ) 1.
Yeni
Pengaruh
Kurnia
Produk
wati
Keputusan
Pembelian Keputusan
(2012)
Konsumen
PT Konsumen
Garmentindo Hadimanjaya
Kualitas Untuk mengetahui pengaruh Korelasi Terhadap Kualitas Produk Terhadap & Pembelian Regresi PT Linear
Garmentindo Hadimanjaya
Terdapat
pengaruh Memiliki
yang signifikan dari variabel kualitas terhadap
Memiliki terikat variabel
produk yang sama yaitu yaitu keputusan keputusan
sederhan
pembelian
pembelian
a
konsumen.
variabel
2
dan
bebas Produk
Kualitas,
dan Sedangkan bebas Peneliti
kualitas produk
memiliki variabel
6 bebas
30
dari
kualitas
produk diantaranya Kinerja, Keistimewaan tambahan, Kesesuaian spesifikasi, kehandalan, Daya tahan, dan Estetika 2.
M.
Analisis
Maftuh
Kualitas
Pengaruh Untuk
menganalisis Analisis
Produk, pengaruh kualitas produk, regresi
Secara kualitas
simultan Memiliki
Terdapat
3
produk, kualitas produk Variabel
bebas
31
(2012)
Kesesuaian Harga Dan kesesuaian Intensitas
dan linier
Promosi intensitas promosi terhadap berganda
Terhadap
Keputusan keputusan
Pembelian
Konsumen konsumen
Pada
harga
Merek
Djarum Super
pembelian pada
Rokok rokok Djarum Super.
merek
kesesuaian harga dan sebagai variabel yaitu intensitas
promosi bebas
berpengaruh positif sama
kualitas
yang produk, dan kesesuaian
secara
signifikan keputusan
harga
terhadap
keputusan pembelian
intensitas
pembelian.
dan
sebagai variabel promosi, terikat.
Sedangkan peneliti memiliki variabel
6 bebas
yang merupakan dimensi
dari
kualitas produk.
32
3.
Ahmad
Pengaruh
Farid Rosyad
Bahwa
kualitas Memiliki
produk terhadap proses Kualitas Produk terhadap regresi
produk
secara variable
pengambilan keputusan proses
simultan dan parsial yang sama yaitu variabel
i (2007) pembelian Gudang
kualitas Untuk mengetahui pengaruh Analisis
pengambilan linier
rokok keputusan pembelian rokok berganda Ggaram Gudang
Internasional merah
Internasional Merah.
Garam
berpengaruh signifikan
3 Peneliti bebas memiliki
6 bebas
kinerja produk, diantaranya terhadap keistimewaan
proses pengambilan produk, keputusan pembelian keandalan produk.
Kinerja,
dan Keistimewaan tambahan, Kesesuaian spesifikasi, kehandalan, Daya tahan, dan Estetika
33
2.3
Kerangka Konseptual Kerangka konseptual ini menggambarkan pengaruh enam variabel
independen yaitu kinerja (performance), keistimewaan tambahan (Features), kesesuaian produk dengan spesifikasi (Conformance to specifications), keandalan (Reliability), daya tahan (Durability), dan estetika (Aesthetic) terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian produk rokok Diplomat Mild pada PT. Gelora Djaja di Surabaya. Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut :
Kinerja (Performance) (X1) Keistimewaan tambahan (Features) (X2) Kesesuaian spesifikasi (Conformance to specifications) (X3)
Keputusan Pembelian
Kehandalan (Reliability) (X4) Daya tahan (Durability) (X5) Estetika (Aesthetic) (X6)
Sumber : Konsep yang dikembangkan dalam penelitian
Gambar 1
(Y)
34
2.4
Hipotesis Penelitian Menurut
Tjiptono
(2000)
dalam
penelitian
Mohammad
Maftuh
Keunggulan kompetitif suatu produk merupakan salah satu penentu dari kesuksean produk baru, dimana kesuksesan produk tersebut diukur dengan parameter jumlah penjualan produk. Produk yang diinginkan konsumen adalah produk yang berkualitas, menarik dan tentunya cocok bagi konsumen. Konsumen senantiasa melakukan penilaian terhadap kinerja suatu produk, hal ini dapat dilihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk dengan segala spesifikasinya sehingga dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Berdasarkan permasalahan, landasan teori, dan penelitian terdahulu maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1.
Kinerja (performance), keistimewaan tambahan (Features), kesesuaian produk dengan spesifikasi (Conformance to specifications), keandalan (Realibility), daya tahan (Durability), dan estetika (Easthetica) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
2.
Kinerja (performance), keistimewaan tambahan (Features), kesesuaian produk dengan spesifikasi (Conformance to specifications), keandalan (Realibility), daya tahan (Durability), dan estetika (Easthetica) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.