BAB II SISTEM KOMUNIASI BERGERAK
2.1 Sistem GSM GSM adalah sebuah sistem telekomunikasi terbuka dan berkembang secara pesat dan konstan. Keunggulan utamanya adalah kemampuannya untuk internasional roaming.. Dengan GSM satelit roaming, pelayanan juga dapat mencapai daerah-daerah yang terpencil. GSM merupakan sistem yang sangat modern karena disamping sarat akan teknologi ternyata sistem ini bekerja dengan mengaplikasikan sistem elektronika secara maksimal. Hal ini bisa diindikasikan dengan kemampuan sistem ini untuk membagi suatu kawassan dalam beberapa sel/wilayah yang kecil. Hal ini yang digunakan untuk memastikan bahwa frekuensi dapat meluas sehingga mencapai kesemua bagian pada kawasan tertentu sehingga beberapa pengguna dapat menggunakan telepon seluler mereka secara bersama tanpa adanya jeda pada saat berbicara yang membuat suara menjadi terputus-putus. [3] Pada sistem GSM, untuk menggambarkan cakupan area secara geografis digunakan penggambaran secara heksagonal bukan berupa penggambaran lingkaran dalam pemaparan konfigurasi selnya pada Gambar 2.1.
6 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Perbandingan penggambaran heksagonal dan lingkaran
Jika sel digambarkan dalam bentuk lingkaran dan lainnya maka penggambaran sel yang satu dengan yang lainnya tidak akan dapat saling bersinggungan dengan sempurna. Pada sistem sel GSM ini, semua daerah dapat dicakup tanpa adanya batas sel yang satu dengan yang lainnya, sehingga kurva heksagonal lebih mewakili karena cakupan area dapat tergambarkan dengan rapi serta mencakup keseluruhan area. Setiap sel terbagi dalam beberapa sektor atau area individu untuk efisiensi cakupan area secara keseluruhan sehingga tidak terjadi adanya blank spot. Sistem GSM berbeda dengan generasi pertama dalam sistem tanpa kabel, karena GSM memakai teknologi digital dan metode transmisi Time Division Multiple Access (TDMA). Voice atau suara di encode secara digital melalui sebuah encoder unik, yang kemudian mengemulasi karakteristik dari pembicaraan manusia. Metode transmisi ini membuat rasio data/informasi sangat efisien. Pelayanan High bandwidth telah ada pada teknologi saat ini yaitu yang biasa disebut 2G (Second Generation) . Selain GSM 900 juga ada GSM 1800 dan
Universitas Sumatera Utara
GSM 1900. Jalur pengembangan ke teknologi 3G (Third Generation) sudah sangat jelas yaitu membawa kemungkinan-kemungkinan penggunaan data dan multimedia secara canggih. Standar GSM akan terus berkembang dengan system wireless, satellite dan cordless yang menawarkan jasa pelayanan yang lebih banyak, seperti kecepatan tinggi dalam transmisi, jasa transmisi data multimedia dan integrasi dengan internet. Di Indonesia frekuensi yang digunakan oleh provider-provider jaringan adalah 900 Mhz dan 1800 Mhz. Alokasi frekuensi GSM dapat dilihat pada Tabel 2.1.[5]
Tabel 2.1 Alokasi Frekuensi pada GSM Services
Uplink
Downlink
GSM 900
890 – 915 Mhz
935 – 960 Mhz
GSM 1800
1710 – 1785 Mhz
1805 – 1880 Mhz
GSM 1900
1900 – 1910 Mhz
1980 – 1990 Mhz
Frekuensi pada Up-link digunakan pada sinyal yang dipancarkan dari Mobile Station (MS) ke Base Tranceiver Station (BTS), dan Down-link digunakan pada sinyal yang diierima dari Base Tranceiver Station (BTS) ke Mobile Station (MS). Satu kanal frekuensi digunakan untuk satu sektor atau cell pada BTS, dan jarak perkanal sebesar 200 Khz. Penggunaan kanal tersebut biasa disebut dengan Frecuency Carriers. Sedangkan perangkat pada BTS untuk memancarkan dan menerima sinyal pada setiap kanal GSM (Uplink - Downlink) disebut dengan Tranceivers (TRx). [6]
Universitas Sumatera Utara
2.1. Arsitektur GSM
Dengan semakin meningkatnya permintaan pelayanan telepon bergerak serta tingkat kepadatan pelayanan per-area yang tinggi, teknologi. Hal ini merupakan gambaran tinggi dan pesatnya kebutuhan jasa telekomunikasi seluler. Kecenderungan ini harus dapat diatasi dengan cepat oleh para operator seluler di Indonesia. Upaya yang harus dilakukan adalah meningkatkan kualitas dan meningkatkan kapasitas dan kualitas network. Arsitektur jaringan seluler terdiri atas perangkat yang saling mendukung diantaranya area BSS, area NSS, dan area OSS. [7] Dalam area Base Station System (BSS) terdapat beberapa komponen, diantaranya : 1. Mobile Station (MS) Perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk dapat memperoleh layanan komunikasi bergerak. MS dilengkapi dengan sebuah smart card yang dikenal dengan SIM (Subscriber Identity Module) card yang berisi nomor identitas pelanggan.. 2. Base Transceiver Station (BTS) Perangkat pemancar (Transceiver) dan penerima (Receiver) yang memberikan pelayanan radio kepada Mobile Station (MS). Alat ini berfungsi sebagai interkoneksi antara infrastruktur sistem seluler dengan Out Station. BTS harus selalu memonitor Out Station yang masuk atuapun yang keluar dari sel BTS tersebut. Luas jangkauan dari BTS sangat dipengaruhi oleh lingkungan, antara lain topografi dan
Universitas Sumatera Utara
gedung tinggi. BTS sangat berperan dalam menjaga kualitas GSM, terutama dalam hal frekuensi hopping dan antena diversity. 3. Base Station Controller (BSC) Perangkat yang membawahi beberapa BTS dan mengatur trafik yang datang dan pergi dari BSC menuju MSC atau BTS. BSC sangat diperlukan untuk mengatur perpindahan Out Station dari satu BTS ke BTS lainnya. Perpindahan area ditentukan oleh beda kekuatan sinyal antara dua BTS overlapping. Arsitektur BSS GSM dapat dilihat pada Gambar 2.2
Gambar 2.2 Arsitektur GSM Base Station Subsystem
Network Switching System (NSS) berfungsi sebagai switching pada jaringan seluler, memanajemen jaringan, dan sebagai interface dengan jaringan lainnya. Komponen NSS terdiri dari :
Universitas Sumatera Utara
1. Mobile Switching Center (MSC), yaitu merupakan unit pusat pada NSS yang mengontrol trafik semua BSC. MSC merupakan inti dari jaringan seluler, dan berperan untuk interkoneksi pembicaraan, baik antar pelanggan seluler maupun antar seluler dengan jaringan telepon kabel, atau dengan jaringan data. 2. Home Location Register (HLR), yaitu merupakan database yang digunakan untuk menyimpan data-data pelanggan. HLR bertindak sebagai pusat informasi pelanggan yang setiap waktu akan diperlukan oleh VLR untuk merealisasi terjadinya komunikasi pembicaraan, VLR selalu berhubungan dengan HLR dan memberikan informasi posisi pelanggan berada. 3. Authentication Center (AuC), yaitu unit yang menyediakan parameter autentikasi yang memeriksa identitas pemakai dan memastikan kemantapan dari setiap call. Disamping itu AuC berfungsi untuk menghindarkan adanya pihak ketiga yang secara tidak sah mencoba untuk menyadap pembicaraan. Dengan fasilitas ini maka kerugian yang dialami pelanggan sistem seluler analog saat ini akibat banyaknya usaha memparalel tidak mungkin terjadi lagi pada GSM. Sebelum proses penyambungan switching dilaksanakan, sistem akan memeriksa terlebih dahulu untuk pelanggan yang akan melakukan panggilan adalah pelanggan yang sah atau bukan. Karena fungsinya yang sangat penting maka Operator seluler harus dapat menjaga keamanannya agar tidak dapat diakses oleh pihak yang tidak berkepentingan.
Universitas Sumatera Utara
4. Visitor Location Register (VLR), yaitu merupakan database yang memiliki informasi pelanggan sementara yang diperlukan oleh MSC untuk melayani pelanggan yang berkunjung dari area lain. Adanya informasi mengenai pelanggan dalam VLR memungkinkan MSC untuk melakukan hubungan baik panggilan masuk ataupun panggilan keluar. VLR bertindak sebagai basis data pelanggan yang bersifat dinamis, karena selalu berubah setiap waktu menyesuaikan dengan pelanggan yang memasuki atau berpindah MSC. Data yang tersimpan dalam VLR secara otomatis akan selalu berubah mengikuti pergerakan pelanggan. Dengan demikian akan dapat dimonitor secara terus menerus posisi pelanggan, dalam hal ini akan memungkinkan MSC untuk melakukan interkoneksi pembicaraan dengan pembicara yang lain, VLR selalu berhubungan secara intensif dengan HLR yang berfungsi sebagai sumber data pelanggan. Komponen-komponen BSS dan NSS terhubung seperti ditunjukan pada Gambar 2.3.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Arsitektur GSM Network Switching System
Operation and Support System (OSS) terdiri dari beberapa OMC (Operation Maintenance Centers). Kemudian OSS itu sendiri memiliki tiga fungsi utama, yaitu : 1. Memelihara semua perangkat telekomunikasi dan operasi jaringan. 2. Memanajemen semua prosedur billing. 3. Memanajemen semua perangkat mobile dalam sistem. Arsitekturnya dapat dilihat pada Gambar 2.4
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 Arsitektur GSM Operation and Support System
2.2 Konsep Kanal GSM Tiap slot waktu pada frame TDMA disebut physical channel. Karena itu ada 8 kanal fisik tiap frekuensi pembawa dalam GSM. Kanal fisik dapat mengakomodasi pembicaraan, data, atau informasi pensinyalan. Kanal fisik dapat membawa informasi berbeda, tergantung dari informasi yang baru dikirimkan. Informasi tersebut disebut sebagai logical channel. Kanal logika terdiri atas 2 kanal utama yaitu control channellel (CCH) dan traffic channel (TCH). 2.2.1
Control Channel (CCH) Control Channel (CCH) berfungsi sebagai kanal – kanal yang
mengendalikan semua hubungan pensinyalan antara MS dengan BTS. Ketika MS dinyalakan, MS tersebut mencari BTS untuk berkoneksi. Saat MS menemukan frekuensi pembawa yang terkuat maka kanal yang diidentifikasi tersebut adalah Signaling Channel.
Universitas Sumatera Utara
signaling Channel terdiri atas 3 jenis, yaitu Broadcast Control Channel (BCCH), Common Control Channel (CCCH), dan Dedicated Control Channel (DCCH). 2.2.1.1
Broadcast Control Channel (BCCH) BCCH ini digunakan untuk sinkronisasi, mengirimkan specific data dari
BTS ke MS yang bekerja pada Down Link (signaling dari BTS ke MS), dan berfungsi mengendalikan hubungan saat MS idle atau dalam keadaan standby. BCCH berisi informasi penting untuk MS termasuk identitas local area, informasi sinkronisasi, dan identitas jaringan. BCCH terdiri dari 3 jenis kanal yang memiliki fungsi spesifikasi, yaitu : Frequency Correction Channel (FCCH), Syncrhronization Channel (SCH), Broadcast Control Channel (BCCH), dan Cell Broadcast Channel (CBCH). 1. FCCH (Frequency Correction Channel) Arahnya downlink, point to multipoin. Pada BTS memancarkan frekuensi pembawa. Pada MS mengidentifikasi frekuensi pembawa BCCH dengan frekuensi pembawa dan sinkronisasi denganfrekuensi. Bertugas pula untuk mengawasi ketepatan frekuensi agar dapat berkomunikasi dengan MS. 2. SCH (Synchronization Channel) Arahnya downlink, point to multipoin. pada BTS memancarkan informasi tentang strutur frame TDMA pada sel dan Base Station Identity Code (BSIC). Pada MS mensinkronisasi dengan struktur frame dan mendekodekan mengenali BSIC. 3. BCCH (Broadcast Control Channel)
Universitas Sumatera Utara
Arahnya downlink, poin to multipoin. pada BTS memancarkan informasi sel umum, seperti : location area identity (LAI). Daya keluaran maksimum yang diperbolehkan di sel, dan identitas frekuensi pembawa BCCH pada sel tetangga. Pada MS menerima LAI, Mengeset daya keluarannya, dan menerima data frekuensi pembawa BCCH sel tetangga untuk persiapan handover. Berisi informasi dimana MS membutuhkan referensi untuk cell mana akan ditempatkan. 4. CBCH (Cell Broadcast Channel) Memiliki arah downlink. Pada BTS menggunakan kanal logika untuk mengirim SMS cell broadcast. Pada MS menerima pesan call broadcast tersebut.
2.2.1.2.
Common Control Channel (CCCH) CCCH ini memiliki fungsi mengendalikan hubungan pada saat MS bersiap
melakukan atau menerima panggilan (frequency up link dan down link). CCCH terdiri dari 4 jenis kanal yang memiliki fungsi spesifikasi, yaitu : Paging Channel (PCH), Notification Channel (NCH), Random Acces Channel (RACH), dan Access Grant Channel (AGCH). 1. PCH (Paging Channel) Arahnya downlink. Pada BTS memancarkan pesan paging untuk mengindikasikan adanya panggilan masuk atau SMS. Pesan paging ini, berisi nomor pelanggan yang akan dihubungi oleh jaringan. Pada MS mengidentifikasikan PCH tiap selang waktu tertentu, dan apabila
Universitas Sumatera Utara
nomor yang dipanggil adalah nomor MS tersebut, maka MS tersebut akan merespon. 2. NCH (Notification Channel) Arahnya downlink. NCH ini mempunyai tugas untuk menotifikasi MS pada voice group dan voice broadcast call. 3.
RACH (Random Access Channel) Arahnya uplink. Pada BTS menerima permintaan kanal pensinyalan dari MS yang digunakan untuk call set up. Pada MS menjawab pesan paging dengan meminta kanal pensinyalan.
4. AGCH (Access Grant Channel) Arahnya downlink. Pada BTS menugaskan Stand Alone Dedicate Control Channel (SDCCH) untuk MS. Pada MS menerima pesan penugasan SDCCH.
2.2.1.2 Dedicate Control Channel (DCCH) Mempunyai fungsi untuk mengendalikan hubungan pada saat MS melakukan atau mengendalikan hubungan pada saat MS melakukan atau menerima proses panggilan. DCCH terdiri atas 4 jenis kanal yang memiliki fungsi spesifikasi, yaitu : Stand Alone Dedicated Control Channel (SDCCH), Slow Associated Control Channel (SACCH), dan Fast Associated Control Channel (FACCH). 1. SDCCH (Stand Alone Dedicated Control Channel ) Memiliki arah uplink dan downlink. Pada BTS berpindah ke SDCCH dan menugaskan trafficchannel (TCH) untuk memulai pembicaraan.
Universitas Sumatera Utara
SDCCH juga digunakan untuk mengirimkan SMS. Pada saat MS berpindah ke SDCCH, terjadi proses call set-up. MS menerima informasi TCH yang berupa time slot dan carrier. Authentication dan fungsi signaling juga dilakukan oleh channel ini. 2. SACCH (Slow Associated Control Channel) memiliki arah uplink dan downlink. Pada BTS menugaskan MS daya pemancar yang digunakan dan memberikan instruksi tentang timing advance. Pada MS melakukan pengukuran daya BTS, dan BTS sekitarnya tentang kualitas sinyal, fungsi ini dilakukan terus menerus selama pembicaraan. Pada BTS, informasi spesifik network ditransmisikan menggunakan SACCH, menjaga MS agar selalu up to date pada tiap perubahan parameter cell. 3. FACCH (Fast Associated Control Channel) Memiliki arah uplink dan down link. FACCH ini akan diaktifkan pada saat memerlukan penambahan signaling pada situasi mendesak, seperti pada saat handover. Pada BTS memancarkan informasi handover. Pada MS memancarkan informasi handover yang penting. 2.2.2
Traffic Channel (TCH) Setelah prosedur call set up selesai pada kanal fisik kontrol, maka MS akan
berpindah ke kanal fisik trafik. MS akan menggunakan kanal logika TCH. Ada dua tipe TCH : 1. TCH kecepatan penuh (full rate) yang memancarkan kecepatan 13 kbps. TCH kecepatan penuh menempati satu kanal fisik.
Universitas Sumatera Utara
2. TCH kecepatan menengah (half rate) yang memancarkan kecepatan 6,5 kbps. TCH kecepatan menengah, dapat berbagi satu buah kanal fisik dengan menggandakan kapasitas sel. Sistem yang paling baik kapasitas ke suaranya, diantara kedua sistem di atas yaitu TCH dengan kecepatan penuh.
2.3 Coverage Area Suatu antena akan mempunyai daya pancar yang terbatas dan mempunyai daerah/kawasan tertentu. Coverage area merupakan suatu daerah atau area geografis yang telah ditetapkan sebagai cakupan area layanan kepada pengguna yang dapat dijangkau oleh antena untuk memancarkan dan menangkap suatu sinyal. Daerah ini dapat ditentukan oleh kekuatan daya pancar antena, semakin bagus kualitas dan daya pancar antena maka coverage area semakin besar. Pada sistem GSM jangkauan antena dapat digambarkan dengan sistem heksagonal, sehingga secara global dapat tergambar seperti sarang lebah, hal ini yang akan menjadikan dasar penyebaran Base Station. Untuk membuat daya pancar maksimal maka posisi antena dibuat dengan jarak tertentu, hal ini dilakukan untuk mengurangi interferensi diantara BTS. Setiap antena dibuat dengan sistem sebar 360°, ini dimaksudkan untuk mengurangi daerah tanpa sinyal. Keterbatasan sinyal dan coverage area yang sempit membuat pembicaraan melemah hal itu sering terjadi pada tepi daerah dengan indikasi no-signal pada layar sebuah telepon seluler. Batas akhir dari coverage area tergantung dari frekuensi yang digunakan dari jaringan GSM tersebut, frekuensi yang besar akan memperpendek coverage area,
Universitas Sumatera Utara
dan sebalikya frekuensi yang kecil akan memperluas area jangkauan signal. Secara umum BTS menggunakan antena 3 sektor seperti pada Gambar 2.5. [3]
Gambar 2.5 Coverage area dengan BTS 3 sektor
2.4. Frekuensi Reuse Terbatasnya spektrum frekuensi yang dapat digunakan pada system komunikasi bergerak menyebabkan penggunaan spektrum frekuensi tersebut harus seefisien mungkin. Oleh karena itu diterapkan konsep frekuensi reuse yaitu penggunaan kembali frekuensi yang sama pada suatu sel atau pengulangan frekuensi yang sama pada area yang berbeda di luar jangkauan interferensinya. Beberapa hal yang mendasari atau melatar belakangi pola frekuensi reuse, diantaranya : 1. Keterbatasan alokasi frekuensi 2. Keterbatasan area cakupan cell (coverage area). 3. Menaikkan jumlah kanal. 4. Membentuk cluster yang berisi beberapa cell. 5. Co-channel interference.
Universitas Sumatera Utara
Teknologi GSM sangat bergantung pada jaringan sel-sel yang terdistribusi. Setiap sel site mempunyai antena sendiri dan peralatan radio yang lain dengan menggunakan daya yang rendah dan berkomunikasi secara bergerak. Pada setiap sel digunakan frekuensi yang sama dan diatur pula untuk digunakan di sel yang lain, akan tetapi setiap sel yang mempunyai frekuensi sama tersebut diberikan jarak ruang yang jauh untuk mengurangi interferensi. Oleh karena itu pada sistem sel ini, frekuensi yang sama dapat digunakan beberapa kali. Pada Gambar 2.6 dapat dilihat penggunaan ulang kanal frekuensi, pada Sel a yang menggunakan kanal radio f1 mempunyai radius R dapat digunakan ulang pada sel yang berbeda dengan jangkauan yang sama pada jarak D dari sel yang sebelumnya seperti pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Konsep Frekuensi Reuse Sedangkan jarak pemisah relatif terhadap radius sel dinyatakan dengan D/R dinyatakan pada persamaan 2.1.[3] D/ R =
(2.1)
Keterangan : D = Jarak antara BS dengan BS yang lain R = Radius sel K = Jumlah pola frekuensi
Universitas Sumatera Utara
Konsep frequency reuse dapat meningkatkan efisiensi pada penggunaan spektrum frekuensi, akan tetapi harus diikuti dengan pola tertentu dan teratur agar tidak terjadi interferensi kanal. Pada frequency reuse, penggunaan kanal tidak tergantung pada frekuensi pembawa yang sama untuk beberapa wilayah cakupan. Konsep frequency reuse dapat dilihat pada Gambar 2.7. [2]
.
.
Gambar 2.7 Reuse Frequency
Setiap Base Station (BTS) akan mengatur daya keluaran untuk memberikan kecukupan sinyal tenaga pada seluruh sirkuit dan mengatur untuk tidak terlalu tinggi sehingga akan meluas pada sel yang lain. Setiap sel mewakili pengaturan kanal yang berbeda-beda pada frekuensi yang sama. Pada sistem GSM setiap sel akan dibagi pada sebuah kanal. Hal ini bertujuan untuk mengurangi gangguan saat penggunaan frekuensi yang sama dalam sistem tersebut. Sel dapat diperluas cakupannya dengan menambah sel baru dan mengatur arah sektornya. Sel terbagi lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil atau disebut dengan istilah split cell, akan tetapi membagi sel tidak berarti memecah berdasarkan sektornya. Pembagian sel ini adalah solusi yang tepat akan tetapi
Universitas Sumatera Utara
membutuhkan biaya yang relatif besar. Dengan adanya pembagian sel ini akan menambah kapasitas jalur pada daerah yang mempunyai permintaan sinyal yang tinggi seperti pada Gambar 2.8. [6]
Gambar 2.8 Split Cell area Urban/Perkotaan
Layanan jaringan GSM dicakup oleh beberapa sel-sel yang berukuran kecil, cakupan sinyal dalam sel ini terdiri atas dua jenis : 1. Omnidirectional (azimuthally) yaitu satu site BTS terdapat satu antena. 2. Sectored yaitu dalam satu site BTS menggunakan 3 antena sektorial dengan arah ideal per sektor 120°. Setiap sektor mempunyai Radio Frequency (RF) sebagai frekuensi pembawa informasi (Frequncy Carrier). Frequency carrier ini mengidentifikasi dua buah frekuensi yang berlainan, yaitu downlink dan uplink. Kedua frekuensi ini digunakan secara simultan. [3]
2.5. Handover
Universitas Sumatera Utara
Handover merupakan suatu keadaan perpindahan sinyal dari sel yang satu ke sel yang lainnya pada suatu sistem seluler yang dilakukan secara otomatis. Hal ini merupakan unsur utama dalam jarinan nirkabel karea merupakan hal yang sangat penting dalam proses perpindahan sinyal demi kelancaran komunikasi. Proses handover dapat dilihat pada Gambar 2.9. [3]
Gambar 2.9 Proses terjadinya Handover/Hand off (use a call)
Dengan teknik handover atau hand off sinyal akan terus terkoneksi dan hubungan Mobile Station dengan router atau switching dapat terjaga. Pengguna seluler mempunyai ruang gerak yang sangat luas dan selalu berpindah-pindah sel dengan leluasa sehingga keutuhan sinyal akan sangat diperlukan dalam proses komunikasi. Cakupan sel mempunyai area yang sangat terbatas sehingga beberapa sel dibuat untuk menjaga kebutuhan sinyal yang tetap kontinyu. Pengguna yang berpindah antar sel tanpa disadari telah melakukan proses handover atau hand off. Ketika sinyal melemah, Base Station (BS) terdekat akan memberikan informasi pada Base Station (BS) lain yang lebih dekat untuk memindahkan frekuensinya ke
Universitas Sumatera Utara
Base Station (BS) tersebut, sehingga kualitas sinyal akan lebih baik. Pemindahan ini dilakukan secara otomatis dan sangat cepat sehingga pengguna tidak merasa bahwa telah dilakukan pemindahan frekuensi ke Base station (BS) baru yang terdekat. [3] Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya handover antara lain : 1. Kualitas penerimaan (Received quality) 2. Level penerimaan (Received level) 3. Jarak (MS – BTS distance) 4. Power Budget (Better cell) Tiga penyebab yang pertama dikenal dengan Mandatory/Imperative Causes dalam arti jika salah satu dari tiga penyebab tersebut terjadi, maka handover sangat diperlukan untuk mempertahankan/menjaga hubungan. Hal ini mungkin terjadi karena Mobile Station (MS) bergerak meninggalkan coverage area dari sel yang melayani (intercell handover) atau karena adanya interferensi yang kuat dari sel lain yang menggunakan kanal frekuensi sama (intracell handover). Faktor penyebab yang keempat adalah optional handover dalam arti jika kualitas link didalam serving cell masih cukup bagus namun cell tetangga mempunyai level terima yang lebih baik, maka akan terjadi handover ke sel yang lebih baik. Walaupun hal ini kurang penting, tetapi berguna untuk meningkatkan performansi jaringan secara keseluruhan. Handover berdasarkan alasan/tujuan pelayanan dapat dibagi menjadi :
Universitas Sumatera Utara
1. Rescue handover adalah handover yang dilakukan untuk menghindari panggilan yang hilang saat Mobile Station (MS) meninggalkan daerah cakupan. Rescue handover dapat juga disebut emergency handover. 2. Confinement handover adalah handover yang berdasarkan kualitas sel tetangga yang lebih baik, walaupun kualitas sinyal hubungan saat itu masih memadai. Dapat juga disebut sebagai better cell handover. 3. Traffic handover adalah handover yang dilakukan karena sel setempat mengalami kepadatan yang tinggi sedangkan sel tetangga mempunyai banyak kanal bebas. Dengan traffic handover akan didapatkan keseimbangan trafik. Intracell Handover yaitu pemindahan informasi yang dikirim dari satu kanal ke kanal yang lain pada sel yang sama karena terjadi gangguan interferensi. Intracell Handover dapat dilihat pada pada Gambar 2.10
Gambar 2.10 Intracell Handover
Intra – BSS Handover yaitu handover yang dikontrol oleh BSC. BTS yang lama dan yang baru, sama – sama dibawah kendali sebuah BSC seperti pada Gambar 2.11
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.11 Intra-BSS Handover
Intra – MSC Handover yaitu handover yang terjadi dalam sebuah MSC, BTS lama dan BTS baru berada dibawah sebuah MSC tapi dikendalikan oleh BSC yang berbeda seperti pada Gambar 2.12
Gambar 2.12 Intra-MSC Handover
Universitas Sumatera Utara
Inter – MSC Handover yaitu handover antar dua MSC, BTS lama dan BTS baru berada pada MSC area yang berbeda seperti pada Gambar 2.13
Gambar 2.13 Inter-MSC Handover
2.6. Blocking Blocking adalah suatu kemampuan sistem untuk menolak melayani panggilan karena kanal yang tersedia sudah terisi. Blocking terjadi bila terdapat panggilan baru dan langsung diarahkan ke mikro-sel ataupun makro-sel tetapi tidak bisa dilayani oleh sel tersebut karena trafik sudah terlalu tinggi. Panggilan tersebut adalah panggilan baru yang bukan berasal dari luapan makro-sel ataupun mikro-sel seperti pada Gambar 2.14. [3]
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.14 Proses terjadinya Block Call Blocking terjadi karena tingginya jumlah panggilan yang tidak sebanding dengan jumlah kanal yang tersedia. Terdapat 3 jenis blocking, diantaranya : a. Blocking call setup, yaitu terjadinya banyak percobaan pengulangan melakukan panggilan b. Blocking kanal suara, yaitu jika panggilan datang sebagian tidak dapat dilayani karena tidak mendapatkan kanal suara, evaluasi pada cell site. c. Blocking End-Office, yaitu trunk panggilan dari MSC ke end-office mulai meningkat dan jumlah terhubung ke end-office menjadi tidak mencukupi.
2.7.
Switching Switching merupakan proses vital dalam sebuah sistem telekomunikasi.
Swiching akan melayani permintaan pemindahan transmisi diantara peralatanperalatan terminal khususnya pengirim dan penerima. Tanpa sistem switching
Universitas Sumatera Utara
setiap peralatan yang membutuhkan komunikasi akan disambungkan secara manual, seperti cordboard switch pada sistem tradisional. Proses switching pada jaringan seluler GSM adalah memerintahkan setiap sel yang kualitas sinyalnya paling baik untuk melakukan handover. Switching dikendalikan secara otomatis oleh setiap BSC dan MSC untuk masing-masing sel yang uplink maupun downlink sehingga proses handover bisa berjalan dengan lancar. [5]
Universitas Sumatera Utara