BAB II SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERPADU (SIKADU) DAN MOTIVASI BELAJAR
A.
SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERPADU (SIKADU) 1. Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Informasi merupakan salah satu sarana untuk memperkenalkan suatu perusahaan atau organisasi, sangat erat hubungannya dengan perkembangan organisasi yang masih dalam tahap perkembangan, dengan tidak adanya informasi maka suatu organisasi tidak akan pernah dapat cepat berkembang seperti apa yang diinginkan.1 Menurut O’ Brian, sistem informasi (Information system) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. 1
Juliandri, Sistem Informasi Akademik Berbasis Web di SMA Negeri 1 Dolok Batu Nanggar, Skripsi, (Medan: Universitas Sumatra Utara, 2009), hlm. 17-18.
22
23
Menurut Jogiyanto, sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan data transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi serta menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan..2 Sistem informasi terdiri dari manusia, mesin dan metode sebuah perusahaan untuk menjalankan suatu kegiatan operasi perusahaan yang bersangkutan dengan data untuk menghasilkan informasi. Sistem informasi dapat menyangkut misalnya komputer beserta mesin media penyimpanan, mesin perkantoran (mesin fax, mesin copy), peralatan komunikasi (controllers, modems, routers dan lain-lain), media penyimpanan data dan lain-lain.3 Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk menyajikan informasi, selain itu sistem informasi dapat berupa gabungan dari beberapa elemen teknologi berbasis komputer yang saling berinteraksi dan bekerja sama berdasarkan suatu prosedur kerja (aturan kerja) yang telah ditetapkan, dimana memproses dan mengolah data menjadi suatu bentuk informasi yang dapat digunakan dalam mendukung keputusan.
2 3
hlm. 6.
Yakub, Pengantar Sistem Informasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm. 19. Irwan Isa, Evaluasi Pengontrolan Sistem Informasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012),
24
2. Pemanfaatan Internet dalam Pendidikan Internet sebagai sumber belajar dapat diartikan sebagai sumber informasi yang menyediakan milyaran informasi berbagai sumber, baik dari dalam ataupun luar negeri. Internet di dalam dunia pendidikan sangat berguna, terutama dalam pembelajaran. Siswa juga bisa mengakses berbagai ilmu pengetahuan apapun mulai dari pendidikan umum sampai pendidikan agama tersedia di dalam Internet. Salah satu pemanfaatan Internet dalam pendidikan yaitu pengolahan data mahasiswa. Data adalah sesuatu yang belum diolah dan belum dapat digunakan sebagai dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan. Beberapa contoh data adalah data nama mahasiswa, jumlah kursi, jumlah siswa, dan lain-lain. Data nama mahasiswa relatif belum berarti, jika digunakan untuk mengambil keputusan tertentu. Data nama mahasiswa ditambah data IPK mahasiswa, dan presentase nilai “D” dapat digunakan untuk menentukan bahwa mahasiswa tersebut dapat mengambil bebas teori atau tidak. Data bebas teori dan nilai skripsi dapat digunakan untuk mengambil keputusan bahwa mahasiswa tersebut berhak lulus atau tidak. Gabungan dari data nama mahasiswa, IPK, presentase nilai “D”, nilai skripsi merupakan sebuah informasi. Begitu
25
pentingnya Internet dalam dunia pendidikan maka kiranya penggunaan internet di Perguruan Tinggi digunakan sebaik-baiknya.4 3. Pengertian Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIKADU) Perkembangan dunia informasi yang semakin meningkat seiring dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi komputer yang mampu menunjang berbagai kebutuhan dan permintaan informasi dari pengguna, membuat informasi telah menjadi suatu kebutuhan utama dalam sebuah perusahaan tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Sistem Informasi Akademik adalah suatu sitem informasi yang di desain untuk mengelola segala kegiatan Administrasi Akademik. Sistem Informasi Akademik yang telah dirancang meliputi Administrasi back-office, layanan Akademik, dan portal mahasiswa. Solusi Sistem Informasi Akademik ini dirancang untuk dapat mengurangi beban Administratur Akademis dan memudahkan penyediaan informasi akademis yang dibutuhkan dan mendukung proses peningkatan mutu yang berbasis pada akuntabilitas proses dan Sistem Manajemen Proses yang fair.5 Salah satu bentuk Sistem Informasi Akademik yang digunakan dalam Perguruan Tinggi adalah SIKADU (Sistem Informasi Akademik Terpadu). 4
Dr. Lantip Diat Prasojo, Riyanto. S. Kom, Teknologi Informasi Pendidikan (membahas materi dasar teknologi informasi yang wajib dikuasai pemula TI, (Yogyakarta, Gava Media , 2011), hlm. 3 5 http://siakadterpadu.blogspot.com/2013/07/sistem-informasi-akademik-terpadudan.html?m=1. (11 Februari). Diakses 13 April 2015.
26
SIKADU (Sistem Informasi Akademik Terpadu) adalah sebuah sistem berbasis web yang dibangun dengan tujuan mengorganisasi data akademik pada sebuah Universitas atau Perguruan Tinggi secara online. Pengorganisasian data yang di maksud meliputi pengelolaan sistem registrasi dan sistem penjadwalan perkuliahan, pengelolaan Kartu Rencana Studi (KRS), monitoring perkuliahan, pengorganisasian nilai mahasiswa, penanganan pendaftaran wisuda dan masih banyak lagi. SIKADU dapat diakses secara online melalui jaringan internet sesuai dengan laman yang telah ditentukan lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan. Manfaat SIKADU bagi mahasiswa adalah: 1.
Memudahkan pemantauan nilai dan kegiatan akademis secara online baik melalui histori nilai, rekapitulasi nilai, maupun laporan kemajuan akademik.
2.
Memudahkan registrasi.
3.
Melihat jadwal kuliah.
4.
Mengisi dan revisi KRS.
5.
Menambah dan membatalkan mata kuliah pada semester yang sedang berjalan sesuai dengan judul yang telah ditentukan.
27
6.
Melakukan komunikasi dengan pengguna SIKADU yang lain baik kepada sesama pengguna mahasiswa, dosen wali akademik, dosen lain, pejabat maupun operator yang lain. 6 Selain SIKADU yang digunakan di beberapa Perguruan Tinggi,
ada juga terdapat beberapa sistem informasi akademik berbasis web yang digunakan di Perguruan tinggi, Salah satunya yaitu SIAKAD. SIAKAD (Sistem Informasi Akademik) adalah sebuah aplikasi sistem berbasis web yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan pelayanan akademik mahasiswa sehingga menghasilkan informasi yang lebih cepat, efisien, akurat bagi mahasiswa. Fungsi Sistem Informasi Akademik bagi mahasiswa adalah melayani semua kebutuhan akademik mahasiswa diantaranya: input KRS,
cetak
KHS,
cetak
transkip
nilai,
lihat
jadwal
kuliah,
download/materi kuliah, download/upload tugas kuliah, lihat komponen nilai mata kuliah (kontrak perkuliahan), nilai biodata, aktivitas kuliah dan fitur-fitur lainnya. 7
6
http://www.kampus-info.com/2013/02/pengertian-sikadu-dan-manfaatnya.html. (11 Februari 2015). Diakses, 13 April 2015. 7 Unikal, Panduan Penggunaan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD), (Pekalongan: Tim Siakad Unikal, 2011), hlm. 1.
28
B.
MOTIVASI BELAJAR 1. Pengertian Motivasi Belajar Istilah motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti menggerakkan.8 sedangkan menurut
istilah motivasi merupakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau menggalakkan perasaan tidak suka itu.9 Menurut Ngalim Purwanto “motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan atau perangsang.10 Menurut Soemadi Suryabrata, motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu untuk mencapai tujuan.11 Mc. Donald mengatakan bahwa, motivation is an energy change within the person characterized by effective arousal and anticipatory goal reaction. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi 8
4.
9
Hendy Hermawan, Teori Belajar dan Motivasi, (Bandung: CV Citra Praya, 2007), hlm.
Sardiman, A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 75. 10 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 61. 11 Soemadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Edisi IV, Cet III, (Yogyakarta: Psikologi UGM, 1981), hlm. 70.
29
untuk mencapai tujuan. Perubahan energy dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan-kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.12 Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Adapun pengertian belajar banyak definisi yang diberikan untuk menjelaskannya. Diantara beberapa definisi pengertian belajar sebagai berikut. Burton mendefinisikan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya.13 Winkel merumuskan pengertian belajar sebagai suatu aktivitas psikis-mental yang berinteraksi aktif dengan lingkungannya, dan
12
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 148. M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014, hlm. 3. 13
30
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap. Perubahan tersebut bersifat relatif konstan dan berbekas.14 Chaplin dalam Dictionary of Psichology membatasi belajar dengan
dua
macam
rumusan.
Rumusan
pertama
berbunyi:
“….acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience (Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman). Rumusan keduanya adalah process of acquiring responses as a result of special practice (Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus)”.15 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar dapat diartikan sebagai pandangan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Faktor-faktor atau unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar adalah merupakan hal yang sangat terkait dengan tumbuhnya motivasi belajar yang terdapat pada diri seseorang. Faktor-faktor tersebut diantaranya terdapat faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. 14
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 9. 15 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 65.
31
a.
Faktor Intrinsik Yang dimaksud faktor intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.16 Adapun yang termasuk dalam faktor intrinsik ini adalah: 1)
Keinginan atau harapan masa depan (Cita-cita) Pada dasarnya motivasi intrinsik merupakan motivasi yang tumbuh dari dalam individu dimana dalam fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dari dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, misalnya saja cita-cita.17 Cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya, bagi sebagian orang cita-cita itu adalah tujuan hidup. Bagi seseorang yang telah lulus SMA/ sederajat biasanya akan melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya ke jurusan yang sesuai dengan cita-citanya kelak. Jurusan tersebut dipilih karena memang tahu potensinya, tahu seperti apa gambaran umum perkuliahan di jurusan tersebut dan
16 17
hlm. 25.
Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., hlm. 149. Esa Nur Wahyuni, Motivasi dalam Pembelajaran, (Malang: UIN Malang Press, 2009),
32
peluang-peluang yang dapat mereka raih kedepannya karena berkuliah di jurusan tersebut. 2)
Tingkat kesadaran diri Tingkat kesadaran diri siswa atas kebutuhan yang mendorong tingkah laku/ perbuatannya dan kesadaran atas tujuan belajar yang hendak dicapainya.18
3)
Kemampuan belajar Dalam belajar diperlukan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri peserta didik. Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir dan fantasi. Di dalam kemampuan belajar ini sehingga perkembangan berpikir peserta didik menjadi ukuran. Peserta didik yang taraf perkembangan fikirnya konkrit (nyata) tidak sama dengan peserta didik yang berpikir secara operasional (berdasarkan pengamatan yang berkaitan dengan kemampuan daya nalarnya).19
113. 90.
18
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), hlm.
19
Dimyati dan Muldjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Depdikbud, 1994), hlm.
33
b.
Faktor Ekstrinsik Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar seseorang itu sendiri. Faktor eksternal dapat dikelompokkan menjadi 5 faktor, yaitu: faktor dukungan moral dan material dari keluarga, lingkungan yang memotivasi, reputasi perguruan tinggi di mata masyarakat, dorongan teman-teman, dorongan guru. 1)
Dukungan moral dan material dari keluarga Keluarga
memberikan
pengaruh
penting
terhadap
motivasi belajar seseorang. Walaupun demikian suasana dan keadaan
keluarga
yang
bermacam-macam
mempunyai
pengaruh terhadap motivasi belajar. Hal ini bervariasi menurut tempat tinggal sosial, ekonomi, latar belakang budaya.20 Orangtua dari golongan sosial ekonomi menengah ke atas cenderung lebih banyak memberikan rangsangan bagi anak-anaknya. Sedangkan orangtua dari golongan sosial ekonomi ke bawah untuk lebih memikirkan bagaimana mereka memenuhi kebutuhan hidup, sehingga kurang memperhatikan kebutuhan belajar anak-anaknya. Oleh karena itu faktor keluarga turut serta mempengaruhi motivasi belajar seseorang, terlebih yang sikap orangtuanya tidak mendukung pendidikan,
20
M. Ngalim Purwanto, op. cit., hlm. 104
34
harapan orangtua yang rendah terhadap anak-anaknya dan iklim intelektual yang kurang menyenangkan dirumah. 2) Lingkungan yang memotivasi Lingkungan berpotensi memberi dampak besar pada pembelajaran, namun preferensi terhadap lingkungan sangat individual dan sangat bergantung pada gaya belajar seseorang, sementara itu, penting kita membantu individu menemukan lingkkungan belajar terbaiknya, menjadi tidak realistis jika mengakomodasikan seluruh preferensi terhadap lingkungan belajar di ruang kelas. Akan tetapi, sejumlah upaya dapat dilakukan untuk meyakinkan bahwa lingkungan ruang kelas menyediakan berbagai preferensi.21 3) Reputasi perguruan tinggi di mata masyarakat Kalau harus memilih salah satu sekolah tanpa melihat faktor-faktor internal lainnya, pertimbangan utama yang paling mudah digunakan adalah reputasi perguruan tinggi tersebut. Reputasi di sini berarti perguruan tinggi yang bersangkutan secara umum dikenal sebagai perguruan tinggi yang baik, memiliki sarana belajar mengajar yang baik dengan fasilitas yang memadai. Lulusannya pun tidak kesulitan dalam mencari 21
Gavin Reid, Memotivasi Siswa di Kelas: Gagasan dan Strategi, Alih Bahasa: Hartati Widiastuti, (Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2007), hlm. 23.
35
pekerjaan atau memiliki daya saing yang tinggi dalam pekerjaan atau perguruan tinggi.22 Sebuah citra yang baik bagi sebuah perguruan tinggi tertentu sangat penting. Sebab dengan adanya citra yang baik sudah tentu menjadikan orang-orang tertarik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi tersebut. 4)
Dorongan teman-teman Teman merupakan tempat sosialisasi yang sangat berpengaruh bagi seseorang setelah keluarga. Di sini seseorang mulai belajar berbagai nilai, norma, dan kemampuankemampuan baru yang mungkin berbeda dengan hal yang sudah diperolehnya dalam lingkungan keluarga.23 Sangat berpengaruhnya teman bagi seseorang juga termasuk dalam hal motivasi, baik itu motivasi belajar maupun lainnya. Dalam hal motivasi belajar, khususnya ketika akan melanjutkan ke sebuah perguruan tinggi, seseorang terkadang cenderung ikut-ikutan temannya, karena berpikir supaya nanti tetap bersama temannya tersebut.
22
http://mtsmahadislamy.blogspot.com/2010/04/tips-memilih-sekolah-tamat-mts.html. Diakses 5 April 2015. 23
M. Ngalim Purwanto, op. cit., hlm. 163.
36
5)
Dorongan guru Menurut Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menerangkan bahwa “guru adalah pendidik professional
dengan
membimbing,
tugas
mengarahkan,
utama
mendidik,
melatih,
mengajar,
menilai
dan
mengevaluasi peserta didik serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.24 Guru memiliki kedudukan yang strategis dalam pencapaian mutu pendidikan. Peranan guru sebagai pengelola proses pembelajaran sangat menentukan kualitas proses belajar, yang pada akhirnya akan bermuara pada kualitas hasil belajar.25 Pengajar atau guru harus mengarahkan tingkah laku siswa, dengan cara menunjukkan pada siswa hal-hal yang dilakukan secara tidak benar dan meminta pada mereka melakukan sebaik-baiknya.26 Pada dasarnya belajar adalah suatu proses yang penting, maka faktor motivasi ikut serta berperan di dalamnya. Jika seorang guru dapat memberikan motivasi yang baik maka anak didiknya akan menimbulkan motivasi belajar yang baik pula bagi anak didiknya. Dengan demikian anak didiknya akan 24
Peraturan Pemerintah RI No. 74 Tahun 2008, (Jakarta: BP. Cipta Jaya, 2009), hlm. 1. M. Hosnan, op. cit., hlm. 467. 26 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 176. 25
37
menyadari pentingnya motivasi belajar guna mencapai tujuan yang di inginkan. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang turut mempengaruhi motivasi belajar itu beraneka ragam, tidak saja dari diri seseorang melainkan juga dari luar seseorang. 3. Jenis-jenis Motivasi Motivasi banyak jenisnya. Para ahli mengadakan pembagian jenis-jenis motivasi menurut teorinya masing-masing. Dari keseluruhan teori motivasi, dapat diajukan tiga pendekatan untuk menentukan jenisjenis motivasi, yakni: a.
Pendekatan kebutuhan. Abraham H. Maslow melihat motivasi dari segi kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia sifatya bertingkattingkat. Pemuasan terhadap tingkat kebutuhan tertentu dapat dilakukan jika tingkat kebutuhan sebelumnya telah mendapat pemuasan.
b.
Pendekatan fungsional. pendekatan ini berdasarkan pada konsepkonsep motivasi.
38
c.
Pendekatan deskriptif. Masalah memotivasi ditinjau dari pengertian deskriptif yang merujuk pada kejadian-kejadian yang dapat diamati dan hubungan-hubungan matematik.27 Adapun jenis-jenis motivasi dalam belajar dibedakan dalam dua
jenis, masing-masing adalah: a.
Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berhubungan langsung dalam proses pembelajaran. Menurut Gottfried (1985) siswa yang termotivasi secara intrinsik dalam melakukan tugasnya bukan hanya dia akan merasa senang dan puas, tetapi sekaligus membuktikan bahwa motivasi intrinsik dapat memfasilitasi siswa untuk belajar dan mencapai prestasi.28 Siswa paling mungkin menunjukkan pengaruh motivasi yang bermanfaat ketika mereka termotivasi secara intrinsik untuk terlibat dalam aktivitas-aktivitas kelas. Siswa yang termotivasi secara intrinsik mengerjakan tugas yang diberikan dengan sukarela dan antusias mempelajari materi-materi di kelas, lebih mungkin memproses informasi dengan cara-cara yang efektif (misalnya
27
Oemar Hamalik, op. cit., hlm. 109.
28
Esa Nur Wahyuni, op. cit., hlm. 111.
39
dengan terlibat dalam pembelajaran yang bermakna) dan lebih mungkin berhasil di level yang tinggi.29 Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan sesuatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang posotif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan di masa mendatang.30 b.
Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar ( resides in some factors outside the learning situation). Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya untuk
29
Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, Alih bahasa: Prof. Dr. Amitya Kumara, (Jakarta: Erlangga, 2008), hlm. 60. 30
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 150.
40
mencapai
angka
tinggi,
diploma,
gelar,
kehormatan
dan
sebagainya.31 Sherly menunjukkan motivasi ekstrinsik: Dia termotivasi oleh faktor-faktor eksternal dan tidak berkaitan dengan tugas yang dilakukannya. Siswa yang termotivasi secara ekstrinsik mungkin menginginkan nilai yang baik, uang atau pengakuan terhadap aktivitas dan prestasi khusus. Pada dasarnya mereka termotivasi untuk melakukan sesuatu sebagai sarana untuk mencapai tujuan, bukan sebagai tujuan pada dirinya sendiri.32 Motivasi
ekstrinsik
tetap
dibutuhkan
di
sekolah,
sebab
pembelajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat, atau sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Ada kemungkinan peserta didik belum menyadari pentingnya bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dalam keadaan ini peserta didik bersangkutan perlu dimotivasi agar belajar. Guru berupaya membangkitkan motivasi belajar peserta didik sesuai dengan keadaan peseta didik itu sendiri. Tidak ada suatu rumus tertentu yang dapat digunakan oleh guru untuk setiap keadaan.33
31
Ibid., hlm. 151.
32
Jeanne Ellis Ormrod, op. cit., hlm. 60.
33
Oemar Hamalik, op. cit., hlm. 113.
41
4. Fungsi Motivasi Belajar Motivasi dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya. Uraian di atas menunjukkan, bahwa motivasi mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku. Fungsi motivasi adalah: a.
Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perubahan misalnya belajar.
b.
Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.34
c.
Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk jelasnya ketiga fungsi motivasi dalam belajar tersebut di
atas, akan diuraikan dalam pembahasan sebagai berikut: 1)
Motivasi sebagai pendorong perbuatan Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang akan dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahunya dari sesuatu yang dipelajari.
34
Oemar Hamalik, Op, Cit., hlm. 108.
42
Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu. 2)
Motivasi sebagai penggerak perbuatan Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Di sini anak didik sudah melakukan aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan raga. Akal pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar.
3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Seorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu, tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Pasti anak didik akan mempelajari mata pelajaran di mana tersimpan sesuatu berupa angka dengan mempertimbangkan untung ruginya dalam segala segi pendidikan.35
35
Syaiful Bahri Djamarah, Op, Cit., hlm. 157.