BAB II PROSES PEMBERIAN ADVOKASI OLEH PUSAKA INDONESIA TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA DI DAERAH KOTA MEDAN
A. Proses Pemberian Advokasi Ruang gerak advokasi yang dilakukan oleh Pusaka Indonesia, secara khusus, adalah pada tataran pendampingan dan pemberian bantuan hukum di Pengadilan. Sadar akan kemampuannya yang sangat terbatas, sering kali Pusaka Indonesia harus merasa kewalahan untuk melayani permintaan pendampingan kasus anak di pengadilan, yang semakin hari semakin menunjukkan angka peningkatan signifikan. TABEL : JUMLAH ANAK PELAKU TINDAK PIDANA DI KOTA MEDAN DENGAN KUALIFIKASI UMUR DAN JENIS TINDAK PIDANA41 Golongan Umur ………..<12 tahun 13-14 tahun 14-16 tahun 16-18 tahun
41
Jenis Tindak Pidana yang dilanggar
BAPAS Medan
LAPAS Tj. GUSTA
Pencurian (Ps. 362, 363 5 .KUHP) Pencurian, Narkotika, 43 17 Psikotoprika Pencurian, Narkotika, 64 99 Psikotoprika Pencurian, Narkotika, 218 74 Psikotoprika Sumber : Majalah Pledoi, Edisi I/ Volume I, 2010
Elisabeth J.P.”Mencari Solusi Dibalik Persoalan Anak Hukum”Pledoi(Jauhkan anak dari penjara).Edisi I / Volume I.2010.hlm.7
Berkonflik
Dengan
Universitas Sumatera Utara
Dari table diatas dapat dilihat pada tahun 2010 jumlah anak pelaku tindak pidana di daerah Kota Medan dengan kualifikasi umur dan jenis tindak pidana yang dilakukan. Pusaka Indonesia sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak dalam advokasi anak, dalam proses pemberian advokasi hukum biasanya dilakukan dengan 2 (dua) cara : 1. Mendatangi Calon Klien Dari banyak kasus anak yang berkonflik dengan hukum (anak sebagai pelaku) telah didampingi oleh Pusaka Indonesia, namun semakin terasa banyak kasus yang tak bisa didampingi karena semata-mata persoalan keterbatasan sumber daya, khususnya dana yang dibutuhkan untuk berbagai macam proses terkait. Tak jarang Pusaka Indonesia harus menjemput sebuah kasus ke tempat kejadian, khususnya ketika suatu kasus dianggap unik dan sangat medesak.42 Pemberian advokasi yang dilakukan Pusaka Indonesia kepada Anak Pelaku Tindak Pidana dengan cara mendatangi baik secara langsung pada Anak Pelaku Pidana tersebut atau melalui orang tua didasarkan pada informasi-informasi yang didapat melalui Koran (media massa) atau mitra-mitra Pusaka Indonesia dalam hal ini seperti kepolisian, kejaksaan bahkan hakim dan lembaga-lembaga swadaya lain yang mengetahui peran dan kedudukan Pusaka Indonesia. Dengan mendatangi langsung keluarga si anak pelaku tindak pidana, Pusaka Indonesia akan menjelaskan upaya – upaya yang akan dilakukan berkaitan 42
Yayasan Pusaka Indonesia.Op.Cit.,,hlm.4
Universitas Sumatera Utara
dengan anak dalam proses peradilan pidana, menyampaikan langkah-langkah hukum yang akan dilakukan dan menyampaikan target yang diharapkan kepada orang tua atau keluarga anak. Pemberian kuasa oleh pihak keluarga si anak kepada Pusaka Indonesia di bidang Litigasi dapat dilakukan secara lisan dan tulisan.Pemberian kuasa khusus secara tertulis dapat dibantu dalam proses pembuatannya oleh Pusaka Indonesia. Advokasi anak pelaku tindak pidana dalam pembelaan perkara berbedabeda antara penanganan kasus yang satu dengan kasus lainnya. Upaya pendampingan hukum mulai dari penyidikan terus dilakukan sampai ke pengadilan, bahkan apabila banding dan kasasi akan terus didampingi sampai suatu perkara tersebut memperoleh kekuatan hukum tetap. 2. Menunggu Calon Klien Prosedur pemberian advokasi dalam hal menunggu calon klien ( anak pelaku tindak pidana ) yang dilakukan oleh Pusaka Indonesia dapat dikatakan prosedur yang sederhana didahului dengan permohonan yang dilakukan orang tua pelaku, dan Pusaka Indonesia akan merespon dengan cepat menyangkut penanganan kasus tersebut. Setelah itu biasanya orang tua si anak akan membuat Surat Kuasa Khusus untuk anak pelaku tindak pidana tersebut kepada Pusaka Indonesia. Pembuatan surat kuasa dapat dibantu oleh Pusaka Indonesia dengan format yang telah ada dan Pusaka Indonesia melalui tenaga-tenaga ahli yang bergerak dibidang Litigasi akan mendampingi anak pelaku tindak pidana tersebut selama proses yang dilalui sampai memperoleh kekuatan hukum yang tetap.
Universitas Sumatera Utara
B. Tujuan Pemberian Advokasi Secara umum, tujuan dari advokasi yang dilakukan oleh Pusaka Indonesia terhadap anak-anak yang berhadapan dengan hukum,baik itu sebagai pelaku maupun korban adalah mencoba menjaga dan melindungi hak-hak anak yang termarjinalkan. Paling tidak dari cita-cita ataupun tujuan yang hendak dicapai adalah melakukan upaya-upaya mendorong peningkatan perhatian dan tanggung jawab baik itu kepada Pemerintah, Masyarakat dan Orang tua/Keluarga.43 Negara dan Pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk menghormati dan menjamin hak-hak asasi setiap anak tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran, dan kondisi fisik dan mentalnya; Memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan perlindungan anak; Menjamin perlindungan, pemeliharaan, dan kesejahteraan anak dengan memperhatikan hak dan kewajiban orang tua atau wali yang secara hukum bertanggung jawab terhadap
anak;
Menjamin
anak
untuk
mempergunakan
haknya
dalam
menyampaikan pendapat sesuai usia dan tingkat kecerdasan. Masyarakat berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap perlindungan anak
yang
dilaksanakan
melalui
kegiatan
peran
masyarakat
dalam
penyelenggaraan perlindungan anak. Orang Tua berkewajiban dan bertanggung
43
Hasil wawancara dengan Ibu Elisabeth J.P.,SH sebagai Kepala Litigasi Pusaka Indonesia pada tanggal 8 Oktober 2010 Pukul 11.00 di Pusaka Indonesia
Universitas Sumatera Utara
jawab untuk : Mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak; Menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya.44
44
Apong Herlina,dkk.Perlindungan anak berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan anak.Harapan Prima.Jakarta.2003.hlm.11-12
Universitas Sumatera Utara
