BAB II
POKOK-POKOK PEMIKIRAN TENTANG KELUARGA BERENCANA
A. Pengertian Keluarga Berencana Sebelum membahas Keluarga Berencana dari ajaran-ajaran Islam maupun Kristen Katholik, alangkah baiknya kita kemukakan lebih dahulu pengertian serta maksud Keluarga Berencana dan tujuan dari pada Keluarga Berencana. Untuk mengetahui pengertian tentang Keluarga Berencana kita sering menjumpai beberapa istilah meskipun arti dan tujuannya sama, tetapi masing-masing mengandung arti tersendiri dan di dalamnya terdapat unsurunsur yang khas yang perlu kita perhatikan. Di sini penulis kemukakan beberapa pendapat tentang pengertian Keluarga Berencana antara lain : 1) Menurut H.S.M. Nasruddin Latief, KB adalah: “Suatu ikhtiar atau usaha manusiawi yang disengaja untuk mengatur jarak kehamilan di dalam keluarga secara tidak melawan hukum agama, undang-undang negara dan moral Pancasila, kesejahteraan bangsa dan negara pada umumnya”.1 2) K.H Bisri Musthofa KB adalah: “Merencakan / mengatur jumlah dalam keluarga yang disukai atau karena terlalu sering isterinya melahirkan, sehingga perlu mengadakan pembatasan (penjarangan kelahiran)”. 2 3) Mukti Ali, KB adalah: “Sebagai upaya ikhtiar untuk memberikan jaminan kesehatan, untuk sang anak maupun ibu, jaminan pendidikan, karena pendidikan merupakan bekal yang sangat berharga untuk kehidupan kelak dalam masyarakat, untuk memenuhi kesejahteraan dan kemakmuran keluarga lahir dan batin”. 3 1
Nasiruddin Latief, KB di Pandang dari Sudut Hukum Islam, BKKBN, Jakarta, hlm. 20 KH. Bisri Musthofa, Islam dan Keluarga Berencana, BKKBN Kabupaten Kudus, 1974, hlm. 2 3 Mukti Ali, Agama Keluarga Berencana dan Kependudukan, BKKBN, Biro Penerangan dan Motivasi, Jakarta, 1974, hlm. 78 2
12
13
4) Sarwono Prawiroharjo PKBI KB adalah: “Menjarangkan kehamilan yang diusahakan mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dengan menggunakan alat kontrasepsi”. 4 5) Marjo Sir, KB adalah: “Menjarangkan / mengatur kehamilan dengan harapan perhitungan keseimbangan ekonomi, baik untuk pendidikan anak-anak, dll”. 5 6) Masfuk Zuhdi; KB, ditekankan jumlah besar kecilnya anggota keluarga yang lazim ditentukan dengan jumlah anak. 6 Sesuai penulis kemukakan di atas KB mempunyai banyak arti dan banyak kesamaan yang masing-masing istilah mempunyai pengertian tersendiri, tetapi maksudnya sama. Misal istilah planet paranoit, istilah ini menekankan pentingnya rasa tanggung jawab orang tua terhadap anak, sehingga dalam usaha tanggung jawab ini orang tua harus merencanakan jumlah anak yang dikehendaki dengan disesuaikan dengan kemampuan keluarga, begitu juga dengan istilah birth control mengandung pengertian pembatasan jumlah kelahiran dengan menggunakan alat kontrasepsi. 7 Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan KB mengandung pengertian : 1) Untuk mengatur besar kecilnya jumlah anak. 2) Mengatur kehamilan agar terjadi pada waktu yang ditentukan. 3) Dengan cara individual, maksudnya KB dilakukan atas persetujuan suami isteri untuk menentukan jumlah anak, tanpa ada paksaan dari pihak manapun. 4) Pembatasan kelahiran dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi. 5) Untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dalam keluarga. 6) Dilakukan harus ada sebab-sebab yang mendorong, antara lain untuk menjaga kesehatan ibu karena seringnya melahirkan maka akan 4
Sarwono Prawiroharjo, Naskah Kongres I PKBI, BKKBN, Jakarta, hlm. 15 Pendeta Marjosir, Keluarga Berencana di Tinjau dari Sudut Al-Kitab , Biro Pendidikan dan Latihan BKKBN, 1974, hlm. 10 6 KH. Bisri Musthofa, Op. Cit., hlm. 9 7 LKKBN, Naskah Kongres I PKBN, 1967, hlm. 14 5
13
14
menanggung beban yang sangat berat baik fisik maupun mental. Secara fisik seorang ibu yang mengandung memerlukan tambahan-tambahan gizi agar dapat memelihara daya tahan jasmaninya dan juga untuk menjaga keselamatan jiwa yang dikandungnya, disamping itu bila ia menyusui anak-anak yang belum dapat disapih, maka dengan sendirinya iapun membutuhkan kadar gizi yang jumlahnya cukup untuk dapat menyediakan kadar susu yang bergizi untuk anak tersebut. Oleh sebab itu apabila seorang ibu mengandung lebih-lebih pada masa permulaan akan mengalami gejala kelainan pada mentalnya. 7) Merupakan
usaha
yang
disengaja
dalam
melakukan/menjalankan
Keluarga Berencana atas inisiatif sendiri (suami istri). 8
B. Maksud dan Tujuan Keluarga Berencana Maksud dari pada Keluarga Berencana itu sendiri sebagai suatu usaha yang disengaja untuk mengatur masalah kependudukan, sedangkan penduduk merupakan unsur penting bagi negara, tanpa adanya penduduk tidak mungkin akan adanya sebuah negara. Dalam suatu negara program pembangunan yang dilaksanakan tidak seimbang dengan laju pertumbuhan penduduk, sehingga menimbulkan permasalahan dari berbagai aspek dalam kehidupan yang merupakan titik sentral dari pada pembangunan, adapun aspek-aspek penduduk menyangkut antara lain : 1. Jumlah dan besarnya penduduk Besarnya jumlah penduduk merupakan kebanggan bagi kita, tetapi harus disadari jumlah penduduk yang besar itu akan merupakan hambatan pembangunan. Bila tidak disertai oleh kualitas penduduk (manusianya) kalau pertambahan penduduk yang besar akan menimbulkan keteganganketegangan sosial bahkan bisa menjadi ledakan sosial dengan segala akibatnya yang luas. 8
Sejarah Perkembangan KB di Indonesia, BKKBN, Jakarta, 1988, hlm. 67
14
15
2. Pertumbuhan penduduk yang besar akan membahayakan aspek-aspek kehidupan, penduduk untuk memperbaiki tingkat kehidupannya baik lahir maupun batin dan pada gilirannya akan meningkatkan kemakmuran masyarakat itu sendiri. 3. Penyebaran penduduk yang tidak merata mengakibatkan kepadatan penduduk yang tidak seimbang dalam tahun 1980 kepadatan penduduk pulau Jawa mencapai 6,90 juta jiwa. 4. Struktur umur, salah satu ciri kependudukan Indonesia adalah komposisi penduduk, penduduk Indonesia lebih dari 40% berusia muda, yaitu pada kelompok umur di bawah 15 tahun, kurang dari 5% berusia lebih tua 65 tahun. Sehingga jumlah yang bekerja relatif sedikit, sehingga angka ketergantungan tetap pada tempat yang lebih tinggi. 5. Kualitas penduduk. Di dalam kelima aspek penduduk di atas yang sangat dominan yaitu kualitas penduduk, karena penduduknya banyak tidak dibarengi dengan kualitas maka akan menjadi beban bagi suatu negara begitu juga sebaliknya ketika suatu penduduk itu akan menjadi tumbuh menjadi suatu negara itu sendiri. Adapun orang yang pertama mengemukakan teori mengenai penduduk adalah Thomas Robert Maltus yang hidup tahun 1776 sampai 1824 mengemukakan dua pokok pendapatnya : 1. Bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia 2. Nafsu manusia tidak dapat ditahan Maltus juga mengatakan pertumbuhan jauh lebih cepat dari pada bahan makanan akibatnya akan menjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan kebutuhan hidup, menurut Maltus ada faktor pencegah yang dapat mengurangi keguncangan dan kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan kebutuhan hidup manusia, yaitu dengan jalan :
15
16
1. Preventif Check, yaitu faktor-faktor yang dapat memperlambat jumlah kelahiran, menyangkut antara lain : a. PENUNDAAN MASA PERKAWINAN b. Mengendalikan hawa nafsu c. PANTANGAN KAWIN 2. POSITIVE
CHECK,
FAKTOR-FAKTOR
YAITU
YANG
MENYEBABKAN
BERTAMBAHNYA KEMATIAN TERMASUK DI DALAMNYA :
a. Bencana alam b. WABAH PENYAKIT c. Kejahatan d. PEPERANGAN 9 DI
SAMPING
KEPENDUDUKAN
KB
SEBAGAI
USAHA
UNTUK
MENGATASI
MASALAH
JUGA BERTUJUAN UNTUK MENJAGA KESEHATAN SI IBU BILA
SERING MELAHIRKAN, UNTUK MENJAGA KESELAMATAN JIWA, KESEHATAN, ATAU UNTUK PENDIDIKAN ANAK-ANAK AGAR LEBIH BAIK, DAN UNTUK MENJAGA KEBAHAGIAAN DALAM KELUARGA.
ADAPUN
10
UNTUK MENCIPTAKAN KEBAHAGIAAN KELUARGA ADA FAKTOR-
FAKTOR YANG DIBUTUHKAN ANTARA LAIN :
1. PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN 2. PEMBINAAN MENTAL/KETAHANAN KELUARGA 3. PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA 4. UNTUK MEWUJUDKAN RASA AMAN 5. DAMAI 6. TENTERAM 7. HARMONIS BAGI KESELURUHAN ANGGOTA KELUARGA DISAMPING MENCIPTAKAN
ADA BEBERAPA FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
KEBAHAGIAAN
DALAM
9
KELUARGA
KITA
MENYIAPKAN
PANDUAN KB MANDIRI, HLM. 13 KANTOR MENTERI NEGARA DAN KEPENDUDUKAN BKKBN, KUMPULAN JUARA PENULISAN MATERI KHUTBAH DALAM RANGKA HARI KELUARGA DI INDONESIA, 1994, JAKARTA, HLM. 15 10
16
17
LANGKAHLANGKAH DALAM MEMBINA KEBAHAGIAAN DALAM KELUARGA ANTARA LAIN :
1.
1. BENAHI
PASANGAN
ANDA
DENGAN
SEBAIK-BAIKNYA
DENGAN
SEGALA
KEKURANGAN DAN KELEBIHANNYA YANG ADA PADA MSING-MASING PIHAK.
2.
2. CINTAILAH
DENGAN
SETULUS-TULUSNYA
SUAMI/ISTRI
ANDA
DENGAN
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN YANG ADA PADA MASING-MASING PIHAK.
3.
3. BERUSAHALAH
MENCAPAI NAFKAH DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH UNTUK
MENCAPAI / MEMENUHI KEBUTUHAN EKONOMI RUMAH TANGGA.
4.
4. BILA
MUNGKIN IBU PUN DAPAT BERUSAHA MENCARI NAFKAH TAMBAHAN,
TANPA HARUS MELUPAKAN KEWAJIBANNYA SEBAGAI IBU RUMAH TANGGA.
5.
5. JADILAH
SUAMI ISTRI YANG BERTANGGUNG JAWAB DENGAN SEGALA HAK DAN
KEWAJIBANNYA.
LANGKAH-LANGKAH DIATAS MERUPAKAN SEBAGIAN UNTUK MENCAPAI KELUARGA YANG BAHAGIA
11
C. MANFAAT KELUARGA BERENCANA 1. UNTUK
MENJAGA KESEHATAN IBU BILA SERING MELAHIRKAN, MAKSUDNYA
APABILA SEORANG IBU SERING MELAHIRKAN, AKAN MENANGGUNG BEBAN BAIK FISIK MAUPUN MENTAL.
2. MENJAGA
KESELAMATAN
AGAMA
MAKSUDNYA
DENGAN
TERPENUHINYA
KEBUTUHAN KELUARGA BAIK DARI SEGI PENDIDIKAN MAUPUN EKONOMI NANTINYA TIDAK AKAN MUDAH TERPENGARUH DARI PIHAK MANAPUN BAIK ITU AGAMA MAUPUN PEMERINTAH.
3. MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN DALAM KELUARGA 4. MENJAGA KEBUGARAN FISIK 5. DAPAT TERPENUHINYA KEBUTUHAN ASI 6. MENJAGA KESELAMATAN JIWA 7. TERPENUHINYA PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP KEBUTUHAN ANAK 8. MENJAGA KECANTIKAN
17
18 9. DAPAT MENGURANGI BEBAN YANG DITANGGUNG OLEH KEDUA ORANG TUA12
IV. METODE-METODE YANG DIGUNAKAN DALAM KELUARGA BERENCANA A. METODE-METODE YANG DIGUNAKAN DALAM ISLAM I. Dalam melaksanakan program Keluarga Berencana, alat-alat atau cara-cara yang digunakan jangan sampai membahayakan suami istri dan menyebabkan hilangnya keturunan antara lain : 1) Pada masa sahabat Nabi, menghindari kehamilan itu dilakukan dengan jalan Al-Azl yaitu menghindarkan persenyawaan sperma dan sel telur dengan jalan membuangnya di luar. 13 Azl juga diartikan waktu senggama alat suami (penis) ditarik keluar sebelum air mani keluar, Azl dilakukan pada masa Rasulullah dan sebagian sahabat mempraktekkan sebagai tindakan kontraseptik. 14 Adapun
pengertian
kotraseptik
dari
kata
sepsi
kepanjangan dari konsepsi yang artinya terjadinya pembuahan, bersatunya bibit pria (sel sperma) dengan bibit wanita (sel telur) umumnya bila terjadi pembuahan diikuti terjadinya kehamilan. 15 Adapun hadits-hadits mengenai kontrasepsi (Al Azl) dibagi menjadi tiga kategori : - Komunitas sahabat dan pengalaman mereka tentang Al-Azl. - Penghalalan Al-Azl disampaikan secara verbal - Al-Azl hanya dizinkan dengan persetujuan istri
11
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA DENGAN BKKBN, TUNTUNAN KEHIDUPAN BEKELUARGA , JAKARTA, 1990, HLM, 4-5. 12 PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN, BKKBN, OP-CIT, HLM. 16 13 Rumor Kontrasepsi, BKKBN, Jakarta, 1998, hlm, 5-6. 14 Alie Yafie, Pandangan Islam Terhadap Kependudukan dan Keluarga Berencana, Lembaga Kemaslahatan Keluarga Wanmafut Ulama dan BKKBN, Jakarta, 1982, hlm. 22 15 Abd al-Rahim Umran, Islam dan kb, pt. lentera basritama, cet. I, jakarta, 1997, hlm. 134-135
18
19
1) Adapun kategori hadits pertama bahwa al-azl dilakukan oleh para sahabat sebagai suatu tindakan kontraseptif, padahal AlQur’an sedang diwahyukan. Sebagaimana hadits Nabi yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad :
Artinya : “Dari Jabir bin Abdillah ia berkata : “Kami para sahabat Nabi dahulu biasa mempraktekkan al-azl di masa Nabi SAW” sementara al-Qur’an sedang diwahyukan”. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim, Al-tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad) 16 AYAT
Artinya : “Muslim melaporkan suatu bentuk lain yang diriwayatkan Jabir yang mengatakan: “Kami dahulu mempraktekkan al-azl di masa Nabi, Nabi SAW mengetahui tetapi tidak melarang kami (melakukannya)”. (Diriwayatkan oleh Muslim, dari Jabir) 17 2) Kategori hadits yang kedua mengenai kehalalan al-azl dinyatakan dalam bentuk verbal. Sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim Ibnu Majah, Ibn Hambal, ad-Darani : AYAT
16
Imam Bukhari, Sahih Bukhari, 4808 Kitab Nikah al-Bukhari.
19
20
Artinya : “Muslim diberitahukan oleh Ahmad ibnu Abdillah, ibnu Yunus, yang diberitahu oleh Abu Zubair dari Jabir yang mengatakan: “Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW, seraya mengatakan: “Saya mempunyai seorang jariyah yang melayani kami dan mengairi pohon kurma kami, saya menggauli dia secara halal, tetapi saya tidak mau dia hamil Nabi berkata: “Lakukan al-azl dengannya bila anda menghendaki apa yang ditakdirkan baginya pastilah akan berlaku padanya setelah beberapa waktu lelaki itu kembali seraya hamil Nabi berkata: “Telah saya katakan kepada anda, apa yang ditakdirkan akan berlaku padanya”. (Diriwayatkan oleh Muslim, Ibn Majah, Ibnu Hambal, ad-Darami dan Ibn Abi Syaibah) 18 3) Kategori hadits yang Ketiga : AYAT
Artinya : “Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi SAW bersabda : “AlAzl tidak boleh dilakukan terhadap istri mereka kecuali dengan persetujuannya”. (dikeluarkan oleh Abu Daud) 19 Tetapi bila cara tersebut sudah dicoba dengan niat sungguhsungguh (demi kesejahteraan dalam keluarga) dan cara ini sudah dianggap kuno, kadang-kadang cara ini menyebabkan kehamilan, dan bisa menyebabkan ketegangan kedua belah pihak, oleh sebab itu kita bisa menggunakan cara-cara lain sejauh tidak menghancurkan kesuburan atau kemampuan untuk mendapatkan keturunan dan tidak bertentangan dengan norma agama, maupun sosial karena Islam tidak hanya agama peribadatan melainkan agama universal. 20 a. Sarung zakar atau kondom
17
426110, Muslim. No. 2606, Muslim. 1858 Kitab Nikah, Bab al-Azl, riwayat Abu Daud 19 Muwatho’, Imam Malik, Kitab Talaq. 20 Harun Riyanto dan Munfaatin, SKM Panduan Standarisasi Sarana Pelayanan 18
20
21
Bahan ini terbuat dari karet tipis yang halus adapun cara kerja untuk mencegah sel sperma dan sel telur wanita, karena sperma tertampung dalam sarung karet. Cara pemakaian Kondom ada yang ujungnya biasa, ada yang ujungnya berputing, sebelum membuka, tekanlah ujungnya untuk mengeluarkan udara yang ada agar tersedia tempat bagi sperma yang akan dikeluarkan, bukalah gulungan kondom sebelum persetubuhan, lalu dipasang pada waktu zakar (penis) ereksi, dan waktu penis ditarik keluar, jagalah jangan sampai ada cairan yang tumpah, pegangilah kondom pada waktu menarik zakar, buanglah kondom setelah pakai. Cara Kerja Kondom adalah mencegah spermatozoa bertemu dengan ovum/sel telur pada waktu senggama karena cairan semen tertampung oleh kondom. Dasar Diperbolehkan Pemakaian Kondom -
Sangat efektif bila dipakai dengan cara benar setiap kali bersenggama
-
Angka kegagalan teoritis 3%, praktis berkisar 5 – 20%
-
Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
-
Tidak menyebabkan terjadinya kemandulan
-
Murah, mudah didapat, tidak perlu resep dokter
-
Mudah dipakai sendiri21
b. Suntikan KB Dosis cairan yang ada dalam suntikan KB hanya berisi hormon progesteron, jenis yang beredar di Indonesia adalah Depoprovera 150mg, Noristerat 200mg, Depoprogestin 150mg, Depoprogestron 150mg. Cara Kerja 21
Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita
Departemen Agama Republik Indonesia dan BKKBN, op-cit hlm.25
21
22
-
Mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga spermatozoa (sel mani) tidak dapat masuk rahim
-
Menipiskan indometrium, sehingga tidak siap untuk hamil
Cara Menggunakan Depoprovera, disuntikkan
Depoprogestin,
intramuskuler
tiap
dua
dan belas
Depoprogestron minggu,
dengan
kelonggaran batas waktu suntik, bisa diberikan kurang satu minggu atau lebih satu minggu dari patokan tiap dua belas minggu. Noristerat bagi yang pertama kali memakai cara suntik KB Noristerat, disuntikkan intra muskuler tiap delapan minggu untuk diberikan kurang dari satu minggu dari patokan tiap delapan minggu. Untuk suntikan kelima dan selanjutnya disuntikkan tiap duabelas minggu, dengan kelonggaran batas waktu suntikan bisa diberikan kurang dari satu minggu dari patokan dua belas minggu. Dasar dibolehkannya : -
Tidak membahayakan pemakai
-
Tidak menyebabkan mandul maupun menghilangkan kesuburan
-
Praktis, efektif, dan aman
-
Tidak mempengaruhi ASI, cocok digunakan untuk ibu menyusui
-
Dapat menurunkan kemungkinan anemia22
c. Pil KB Pil KB ini berisi hormon estrogen dan progesteron atau ada juga Pil KB yang berisi hormon progesteron saja. Cara kerja Mencegah pelepasan sel telur yang matang dari indung telur wanita yang masih subur. Cara menggunakan Pil diminum setiap hari satu pil pada waktu yang sama secara terus menerus, ikuti aturan minum didalam aturan pemakaian.
22
23
Dasar dibolehkan : -
Tidak membahayakan si pemakai
-
Tidak menyebabkan mandul
-
Mudah menggunakannya
-
Tidak mempengaruhi produksi ASI
-
Cocok digunakan untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia muda.23
d. Pemakaian IUD (spiral) dan sejenisnya tidak dapat dibenarkan selama masih ada obat-obat dan alat-alat lain, karena untuk pemasangannya / mengontrolnya dilakukan dengan melihat aurat besar (mughaladzah) perempuan, kecuali dalam keadaan yang sangat terpaksa. Di dalam Keluarga Berencana ada dua hal yang dilarang pertama 1. Pengguguran Melakukan pengguguran kandungan dilarang, diharamkan oleh syariat Islam kecuali dalam keadaan terpaksa (darurat) misal untuk menyelamatkan jiwa ibu. 2. Pemandulan Melakukan pemandulan baik itu vasektomi maupun tubektomi, dilarang agama kecuali dalam keadaan darurat misalnya menghindari sebuah penyakit yang membahayakan. 24
B. Metode-metode yang digunakan dalam Kristen Katholik Menurut Paus Paulus XII (12 September 1958) dalam pemakaian
sterilisasi
temporer
(seperti
pemakaian
pil,
dll)
penggunaannya bila untuk menyembuhkan orang sakit terganggu, maka 22
Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdhotul Ulama dan BKKBN, Jakarta, 1982,
hlm. 16-17 23
Informasi Pelayanan Kontrasepsi, BKKBN, 1993, hlm. 166-167 24 Soekoto, SY, op-cit, hlm. 57, dalam buku Seminar pemuda dan Family Planing, op-cit. hlm. 55
23
24
penggunaan pil tidak dilarang; tapi kalau maksudnya menekan ovulasi (bersetubuh tanpa mengakibatkan kehamilan) maka perbuatan itu dilarang.25 Dalam membahas soal-soal kontrasepsi (alat-alat atau obatobatan pencegah kehamilan termasuk pil dan spiral) Paus Paulus VI dipersilakan membentuk panitia terdiri dari ahli teologi, phiskologi, ekonomi, demografi, dan lain-lain, termasuk juga pasangan beberapa suami istri, panitia bekerja selama dua tahun penuh, dan pecah menjadi dua golongan. Golongan pertama, golongan konservatif, golongan kedua golongan progresif, kedua golongan ini dalam mengatur keluarga mengemukakan syarat-syarat antara lain : 1) Abortus atau pengguguran (anak) Metode ini dilarang (tidak dibenarkan oleh gereja) 2) Sterilisasi atau kemandulan juga dilarang tetapi dalam hal ini (keadaan darurat) diperbolehkan. 3) IUD tidak dapat dibenarkan selama belum ada kepastian apakah alat itu hanya bersifat kontraseptif atau mencegah pembuahan atau bersifat abortus, juga terhadap masalah yang masih hangat didiskusikan yaitu 4)
Pemakaian pil dan obat-obatan dalam ensilik Human Vitae “Paus Paulus IV” melarangnya, bapak suci tidak memberikan suatu keputusan yang mutlak dan definitive tetapi sebagai pemimpin tertinggi seluruh gereja, beliau dalam hal itu amat penting. Dalam keputusan MAWI tahun 1972, para uskup memberikan pernyataan mengenai alat-alat atau (IUD) dan pil sebagai berikut : Jika seorang yang kompeten dalam hal yang bersangkutan dan yang sanggup untuk membentuk suatu pendapat yang sesuai dengan penelitian : 25
Soekoto. SY, Mengatur Kelahiran, Seinar Pemuda, Ibid, hlm. 54
24
25
1) Suami istri sebagai penanggung jawab 2) Harus mempunyai alasan yang baik artinya benar-benar untuk kesejahteraan keluarga 3) Pantang berkala diperbolehkan 4) Abortus dan sterilisasi langsung dan coilus intruptus dilarang mutlak.26 Setelah panitia pecah menjadi dua maka timbul perbedaan pendapat dalam hal soal kontraseptif, penggunaan kontrasepsi dalam golongan pertama tak pernah dibolehkan sebagai argumentasinya karena persetubuhan menurut kodratnya diarahkan kepada prokresi, maka dari itu mengadakan daya prokresi termasuk suatu yang bertentangan dan melanggar kesusilaan. Selanjutnya Soekoto SY mengemukakan golongan konservatif mempunyai pendapat bahwa gereja tidak mungkin merubah ajaran yang benar ini, jika sampai gereja dan ajarannya merubah, pasti akan membawa akibat yang mengerikan misal terbukanya akses-akses sexual diluar dan di dalam perkawinan, sterilisasi mungkin diperbolehkan, menolak penggunaan alat-alat dan obat-obatan pencegah kehamilan, boleh dikatakan mereka melepaskan ajaran-ajaran gereja yang tradisional, ada juga yang mengatakan mereka lebih maju daripada tradisi. Adapun alasan-alasannya antara lain : -
Perubahan sosial mengenai perkawinan rumah tangga dan kedudukan wanita
-
Berkurangnya kematian anak
-
Kemajuan ilmu pengetahuan, seperti phiskologi, sosiologi, biologi, dll
-
Umum berpendapat pantang kalau terlalu hina adalah merugikan hubungan suami istri yang perlu sekali dalam hidup perkawinan27 26
Ibid hlm. 55-57
25
26
Cara-cara memilih alat-alat / obat-obatan dan sarana penting hendaklah diperhatikan : -
Kesejahteraan suami istri, anak-anak yang sudah lahir maupun yang belum lahir
-
Taraf kehidupan sendiri, dan kesejahteraan seluruh keluarga
-
Keadaan materiil dan budaya dari zaman mereka hidup
-
kesejahteraan masyarakat umum dan gereja Demikian juga anonisme, yang dimaksud disini coitus intruptus
atau dengan penggunaan kontrasepsi, baik yang berupa obat-obatan maupun alat-alat pencegah kehamilan, keduanya adalah hubungan sexual yang disertai usaha mencegah kehamilan karna hal ini tidak sesuai dari segi moral maka gereja Katholik melarangnya karna hal ini tidak sesuai dengan tujuan perkawinan untuk mendapatkan keturunan.28 Selanjutnya dikatakan Soekoto SY, menurut Paus Paulus dalam ensilik Goesti Courobil (1930) perbuatan itu adalah perbuatan anti kodrati yang dianggap bertentangan dengan hukum Tuhan lima belas abad yang lalu, Agustinus juga mengatakan persetubuhan sekalipun dengan istri sendiri menjadi perbuatan yang terlarang dan hina apalagi disertai dengan mencegah kehamilan. Adapun cara-cara yang diperbolehkan : 1. Cara tak langsung, tetapi palin gefektif, untuk mebatsi kelahiran ialah menunda perkawinan sampai umur yang tidak terlalu muda. 2. Pantang mutlak, suami istri hidup bersama tanpa mengadakan hubungan persetubuhan. 3. Pantang berkala artinya suami istri tidak mengadakan persetubuhan hanya bersetubuh pada masa tidak subur. Dan apabila cara diatas sudah dicoba tetapi masih mengalami kesulitan yang mengakibatkan keretakan dalam rumah tangga, kita bisa
27 28
Panitia Katatelitik, hlm. 44 Soekoto SY, hasil Kongres I,op-cit, hlm 227-228
26
27
menggunakan obat-obatan atau alat-alat pencegah kehamilan seperti pil kondom dan lain-lain.29
E. Keluarga Berencana di Indonesia Latar belakang lahirnya program Keluarga Berencana di Indonesia dimulai sekitar tahun 1950-an merupakan usaha memperkenalkan Keluarga Berencana di Indonesia di masyarakat pedesaan telah dikenal usaha KB, dengan menggunakan cara-cara tradisional untuk pencegahan kehamilan / kelahiran, seperti minum daun-daunan atau ramu-ramuan jamu, tentunya dipandang dari segi ilmiah cara ini sukar dipertanggungjawabkan. Dan dilatar belakangi oleh masalah kependudukan, adapun penduduk dan segala aspek permasalahannya yang meliputi : 1. Jumlah atau besarnya penduduk 2.
Pertumbuhan penduduk
3. Persebaran penduduk 4.
Struktur umur
5.
Mobilitas penduduk
Kelima aspek penduduk beserta permasalahannya inilah yang melatar belakangi lahirnya Keluarga Berencana. Adapun yang menjadi dasar-dasar kebijaksanaan program Keluarga Berencana di Indonesia dengan landasan hukum, Garis-garis Besar Haluan Negara : 1. Program
Keluarga
Berencana
bertujuan
unutk
meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga bahagia. 2.
Pelaksanaan Keluarga Berencana diusahakan diperluas ke seluruh wilayah dan lapisan masyarakat termasuk di daerah-daerah pemukiman baru.
3.
Jumlah peserta Keluarga Berencana ditingkatkan atas dasar kesadaran dan secara sukarela. 29
Informasi Pelayanan Kontrasepsi, op-cit, hlm. 156-170.
27
28
4.
Kebijaksanaan kependudukan yang perlu dirumuskan di Indonesia secara menyeluruh.
5.
Kebijaksanaan
kependudukan
yang
perlu
ditangani
antara
lain
pengendalian di bidang kelahiran dan lain-lain. Dan diperkuat lagi dengan Keputusan Presiden RI No. 38 Tahun 1978 yang merupakan penyempurnaan dari keputusan tersebut dan selanjutnya dilaksanakan dari keputusan tersebut dan dilanjutkan dengan dilaksanakan BKKBN No. 26 tahun 1979 dan disempurnakan lagi dengan surat keputusan Kepala BKKBN No. 77 tahun 1980. Isi dari SK No. 77 merupakan penyempurnaan dari surat keputusan No. 26 SK Tahun 1979 berisi tentang tata kerja Badan Koordinasi Keluarga Berencana di Indonesia. Adapun tujuan program Keluarga Berncana di Indonesia ada dua yang saling berkaitan : 1. Tujuan Kuantitatif Demografis adalah tujuan yang berusaha untuk menurunkan tingkat angka kelahiran. 2. Tujuan Normatif Kualitatif adalah tujuan yang berusaha untuk mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil yang Bahagia dan Sejahtera) di seluruh lapisan masyarakat untuk meneliti tujuan tersebut digunakan sistem pendekatan program berjangka antara lain : A. PROGRAM
JANGKA
PENDEK
ADALAH
PROGRAM
YANG
HARUS
DILAKSANAKAN SEKARANG JUGA YANG HASILNYA AKAN BERPENGARUH TERHADAP PENCAPAIAN TUJUAN KUALITATIF DEMOGRAFIS.
PROGRAM
JANGKA PENDEK INI DIARAHKAN PADA DUA SASARAN ANTARA LAIN :
1) USAHA
MENURUNKAN VERTILITAS SECARA LANGSUNG YANG
DITUJUKAN PADA PASANGAN USIA SUBUR MELALUI PROGRAM
KELUARGA BERENCANA
DENGAN
MENGGUNAKAN
ALAT
KONTRASEPSI. DI DALAM MENGADAKAN PENDEKATAN KEPADA SASARAN DILAKUKAN DUA KEGIATAN POKOK, IALAH KEGIATAN AJAKAN UNTUK MENERIMA IDE KB DAN KEGIATAN PELAYANAN
KB. 28
29
2) USAHA MENURUNKAN VERTILITAS TIDAK LANGSUNG MELALUI PENDEKATAN
KEBIJAKSANAAN
KEPENDUDUKAN
YANG
INTERNAL (TERPADU) YANG DIKENAL DENGAN BION FAMILY PLANNING.
DALAM
MENGADAKAN PENDEKATAN KEPADA
SASARAN DARI TINGKAT AWAL SAMPAI TERCAPAI KONDISI MEMBUDAYA
KB
DI MASYARAKAT YANG BERORIENTASI PADA
BEBERAPA MACAM KEGIATAN ANTARA LAIN PERLUASAN JANGKAUAN,
PEMBINAAN,
KELEMBAGAAN
DAN
PEMBUDAYAAN.
B. Program jangka panjang adalah usaha untuk menurunkan dalam jangka panjang dilaksanakan melalui program pendidikan dan kependudukan.
29