14
BAB II PERANAN LABORATORIUM DALAM PROSES PEMBELAJARAN TATA BUSANA SEBAGAI PROGRAM KETERAMPILAN A. Gambaran Umum Program Keterampilan Tata Busana di Madrasah Aliyah Negeri I Bandung ` Madrasah Aliyah (MA) merupakan lembaga pendidikan menengah setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Madrasah Aliyah Negeri I Bandung merupakan salah satu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) model MAN keterampilan dari 82 (delapan puluh dua) Madrasah Aliyah program keterampilan yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Program Keterampilan di MAN I Bandung adalah program keterampilan yang dilaksanakan berdasarkan rujukan teknis dari Direktur Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Madrasah Aliyah program keterampilan tata busana adalah Madrasah Aliyah Umum ditambahkan dengan kurikulum program keterampilan. Program keterampilan yang ada di MAN I Bandung yaitu komputer, las, dan tata busana. Program keterampilan tata busana adalah program keterampilan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler akan tetapi pada pelaksanaan kegiatannya dimasukkan ke dalam jam pelajaran intrakurikuler berbentuk mata pelajaran. Mata pelajaran keterampilan tata busana memiliki kurikulum tersendiri yang disusun pihak sekolah dengan mengacu kepada standar-standar kurikulum keterampilan tata busana yang ditetapkan oleh Departemen Agama. Waktu pelaksanaan program keterampilan tata busana adalah selama dua semester, jumlah jam pelajaran keseluruhan 1080 jam, yang diperuntukkan bagi peserta didik kelas XI yang berminat pada keterampilan tata busana, dengan kata lain program keterampilan tata busana ini sifatnya tidak
15
wajib melainkan hanya dikhususkan bagi peserta didik yang berminat terhadap bidang keterampilan tata busana. 1. Tujuan dan Sasaran Program Keterampilan Tata Busana Tujuan dari program ini diarahkan untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang dipelajari di Madrasah Aliyah Negeri I Bandung, sehingga dapat mengembangkan keterampilan yang diperoleh ke tingkat keterampilan lanjutan. Sasaran program keterampilan tata busana seperti yang dikemukakan pada Program Kerja Jurusan Keterampilan Tata Busana MAN I Bandung yaitu diharapkan dapat diikuti oleh peserta didik yang terutama memenuhi kriteria di bawah ini: 1) Peserta didik yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. 2) Peserta didik yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. 3) Peserta didik yang telah lulus berminat mencari kerja. 2. Program Pembelajaran Keterampilan Tata Busana Pada keterampilan tata busana hampir semua mata pelajaran yang melakukan praktikum. Seperti yang diutarakan didalam program kerja keterampilan tata busana MAN I Bandung bahwa bahan kajian dan pelajaran yang disusun dalam program pembelajaran berupa teori, praktek, dan tinjauan langsung ke industri busana atau ke sekolah-sekolah terkait. Ruang lingkup materi keterampilan tata busana yaitu alat menjahit atau piranti menjahit, teknologi menjahit, pengetahuan bahan tekstil, pembuatan pola, teknik menghias kain, desain busana, busana anak, busana wanita, dan busana pria, sedangkan tinjauan
16
langsung ke industri busana misalnya ke garmen dan kunjungan ke sekolahsekolah terkait misalnya ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang tata busana. Waktu pelaksana program keterampilan tata busana dilaksanakan dalam dua smester di kelas XI, jurusan IPA dan IPS dengan jumlah jam keseluruhan 1080 jam dan dengan jumlah peserta didik 33 orang.
B. Laboratorium Tata Busana 1. Pengertian Laboratorium Tata Busana Laboratorium menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah tempat atau kamar tertentu dan sebagainya yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan dan penyelidikan, sedangkan pengertian laboratorium secara umum adalah sebagai tempat untuk melatih keterampilan dalam melakukan praktek, demonstrasi, percobaan, observasi, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan yang terkait dalam kenyataan belajar mengajar. Seperti yang penulis sadur dari Zainuddin H.R. (1983:29) dalam Yoyo Sumantri (1988:10) bahwa pengertian laboratorium adalah: 1) Laboratory work atau laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk kegiatan karya ilmiah yang dilakukan oleh dosen atau mahasiswa, atau pihak lain, baik berupa praktikum, observasi, penelitian, demonstrasi, dan pembuatan model-model yang dilakukan dalam rangka kegiatan belajar mengajar. 2) Laboratorium dapat merupakan wadah yaitu tempat, gedung, ruang dengan segala peralatan yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah. Dalam hal ini
17
laboratorium dilihat sebagai perangkat hardware (perangkat yang bersifat keras). 3) Laboratorium dapat merupakan sarana media kegiatan belajar mengajar. Dalam pengertian ini laboratorium dipandang sebagai perangkat software (perangkat yang bersifat lunak). 4) Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat kegiatan ilmiah untuk menemukan kebenaran ilmiah dalam penerapannya. 5) Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat inovasi. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sebuah laboratorium menunjang kegiatan ilmiah, eksperimentasi sehingga terdapat penemuan-penemuan baru dalam bidang keilmuan yang membawa pembaharuan baik itu berupa mesin-mesin, bahanbahan baru, dan cara kerja. 6) Dilihat dari segi clientele (pelanggan) maka laboratorium merupakan tempat dimana dosen dan mahasiswa, guru dan siswa, dan orang lain yang melaksanakan kegiatan kerja ilmiah dalam rangka kegiatan belajar mengajar. 7) Dilihat dari segi kerjanya, laboratorium merupakan tempat untuk melakukan kegiatan kerja juga dapat menghasilkan sesuatu. Dalam hal ini bidang teknik laboratorium dapat diartikan sebagai bengkel kerja. 8) Dilihat dari segi hasil yang diperoleh maka laboratorium dengan segala sarana dan prasarana yang dimiliki merupakan pusat sumber belajar. 9) Laboratorium adalah suatu tempat tertutup maupun terbuka yang di pergunakan untuk melakukan penyelidikan, percobaan, mempraktikan, pembuktian dan pengembangan.
18
10) Laboratorium sekolah adalah sarana penunjang proses pembelajaran baik tertutup maupun terbuka yang dipergunakan untuk melaksanakan praktikum, penyelidikan, percobaan, pengembangan, dan pembakuan. Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan laboratorium adalah suatu tempat terbuka atau tertutup dengan segala peralatannya yang digunakan untuk kegiatan karya ilmiah yang dilakukan oleh dosen atau mahasiswa, guru dan peserta didik atau pihak lain, baik berupa praktikum, observasi, penelitian, demonstrasi, dan pembuatan model-model yang dilakukan dalam rangka kegiatan belajar mengajar. Pendapat lain mengatakan bahwa laboratorium sebagai sarana penunjang proses pembelajaran di kenal dengan beberapa istilah, yaitu: sanggar, bengkel, workshop dan studio, untuk lebih jelasnya yang dimaksud dengan peristilahan tersebut sebagaimana yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994:875) pengertian sanggar yaitu tempat untuk kegiatan seni, yang dapat diartikan suatu tempat kerja untuk mengolah dari bahan mentah sampai benda yang dapat berfungsi, dapat sebagai tempat rekreasi, berinovasi, bereksperimen, berlatih sesuatu keterampilan tertentu, memperbaiki suatu benda, dan membuat suatu benda atau memproduksi sesuatu benda yang berguna bagi kehidupan manusia, sedangkan sanggar busana, yaitu suatu tempat kerja yang dijadikan sebagai pengolahan kain (bahan busana) menjadi busana, lenan rumah tangga dan kerajinan dari bahan tekstil, baik sebagai eksperimen, maupun produksi, juga sebagai tempat pelatihan pembuatan busana, lenan rumah tangga dan kerajinan
19
tekstil yang selanjutnya dapat dijadikan suatu kegiatan usaha yang dapat didirikan oleh perorangan, lembaga, atau kelompok. Menurut Soetarjo (1996:4-5) dalam Asep Rahman (2006:58) pengertian bengkel berbeda dengan laboratorium, bengkel dapat diartikan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar keterampilan. Sehubungan dengan pengertian ini, bengkel bukan hanya berarti bengkel tempat praktek peserta didik, tetapi juga tempat para instruktur mengajarkan keterampilan kepada peserta didik, agar mereka mencapai tujuan belajar secara efektif dan efisien. Menurut Soetardjo laboratorium hampir sama dengan pengertian bengkel, namun kecendrungan kegiatan di laboratorium bukanlah untuk menghasilkan produksi benda, tetapi mendapatkan data dari hasil operasi dan pengukuran data tersebut kemudian akan dianalisis dan diinterpretasikan sesuai prinsip atau konsep pengetahuan yang melatar belakangi kegiatan tersebut. Istilah workshop dalam peristilahan laboratorium adalah ruangan yang direncanakan untuk tempat peserta didik belajar melalui penelitian, pengamatan kajian, percobaan dan pelatihan-pelatihan untuk menunjang
suatu bidang
keilmuan. Workshop sebagai sumber belajar dapat membantu memecahkan masalah dan tempat melakukan latihan praktikum. Terwujudnya fungsi workshop dengan sumber belajar perlu didukung oleh tersedianya alat dan bahan yang mencukupi sebagai penunjang dalam melakukan kegiatan praktek, serta alat dan bahan harus sesuai dengan fungsinya yang dibutuhkan. Istilah studio dalam peristilahan laboratorium adalah ruang tempat untuk bekerja. Perlengkapan yang dimiliki sebuah studio sangat mendukung terciptanya
20
hasil produk yang berkualitas bagus. Menurut Ali Imron (2004:163), studio adalah suatu tempat peserta didik merekam suaranya dengan alat-alat perekam audio, merekam penampilannya dengan peralatan visual, dan merekam suara dan penampilan dengan audio visual, memperagakan suara dan penampilannya ketika berlatih. Beberapa penjelasan mengenai istilah-istilah laboratorium di atas dapat dibedakan menurut spesifikasi fungsinya yaitu sebagai berikut, a) workshop adalah laboratorium yang umumnya digunakan untuk tempat praktik dan berlatih keterampilan yang mengarah pada keterampilan akademis, b) studio yaitu laboratorium yang diperuntukkan bagi praktikum keterampilan yang mengarah kepada hal-hal yang bersifat artistik (seni), c) sanggar yaitu laboratorium yang digunakan untuk pelatihan dan praktek keterampilan dengan sarana aktualisasi yang lengkap sesuai dengan keterampilan yang dipelajari, dan d) bengkel yaitu laboratorium yang digunakan untuk praktik keterampilan yang mengarah kepada mesin-mesin. Uraian pengertian laboratorium di atas, maka laboratorium tata busana adalah tempat kegiatan yang bermanfaat bagi para peserta didik guna memperoleh pengalaman kerja, melakukan pelatihan-pelatihan, mengembangkan kreasi seni, berinovasi dalam memperoleh keterampilan di bidang busana.
2.
Ciri-ciri Laboratorium Tata Busana Setiap laboratorium memiliki ciri-ciri tersendiri sesuai dengan bidang
keilmuan yang dipelajari. Pada bidang tata busana, laboratorium tata busana memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu:
21
1.
Memiliki peralatan untuk praktek tata busana, baik peralatan utama dan peralatan bantu sebagai prasarana penunjang praktikum di laboratorium. Peralatan utama praktek tata busana yaitu mesin jahit. Mesin jahit sesuai jenisnya dikelompokan menjadi 5 ( lima ) bagian yaitu : mesin jahit manual, mesin jahit semi otomatis, mesin jahit otomatis, mesin jahit industri, dan mesin jahit penyelesaian (mesin obras).
(a)
(b)
(c)
(d) Gambar 2.1 Macam-macam mesin jahit (a) mesin jahit manual, (b) mesin jahit semi otomatis, (c) mesin jahit otomatis, (d) masin penyelesaian (obras) Sumber : Erni Riawati (2005 : 7) Peralatan jahit bantu yaitu alat yang menunjang dalam kelancaran proses pembuatan busana, antara lain : pita ukuran, gunting kain, gunting kertas, gunting benang, jarum, rader, kapur jahit, bidal, dan pendedel.
22
Gambar 2.2 Macam – macam alat jahit bantu Sumber : Roeswoto (1999 : 1) 3. Memiliki bahan untuk praktek membuat suatu produk, baik produk busana ataupun pelengkap busana, lenan rumah tangga dan hiasan busana. Bahanbahannya yang meliputi bahan utama, seperti bahan atau kain untuk membuat busana, dan bahan pelengkap seperti kain keras, benang, tutup tarik dan furing. 4. Memiliki beberapa ruangan dalam satu ruangan praktek (laboratorium), pada laboratorium tata busana ruangan yang ada di dalamnya adalah ruang praktek utama, fitting room (ruang pas), ruang penyimpanan bahan dan alat jahit, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang perbaikan alat, mushola, toilet, dan ruang display. Ruangan-ruangan ini memiliki fungsi yang berbeda, yaitu : (a). Ruang laboratorium peserta didik, yaitu ruang tempat peserta didik melakukan kegiatan praktek. (b). Fitting room (ruang pas) memiliki fungsi sebagai ruangan yang digunakan untuk pengepasan, di dalam ruangan ini membutuhkan kapstok, cermin besar, hanger dan ruangan yang tertutup.
23
(c). Ruang penyimpanan alat, ruangan ini digunakan untuk menyimpan kesediaan bahan dan alat-alat yang digunakan untuk peralatan menjahit. Ruangan ini memerlukan lemari laci untuk menyimpan alat-alat yang kecil sehingga tersusun rapih dan teratur. (d). Ruang kerja dan persiapan guru, ruangan ini memerlukan meja, kursi dan peralatan mengajar yang akan digunakan oleh guru untuk mengajar praktek keterampilan tata busana. (e). Ruang perpustakaan dan komputer memiliki fungsi sebagai ruangan yang digunakan untuk tempat untuk menyimpan buku-buku yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, selain itu perpustakaan juga merupakan sarana dan prasarana yang mutlak harus ada atau tersedia disebuah lingkungan pendidikan. (f). Ruang perbaikan alat dan teknisi memiliki fungsi sebagai ruangan yang digunakan untuk memperbaiki alat-alat laboratorium yang rusak. (g). Ruang display memiliki fungsi sebagai ruangan yang digunakan untuk memamerkan produk yang dibuat oleh peserta didik. (h). Ruang tempat barang-barang pribadi peserta didik, ruangan ini membutuhkan loker untuk menyimpan barang-barang peserta didik.
24
Di bawah ini merupakan contoh gambar dua demensi laboratorium tata busana, yang memiliki tata letak peralatan.
Gambar 2.3. Gambar 2 Dimensi Laboratorium Tata Busana Sumber : Jemina Siregar, dkk. (1984:21) Keterangan : Tembok Jendela nako Gorden tirai Pintu A . Ruang praktek B . Kamar pas. Peralatan : 1. Lemari pajangan 2. Tempat cuci tangan 3. Tempat tas 4. Meja kerja 5. Mesin jahit kaki 6. kursi
7.Lemari kain 8. Mesin obras 9. Meja setrika 10.Meja guru 11. Kursi gur
25
3. Tujuan dan Fungsi Laboratorium Tata Busana Tujuan pengadaan laboratorium adalah agar dapat menunjang efektifitas pengajaran. Guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran keterampilan tata busana
di
sekolah
maka
sekolah
dipandang
sangat
perlu
untuk
mengoptimalisasikan peran dan fungsi laboratorium dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, diharapkan laboratorium keterampilan tata busana bisa menunjang efektifitas dan keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, dengan peeralatan dan ruang yang menunjang. Seperti yang diutarakan oleh R. Widodo dkk (1983:2), dalam Yoyo Sumantri (1988:12): “Laboratorium keterampilan harus meningkatkan belajar, harus memberikan pengajaran yang menyenangkan dan memuaskan. Dengan menerapkan kondisi-kondisi di lapangan kerja, maka laboratorium akan mampu mempersiapkan peserta didik atau mahasiswa pada dunia nyata dari lapangan kerja”.
Adapun fungsi laboratorium tata busana adalah: 1.
Melaksanakan pendidikan praktikum dan praktek untuk membimbing peserta didik dalam bidang praktek keterampilan tata busana.
2.
Melaksanakan pembinaan bekerja untuk membiasakan praktikan memiliki suasana kehidupan kerja.
3.
Melaksanakan pembentukan kepribadian yang kritis, kreatif, wirausaha, dan mandiri dalam bidang keterampilan tata busana.
26
4.
Pengelolaan Laboratorium Tata Busana Pengelolaan laboratorium harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
kelancaran pelaksanaan proses pembelajaran di laboratorium. Ruang lingkup pengelolaan laboratorium dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat akademis dan kegiatan yang bersifat administrasi. Kegiatan yang bersifat akademis meliputi proses kegiatan pembelajaran, sedangkan kegiatan yang bersifat administrasi menyangkut pembukuan sarana dan prasarana laboratorium.
4.1. Ruangan Laboratorium Tata Busana Laboratorium dibuat untuk menampung sejumlah peserta didik, dengan kata lain dibuat dengan daya tampung tertentu. Disamping itu, peralatan yang berada didalamnya juga harus direncanakan untuk dapat digunakan dalam menunjang seluruh program pengajaran yang kegiatannya harus dilakukan di laboratorium. Oleh karena itu, di dalam mengatur kegiatan laboratorium harus diadakan penjadwalan yang memungkinkan seluruh program kegiatan peserta didik yang harus diselenggarakan di laboratorium dapat dilaksanakan. Dilihat dari segi pengambilan keputusan kuantitatif maupun kualitatif perencanaan ruang laboratorium, harus diselaraskan dengan pertimbanganpertimbangan utama sebagai berikut: 1) Sasaran belajar 2) Pengaturan pendidikan (misalnya jadwal waktu) 3) Ukuran kelompok
27
4) Jenis ruangan 5) Keuangan yang tersedia Apabila keadaan tidak mengizinkan sekolah membangun jenis-jenis ruangan yang ideal, guru dapat memutuskan sendiri prioritas jenis-jenis ruang yang disebut diatas dengan mempertimbangkan dana yang tersedia dan lahan yang tersedia. Ruang laboratorium selain ditunjang dengan peralatan harus ditunjang juga dengan keselamatan dan keamanan kerja, maka dari itu dibuatlah peraturan dalam praktek di laboratorium. Setiap laboratorium yang sesuai dengan keilmuannya memiliki peraturan bagi yang akan melakukan praktek. Demikian juga dengan laboratorium tata busana, memiliki peraturan yang harus di laksanakan oleh semua peserta didik. Peraturan ini dibuat agar keselamatan dan keamanan kerja terwujudkan dalam kegiatan di laboratorium, maka peserta didik yang akan praktikum di laboratorium perlu memperhatikan hal-hal yang disebutkan dibawah ini: 1) Tidak diperkenakan mengoperasikan mesin tanpa izin 2) Senantiasa menggunakan jas laboratorium 3) Memakai sepatu dengan tumit rendah dan tertutup. 4) Tidak menggunakan perhiasan yang berlebihan. 5) Rambut di ikat rapih. Bagi yang berkerudung gunakan bahan yang nyaman dan diikat rapih. 6) Kuku jari tidak boleh panjang. 7) Mesin selalu dimatikan bila tidak digunakan.
28
8) Tidak meninggalkan sisa-sisa potongan kain atau benang di lantai. 9) Tidak membawa makanan dan minuman dalam ruangan. 10) Gunakan selalu perlengkapan menjahit dengan benar. Ruangan dan peralatan laboratorium harus terpelihara dengan baik dan aman, agar ruangan dan peralatan terpelihara dengan baik dan keamanan terjaga, maka setelah menggunakan ruangan dan peralatan yang perlu diperhatikan adalah: 1) Ruangan setelah dipergunakan, ditinggalkan dalam keadaan bersih dan rapih. 2) Perlengkapan yang telah dipergunakan, diletakkan dan disusun kembali pada tempatnya dengan baik dan rapih. 3) Jika ada air dan barang cair yang tumpah di lantai harus segera dipel atau dikeringkan. 4) Periksa dahulu peralatan yang berhubungan dengan listrik untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. 5) Setiap peserta didik harus mengetahui tempat dan cara mempergunakan alat pemadam kebakaran. 6) Pengecekan terakhir harus dilakukan dengan teliti mengenai peralatan yang berkaitan dengan listrik, gas dan air. 7) Ruangan harus dikunci dengan baik oleh laboran, guru atau peserta didik yang diserahi tugas.
4.2. Pengadministrasian Alat dan Bahan di Laboratorium Tata Busana Peralatan praktikum adalah sarana pokok dari kegiatan praktikum, dengan kata lain adalah berbagai macam barang yang dipergunakan secara langsung atau
29
tidak langsung dalam kegiatan praktikum. Dalam perencanaan pengadaan peralatan yang digunakan untuk praktikum harus diselaraskan dengan tujuan belajar atau sasaran belajar dan pertimbangan lainnya Mengadministrasi alat dan bahan yaitu mencatat jumlah atau banyaknya alat dan bahan yang ada. Ini merupakan kewajiban petugas tertentu pada suatu badan pemerintah atau badan swasta mengadministrasi semua barang milik badan tersebut
untuk
mengetahui
keadaannya
setiap
waktu
diperlukan.
Pengadministrasian pada dasarnya dapat dilakukan oleh staf administrasi sekolah, bersama-sama dengan pengadministrasian barang inventaris dan bahan untuk keperluan sekolah. Akan tetapi, jenis atau nama alat dan bahan laboratorium sangat banyak, spesifikasi setiap jenis atau nama dapat bermacam-macam. Spesifikasi ini perlu diketahui yaitu jenis atau nama alat, jumlah atau banyaknya alat,
bahkan
nama
perusahaan
yang
memproduksi
atau
menjualnya.
Pengadministrasian alat dan bahan laboratorium tata busana sebaiknya dilakukan oleh yang menggunakan alat-alat tersebut, yaitu guru atau orang yang terlatih khusus untuk menjadi petugas laboratorium tata busana seperti teknisi laboratorium atau asisten laboratorium atau laboran. Hal-hal yang paling penting dicatat ialah nama alat, jumlah atau banyaknya, spesifikasinya dan tanggal pengadaannya atau tanggal alat dikeluarkan dari catatan. Disamping itu, untuk memudahkan mengadaan kembali alat sejenis dan permintaan bantuan jika ada masalah, perlu juga dicatat nama pabrik pembuat atau nama perusahaan penjualnya dan kode alat pabrik atau perusahaan tersebut.
30
Administrasi laboratorium merupakan salah satu yang harus dikelola oleh laboratorium. Pengelolaan laboratorium seyogyanya dilengkapi dengan daftar inventaris alat, buku petunjuk praktikum dan penunjangnya, daftar hadir praktikum, buku laporan jenis praktikum yang dilakukan, alat penilaian praktikum, jadwal praktikum, rancangan system pengelompokan praktikum, rancangan alat-alat yang akan digunakan dalam satu periode tertentu, dan daftar peminjaman alat. Adapun penjelasan lebih lanjut dari poin-poin di atas, adalah sebagai berikut: 1.
Daftar inventaris alat Daftar inventaris alat digunakan untuk mendata atau menginventarisir alat yang terdapat di laboratorium.
Sehigga akan memudahkan pengelolaan
prasarana yang ada untuk dikelola dengan sebaik-baiknya. Di bawah ini adalah contoh daftar alat atau inventaris alat. Table 2.1 Daftar Alat NO
NAMA ALAT
JUMLAH
1 Mesin jahit 2 Meja Mesin Jahit 3 Mesin Obras 4 ........... 5 ……… Sumber. Daftar inventaris alat MAN I Bandung
2.
20 21
Terawat 19
KONDISI Tdk Terawat 1
Buku petunjuk praktikum dan penunjangnya. Buku petunjuk praktikum akan digunakan pada saat proses pembelajaran di laboratorium yang akan memudahkan praktikum. Pedoman praktikum meliputi:
31
a.
Tujuan praktikum,
b.
Materi praktikum,
c.
Waktu pelaksanaan praktikum, meliputi materi praktikum, tempat praktikum, tugas praktikum dan hasil praktikum.
d.
Praktikum, praktikum yang dilakukan meliputi, tujuan, tempat, waktu, metode, hasil praktikum dan prosedur praktikum, sedangkan buku penunjang praktikum berupa buku sumber yang digunakan sebagai sumber tambahan materi untuk lebih memperkaya materi yang disampaikan dengan lebih mendetail.
3.
Daftar hadir praktikum. Daftar hadir praktikum meliputi daftar hadir peserta didik yang akan praktikum, absensi peserta didik dan absensi laboran. Daftar hadir peserta didik yang akan praktikum digunakan sebagai bukti bahwa peserta didik hadir pada saat praktikum di laboratorium dan mengikuti praktikum sesuai dengan praktikum yang akan dilakukan. Dibawah ini adalah contoh daftar peserta didik yang akan praktikum: Table 2.2 Daftar praktikum peserta didik NO
NAMA PESERTA DIDIK
TANDA TANGAN
KETERANGAN
1 2 3 Sumber . Dokumen Penulis (2009)
Absensi peserta didik hampir sama dengan daftar hadir peserta didik. Absensi peserta didik digunakan untuk mengabsen peserta didik secara
32
keseluruhan, baik peserta didik yang mengikuti praktikum ataupun tidak mengikuti praktikum. Dibawah ini adalah contoh absensi peserta didik : Table 2.3 Daftar Absensi NO
NAMA PESERTA DIDIK
A
I
S
KETERANGAN
1 2 3 Sumber . Dokumen Laporan Individu PLP (2008)
Absen laboran atau teknisi laboratorium digunakan sebagai bukti laboran hadir pada saat praktikum di laboratorium dan membantu pada saat praktikum di laboratorium. 4.
Buku laporan jenis praktikum yang dilakukan Buku laporan jenis praktikum yang dilakukan, digunakan sebagai pedoman praktikum yang dilakukan di laboratorium, laporan praktikum, bahan evaluasi pembelajaran, serta akan memudahkan pemenuhan kebutuhan peralatan dan bahan apa saja yang dibutuhkan untuk praktikum. Table 2.4 Daftar laporan prkatikum
Pokok Bahasan Busana tunik
No Percobaan 1 - Pecah model - meletakan pola diatas kain, memotong dan merader. - Menjahit sesuai ilangkah kerja
2 3 Sumber . Kartiasa Nyoman (2006:36)
-
Nama Alat penggaris jarum pentul gunting rader karbon mesin jahit
Jmlh alat 1bh/pesdik 25bh/pesdik 1bh/pesdik 1bh/pesdik 1bh/pesdik 1bh/2pesdik
33
5.
Alat penilaian praktikum Alat penilaian praktikum digunakan untuk menilai tugas produk peserta didik dari hasil praktikum yang dilakukan. Table 2.5. Daftar Penilaian Nama Tugas : Tanggal Pemberian Tugas: No Nama Peserta Didik Kerapihan
Aspek yang dinilai Kebersihan Ketepatan wkt
Sumber . Dokumen Laporan Individu PLP (2008)
6.
Jadwal praktikum Jadwal praktikum digunakan untuk memudahkan pelaksanaan praktikum dan lebih teratur pelaksanaannya.
7.
Rancangan sistem pengelompokan praktikum. Rancangan sistem pengelompokan praktikum digunakan untuk membuat kelompok belajar peserta didik pada saat pembelajaran praktikum di laboratorium.
8.
Rancangan alat-alat yang akan digunakan dalam satu periode tertentu. Rancangan alat-alat yang akan digunakan dalam satu periode tertentu, dilakukan untuk memudahkan pemenuhan peralatan yang digunakan praktikum dalam satu waktu misalnya satu semester. Sehingga akan memudahkan laboratorium.
pelaksanaan
praktikum
dan
pengelolaan
peralatan
di
34
9.
Daftar Peminjaman Alat Daftar peminjaman alat ini digunakan untuk mencatat peralatan yang dipinjam oleh peserta didik pada saat praktikum. Tabel 2.6 Daftar Peminjaman Alat Tgl
No
Nama Peserta Didik
Nama Alat
Jmlh
Ket
Sumber; Dokumentasi Penulis(2009)
10. Pencatatan keluar masuk alat dan bahan. Pencatatan alat sebaiknya dipisahkan dari pencatatan bahan. Setiap nama alat atau bahan yang spesifikasinya tertentu dicatat pada suatu halaman atau satu kartu terpisah dari halaman. Nama alat Spesifikasi
: :
Nama pabrik/Perusahaan : Kode Pabrik/Perusahaan : Jumlah
Tanggal
Harga
Uraian
Masuk
Keluar
Sisa
Gambar 2.4.Contoh kartu pencatatan alat/bahan Sumber : Nyoman Kartiasa (2006:41) Pengadaan alat atau bahan dapat ditinjau dari dua keadaan yang berbeda yaitu: 1. Pengadaan untuk laboratorium baru, ynag alat-alat dan bahan-bahannya belum ada.
35
2. Melengkapi atau mengganti alat yang rusak atau bahan yang sudah habis terpakai atau bahan ynag sudah habis waktu pakainya (kadaluarsa) pada laboratorium yang sudah ada. Beberapa kriteria dalam memilih alat-alat laboratorium tata busana, adalah : 1) Alat berkualitas baik, tidak mudah rusak sehingga dapat berfungsi dalam waktu yang lama. Misalnya mesin jahit, mesin obras, mesin neci dan mesin bordir. 2) Alat tahan peserta didik, maksudnya, alat ini tidak mudah rusak jika digunakan oleh peserta didik, karena sudah umum diketahui peserta didik sering bersikap kurang berhati-hati. Misalnya, gunting kain, gunting kain sebaiknya terbuat dari besi dan pegangan gunting tidak terbuat dari plastik, sehingga tidak mudah pecah. 3) Alat ukur, ketelitiannya memadai. Misalnya: pita ukuran, penggaris panggul, penggaris segitiga, penggaris panjang dan penggaris pendek. 4) Untuk keperluan demonstrasi, alat seharusnya berukuran cukup besar sehingga hal-hal yang perlu diperhatikan peserta didik dapat dilihat dengan jelas oleh semua peserta didik. Alat yang digunakan untuk demonstasi bisa saja menggunakan alat peraga langsung, misalnya paspop atau menggunakan media visual seperti menggunakan OHP (Over Head Projector) atau OHT (Over Head Transparans) 5) Semua alat perlu ada jaminan (garansi) dari pembuat atau pemasok yang menyatakan bahwa kerusakan dijamin dalam keadaan bekerja selama waktu tertentu.
36
6) Frekuensi pengguna alat yang digunakan, alat yang hanya digunakan sekali atau beberapa kali dalam kurun waktu peserta didik belajar di sekolah. Misalnya penggunaan jarum mesin jahit, dalam praktek menjahit. Jumlah kebutuhan peralatan dimasing-masing ruang tergantung pada: 1. Fungsi peralatan 2. Jenis kegiatan yang dilakukan 3. Jumlah pemakai 4. Luas ruangan 5. Ukuran setiap peralatan. Rumus sederhana untuk menghitung kebutuhan jumlah peralatan adalah: JA = JS SA Sumber:Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (2003:32) Keterangan: JA = Jumlah Alat JS = Jumlah peserta didik/kelompok SA = jumlah alat/peserta didik
4.3. Pelaksanaan Pengajaran di Laboratorium Tata Busana Pelaksanaan pembelajaran keterampilan tata busana di laboratorium meliputi pelaksana proses pembelajaran di laboratorium dan penjadwalan. a. Pelaksana Proses Pembelajaran Pelaksanaan pengajaran di laboratorium melibatkan guru, laboran dan peserta didik. Guru merupakan instruktur utama dalam pembelajaran praktek di laboratorium.
37
Kinerja guru dalam pelaksanaan pengajaran di laboratorium adalah : 1) Guru memberikan penjelasan tentang ketentuan belajar di laboratorium. 2) Guru menjelaskan prosedur keselamatan kerja dan cara menghindari kerusakan alat praktek yang digunakan atau akibat kecelakaan. 3)
Guru memberikan lembaran tugas atau kerja dan petunjuk penggunaannya.
4) Guru memperlihatkan benda peraga atau model produk keterampilan yang akan dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. 5) Guru mengawasi peserta didik yang sedang berlatih dan memberi bantuan yang dibutuhkan. 6) Guru mencatat kemajuan dan kekeliruan peserta didik secara umum. 7) Guru mencatat dan menilai kemajuan yang telah dicapai setiap peserta didik. 8) Guru menjawab setiap pertanyaan peserta didik. 9) Guru memberikan dorongan untuk bekerja dengan baik dan berprestasi. 10) Guru memberikan demonstrasi menggunakan alat dan bahan praktek yang benar 11) Guru mengawasi efesiensi penggunaan bahan praktek oleh peserta didik. 12) Guru mengawasi penggunaan alat-alat praktek oleh peserta didik. 13) Guru memberikan penjelasan umum tentang keberhasilan dan kekurangan yang dilakukan peserta didik pada akhir jam praktek. 14) Guru memberikan penilaian terhadap hasil praktek peserta didik. Setiap laboratorium memerlukan satu tenaga pembantu laboratorium atau teknisi laboratorium, untuk membantu guru dalam proses pembelajaran di laboratorium. Orang yang membantu di laboratorium disebut teknisi laboratorium
38
dan asisten laboratorium atau laboran, yang dikemukakan oleh Nyoman Kartiasa (2006:35). Teknisi laboratorium (tool man) adalah orang yang memiliki pendidikam jurusan sains, biologi, tata boga, tata busana dan jurusan bidang ilmu tertentu lainnya selama 1, 2, dan 3 tahun (diploma 1, 2, dan 3) dalam pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membantu guru melakukan pekerjaan di laboratorium, termasuk mereparasi sampai tingkat kesukaran tertentu. Ia harus memahami azas kerja berbagai jenis alat sehingga dapat melakukan perbaikan-perbaikan terbatas terhadap beberapa jenis alat-alat laboratorium, khususnya pada laboratorium tata busana. Asisten laboratorium atau laboran adalah orang yang berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) jurusan sains dan matematika, tata busana, tata boga dan jurusan ilmu tertentu lainnya yang memperolah keahlian dan keterampilan melalui magang di sekolah yang menggunakan tenaganya. Jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan oleh seorang teknisi laboratorium dan laboran dapat meliputi pekerjaan-pekerjaan berikut : 1)
Menyiapkan alat-alat untuk percobaan peserta didik dan demonstrasi oleh guru atau oleh peserta didik.
2)
Memelihara alat-alat dan memeriksa jumlah alat-alat dan bahan
3)
Memasang dan membongkar alat-alat yang perlu di bongkar dan di pasang.
4)
Menyiapkan larutan pelumas mesin, apabila dalam praktikum membutuhkan.
5)
Membantu guru di dalam laboratorium
39
6)
Memeriksa keadaan alat-alat dan memisahkan alat-alat yang baik dan rusak dan melaporkan keadaan seperti itu kepada penanggung jawab laboratorium.
7)
Memperbaiki alat-alat sampai tingkat kesulitan tertentu dan membuat alatalat sederhana yang dapat dibuat menggunakan perkakas yang tersedia di bengkel atau di laboratorium
8)
Memeriksa ketersediaan bahan-bahan habis pakai dan mengusulkan pengadaannya atau pembeliannya, jika dipandang perlu.
9)
Mengadministrasikan alat dan bahan yaitu mencatat penerimaan dan pengeluaran alat.
10) Menangani pengumpulan laporan. 11) Memberikan laporan ringkasan kehadiran dan hasil penilaian laporan praktikum oleh asisten kepada dosen. 12) Membuat penjadwalan praktikum dengan melakukan koordinasi dengan laboran lainnya. 13) Merencanakan biaya pengeluaran biaya praktek Peserta didik sebagai praktikan di laboratorium. Praktikan adalah seseorang yang mengikuti praktek. Kinerja peserta didik di laboratorium yaitu: 1) Peserta didik hadir setiap kali ada praktek di laboratorium. 2) Peserta didik hadir tepaat waktu setiap praktek. 3)
Peserta didik mengikuti petunjuk dan contoh yang diberikan oleh guru dengan penuh konsentrasi dan kesungguhan.
4) Peserta didik mengerjakan tugas-tugas praktek yang diberikan guru.
40
5) Peserta didik bertanya dan menyelesaikan kesulitan yang dihadapi bersama guru. 6) Peserta didik memiliki lembaran tugas atau kerja dan format-format yang diberikan guru. 7)
Peserta didik mengerjakan tugas selesai tepat pada waktu yang telah ditentukan oleh guru. Selain pelaksana pembelajaran yang ada di laboratorium tata busana,
kegiatan yang ada di laboratorium tata busana adalah: 1) Proses pembelajaran. 2) Mengadakan pertemuan periodik untuk komunikasi antar guru, 3) Menjadwalkan penggunaan laboratorium, 4) Mengadakan pemeliharaan keadaan laboratorium secara keseluruhan, 5) Melakukan pemeliharaan preventif alat dan bahan, 6) Melakukan perbaikan alat yang rusak yang masih bisa diperbaiki di laboratorium, 7) Melakukan perbaikan dengan menggunakan jasa orang lain , 8) Mengidentifikasi alat dan bahan yang ada dalam keadaan rusak (tidak bekerja atau tidak dapat dipergunakan), agar pemakai dapat mengetahui lebih awal alat dan bahan yang siap dan tidak siap digunakan, 9) Mengadministrasi (mencatat) alat dan bahan untuk mengetahui jumlah alat yang ada, yang masih baik dan yang rusak, 10) Mengadministrasi uang untuk keperluan sehari-hari kegiatan pembelajaran ( jika laboratorium mempunyai dana tersendiri),
41
11) Mengadakan atau membeli alat yang diperlukan, 12) Membuat alat yang dibuat sendiri dengan alat dan bahan yang ada di sekolah, yang dapat dibuat sendiri oleh guru atau oleh peserta didik , 13) Menerima dan memeriksa alat datang, 14) Melakukan langkah-langkah yang diperlukan agar kegiatan-kegiatan di laboratorium dapat berlangsung dengan aman dan terhindar dari kecelakaan, 15) Mencatat (dalam buku harian) kejadian-kejadian yang dianggap penting untuk dicatat, yaitu terjadinya kecelakaan, alat yang pecah, hilang atau rusak, diterimanya alat baru dan hal-hal lain yang dianggap penting. Semua kejadian dicatat dalam buku harian. Sebaiknya digunakan satu buku untuk satu laboratorium. Disarankan catatan harian tersebut berisi hal-hal sebagai berikut: 1) Tanggal dan waktu (jam) kejadian, 2) Uraian singkat jenis kegiatan, 3) Uraian singkat cara mengatasinya, jika uraian tersebut dianggap perlu, 4) Nama dan tanda tangan orang (orang-orang) yang menangani. Semua kegiatan yang disebut di atas, tentu harus ada penanggung jawabnya atau pelaksananya. Pembagian tugas tentulah dilakukan secara musyawarah seluruh staff yang terlibat dalam pendidikan tata busana. Dalam halhal tertentu tentu harus ada koordinasi dengan kepala sekolah agar keputusan yang diambil tidak bertentangan dengan kebijakan umum sekolah.
42
b. Penjadwalan Penggunaan Laboratorium Pada umumnya sekolah di Indonesia tidak memiliki jumlah ruang laboratorium yang cukup, sehingga setiap kelas/guru yang memerlukan laboratorium
untuk
pembelajaran
tidak
dapat
secara
bersama-sama
menggunakannya, oleh karena itu, diperlukan penjadwalan yang baik agar setiap kelas dapat menggunakannya secara bergantian. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun jadwal penggunakaan laboratorium tata busana ini, yaitu: 1)
Lamanya sekolah dibuka setiap hari sekolah (hari kerja). Dari sini dapat dihitung berapa jumlah jam yang dapat digunakan setiap minggu termasuk waktu senggang/jeda semester,
2) Banyaknya kelas yang memerlukan laboratorium, 3) Banyaknya jam pelajaran setaip minggu untuk setiap kelas yang menggunkan laboratorium, 4) Banyaknya pertemuan (sesi) untuk mata pelajaran tata busana, jika dalam satu minggu lebih dari 2 (dua) jam pelajaran maka guru biasanya guru memecahnya menjadi 2 (dua) pertemuan atau lebih, 5) Perlu adanya waktu senggang atau jeda bagi ruang laboratorium ketika pergantian jam pelajaran dari kelas per kelas. Sebab, petugas laboratorium perlu menyiapkan peralatan dan alat yang digunakan. Kecuali kelas yang menggunakan laboratorium tersebut sama atau paralel, maka petugas tidak perlu menyiapkan peralatan kembali karena peralatan yang akan digunakan oleh kelas berikutnya sama,
43
6) Pada jadwal pelajaran (jadwal umum) pada hari yang sama diusahakan agar tidak ada 2 (dua) kelas yang menggunakan laboratorium dalam periode yang sama. Karena jika hal itu terjadi maka akan ada satu kelas ynag tidak kebagian menggunakan laboratorium kecuali jika tersedia lebih dari satu ruang laboratorium yang sejenis. 7) Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas maka penyusunan jadwal penggunaan laboratorium akan lebih mudah. Tugas membuat jadwal penggunaan laboratorium dapat diserahkan kepada seorang guru atau lebih dari seorang guru. Guru yang diberi tugas membuat jadwal penggunaan laboratorium tersebut harus juga terlibat dalam penyusunan jadwal secara umum agar dapat mengakomodasi pada pembuatan jadwal umum.
4.4. Strategi Optimalisasi Penggunaan Laboratorium Tata Busana Guna lebih mengoptimalkan pengelolaan laboratorium tata busana perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1)
Letak Bangunan Laboratorium Tata Busana Laboratorium hendaknya terletak terpisah dari ruangan untuk pelajaran
teori, sehingga pada waktu pelajaran teori, peserta didik tidak terganggu oleh kebisingan dari ruang laboratorium, atau sebaliknya apabila proses pembelajaran dilakukan di ruangan laboratorium suara dari luar ruangan laboratorium tidak mengganggu proses pembelajaran di laboratorium. Apabila tidak memungkinkan jalan keluar yang dapat dilakukan yaitu dengan mempergunakan bahan pelapis dinding yang kedap suara. Sebagai pelengkap ruangan yang perlu diperhatikan
44
sebaiknya tersedia ruang gudang dan kamar kecil, sehingga akan menghemat pemakaian waktu dan tenaga siswa. 2)
Luas laboratorium Tata Busana Luas laboratorium hendaknya disesuaikan dengan jumlah siswa dan jenis
kegiatan. Luas ruangan yang dapat dipergunakan sebagai pedoman untuk laboratorium tata busana seperti yang ada dalam Modul Perkuliahan Stategi Belajar
Mengajar,
(2005:58).
Luas
laboratorium
tata
busana
adalah
3,21 m²/peserta didik. Ukuran tersebut diperoleh dengan memperhatikan ukuran tubuh peserta didik, sikap berdiri dan duduk pada waktu bekerja, ukuran meja, kursi, lemari dan tempat penyimpanan yang lain dan jarak antara satu meja kerja dengan meja kerja yang lain. Efisiensi pengaturan alat-alat perlengkapan harus diperhatikan juga karena merupakan faktor yang paling penting sehingga memungkinkan guru dan para siswa dapat bekerja dengan hasil maksimum, peralatan yang digunakan untuk praktek keterampilan tata busana dalam keadaan baik dan siap pakai atau tidak dalam keadaan rusak. Di bawah ini adalah contoh jarak antara meja kerja dengan aktifitas peserta didik di laboratorium.
Gambar 2.5. Jarak antara meja kerja denga aktivitas peserta didik Sumber : Eva B Gonjales. (1968:14) dalam Yuni Astianingsih. (1998)
45
3)
Kebersihan dan Kesehatan Usahakan laboratorium selalu dalam keadaan bersih dan rapih, untuk
mencapai kebersihan harus diperhatikan pemeliharaan ventilasi supaya keadaan dalam ruangan tetap nyaman. Sumber air harus memenuhi syarat kesehatan. Saluran air bersih dan kotor harus diperhatikan. Tempat sampah dan proses pembuangannya harus terjaga kesehatannya. Penerangan dan cahaya harus cukup terang, sehingga peserta didik dapat bekerja dengan baik dan nyaman serta proses pembelajaran keterampilan tata busana di laboratorium dapat berjalan dengan lancar. 4)
Keamanan dan kebebasan Supaya peserta didik dapat bekerja dengan aman, lantai laboratorium
sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak licin dan tahan noda serta rata, misalnya dari teraso kasar. Apabila laboratorium menggunakan alat-alat listrik, hendaknya diperhatikan instalasi listrik terletak pada tempat yang tidak membahayakan. Peralatan laboratorium diletakkan dengan baik tidak mengganggu lalu lintas, memberi kesan teratur, aman dan menyenangkan, sehingga akan menjamin keamanan bagi instrumen, alat-alat perlengkapan, dan bahan-bahan cadangan yang sangat penting bagi laboratorium. 5)
Keindahan Ruangan laboratorium tetap dituntut segi keindahan dari ruangannya,
mulai dari pemilihan warna cat tembok dan aksesoris ruangan seperti meja, kursi, gorden, lemari dan rak buku atau peralatan laboratorium, sehingga akan memberikan suasana pandangan yang menyenangkan dan dapat memberikan
46
dorongan untuk belajar peserta didik. Keindahan ruangan laboratorium bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan secara psikis saja, tetapi memenuhi kebutuhan psikologi
peserta
didik
yaitu
memberikan
kesan
teratur,
aman,
dan
menyenangkan, sehingga proses pembelajaran tata busana tidak membuat anak bosan dan terus semangat untuk menggali kreatifan peserta didik. 6)
Fasilitas laboratorium Fasilitas laboratorium sangat dibutuhkan untuk kelancaran proses
pembelajaran di laboratorium. Fasilitas laboratorium terdiri atas sebagai berikut : a) Perabot yang terdiri atas meja, kursi, bangku, rak, alat (mesin jahit, mesin obras dan mesin neci) dan bahan-bahan praktikum. b) Perkakas yang terdiri dari gunting, penggaris, obeng, pengepres (setrika), dan alat penunjang menjahit. c) Alat peraga yang terdiri dari atas model bagan, buku, gambar, paspop, dan patung orang d) Kotak obat, lengkap dengan obat-obat yang lazim dibutuhkan misalnya ada peserta didik yang mengalami kecelakaan dalam bekerja di laboratorium. e) Alat pemadam kebakaran yang dipergunakan apabila terjadi kebakaran. 7)
Pemahaman Tentang Penggunaan Alat Laboratorium Penggunaan alat laboratorium memerlukan pemahaman-pemahaman yang
dapat mendukung kelancaran proses pembelajaran praktikum di laboratorium. Pemahaman tantang penggunaan alat laboratorium yaitu : a) Menguasai nama alat b) Mengetahui kegunaan nama alat
47
c) Mengetahui spesifikasi alat d) Mengetahui toleransi alat Ciri-ciri laboratorium yang optimal penggunaannya adalah: a) Efisiensi pemakaian ruangan berkisar antara 60% - 80%. b) Program kerja ruangan terlaksana secara tuntas. c) Pengelola dan staf ruangan atau laboratorium mendapat kepuasan yang optimal.